• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rebranding dan Promosi Indonesian Bamboo Community Melalui Perancangan Media Komunikasi Visual.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rebranding dan Promosi Indonesian Bamboo Community Melalui Perancangan Media Komunikasi Visual."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam kebutuhan, dari akar hingga daunnya sebagai keperluan hidup baik

untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, kerajinan, kesenian, alat musik dan

bahan makanan, akan tetapi pemanfaatan bambu itu sendiri masih belum maksimal.

Pemanfaatan bambu yang dilakukan salah satu komunitas bambu di Bandung

bernama Indonesian Bamboo Community dengan membuat alat-alat musik modern

yang berbahan dasar bambu. Dalam pemanfaatan bambu tersebut terdapat adanya

bentuk alkuturasi antara seni modern dan seni tradisional melalui pemilihan alat

musik seperti gitar dan biola yang berbahan dasar bambu. Dengan pemanfaatan

bambu tersebut Indonesian Bamboo Community dapat menaikkan nilai bambu dan

membuat bambu lebih dihargai di masyarakat. Karena ini merupakan suatu hal baru

dan masyarakat Bandung belum mengetahui keberadaan Indonesian Bamboo

Community maka diperlukan suatu pengenalan melalui branding dan promosi

Indonesian Bamboo Community. Diharapkan setelah melakukan promosi ini,

Indonesian Bamboo Community dapat diketahui dengan baik keberadaanya dan

masyarakat menyadari bahwa bambu dapat dimanfaatkan menjadi produk yang lebih

bernilai.

Metode yang dipakai dalam adalah melakukan perubahan logo Indonesian

Bamboo Community agar menjadi lebih baik. Selain itu medai-media yang dipakai

dalam melakukan promosi adalah media cetak dan media sosial. Media cetak terdiri

dari poster, brosur, flyer, x-banner dengan gimmick sticker dan pin. Media sosial

terdiri dari website, facebook dan twitter.

(2)

viii ABSTRACT

Bamboo is one of the types of plants that can be used for various needs, from it’s roots and leaves as well for the purposes such as life of building materials, home furnishings, handicrafts, art, musical instruments and food ingredients, but however utilization of bamboo itself is not maximized. Utilization of bamboo by one of the community in Bandung called Indonesian Bamboo Community is by making a modern musical instruments made from bamboo. In the absence of the use of bamboo are interfusion form between modern art and traditional art through the selection of musical instruments such as guitars and violins made from bamboo. The utilization of Indonesian Bamboo Community can raise the value of bamboo and make bamboo more valued in society. Indonesian Bamboo Community is a new thing and people do not know the existence of Bandung Indonesian Bamboo Community, so we need to conduct rebranding and promotional through Indonesian Bamboo Community. It is expected that after this promotion, Indonesian Bamboo Community can be determined interms of its existence and the public can realize that bamboo

can be utilized as a more valuable product.

The method used is in the logo change of Indonesian Bamboo Community to make it better. Additionally used media in the promotion are printing and social media. Printing media consists of posters, brochures, flyers, x-banner with stickers and pins gimmick. Social media consists of a website, facebook and twitter.

(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN... vi

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA... vii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 4

1.3 Tujuan Perancangan... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 5

1.5 Skema Perancangan... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.3 Pengertian Branding... 7

2.3.1 Re-Branding... 9

2.4 Pengertian Logo... 10

2.4.1 Corporate Identity... 12

2.4.2 Guide Standard Manual... 13

(4)

x

2.5.1 Tujuan Promosi... 14

2.6 Pengertian Advertising... 17

2.6.1 Jenis-jenis Media Advertising... 18

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data Dan Fakta... 20

3.1.1 Lembaga Terkait... 20

3.1.2 Profil Perusahaan... 21

3.1.3 Sponsor... 23

3.1.3.1 Indonsia Kreatif... 23

3.1.4 Tinjauan Terhadap Proyek/Persoalan Sejenis... 24

3.1.4.1 Saung Angklung Udjo... 24

3.1.4.2 Indonesian Bamboo Community... 26

3.1.5 Data Hasil Wawancara... 28

A.Wawancara dengan Pendiri Indonesian Bamboo Community... 28

B. Wawancara dengan Ketua Pengurus IBC... 30

3.1.6 Kuesioner... 31

3.2 Analisis terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta... 35

3.2.1 Segmentasi, Targeting, Positioning... 35

3.2.2 SWOT dari Indonesian Bamboo Community... 36

BAB IV PEMECAHAN MASALAH... 37

4.1 Konsep Komunikasi... 37

4.1.1 Strategi Komunikasi dalam Promosi... 37

4.1.2 Creative Brief... 38

4.2 Konsep Kreatif... 40

4.2.1 Konsep Verbal... 40

(5)

xi

4.3 Konsep Media... 41

1. Corporate Media... 41

2. Poster... 41

3. Seragam... 41

4. Flyer dan Brochure... 42

5. X-Banner... 42

6. Event... 42

7. Graphic Standard Manual ( GSM ) ... 42

8. Gimmick... 42

9. Media Sosial : Facebook... 42

4.4 Hasil Karya... 43

4.4.1 Logo Indonesian Bamboo community... 43

1. Logo... 43

2. Logo Grid ... 44

3. Warna... 45

4. Warna Aplikasi... 45

5. Logo Scale... 46

6. Logo Do & Don’t... 47

7. Logotype... 47

4.4.2 Aplikasi Logo... 48

4.4.2.1 Stationery set... 48

1. Kartu Nama... 48

2. Kop Surat... 48

(6)

xii

4. Stempel... 49

4.4.2.2 Seragam Indonesian Bamboo Community... 50

4.4.2.3 Poster Serial... 51

a. Awarness... 51

b. Informing... 53

c. Reminding... 54

4.4.2.4 Flyer... 55

4.4.2.5 Website... 57

4.4.2.6 X-banner... 64

4.4.2.7 Gimmick... 65

4.5 Timeline Media Promosi... 66

4.6 Budgeting Media... 67

BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan... 69

5.2 Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA... 71

LAMPIRAN... 73

DATA PENULIS... 78

(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan Indonesian Bamboo Community... 6

Gambar 3.1 Logo Kementrian Perdagangan RI... 20

Gambar 3.2 Logo Indonesian Bamboo Community... 21

Gambar 3.3 Logo Indonesia Kreatif... 23

Gambar 3.4 Perubahan logo saung angklung udjo dari tahun ke tahun... 25

Gambar 3.5 Media promosi Saung Angklung Udjo... 25

Gambar 3.6 Brosur Saung Angklung Udjo... 26

Gambar 3.7 Brosur IBC... 27

Gambar 3.8 Brosur dari Kementrian Perdagangan RI... 27

Gambar 3.9 Buku Panduan acara di New Majesty Bandung... 27

Gambar 3.10 Flyer IBC... 28

Gambar 3. 11 Diagram Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin... 31

Gambar 3.12 Diagram Jumlah siswa yang mempelajari alat musik tradsional bambu ... 32

Gambar 3.13 Diagram Jumlah siswa yang menyukai mempelajari alat musik tradsional bambu ... 32

Gambar 3.14 Diagram Pendapat siswa tentang alat musik bambu ... 32

(8)

xiv

Gambar 3.16 Diagram Jumlah siswa mengetahui tentang komunitas

bambu... 33

Gambar 3.17 Diagram Minat siswa mengetahui tentang alat musik modern bambu... 33

Gambar 3.18 Diagram Jumlah siswa yang mahir memainkan alat musik tradisional... 34

Gambar 3.19 Diagram Jumlah siswa yang mahir memainkan alat musik modern ... 34

Gambar 3.20 Diagram minat siswa yang ingin mencoba memainkan alat musik modern... 34

Gambar 4.9 Logo IBC... 43

Gambar 4.10 Logo Grid... 44

Gambar 4.11 Warna Logo... 45

Gambar 4.12 Warna Aplikasi Logo... 46

Gambar 4.13 Logo Scale... 46

Gambar 4.14 Logo Do & Don’t... 47

Gambar 4.15 Logotype... 47

Gambar 4.16 Kartu Nama IBC... 48

Gambar 4.17 Kop Surat IBC... 48

Gambar 4.18 Amplop IBC... 49

Gambar 4.19 Stempel IBC... 49

Gambar 4.20 T-shirt... 50

Gambar 4.21 Poster Awarness 1... 52

(9)

xv

Gambar 4.23 Poster Informing 1... 53

Gambar 4.24 Poster Informing 2... 54

Gambar 4.25 Poster Reminding ... 55

Gambar 4.26 Brosur IBC... 56

Gambar 4.27 Flyer IBC ... 57

Gambar 4.28 Website Halaman Utama ... 58

Gambar 4.29 Website Halaman Tentang Sejarah IBC... 58

Gambar 4.30 Website Halaman Tentang Profile IBC... 59

Gambar 4.31 Website Halaman Tentang Karir IBC... 59

Gambar 4.32 Website Halaman Tentang Penghargaan IBC... 60

Gambar 4.33 Website Halaman Virageawie... 60

Gambar 4. 34 Website Halaman Virageawie ( Proses )... 61

Gambar 4.35 Website Halaman Virageawie ( Produk )... 61

Gambar 4.36 Website Halaman Tentang Kunjungi... 62

Gambar 4.37 Website Halaman Pendaftaran ( divisi )... 62

Gambar 4.38 Website Halaman Pendaftaran ( Formulir )... 63

Gambar 4.39 Website Halaman Pendaftaran ( Anggota )... 63

Gambar 4.40 X-banner IBC... 64

Gambar 4.41 Pengaplikasian X-banner IBC... 64

Gambar 4.42 Pin IBC... 65

(10)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Tinjauan Persoalan Sejenis... ... 26

Tabel 4. 1 Jadwal strategi promosi... 66

(11)

Universitas Kristen Maranatha|1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam kebutuhan, dari akar hingga daunnya sebagai keperluan hidup baik

untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, kerajinan, kesenian, alat musik dan

bahan makanan, akan tetapi pemanfaatan bambu itu sendiri masih belum maksimal,

hal tersebut sangatlah disayangkan, padahal begitu mudahnya tanaman bambu

tersebut dapat ditemukan dan di budidayakan kembali. Bambu juga merupakan salah

satu jenis tanaman yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia

tetapi bambu tidak mendapatkan perhatian khusus dalam penanganannya, hal ini

karena bambu belum menjadi prioritas pengembangan dikarenakan masyarakat

masih enggan menggunakan bambu sebagai bahan alternatif sebagai bahan dasar

kebutuhan sehari-hari.

Menurut Ir. Pon Sapriamulya Purajatnika seorang Arsitek sekaligus Ketua

dari Komunitas Cinta Bambu di Bandung, saat ini di dunia, China dan Jepang masih

menguasai. Dua negara itu, terutama China telah mampu membuat rekayasa genetika

untuk mengembangkan bambu yang lebih kuat untuk kebutuhan konstruksi. China

boleh disebut negara penghasil bambu dan Jepang bisa dibilang negara penghasil

kerajinan bambu tapi yang memiliki bambu adalah Indonesia. Jumlah bambu di

Indonesia ada 165 jenis, dari 2040 jenis bambu yang ada di dunia. Menurut Ir.Pon di

Indonesia pohon bambu yang sebesar jarum sampai sebesar paha orang dewasa pun

ada potensinya, mulai dari obat-obatan, untuk konstruksi, interior semuanya ada.

Walaupun masyarakat masih menganggap bambu sebagai bahan yang murah

dan terlihat tidak modern tetapi memanfaatkan bambu sebagai bahan dasar

pembuatan alat musik masih dapat diterima dengan baik oleh masyarakat misalnya

alat musik tradisional seperti angklung dan kolintang yang sudah dikenal hingga ke

mancanegara. Tetapi perlu kita ketahui bukan hanya alat musik tradisional saja yang

(12)

Universitas Kristen Maranatha|2 biola, bahkan saxophone pun dapat kita buat dengan bambu. Perlu kita ketahui

alat-alat musik modern tersebut diciptakan oleh seorang pecinta bambu di Indonesia

tepatnya di Bandung yang saat ini sudah memiliki komunitas yang bernama

Indonesia Bamboo Community ( IBC ) dari komunitas tersebut saat ini sudah menghasilkan beberapa alat musik modern dan beberapa kali diundang di berbagai

acara.

Alat Musik Bambu adalah bentuk kreatifitas yang tidak lepas dari

perkembangan jaman, ketika mereka berhasil menyulap rumpun bambu menjadi

sebuah alat musik berirama indah. Menurut Adang Muhidin, pendiri Indonesia

Bamboo Community “Bagaimana tidak? ketika imajinasi umat manusia terpenjara, mengubah bambu menjadi alat musik tiup dan pukul dapat menjadi keunikan

tersendiri.” Indonesian Bamboo Community (IBC) mampu membuat alat musik yang

terbuat dari bambu serta dikombinasikan dengan dawai kawat menjadi gitar bambu,

biola bambu, Contra Bass bambu, selain itu juga membuat perkusi bambu, terompet

bambu, clarinet bambu, saxophone bambu dan tidak lama lagi Indonesian Bamboo

Community (IBC) akan membuat piano bambu dan set drum bambu. Pada akhirnya di tangan kreativitas IBC, bambu tidak hanya berakhir menjadi pagar, tangga atau

jembatan darurat. Melalui sentuhan inovasi, bambu yang selama ini identik dengan

perabotan yang sederhana kini menjelma menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Hal ini patut diperhatikan, karena selain membuat alat musik modern yang

akhirnya dapat diterima oleh masyarakat, nilai bambu secara otomatis akan naik dan

bukan lagi dianggap bahan yang murah. Indonesia bisa jadi negara terkaya dunia

karena potensi yang dimiliki besar. Hanya kelemahannya, masyarakat saat ini masih

terpaku dalam pola pikir yang sederhana. Padahal dengan sedikit imajinasi saja dapat

mengubah suatu yang biasa menjadi luar biasa. Dengan menjadikan bambu sebagai

bahan dasar utama pembuatan alat musik sekaligus dapat meningkatkan nilai bambu

dimata masyarakat dan membuat bambu menjadi lebih bernilai melalui alat-alat

musik modern ini. Seperti Indonesia Bamboo Community harus kita dukung karena

komunitas yang berada di Bandung ini adalah satu-satunya yang menggunkan alat

musik bambu disetiap pementasannya yang nantinya akan menjadi orkestra bambu

(13)

Universitas Kristen Maranatha|3 Maka sebenarnya alat musik modern yang terbuat dari bambu ini dapat

menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia khususnya kota Bandung karena dapat

menciptakan alat musik modern dengan bahan yang tradisinoal tetapi dengan

kualitas yang tidak kalah dengan alat musik modern biasanya. Selama grup musik

bambu ini berdiri banyak negara luar yang sangat antusias dengan mereka bahkan

ingin sekali memiliki alat musik modern bambu yang mereka mainkan, tetapi

menurut Bapak Adang Muhidin, warga Bandung sendiri yang kurang antusias dan

belum mengetahui keberadaan Indonesia Bamboo Community ( IBC ). Selain itu,

penyebaran melalui media massa mengenai IBC dan alat-alat musik modern

bambunya di Bandung dalam bentuk visual yang menarik pun masih terbatas.

Bayangkan jika karena kita tidak tahu keberadaan alat musik modern bambu,

masyarakat Indonesia bisa saja membeli produk yang berasal dari tanah air sendiri di

luar negri. Oleh karena itu, penyebaran tentang keberadaan Indonesian Bamboo

Community (IBC) dan alat-alat musik modern bambu sangat diperlukan.

Kaitan topik ini dengan ilmu DKV adalah Indonesian Bamboo Community

asal Bandung ini belum memiliki identitas komunitas yang belum jelas seperti logo

dari IBC sendiri yang menurut Bapak Adang Muhidin hanya mengambil gambar saja

dari internet, padahal pada era modern seperti sekarang, fungsi logo sebagai identitas

sangat penting mencerminkan komunitas tersebut agar terlihat menarik. Juga media

promosi yang digunakan masih terbatas, hanya menggunakan brosur, website, dan

spanduk yang dipasang didepan basecamp IBC. Sehingga masyarakat khususnya di

kota Bandung masih banyak yang belum mengetahui tentang keberadaan alat-alat

musik modern bambu yang diproduksi oleh Indonesia Bamboo Community (IBC)

asal Bandung tersebut.

Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah brand dengan melakukan branding,

membuat Indonesian Bamboo Community (IBC) dengan identitas yang lebih jelas,

logo yang menarik dan mempromosikan kepada masyarakat khusunya kota Bandung

melalui perencanaan media advertising yang efektif. Selain itu adapun hal menarik

lain adalah pada promosi ini akan diperkenalkan alat-alat musik modern bambu apa

saja yang telah dibuat oleh IBC. Hal yang paling penting dalam promosi ini adalah

(14)

Universitas Kristen Maranatha|4 sebuah komunitas bambu yang dapat menciptakan berbagai alat-alat musik modern

yang terbuat dari bambu sekaligus melahirkan grup musik bambu tersebut.

Dari permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat

Bandung yang tidak tahu akan Indonesia Bamboo Community (IBC) dikarenakan

identitas yang belum jelas dan media promosi yang kurang, diharapkan masyarakat

kota Bandung dapat mengetahui keberadaan Indonesia Bamboo Community (IBC)

dan alat-alat musik modern bambunya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada

ialah sebagai berikut :

a. Bagaimana merancang rebranding Indonesian Bamboo Community (IBC)

yang menarik baik kepada masyarakat Bandung ?

b. Bagaimana merancang strategi promosi dari brand Indonesian Bamboo

Community ( IBC ) yang telah dirancang melalui media yang efektif ?

1.3 Tujuan Perancangan

Dari permasalahan di atas, maka tujuan dari perancangan tugas akhir ini

ialah :

a. Membuat identitas untuk memberikan suatu image atau citra yang baik

dimata masyarakat Bandung.

b. Membuat strategi promosi dengan pemilihan media yang tepat melalui

tahap pengenalan dan informasi produk, agar masyarakat Bandung dapat

(15)

Universitas Kristen Maranatha|5

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir

ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut :

1.4.1 Observasi

Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal yang

diperlukan guna mendukung penelitian yang dilakukan secara umum dimana

penulis mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Dalam hal ini

penulis melakukan observasi ke tempat latihan Indonesian Bamboo

Community saat bermain musik dan melihat pembuatan alat musik bambu di Cijerah, Bandung.

1.4.2 Wawancara

Wawancara atau interview adalah usaha pengumpulan informasi

dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber maupun langsung pada

objek penelitian itu sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan

informasi relevan, dan yang berkaitan dengan objek penelitian. Penulis

melakukan wawancara dengan ketua Komunitas Cinta Bambu yaitu Bapak Ir.

Pon Sapriamulya Purajatnika, wawancara dengan ketua Indonesia Bamboo

Community Bapak Adang Muhidin dan wawancara dengan anggota grup musik bambu yang berada di Indonesian Bamboo Community kota Bandung.

1.4.3 Kuisioner

Untuk Mengetahui respon dari masyarakat keberadaan komunitas

bambu di Bandung dan alat-alat musik modern bambu yang diproduksi serta

menentukan segmentasi pasar dan targeting.

1.4.4 Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka, studi didapat dari buku, arsip, majalah, jurnal,

koran dan internet yang mendukung perancangan tugas akhir penulis. Studi

(16)

Universitas Kristen Maranatha|6

1.5 Skema Perancangan

(17)

Universitas Kristen Maranatha | 69

BAB V

Penutup

4.1Simpulan

Berdasarkan data dan fakta yang didapat sebelumnya, mengenai

bambu yang tidak mendapatkan perhatian khusus dalam penanganannya,

hal ini karena bambu belum menjadi prioritas pengembangan dikarenakan

masyarakat masih enggan menggunakan bambu sebagai bahan alternatif

sebagai bahan dasar kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu hal yang perlu

dilakukan adalah membuat bambu agar mendapatkan perhatian khusus

melalui Indonesian Bamboo Community dengan cara mempromosikan

bambu melalui alat-alat musik modern yang diproduksi Indonesian

Bamboo Community. Tujuannya adalah agar masyarakat Bandung

khususnya mengetahui adanya Indonesian Bamboo Community sekaligus

mengetahui bahwa bambu tidak hanya dijadikan peralatan yang sederhana

namun bambu juga dapat dijadikan sesuatu yang unik dan bernilai seperti

yang dibuat oleh Indonesian Bamboo Community yaitu contohnya gitar

bambu, biola bambu dan saxophone bambu.

Ternyata melalui branding Indonesia Bamboo Community lebih

memiliki identitas yang jelas dan lebih terlihat konsistensinya. Selain itu

melalui media-media promosi yang digunakan dapat diharapkan dapat

memberikan informasi yang jelas dan dengan memberikan konsistensi

warna maupun grafis dapat memberikan image tersendiri untuk

(18)

Universitas Kristen Maranatha | 70

4.2Saran

Saran dari penulis untuk sesama desainer mengenai Indonesain

Bamboo Community adalah bila ingin melakukan promosi untuk IBC

dapat melakukan melalui teknik videografi. Teknik video dalam

melakukan promosi juga diperlukan. Selain itu dapat mempromosikan

alat-alat musik modern bambu yang Indonesian Bamboo Community

(19)

Universitas Kristen Maranatha | 71

DAFTAR PUSTAKA

Harjanto,Rudy,2009, Prinsip-Prinsip Periklanan, Jakarta, PT Gramedia Jakarta

John E. Kennedy, R. Dermawan Soemanagara, 2006, Marketing Communication:

Taktik dan Strategi, Jakarta, PT Bhuana Ilmu Populer

Rangkuti, Freddy, 2009, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated

Marketing Communication, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

Rustan, Surianto, 2009, Mendesain Logo, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

Jean-Noel Kapferer, 2000, Startegic Brand Management. India : New Delhi Kogan Page

Abdulaziz, Saleh, Alshebil, 2007, Consumer Perception of Rebranding The Case of

LogoChanges

Tjiptono, Fandy, 2001, Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi Ofset

Daly, A. and Moloney, D. 2004, Managing Corporate Rebranding, Irish Marketing

Review, Vol. 17

http://www.ahlidesain.com/desain-grafis-layout.html ( diakses pada tanggal 18

Februari 2014, jam 21.20 )

http://singcat.com/corporate-identity-dan-Fungsi-Standar-Manual-Logo.html

( diakses pada tanggal 21 Februari 2014, jam 18.35 )

http://angklungudjo.wordpress.com ( diakses pada tanggal 21 Februari 2014, jam

22.37 )

http://www.angklung-udjo.co.id/id/media/promo/ ( diakses pada tanggal 21 Februari

(20)

Universitas Kristen Maranatha | 72 https://www.academia.edu/4060441/Pengaruh_Perubahan_Elemen_Fisik_Brand_ter

hadap_Citra_Merek_Studi_pada_Konsumen_PT._Citilink_Indonesia_.Tbk_

( diunduh pada tanggal 21 Februari 2014, jam 00.18 )

http://www.kemendag.go.id ( diakses pada tanggal 23 Maret 2014 , jam 23:15 )

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan Indonesian Bamboo Community

Referensi

Dokumen terkait

Soal pemecahan masalah terdiri dari tes awal ( pre test) dan tes akhir ( posttest ) yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah

Menggunakan hasil fitting grafik hubungan konstanta pegas dengan panjang pegas pada Gambar 3 dapat ditentukan nilai modulus geser baja yang merupakan bahan pegas

Terstruktur ini memudahkan pembagian tugas, dimana peserta didik belajar melaksanakan tanggungjawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan

Oleh karena itu, perlu dicarikan atau dibangun model pendidikan karakter yang diadopsi dari kearifan lokal (local wisdom), sehingga dapat mempertahankan budaya

Hasil Penelitian menunjukkan Faktor umur (p=0,158), pendidikan (p=0,360) dan pekerjaan (p=0,543) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku pemberian ASI

Variabel jumlah anggota keluarga merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kemiskinan, karena jumlah anggota yang lebih besar akan menjadi beban

ini bertujuan untuk meningkatkan self-esteem dengan memberikan pelatihan pengenalan diri sehingga definisi operasionalnya mencakup: (1) self-esteem adalah penilaian

Untuk melihat masih sesuai atau tidaknya fungsi penanggalan Bali untuk pola tanam pertanian jika dikaitkan dengan curah hujan yang terjadi, tentu dapat dilihat