• Tidak ada hasil yang ditemukan

ULANGAN 17:14 20 PENUNJUKAN RAJA (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ULANGAN 17:14 20 PENUNJUKAN RAJA (2)"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

SABTU, 16 OKTOBER 2021 ULANGAN 17:14–20

PENGKHOTBAH 12:13–14

“Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”

PENUNJUKAN RAJA (2)

Ketika seorang raja melanggar, Allah harus mengajarinya dengan cara yang keras. Raja Salomo tidak memperhatikan apa yang Firman Allah katakan dan terjatuh ke dalam perangkap dosa. Akibatnya dia menjadi orang yang sengsara. Ketika dia menulis Kitab Pengkhotbah, dia menyatakan pertobatan karena kebodohannya. Para perempuan asing memalingkan hatinya dari Tuhan, dan dia menjadi penyembah berhala. Dia tidak mendapatkan apa-apa, tetapi justru kehilangan segalanya. Karena dia tidak dapat mengekang dirinya sendiri, Tuhan harus memberinya pelajaran di sekolah kehidupan untuk menyadarkannya kembali.

Musuh lain seorang raja adalah cinta akan uang. Seperti yang Rasul Paulus katakan dalam 1 Timotius 6:10, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” Allah menginginkan ketertiban dan keadilan dari orang yang Dia tempatkan pada jabatan raja yang tinggi.

Taurat Allah akan membimbing raja, maka dia harus memiliki salinannya. Ini adalah perintah menyangkut penggunaan kitab Taurat Allah: “Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang Lewi.

Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya” (Ul. 17:18–19).

Sebelumnya Tuhan telah menyatakan bahwa hukum-hukum-Nya lebih superior dan tidak dapat diubah, melainkan tetapi tetap untuk selama- lamanya. Raja harus menaati disiplin dalam hukum sehingga dia tidak akan melihat dirinya berada di atas semua orang dan mengabaikan perintah- perintah Allah. Dengan cara itu, hari-hari kerajaannya akan diperpanjang.

Tuhan menggenapi ini di rumah Daud.

(2)

Pemberian hukum-hukum Tuhan adalah hal yang niscaya. Israel membutuhkan hukum untuk membimbing mereka ketika mereka menetap di tanah baru itu. Jabatan seorang raja adalah penunjukan ilahi, itu perlu ditopang dengan keadilan Tuhan.

RENUNGKAN: Orang yang ditunjuk sebagai raja harus menaati Taurat Allah.

DOAKAN: “Ya Allah atas segala ciptaan, berkatilah tanah dan bangsa kami.” (Lagu kebangsaan Kenya)

(3)

HARI TUHAN, 17 OKTOBER 2021 ULANGAN 18:1–8

1 PETRUS 5:1–4

“Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.”

PELAYANAN ORANG LEWI

Pelayanan rohaniah di Israel dipercayakan kepada suku Lewi. Para imam diangkat dari antara mereka. Musa juga adalah seorang Lewi, dan saudaranya Harun ditahbiskan sebagai imam pertama. Mereka tidak memiliki warisan, tetapi harus hidup dengan persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel. Spesifikasi diberikan tentang warisan mereka. Israel diperintahkan untuk menjalankan ibadah yang murni kepada Allah dan menjauhi penyembahan berhala yang keji dari bangsa-bangsa lain. Mereka menantikan seorang Nabi Agung yang akan Allah bangkitkan dari antara mereka. Bangsa itu takut untuk berkomunikasi secara langsung dengan Allah dan diperintahkan untuk menaati hanya para nabi yang sejati. Para imam dan nabi adalah pejabat rohaniah bangsa itu.

Orang Lewi tidak memiliki warisan di Tanah Perjanjian. Mereka terlibat dalam pelayanan kudus, dan dibagi untuk melayani di antara suku-suku Israel yang berbeda. Pemenuhan kebutuhan hidup mereka akan berasal dari persembahan. Aturan mengajarkan bahwa bagian-bagian tertentu dari korban yang dipersembahkan, serta buah sulung, diberikan kepada para imam. “Inilah hak imam terhadap kaum awam, terhadap mereka yang mempersembahkan korban sembelihan, baik lembu maupun domba:

kepada imam haruslah diberikan paha depan, kedua rahang dan perut besar. Hasil pertama dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, dan bulu guntingan pertama dari dombamu haruslah kauberikan kepadanya” (Ul.

18:3–4). Musa mengulangi bahwa Tuhan telah memilih orang Lewi untuk berdiri dan melayani di hadapan Tuhan. Mereka harus melayani di tempat yang Tuhan siapkan bagi mereka. Tuhan memberikan semua detail ini karena kesejahteraan mereka adalah hal yang penting, dan seluruh bangsa itu harus bertanggung jawab atas mereka.

Orang Lewi juga harus memberikan pelayanan mereka dengan setia dan hidup sesuai dengan panggilan mereka. Ada daftar tanggung jawab yang dituntut dari mereka. Semua imam dipilih dari antara mereka dan petunjuk-

(4)

petunjuk khusus tentang pengangkatan dan penghentian jabatan mereka diberikan dalam Taurat. Taurat juga menetapkan semua persyaratan pelayanan mereka dan bagaimana mereka harus menangani setiap perkara yang diperhadapkan kepada mereka.

RENUNGKAN: Jabatan-jabatan rohaniah diberikan dari atas.

DOAKAN: Bapa, kiranya para pemimpin rohaniah yang layak dibangkitkan hari ini.

(5)

SENIN, 18 OKTOBER 2021 ULANGAN 18:9–14

1 SAMUEL 13:8–13

“Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu;...”

PARA NABI, IMAM, DAN IBADAH PALSU

Para nabi ditunjuk langsung oleh Tuhan dan, dalam beberapa kasus, para imam juga diberi tugas itu. Yang menonjol di antara mereka adalah Yeremia dan Yehezkiel. Juga dilarang bagi siapa pun untuk mengemban pekerjaan seorang imam ketika mereka tidak secara resmi ditugaskan oleh Allah. Saul dan Uzia adalah dua raja yang mencoba untuk mempersembahkan korban.

Keduanya mendapat hukuman langsung dan seluruh Israel mengetahui bahwa mereka adalah pelanggar. Insiden-insiden ini menjadi peringatan bagi bangsa itu bahwa mereka harus mendekati kekudusan rumah Tuhan dengan penghormatan yang sepatutnya.

Jabatan imam di Israel diperlukan untuk memberikan pelayanan rohaniah bagi bangsa itu. Dalam sejarah Israel selanjutnya selama periode antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bangsa itu berada di bawah kekuasaan bangsa asing, tetapi diberi otonomi terbatas. Jabatan imam diakui sebagai satu-satunya otoritas di antara orang Yahudi. Keterlibatannya dengan kepemimpinan politis mengompromikan jabatan imam dan membawa banyak aib. Kedatangan Kristus menghapuskan jabatan keimaman Lewi itu.

Pemisahan Israel dari bangsa-bangsa kafir adalah keharusan. Israel dilarang menjadi bagian dari praktek-praktek keji bangsa-bangsa itu. Orang Kanaan dan orang Mesir adalah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang benar. Mereka menyembah berhala dan memiliki ritual yang keji di hadapan Tuhan, dan juga tidak manusiawi. Musa mengindikasikan bahwa mereka mempraktikkan pengorbanan manusia. Israel diperingatkan untuk tidak mengikuti kekejian ini termasuk petenung, peramal (astrologi), penelaah, dan penyihir. Ada juga pemantera, mereka yang bertanya kepada arwah, peramal, dan mereka yang mengaku melakukan kontak dengan orang mati. Musa berkata bahwa semua praktek ini adalah kekejian bagi Tuhan. Karena hal-hal inilah orang Kanaan diusir dari tanah mereka. Allah itu adil. Dia mencabut orang Kanaan dari tanah mereka karena praktik mereka yang keji dan pada saat yang sama mengupahi kepada Israel yang

(6)

taat dengan memberi mereka tanah itu. Ketika bangsa Israel juga meninggalkan Dia, mereka juga tercabut dari tanah itu.

RENUNGKAN: Latihan-latihan rohaniah harus dilakukan menurut cara Allah.

DOAKAN: Bapa, kiranya pelayanan Kristen kami dilakukan dengan cara yang sepatutnya.

(7)

SELASA, 19 OKTOBER 2021 ULANGAN 18:15–19

KISAH PARA RASUL 3:20–24

“Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.”

SEORANG NABI KHUSUS DARI BANGSA ITU

Israel dituntut untuk menjadi sempurna di hadapan Tuhan, Allah mereka.

Mereka harus jujur dan tulus dalam hubungan mereka dengan Allah.

Memang benar bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan tidak ada seorang pun yang dapat dikatakan sempurna. Namun, tujuan Taurat adalah untuk membuat umat Allah berjuang ke arah kesempurnaan. Jika memang mungkin untuk menjadi sempurna dengan usaha kita sendiri, maka tidak perlu Kristus mempersembahkan diri-Nya untuk dosa-dosa kita. Memercayai Kristus sajalah yang dapat menghapus dosa-dosa kita dan membuat kita sempurna.

Dalam konteks Taurat Musa, kesempurnaan adalah ketaatan kepada setiap perintah yang telah Allah berikan. Mudah bagi Israel dan terutama anak- anak mereka untuk terjerat dengan orang Kanaan dan meniru cara mereka yang keji dan meninggalkan Tuhan.

Nubuat Musa melihat ke masa depan Israel yang masih jauh dan mengumumkan kedatangan seorang Nabi seperti Musa: “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan” (Ul. 18:15). Musa juga mengulangi dalam ayat 18 bagaimana Allah mengungkapkan hal ini kepadanya dan menambahkan bahwa Allah akan menempatkan firman-Nya dalam mulut Nabi itu. Dia berbicara kepada mereka semua yang Allah perintahkan. Demikian juga, Israel harus mendengarkan kata-kata Nabi itu. Dia adalah seorang Nabi yang istimewa di waktu yang akan datang sebagaimana Musa adalah seorang nabi yang istimewa pada waktu itu.

Meskipun Tuhan mengutus banyak nabi kepada Israel, mereka selalu mengetahui bahwa Nabi khusus yang Musa nubuatkan itu masih akan datang. Para Rasul dalam Perjanjian Baru mengungkapkan bahwa Nabi yang khusus itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Orang-orang Yahudi selalu mengharapkan Nabi itu dan ketika Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya, mereka mengira dialah Nabi yang telah Musa nubuatkan.

(8)

Petrus dalam khotbahnya menjelaskan bahwa itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Dia datang dengan berita keselamatan.

RENUNGKAN: Seorang nabi sejati disahkan oleh Allah.

DOAKAN: Bapa, karuniakanlah kepadaku kesempurnaan dalam menaati Yesus Kristus.

(9)

RABU, 20 OKTOBER 2021 ULANGAN 18:20–22

2 PETRUS 1:19–21

“... sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara....”

SEBUAH SALURAN KOMUNIKASI

Israel takut untuk berkomunikasi secara langsung dengan Allah karena pengalaman menakutkan yang mereka alami di Horeb. Nabi yang akan datang ini harus menjadi Pengantara mereka. Allah pun berkenan kepada permintaan mereka. Injil Kristus dengan demikian diberitakan melalui Musa dan semua orang memiliki kewajiban untuk taat.

Israel telah meminta untuk tidak berkomunikasi secara langsung dengan Allah. Dengan demikian ditetapkan bahwa Allah akan berbicara kepada mereka melalui para nabi. Setiap nabi yang beranggapan bahwa dirinya menyampaikan sepatah kata atas nama Allah, padahal Allah tidak memerintahkannya untuk berbicara, atau berbicara atas nama allah-allah lain, akan mati. Kriteria nabi yang mana pun demikian diberikan dalam Ulangan 18:22: “Apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.” Banyak orang mengambil bagi diri mereka pekerjaan seorang nabi namun Tuhan tidak mengutus mereka. Ini adalah nabi-nabi palsu yang sangat sering Kitab Suci peringatkan. Mereka pantas menerima hukuman yang ditentukan dalam teks bacaan kita karena mereka berbohong dan berusaha untuk menyesatkan banyak orang. Ini adalah orang-orang yang menyukai kemuliaan diri dan kesombongan.

Pengetahuan akan Firman Allah dan hidup dalam jalan-Nya akan menjauhkan kita dari para penipu seperti itu. Israel adalah sebuah bangsa di bawah Allah. Saluran-saluran komunikasi dengan-Nya harus diterapkan untuk membimbing bangsa itu. Orang Lewi dipisahkan untuk pelayanan itu.

Pemisahan dari praktik-praktik keji itu adalah hal yang diperlukan. Allah juga membuat rencana-rencana untuk angkatan-angkatan yang akan datang dan untuk keselamatan orang-orang dari segala bangsa. Ini datang melalui seorang Nabi Khusus, yaitu Anak-Nya, Yesus Kristus. Sekarang semua

(10)

orang dapat datang kepada Allah melalui Dia (Yoh. 14:6). Sudahkah kamu datang kepada Yesus untuk mengalami kuasa-Nya yang membersihkan?

RENUNGKAN: Seorang nabi sejati selalu rendah hati dan penuh kebenaran.

DOAKAN: Bapa, karuniakanlah kepadaku karakter seorang nabi sejati.

(11)

KAMIS, 21 OKTOBER 2021 ULANGAN 19:1–14

FILIPI 4:8–9

“Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.”

KEJAHATAN DAN HUKUMANNYA

Kejahatan umum harus ditangani supaya orang dapat hidup dalam damai.

Pembunuhan adalah kejahatan umum pada masa kini seperti halnya di masa lalu. Ulangan 19:1–14 memberikan ketentuan perlindungan sementara bagi orang-orang yang mungkin bersalah atas pembunuhan dengan menyisihkan kota-kota perlindungan supaya tindakan orang-orang ini dapat diadili secara adil. Saksi dalam hal apa pun harus bisa diandalkan dan harus lebih dari satu orang. Hukuman untuk kejahatan menumpahkan darah orang yang tidak bersalah juga diberikan. Hukum dan ketertiban diperlukan di tanah yang baru itu.

Salah satu syarat administratif di tanah baru itu adalah penetapan tempat pemukiman bagi setiap suku dengan batas-batas yang jelas. Kota-kota yang ada di tanah yang termasuk dalam batas-batas satu suku akan diberikan kepada suku itu. Di sisi barat Sungai Yordan, Musa memerintahkan agar mereka menyisihkan tiga kota perlindungan. Dengan demikian, tanah itu dibagi lagi menjadi tiga bagian dengan yurisdiksi masing-masing wilayah dikaitkan dengan sebuah dengan kota perlindungan tertentu.

Tujuan utama keberadaan kota-kota perlindungan ini adalah untuk mengamankan nyawa orang-orang yang mungkin bersalah atas menghilangkan nyawa (membunuh tanpa disengaja). Orang seperti itu dapat melarikan diri ke salah satu dari kota-kota ini dan para tua-tua kota akan menjaga keamanan nyawanya sampai kesalahan atau ketidakbersalahannya terbukti. Penerapan skema ini diembankan kepada Yosua yang meneruskan peran Musa sebagai pemimpin Israel. Musa mengetahui bahwa dia tidak akan menyeberangi Sungai Yordan bersama bangsa Israel ke tanah Kanaan, tetapi dia memiliki tanggung jawab untuk menertibkan pemerintahan di tanah yang baru itu. Allah tidak memberi mereka instruksi untuk setiap detail dalam pekerjaan administratif mereka, tetapi ketika kebutuhan muncul, arahan-arahan akan diberikan.

(12)

Kita teringat bahwa dalam Keluaran 18, Yitro (ayah mertua Musa) membantu Musa untuk membuat sistem administrasi yang mudah. Itu tidak datang dari Yitro sendiri, melainkan dari Allah sendiri. Musa melihat bahwa itu masuk akal dan menerimanya.

RENUNGKAN: Akal sehat selalu bisa diterima di hadapan Allah.

DOAKAN: Bapa, berilah aku hikmat pada saat dibutuhkan.

(13)

JUMAT, 22 OKTOBER 2021 ULANGAN 19:1–14

EFESUS 4:23–27

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.”

SOLUSI BAGI PEMBUNUHAN YANG TIDAK DISENGAJA

Ada kemungkinan bahwa seseorang mungkin secara tidak sengaja membunuh sesamanya. Sebuah skenario dideskripsikan dalam Ulangan 19:5: “Misalnya apabila seseorang pergi ke hutan dengan temannya untuk membelah kayu, ketika tangannya mengayunkan kapak untuk menebang pohon kayu, mata kapak terlucut dari gagangnya, lalu mengenai temannya sehingga mati, maka ia boleh melarikan diri ke salah satu kota itu dan tinggal hidup.” Keadaan mungkin berbeda dalam kecelakaan yang berbeda, tetapi pembunuhan seperti itu sama dengan pembunuhan yang tidak disengaja.

Salah satu kecelakaan umum yang menghilangkan banyak nyawa saat ini terjadi di jalan raya. Pemerintah modern memiliki undang-undang untuk menyelesaikan isu-isu seperti ini. Pada masa Perjanjian Lama, ketentuan- ketentuan untuk pembunuhan yang tidak disengaja seperti itu diperlukan.

Siapa pun yang telah membunuh secara tidak sengaja dapat melarikan diri ke kota perlindungan sampai kasusnya diadili oleh para tua-tua di kota itu.

Sementara itu, mungkin karena sedang mengalami kemarahan, mereka yang kehilangan orang yang dikasihi mungkin ingin membalas dendam.

Dengan demikian, kota-kota perlindungan, yang dikhususkan, melayani tujuan yang sangat penting untuk melindungi nyawa orang-orang yang mungkin mendapati diri mereka berada dalam dilema itu. Seseorang yang mengejar orang yang telah melarikan diri ke kota perlindungan akan dicegah dari melakukan sesuatu yang membahayakan orang yang sedang berlindung tersebut.

Di dunia modern, hukum seperti itu berada di tangan pemerintah sipil.

Perjanjian Baru memberikan instruksi kepada orang-orang Kristen tentang kewajiban mereka kepada pemerintah mereka. Dengan demikian, tugas- tugas sipil telah didelegasikan kepada lembaga-lembaga sipil, dan tugas- tugas rohaniah ada dalam ranah gereja.

(14)

Selain tiga kota perlindungan di sisi barat Sungai Yordan, tiga kota lagi ditambahkan. Penambahan itu diperlukan karena pembagian tanah di sisi timur Sungai Yordania.

RENUNGKAN: Allah memiliki jawaban bagi ledakan emosi manusiawi kita.

DOAKAN: Bapa, ajarilah aku untuk selalu bertindak dengan benar.

(15)

SABTU, 23 OKTOBER 2021 ULANGAN 19:1–14

KELUARAN 20:13, 15

“Jangan membunuh.... Jangan mencuri.”

KETENTUAN BAGI DARAH ORANG YANG BERSALAH DAN PEMBUNUHAN BERENCANA

Musa memberikan perintah bagi ketiga kota perlindungan tambahan itu:

“Apabila engkau melakukan dengan setia perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dan dengan senantiasa hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya—maka haruslah engkau menambah tiga kota lagi kepada yang tiga itu” (Ul. 19:9).

Itu adalah hukum bahwa darah orang yang tidak bersalah tidak boleh ditumpahkan di tanah itu. Siapa pun yang membunuh secara sengaja telah melanggar hukum ini dan bersalah atas pembunuhan berencana. Ketika pembunuh seperti itu melarikan diri ke salah satu kota perlindungan, para tua-tua kotanya harus menyuruh untuk mengambil dia dari sana. Dia akan diserahkan kepada penuntut tebusan darah dan akan dihukum mati.

Secara tegas diperintahkan bahwa orang-orang tidak boleh berbelas kasihan pada orang seperti itu. Perintah ini diberikan selama zaman Nuh, jauh sebelum zaman Musa. Kejadian 9:6: “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.” Ini adalah hukum yang universal.

Namun, hari ini banyak suara yang menyerukan penghapusan hukuman mati dalam kitab hukum [pidana] negara, dan menggantinya dengan hukuman seumur hidup. Namun demikian, seperti yang ditunjukkan dalam Kitab Suci, ini adalah hukum ilahi. Dalam Perjanjian Baru, di mana otoritas diberikan kepada pemerintah sipil, dikatakan bahwa seorang penguasa tidak menyandang pedang dengan sia-sia, karena itu dimaksudkan untuk menegakkan keadilan dan menuntut balas atas darah orang yang tidak bersalah.

Musa juga memerintahkan dalam Ulangan 19:14 bahwa tidak seorang pun boleh menggeser batas tanah sesamanya yang telah mereka tetapkan pada zaman dahulu dalam warisan mereka di tanah yang Tuhan berikan kepada Israel. Pernyataan ini mungkin terlihat tidak ada hubungannya dengan teks

(16)

ini, tetapi ini terkait dengan pembunuhan karena sejak dahulu kala sengketa tanah sering menyebabkan penumpahan darah orang yang tidak bersalah.

Oleh karena itu perbuatan ini dilarang untuk mencegah terjadinya pelanggaran yang lebih besar.

RENUNGKAN: Aku harus mengasihi sesamaku dan menghormati hartanya.

DOAKAN: Bapa, kiranya aku menaati larangan-larangan Taurat-Mu.

(17)

HARI TUHAN, 24 OKTOBER 2021 ULANGAN 19:15-21

1 PETRUS 2:13–17

“Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia,...”

SAKSI-SAKSI YANG BISA DIANDALKAN

Ulangan 5:20, dalam pemberian Dekalog untuk kedua kalinya, mengatakan,

“Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu,” yaitu jangan menyampaikan kebohongan. Ini lagi-lagi adalah sebuah hukum yang universal, tetapi berapa banyakkah orang yang berbohong setiap harinya?

Ada kebutuhan untuk mendorong tindakan mengatakan kebenaran, terlebih lagi ketika bersaksi melawan orang lain.

Penyelesaian isu apa pun biasanya melibatkan saksi yang dapat mengonfirmasi masalah yang dihadapi. Terlebih lagi ketika putusan harus dijatuhkan. Dalam undang-undang Musa dan juga hukum keadilan natural, kesaksian satu orang saksi saja tidaklah cukup. Harus ada dua atau tiga orang saksi (Ul. 19:15). Beberapa saksi mungkin tidak mengatakan yang kebenaran dan oleh karena itulah diperlukan penyelidikan yang cermat sebelum putusan apa pun dijatuhkan. Jika ada yang memberikan kesaksian palsu, “hakim-hakim itu harus memeriksanya baik-baik” (Ul. 19:18). Ketika didapati telah bersaksi palsu, maka persoalan itu akan dibalikkan untuk melawan saksi palsu tersebut. Dia harus menanggung konsekuensi yang dia inginkan untuk diderita oleh sesamanya. Pengertian Ulangan 19:21 (“...

nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki”) adalah bahwa setiap kejahatan harus mendapat hukuman yang adil. Kata-kata itu tidak boleh diartikan secara harfiah.

Pelanggaran apa pun terhadap Taurat Allah adalah dosa terhadap Allah.

Allah adalah Pemberi-Hukum pertama dan semua hukum manusia yang baik selaras dengan hukum-Nya.

Pembalasan dendam pribadi dilarang. Hukuman apa pun harus dilakukan melalui hukuman pengadilan. Yesus juga ditundukkan pada hukuman yang tidak adil dengan kesaksian yang diberikan oleh dari saksi-saksi palsu untuk melawan Dia. Hakim harus selalu menjalankan keadilan sebagaimana dituntut oleh hukum. Anak-anak Allah tidak boleh melakukan kejahatan apa pun. Mengenai kecelakaan, mereka dilindungi oleh hukum. Percayalah kepada Allah dan kamu akan terbebas dari belenggu dosa.

(18)

RENUNGKAN: Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup.

DOAKAN: Bapa, kiranya aku selalu hidup menurut kebenaran.

(19)

SENIN, 25 OKTOBER 2021 ULANGAN 20

2 SAMUEL 12:9–10

“Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku....”

PERANG SEBAGAI TONGKAT HUKUMAN ALLAH

Perang tidak menyenangkan karena melibatkan hilangnya banyak nyawa.

Pada zaman Alkitab, Allah menggunakan perang sebagai tongkat hukuman.

Sejarah bangsa Israel ditandai dengan perang. Mereka harus melalui banyak pertempuran untuk memiliki tanah Kanaan. Ketika Allah mengangkat raja pertama mereka, Saul anak Kish, tugas pertamanya adalah berperang dalam berbagai pertempuran. Dia harus menyelamatkan Israel dari penjajahan bangsa lain. Pemerintahan Daud, raja kedua, juga merupakan masa terjadinya banyak perang. Dalam Ulangan 20, Allah memberi mereka hukum yang harus mereka taati ketika mereka terlibat dalam perang apa pun. Ini dimaksudkan untuk menanamkan disiplin dan menyelamatkan banyak nyawa yang tidak bersalah. Mereka juga perlu menjaga kesejahteraan mereka sendiri. Allah memberi mereka arahan.

Ketika mereka menghadapi agresi dari musuh mereka, mereka tidak perlu takut terhadap kuda dan kereta pasukan penyerang. Ini bertentangan dengan pemikiran siapa pun yang akan berperang. Dipersenjatai melebihi dari musuhmu adalah pemikiran yang masuk akal. Namun ini bukan pendekatan Allah.

Allah akan pergi bersama mereka ke dalam pertempuran. Tuhan berusaha untuk menunjukkan ini dalam merebut kota pertama di tanah Kanaan, yaitu Yerikho. Dia tidak menyuruh mereka pergi dengan tentara bersenjata, melainkan dengan para imam yang membawa Tabut Perjanjian. Seperti yang diperintahkan, mereka tanpa membuka suara mengelilingi kota itu sekali sehari selama enam hari, dan pada hari yang ketujuh mereka mengelilinginya tujuh kali dan kemudian para imam meniup sangkakala dan orang-orang berteriak. Tembok kota itu pun runtuh dan mereka berhasil merebutnya. Pada kesempatan yang lain, selama masa para hakim, Gideon mengalahkan orang Midian dengan 300 prajurit meskipun ia awalnya mengumpulkan 30.000 tentara. Dalam peristiwa-peristiwa ini Tuhan menunjukkan bahwa firman-Nya penuh kuasa dan Dia setia untuk membantu anak-anak-Nya.

(20)

Mengikuti arahan Allah tentang perang akan menghindari kejahatan.

Meskipun perang merenggut nyawa, Allah menggunakan perang untuk menghajar umat-Nya yang tidak taat.

RENUNGKAN: Orang Kristen hanya boleh berperang dalam perang yang adil.

DOAKAN: Bapa, hindarilah negeri kami dari perang yang tidak perlu.

(21)

SELASA, 26 OKTOBER 2021 ULANGAN 20:1–4

AMSAL 10:11–12

“Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.”

SIKAP BANGSA ISRAEL TERHADAP PERANG

Ketika memang perlu untuk berperang, kehati-hatian harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa yang tidak bersalah. Israel harus berperang untuk merebut tanah Kanaan. Allah membimbing mereka dalam perang mereka.

Ketika waktu pertempuran sudah dekat, imam harus mendekat dan berbicara kepada bangsa itu. Hati orang-orang harus tetap berani karena para imam mengucapkan kata-kata ini: “Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu” (Ul 20:3–4). Allah memberi mereka jaminan ini.

Prinsip yang sama diterapkan bertahun-tahun setelah ini. Yosafat, raja Yehuda, juga memercayai Tuhan dalam pertempuran. Dia berdoa dan meminta para penyanyi menaikkan pujian bagi Tuhan. Dia diperhadapkan dengan tiga pasukan dari Moab, Amon, dan Gunung Seir. Dia tidak perlu berperang, karena setelah itu justru anak-anak Gunung Seir yang berperang melawan Amon dan Moab. Pada akhirnya, masing-masing dari ketiga bangsa itu membantu dengan saling menghancurkan tentara yang akan menyerang Yehuda. Yosafat memberi tahu Yehuda bahwa pertempuran itu adalah milik Tuhan, dan mereka dapat melihat bahwa kemenangan adalah milik mereka tanpa perlu berusaha (2Taw. 20:16–23). Kunci kemenangan Israel adalah sikap mereka terhadap perang yang ada di hadapan mereka.

Iman mereka kepada Allahlah yang akan memberi mereka keunggulan atas musuh-musuh mereka.

Tugas yang ada di hadapan mereka, seperti yang dikatakan Musa, sangatlah besar. Mereka harus merebut tanah Kanaan dengan paksa.

Perkiraan populasi Israel pada saat itu adalah dua juta jiwa; mereka membutuhkan keberanian untuk berhasil. Mereka berperang karena kebutuhan untuk menggenapi kehendak dan rencana Allah.

(22)

RENUNGKAN: Allahlah yang menentukan hasil dari perang apa pun.

DOAKAN: Bapa, kiranya aku mengupayakan kedamaian dalam setiap konflik.

(23)

RABU, 27 OKTOBER 2021 ULANGAN 20:5–9

MAZMUR 93

“TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan....”

ORANG-ORANG YANG DIKECUALIKAN DARI PERANG

Berperang demi bangsa dipandang sebagai sikap patriotik dan sesuatu yang bisa dibanggakan. Ini juga merupakan petualangan bagi banyak kaum muda. Meskipun seseorang mungkin terbunuh di medan pertempuran, banyak yang masih melihatnya sebagai suatu kehormatan. Saat ini, banyak negara memiliki aturan wajib militer bagi kaum muda mereka. Terlepas dari undang-undang tersebut, tetap akan ada beberapa orang yang tidak ingin mendaftar karena alasan yang berbeda.

Selama masa Musa, para pemuda dituntut untuk berada di fron pertempuran. Namun, kelompok-kelompok orang yang berbeda dikecualikan, dan Musa memberikan alasan untuk itu. Seorang yang telah membangun rumah baru tetapi belum menempatinya tidak pergi berperang, karena jika dia terbunuh dalam perang, ada orang lain yang akan menempatinya. Kelompok kedua yang dikecualikan adalah orang yang baru saja menanami kebun anggur dan belum memakan buahnya. Sekali lagi, jika dia mati dalam pertempuran, orang lain yang akan memakan buahnya.

Kelompok ketiga adalah orang yang telah bertunangan dengan seorang perempuan tetapi belum menikahinya. Juga, jika dia mati dalam pertempuran, orang lain yang akan menikahi istrinya. Sebuah bangunan rumah, sebuah kebun anggur, dan seorang istri adalah hal-hal yang membuat sebuah rumah tangga. Semua pengecualian ini menekankan pentingnya rumah tangga yang stabil, yang mengarah pada negara yang stabil.

Tujuan berperang bukanlah untuk petualangan, melainkan agar orang-orang dapat hidup dalam damai. Ketika ada kedamaian, orang dapat membangun rumah tangga yang stabil. Dengan demikian ada alasan yang jelas untuk pemberian aturan pengecualian ini. Selain itu, para pengatur pasukan diminta untuk menyaring orang-orang sebelum membiarkan mereka pergi berperang. Mereka yang takut dan lemah hati dilarang pergi, agar mereka tidak memengaruhi orang lain yang berperang. Mereka yang tidak siap untuk berperang mungkin akan mematahkan semangat orang lain yang ada dalam tentara itu.

(24)

Para pengatur pasukan kemudian menunjuk kepala-kepala pasukan.

Pendekatan awal mereka terhadap kota-kota di luar Tanah Perjanjian adalah menawarkan perdamaian, bukan perang, di kota yang ingin mereka rebut.

Jika penduduk mau menyerah tanpa berperang, maka tidak akan ada pertumpahan darah. Ini adalah solusi yang lebih mudah.

RENUNGKAN: Hikmat yang saleh di saat perang adalah hal yang esensial.

DOAKAN: Bapa, kiranya bangsa-bangsa kami selalu mencari perdamaian, bukan pertumpahan darah.

(25)

KAMIS, 28 OKTOBER 2021 ULANGAN 20:10–20

1 TIMOTIUS 2:1–4

“Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita....”

PERLAKUAN TERHADAP PARA KORBAN PERANG

Hukum yang diberikan Musa kepada mereka dapat diterapkan dalam peperangan yang dilakukan Israel. Hukum ini menentukan orang-orang yang akan mati dalam pertempuran. Orang-orang yang tidak bersenjata tidak akan dibunuh. Semua laki-laki harus mati dengan mata pedang, karena mereka selalu bersenjata atau mereka juga berpotensi untuk menjadi pejuang. Orang-orang tidak bersenjata adalah para perempuan dan anak- anak, dan mereka ini diampuni nyawanya dan ditawan. Ternak dan barang- barang berharga lainnya pun akan diambil sebagai rampasan perang. Israel harus menerapkan hukum-hukum ini di semua kota asing di luar Tanah Perjanjian dalam perang-perang berikutnya.

Saat ini, ada hukum di antara negara-negara yang mengatur perlakuan terhadap tawanan perang. Bangsa-bangsa dan individu-individu yang melanggar hukum ini dapat dituntut untuk diadili karena melakukan kejahatan perang. Asal-usul hukum itu adalah hukum yang telah disampaikan oleh Musa kepada Israel dari Tuhan. Sifat penaklukan kota- kota Kanaan bergantung pada apa yang Allah perintahkan. Dalam beberapa kasus Israel diperintahkan untuk tidak menyisakan apa pun yang bernapas.

Mereka harus membinasakan semuanya karena mandat mereka bukan hanya untuk merebut tanah mereka, tetapi juga sebagai alat penghukuman atas penyembahan berhala dan semua kejahatan mereka. Daftar bangsa- bangsa yang harus mereka hancurkan diberikan dalam Ulangan 20:17.

Pembinasaan itu juga untuk memastikan bahwa mereka tidak bisa mengajari Israel bentuk ibadah mereka yang keji.

Arahan diberikan tentang cara mengepung sebuah kota. Dalam pengepungan, mereka tidak boleh menebang pohon karena pohon di ladang adalah nyawa manusia. Pohon-pohon yang tidak berbuah boleh dihancurkan dan dari pohon-pohon itu mereka dapat membangun pagar pengepungan melawan kota itu dan menaklukkannya. Ini adalah rincian penutup yang membantu Israel untuk melakukan perang yang tidak akan merugikan mereka dan, pada saat yang sama, menunjukkan bahwa mereka taat kepada Allah. Pengepungan akan berlanjut sampai musuh menyerah.

(26)

Musuh mungkin memilih untuk melawan, dan satu pihak akan menang sedangkan yang lainnya kalah.

RENUNGKAN: Perang adalah akibat dosa dan kebobrokan manusia.

DOAKAN: Bapa, bebaskanlah kami dari masa kelam peperangan dan biarlah kami saling menyatakan kasih.

(27)

JUMAT, 29 OKTOBER 2021 ULANGAN 21:1–9

KEJADIAN 9:6

“Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia....”

HUKUM TENTANG PEMBUNUHAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN

Pembunuhan adalah pelanggaran umum di semua generasi. Pihak yang bersalah selalu melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk menyembunyikan identitasnya. Musa mengantisipasi bahwa ini akan menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh bangsa itu. Tuhan memberinya arahan tentang penyelesaian bagi pembunuhan yang tersembunyi seperti itu. Menghilangkan nyawa manusia adalah dosa yang paling serius. Ketika hal seperti itu terjadi, semua orang dilanda ketakutan yang besar. Tuhan memberikan hukum kepada Israel sehingga masalah seperti itu bisa mendapatkan solusi yang adil.

Dia memberikan skenario di mana seseorang mungkin didapati terbunuh di ladang dan pembunuhnya tidak diketahui. Para tua-tua dari kota-kota terdekat akan berkumpul dan menentukan kota terdekat. Langkah-langkah logis akan diambil dan pertanyaan akan diajukan jika ada saksi bagi kejahatan tersebut. Ketika tidak ada yang memberikan bukti, maka sumpah akan diambil sesuai instruksi yang diberikan. Para tua-tua kota itu harus mengambil seekor lembu betina yang belum pernah dipakai dan belum pernah menghela dengan kuk. Mereka akan membawa sapi itu ke lembah yang belum dikerjakan dan mematahkan batang leher lembu itu di lembah tersebut. Para imam akan datang dan memberkati nama Tuhan dan dengan kata-kata mereka akan setiap perkara dan setiap hal luka-melukai diselesaikan. Para tua-tua dari kota yang terdekat dengan orang yang terbunuh itu akan membasuh tangan mereka di atas lembu muda yang dipatahkan batang lehernya itu. Mereka akan bersumpah bahwa tangan mereka tidak mencurahkan darah itu atau mata mereka telah melihatnya.

Mereka juga akan meminta pengampunan dari Tuhan karena mereka tidak bersalah. Dengan cara ini, mereka akan menghapuskan kesalahan itu.

Taurat yang melawan pembunuhan hanya menyatakan: “Jangan membunuh” (Ul. 5:17). Instruksi-instruksi yang diberikan untuk pembunuhan dimaksudkan untuk mencegah orang-orang yang mungkin akan melakukan

(28)

kejahatan, bahwa mereka tidak akan bisa lolos dari tindakan keji mereka tanpa hukuman.

RENUNGKAN: Taurat mengenai pembunuhan tidak dibatasi hanya pada tindakan lahiriah.

DOAKAN: Bapa, tolonglah aku untuk memelihara nyawa.

(29)

SABTU, 30 OKTOBER 2021 ULANGAN 21:1–9

MATIUS 5:20–26

“Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum....”

KASIH MENGALAKAN KEBENCIAN

Taurat mengatur hukuman mati sebagai hukuman untuk pembunuhan berencana. Dalam sistem hukum saat ini, hampir secara universal hukum- hukum di banyak negara mengikuti pola Alkitab dalam menangani kejahatan ini. Resep untuk melawan manifestasi yang menyakitkan ini adalah kasih.

Tuhan Yesus juga mengomentari masalah ini untuk memberikan keabsahan yang langgeng bagi larangan terhadap pembunuhan. Dia berkata, “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;

siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu” (Mat. 5:21–24). Dia mengidentifikasi akar penyebab pembunuhan sebagai kemarahan dan ini harus ditangani sebelum berkembang menjadi penghilangan nyawa. Penggunaan bahasa kasar terhadap orang lain juga sama dengan pembunuhan. Dengan demikian, Tuhan melarang sikap seperti itu terhadap satu sama lain, dan mendorong rekonsiliasi sebagai ungkapan kasih. Ketika komunitas umat Tuhan hidup bersama dalam damai, ikatan kasih memberi mereka kedamaian dan kemakmuran.

Penerima langsung hukum-hukum ini adalah anak-anak Israel ketika mereka bersiap untuk memasuki Kanaan. Mereka tidak berbeda dari orang-orang yang membaca kata-kata ini pada masa kini. Mereka memiliki kelemahan manusiawi. Mereka membutuhkan nasihat untuk mengatasi kelemahan itu dan untuk hidup dalam harmoni.

(30)

RENUNGKAN: “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1Kor. 13:13) DOAKAN: Bapa, kiranya kasih bertakhta di tengah-tengah kami.

(31)

HARI TUHAN, 31 OKTOBER 2021 ULANGAN 21:10–17

EFESUS 5:25–29

“Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri....”

MENIKAHI PEREMPUAN TAWANAN DAN POLIGAMI

Topik tentang perang ditinjau kembali dalam kaitannya dengan pernikahan.

Pertempuran menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari bangsa Israel ketika mereka berupaya menduduki tanah Kanaan. Bahkan ketika mereka telah menetap di tanah itu, perang masih ada bersama mereka. Di masa damai, semua negara mempertahankan pasukan dan persediaan senjata yang besar untuk mempertahankan diri dari musuh yang potensial.

Akan ada korban perang: baik karena kematian, cacat atau tawanan. Hukum yang ini berkaitan dengan perlakuan terhadap perempuan tawanan

Bangsa Israel tidak diizinkan untuk membunuh perempuan dan anak-anak, tetapi harus membawa mereka sebagai tawanan. Jadi, ketika mereka menawan mereka, mereka mungkin ingin mengambil para perempuan itu sebagai istri. Proses ini membutuhkan disiplin tertentu karena para tawanan juga membutuhkan perlakuan yang manusiawi. Laki-laki yang menginginkan itu akan membawa pulang perempuan tersebut dan mencukur rambutnya dan memotong kukunya. Perempuan itu kemudian akan diberi waktu satu bulan untuk meratapi kehilangan orang tuanya. Tindakan ini adalah tanda penyucian dan pemisahan perempuan itu dari penyembahan berhala menjadi penyembah Allah Israel yang sejati. Kemudian laki-laki itu bisa menikahinya. Jika dia tidak ingin menikahi perempuan itu, maka dia berkewajiban untuk membebaskannya tanpa syarat. Allah mengasihi semua orang dan Dia adalah pembela bagi pihak yang kurang beruntung, oleh karena itu Dia memberikan hukum ini kepada Israel untuk menjaga kesejahteraan para tawanan.

Poligami dan perceraian banyak terjadi di antara anak-anak Israel karena kekerasan hati mereka. Ada ambiguitas dalam pemahaman mereka tentang hukum pernikahan, sehingga orang-orang menikah sesuai keinginan mereka. Jauh sebelum Israel menjadi sebuah bangsa, sebagian besar bapa leluhur yang disebutkan dalam Alkitab berpoligami. Namun tidak satu pun dari pernikahan seperti itu yang memiliki keharmonisan atau kasih yang diinginkan dari sebuah unit keluarga. Tuhan juga mengetahui bahwa

(32)

seorang laki-laki tidak dapat mengasihi dua orang perempuan secara setara.

Karena kemungkinan besar akan ada anak-anak, Tuhan menasihati seorang laki-laki yang memiliki dua orang istri bahwa hubungan yang dia miliki dengan istri-istrinya tidak boleh berdampak negatif terhadap anak-anak.

Seorang laki-laki akan mengasihi satu istri dan kurang mengasihi yang lain.

Jika anak sulung lahir dari istri yang kurang dikasihi, anak laki-laki itu tetap akan memiliki semua hak anak sulung terlepas dari hubungan orang tuanya.

RENUNGKAN: Allah tidak meninggalkan pihak yang tidak beruntung.

DOAKAN: Bapa, tolonglah aku untuk menjaga hubungan yang baik dan saleh.

(33)

SENIN, 1 NOVEMBER 2021 ULANGAN 21:18–23

GALATIA 5:22–26

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan....”

KEHARMONISAN DALAM KELUARGA

Penyebutan tentang poligami dan pemberian hukum ini (dalam Ulangan 21) tidak berarti bahwa Allah menyetujui pernikahan poligami. Ketika orang- orang Farisi bertanya kepada Yesus apakah diperbolehkan bagi seorang laki-laki untuk menceraikan istrinya karena alasan apa pun, Tuhan menjawab bahwa Allah yang menjadikan mereka pada mulanya menjadikan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Ketika mereka menikah, suami dan istri menjadi satu daging. Orang-orang Farisi itu kemudian meminta klarifikasi mengapa Musa memberi mereka sebuah hukum yang memperbolehkan perceraian. Yesus menjawab bahwa Musa memberi mereka hukum itu karena kekerasan hati mereka, tetapi pada mulanya (yaitu pada saat penciptaan) tidak demikian (Mat. 19:3–9). Allah menoleransi poligami dan perceraian karena kekerasan hati orang Israel. Hukum kekal yang membawa kasih dan kebahagiaan adalah hanya satu laki-laki dan satu perempuan dalam sebuah pernikahan. Pelanggaran apa pun terhadap perintah Allah adalah sama dengan dosa perzinaan

Anak-anak adalah bagian dari keluarga dan mereka membutuhkan disiplin.

Salah satu dari Sepuluh Perintah adalah “Hormatilah ayahmu dan ibumu”

(Ul. 5:16). Hukum khusus yang diberikan dalam Ulangan 21:18–21 berkaitan dengan seorang anak laki-laki yang berada di luar kendali orang tua, anak yang telah gagal untuk menaati perintah. Anak laki-laki seperti itu akan dibawa ke hadapan para tua-tua kota dan orang tuanya akan menuduhnya.

Pelanggaran itu termasuk degil, membangkang, tidak patuh, pelahap dan peminum. Ketika pelanggaran ini terbukti dan tidak ada pertobatan, anak itu akan dihukum rajam.

Menurut Ulangan 21:22–23, pelaku pelanggaran lainnya dieksekusi dengan cara digantung di tiang, dan menjadi terkutuk. [Catatan: Tuhan Yesus Kristus yang tidak berdosa “digantung pada kayu salib” (Gal. 3:13) dan dijadikan kutuk karena dosa-dosa kita.] Hukum-hukum ini diberikan untuk membimbing bangsa Israel tentang bagaimana mereka harus menyelesaikan masalah-masalah yang serius ini. (Kebanyakan dari undang-

(34)

undang ini pada saat ini termasuk dalam undang-undang peradilan di bawah pemerintahan sipil.) Ini juga menginstruksikan pembaca bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan sepatutnya dan tertib. Namun, yang terbaik adalah menghindari dosa-dosa ini sepenuhnya. Keselamatan dalam Kristus adalah jawabannya (Gal. 5:22–24).

RENUNGKAN: Menaati perintah-perintah Allah membawa kepada rumah tangga yang bahagia.

DOAKAN: Bapa, kiranya keharmonisan dan kedamaian bertakhta dalam rumah tanggaku.

(35)

SELASA, 2 NOVEMBER 2021 ULANGAN 22:1–5

1 KORINTUS 11:3–15

“... kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

HUKUM-HUKUM UNTUK KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ada sepuluh perintah utama yang diberikan dalam Ulangan 22, dan masing- masing mewakili satu aspek dari Sepuluh Perintah. Perintah-perintah lainnya bersifat seremonial (upacara). Allah memberikan perintah-perintah ini untuk membimbing bangsa Israel agar berhubungan dengan-Nya secara benar. Berikut adalah ringkasan singkat dari sepuluh instruksi itu

Lembu atau domba yang tersesat: Sebagai ungkapan kasih kepada sesama mereka, bangsa Israel diperintahkan untuk membawa kembali lembu atau domba yang tersesat kepada saudara mereka. Jika pemiliknya tidak diketahui, penemu dapat memelihara hewan itu di rumahnya sampai pemiliknya ditemukan. Hal yang sama akan dilakukan juga untuk keledai atau pakaian. Tidak ada barang hilang yang boleh disembunyikan dari pemiliknya. Kegagalan untuk mengindahkan perintah ini berarti mencuri.

Seekor lembu yang rebah di jalan: Hal yang sama juga berlaku untuk kasus seekor lembu yang terjatuh ke dalam lubang. Setiap orang wajib untuk menolong mengangkatnya. Menyelamatkan nyawa seekor binatang adalah hal yang penting, karena dengan melakukan itu orang menunjukkan kebaikan kepada mereka. Menurut Tuhan Yesus Kristus, perbuatan ini diperbolehkan bahkan pada Hari Sabat. Selain itu, karena hewan itu berguna bagi pemiliknya, pengembaliannya akan membangun hubungan yang baik antara orang yang menemukannya dan pemiliknya. Ini mungkin terlihat sebagai hal yang terlalu tidak penting untuk dimasukkan dalam hukum ilahi, tetapi Allah memiliki tujuan yang lebih tinggi dalam memberikan perintah-perintah seperti itu.

Pakaian laki-laki dan perempuan: Perintah berikutnya mengenai pakaian:

“Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki- laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu” (Ul. 22:5). Ayat ini tidak memberikan pola pakaian tertentu untuk kedua jenis kelamin, tetapi yang penting adalah kesopanan. Pakaian dirancang secara berbeda untuk

(36)

kedua jenis kelamin. Namun, penegasan utama dari hukum ini adalah bahwa pada mulanya Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan.

Penampilan fisik mereka tidak sama dan perbedaan itu harus dipertahankan dan dengan ketundukan dalam hati yang murni kepada Allah.

RENUNGKAN: Allah memperhatikan bahkan hal-hal kecil.

DOAKAN: Bapa, kiranya aku memahami tujuan-Mu dalam memberikan semua perintah.

(37)

RABU, 3 NOVEMBER 2021 ULANGAN 22:6–7

MATIUS 10:29

“Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.”

PELESTARIAN ATAS BINATANG-BINATANG

Manusia adalah ciptaan Allah yang istimewa: Dia menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri. Ini bukan merujuk pada penampilan fisik, tetapi pada kemampuan rohaniah dan intelektual Allah. Biologi telah secara salah mengklasifikasikan manusia sebagai sejenis binatang. Kualitas yang telah Allah berikan kepada manusia pada saat penciptaan membedakan manusia dari binatang. Perbedaan pada penciptaan harus dipertahankan saat ini.

Sarang, telur-telur, dan anak-anak burung: Manusia wajib hidup berdampingan dengan makhluk lain yang telah Allah ciptakan. Allah bahkan mengingat burung kecil yang membangun sarangnya di ladangmu atau di pohon di sebelah rumahmu. Yesus berkata bahwa Allah memelihara mereka dan bahwa tidak seekor burung pipit pun akan terjatuh ke tanah tanpa sepengetahuan Bapa surgawi. Allah memelihara semua ciptaan-Nya.

Perintah tentang burung diberikan dalam dua ayat di sini (Ul. 22:6–7).

Jika orang yang menemukan sarang (dengan induk burung dan telur- telurnya atau anak-anak burung) di pohon atau di tanah, dan dia ingin memeliharanya, dia tidak boleh membawa induk burung itu bersama anak- anaknya. Maka orang itu akan baik keadaannya dan lanjut umurnya. Hukum ini berlaku untuk pemeliharaan atas semua binatang lain; mereka harus dilestarikan karena Allah telah menciptakan mereka untuk suatu tujuan.

Allah mengizinkan manusia untuk membunuh hewan untuk makanan tetapi tidak boleh membiarkan mereka punah.

Ada kampanye untuk melindungi burung nasar di Afrika karena mereka membantu menjaga lingkungan tetap bersih saat mereka memakan bangkai.

Semua burung lain sama bergunanya. Perintah Allah di sini untuk melestarikan mereka memiliki tujuan yang mulia.

RENUNGKAN: Kebaikan kepada binatang adalah hukum Allah.

(38)

DOAKAN: Bapa, tolonglah aku untuk mengetahui tujuan-Mu dalam menciptakan segala sesuatu.

(39)

KAMIS, 4 NOVEMBER 2021 ULANGAN 22:8–10

AMSAL 12:1–2

“Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan....”

HUKUM TENTANG RUMAH DAN KEBUN

Keamanan dalam membangun rumah: Siapa pun yang membangun rumah baru diharuskan untuk membuat pagar (tembok parapet) di sotoh rumah itu agar orang tidak terjatuh dari sana. Meskipun cara membangun rumah berbeda dari waktu ke waktu serta dari satu wilayah geografis ke wilayah lain, keselamatan selalu menjadi yang terpenting. Israel juga diberikan hukum seperti itu oleh Allah (Ul. 22:8). Saat ini, terlepas dari metode konstruksi yang sangat maju, banyak bangunan masih menimbulkan bahaya besar bagi manusia. Kegagalan untuk mengikuti peraturan keselamatan adalah sama dengan melanggar perintah keenam, “Jangan membunuh” (Ul.

5:17).

Menabur di kebun: Allah memberikan sebuah hukum yang berhubungan dengan praktik pertanian: “Janganlah kautaburi kebun anggurmu dengan benih-benih yang berbeda: supaya jangansampai seluruh hasil benih yang telah kautaburkan, dan hasil kebun anggurmu, menjadi tercemar” (Ul. 22 :9, KJV). Adalah logis bahwa ketika benih tidak dicampur di sebuah kebun, kebun itu menghasilkan buah yang maksimal. Namun, pelajaran di sini adalah tentang pemisahan (separasi) yang alkitabiah. Saat umat Allah melakukan pekerjaan sehari-hari di ladang, mereka akan diingatkan bahwa mereka harus menjalani kehidupan yang terpisah bagi TUHAN.

Memasangkan satu kuk pada lembu dan keledai: Allah melarang umat-Nya untuk memasangkan kuk dan menggunakan lembu dan keledai pada saat yang sama untuk membajak ladang. Dalam 2 Korintus 6:14, Paulus menggunakan ungkapan “pasangan yang tidak seimbang” dengan merujuk kepada hukum ini. Sekali lagi, poin di sini berkaitan dengan doktrin tentang pemisahan yang alkitabiah. Larangan-larangan dalam pertanian ini berfungsi sebagai pengingat lahiriah bagi anak-anak Israel bahwa mereka harus tetap menjadi umat Allah yang terpisah dan tidak boleh menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan bangsa-bangsa kafir. Hewan pekerja sebagian besar telah digantikan oleh mesin saat ini, meskipun hewan masih digunakan di beberapa bagian dunia. Namun demikian, pelajaran tentang pemisahan alkitabiah tetap absah dan relevan saat ini.

(40)

RENUNGKAN: Allah memberikan hukum-hukum yang adil dan baik demi kebaikan ciptaan-Nya.

DOAKAN: Bapa, tolonglah aku untuk menuruti hukum-hukum-Mu.

(41)

JUMAT, 5 NOVEMBER 2021 ULANGAN 22:11–30

MATIUS 19:1–10

“Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.”

HUKUM TENTANG KAIT DAN KESUCIAN

Bulu domba dan lenan: Bangsa Israel dilarang untuk memakai campuran bulu domba dan lenan. Seperti halnya hukum yang mengatur praktik pertanian mereka, hukum ini diberikan kepada bangsa Israel untuk mengingatkan mereka tentang perlunya terpisah dari dunia. Melalui kegiatan mereka sehari-hari, Israel akan diingatkan bahwa mereka adalah umat Allah, dan harus berbeda dari bangsa-bangsa kafir.

Hukum lain juga berkaitan dengan kain: “Haruslah engkau membuat tali yang terpilin pada keempat punca kain penutup tubuhmu” (Ul. 22:12). Allah ingin Israel secara kasatmata dan jelas dipisahkan dari bagian dunia lainnya bahkan dalam detail-detail yang begitu kecil. Perilaku lahiriah mereka juga harus mewakili pemikiran batin mereka. Mereka akan menunjukkan kepada orang lain melalui pakaian mereka bahwa mereka adalah umat yang dipisahkan bagi Allah. Allah berusaha untuk mengajar dengan cara ini dengan memberi mereka hukum-hukum ini.

Hukum tentang kesucian: Bagian terpanjang di sini, Ulangan 22:13–30, berkaitan dengan hukum tentang pernikahan dan larangan terhadap perzinaan, dengan detail-detail tentang pengaturan pernikahan juga diberikan. Cara Allah dalam rencana pernikahan sama pentingnya saat ini.

Yesus dan Paulus membahas topik ini dalam Perjanjian Baru dan memberikan pembaruan yang tepat. Mereka berbicara dengan keras melarang perceraian dan perpisahan, mengaitkan hukum Musa dalam hal ini dengan kekerasan hati orang-orang dan merujuk para murid kepada ciptaan sebagai aturan pernikahan Allah (1Kor. 7).

Mempelajari hukum-hukum ini sangat membantu dalam menetapkan prinsip-prinsip bagi kehidupan kita saat ini. Kita perlu memiliki perilaku jujur dan disiplin dalam kehidupan kita sehari-hari. Allah memberikan hukum- hukum ini kepada bangsa Israel untuk menjadikannya orang-orang yang layak dan dapat diandalkan

(42)

RENUNGKAN: Pemahaman yang penuh akan hukum Allah dalam kehidupan sehari-hari menjadikan hidup ini layak dijalani.

DOAKAN: Bapa, kiranya aku menghidupi setiap hari dengan pemahaman penuh akan titah-titah-Mu menyangkut keseharian hidupku.

(43)

SABTU, 6 NOVEMBER 2021 ULANGAN 23:1–8

MAZMUR 82:1–5

“Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi....”

ORANG-ORANG YANG DILARANG DALAM JEMAAT

Hukum perilaku sehari-hari dalam kehidupan bangsa Israel menyentuh baik perkara seremonial (upacara) maupun moral. Para imam bertanggung jawab dalam menegakkan hukum-hukum ini dan dalam memberikan nasihat bagi tindakan yang benar. Hukum-hukum ini terperinci dan beragam. Isinya menyentuh individu dan juga hubungan seseorang dengan orang lain. Ini juga menyangkut etika perdagangan dan nazar di hadapan Tuhan. Semua ini berfungsi sebagai alat bantu pengajaran dalam mengenal Tuhan.

Hukum upacara sangat spesifik mengenai kualitas-kualitas fisik dari apa pun yang terlibat. Setiap orang yang bercacat pada bagian tubuh mana pun tidak diizinkan untuk masuk ke dalam jemaat Tuhan. Selain itu, orang Amon dan orang Moab tidak diizinkan masuk ke dalam jemaat Israel sampai generasi kesepuluh. Ini karena mereka tidak menyediakan makanan bagi orang Israel ketika mereka keluar dari Mesir, tetapi malah berupaya mengusir mereka.

Dalam upaya itu, mereka menyewa Bileam untuk mengutuk bangsa Israel.

Allah tidak mengizinkan mereka untuk menghancurkan Israel, dan oleh karena itu, anak-anak Yakub tidak boleh mencari perdamaian dengan mereka. Bangsa-bangsa yang tinggal di timur Sungai Yordan ini juga setara dengan orang Kanaan karena mereka adalah musuh Israel. Pelanggaran utama oleh mereka adalah bahwa mereka adalah penyembah berhala dan moral mereka keji. Oleh karena itu Israel tidak boleh memiliki persekutuan rohaniah apa pun dengan mereka; dan di samping itu mereka tidak boleh berbagi barang materiel apa pun. Perdagangan apa pun dengan mereka dilarang. Dengan demikian mereka tidak diizinkan untuk masuk ke dalam jemaat mereka.

Hanya orang Edom dan orang Mesir yang diizinkan untuk bersekutu dengan bangsa Israel. Orang Edom adalah keturunan Esau, saudara kembar Yakub.

Mereka adalah saudara sedarah bagi Israel dan tidak boleh dipisahkan dari mereka. Israel diperintahkan untuk bergaul dengan mereka dan tidak membenci mereka. Orang Mesir juga tidak boleh dibenci, karena Israel menerima banyak manfaat dari mereka, pada zaman mereka. Israel tumbuh

(44)

di Mesir selama empat ratus tahun dan menjadi bangsa yang besar. Anak- anak mereka diizinkan untuk masuk ke dalam jemaat pada generasi ketiga.

RENUNGKAN: Hubunganku dengan Tuhan memiliki batas-batasnya.

Taatilah batas-batas itu dan aku akan mendapatkan penerimaan di dalam Dia.

DOAKAN: Bapa, tolonglah aku dalam persekutuanku dengan sesamaku.

(45)

HARI TUHAN, 7 NOVEMBER 2021 ULANGAN 23:1–9

MAZMUR 26:1–7

“... aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.”

MENJAGA KETAHIRAN SEREMONIAL

Nasihat kepada Israel, dalam Ulangan 23:7, untuk menerima orang Edom dan orang Mesir itu seperti mengucapkan terima kasih atas keramahan mereka. Sikap bersyukur adalah kebajikan yang mengikat orang bersama dan membangun perdamaian. Israel diberi tahu untuk menerima anak-anak yang lahir dari bangsa-bangsa ini sebagai bagian dari mereka (Ul. 23:8).

Israel diingatkan untuk menjauhkan diri dari segala hal yang jahat ketika mereka berperang melawan musuh-musuh mereka (Ul. 23:9). Mereka ditetapkan untuk merebut tanah Kanaan dan akan ada godaan besar untuk mengambil rampasan yang berharga untuk diri mereka sendiri. Namun, Allah bersungguh-sungguh dengan apa yang Dia katakan, dan Israel harus mematuhinya tanpa kompromi. Israel diperhadapkan dengan pencobaan itu dalam penaklukan Yerikho (Yos. 7). Ini adalah pengakuan Akhan setelah dia melakukan pelanggaran itu: “Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku: aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali” (Yos. 7:20–21).

Tindakannya secara langsung melawan apa yang Tuhan perintahkan kepada Israel. Ternyata tidak butuh waktu lama bagi Israel untuk melihat konsekuensi dari dosa itu. Upaya mereka untuk menaklukkan Ai (kota kedua mereka) mendapat perlawanan yang kuat dan sejumlah dari mereka terbunuh. Allah mengungkapkan kepada Yosua: “... ada barang-barang yang terkutuk di tengah-tengahmu, hai, orang Israel ...” (Yos. 7:13, KJV).

Yosua segera menyelidiki, dan Akhan terbukti bersalah dan diberi hukuman maksimal. Hukumnya adalah bahwa mereka tidak boleh menyentuh apa pun yang haram tidak peduli betapa indahnya itu. Mereka harus menahan godaan. Akhan tidak taat, dan dia dijadikan contoh.

(46)

Firman Allah telah membunyikan peringatan, tetapi tidak semua mendengarkan. Kiranya kita berbijaksana untuk mendengarkan peringatan dalam Firman Allah.

RENUNGKAN: Konsekuensi dari dosa yang disengaja sungguh patut disesali.

DOAKAN: Bapa, jagalah aku jauh-jauh dari semua dosa yang disengaja.

(47)

SENIN, 8 NOVEMBER 2021 ULANGAN 23:10–18

YOHANES 14:6

“Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.’”

PERLAKUAN TERHADAP ORANG LAIN

Dalam Ulangan 23:10–11, Israel juga diberi tahu bahwa ketika mereka pergi berperang, siapa pun yang najis tidak boleh masuk ke dalam perkemahan sampai setelah matahari terbenam. Dia harus membasuh dirinya sebelum kembali ke perkemahan. Ini untuk memastikan bahwa setiap prajurit bersih secara seremonial agar perkemahan itu kudus. Tuhan juga spesifik dalam instruksi-Nya mengenai sanitasi yang baik di perkemahan Israel (Ul. 23:12–

13): sebuah tempat telah disediakan di luar perkemahan bagi mereka untuk membuang hajat. Setiap orang harus membawa sekop kecil dengan senjatanya dan menggunakannya untuk memastikan kotoran tertutup dengan tanah. Perkemahan itu harus dijaga kebersihannya karena “TUHAN, Allahmu, berjalan dari tengah-tengah perkemahanmu untuk melepaskan engkau dan menyerahkan musuhmu kepadamu; sebab itu haruslah perkemahanmu itu kudus, supaya jangan Ia melihat sesuatu yang tidak senonoh di antaramu, lalu berbalik dari padamu” (Ul. 23:14)

Seorang budak yang melarikan diri dari tuannya harus diberi perlindungan (Ul. 23:15–16). Dia tidak akan dikembalikan kepada tuannya. Ini mungkin tampak bertentangan dengan perintah bagi para budak untuk mematuhi tuan mereka. Adam Clarke menyarankan bahwa ini merujuk pada seorang budak yang melarikan diri dari seorang tuan yang menyembah berhala agar dia dapat bergabung dengan umat Allah. Ini tampaknya merupakan penjelasan logis dalam konteks ini karena menekankan perlunya mengasihi sesama alih-alih menindas. Orang seperti itu harus diberi perlindungan.

Lalu ada orang-orang yang tingkah lakunya keji: pelacur bakti dan semburit bakti (Ul. 23:17–18). Bahkan “upah sundal atau uang semburit” tidak boleh dibawa ke rumah Allah. Mereka tidak boleh digunakan untuk membayar apa pun yang mungkin telah orang dinazarkan kepada Tuhan.

Hukum-hukum ini, yang berlaku untuk kehidupan sehari-hari pada masa itu, diberikan untuk memisahkan anak-anak Israel, yang adalah saksi-saksi-Nya di bumi, dari bangsa-bangsa kafir. Demikian juga, ada instruksi-instruksi dalam Firman Allah yang membimbing gereja Perjanjian Baru mengenai

(48)

hidup sebagai saksi rohaniah bagi Kristus di bumi ini. Perhatikan kata-kata- Nya dalam Yohanes 14:21.

RENUNGKAN: (Bacalah 2 Timotius 3:16.)

DOAKAN: Bapa, jagalah aku agar tetap mengikuti langkah-langkah Kristus.

(49)

SELASA, 9 NOVEMBER 2021 ULANGAN 23:19–25

PENGKHOTBAH 5:3–5

“Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya....”

UANG DAN MENEPATI NAZAR

Perlakuan terhadap orang lain juga termasuk urusan keuangan kita dengan mereka. Bangsa Israel diperintahkan untuk tidak meminjamkan uang kepada saudara-saudara mereka dengan bunga (Ul. 23:19–20). Mereka hanya bisa membebankan bunga kepada orang asing. Pengertian di sini adalah bahwa orang yang meminjam itu miskin atau memiliki kebutuhan mendesak.

Pemahaman yang umum adalah bahwa seseorang akan meminjamkan apa yang dibutuhkan dan jumlah yang sama akan dibayarkan kembali. Orang asing akan diperlakukan sebagai pedagang komersial dan dengan demikian wajib membayar bunga untuk uang yang mereka pinjam. Ayat bacaan kita menyimpulkan bahwa Allah akan memberkati kemurahan hati mereka yang meminjamkan kepada saudara-saudara mereka.

Ini adalah hukum perilaku sehari-hari yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel. Mereka harus hidup selaras satu sama lain di Tanah Perjanjian yang akan Tuhan berikan kepada mereka. Tuhan memberikan hukum-hukum ini untuk mengajari bangsa yang masih bayi itu. Hukum yang bersifat sipil didelegasikan kepada pemerintah sipil. Dalam kegenapan waktu, bagian seremonial (upacara) dari hukum itu dihapuskan. Namun, aspek moral dari hukum Allah tetap langgeng.

Nazar adalah komitmen yang tidak dapat dibatalkan. Oleh karena itu, hukumnya adalah bahwa nazar yang dibuat harus dipenuhi (Ul. 23:21–23).

Oleh karena itu, adalah penting bagi seseorang untuk tidak terburu-buru bernazar. Semua nazar juga harus sesuai hukum atau tangan Allah akan menolaknya. Dalam kitab Kisah Para Rasul, ada lebih dari empat puluh orang Yahudi yang bernazar untuk tidak makan apa pun sampai mereka membunuh Paulus. Karena komitmen mereka melanggar hukum, Allah mengalahkan ketetapan mereka (Kis. 23:12–22). Nazar berjalan seiring dengan mengatakan kebenaran. Mengomitmenkan diri kepada perbuatan itu adalah sesuai dengan hukum. Ketika kamu bernazar, apakah kau akan setia untuk menghormati kata-katamu?

(50)

Dalam berhubungan dengan tetangga, mereka diizinkan untuk makan apa yang ada di ladang atau kebun anggur sampai kenyang. Tetapi mereka dilarang membawa apa pun keluar dari ladang atau kebun itu (Ul. 23:24–

25). Ini dimaksudkan untuk mencegah pencurian dan untuk menjaga hukum keramahan kepada sesama.

RENUNGKAN: Kesaksian seorang percaya termasuk penggunaannya akan uang.

DOAKAN: Bapa, kiranya aku selalu jujur.

(51)

RABU, 10 NOVEMBER 2021 ULANGAN 24:1–4

MATIUS 5:31–32

“Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah....”

HUKUM TENTANG KELUARGA

Hukum pernikahan dan perceraian sering muncul. Hukum moralitas dalam teks bacaan kita dimulai dengan pedoman tentang pernikahan dan toleransi terhadap perceraian. Hal ini sebelumnya telah diklarifikasi. Pernikahan kembali dan cuti paternal untuk mempelai laki-laki juga ditetapkan dalam hukum. Hukum-hukum lain yang menyinggung tentang perdagangan dan peminjaman uang, semuanya banyak berhubungan dengan kehidupan keluarga. Upah pekerja dan bantuan kepada fakir miskin dalam masyarakat juga dibicarakan sebagai bagian dari kehidupan keluarga.

Pernikahan itu absah dan mengikat antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dan bersifat permanen. Menulis surat cerai dan menyuruh pergi seorang istri diperbolehkan di bawah hukum Musa. Itu adalah isu yang diperdebatkan. Banyak yang mempertanyakannya dan melakukan apa yang mereka pikir benar. Pengakuan Iman Westminster (pasal 24.2) menyatakan bahwa “pernikahan ditetapkan untuk saling membantu antara suami dan istri; untuk menambah jumlah umat manusia dengan melahirkan keturunan yang absah, dan menambah jumlah anggota gereja dengan benih yang kudus; dan untuk mencegah kenajisan.” Oleh karena itu, ikatan pernikahan tidak dapat diputus oleh manusia.

Kemudian muncul pertanyaan mengenai ketetapan Musa ini yang untuknya Yesus memberikan jawaban yang jelas. Dia juga membuat rujukan kepada hukum ini dalam pembacaan alternatif. Dalam perkataan-Nya, Dia melarang perceraian kecuali dalam kasus perzinaan. Dia juga menekankan pentingnya pernikahan satu laki-laki dengan satu perempuan. Dalam hukum Musa, seorang perempuan yang diceraikan dapat menikah lagi dengan laki- laki lain, tetapi jika dia diceraikan lagi atau suami keduanya meninggal, dia tidak dapat kembali kepada suami yang pertama. Dalam hal ini, gereja mengikuti keputusan Kristus hari ini dan seharusnya tidak ada kebingungan.

Sebuah pernyataan resmi tentang doktrin pernikahan diberikan. Semua gereja akan memiliki pernyataan menyangkut hukum ini. Pemerintah sipil juga memiliki Undang-Undang Pernikahan. Di negara-negara multi-agama,

(52)

undang-undang ini dibuat untuk melayani semua komunitas. Beberapa kelompok agama akan mengizinkan poligami, tetapi pernikahan Kristen adalah monogami dan pendeta gereja biasanya diizinkan untuk melangsungkan pernikahan sesuai dengan doktrin itu.

RENUNGKAN: Keluarga yang stabil dibangun di atas perintah-perintah Allah.

DOAKAN: Bapa, berilah kami rumah tangga di mana Firman-Mu adalah pedomannya.

Referensi

Dokumen terkait