• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-61399/PP/M.VIIIB/10/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-61399/PP/M.VIIIB/10/2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-61399/PP/M.VIIIB/10/2015

Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 21

Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang sebesar Rp.16.311.968,00;

Menurut Terbanding : bahwa penerbitan Keputusan Terbanding Nomor : KEP-582WPJ.04/2012 tanggal 16 April 2012 tentang Keberatan Pemohon Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 Nomor : 00026/201/08/015/11 tanggal 25 Januari 2011 Tahun Pajak 2008 sudah tepat;

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding mengungkapkan bahwa Pemohon Banding tidak memahami dasar penghitungan PPh Pasal 21 yang digunakan oleh Terbanding;

Menurut Majelis : Koreksi Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 sebesar Rp1.197.658.640,00

bahwa tidak ada bukti yang disampaikan Pemohon Banding pada saat Uji Bukti;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Terbanding : bahwa atas koreksi objek PPh Pasal 21 yang mengakibatkan objek PPh Pasal 21 menjadi sebesar Rp8.046.842.750,00 telah disetujui oleh Pemohon Banding dalam permohonan keberatannya sehingga tidak ada sengketa atas objek PPh Pasal 21 Tahun 2008;

bahwa berdasarkan penelitian diketahui bahwa atas objek Pajak Penghasilan Pasal 21 yang belum dikenakan pajak/dipotong adalah sebesar Rp1.197.658.640,00 sehingga Terbanding menghitung PPh Pasal 21 terutang dengan perhitungan sebagai berikut:

(sesuai Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh)

= Penghasilan Kena Pajak x tarif = Rp1.197.658.640 x 5%

= Rp59.882.932,00

bahwa untuk perhitungan sanksi administrasi sesuai Pasal 13 ayat (2) UU KUP adalah sebagai berikut:

= Rp59.882.932,00 x 2% x 21 bulan = Rp25.150.835,00

bahwa besarnya pajak yang masih harus dibayar untuk PPh Pasal 21 Tahun 2008 oleh Pemohon Banding adalah sebesar Rp85.033.775,00;

bahwa terhadap permohonan banding Pemohon Banding sebagaimana dimaksud dalam surat bandingnya Nomor:

PEI-FIN-12.07.12.0110 tanggal 12 Juli 2012 yang telah disebutkan di atas, hasil penelitian sebagai berikut:

bahwa perhitungan pajak terutang dan sanksi menurut Pemohon Banding yaitu koreksi Penghasilan Kena Pajak yang disetujui oleh Pemohon Banding sebesar Rp285.497.814,00 dan atas koreksi tersebut dikenakan tarif PPh Orang Pribadi sebesar 5% = Rp285.497.814,00 x 5%

= Rp43.570.972,00 sehingga PPh Pasal 21 yang kurang dibayar Rp43.570.972,00 dan atas kekurangan jumlah yang dibayar tersebut ditambah sanksi Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP sebesar 42% (2 x 21) bulan Rp18.299.739,00 sehingga jumlah yang masih harus dibayar Rp61.870.711,00;

bahwa perhitungan di atas kurang tepat karena jika perhitungannya menurut Pemohon Banding seperti diuraikan di atas akan menghasilkan jumlah pajak terutang dan sanksi sebagai berikut:

Pajak Terutang : Rp285.497.814 x 5% = Rp 14.274.900 Sanksi Administrasi : Rp14.274.900 x 42% (2 x 21)

bulan

= Rp 5.995.455 Pajak kurang Bayar : Rp14.274.900 + Rp5.995.455 = Rp 20.270.345

bahwa Pemohon Banding setuju dengan tarif 5 % yang dikenakan Terbanding, hanya saja Pemohon Banding dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak menggunakan objek pajak atas management fee sebesar Rp285.497.814,00. Padahal koreksi atas management fee itu hanyalah salah satu item dari sekian biaya/beban usaha yang menjadi dasar koreksi Terbanding sehingga perhitungan PPh Pasal 21 terutang yang hanya berasal dari biaya atas management fee oleh Pemohon Banding tidak tepat;

bahwa dalam uji bukti Pemohon Banding tidak menjelaskan dan membuktikan mengapa dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak hanya menggunakan objek pajak atas management fee sebesar Rp285.497.814,00, padahal koreksi atas management fee itu hanyalah salah satu item dari sekian biaya/beban usaha yang menjadi dasar koreksi Terbanding;

bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa penerbitan Keputusan Terbanding Nomor : KEP- 582WPJ.04/2012 tanggal 16 April 2012 tentang Keberatan Pemohon Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 Nomor: 00026/201/08/015/11 tanggal 25 Januari 2011 Tahun Pajak 2008 sudah tepat, dengan demikian, diusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding setuju dengan besarnya Penghasilan Kena Pajak yang tercantum dalam SKPKB PPh Pasal 21 Nomor: 00026/201/08/015/11 tanggal 25 Januari 2011 sebesar Rp8.046.842.750,00 yang berasal dari jumlah Penghasilan Kena Pajak menurut SPHP sebesar Rp8.300.048.814,00 atau dilakukan koreksi positif sebesar Rp538.703.814,00 namun dalam pembahasan dari jumlah koreksi tersebut dibatalkan sebesar Rp253.206.000,00 karena sebagai objek PPh Pasal 26, dan kewajiban PPh Pasal 26-nya telah dipenuhi sehingga koreksi yang disetujui Rp285.497.814,00 atau Penghasilan Kena Pajak yang disetujui menjadi sebesar Rp8.046.842.747,00 sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam SKPKB PPh Pasal 21 Nomor: 00026/201/08/015/11 tanggal 25 Januari 2011;

bahwa karena mengenai jumlah Penghasilan Kena Pajak tidak ada lagi sengketa, hanya terhadap besarnya PPh Pasal 21 yang terutang Pemohon Banding tidak setuju;

bahwa besarnya PPh Pasal 21 yang terutang menurut Pemohon Banding adalah sebagai berikut:

Penghasilan Kena Pajak Rp 8.046.842.750 PPh Pasal 21 yang terutang Rp 971.116.894 Kredit Pajak:

Setoran Masa Rp 927.545.922 Pajak yang kurang dibayar Rp 43.570.972 Bunga Pasal 13 (2) KUP Rp 18.299.739 Jumlah yang masih harus

dibayar

Rp 61.870.711

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Pendapat Majelis : bahwa Pemohon Banding telah setuju atas koreksi objek PPh Pasal 21 yang mengakibatkan objek PPh Pasal 21 menjadi sebesar Rp8.046.842.750,00 dalam permohonan keberatannya sehingga tidak ada sengketa atas objek PPh Pasal 21 Tahun 2008;

bahwa mengenai jumlah Penghasilan Kena Pajak tidak ada lagi yang menjadi sengketa, namun Pemohon Banding hanya tidak setuju terhadap besarnya PPh Pasal 21 yang terutang;

bahwa Pemohon Banding setuju dengan tarif 5 % yang dikenakan Terbanding, hanya saja Pemohon Banding dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak menggunakan objek pajak atas management fee sebesar Rp285.497.814,00, padahal koreksi atas management fee itu hanyalah salah satu item dari sekian biaya/beban usaha yang menjadi dasar koreksi Terbanding;

bahwa berdasarkan Laporan Penelitian Permohonan Keberatan Nomor : LAP- 364/WPJ.04/2012 tanggal 16 April 2012 diketahui perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terutang sebesar Rp 1.197.658.640,00 berdasarkan equalisasi objek PPh Pasal 21 dengan perincian sebagai berikut :

- Management Fee Rp 285.497.814,00 - Jamsostek Rp 195.490.594,00 - Allowance Meal Rp 135.068.174,00 - Allowance Hoursing Rp 321.558.113,00 - Allowance Other Rp 147.761.577,00 - Uniform Rp 71.540.000,00 - Lain-lain Rp 40.742.368,00

Total Rp 1.197.658.640,00;

bahwa kepada Terbanding dan Pemohon Banding telah diminta untuk melakukan uji bukti dan telah disampaikan kepada Majelis;

bahwa dalam persidangan dan dalam uji bukti Pemohon Banding tidak menyampaikan bukti- bukti pendukung yang dapat mendukung permohonan bandingnya;

bahwa Pasal 21 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, menyebutkan :

(1) Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh :

a. pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai;

b. bendaharawan pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan;

c. dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun;

d. badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas;

e. penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan;

(2) Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran, danpelaporan pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah badan perwakilannegara asing dan organisasi-organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3;

(3) Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk setiap bulan adalahjumlah penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena Pajak;

(4) Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi bagian penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;

(5) Tarif pemotongan atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah tarif pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) kecuali ditetapkan lain dengan Peraturan Pemerintah;

bahwa Pemohon Banding telah setuju objek Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebesar Rp8.046.842.750,00 dan menurut Pemohon Banding Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang adalah sebesar Rp 971.116.894,00, padahal atas objek sebesar Rp8.046.842.750,00 sudah termasuk dalam koreksi Terbanding sebesar Rp1.197.658.640,00 yang Pajak Penghasilan Pasal 21 terutangnya menurut Terbanding adalah sebesar Rp 987.428.862,00;

bahwa dari penelitian Majelis, Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang menurut Pemohon Banding sebesar Rp971.116.894,00 adalah berasal dari setoran masa sebesar Rp927.545.922,00 ditambah dengan Rp43.570.972,00 (berasal dari perhitungan Rp285.497.814,00 x 5%) dan tidak ada penjelasan apapun apakah setoran masa sebesar Rp 971.116.894,00 tersebut perhitungannya telah sesuai dengan penerapan tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000;

bahwa dari Laporan Penelitian Permohonan Keberatan Nomor : LAP-364/WPJ.04/2012 tanggal 16 April 2012 terlihat bahwa objek Pasal 21 sebesar Rp 8.046.842.750,00 bila dihitung dengan tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 akan menghasilkan pajak yang terutang sebesar Rp987.428.862,00;

bahwa atas koreksi objek Pajak Penghasilan Pasal 21 yang belum dikenakan pajak/dipotong adalah sebesar Rp1.197.658.640,00 termasuk di dalam jumlah sebesar Rp 8.046.842.750,00 sehingga perhitungan PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan Terbanding dengan perhitungan sesuai tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh sudah benar;

bahwa berdasarkan fakta, keterangan Terbanding dan Pemohon Banding dalam persidangan serta berdasarkan keyakinan Majelis, Majelis berpendapat koreksi Terbanding atas besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang sebesar Rp.16.311.968,00 (berasal dari perhitungan menurut Terbanding Rp987.428.862,00 dan menurut Pemohon Banding Rp 971.116.894,00) sudah benar sehingga koreksi Terbanding tetap dipertahankan;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundang- undang lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menolak permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-582/WPJ.04/2012 tanggal 16 April 2012, tentang Keberatan Wajib Pajak Atas SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 21 Nomor : 00026/201/08/015/11 tanggal 25 Januari 2011 Tahun Pajak 2008 sebagaimana telah dibetulkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP- 00003/WPJ.04/KP.0303/2012 tanggal 26 Januari 2012 atas nama XXX.

Demikian diputus berdasarkan musyawarah Majelis VIIIB Pengadilan Pajak yang telah dicukupkan dalam sidang pemeriksaan terakhir pada hari Rabu tanggal 09 Oktober 2013 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :

Drs. AAA, Ak., sebagai Hakim Ketua, BBB, SH, MSc sebagai Hakim Anggota, CCC, SH, M.Hum sebagai Hakim Anggota, yang dibantu oleh DDD,

SH, MH

sebagai Panitera Pengganti,

dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri para Hakim Anggota dan Panitera Pengganti, dihadiri oleh Terbanding namun tidak dihadiri Pemohon Banding.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Pemeriksa yang dipertahankan oleh peneliti keberatan atas Beban Adm dan Umum-Beban Konsultasi Hukum sebesar Rp1.901.542.960,00

Faktor ini terdiri atas faktor-faktor yang menggambarkan karakteristik individu. 1) Pertama, tingkat sensation seeking yang tinggi, individu yang memiliki tingkat sensation

Pada amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.58658/PP/M.VIA/99/2014 tanggal 22 Desember 2014, Majelis Hakim Pengadilan Pajak menyatakan gugatan Pemohon PK (sebelumnya Penggugat)

merasa bahwa keberhasilannya dalam belajar tidak hanya untuk dirinya namun diharapkan juga oleh orang tuanya. Masa ini dianggap sebagai usia yang menyulitkan,

Kendala internal yang dialami selama massa pra produksi selama observasi yang penulis lakukan adalah tidak pernah adanya meeting pada saat pra produksi, berbeda dengan

bahwa dari hasil pemeriksaan Majelis atas data yang ada di dalam berkas banding diperoleh petunjuk bahwa penetapan nilai pabean yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen pada

2 Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.39906/ PP/M.XI/25/2012 tanggal 30 Agustus 2012,

bahwa menurut Terbanding data yang disampaikan dan diperlihatkan oleh Pemohon Banding dalam uji bukti adalah Biaya Tagihan Listrik, Kompensasi Piutang atas Pemakaian Sendiri,