• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2001 ARSIP DPR TENTANG PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2001 ARSIP DPR TENTANG PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

---�

RANCANGAN

UNDANG • UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2001

TENTANG

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

ARSIP

DPR

(2)

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN 2001

TENTANG

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESI�

Menimbang · a. bahwa dalam rangka penyeienggaraan negara diperlukan pengelolaan keuangan negara secara tertib, hemat, efisien, efektit: transparan, bertanggung jawab, taat pada peraturan perundang-undangan, serta bersih dan bebas dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme;

Mengingat

b. bahwa untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu dilakukan pemeriksaan keuangan negara yang berkualitas oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu dibentuk Undang-undang tentang Pemeriksaan Keuangan Negara.

l . Pasal 5 ayat ( 1 }, Pasal 18, Pasal 20 ayat (I}, dan Pasal 23 Undang- Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Pertama dan Perubahan Kedua Undang-undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Tahun 1973 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor ... );

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000 - 2004 (Lembaran Negara Tahun

ARSIP

DPR

(3)

Menetapkan

-2-

2000 Nomor 206);

7. Undang-undang Nomor... Tahun... tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun ... Nomor..., Tambahan Lembaran Negara Nomor. .. );

8. Undang-undang Nomor... Tahun ... tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun ... Nomor ... , Tambahan Lembaran Negara Nomor ... ).

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI�

�MUTUSKAN:

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERIKSAAN KEUANGAN

NEGARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan:

1. Keuangan Negara adalah keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor. ... Tahun .... tentang Keuangan Negara.

2. Pemeriksaan adalah suatu proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara objektif dan konstruktif dalam rangka pemberian penilaian terhadap kewajaran penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan negara atau pemberian rekomendasi guna mewujudkan dan meningkatkan kehematan, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan keuangan negara.

3. Lembaga legislatif adalah Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

BAB II

TUJUAN PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA Pasal 2

Tujuan pemeriksaan keuangan negara adalah untuk memberikan penilaian terhadap kewajaran penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan negara serta memberikan rekomendasi dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan kehematan, efisiens� dan efektivitas pengelolaan keuangan negara.

ARSIP

DPR

(4)

BAB III

PENYELENGGARA PEMERIKSAAN Pasal 3

Penyelenggara pemeriksaan keuangan negara terdiri dari:

a. Pemeriksa ekstern keuangan negara;

b. Pemeriksa intern keuangan negara.

Pasal 4

Pemeriksa ekstern keuangan negara sebagaimana dimak.sud dalam Pasal 3 huruf a adalah Badan Pemeriksa Keuangan dan/atau lembaga pemeriksa lain sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 5

Pemeriksa intern keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b adalah aparat pemeriksaan intern pemerintah yang terdiri dari:

a. aparat pemeriksaan intern pemerintah pusat, yaitu aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden;

b. aparat pemeriksaan intern pemerintah daera� yaitu aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubemur/Bupati/

Walikota sesuai dengan lingkup kewenangannya.

BABIV

TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Pasal 6

( 1) Badan Pemeriksa K�uangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bertugas melakukan pemeriksaan terhadap laporan pertanggungjawaban keuangan negara sebagaimana ditetapkan dala.m pcia.tu-.a.11 perundang-undangan.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

(3) Lembaga pemeriksa lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 bertugas melakukan pemeriksaan terhadap laporan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan negara atau badan lain dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

ARSIP

DPR

(5)

-4-

Pasal 7

(I) Aparat pemeriksaan intern pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bertugas me)akukan pemeriksaan terhadap kehematan, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan Keuangan Negara.

(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (I), aparat pemeriksaan intern pemerintah dapat melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Pasa1 8

( l) Aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden bertugas rnelakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 atas pengelolaan keuangan negara yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.

(2) Aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur, melakukan perneriksaan sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 5 atas pengelolaan keuangan negara yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Gubernur sebagai Kepala Daerah.

(3) Aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati/W alikota, melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 atas pengelolaan keuangan negara yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Bupati/W alikota sebagai Kepala Daerah.

BABV

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Pasal 9

(I) Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib menyusun rencana pemeriksaan.

(2) Badan Pemeriksa Keuangan berwenang merencanakan dan menetapkan obyek serta waktu pemeriksaan.

(3) Aparat perneriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden menyusun rencana pemeriksaan dengan mendasarkan pada kebijakan pemeriksaan nasional yang ditetapkan oleh Presiden.

( 4) Aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur menyusun rencana pemeriksaan dengan mendasarkan pada kebijakan pemeriksaan yang ditetapkan oleh Gubemur dengan memperhatikan kebijakan pemeriksaan nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).

(5) Aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati/Walikota menyusun rencana pemeriksaan dengan mendasarkan pada kebijakan pemeriksaan yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan

ARSIP

DPR

(6)

memperhatikan kebijakan pemeriksaan nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) serta kebijakan pemeriksaan yang ditetapkan o)eh Gubernur sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 4 ).

Pasal 10

( 1) Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, Badan P.emeriksa Keuangan memperhatikan dan/atau memanfaatkan:

a. pendapat dan saran lembaga legisJatif;

b. basil pemeriksaan aparat pemeriksaan intern pemerintah;

c. informasi, saran, dan penclapat masyarakat/pemerintab.

(2) Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, aparat pemeriksaan intern pemerintah memperhatikan dan/atau memanfaatkan:

a. pendapat dan saran lembaga legislatif;

b. basil pemeriksaan Baclan Pemeriksa Keuangan;

c. informasi, saran, dan pendapat masyarakat.

(3) Penyampaian pendapat, saran, clan informasi clari lembaga legislatif dan masyarakat/pemerintah tersebut di)aksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, Badan Pemeriksa Keuangan clan aparat pemeriksaan intern pemerintah berwenang:

a. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan, dan sebagainya;

b. melakukan pemeriksaan terhadap uang, surat berharga, benda pos, surat bukti penerimaan dan pembayaran uang dan barang, barang persediaan clan barang inventaris, semua register, catatan, buku, perhitungan, laporan pengelolaan uang dan barang, basil survei, surat perintah kerja, dan surat perjanjian pengadaan barang dan jasa, notulen rapat urnum pemegang saham, rapat direksi/komisaris/pimpinan kantor/panitia dan dokumen pernyataan atau pengakuan resmi atas hak dan tanggung jawab keuangan negara serta dokumen lain yang sejenis;

c. meminta dokumen dan/atau keterangan yang diperlukan yang wajib dipenuhi baik oleh penyelenggara negara maupun pihak: lain yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara;

d. melakukan penyegelan semua tempat penyunpanan uang, barang, dan dokumen pengelolaan keuangan negara;

e. meminta dan/atau memanggil seseorang untuk diminta keterangannya;

f. memotret dan/atau mengambil contoh obyek yang diperiksa.

ARSIP

DPR

(7)

-6-

Pasal 12

Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib melakukan pengujian dan peni]aian terhadap keandalan struktur pengendalian intern atas pengeloJaan keuangan negara.

Pasal 13

Apabila pihak yang diperiksa menghambat proses pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13, Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah dapat meminta bantuan kepada Kepolisian untuk mengambiJ tindakan agar pemeriksaan dapat diJaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VI

HASIL PEMERIKSAAN

Bagian Pertama

Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan

Pasal 14

(I) Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan disusun secara tertulis dalam bentuk naskah hasil pemeriksaan atas laporan pertanggungjawaban keuangan negara dan naskah hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

(2) Naskah basil pemeriksaan atas laporan pertanggungjawaban keuangan negara disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dengan tembusan kepada Presiden, selambat-lambatnya empat bulan sesudah laporan keuangan tersebut diterirna.

(3) Dalam pemeriksaan terhadap tanggung jawab keuangan negara, Badan Pemeriksa Keuangan dapat menerbitkan nota keberatan terhadap tanggung jawab pengelolaan keuangan negara yang wajib diselesaikan oleh penyelenggara negara.

Pasal 15

(I) Selain menyusun naskah hasil pemeriksaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (I), Badan Pemeriksa Keuangan menyusun hasil pemeriksaan berkala yang diberitahukan kepada lembaga legislatif

(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberitahukan pula kepada Pemerintah segera setelah disampaikan kepada lembaga legisJatif

(3) Tata cara penyampaian basil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur bersama oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan lembaga legislatif.

( 4) Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan yang telah disampaikan kepada lembaga legislatif adalah terbuka untuk umum.

ARSIP

DPR

(8)

Bagian Kedua

Hasil Pemeriksaan Aparat Pemeriksaan Intern Pemerintah Pasal 16

( l) Hasil pemeriksaan aparat pemeriksaan intern pemerintah disampaikan secara tertulis kepada Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan lingkup dan tanggung jawab masing-masing aparat pemeriksaan intern pemerintah.

(2) Hasil pemeriksaan oleh aparat pemeriksaan intern pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) disampaikan kepada lembaga legislatif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(3) T embusan laporan hasil pemeriksaan oleh aparat pemeriksaan intern pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

( 4) Aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/W alikota wajib menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

BAB VII

TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN Pasal 17

( 1) Penyelenggara pemerintahan wajib menindaklanjuti rekomendasi atas temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah.

(2) Badan Pemeriksa Keuangan wajib memantau pelaksanaan tindak lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ).

(3) Aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib memantau dan meyakinkan terlaksananya tindak lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

( 4) Apabila tidak dapat menindaklanjuti basil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ), penyelenggara pemerintahan wajib memberikan alasan atau penjelasan kepada Badan Pemeriksa Keuangan atau aparat pemeriksaan intern pemerintah.

( S) Apabila dari basil pemeriksaan terdapat indikasi tindak pidana, Badan Pemeriksa Keuangan atau aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib menyampaikannya kepada Kejaksaan atau Kepolisian.

( 6) Apabila proses kasus yang berindikasi tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 4) dihentikan sebelum proses pengadilan, Kejaksaan atau Kepolisian wajib menjelaskan alasan penghentiannya.

(7) Hasil pemantauan Badan Pemeriksa Keuangan atas tindak lanjut basil pemeriksaan diberitahukan kepada lembaga legislatif.

ARSIP

DPR

(9)

- 8 -

(8) Hasil pemantauan aparat pemeriksaan intern pemerintah pusat atas tindak lanjut hasil pemeriksaan dilaporkan kepada Presiden.

(9) Hasil pemantauan aparat pemeriksaan intern pemerintah daerah atas tindak -lanjut hasil pemeriksaan dilaporkan kepada Gubernur/Bupati/W alikota.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU Pasal 18

Pemeriksaan yang bennutu atas keuangan negara diwujudkan melalui:

a. penerapan standar pemeriksaan;

b. penyelenggaraan pendidikan profesi pemeriksa;

c. pelaksanaan telaahan sejawat (peer review);

d. penyelenggaraan manajernen pemeriksaan.

Pasal 19

(I) Dalam melaksanakan tugas perneriksaan keuangan negara, Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib memperhatikan standar pemeriksaan atas keuangan negara.

(2) Standar pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh:

a. Badan Pemeriksa Keuangan, untuk standar pemeriksaan ekstemal;

b. Aparat pemeriksaan intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden untuk standar pemeriksaan internal di lingkungan pemerintah.

Pasal 20

Pendidikan profesi pemeriksa sebagaimana dimaksud Pasal 18 huruf b, dilaksanakan oleh:

a. instansi pembina sepanjang menyangkut teknis pemeriksaan;

b. masing-masing instansi dimana aparat pemeriksaan intern pemerintah berada sepanjang menyangkut pekerjaan teknis instansi yang bersangkutan.

Pasal 21

Telaahan sejawat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c diatur secara bersama-sama oleh aparat pemeriksaan.

Pasal 22

(1) Manajemen pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d didasarkan pada kaidah manajemen yang berlaku di bidang pemeriksaan.

ARSIP

DPR

(10)

(2) Pimpinan aparat pemeriksaan bertanggung jawab atas terwujudnya manajemen pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I).

BABIX

HUBUNGAN KELEMBAGAAN Pasal 23

Dalam menyelenggarakan pemeriksaan keuangan negar� masing-masing penyelenggara pemeriksaan saling terkait dalam suatu rangkaian kegiatan yang sistematis dan sinergis untuk mendukung pengelolaan keuangan negara yang tertib, hemat, efisien., efekti( transparan., dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan.

Pasal 24

Dalam hal aparat pemeriksaan intern pemerintah diminta oleh Badan Pemeriksa Keuangan melaksanakan tugas pemeriksaan untuk dan atas nama Badan Pemeriksa Keuangan, aparat pemeriksaan intern pemerintah melaksanakan tugas tersebut dengan menggunakan standar pemeriksaan yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan.

Pasal 25

( 1) Aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib sating berkoordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan basil pemeriksaan.

(2) Aparat pemeriksaan intern pemerintah dapat meminta bantuan dari aparat pemeriksaan intern pemerintah lainnya untuk menyelenggarakan suatu kegiatan pemeriksaan keuangan negara.

(3) Aparat pemeriksaan intern pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga/instansi terkait dalam melakukan pemeriksaan keuangan negara apabila diperlukan.

Pasal 26

Aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib memberikan keterangan dan/atau laporan basil pemeriksaan apabila diminta oleh lembaga ]egislatif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BABX

KETENTUAN PIDANA Pasal 27

(1) Setiap orang dan/atau badan yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban untuk memberikan keterangan dan bahan-bahan pemeriksaan lainnya kepada Badan Pemeriksa

ARSIP

DPR

(11)

- 10-

Keuangan sebagaimana dimaksud dalam PasaJ 12 dan Pasa1 13 ayat ( 1) dengan jalan menolak atau menghindarkan diri untuk memberikan keterangan, demikian pula mencegah, menghalang-halangi, mencampuri atau menggagalkan pemeriksaan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 ( empat) bulan, dan paling lama 4 ( empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.200.000.000,00 (satu miliar dua ratus juta rupiah).

(2) Setiap orang atau badan yang dengan sengaja memberikan keterangan dan bahan-bahan pemeriksaan palsu dalam rangka pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 8 ( de)apan) bulan dan paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 2.400.000.000,00 (dua miliar empat ratus juta rupiah).

(3) Setiap orang atau badan yang dengan sengaja memberikan keterangan yang diperolehnya pada waktu menunaikan tugas Badan Pemeriksa Keuangan dengan melampaui batas wewenangnya, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 ( enam) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

( 4) Setiap orang dan/atau badan yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban untuk memberikan keterangan dan bahan-bahan pemeriksaan lainnya kepada aparat pemeriksaan intern pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 clan Pasal 13 ayat (I) dengan cara dan/atau dalih apapun juga, dikenakan pidana yang pengaturannya ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

(5) Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) adalah tindak pidana kejahatan.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 28

Pada saat undang-undang ini berlaku, maka:

1. /nstmctie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR)/Staabslad 1898 Nomor 9 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Staabslad 1933 Nomor 320;

2. Pasal 18 dan Pasal 19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29

Ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang ada dan berkaitan dengan aparat pemeriksaan intern pemerintah masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang-undang ini.

ARSIP

DPR

(12)

Pasal 30

Undang-undang ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuiny� memerintahkan pengundangan undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal ... .

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ABDURRAHMAN WAHID Diundangkan di Jakarta

pada tanggal ... .

Sekretaris Negara Republik Indonesia,

Djohan Effendi

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ... Tahun ... .

ARSIP

DPR

(13)

I. UMUM

- 12 -

PENJELASAN ATAS

RANCANGAN UNDANG�UNDANG NOMOR ... TAHUN ...

TENTANG

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

Pemeriksaan keuangan negara selama mt kurang mendukung keberhasilan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan serta terwujudnya penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pemeriksaan keuangan negara mencapai sasaran apabila:

a. akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dilaporkan secara transparan dan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku�

b. penggunaan sumber daya negara memenuhi pnns1p-pnns1p hemat, efisien, dan efektif�

c. hasil dan/atau manfaat yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan;

d. pengelolaan keuangan negara telah dikendalikan secara efektif dan diadministrasikan dengan tertib sehingga menekan terjadinya praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Secara umum pemeriksaan keuangan negara dilaksanakan melalui pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah.

Pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban Keuangan Negara dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana diamanatkan Pasal 23 ayat ( 5) Undang-undang Dasar 1945 yang telah diubah dengan Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor VVMPR/1973 dan Ketetapan Majelis Pennusyawaratan Rakyat Nomor III/MPR/1978 menegaskan bahwa kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai lembaga tinggi negara yang bertugas memeriksa tanggung jawab Keuangan Negara adalah suatu badan yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah akan tetapi tidak berdiri di atas Pemerintah. Dengan demikian Badan Pemeriksa Keuangan menjalankan fungsi sebagai pemeriksa ekstem (external auditor).

Di samping fungsi pemeriksaan ekstem tersebut, terdapat pula fungsi pemeriksaan intern (internal auditing) yang juga dikenal sebagai fungsi pemeriksaan fungsional intern pemerintah. Pemeriksaan fungsional intern pemerintah merupakan rangkaian kegiatan

ARSIP

DPR

(14)

pemeriksaan yang dilakukan oleh lembaga yang bertugas membantu p1mpm pemerintahan untuk mendorong terwujudnya kehematan, efesiensi, dan efektivitas dal penyelenggaraan pemerintahan. Pemeriksaan fungsional intern pemerintah dilaksanak oleh aparat pemeriksaan intern pemerintah.

Adanya lembaga pemeriksa yang berbeda di luar maupun di lingkungan intern pemerintah tersebut telah sejalan dengan perkembangan konsep audit eksternal ya harus dilakukan oleh lembaga yang independen dan audit internal

diselenggarakan oleh aparat internal orgarusas1. Lembaga-lembaga

sebagaimana disebutkan di atas sudah seyogyanya menempatkan diri secara jelas dal melaksanakan fungsi sebagai pemeriksa eksternal atau pemeriksa internal.

Pemerintah berkepentingan dengan kuatnya posisi Badan Pemeriksa Keuangan sebag pemeriksa ekstern untuk terlaksananya check and balance. Pemerintah ju, berkepentingan dengan kuatnya posisi pemeriksa intern untuk memberikan penilai terhadap kehematan, efisiensi dan efektivitas pengelolaan Keuangan Negara. Pera pemeriksa ekstern dan pemeriksa intern tidak dapat saling menggantikan. Keduany dibutuhkan dalam suatu organisasi yang kompleks, khususnya di Negara Kesatuan yang wilayahnya demikian luas dan organisasinya demikian besar. Hubungan antar Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah harus terjali secara harmonis. Kerjasama yang erat di antara keduanya justru merupakan suat keharusan, agar sinergi yang diharapkan dalam penyelenggaraan pemeriksaan secar keseluruhan dapat terwujud.

Fungsi audit eksternal yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan diarahkan unt melaksanakan pemeriksaan terhadap tanggung jawab Keuangan Negara denga pemberian opini, sedangkan fungsi audit internal yang dilakukan oleh aparat pemeriksa intern pemerintah diarahkan untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap kehemata efisiensi, dan efektivitas pengelolaan Keuangan Negara dengan pemberian rekomendasi.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

ARSIP

DPR

(15)

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

- 14 -

Yang dimaksud dengan lembaga pemeriksa lain adalah lembaga pemeriksa selain Badan Pemeriksa Keuangan yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang­

undangan, misalnya: menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan, pemeriksaan laporan keuangan Perseroan dilaksanakan oleh lembaga pemeriksa yang ditetapkan oleh RUPS.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7 Ayat (I)

Pemeriksaan terhadap laporan pertanggungjawaban Keuangan Negara merupakan fungsi pemeriksa ekstemal, yaitu memberikan attestation (penilaian) terhadap kewajaran laporan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh penyelenggara pemerintahan.

Laporan pertanggungjawaban Keuangan Negara meliputi antara lain: laporan perhitungan anggaran negara berikut nota penjelasan yang memuat tentang kinerja keuangan, laporan keuangan Bank Indonesia, dan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lain dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Ayat (2)

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan di luar pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan dan pemeriksaan terhadap kehematan, efisiensi, dan efektivitas, misalnya pemeriksaan terhadap kegiatan yang berindikasi tindak pidana korupsi dan pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan.

Pasal 8 Ayat (1)

Fungsi pemeriksa intern adalah melakukan penilaian yang independen atas kualitas pengendalian manajemen dari penyelenggara pemerintahan dalam rangka

ARSIP

DPR

(16)

mewujudkan kehematan, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan Keuangan Negara untuk mencapai tujuan instansi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cuk-up jelas.

Pasa1 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Pada clasarnya pemeriksa pacla Baclan Pemeriksa Keuangan clan aparat pemeriksaan intern pemerintah berkewajiban untuk menyelesaikan sencliri hambatan yang terjacli dalam proses pemeriksaan sesuai prosedur clan ketentuan yang berlaku. Namun demikian, apabila upaya tersebut tidak memberikan basil sesuai dengan yang diharapkan, maka dengan kewenangan yang ada pemeriksa dapat meminta bantuan kepada Kepolisian dalam rangka memperlancar pemeriksaan.

Pasal 14 Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Penerbitan nota keberatan dilakukan dalam rangka meminta penjelasan, tanggapan, perbaikan, dan/atau tindak lanjut dari instansi yang diperiksa terhadap

ARSIP

DPR

(17)

- 1() -

masalah-masalah yang ditemukan dari basil pemeriksaan dokumen tanggung jawab pengelolaan keuangan negara.

Pasal 15 Cuk:up jelas.

Pasal 16 Ayat (1)

Presiden/Bupati/W alikota setelah menenma basil pemeriksaan aparat pemeriksaan intern pemerintah dapat memberitahukan hasil pemeriksaan tersebut kepada masyarakat.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 17 Ayat (1)

Tindak lanjut yang dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan ( antara lain kepala dinas, kepala kantor, sekretaris daerah, bupati/walikota, gubernur, dan menteri/kepala LPND) dapat berupa perbaikan dan tindakan administratif, tuntutan ganti rugi, tuntutan perbendaharaan, dan tuntutan perdata sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (2)

Badan Pemeriksa Keuangan dalam menyusun rekomendasi hams mempertimbangkan bahwa rekomendasi tersebut dapat dilaksanakan dan memantau pelaksanaan tindak lanjut basil pemeriksaan.

Ayat (3)

Aparat pemeriksaan intern pemerintah dalam menyusun dan rekomendasi harus mempertimbangkan bahwa rekomendasi tersebut dapat · dilaksanakan serta melakukan upaya bersama penyelenggara pemerintahan dalam mewujudkan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

ARSIP

DPR

(18)

Ayat (4)

Apabila dari hasil pemeriksaan terdapat indikasi tindak pidana korupsi� Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah menyampaikannya kepada Kejaksaan, sedang apabila dari hasil pemeriksaan terdapat indikasi tindak pidana umum, Badan Pemeriksa Keuangan dan aparat pemeriksaan intern pemerintah menyampaikannya kepada Kepolisian.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Pasal 18 Hurufa

Standar pemeriksaan adalah kriteria atau ukuran mutu profesional dan pertimbangan yang digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan basil pemeriksaan.

Hurufb

Cukup jelas Huruf c

Telaahan sejawat adalah penelaahan yang clilakukan oleh suatu aparat pemeriksaan terhadap pekerjaan aparat pemeriksaan lainnya sebagai salah satu upaya pengendalian mutu.

Hurufd

Manajemen pemeriksaan adalah kegiatan yang meliputi pengelolaan aspek perencanaan, pelaksanaan, penyelesaian tugas, dan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

ARSIP

DPR

(19)

- 1� -

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20 Hurufa

Yang dimaksud dengan Instansi pembina adalah instansi yang ditetapkan oleh Presiden untuk melaksanakan pembinaan di bidang jabatan fungsional auditor.

Pendidikan profesi yang menyangkut pekerjaan teknis pemeriksaan antara lain pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi jabatan fungsional auditor.

Hurufb

Yang dimaksud dengan pekerjaan teknis instansi meliputi antara lain teknis kesehatan, pertanian, dan konstruksi.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22 Ayat (1)

Kaidah manajemen yang berlaku di bidang pemeriksaan meliputi a. Rencana induk pemeriksaan;

b. Kebijakan pemeriksaan;

c. Program kerja pemeriksaan tahunan;

d. Pelaksanaan pemeriksaan;

e. Pelaporan hasil pemeriksaan;

f Pendistribusian laporan hasil pemeriksaan;

g. Pelaksanaan tindak lanjut basil pemeriksaan.

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

ARSIP

DPR

(20)

Pasal 25 Ayat (l)

Untuk menghindari adanya tumpang-tindih pemeriksaan., menciptakan kesamaan langka� mensinkronkan sasaran dan pelaporan terhadap isu strategis nasional rnisalnya program pengentasan kemiskinan yang pelaksanaannya dilakukan baik pada tingkat pusat maupun daera� maka masing-masing aparat pemeriksaan intern pemerintah wajib melakukan koordinasi.

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

T AMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO MOR ... . TAHUN2001

ARSIP

DPR

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan hipotesis tindakan berupa : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor. 10.13/PP.I/Disbun-01/2014 Tanggal 27 November 2014 dan Surat Penetapan

Melihat dari potensi wisata, perpaduan antara wisata alam dan wisata kuliner mampu menunjang bertambahnya wisatawan yang datang di Kabupaten Enrekang.Lokasi kawasan

Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolom-kolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negara-negara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan

Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan volume bangun ruang sisi lengkung. *

It's also important to know about self-harm alternatives and to gain some insight into why you self- harm or what triggers your self-injury behaviors. This self-injury test can

maka pergantian brand yang dilakukan oleh Bekasi Square menjadi awal menuju perubahan yang baik. Sebagai Divisi Media Relation di Revo Town HD menjelaskan, “nama yang

Menjalani profesi sebagai guru selama pelaksanaan PPL, telah memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa untuk menjadi seorang guru tidak hanya cukup dalam