• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG LINGKUP ULUMUL HADITS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RUANG LINGKUP ULUMUL HADITS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RUANG LINGKUP ULUMUL HADITS

Makalah

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Hadits

Dosen Pengampu : Ulfah Rahmawati, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kelompok I

1. Ummi Rohmah (1510310001) 2. Diana Nurul ‘Aini (1510310002) 3. Sulastri (1510310039)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

2015

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada masa Rasulullah masih hidup, zaman khulafaur rasyidin dan sebagian besar zaman Umayyah sehingga akhir abad pertama hijrah, hadits-hadits nabi tersebar melalui mulut kemulut (lisan). Ketika itu umat Islam belum mempunyai inisiatif untuk menghimpun hadits-hadits nabi yang bertebaran. Mereka merasa cukup dengan menyimpan dalam hafalan yang terkenal kuat. Dan memang diakui oleh sejarah bahwa kekuatan hafalan para sahabat dan para tabi‟in benar-benar sulit tandingannya.s

Hadits nabi tersebar ke berbagai wilayah yang luas dibawa oleh para sahabat dan tabi‟in ke seluruh penjuru dunia. Para sahabat pun mulai berkurang jumlahnya karena meninggal dunia. Sementara itu, usaha pemalsuan terhadap hadits-hadits nabi makin bertambah banyak, baik yang dibuat oleh orang-orang zindik dan musuh-musuh Islam maupun yang datang dari orang Islam sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Ulumul Hadits?

2. Apa sajakah ruang lingkup Ulumul Hadits?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Ulumul Hadits.

2. Untuk mengetahui ruang lingkup Ulumul Hadits.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Hadits

Ilmu hadits (ulum al hadits) terdiri dari dua kata, yaitu (‘ulum) dan al hadits.

Kata „ulum dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari „ilm, yamg berarti “ilmu- ilmu”, sedangkan al hadits di kalangan ulama‟ hadits berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik dari perbuatan, perkataan, taqrir, atau sifat.” Dengan demikian, gabungan kata „ulum al hadits mengandung pengertian “ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan hadits Nabi Muhammad SAW.1

Sedangkan definisi „ulumul hadits menurut Mahmud Thahhan adalah ilmu yang membahas tentang pokok-pokook dan kaidah-kaidah yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan sanad dan matan suatu hadits dari segi diterima dan ditolak.2

B. Ruang Lingkup „Ulumul Hadits

Ruang lingkup pembahasan „ulumul hadits yaitu ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits diroyah.

1. Ilmu Hadits Riwayah

Adalah ilmu yang mengandung pembicaraan tentang mengkhabarkan sabda-sabda nabi SAW, perbuatan-perbuatan beliau, hal- hal yang beliau benarkan,sifat-sifat beliau sendiri.3

Objek ilmu Hadits Riwayah adalah bagaimana cara menerima, menyampaikan kepada orang lain, memindahkan atau mendewankan.

Dalam menyampaikan atau membukukan hadits hanya disebutkan apa adanya, baik yang berkaitan dengan matan maupun sanadnya, ilmu ini

1

2 Mahmud Thahhan, Ulumul Hadis, studi komplesitas hadis nabi. Titian Ilahi Press : Yogyakarta. 1997, hlm.23.

3

(4)

tidak membicarakan tentang syadz (kejanggalan) atau „ilat (kecacatan) matan hadits, dan juga tidak membahas kualitas perawi baik dalam keadilan, kedzabitan maupu kefasikan nya.

Adapun faedah mempelajari ilmu Hadits Riwayah adalah untuk menghindari adanya penukilan yang salah dari sumbernya yang pertama, yaitu Nabi SAW.4

2. Ilmu Hadits Dirayah

Ilmu Hadits Dirayah adalah sebuah penelitian terhadap para perawi hadits dan keadaan mereka yang meriwayatkan hadits, begitu juga halnya dengan sanad dan matannya. Ilmu ini biasa juga disebut Ilmu Musthalah Al-Hadits, Ilmu Ushul Al Hadits, Ulum Al Hadits, dan Qawa‟id Al Tahdits.

Al-Tirmidzi mendefinisikan ilmu ini dengan:

“Undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan sanad dan matan, cara menerima dan meriwayatkan, sifat-sifat perawi.”

Menurut Ibnu Al-Akfani, definisi ilmu hadits diroyah adalah:

“Ilmu pengetahuan untuk mengetahui hakikat periwayatan, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya serta untuk mengetahui keadaan para perawi, baik syarat-syaratnya, macam-macam hadits yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan dengannya.”

Yang dimaksud dengan:

a) Hakikat periwayatan adalah penukilan hadits dan penyandarannya kepada sumber hadits atau sumber berita.

b) Syarat-syarat periwayatan adalah penerimaan perawi terhadap hadits yang akan diriwayatkan dengan bermacam-macam cara penerimaan, seperti melalui Al-Sima‟ (pendengaran), Al-Qiro‟ah (pembacaan), Al-Washiyah (berwasiyat), Al-Ijazah (pemberian izin dari perawi).

4 Drs. Munzier Suparta, Ilmu Hadis. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2002, hlm.25.

(5)

c) Macam-macam periwayatan adalah memicarakan sekitar bersambung dan terputusnya periwayatan, dll.

d) Hukum-hukum periwayatan adalah pembicaraan sekitar diterima atau ditolaknya suatu hadits.

e) Keadaan para perawi adalah pembicaraan sekitar keadilan, kecacatan para perawi dan syarat-syarat mereka dalam menerima dan meriwayatkan hadits.

f) Macam-macam hadits yang diriwayatkan meliputi hadits-hadits yang dapat dihimpun pada kitab-kitab tashnif, kitab tasnid, dan kitab mu’jam.5

Objek pembahasan ilmu Hadits Dirayah adalah keadaan para perawi dan marwinya. Keadaan para perawi, baik yang menyangkut pribadinya, seperti akhlak, tabiat, dan keadaan hafalannya, maupu yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad. Sedang keadaan marwi, adalah dari sudut keshohihhan, kedhoifannya.

Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah ini, faedah yang diperoleh adalah 1) Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadits dan ilmu hadits

dari masa kemasa sejak masa rosul saw sampai sekarang

2) Dapat mengetahui tokoh-tokoh serta usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam mengumpulkan, memelihara dan meriwayatkan hadits.

3) Mengetahui kaidah-kaidah yang dipergunakan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan hadits lebih lanjut.

4) Dapat mengetahui istilah-istilah, nilai-nilai dan kreteria-kriteria hadits sebagai pedoman dalam beristimbat.

Dari beberapa faedah diatas dapat disimpulkan faedah yang mempelajari ilmu hadits dirayah adalah untuk mengetahui kualitas sebuah hadits, apakah ia maqbul (diterima) dan mardud( ditolak), baik dilihat dari sudut sanad maupu matannya.

.

5 Suparta, op.cit., hlm.26,27.

(6)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Ulumul Hadits adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan hadits Nabi Muhammad SAW.

Ruang lingkup pembahasan „ulumul hadits yaitu ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits diroyah. Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu yang mengandung pembicaraan tentang mengkhabarkan sabda-sabda nabi SAW, perbuatan- perbuatan beliau, hal-hal yang beliau benarkan,sifat-sifat beliau sendiri. Ilmu Hadits Dirayah adalah sebuah penelitian terhadap para perawi hadits dan keadaan mereka yang meriwayatkan hadits, begitu juga halnya dengan sanad dan matannya

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Hassan, A. Qodir. 1996. Ilmu Musthalah Hadits. Bandung: CV. Diponegoro.

Suparta, Munzier. 2002. Ilmu Hadis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Thahhan, Mahmud. 1997. Ulumul Hadis. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.

Referensi

Dokumen terkait

hakikat norma- norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat. a) Pengertian norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan. - Siswa paham

a) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu. b) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan

Sumber hukum Islam adalah asal (tempat pengambilan) hukum Islam. Dalam kepustakaan hukum Islam di tanah air kita, sumber hukum Islam kadang-kadang disebut dalil hukum Islam

Lebih det ailnya kesepuluh art ikel mengulas t e n t ang: Id e n t ifikasi ikan cu pan g (Bet t a imbelis) t ran sge n ik founder m e m b awa ge n pe n yan d i h o rm o

a) Menyedikan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran. b) Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh

Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Tata Cara Tetap Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Pengamatan

Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Hukum Waris Islam a Sumber Hukum: AI Qur'an, Hadits dan ljtihad b Sistem Kewarisan : Bilateral, Individual c Terjadinya pewarisan