Disertasi Dewi Yuniar : Optimasi Waktu Perjalanan Angkutan Batubara Berdasarkan Perilaku Pengemudi, Topografi Dan Kualitas Prasarana Jalan
Ketepatan waktu perjalanan mempunyai keterkaitan yang erat dengan berbagai faktor penentu, antara lain perilaku pengemudi sebagai poin utama, topografi dan kualitas prasarana jalan. Angkutan batubara menjadi kunci keberlangsungan persediaan batubara terutama bagi pasokan listrik dan sektor ekonomi Kalimantan lainnya.
Karakteristik pengemudi truk batubara berbeda dengan pengemudi angkutan lain, karena pengemudi truk membawa muatan curah batubara, penuh debu, beban kerja tinggi, perbedaan suasana kerja, letak kerja di pedalaman dan kerja dibawah tekanan target sehingga secara keseluruhan mempengaruhi ketepatan waktu perjalanan.
Kondisi topografi dan kualitas prasarana jalan juga berpengaruh signifikan terhadap waktu perjalanan.
Tujuan penelitian adalah mengoptimasi waktu perjalanan berdasarkan pengaruh perilaku pengemudi, topografi dan kualitas prasarana jalan pada jalan khusus angkutan batubara. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka dan survei lapangan. Tahapan penelitian meliputi tahap pendahuluan, pengambilan sampel, penyusunan variabel instrumen penelitian, uji validasi dan reliabilitas, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data, tahap sensitivitas, optimasi dan rekomendasi serta tahap kesimpulan dan saran.
Instrumen penelitian menggunakan kuisioner perilaku pengemudi
dengan responden 116 orang, kuisioner persepsi terhadap waktu perjalanan dengan responden 20 (dua puluh) orang, dan survei topografi dan kualitas prasarana jalan dengan menggunakan daftar isian survei, pengukuran, video, GPS Garmin dan GPS tracker yang dipasang pada 3 (tiga) buah truk selama 1 (satu) bulan pengamatan. Pengaruh perilaku pengemudi terhadap waktu perjalanan menggunakan 7 (tujuh) variabel yaitu motivasi kerja, operasional kerja, kondisi sosial, kondisi kesehatan, kondisi prasarana jalan, kendaraan dan cuaca. Sedangkan persepsi terhadap waktu perjalanan menggunakan indikator disiplin, motivasi, tanggungjawab, penghargaan, lingkungan kerja, kondisi jalan dan kondisi kendaraan. Survei topografi meliputi jalan lurus, tanjakan, turunan, tikungan, dan crossslope, sedangkan survei kualitas prasarana jalan meliputi kualitas permukaan jalan, drainase, tekanan tanah dan waktu tempuh truk. Penggunaan metode pada analisis data penelitian yaitu (1) analisis perilaku pengemudi menggunakan regresi dan korelasi linier berganda, software SPSS v.23, WarpPLS v.6.0, dan jaring kinerja. (2) analisis persepsi terhadap waktu perjalanan menggunakan AHP (Analytic Hierarchy Process), (3) analisis topografi dan kualiatas prasarana jalan menggunakan software Smart GPS tracker system, KML (Keyhole Markup Language) dan Google earth pro.
Hasil penelitian pada perilaku pengemudi yaitu karakteristik pengemudi sebagian besar berasal dari Propinsi Kalsel untuk memberdayakan orang lokal sekitar tambang dan memudahkan dalam akomodasi pengemudi. Pengemudi umumnya memiliki usia produktif, pendapatan di atas UMR (Upah Minimum Regional), namun beban kerja tinggi, operasional kerja tidak teratur, frekuensi mengemudi tinggi, pola waktu dan pola kesehatan tidak teratur. Variabel dominan yang mempengaruhi perilaku pengemudi terhadap waktu perjalanan adalah kondisi kendaraan dan motivasi kerja. Berdasarkan hasil persepsi terhadap waktu perjalanan, variabel paling dominan adalah kondisi kendaraan dan prioritas penanganan adalah kategori evaluasi. Model empirik perilaku pengemudi terhadap ketepatan waktu perjalanan
yang dihasilkan adalah Y (ketepatan waktu perjalanan) = -0,879 + 0,258 motivasi kerja + 0,078 operasional kerja + 0,129 kondisi sosial + 0,161 kondisi kesehatan + 0,245 kondisi prasarana jalan + 0,275 kondisi kendaraan + 0,238 cuaca.
Berdasarkan pendekatan beberapa modifikasi pada analisis warp.PLS, maka modifikasi e (membuang variabel pada outer model dalam faktor non teknis) memiliki model fit dan quality indices yang paling ideal dengan persamaan: ketepatan waktu perjalanan = 0,137 Operasional kerja + 0,074 Kondisi sosial – 0,095 Kondisi kesehatan + 0,206 Kondisi prasarana jalan + 0,502 Kondisi kendaraan + 0,188 cuaca + 0,302 Motivasi kerja;
Dari
jaring kinerja (performance grid) menunjukkan data pendekatan optimasi perilaku pengemudi dengan 9 (sembilan) skenario berdasarkan kendala dengan hasil optimal adalah pada skenario 8 dengan nilai 10,00 dan termasuk pada level 4 (rentang 8-10) sehingga menghasilkan model yaitu ketepatan waktu perjalanan = -0,879 + 2,13 motivasi kerja + 1,84 operasional kerja + 2,00 kondisi sosial + 3,67 kondisi kesehatan + 3,80 kondisi prasarana jalan + 2,94 kondisi kendaraan + 2,54 cuaca;
Analisis sensitivitas dan optimasi waktu perjalanan
akibat pengaruh topografi dan kualitas prasarana jalan
pada angkutan batubara meliputi (a) menerapkan
kecepatan rencana pada angkutan batubara 40 km/jam
untuk truk bermuatan dan 60 km/jam untuk truk tanpa
muatan; (b) ada penurunan waktu perjalanan berkisar
31,4% – 40% untuk truk dengan muatan dan truk tanpa
muatan sebesar 25,5% – 31,7%. Pengemudi truk dapat
menggunakan kecepatan normal sehingga mendapatkan waktu
perjalanan yang efisien; (c) Analisis sensitivitas
kelandaian jalan lurus di jalur angkutan batubara
menghasilkan penurunan 4-6 menit waktu perjalanan
setelah penyesuaian kelandaian 8%; (d) terdapat 13
titik lokasi tikungan masih dibawah standar sehingga harus dilakukan pelebaran. Semakin lebar tikungan maka semakin memudahkan truk dalam melakukan manuver dan kecepatan dapat lebih stabil. Hubungan panjang jalan tikungan terhadap waktu tempuh perjalanan pada jalan khusus hauling batubara menghasilkan Y = 0,1365 Xpanjang tikungan – 2,5664 dengan R
2= 0,8942; (e) hasil analisis rimpull dengan ketahanan gulir menunjukkan bahwa waktu tempuh yang dibutuhkan truk Hino 500 FM 260 TI bermuatan adalah 133,03 menit dan optimasi waktu tempuh menjadi 95,80 menit, waktu tempuh eksisiting yang dibutuhkan truk tanpa muatan adalah 68,93 menit sedangkan optimasi waktu tempuh kosong menjadi 52,19 menit.
Rekomendasi dalam optimasi waktu perjalanan berdasarkan skenario dan sensitivitas
pengaruh perilaku pengemudi, topografi dan kualitas prasarana jalan yaitu skenario 1 dengan mengatur kecepatan secara normal akan menghemat waktu perjalanan sebesar 15,57
% dari waktu eksisting. Skenario 2 dengan mengatur kecepatan secara normal, pengurangan waktu berhenti dan perbaikan kelandaian jalan akan menghemat waktu perjalanan sebesar 29,35
% dari waktu eksisting. Skenario 3 dengan mengatur kecepatan secara normal, pengurangan waktu berhenti, mengurangi durasi waktu pemuatan di stockpile dan perbaikan kelandaian jalan akan menghemat waktu perjalanan sebesar 43,32 % dari waktu eksisting. Skenario 4 dengan mengatur kecepatan secara normal, pengurangan waktu berhenti, mengurangi durasi waktu di pelabuhan dan perbaikan kelandaian jalan akan menghemat waktu perjalanan sebesar 42,01 % dari waktu eksisting. Skenario 5 dengan mengatur kecepatan secara normal, pengurangan waktu berhenti, mengurangi durasi waktu di stockpile dan pelabuhan serta perbaikan kelandaian jalan akan menghemat waktu perjalanan sebesar 48,61 % dari waktu eksisting.
Implikasi penelitian antara lain berperan penting terhadap industri pertambangan batubara dan industri lainnya yang berkaitan dengan persediaan batubara. Studi optimasi ini dapat menghemat waktu perjalanan sebesar 15,57 % – 48,61 % dari waktu perjalanan eksisting dengan beberapa skenario yang dapat diterapkan. Siklus angkutan aktual rata-rata 2 (dua) siklus, maka dengan optimasi waktu perjalanan dapat meningkat sebanyak 4 (empat) siklus perjalanan. Sehingga akan menguntungkan berbagai pihak seperti pengemudi, perusahaan angkutan dan perusahaan penyedia batubara. Selain itu, perjalanan lebih efektif, menjamin keberlangsungan stok batubara untuk pemenuhan Domestic Obligation Market (DMO), ketersediaan bahan bakar PLTU sehingga pemadaman listrik tidak sering terjadi dan bisa menekan harga listrik yang secara langsung berimbas kepada fluktuatif harga barang serta menjadi bahan pertimbangan untuk rekrutmen pengemudi truk.