vii
ABSTRAK
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam kebutuhan, dari akar hingga daunnya sebagai keperluan hidup baik
untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, kerajinan, kesenian, alat musik dan
bahan makanan, akan tetapi pemanfaatan bambu itu sendiri masih belum maksimal.
Pemanfaatan bambu yang dilakukan salah satu komunitas bambu di Bandung
bernama Indonesian Bamboo Community dengan membuat alat-alat musik modern
yang berbahan dasar bambu. Dalam pemanfaatan bambu tersebut terdapat adanya
bentuk alkuturasi antara seni modern dan seni tradisional melalui pemilihan alat
musik seperti gitar dan biola yang berbahan dasar bambu. Dengan pemanfaatan
bambu tersebut Indonesian Bamboo Community dapat menaikkan nilai bambu dan
membuat bambu lebih dihargai di masyarakat. Karena ini merupakan suatu hal baru
dan masyarakat Bandung belum mengetahui keberadaan Indonesian Bamboo
Community maka diperlukan suatu pengenalan melalui branding dan promosi
Indonesian Bamboo Community. Diharapkan setelah melakukan promosi ini,
Indonesian Bamboo Community dapat diketahui dengan baik keberadaanya dan
masyarakat menyadari bahwa bambu dapat dimanfaatkan menjadi produk yang lebih
bernilai.
Metode yang dipakai dalam adalah melakukan perubahan logo Indonesian
Bamboo Community agar menjadi lebih baik. Selain itu medai-media yang dipakai
dalam melakukan promosi adalah media cetak dan media sosial. Media cetak terdiri
dari poster, brosur, flyer, x-banner dengan gimmick sticker dan pin. Media sosial
terdiri dari website, facebook dan twitter.
viii ABSTRACT
Bamboo is one of the types of plants that can be used for various needs, from it’s roots and leaves as well for the purposes such as life of building materials, home furnishings, handicrafts, art, musical instruments and food ingredients, but however utilization of bamboo itself is not maximized. Utilization of bamboo by one of the community in Bandung called Indonesian Bamboo Community is by making a modern musical instruments made from bamboo. In the absence of the use of bamboo are interfusion form between modern art and traditional art through the selection of musical instruments such as guitars and violins made from bamboo. The utilization of Indonesian Bamboo Community can raise the value of bamboo and make bamboo more valued in society. Indonesian Bamboo Community is a new thing and people do not know the existence of Bandung Indonesian Bamboo Community, so we need to conduct rebranding and promotional through Indonesian Bamboo Community. It is expected that after this promotion, Indonesian Bamboo Community can be determined interms of its existence and the public can realize that bamboo
can be utilized as a more valuable product.
The method used is in the logo change of Indonesian Bamboo Community to make it better. Additionally used media in the promotion are printing and social media. Printing media consists of posters, brochures, flyers, x-banner with stickers and pins gimmick. Social media consists of a website, facebook and twitter.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN... vi
KATA PENGANTAR... v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA... vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR TABEL... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 4
1.3 Tujuan Perancangan... 4
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 5
1.5 Skema Perancangan... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.3 Pengertian Branding... 7
2.3.1 Re-Branding... 9
2.4 Pengertian Logo... 10
2.4.1 Corporate Identity... 12
2.4.2 Guide Standard Manual... 13
x
2.5.1 Tujuan Promosi... 14
2.6 Pengertian Advertising... 17
2.6.1 Jenis-jenis Media Advertising... 18
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data Dan Fakta... 20
3.1.1 Lembaga Terkait... 20
3.1.2 Profil Perusahaan... 21
3.1.3 Sponsor... 23
3.1.3.1 Indonsia Kreatif... 23
3.1.4 Tinjauan Terhadap Proyek/Persoalan Sejenis... 24
3.1.4.1 Saung Angklung Udjo... 24
3.1.4.2 Indonesian Bamboo Community... 26
3.1.5 Data Hasil Wawancara... 28
A.Wawancara dengan Pendiri Indonesian Bamboo Community... 28
B. Wawancara dengan Ketua Pengurus IBC... 30
3.1.6 Kuesioner... 31
3.2 Analisis terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta... 35
3.2.1 Segmentasi, Targeting, Positioning... 35
3.2.2 SWOT dari Indonesian Bamboo Community... 36
BAB IV PEMECAHAN MASALAH... 37
4.1 Konsep Komunikasi... 37
4.1.1 Strategi Komunikasi dalam Promosi... 37
4.1.2 Creative Brief... 38
4.2 Konsep Kreatif... 40
4.2.1 Konsep Verbal... 40
xi
4.3 Konsep Media... 41
1. Corporate Media... 41
2. Poster... 41
3. Seragam... 41
4. Flyer dan Brochure... 42
5. X-Banner... 42
6. Event... 42
7. Graphic Standard Manual ( GSM ) ... 42
8. Gimmick... 42
9. Media Sosial : Facebook... 42
4.4 Hasil Karya... 43
4.4.1 Logo Indonesian Bamboo community... 43
1. Logo... 43
2. Logo Grid ... 44
3. Warna... 45
4. Warna Aplikasi... 45
5. Logo Scale... 46
6. Logo Do & Don’t... 47
7. Logotype... 47
4.4.2 Aplikasi Logo... 48
4.4.2.1 Stationery set... 48
1. Kartu Nama... 48
2. Kop Surat... 48
xii
4. Stempel... 49
4.4.2.2 Seragam Indonesian Bamboo Community... 50
4.4.2.3 Poster Serial... 51
a. Awarness... 51
b. Informing... 53
c. Reminding... 54
4.4.2.4 Flyer... 55
4.4.2.5 Website... 57
4.4.2.6 X-banner... 64
4.4.2.7 Gimmick... 65
4.5 Timeline Media Promosi... 66
4.6 Budgeting Media... 67
BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan... 69
5.2 Saran... 70
DAFTAR PUSTAKA... 71
LAMPIRAN... 73
DATA PENULIS... 78
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Perancangan Indonesian Bamboo Community... 6
Gambar 3.1 Logo Kementrian Perdagangan RI... 20
Gambar 3.2 Logo Indonesian Bamboo Community... 21
Gambar 3.3 Logo Indonesia Kreatif... 23
Gambar 3.4 Perubahan logo saung angklung udjo dari tahun ke tahun... 25
Gambar 3.5 Media promosi Saung Angklung Udjo... 25
Gambar 3.6 Brosur Saung Angklung Udjo... 26
Gambar 3.7 Brosur IBC... 27
Gambar 3.8 Brosur dari Kementrian Perdagangan RI... 27
Gambar 3.9 Buku Panduan acara di New Majesty Bandung... 27
Gambar 3.10 Flyer IBC... 28
Gambar 3. 11 Diagram Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin... 31
Gambar 3.12 Diagram Jumlah siswa yang mempelajari alat musik tradsional bambu ... 32
Gambar 3.13 Diagram Jumlah siswa yang menyukai mempelajari alat musik tradsional bambu ... 32
Gambar 3.14 Diagram Pendapat siswa tentang alat musik bambu ... 32
xiv
Gambar 3.16 Diagram Jumlah siswa mengetahui tentang komunitas
bambu... 33
Gambar 3.17 Diagram Minat siswa mengetahui tentang alat musik modern bambu... 33
Gambar 3.18 Diagram Jumlah siswa yang mahir memainkan alat musik tradisional... 34
Gambar 3.19 Diagram Jumlah siswa yang mahir memainkan alat musik modern ... 34
Gambar 3.20 Diagram minat siswa yang ingin mencoba memainkan alat musik modern... 34
Gambar 4.9 Logo IBC... 43
Gambar 4.10 Logo Grid... 44
Gambar 4.11 Warna Logo... 45
Gambar 4.12 Warna Aplikasi Logo... 46
Gambar 4.13 Logo Scale... 46
Gambar 4.14 Logo Do & Don’t... 47
Gambar 4.15 Logotype... 47
Gambar 4.16 Kartu Nama IBC... 48
Gambar 4.17 Kop Surat IBC... 48
Gambar 4.18 Amplop IBC... 49
Gambar 4.19 Stempel IBC... 49
Gambar 4.20 T-shirt... 50
Gambar 4.21 Poster Awarness 1... 52
xv
Gambar 4.23 Poster Informing 1... 53
Gambar 4.24 Poster Informing 2... 54
Gambar 4.25 Poster Reminding ... 55
Gambar 4.26 Brosur IBC... 56
Gambar 4.27 Flyer IBC ... 57
Gambar 4.28 Website Halaman Utama ... 58
Gambar 4.29 Website Halaman Tentang Sejarah IBC... 58
Gambar 4.30 Website Halaman Tentang Profile IBC... 59
Gambar 4.31 Website Halaman Tentang Karir IBC... 59
Gambar 4.32 Website Halaman Tentang Penghargaan IBC... 60
Gambar 4.33 Website Halaman Virageawie... 60
Gambar 4. 34 Website Halaman Virageawie ( Proses )... 61
Gambar 4.35 Website Halaman Virageawie ( Produk )... 61
Gambar 4.36 Website Halaman Tentang Kunjungi... 62
Gambar 4.37 Website Halaman Pendaftaran ( divisi )... 62
Gambar 4.38 Website Halaman Pendaftaran ( Formulir )... 63
Gambar 4.39 Website Halaman Pendaftaran ( Anggota )... 63
Gambar 4.40 X-banner IBC... 64
Gambar 4.41 Pengaplikasian X-banner IBC... 64
Gambar 4.42 Pin IBC... 65
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Tinjauan Persoalan Sejenis... ... 26
Tabel 4. 1 Jadwal strategi promosi... 66
Universitas Kristen Maranatha|1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam kebutuhan, dari akar hingga daunnya sebagai keperluan hidup baik
untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, kerajinan, kesenian, alat musik dan
bahan makanan, akan tetapi pemanfaatan bambu itu sendiri masih belum maksimal,
hal tersebut sangatlah disayangkan, padahal begitu mudahnya tanaman bambu
tersebut dapat ditemukan dan di budidayakan kembali. Bambu juga merupakan salah
satu jenis tanaman yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia
tetapi bambu tidak mendapatkan perhatian khusus dalam penanganannya, hal ini
karena bambu belum menjadi prioritas pengembangan dikarenakan masyarakat
masih enggan menggunakan bambu sebagai bahan alternatif sebagai bahan dasar
kebutuhan sehari-hari.
Menurut Ir. Pon Sapriamulya Purajatnika seorang Arsitek sekaligus Ketua
dari Komunitas Cinta Bambu di Bandung, saat ini di dunia, China dan Jepang masih
menguasai. Dua negara itu, terutama China telah mampu membuat rekayasa genetika
untuk mengembangkan bambu yang lebih kuat untuk kebutuhan konstruksi. China
boleh disebut negara penghasil bambu dan Jepang bisa dibilang negara penghasil
kerajinan bambu tapi yang memiliki bambu adalah Indonesia. Jumlah bambu di
Indonesia ada 165 jenis, dari 2040 jenis bambu yang ada di dunia. Menurut Ir.Pon di
Indonesia pohon bambu yang sebesar jarum sampai sebesar paha orang dewasa pun
ada potensinya, mulai dari obat-obatan, untuk konstruksi, interior semuanya ada.
Walaupun masyarakat masih menganggap bambu sebagai bahan yang murah
dan terlihat tidak modern tetapi memanfaatkan bambu sebagai bahan dasar
pembuatan alat musik masih dapat diterima dengan baik oleh masyarakat misalnya
alat musik tradisional seperti angklung dan kolintang yang sudah dikenal hingga ke
mancanegara. Tetapi perlu kita ketahui bukan hanya alat musik tradisional saja yang
Universitas Kristen Maranatha|2 biola, bahkan saxophone pun dapat kita buat dengan bambu. Perlu kita ketahui
alat-alat musik modern tersebut diciptakan oleh seorang pecinta bambu di Indonesia
tepatnya di Bandung yang saat ini sudah memiliki komunitas yang bernama
Indonesia Bamboo Community ( IBC ) dari komunitas tersebut saat ini sudah menghasilkan beberapa alat musik modern dan beberapa kali diundang di berbagai
acara.
Alat Musik Bambu adalah bentuk kreatifitas yang tidak lepas dari
perkembangan jaman, ketika mereka berhasil menyulap rumpun bambu menjadi
sebuah alat musik berirama indah. Menurut Adang Muhidin, pendiri Indonesia
Bamboo Community “Bagaimana tidak? ketika imajinasi umat manusia terpenjara, mengubah bambu menjadi alat musik tiup dan pukul dapat menjadi keunikan
tersendiri.” Indonesian Bamboo Community (IBC) mampu membuat alat musik yang
terbuat dari bambu serta dikombinasikan dengan dawai kawat menjadi gitar bambu,
biola bambu, Contra Bass bambu, selain itu juga membuat perkusi bambu, terompet
bambu, clarinet bambu, saxophone bambu dan tidak lama lagi Indonesian Bamboo
Community (IBC) akan membuat piano bambu dan set drum bambu. Pada akhirnya di tangan kreativitas IBC, bambu tidak hanya berakhir menjadi pagar, tangga atau
jembatan darurat. Melalui sentuhan inovasi, bambu yang selama ini identik dengan
perabotan yang sederhana kini menjelma menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Hal ini patut diperhatikan, karena selain membuat alat musik modern yang
akhirnya dapat diterima oleh masyarakat, nilai bambu secara otomatis akan naik dan
bukan lagi dianggap bahan yang murah. Indonesia bisa jadi negara terkaya dunia
karena potensi yang dimiliki besar. Hanya kelemahannya, masyarakat saat ini masih
terpaku dalam pola pikir yang sederhana. Padahal dengan sedikit imajinasi saja dapat
mengubah suatu yang biasa menjadi luar biasa. Dengan menjadikan bambu sebagai
bahan dasar utama pembuatan alat musik sekaligus dapat meningkatkan nilai bambu
dimata masyarakat dan membuat bambu menjadi lebih bernilai melalui alat-alat
musik modern ini. Seperti Indonesia Bamboo Community harus kita dukung karena
komunitas yang berada di Bandung ini adalah satu-satunya yang menggunkan alat
musik bambu disetiap pementasannya yang nantinya akan menjadi orkestra bambu
Universitas Kristen Maranatha|3 Maka sebenarnya alat musik modern yang terbuat dari bambu ini dapat
menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia khususnya kota Bandung karena dapat
menciptakan alat musik modern dengan bahan yang tradisinoal tetapi dengan
kualitas yang tidak kalah dengan alat musik modern biasanya. Selama grup musik
bambu ini berdiri banyak negara luar yang sangat antusias dengan mereka bahkan
ingin sekali memiliki alat musik modern bambu yang mereka mainkan, tetapi
menurut Bapak Adang Muhidin, warga Bandung sendiri yang kurang antusias dan
belum mengetahui keberadaan Indonesia Bamboo Community ( IBC ). Selain itu,
penyebaran melalui media massa mengenai IBC dan alat-alat musik modern
bambunya di Bandung dalam bentuk visual yang menarik pun masih terbatas.
Bayangkan jika karena kita tidak tahu keberadaan alat musik modern bambu,
masyarakat Indonesia bisa saja membeli produk yang berasal dari tanah air sendiri di
luar negri. Oleh karena itu, penyebaran tentang keberadaan Indonesian Bamboo
Community (IBC) dan alat-alat musik modern bambu sangat diperlukan.
Kaitan topik ini dengan ilmu DKV adalah Indonesian Bamboo Community
asal Bandung ini belum memiliki identitas komunitas yang belum jelas seperti logo
dari IBC sendiri yang menurut Bapak Adang Muhidin hanya mengambil gambar saja
dari internet, padahal pada era modern seperti sekarang, fungsi logo sebagai identitas
sangat penting mencerminkan komunitas tersebut agar terlihat menarik. Juga media
promosi yang digunakan masih terbatas, hanya menggunakan brosur, website, dan
spanduk yang dipasang didepan basecamp IBC. Sehingga masyarakat khususnya di
kota Bandung masih banyak yang belum mengetahui tentang keberadaan alat-alat
musik modern bambu yang diproduksi oleh Indonesia Bamboo Community (IBC)
asal Bandung tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah brand dengan melakukan branding,
membuat Indonesian Bamboo Community (IBC) dengan identitas yang lebih jelas,
logo yang menarik dan mempromosikan kepada masyarakat khusunya kota Bandung
melalui perencanaan media advertising yang efektif. Selain itu adapun hal menarik
lain adalah pada promosi ini akan diperkenalkan alat-alat musik modern bambu apa
saja yang telah dibuat oleh IBC. Hal yang paling penting dalam promosi ini adalah
Universitas Kristen Maranatha|4 sebuah komunitas bambu yang dapat menciptakan berbagai alat-alat musik modern
yang terbuat dari bambu sekaligus melahirkan grup musik bambu tersebut.
Dari permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat
Bandung yang tidak tahu akan Indonesia Bamboo Community (IBC) dikarenakan
identitas yang belum jelas dan media promosi yang kurang, diharapkan masyarakat
kota Bandung dapat mengetahui keberadaan Indonesia Bamboo Community (IBC)
dan alat-alat musik modern bambunya.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada
ialah sebagai berikut :
a. Bagaimana merancang rebranding Indonesian Bamboo Community (IBC)
yang menarik baik kepada masyarakat Bandung ?
b. Bagaimana merancang strategi promosi dari brand Indonesian Bamboo
Community ( IBC ) yang telah dirancang melalui media yang efektif ?
1.3 Tujuan Perancangan
Dari permasalahan di atas, maka tujuan dari perancangan tugas akhir ini
ialah :
a. Membuat identitas untuk memberikan suatu image atau citra yang baik
dimata masyarakat Bandung.
b. Membuat strategi promosi dengan pemilihan media yang tepat melalui
tahap pengenalan dan informasi produk, agar masyarakat Bandung dapat
Universitas Kristen Maranatha|5
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir
ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut :
1.4.1 Observasi
Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal yang
diperlukan guna mendukung penelitian yang dilakukan secara umum dimana
penulis mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Dalam hal ini
penulis melakukan observasi ke tempat latihan Indonesian Bamboo
Community saat bermain musik dan melihat pembuatan alat musik bambu di Cijerah, Bandung.
1.4.2 Wawancara
Wawancara atau interview adalah usaha pengumpulan informasi
dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber maupun langsung pada
objek penelitian itu sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan
informasi relevan, dan yang berkaitan dengan objek penelitian. Penulis
melakukan wawancara dengan ketua Komunitas Cinta Bambu yaitu Bapak Ir.
Pon Sapriamulya Purajatnika, wawancara dengan ketua Indonesia Bamboo
Community Bapak Adang Muhidin dan wawancara dengan anggota grup musik bambu yang berada di Indonesian Bamboo Community kota Bandung.
1.4.3 Kuisioner
Untuk Mengetahui respon dari masyarakat keberadaan komunitas
bambu di Bandung dan alat-alat musik modern bambu yang diproduksi serta
menentukan segmentasi pasar dan targeting.
1.4.4 Tinjauan Pustaka
Dalam tinjauan pustaka, studi didapat dari buku, arsip, majalah, jurnal,
koran dan internet yang mendukung perancangan tugas akhir penulis. Studi
Universitas Kristen Maranatha|6
1.5 Skema Perancangan
Universitas Kristen Maranatha | 69
BAB V
Penutup
4.1Simpulan
Berdasarkan data dan fakta yang didapat sebelumnya, mengenai
bambu yang tidak mendapatkan perhatian khusus dalam penanganannya,
hal ini karena bambu belum menjadi prioritas pengembangan dikarenakan
masyarakat masih enggan menggunakan bambu sebagai bahan alternatif
sebagai bahan dasar kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu hal yang perlu
dilakukan adalah membuat bambu agar mendapatkan perhatian khusus
melalui Indonesian Bamboo Community dengan cara mempromosikan
bambu melalui alat-alat musik modern yang diproduksi Indonesian
Bamboo Community. Tujuannya adalah agar masyarakat Bandung
khususnya mengetahui adanya Indonesian Bamboo Community sekaligus
mengetahui bahwa bambu tidak hanya dijadikan peralatan yang sederhana
namun bambu juga dapat dijadikan sesuatu yang unik dan bernilai seperti
yang dibuat oleh Indonesian Bamboo Community yaitu contohnya gitar
bambu, biola bambu dan saxophone bambu.
Ternyata melalui branding Indonesia Bamboo Community lebih
memiliki identitas yang jelas dan lebih terlihat konsistensinya. Selain itu
melalui media-media promosi yang digunakan dapat diharapkan dapat
memberikan informasi yang jelas dan dengan memberikan konsistensi
warna maupun grafis dapat memberikan image tersendiri untuk
Universitas Kristen Maranatha | 70
4.2Saran
Saran dari penulis untuk sesama desainer mengenai Indonesain
Bamboo Community adalah bila ingin melakukan promosi untuk IBC
dapat melakukan melalui teknik videografi. Teknik video dalam
melakukan promosi juga diperlukan. Selain itu dapat mempromosikan
alat-alat musik modern bambu yang Indonesian Bamboo Community
Universitas Kristen Maranatha | 71
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto,Rudy,2009, Prinsip-Prinsip Periklanan, Jakarta, PT Gramedia Jakarta
John E. Kennedy, R. Dermawan Soemanagara, 2006, Marketing Communication:
Taktik dan Strategi, Jakarta, PT Bhuana Ilmu Populer
Rangkuti, Freddy, 2009, Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama
Rustan, Surianto, 2009, Mendesain Logo, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama
Jean-Noel Kapferer, 2000, Startegic Brand Management. India : New Delhi Kogan Page
Abdulaziz, Saleh, Alshebil, 2007, Consumer Perception of Rebranding The Case of
LogoChanges
Tjiptono, Fandy, 2001, Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi Ofset
Daly, A. and Moloney, D. 2004, Managing Corporate Rebranding, Irish Marketing
Review, Vol. 17
http://www.ahlidesain.com/desain-grafis-layout.html ( diakses pada tanggal 18
Februari 2014, jam 21.20 )
http://singcat.com/corporate-identity-dan-Fungsi-Standar-Manual-Logo.html
( diakses pada tanggal 21 Februari 2014, jam 18.35 )
http://angklungudjo.wordpress.com ( diakses pada tanggal 21 Februari 2014, jam
22.37 )
http://www.angklung-udjo.co.id/id/media/promo/ ( diakses pada tanggal 21 Februari
Universitas Kristen Maranatha | 72 https://www.academia.edu/4060441/Pengaruh_Perubahan_Elemen_Fisik_Brand_ter
hadap_Citra_Merek_Studi_pada_Konsumen_PT._Citilink_Indonesia_.Tbk_
( diunduh pada tanggal 21 Februari 2014, jam 00.18 )
http://www.kemendag.go.id ( diakses pada tanggal 23 Maret 2014 , jam 23:15 )