• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI MASJID RAYA AL-MASHUN SEBAGAI DAYA TARIK WISATAWAN ASING KE KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FUNGSI MASJID RAYA AL-MASHUN SEBAGAI DAYA TARIK WISATAWAN ASING KE KOTA MEDAN."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kasih dan karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Fungsi Masjid Raya Al – Mashun sebagai Daya Tarik Wisatawab Asing Ke

Kota Medan”. Dan tidak lupa penulis sampaikan sholawat dan beriringkan salam keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah. Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian data, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kririk dan saran serta sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari banyak kendala dan tantangan dalam penulisan skripsi ini, tetapi atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

• Bapak Prof. Ibnu Hajar, M. Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

beserta para stafnya.

• Bapak Drs. Restu, selaku Dekan FIS beserta stafnya.

(5)

• Bapak Drs. Ponirin M, Si Selaku Dosem Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

• Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah

• Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS sebagai Dosen Pembimbing Akademik

dan sekaligus Dosen penguji yang banyak memberi masukan dan saran kepada penulis.

• Bapak Yushar Tanjung, M.Si selaku Dosen penguji yang banyak memberi

masukan dan saran kepada penulis.

• Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah beserta stafnya.

• Yang sangat saya sayangi dan saya cintai Ayahanda Saya Surya Abdi dan

Ibunda Saya Yusmaida, yang telah mendoakan, memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

• Kepala BALITBANG Beserta Staf • Kantor Camat Medan Kota Beserta staf

• Yang saya sayangi dan saya cintai Kakak saya Fauziah Hafni, Abang saya

Deni Zulhaira, adik saya Windi Nadira, yang telah memberikan dukungan dan semangat serta do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. • Yang spesial Ajarul Aswadh beserta keluarga yang selalu memberi

(6)

• Seluruh teman mahasiswa Jurusan Pendidkan Sejarah Stambuk 2008, yang

tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

• Sahabat – sahabat saya yang saya sanyangi : Lia Andryani, Eka

Purnamasari, Nurhayati, Nur Evianti, Retno Pratini, yang menjadi sahabat berjuang mengerjakan skripsi ini dan selalu mengisi hari-hari penulis dengan begitu indah selama menjalani kuliah.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan – kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala keterbukaan maka penulis menerima kritik dan saran bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Medan Agustus 2012

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI……… i

DAFTAR TABEL……… iv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasai Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kerangka Konseptual ... 7

1.1 Pengertian Masjid ... 7

B.Kerangka Teori ... 11

2.1 Pengertian Fungsi ... 11

2.2 Pengertian Wisatawan ... 12

2.3 Pengertian Bangunan Bersejarah ... 15

C.Kerangka Berfikir ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metodologi Penelitian ... 24

B.Lokasi Penelitian ... 24

(8)

D.Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ... 26

E. Teknik Analisa Data ... 27

BAB IV PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota………… ... 28

1.1 Sejarah Kota Medan……… ... 28

1.2 Aspek Geografis kecamatan Medan Kota…….. ... 32

1.3 Aspek Demografi Kecamatan Medan Kota…….. ... 33

1.4 Aspek Pendidikan Dan Agama………. ... 35

1.5 Bubur Pedas Masjid Raya Medan Tak Lekang Dimakan Zaman... 48

1.6 Minat Masyarakat Meningkat ... 50

1.7 Cara Membuat Bubur Pedas ... 51

(9)

1.7.2 Cara Mengolah bumbu Bubur Pedas Bagian I ... 52

1.7.3 Bumbu Bubur Pedas Bagian II ... 52

1.7.4 Cara Mengolah Bumbu Bubur Pedas Bagian II .... 52

1.7.5 Bumbu Bubur Pedas Bagian III ... 53

1.7.6 Cara Mengolah Bumbu Bubur Pedas Bagian III ... 53

1.7.7 Cara Mengolah Semua Bumbu Bubur Pedas Bagian I-II ... 53

1.7.8 Bahan Campuran Bubur Pedas ... 54

1.7.9 Cara Membuat Bubur Pedas ... 54

1.7.10 Bahan Membuat Anyang ... 55

1.7.11 Cara Menghidangkan ... 56

5. Daya Tarik Masjid raya Al-Mashun……….. 58

6. Fungsi Masjid Raya Al-Mashun……… 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 61

A.Kesimpulan………. ... 61

B.Saran ……… ... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masjid Raya Al-Mashun didirikan pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1909.Secara keseluruhan biaya pembangunan masjid ditanggung sendiri oleh Sultan Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut keterangan Raja Muda, Ketua Takmir Masjid Raya Al-Mashun, pembangunan menghabiskan dana sebesar satu juta gulden Belanda. Masjid Raya Al-Mashun ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Islam di Medan ketika itu karena masjid ini sangat megah di zamannya.Islam di wilayah Nusantara ini masih dijajah bangsa asing. Hingga kini, Masjid Al-Mashun tetap menjadi kebanggaan terutama di kota Medan.

Al-Mashun yang berarti ‘dipelihara’, sesuai namanya hingga kini masih terpelihara dan terawat dengan baik.Tidak heran, karena masjid ini di masa silam merupakan Masjid Negara pada masa jayanya Kesultanan Melayu Deli, yang pada saat ini masuk dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara.Tidak jauh dari Masjid Raya Al-Mashun, kita dapat menyaksikan Istana Maimoon, tempat kediaman Sultan Deli.Sudah satu abad lebih Mesjid Raya Al Maksun berdiri kokoh di tengah-tengah kota Medan.

(11)

Azmi Perkasa Alamsyah XII yang menjadi penguasa Istana Maimoon pada saat ini. Menurut Ketua Umum MUI Medan, K.H. Abd. Aziz Usman yang ikut memberikan penjelasan, dengan berdirinya Masjid Raya Al-Mashun maka terbentuklah sebuah pemukiman baru yang sekarang dikenal dengan nama Kota Maksum, yang letaknya persis di sebelah Masjid Raya Al-Mashun. Berdasarkan catatan sejarah, Kota Maksum tempo dulu merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Deli.

Sejak dibangun sampai saat ini, Masjid Raya Al Mashun belum pernah direnovasi atau dipugar. Menurut salah seorang pengelola masjid, Pemerintah Daerah Sumatra Utara pernah merencanakan renovasi bagian-bagian Masjid Raya Al-Mashun yang telah rusak dimakan usia dan perluasan agar dapat menampung jamaah lebih banyak. Namun karena ditentang oleh banyak kalangan yang khawatir nilai-nilai seni dari gaya arsitektur asli bangunan ini hilang, akhirnya pemerintah daerah hanya menambah sarana penunjang Masjid, seperti penambahan tempat wudhu wanita (1980), tanpa mengotak-atik bangunan utamanya. Itulah sebabnya, bangunan masjid tua ini masih tetap utuh seperti bentuk aslinya ketika dibangun lebih dari seabad silam.

(12)

Puluhan wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Masjid Raya Al-Mashun Medan selama Ramadan 1430 Hijriah. Biasanya hanya tiga atau lima wisman yang datang setiap hari, tetapi selama Ramadan meningkat hingga puluhan orang asing setiap hari.Wisman yang datang itu berasal dari Amerika, Australia, Belanda, Kanada, Italia, Inggris, Malaysia, Brunei Darussalam, Uzbekistan, Jerman, Spanyol dan Slovenia. Dari data pengurus Masjid Raya, tercatat tanggal 22 Agustus 2009 hingga kini jumlah wisman yang datang berjumlah mencapai 50 orang dan akan terus bertambah saat menjelang Lebaran nanti.

Wisatawan asing itu umumnya melihat bentuk bangunan atau arsitek Masjid Raya yang dibangun pada tahun 1906 itu, kemudian mereka juga berziarah ke makam Sultan Deli dan yang paling menarik dari Masjid raya Mashun ini adanya Al-qur’an terbesar yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara mengunjungi Masjid Raya Al-Mashun tersebut. Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini memang bukan sekadar bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini. Masjid ini dirancang seluas 18.000 meter persegi yang dapat menampung sekitar 1.500 orang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad ke-18.

(13)

serupa tidak ada di negaranya, karena itu Masjid Raya masuk dalam agenda kunjungan wisata internasional.Setiap pada bulan Ramadan, suasana di Masjid menjadi jauh lebih semarak dibanding hari-hari biasa.Kegiatan ibadah tidak hanya berlangsung siang hari, melainkan juga malam hari hingga menjelang waktu sahur.Waktu siang diisi dengan kegiatan muzakarah, diskusi tentang hukum sya'ri Islam, ceramah Ramadan, dan berbagai kegiatan pengkajian Islam lainnya.Sehingga semakin banyak juga wisatawan mancanegara mengunjungi Masjid Raya Al-Mashun tersebut.

Berdasarkan dari hasil uraian di atas, ada persoalan yang menarik menjadi perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian di Kota Medan dengan judul penelitian “Fungsi Masjid Raya Al-Mashun Sebagai Daya Tarik Wisatawan Asing Ke Kota Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dikemukakan di latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Sejarah berdirinya Masjid raya al-Mashun ke kota Medan. 2. Ciri Khas Masjid Raya al-Mashun ke kota Medan.

3. Daya tarik Masjid Raya al-Mashun terhadap Wisatawan asing ke kota Medan. 4. Fungsi Masjid Raya Al-Mashun bagi wisatawan asing ke kota Medan.

(14)

6. Alasan Wisatawan asing ke kota Medan mengunjungi Masjid Raya Al-Mashun ke kota Medan.

7. Alasan Masjid Raya Al-Mashun dikatakan sebagai objek wisata. 8. Warisan kebudayaan yang ada pada di Masjid Raya Al-Mashun

C. Pembatasan Masalah

Karena luasnya masalah yang harus diteliti, maka perlu kiranya membatasi permaslahan penelitian ini, yaitu : Peranan Masjid Raya Al-Mashun Sebagai Daya Tarik Wisatawan asing ke Kota Medan.

D. Perumusan Masalah

Untuk lebih mendekatkan pada tujuan Penulis dan mempermudah pembahasan, maka dirumuskan masalahnya. Oleh karena itu yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Raya Al-Mashun di kota Medan. 2. Bagaimana arsitektur Masjid Raya Al-Mashun di kota Medan.

3. Mengapa Masjid Raya Al-Mashun dapat menjadi daya tarik wisatawan Asing ke kota Medan.

(15)

E. Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian ini adalah ;

1. Untuk Mengetahui sejarah berdirinya Masjid Raya Al-Mashun di kota Medan. 2. Untuk mengetahui arsitektur Masjid Raya A-Mashun di kota Medan.

3. Untuk mengetahui alasan Masjid Raya Al-Mashun sebagai daya tarik wisatawan Asing ke kota Medan.

4. Untuk mengetahui warisan budaya yang ada pada di Masjid Raya Al-Mashun 5. Untuk mengetahui fungsi Masjid Raya Al –Mashun di Kota Medan

F. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah wawasan pengetahuan peneliti tentang peran Masjid Raya al-Mashun sebagai daya tarik wisatawan asing ke kota Medan.

2. Untuk memperkenalkan Masjid Raya Al-Mashun kepada wisatawan Asing ke kota Medan.

3. Memberikan inspirasi dan sebagai bahan bandingan yang ingin meneliti masalah yang berkaitan dengan topik yang sama.

(16)

1

BAB V

KASIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka sdiperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Masjid Raya Al – Mashun Medan merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan Sultan Deli dan masih dipergunakan masyarakat muslim untuk sholat setiap hari. Masjid raya Al – Mashun yang berjarak 200 Meter dari Istana Maimoen dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Ma’moen Al-Rasjid Perkasa Alamsyah dan dipergunakan pertama kali pada tanggal 19 September 1909.

2. Selain menjadi pusat ibadah kaum muslimin kota Medan, Masjid Raya Al-Mashun ini juga menjadi obyek wisata yang selalu ramai dikunjungi turis domestik (lokal) maupun turis mancanegara.

3. Hingga kini, Masjid Al-Mashun tetap menjadi kebanggaan terutama di kota Medan.Secara khusus, Masjid Raya Al-Mashun tidak pernah mengalami perubahan karena Masjid ini terrnasuk situs bersejarah yang dilindungi undang-undang.

4. Masjid Raya Al – Mashun mempu yai beberapa fungsi yang penting terhadap perkembangan Islam di kota Medan. Adapun fungsi Raya Al – Mashun terhaddap Perkembangan Islam pada masa pemerintahan Sultan Al-Ma’moen Al-Rasyid Pekasa Alamsyah yaitu :

(17)

2

a. Masjid sebagai saran peribadatan b. Masjid sebagai pembinaan masyarakat

c. Masjid sebagai sarana pembinaan social dan budaya.

B. Saran

Berkaitan dengan tema dan topik penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran, yaitu :

1. Masyarakat Kota Medan khususnya maupun masyarakat lain pada umumnya, hemdaknya mengetahui sejarah dan fungsi MAsjid Raya Al – Mashun

2. Disarankan agar pengelolaan dan perawatan Masjid Raya Al – Mashun harus terprogram lebih baik lagi. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan menjaga situs bersejarah di Kota Medan

3. Disarankan kepada seluruh masyarakat Kota Medan, untuk turut berperan serta dalam upaya menjaga kelestarian MAsjid Raya Al – Mashun

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Meuraxa, Dada, 1975. Sejarah Hari Jadinya Kota Medan 1 Juli 1590. Medan : “Sasterawan” Samping Kiri Dalam Stasiun Bus Teladan.

2. Sinar, Tengku Lukman. 2005. Sejarah MEDAN Tempoe Doloe. Medan : Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu.

3. Sjamsudin, Helius, 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

4. Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan : Bima Media Perintis.

5. Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

6. Gazalba, Sidi. 1983. Masjid, Pusat Ibadat dan Kebudayaan. Jakarta : Pustaka Antara

7. Soekmono, R. 1981.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius

8. Kartodirdjo, Sartono, dkk. 1976. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Departemen Pendidikan ddan Kebudayaan.

9. Harian analisa, senin 8 Agustus 2011

10.Abdullah, Supriyanto. 2003. Peran dan fungsi Masjid. Yogyakarta: Cahaya Hikmah

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang terlihat pada grafik perbandingan kandungan harmonik arus (THDi) antara kondisi beban seimbang dan tak seimbang pada Gambar 5 di atas, dapat dilihat

JUDUL : STRATEGI REVITALISASI KB PERLU DIRUMUSKAN MEDIA : BERNAS JOGJA. TANGGAL : 27

STIGMA SOSIAL TERHADAP IBU RUMAH TANGGA PENYALAHGUNA NARKOBA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANJUNG GUSTA

[r]

Hendro Gunawan, MA

Sistem ini digunakan untuk mengurusi administrasi tunjangan biaya kesehatan yang ditanggung oleh perusahaan jika ada karyawan yang sakit dan kemudian berobat di rumah sakit atau

Hendro Gunawan, MA

Oleh sebab itu, perpustakaan memerlukan katalog yang bisa memudahkan peminjam buku sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam memilih dan mencari buku yang diinginkan