• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Sumber-Sumber Air Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat di Kabupaten Sragen pada Tahun 2025. 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi Sumber-Sumber Air Untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat di Kabupaten Sragen pada Tahun 2025. 3"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Potensi Sumber-Sumber Air Untuk Mencukupi

Kebutuhan Air di Kabupaten Sragen Pada Tahun 2025.

Laporan Tugas Akhir

Oleh :

TRI WARDOYO

I.8706048

PROGRAM DIPLOMA TIGA

TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan, setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Begitu pentingnya peranan air bagi manusia, membuat pengadaannya harus memenuhi beberapa syarat yaitu sesuai dengan standart kualitas air bersih diantaranya bersih, jernih dan tidak berbau. Standart kualitas air bersih tersebut merupakan standart mutlak yang harus dipenuhi bagi instansi penyedia jasa layanan air bersih seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting di samping kebutuhan-kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup dan sehat dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal, sumur artesis, mata air, air permukaan dan penampung air hujan. Akan tetapi tidak semua masyarakat mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, dan kemudian lebih memilih menggunakan air dari PDAM dengan harapan akan memperoleh air yang mempunyai kualitas lebih baik dan memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula kebutuhan air dan berarti bertambah pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari dengan menjadi pelanggan tetap PDAM.

Di lain pihak, PDAM memiliki kendala dalam melayani banyaknya pelanggan dengan sumber air yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang belum mendapatkan layanan PDAM, tetapi ada juga yang memang tidak menggunakan layanan PDAM karena mempunyai sumber air sendiri seperti

(3)

sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan setiap harinya. Padahal belum tentu air yang digunakan tersebut kurang layak untuk dikonsumsi dan tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Dengan keterbatasan sumber-sumber air, sungguh keliru kalau orang mengeksploitasi air secara berlebih. Mereka memanfaatkan air seolah-olah air berlimpah dan merupakan "barang bebas". Padahal semakin terbatas jumlahnya, berlakulah hukum ekonomi, bahwa air merupakan benda ekonomis. Buktinya, kini orang rela bersusah-susah dan berani membayar mahal untuk membeli air ketika terjadi krisis air. Masyarakat desa di negara tropis, seperti Indonesia, harus berjalan puluhan kilometer untuk mencari sumber air di musim kemarau. Sementara masyarakat perkotaan belum semuanya mendapatkan pelayanan air bersih, baik kuantitas maupun kualitas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri yang melaju dengan pesat, kebutuhan air bersih terus meningkat di Indonesia.

Ketersediaan sumber daya air dirasakan semakin terbatas, sedangkan kebutuhan air penduduk yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu perlu diperhatikan sumber-sumber air guna mencukupi kebutuhan air sekarang dan dimasa mendatang. Dalam hal ini penulis memfokuskan di Kabupaten Sragen.

(4)

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Sragen

1.2.

Rumusan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis merumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar debit sumber-sumber air di Kabupaten sragen.

2. Wilayah mana saja yang kekurangan atau kelebihan air di Kabupaten Sragen. 3. Apakah potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat memenuhi

kebutuhan air di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025. 4. Bagaimana cara pendistribusian dari sumber air ke pelanggan.

1.3.

Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini masalah dan pembahasannya terbatas pada: 1. Daerah penelitian di Kabupaten Sragen.

2. Debit dari berbagai sumber air di Kabupaten Sragen yang dikelola oleh PDAM Sragen.

3. Data penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008

(5)

1.4.

Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan analisis ini adalah:

a. Mengetahui seberapa besar debit sumber-sumber air di Kabupaten sragen. b. Mengetahui wilayah mana saja yang kekurangan atau kelebihan air di

Kabupaten Sragen.

c. Mengetahui apakah potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025.

d. Mengetahui bagaimana cara pendistribusian dari sumber air ke pelanggan.

2. Manfaat

a. Membantu pekerjaan instansi PDAM Sragen untuk memprediksi potensi sumber air di Kabupaten Sragen.

(6)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Kebutuhan Air Minum

Air adalah zat cair yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Semua air biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa pencemar. Bahkan tetes air hujan mengandung debu dan karbondioksida waktu jatuh ke bumi. Keberadaan air berhubungan dengan siklus hidrologi. Air yang bergerak dengan siklus hidrologi akan bersentuhan dengan bahan baku atau senyawa lain, sehingga tidak ada air yang benar-benar murni.

Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum. (Moegijantoro, 1996)

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pemakaian air. (PERPAMSI, 1994)

Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen (kelompok per Sambungan Rumah) secara pasti sulit dilakukan sehingga dalam perencanaan dan perhitungan digunakan asumsi-asumsi atau pendekatan-pendekatan berdasarkan kategori kota seperti pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Tabel Kebutuhan Air Bersih di Daerah Perkotaan

(7)

Kategori Ukuran Kota Jumlah Penduduk (jiwa)

Kebutuhan Air (liter/orang/hari) I Kota Metropolitan > 1.000.000 190 II Kota Besar 500.000-1.000.000 170

III Kota Sedang 100.000-500.000 150

IV Kota Kecil 20.000-100.000 130

V Kota Kecamatan < 20.000 100

Sumber: Departemen P ermukiman dan Prasarana Wilayah, 2002

Kebutuhan air akan dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi, mencuci pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran, maupun kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan niaga. Unit konsumsi air rata-rata untuk sarana dan prasarana non domestik di Kabupaten Sragen dalam evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta Karya, 1996 pada tabel 2.2. dan juga sarana dan prasarana domestik terdapat pada tabel 2.3. sebagai berikut:

Tabel 2.2. Kebutuhan Air Non Domestik

No. Sarana dan Prasarana Unit Kebutuhan Konsumsi Air (liter/orang/hari)

1 Masjid 30 untuk 100 orang

2 Gereja 10 untuk 100 orang

3 Toko 10 untuk 20 orang

4 Pasar 10 untuk 20 orang

5 Hotel 25 untuk 300 tempat tidur

(8)

No. Sarana dan Prasarana Unit Kebutuhan Konsumsi Air (liter/orang/hari)

6 Rumah makan 2000 untuk 1 rumah makan 7 Industri 2000 untuk 1 industri 8 Rumah sakit 240 untuk 300 9 Puskesmas 25 untuk 10 orang

10 Apotik 10 untuk 20 orang

11 Sekolah 25 untuk 250 orang

12 Kantor 30 untuk 25 orang

13 Biosop 25 untuk 200 tempat duduk

Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996

Tabel 2.3. Kebutuhan Air Domestik

No. Uraian

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( ribuan jiwa) >1.000

Metro

500 s/d 1.000 Besar

100 s/d 500 Sedang

20 s/d 100 Kecil

<20

Desa

1

Konsumsi unit sambungan rumah (liter/orang/hari)

190 170 150 130 30

2 Konsumsi unit hidran

umum (liter/orang/hari) 30 30 30 30 30

3 Konsumsi unit non

domestik (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20

5 Faktor maksimum day 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

6 Faktor pick hour 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

7 Jumlah jiwa per SR 5 5 6 6 10

Lanjutan tabel 2.3.

(9)

>1.000

Metro

500 s/d 1.000 Besar

100 s/d 500 Sedang

20 s/d 100 Kecil

<20

Desa

8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100-200 200

9 Sisa tekan jaringan

distribusi (mka) 10 10 10 10 10

10 Jam operasi 24 24 24 24 24

11 Volume resevoir (%) 20 20 20 20 20

12 SR:HU 50:50 s/d

70:30

50:50 s/d

80:20 80:20 70 30

13 Cakupan pelayanan*) 90**) 90**) 90**) 90**) 70***) *) : tergantung survei sosial ekonomi

**) : 60% perpipaan, 30% non perpipaan ***) : 25% perpipaan, 45% non perpipaan

Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996

2.1.2. Kelompok PDAM Sragen

Unit pelanggan PDAM Sragen terbagi dalam berbagai kelompok per Sambungan Rumah (SR), sebagai berikut:

1. Kelompok I Sosial a. Sosial Umum (S1)

1) Hidrant umum

2) Pelanggan khusus yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi 3) Terminal air non nomrseil

b. Sosial Khusus (S2) 1) Panti asuhan

2) Yayasan-yayasan sosial

(10)

2. Kelompok II Non Niaga a. Rumah Tangga 1

Rumah Tangga dengan tipe <21 m2, rumah dengan fisik bangunan sederhana, berlantai ubin, tanah yang berlokasi di komplek perumahan perkampungan atau pedesaan.

b. Rumah Tangga 2

Rumah Tangga dengan tipe >21 m2, rumah dengan fisik bangunan menengah, berlantai keramik, tanah yang berlokasi di komplek perumahan, perkantoran atau perkampungan.

c. Rumah Tangga 3

1) Rumah berada pada prasarana jalan kabupaten/propinsi, rumah dengan fisik bangunan mewah, berlokasi di perumahan, perkampungan atau perkotaan.

2) Rumah yang berada di wilayah pengembangan pelayanan.

3) Rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan milik usaha untuk menambah pendapatan:

a) Warung makan kecil (tanpa identitas nama usahanya) b) Toko kecil (tanpa identitas nama usahanya)

c) Penjahit tidak mempunyai karyawan d) Salon tidak mempunyai karyawan

3. Kelompok III Sekolah dan Instansi Pemerintah a. Sekolahan (IP1)

1) Play group

2) Taman kanak-kanak (TK)

3) Sekolah Dasar (SD) atau sederajat

(11)

6) Perguruan Tinggi (Akademi, Institut, Sekolah Tinggi, Universitas) atau sederajat.

b. Pemerintahan (IP2)

1) Sarana instansi pemerintah 2) Kantor-kantor pemerintah

3) Markas/kantor angkatan bersenjata dan kepolisian 4) Kolam renang milik pemerintah

5) Asrama TNI/Polri

6) Asrama/rumah dinas milik pemerintah

4. Kelompok IV Niaga a. Niaga Kecil

1) BUMD

2) Kamar mandi/MCK yang dikomersilkan 3) Praktek dokter (umum, spesialis, gigi, hewan)

4) Kantor profesi (Notaris, PPAT, Pengacara, Penasehat Hukum, Akuntan Publik, Psikolog, Konsultan Tanah, Konsultan Pajak, Kontraktor, Konsultan Bangunan)

5) Lembaga/yayasan/organisisi non sosial 6) Rumah makan

7) Praktek bidan

8) Apotik dan toko obat 9) Toko

10)Salon, rias penganten, potong rambut 11)Asrama/kost

12)Studio photo 13)Optical 14)Losmen

15)Gedung olah raga 16)Stasiun radio swasta 17)Katering

(12)

19)Penjahit yang memepunyai karyawan 20)Sanggar kebugaran

21)Agen travel, bus, kereta api, pesawat terbang 22)Bengkel dan tempat cucian sepeda motor, warnet 23)Warung

24)Sanggar seni lukis 25)Peternak kecil 26)Penggilingan padi 27)Kios

28)Usaha-usaha lain yang sejenis

b. Niaga Besar 1) BUMN

2) Kantor Instansi Swasta (Bank, Asuransi, Koperasi, Lembaga Pembiayaan/Leasing, Developer, Pemasaran, Distibutor)

3) Badan usaha swasta baik badan yang tidak berbentuk Badan Hukum maupun yang berbentuk Badan Hukum

4) Dealer sepeda motor dan dealer mobil 5) Rumah sakit dan klinik swasta

6) Hotel berbintang 7) Restaurant 8) Balai pengobatan 9) Laboratorium swasta

10) Bengkel dan tempat cucian mobil 11) Pompa bensin (SPBU)

12) Toserba, Supermarket, Plaza, Swalayan, Mall, Mega Mall, Super Mall. 13) Usaha air minum isi ulang

14) Kolam renang swasta 15) Pedagang besar (distributor) 16) Pengrajin kayu

17) Gedung pertemuan

(13)

19) Kerajinan rumah tangga yang menembus pasar nasional 20) Usaha-usaha lain yang sejenis

5. Kelompok V Industri a. Industri Kecil

1) Perternakan besar

2) Kerajinan tangan yang menembus pasar internasional 3) Kerajinan rumah tangga yang menembus pasar internasional 4) Usaha-usaha lain yang sejenis

b. Industri Besar

1) Pabrik kendaraan 2) Pabrik kimia 3) Pertambangan 4) Perkayuan 5) Pembuatan kapal 6) Pabrik minuman 7) Pabrik air mineral 8) Pabrik es

9) Pabrik gula 10)Pabrik tekstil

11)Usaha-usaha lain yang sejenis

Berikut Tabel 2.4. Data Pelanggan PDAM Sragen yang dikategorikan dalam beberapa kelompok.

Tabel 2.4. Tabel Data Kategori Pelanggan PDAM Sragen

No. Kategori PDAM Kategori Perencanaan Simbol

I SOSIAL Sosial umum Sosial khusus

kran umum dan non domestik non domestik

Sb, Kn, Sr Kn, Sr II NON NIAGA

(14)

Rumah tangga 2 Rumah tangga 3

domestik domestik

S1, Sr S1, Sr III SEKOLAH DAN PEMERINTAHAN

Sekolahan (IP1)

Instansi pemerintahan (IP2)

non domestik non domestik

Kn, Sr Kn, Sr IV NIAGA

Niaga kecil Niaga besar

non domestik non domestik

Kn, Sr Kn, Sr V INDUSTRI

Industri kecil Industri besar

non domestik non domestik

Kn, Sr Kn, Sr

Sumber: PDAM Sragen , 2009

2.1.3. Sistem Distribusi Air Minum

Komponen sistem distribusi terdiri atas berbagai komponen antara lain: 1. Komponen sistem penyediaan air minum

Dilihat dari bentuk dan tekniknya, dapat dibedakan menjadi 2 macam sistem antara lain:

a. Penyediaan air minum individual (Individual Water Supply System) adalah sistem penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. Sistem bentuk ini pada umumnya sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya terdiri dari satu sumber saja sebagai sistem, seperti halnya sumur yang digunakan dalam rumah tangga.

b. Penyediaan air minum komunitas/perkotaan (P ublic Water Supply System) adalah suatu sistem komunitas, dan untuk pelayanan yang menyeluruh berikut keperluan domestik, perkotaan maupun industri.

(15)

mempergunakan satu atau lebih sumber dalam melayani satu atau beberapa komunitas dengan pelayanan yang berbeda pula.

2. Sistem sumber air bersih

Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber baku yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:

a. Air hujan

Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan adalah sebagi berikut:

1) Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air murni (H2O), oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung mineral relatif rendah yang bersifat lunak.

2) Gas-gas yang ada di atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan terkontaminasi dengan gas seperti CO2, menjadi agresif. Air hujan yang beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau daerah industri akan menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal dengan “acid rain” yang bersifat asam atau agresif.

3) Kontaminan lainnya adalah partikel padat seperti : debu, asap, partikel cair, mikroorganisme seperti virus, bakteri.

(16)

Gambar 2.1. Siklus Hidrologi

b. Air permukaan

Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih adalah:

1) Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai) 2) Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)

3) Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)

Pada umumnya air permukaan telah terkontminasi oleh zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di Indonesia, secara umum dapat digolongkan menjadi:

Menurut Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, (1984). Sumber air terdiri dari:

1) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi

2) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan rendah sampai sedang 3) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang temporer

4) Air permukaan dengan kandungan warna sedang sampai tinggi 5) Air permukaan dengan tingkat kesadahan tinggi

(17)

Air permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk kolan atau danau gambar 2.2. dibawah ini memperlihatkan air permukaan yang berasal dari sungai.

Gambar 2.2. Air permukaan

c. Mata air

(18)

Gambar 2.3. Mata Air

d. Air tanah

Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melewati lapisan-lapisan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan air tanah dapat tercemar oleh zat-zat seperti Fe, Mn dan kesadahan yang terbawa oleh aliran permukaan tanah. Gambar 2.4. dibawah ini memeperlihatkan penggambilan air tanah dengan menggunakan pompa:

Gambar 2.4. Air Tanah

(19)

a. Reservoir

Reservoir adalah tangki yang terletak pada permukaan tanah maupun diatas permukaan tanah yang berupa tower air baik untuk sistem gravitasi ataupun pemompaan yang mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1) Penyimpanan, berfungsi untuk:

a) Melayani fluktuasi pemakaian per jam b) Cadangan air untuk pemadam kebakaran

c) Pelayanan dalam keadaan darurat, diakibatkan oleh terputusnya sumber pada transmisi, ataupun terjadinya kerusakan atau gangguan pada suatu bangunan pengolahan air.

2) Pemerataan aliran dan tekanan akibat variasi pemakaian di dalam daerah distribusi.

3) Sebagai distributor pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi. Lokasi reservoir tergantung dari sumber topografi. Penempatan reservoir mempengaruhi system pengaliran distribusi, yaitu dengan gravitasi, pemompaan, atau kombinasi gravitasi pemompaan. Gambar 2.5. dibawah ini memeperlihatkan reservoir yang terletak diatas permukaan tanah atau dengan menggunakan tower air yang kemudian didistribusikan kependuduk:

Gambar 2.5. Reservoir

b. Sistem perpipaan distribusi

(20)

atau sambungan melalui kran (public tap). Gambar 2.6. dibawah ini memeperlihatkan sistem perpipaan yang sangat panjang dapat menghubungkan distribusi air dari hulu ke hilir melewati dataran yang berliku-liku:

Gambar 2.6. Sistem perpipaan

Perpipaan distribusi menyampaikan air ke masyarakat konsumen. Ada beberapa pola sistem jaringan distribusi, yaitu:

1) Sistem cabang (branch)

Merupakan sistem sirip cabang pohon. Sistem perpipaan ada akhirnya (bagian ujung). Tapping untuk suplai ke bangunan dapat diperoleh dari cabang utama kecil (sub-mains) yang dihubungkan oleh pipa mains (secondary feeders). Pipa mains dihubungkan ke pipa utama (trunk lines/primary feeders). Aliran dalam perpipaan cabang selalu sama, yang mempunyai keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda yaitu:

a) Keuntungan:

a) Pendistribusian sangat sederhana b) Perencanaan pipa mudah

c) Ukuran pipa merupakan ukuran yang ekonomis

b) Kerugian:

(21)

(2) Bila ada bagian yang diperbaiki, bagian bawahnya tidak akan mendapat air.

(3) Tekanan berkurang bila area pelayanan bertambah.

2) Sistem loop/grid

Merupakan sistem perpipaan yang tidak ada ujungnya. Air mengalir lebih dari satu arah, yang mempunyai keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda yaitu: a) Keuntungan:

a) Air mengalir dengan arah bebas, tidak ada aliran diam.

b) Perbaikan pipa tidak akan menyebabkan daerah lain tidak kebagian air, karena ada aliran dari arah lain.

c) Pengaruh karena variasi/fluktuasi pemakaian air dapat dikurangi (minimal).

b) Kerugian:

(1) Perhitungan perpipaan lebih kompleks

(2) Diperlukan lebih banyak pipa dan perlengkapannya (fittings).

4. Tekanan air dalam sistem jaringan distribusi

Tekanan air dalam suatu sistem jaringan distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Kecepatan aliran b. Diameter pipa

c. Perbedaan ketinggian pipa d. Jenis dan umur pipa e. Panjang pipa

Dalam pendistribusian air bersih tekanan air juga bisa mengalami penurunan. Penyebab terjadinya penurunan tekanan adalah:

(22)

b. Jangkauan pelayanan. c. Kebocoran pipa

d. Konsumen menggunakan mesin hisap (pompa)

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Perkiraan Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk pada beberapa tahun mendatang, sesuai dengan periode perencanaan yang diinginkan. Data yang diperlukan adalah jumlah penduduk maupun presentase pertambahan jumlah penduduk yang ada selama 10 tahun terakhir, serta rata-rata kenaikan jumlah penduduk selama 10 tahun terakhir tersebut.

Rumus proyeksi penduduk yang biasa dipakai adalah metode Geometrik, Metode Logaritmik dan Metode Regresi Linear yang dijelaskan pada rumus dibawah ini.

1. Metode Geometrik

Pn = Po (1 + p)n... 2.1. Dimana:

Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa) Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa) p = Presentase pertumbuhan rata-rata (%) n = Tahun ke n-tahun dasar

Dengan koefisien korelasi (r), r =

] ) ln ( ) ln ( ][ ) ( ) ( [ ) ln ( ln 2 2 2 2 Yi Yi n Xi Xi n Yi Xi Yi Xi n S -S S -S S S -S

... 2.2.

2. Metode Logaritmik

(23)

a = 1( Yi b lnXi) n S - S

b = S(YilnXi)

Dengan koefisien korelasi (r), r =

] ) ln ( ) ln ( ][ ) ( ) ( [ ) ln ( ln 2 2 2 2 Yi Yi n Xi Xi n Yi Xi Yi Xi n S -S S -S S S -S

... 2.4.

3. Metode Regresi Linier

bX a

Y= + ... 2.5.

2 2 2 ) ( . ) ( Xi Xi n XiYi Xi Yi Xi a å -å S S -S S = 2 2 ) ( . ) ( . Xi Xi n Yi Xi XiYi n b å -å S S -å =

Rumus standar deviasi untuk ketiga metode di atas sebagai berikut :

s =

n X Xi

å

- 2

) (

, ...……….(2.6)

dengan; s = standar deviasi,

Xi = variabel indipenden X (jumlah penduduk), X = rata-rata jumlah penduduk,

n = jumlah data

(24)

2.2.2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

Sesuai dengan Millinium Development Goals (MDGs) pedoman yang perlu diketahui selain proyeksi jumlah penduduk dalam memprediksi jumlah kebutuhan air bersih adalah:

1. Tingkat pelayanan masyarakat

Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata-rata tingkat nasional adalah 80% dari jumlah penduduk, dengan rumus:

Cp=80%xPn... 2.7. Dimana:

Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik) Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi (jiwa)

2. Pelayanan sambungan rumah

Jumlah penduduk yang mendapat air bersih melalui sambungan rumah adalah, dengan rumus:

Sl=80%xCp... 2.8. Dimana:

Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik) Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik)

3. Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum

Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum adalah sambungan untuk melayani penduduk tidak mampu dimana sebuah bak umum dapat melayani kurang lebih 100 jiwa atau sekitar 20 keluarga. Jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih melalui sambungan tak langsung atau bak umum dihitung dengan rumus:

Sb=20%xCp... 2.9. Dimana:

(25)

4. Konsumsi air bersih

Konsumsi kebutuhan air bersih sesuai dengan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002 diasumsikan sebagai berikut:

a. Konsumsi air bersih untuk sambungan rumah/sambungan langsung sebanyak 140 liter/orang/hari.

b. Konsumsi air bersih untuk sambungan tak langsung/bak umum untuk masyarakat kurang mampu sebanyak 30 liter/orang/hari.

c. Konsumsi air bersih non rumah tangga (kantor, sekolahan, tempat ibadah, industri, pemadam kebakaran dan lain-lain) ditentukan sebesar 15% dari jumlah pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan rumus:

Kn=15%x(Sl+Sb)... 2.10.

Dimana:

Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik) Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik) Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik)

5. Kehilangan air

Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari total kebutuhan air bersih, perkiraan kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang bocor, pipa yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan, pencucian pipa, kerusakan water meter, pelimpah air di menara air dan lain-lain, dengan rumus:

Lo=20%xPr... 2.11. Dimana:

Lo = Kehilangan air (liter/detik) Pr = Produksi air (liter/detik)

6. Analisis kebutuhan air PDAM

(26)

konsumsi air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan air akibat kebocoran pipa atau pengglontoran air, dengan rumus:

Pr=Sl + Sb + Kn + Lo... 2.12. Dimana:

Pr = Produksi air (liter/detik)

Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik) Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik)

Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik) Lo = Kehilangan air (liter/detik)

7. Analisis kebutuhan harian maksimum

Kebutuhan harian maksimum adalah banyaknya air yang dibutuhkan terbesar dalam satu tahun. Kebutuhan air pada harian maksimum digunakan untuk mengetahui berapa kapasitas pengolahan (produksi) dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut:

Ss=f1xSr... 2.13. Dimana:

Ss = Kebutuhan harian maksimum (liter/detik)

Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik (liter/detik)

f1 = Faktor maksimum day PDAM Sragen

8. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak

Pemakaian air pada waktu jam puncak adalah pemakaian air tertinggi pada jam-jam tertentu dalam satu hari. Kebutuhan air pada waktu jam-jam puncak digunakan untuk mengetahui beberapa kapasitas distribusi dari besarnya diameter pipa dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut:

Debit waktu puncak=f2xSr... 2.14. Dimana:

Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik (liter/detik)

(27)

2.2.3. Teori Aliran Air dalam Pipa

Pengukuran aliran air dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Aliran gravitasi

Aliran gravitasi adalah suatu aliran air yang terjadi dari tempat yang tinggi lalu di alirkan ke tempat yang lebih rendah. Tekanan air disetiap titik agar dipertahankan minimum 1 bar.

Pada aliran gravitasi terdapat kehilangan energi yang diakibatkan karena perbedaan ketinggian pada suatu daerah, aliran ini dianggap lebih ekonomis dibandingkan jenis aliran lainnya. Di bawah ini menggambarkan kehilangan energi menurut HAZEN WILLIAM pada gambar 2.7. kehilangan energi di bawah ini.

Gambar 2.7. Kehilangan Energi

hL = hf + hm ... 2.15. Dimana:

hL = Kehilangan energi total

hf = Gesekan air dengan pipa selama pengaliran (major losses) A

B

ΔH

L

Tanah asli

(28)

hm = Perubahan besar dan arah kecepatan aliran selama perjalanan (minor losses)

hm ≈ 0 hL = hf

Berdasarkan aliran kontinuitas debit (Q) yang keluar sama dengan luas penampang (A) dikalikan kecepatan (v) atau dapat dijadikan rumus:

Q = A . v... 2.16.

V dan Q menurut HAZEN WILLIAM untuk satuan matrik adalah:

V = 0,849 x C x (0,25D)0,63 x S0,54 ………...………. 2.17.

Dimana:

V = Kecepatan aliran (meter/detik) C = Faktor kekasaran pipa

D = Diameter pipa (meter) S = Kemiringan hidrolis (meter) Dengan kemiringan hidrolis hf / L

Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54 ... 2.18. Dimana:

Q = Debit (m3 / detik) C = Faktor kekasaran pipa D = Diameter pipa (meter) S = Kemiringan hidrolis (meter) Dengan kemiringan hidrolis hf / L

2. Aliran pompa

(29)

Pompa air adalah suatu alat untuk menambah tenaga dari pada air, dengan adanya pompa air tersebut tenaga persatuan berat air akan bertambah pada gambar 2.8. pompa air dibawah ini.

Gambar 2.8. Pompa Air

Persamaan Bernoulli pada titik 1 dan 2 didapatkan rumus sebagai berikut:

h g V p z hp g V p

z + + + = + + + 2 2

2 2 2 2 2

1 1 1

g

g ... 2.19. Dimana:

hp = Pertambahan tenaga persatuan berat air yang diberikan oleh pompa (meter)

h = Tenaga yang hilang (meter)

2.2.4. Teori Pengukuran Debit Saluran

Dalam pengukuran debit saluran dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Alat Pengukur Debit Cipoletti

2

1

Aliran air

H Pompa

(30)

Alat Pengukur Debit Cipoletti adalah suatu alat pengukur debit yang berdasar peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur debit ini digunakan untuk mengukur debit saluran yang tidak begitu besar, dan biasa dipakai pada saluran yang langsung ke sawah.

[image:30.595.122.505.315.456.2]

Alat ini sesuai dipakai dipegunungan dimana telah mempunyai kemiringan yang cukup besar, fungsi alat disamping sebagai sebagai alat ukur juga sebagai bangunan terjunan. Biasanya saluran yang diukur berbentuk trapesium dan dasar alat ukur pada gambar 2.9. ini adalah peluap segi empat dengan kontraksi samping.

Gambar 2.9. Sekat Cipoletti

Oleh Cipoletti diadakan penyelidikan supaya pengaruh kontraksi tepi dapat dihilangkan. Untuk itu dibuat peluap dengan bentuk trapesium dengan kemiringan vertikal:horisontal = 4:1, sehingga apabila H naik akan diimbangi dengan bertambahnya lebar permukaan air.

2 3

. 86 , 1 BH

Q = ... 2.20. Dimana:

Q = Debit (m3 / detik) B = Lebar saluran (meter)

H = Tinggi air dari dasar saluran (meter) B

(31)

Syarat-syarat supaya rumus tersebut diatas dapat berlaku sempurna jika: a. H tidak boleh lebih dari 60 cm

b. Tebal ambang ≤ 0,1 H c. Panjang peluap (B) ≤ 3 H

d. Tinggi peluapan (H) diambil jarak 3 H di sebelah hulu e. Diambil ≈ 2 H

f. Peluapan sempurna, arus lepas g. Kecepatan datang arus kecil h. Tinggi ambang diambil 3 H (P)

[image:31.595.169.477.387.486.2]

Pada gambar 2.10. dibawah ini memperlihatkan syarat-syarat alat ukur debit Cipoletti agar dapat berlaku sempurna.

Gambar 2.10. Syarat Alat Ukur Debit

2. Alat Pengukur Debit Romyn

Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna ambang lebar yang dapat dijelsakan pada gambar 2.11. dibawah ini:

1:4

L B P

(32)
[image:32.595.129.477.110.282.2]

Gambar 2.11. Alat Ukur Debit Romyn

Dengan:

R = 80 cm R = 10 cm H1 = 2/3 H

Keuntungan alat ukur ini:

a. Rumus ”Bundchu” tidak berubah

d g d b m

Q= . . . . ... 2.21. Dimana:

m = 1 d = 2/3 H H1 ≤ 2/3 H

b. Kadang-kadang dalam praktek pada keadaan H1 ≤ 5/6 H, air di bagian hilir belum mempengaruhi d sehingga rumus tersebut diatas masih dapat dipakai. Dengan demikian kehilangan tenaga pada alat ukur ini relatif kecil dan sesuai untuk dearah dataran rendah. Pada alat ukur debit Cipoletti kehilangan tinggi air minimum.

Plat baja H

H1 2/3 H

R r

(33)

c. Alat ukur ini sekaligus dapat dipakai sebagai pintu air, karena alat ini dapat digerakkan keatas dan kebawah. Tinggi peluapan (H) sebaik-baiknya dibaca pada suatu kolam yang tidak dipengaruhi gelombang.

3. Alat Pengukur Debit Thomson

[image:33.595.141.493.300.430.2]

Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna ambang tipis berbentuk segi tiga siku-siku. Alat ukur ini kecil, biasa dipergunakan pada laboratorium atau perkebunan tebu. Gambar 2.12. dibawah ini dapat menjelaskan Alat Ukur Debit Thomson.

Gambar 2.12. Alat Ukur Debit Thomson

2 5

. 40 , 1 H

Q = ... 2.22. Dimana:

Q = Debit (m3 / detik) H = Tinggi saluran (meter)

α = 900 b = 2.H C = 0,60 g = 9,81 m/s2

4. Alat Pengukur Debit Rehboch

Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna arus lepas tanpa kontraksi tepi. Dinding saluran (vertikal) dibuat licin dan diusahakan lebar saluran sama dengan panjang ambang. Gambar 2.13. dibawah ini dapat menjelaskan Alat Ukur Debit Rehboch.

b

H

(34)

Alat ukur ini hanya sesuai dipakai di laboratorium, dan rumus dibawah ini disajikan oleh Rehboch:

2 3 1 1). . 24 , 0 782 , 1

( bH

P H

Q= + ... 2.23. Dimana: H1 = H + 0,0011

5. Metode Pembubuhan Garam

Metode ini bisa dipergunakan pada keadaan dimana badan air mudah didekati pada dualokasi yang berjarak 30 m, dan aliran dibagian hulu bersifat turbulen (bergejolak). Garam yang sudah dilarutkan di dalam seember air, ditumpahkan dibagian hulu aliran.

Keadaan aliran yang bergejolak dan jarak antara dua titik pengamatan di hulu dan di hilir harus cukup menjamin terjadinya pencampuran garam yang merata diseluruh penampang aliran. Pada bagian hilir EC (Electrical Conductivity) atau Daya Hantar Listrik diukur setiap 15 detik, dan hasilnya dicatat pada tabel.

Ketika larutan garam seluruhnya telah melewati titik pengamatan di bagian hilir, EC akan kembali kedalam normal. EC nilainya akan naik pada saat awal pengukuran. Setelah dikurangi oleh nilai EC dari air, maka nilai EC inilah yang digunakan untuk menentukan debit aliran.

b H

P

(35)

t E

S Q

. 1 , 2

= ... 2.24.

Dimana:

Q = Debit (m3 / detik) S = Berat kering NaCl (mg) E = Jumlah total E (µS/cm)

t = Selang waktu antara dua pengukuran yang berurutan (detik)

6. Metode Sederhana Pengukuran Debit

Pengukuran debit dengan cara sederhana dapat dibedakan dalam 2 macam metode ,yaitu:

a. Metode Ember

Metode ini hanya bisa digunakan bila seluruh aliran air bisa ditampung dalam wadah atau ember tertentu, misalnya air yang keluar dari mata air melalui sebuah pipa dengan catatan ember atau wadah lainnya yang volumenya diketahui dengan stop watch. Langkah-langkah cara pengukuran sederhana melalui ember yaitu: 1) Hidupkan stop watch tepat pada saat ember atau wadah yang disimpan untuk

menampung air.

2) Matikan stop watch tepat pada saat ember atau wadah terisi penuh. Cara perhitiungan pengukuran debit dengan ember adalah sebagai berikut:

t V

Q = ... 2.25. Dimana:

Q = Debit (liter/detik)

V = Volume ember atau wadah (liter) t = Waktu (detik)

b. Metode Benda Apung

(36)

Cara pengukuran debit dengan Metode Ember yaitu pertama jatuhkan daun ditengah sungai, pada bagian hulu bersamaan dengan itu hidupkan stop watch. Kemudian hentikan stop watch manakala daun melewati titik pengamatan dihilir, disamping itu juga jarak antara bagian hulu dan bagian hilir juga harus diukur. Terakhir ukur kedalaman air pada beberapa titik penampang aliran, juga lebar penampang tersebut.

Cara perhitiungan pengukuran debit dengan benda apung adalah sebagai berikut: Q = A.V... 2.26. Dimana:

Q = Debit (liter/detik)

(37)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif studi untuk mengetahui potensi-potensi sumber air di Kabupaten Sragen, untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah sumber air, debit air, jumlah penduduk.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dimaksud untuk mempermudah jalanya penelitian, seperti : pengumpulan data, analisis, penyusunan laporan.

Tahap persiapan meliputi : a). Studi Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk memberikan arahan dan wawasan sehingga mepermudah dalam pengumpulan data, analisis maupun dalam penyusunan hasil penelitian.

b). Pembuatan Proposal

Pembuatan proposal dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara tertulis mengenai tujuan, rencana, serta langkah-langkah yang akan diambil dalam pelaksanaan penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data

37

(38)

Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini diperoleh melalui studi literatur serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi terkait dalam hal ini adalah Kabupaten Sragen dan PDAM Sragen sebagai pembanding dan pelengkap.

Adapun data tersebut :

1). Data debit air di Kabupaten Sragen.

2). Data jumlah penduduk di Kabupaten Sragen.

3). Data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen.

3.4.

Analisis Data

Untuk menganalisa jumlah penduduk pada tahun 2025 menggunakan tiga metode yaitu Metode Aritmatik, Logaritmik dan Regresi Linear. Dari ketiga metode diatas diambil metode yang standart deviasi yang paling kecil. Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga didapat kebutuhan air pada tahun 2025 kemudian dengan deskriptif kuantitatif membandingkan kebutuhan air tersebut dengan debit sumber air.

3.5.

Metode Penelitian

Pada tahap analisis data dilakukan dengan menghitung data yang ada, untuk mencari laju perubahan dari masing-masing jenis pelanggan PDAM Sragen. Data yang diperlukan yaitu pertumbuhan penduduk, data debit dari berbagai sumber air dan elevasi dari semua kecamatan di Sragen, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan rumus-rumus untuk membandingkan besarnya potensi sumber air dengan kebutuhan masyarakat sekitar pada tahun 2025 mendatang. Hasil analisis tersebut disesuaikan dengan kemampuan potensi air yang ada di Sragen, kemudian dimasukkan dalam saran. Untuk mempermudah analisis digunakan diagram alur sebagai berikut:

(39)
[image:39.595.114.481.98.702.2]

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dan jumlah

penduduk disetiap kecamatan

Pengumpulan data debit sumber air dan data elevasi dari berbagai

kecamatan

Analisis pertumbuhan jumlah penduduk 10 tahun

terakhir

Prediksi pertumbuhan penduduk pada tahun 2025

Kebutuhan air pada tahun 2025

Membandingkan kebutuhan air pada

tahun 2025 dengan debit air

Kesinpulan dan saran

(40)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasil Pengumpulan Data

4.1.1. Data jumlah penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008

[image:40.595.116.513.373.523.2]

Hasil pengumpulan data di lapangan ditemukan bahwa data jumlah penduduk 10 tahun terakhir Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008 dapat dilihat pada tebel 4.1. dibawah ini:

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen

Tahun Jumlah Penduduk

(jiwa) Tahun

Jumlah Penduduk (jiwa)

1999 844391 2004 855244

2000 847231 2005 858266

2001 849441 2006 863914

2002 851583 2007 872964

2003 853711 2008 876858

Sumber: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Sragen

4.1.2. Data jumlah penduduk per Kecamatan

Sedangkan hasil pengumpulan data di lapangan ditemukan bahwa data jumlah penduduk 5 tahun terakhir diseluruh Kecamatan di Kabupaten Sragen dari tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tebel 4.2. dibawah ini.

(41)
[image:41.595.116.510.102.581.2]

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk per Kecamatan

No. Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)

2004 2005 2006 2007 2008

1 Kalijambe 45323 45537 45939 46167 46223

2 Plupuh 45479 45702 46041 48597 48720

3 Masaran 64680 64623 64704 64823 64985

4 Kedawung 55260 55443 57922 58233 58486 5 Sambirejo 37007 37061 36978 39962 39948

6 Gondang 42493 42476 42523 42523 43479

7 Sambung macan 43614 43597 43637 43778 43846 8 Ngrampal 36742 36613 36597 36532 36467 9 Karangmalang 56940 57029 57314 57665 57934

10 Sragen 64463 64936 64953 65451 65837

11 Sidoharjo 50498 50257 50836 51190 51199

12 Tanon 54264 54380 54581 54266 54301 13 Gemolong 44632 44866 45072 45263 46212

14 Miri 32231 32309 32317 32351 32404

15 Sumber lawang 44681 44756 44915 45192 45410 16 Mondokan 33683 33812 33939 34071 34186 17 Sukodono 30065 30205 30727 31175 31385

18 Gesi 20450 21583 21596 20676 20850

19 Tangen 26518 26669 26816 28090 28200

20 Jenar 26226 26409 26507 26663 26786

4.1.3. Data Sumber Air

(42)
[image:42.595.183.441.167.343.2]

air dan sumur dalam menjadi gambaran untuk menyingkat gambar dan dapat dilihatkan pada gambar 4.1. dan 4.2. dibawah ini

[image:42.595.188.437.480.645.2]

Gambar 4.1. Mata air Sambirejo

Gambar 4.2. Sumur dalam Ngablak

(43)
[image:43.595.112.516.111.648.2]

Tabel 4.3. Data Sumber Air

No Sumber Air

Debit

(liter/detik) Kode Jenis Sumber 1 PS I Gandil 20 SA1 Sumur Dalam

2 PS II Dulang 20 SA2 Sumur Dalam

3

PS III

Karangampah 20 SA3 Sumur Dalam

4

PS IV

Karangampah 25 SA4 Sumur Dalam 5 PS V Kedawung 20 SA5 Sumur Dalam 6 PS VII Candi 10 SA6 Sumur Dalam 7 PS VIII Kemangi 25 SA7 Sumur Dalam 8 PS IX Puro 77 SA8 Sumur Dalam 9 PS X Sragen 55 SA9 Sumur Dalam 10 PS XI Brambang 26 SA10 Sumur Dalam 11 PS XII Ngablak 60 SA11 Sumur Dalam 12 PS XIII Ngrampal 25 SA12 Sumur Dalam 13 PS XIV Dulang 80 SA13 Sumur Dalam 14 PS Sukodono 25 SA14 Sumur Dalam 15 PS Gemolong I - SA15 Sumur Dalam 16 PS Gemolong II 18 SA16 Sumur Dalam 17 PS Gemolong III 5 SA17 Sumur Dalam 18 PS Tanon 13 SA18 Sumur Dalam 19 PS Sumberlawang 16 SA19 Sumur Dalam 20 PS Masaran 15 SA20 Sumur Dalam 21 PS Sidoharjo 50 SA21 Sumur Dalam 22 PS Pengkok I 8 SA22 Sumur Dalam 23 PS Pengkok II 8 SA23 Sumur Dalam 24 PS Sambirejo I 20 SA24 Sumur Dalam 25 PS Sambirejo II 40 SA25 Mata Air 26 PS Gondang 30 SA26 Mata Air 27 PS Mojokerto 23 SA27 Sumur Dalam

28 PS

Sambungmacan 19 SA28 Sumur Dalam

Debit Total 753

4.2.

Hasil Analisa Data

(44)

Dengan bertolak dari data penduduk tahun 1999 menghitung pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Sragen pada tahun 2025 sejak dari tahun 1999-2008 dengan menggunakan Metode Geometrik, Metode Aritmatik, dan Metode Regresi Linier berikut ini.

Rata-rata pertambahan penduduk dari tahun 1999-2008 adalah:

Ka =

1999 2008

99 08

--P P

Ka =

9

844391 876858

-Ka = 3607 jiwa/tahun

Jadi terjadi pertambahan penduduk dari tahun 1999 sampai tahun 2008 sebesar 3607 jiwa/tahun.

[image:44.595.110.519.503.643.2]

Persentase pertambahan penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen akan disajikan ke dalam tabel 4.4. dibawah ini.

Tabel 4.4. Presentase Pertambahan Penduduk Kabupaten Sragen

Tahun Jumlah penduduk Pertumbuhan

Jiwa %

1999 844391 - -

2000 847231 2840 0.335209642

2001 849441 2210 0.260171101

2002 851583 2142 0.251531559

2003 853711 2128 0.249264681

2004 855244 1533 0.179247092

Lanjutan Tabel 4.4.

Tahun Jumlah penduduk Pertumbuhan

Jiwa %

2005 858266 3022 0.352105291

(45)

2007 872964 9050 1.036697962

2008 876858 3894 0.444085587

jumlah 8573603 32467 3.762081694

Presentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun:

o n tahun tahun n pertambaha Jumlah p -= _

p =

9 % 762 . 3

p = 0.418%

Rumus proyeksi pertambahan pertambahan penduduk adalah sebagai berikut: 1. Metode Geometrik

Pn = Po (1 + p)n

P08 = P99 x (1+0.00418)(08-99) P08 = P99 x (1.00418)9 P99 = P08 / (1+0.00418)9 P99 = 876858/ (1.00418)9 P99 = 844550 jiwa 2. Metode Aritmatik

Ka = 3607 jiwa/tahun Pn = P08 = 876858 jiwa Pn = Po + Ka x (Tn- To)

P99 = 876858 + 3607 x (08-99) P99 = 909321 jiwa

3. Metode Regresi Linier

bX a Y= +

[image:45.595.113.511.84.135.2]

2 2 2 ) ( . . . X X n XY X X Y a å -å å å -å å = 2 2 ) ( . . . X X n Y X XY n b å -å å å -å =

Tabel 4.5. Metode Regresi Linier

(46)

(X) (Y)

1999 1 844391 844391 1

2000 2 847231 1694462 4

2001 3 849441 2548323 9

2002 4 851583 3406332 16

2003 5 853711 4268555 25

2004 6 855244 5131464 36

2005 7 858266 6007862 49

2006 8 863914 6911312 64

2007 9 872964 7856676 81

2008 10 876858 8768580 100

Jumlah 55 8573603 47437957 385

Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu:

a = 2 2

2 ) ( . . . X X n XY X X Y å -å å å -å å

a = 2

) 55 ( ) 385 10 ( ) 47437957 55 ( ) 385 8573603 ( -x x x

a = 838484

b = 2 2

) ( . . . X X n Y X XY n å -å å å -å

b = 2

) 55 ( ) 385 10 ( ) 8573603 55 ( ) 47437957 10 ( -x x x

b = 3432

Y99 = a + b.(T99-T99) Y99 = 838484 + 3432.(0) Y99 = 838484 jiwa

[image:46.595.117.516.86.280.2]

Dengan cara perhitungan yang sama, hasil perhitungan mundur jumlah penduduk selengkapnya disajikan dalam tabel 4.6. dibawah ini.

Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk Tahun

(X)

Stastistik Jumlah Penduduk (Y)

Hasil Perhitungan Mundur

(47)

1999 844391 844550 909321 838484 2000 847231 848080 905714 841916 2001 849441 851625 902107 845348 2002 851583 855185 898500 848780 2003 853711 858759 894893 852212 2004 855244 862349 891286 855644 2005 858266 865953 887679 859076 2006 863914 869573 884072 862508 2007 872964 873208 880465 865940 2008 876858 876858 876858 869372 Jumlah 8573603 8606140 8930895 8539280

[image:47.595.111.511.366.454.2]

Selanjutnya hasil deviasi standart perhitungan Aritmatik, Geometik, dan Regresi Linier selengkapnya disajikan pada tabel lampiran.

Tabel 4.7. Hasil Deviasi Standart Perhitungan

Metode Standart Deviasi

Aritmatik 37201

Geometik 10812

Regresi Linier 10438

Hasil perhitungan standart deviasi memperlihatkan angka yang berbeda untuk ketiga Metode Proyeksi. Angka terkecil adalah hasil perhitungan proyeksi dengan metode Regresi Linear. Jadi untuk memperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Sragen pada tahun 2025 mendatang dipilih Metode Regresi Linear.

Jadi pada tahun 2025 jumlah penduduk Kabupaten Sragen dengan menggunakan metode regresi linear dapat ditunjukkan dengan perhitungan dibawah ini.

(48)
[image:48.595.112.510.149.375.2]

Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.3. sebagai berikut :

Gambar 4.3. Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sragen tahun 1999-2025

4.2.2. Prediksi Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan Tahun 2025

Pertambahan penduduk diseluruh kecamatan di Kabupaten Sragen dapat dianalisis dengan mengunakan rumus geometrik dengan data jumlah penduduk yang didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen sejak tahun 2004-2008 dengan prediksi pada tahun 2025.

Contoh perhitungan pertumbuhan penduduk per Kecamatan adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Kalijambe

Tabel 4.8. Metode Regresi Linier Kecamatan Kalijambe Tahun Tahun ke (X) Jumlah

Penduduk (Y) X.Y X²

2004 1 45323 45323 1

2005 2 45537 91074 4

2006 3 45939 137817 9

Jum

la

h P

enduduk

[image:48.595.115.506.672.755.2]
(49)

2007 4 46167 184668 16

2008 5 46223 231115 25

Jumlah 15 229189 689997 55

Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu:

a = 2 2

2 ) ( . . . X X n XY X X Y å -å å å -å å

a = 2

) 15 ( ) 55 5 ( ) 689997 15 ( ) 55 229189 ( -x x x

a = 45109

b = 2 2

) ( . . . X X n Y X XY n å -å å å -å

b = 2

) 15 ( ) 55 5 ( ) 229189 15 ( ) 689997 5 ( -x x x

b = 234

Y25 = a + b.(T25-T04) Y99 = 45109 + 234.(21) Y99 = 50023 jiwa

Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.4. sebagai berikut :

Jum

la

h P

enduduk

(50)

Gambar 4.4. Grafik Pertumbuhan Penduduk Kec Kalijambe tahun 2004-2025

[image:50.595.111.503.206.408.2]

Selanjutnya jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Sragen dengan cara yang sama pada tahun 2025 akan disajikan ke dalam tabel 4.9. dibawah ini.

Tabel 4.9. Jumlah penduduk per kecamatan pada tahun 2025 No Kecamatan Penduduk

(jiwa) No Kecamatan

Penduduk (jiwa) 1 Kalijambe 50023 11 Sidoharjo 54999 2 Plupuh 63786 12 Tanon 54286 3 Masaran 66221 13 Gemolong 51612 4 Kedawung 73704 14 Miri 33021 5 Sambirejo 54001 15 Sumber lawang 48400 6 Gondang 46333 16 Mondokan 36215 7 Sambung macan 44855 17 Sukodono 37209 8 Ngrampal 35454 18 Gesi 20838 9 Karangmalang 62100 19 Tangen 35872 10 Sragen 71001 20 Jenar 28991

4.2.3. Prediksi kebutuhan air Kabupaten Sragen tahun 2025

Kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan, oleh sebab itu sebelum pertambahan kebutuhan air terjadi terlebih dahulu diprediksi untuk melihat apakah potensi air di Kabupaten Sragen dapat memenuhi kebutuhan dimasyarakat sekitar.

1. Kebutuhan air bersih domestik (SI) Sl = 80% x Cp

Cp = 80% x Pn

Sl = 80% x (80% x Pn)

(51)

Sl = 83123354 liter/hari Sl = 962.076 liter/detik

2. Kebutuhan sosial/umum (Sb) Sb = 20% x Cp Cp = 80% x Pn

Sb = 20% x (80% x Pn)

Sb = 20% x (80% x 927716 jiwa) x 140 liter/orang/hari Sb = 20780838 liter/hari

Sb = 240.519 liter/detik

3. Kebutuhan air bersih non domestik (SI) Kn = 15% x (Sl+Sb)

Kn = 15% x (962.076 + 240.519) Kn = 180.389 liter/detik

4. Kehilangan air

Lo = 20% x Pr

Pr = Sl + Sb + Kn + Lo Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr 80% Pr = Sl + Sb + Kn

Pr =

80% Kn Sb Sl+ +

Pr =

80%

180.389 240.519

962.076 + +

Pr = 1728.730 liter/detik

Lo = 20% x Pr

Lo = 20% x 1728.730 Lo = 345.746 liter/detik

(52)
[image:52.595.112.512.125.255.2]

Tabel 4.10. Prediksi kebutuhan air bersih Kabupaten Sragen

No Keterangan Jumlah kebutuhan (liter/detik)

1 Domestik 962.076

2 Sosial/umum 240.519

3 Non domestik 180.389

4 Kehilangan air 345.746

Total kebutuhan 1728.730

Jadi kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025 menurut prediksi jumlah penduduk adalah 1728.730 liter/detik. Kebutuhan harian maksimum dan pemakaian air pada waktu jam puncak juga akan diprediksi untuk memenuhi seberapa besar kebutuhan air di Kabupaten Sragen dengan analisis dibawah ini. 1. Analisis kebutuhan harian maksimum

Ss = f1 x Sr

= 1.2 x 1728.730 = 2074.476 liter/detik

2. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak Debit waktu puncak = f2 x Sr

= 1.5 x 1728.730 = 2593.095 liter/detik

4.2.4. Prediksi kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025

Kebutuhan air di setiap Kecamatan pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan, oleh sebab itu sebelum pertambahan kebutuhan air terjadi, terlebih dahulu diprediksi untuk melihat apakah potensi air di setiap Kecamatan dapat memenuhi kebutuhan dimasyarakat sekitar.

(53)

1. Kebutuhan air bersih domestik (SI) Sl = 80% x Cp

Cp = 80% x Pn

Sl = 80% x (80% x Pn)

Sl = 80% x (80% x 50023 jiwa) x 140 liter/orang/hari Sl = 4482042.88 liter/hari

Sl = 51.86 liter/detik

2. Kebutuhan sosial/umum (Sb) Sb = 20% x Cp Cp = 80% x Pn

Sb = 20% x (80% x Pn)

Sb = 20% x (80% x 50023 jiwa) x 140 liter/orang/hari Sb = 1120510.72 liter/hari

Sb = 12.97 liter/detik

3. Kebutuhan air bersih non domestik (SI) Kn = 15% x (Sl+Sb)

Kn = 15% x (51.86 + 12.97) Kn = 9.73 liter/detik

4. Kehilangan air

Lo = 20% x Pr

Pr = Sl + Sb + Kn + Lo Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr 80% Pr = Sl + Sb + Kn

Pr =

80% Kn Sb Sl+ +

Pr =

80%

9.73 12.97 51.86+ +

Pr = 93.21 liter/detik

(54)

Lo = 20% x 18.64 Lo = 18.64 liter/detik

[image:54.595.111.513.229.358.2]

Perhitungan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk Kec Kalijambe diatas dapat dibuat tabel 4.11. dibawah ini:

Tabel 4.11. Prediksi kebutuhan air bersih Kec Kalijambe

No Keterangan Jumlah kebutuhan (liter/detik)

1 Domestik 51.86

2 Sosial/umum 12.97

3 Non domestik 9.73

4 Kehilangan air 18.64

Total kebutuhan 93.21

Selanjutnya hasil perhitungan kebutuhan air per Kecamatan dengan cara yang sama dengan cara diatas akan disajikan pada tabel 4.12. dibawah ini.

Tabel 4.12. Kebutuhan air per Kecamatan

No Kecamatan

Kebutuhan Air (Liter/Detik)

No Kecamatan

Kebutuhan Air (Liter/Detik) 1 Kalijambe 93.214 11 Sidoharjo 102.487 2 Plupuh 118.861 12 Tanon 101.159 3 Masaran 123.398 13 Gemolong 96.174 4 Kedawung 137.343 14 Miri 61.532 5 Sambirejo 100.626 15 Sumber lawang 90.190 6 Gondang 86.338 16 Mondokan 67.484 7 Sambung macan 83.585 17 Sukodono 69.337

8 Ngrampal 66.067 18 Gesi 38.831

9 Karangmalang 115.718 19 Tangen 66.844 10 Sragen 132.306 20 Jenar 54.023

[image:54.595.114.531.459.669.2]
(55)

4.3.

Penyajian Hasil Analisa Data

4.3.1. Penyebaran Sumber Air Kabupaten Sragen

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dalam rangka meningkatkan kebutuhan air di Kabupaten Sragen, penulis memprediksi kebutuhan air pada tahun 2025 apakah pada tahun tersebut Kabupaten Sragen kekurangan air dan daerah mana saja yang kekurangan air.

[image:55.595.114.514.447.755.2]

Data jumlah penduduk per Kecamatan dan kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025 disajikan pada tabel 4.13. sebagai berikut.

Tabel 4.13. Jumlah Penduduk dan Kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025

No Kecamatan Penduduk (jiwa)

Kebutuhan Air (Liter/Detik)

Elevasi (Meter/DPL)

1 Kalijambe 50023 93.214 113

2 Plupuh 63786 118.861 102

3 Masaran 66221 123.398 117

4 Kedawung 73704 137.343 141

5 Sambirejo 54001 100.626 201

6 Gondang 46333 86.338 125

7 Sambung macan 44855 83.585 114

8 Ngrampal 35454 66.067 97

9 Karangmalang 62100 115.718 106

10 Sragen 71001 132.306 112

11 Sidoharjo 54999 102.487 116

12 Tanon 54286 101.159 97

13 Gemolong 51612 96.174 113

14 Miri 33021 61.532 126

15 Sumber lawang 48400 90.190 126

(56)

17 Sukodono 37209 69.337 88

18 Gesi 20838 38.831 90

19 Tangen 35872 66.844 89

20 Jenar 28991 54.023 92

[image:56.595.112.513.84.154.2]

Sedangkan Data debit potensi sumber air dan elevasi potensi sumber air dapat disajikan pada tabel 4.14. Dibawah ini.

Tabel 4.14. Data Debit dan Elevasi Potensi Sumber Air Kabupaten Sragen No Kecamatan Sumber Air Baku Debit

(Liter/Detik)

Elevasi

(Meter/DPL) Kode

1 Kalijambe - -

2 Plupuh - -

No Kecamatan Sumber Air Baku Debit (Liter/Detik)

Elevasi

(Meter/DPL) Kode

3 Masaran SA Masaran 15 116 SA20

4 Kedawung PS II Dulang 20 134 SA2

PS III

Karangampah 20 128 SA3

PS IV

Karangampah 25 130 SA4

PS V Kedawung 20 160 SA5

PS VII Candi 10 161 SA6

PS VIII Kemangi 25 137 SA7

PS XI Brambang 26 159 SA10

PS XIV Dulang 80 128 SA13

PS Pengkok I 8 130 SA22

PS Pengkok II 8 141 SA23

PS Mojokerto 23 170 SA27

5 Sambirejo PS Sambirejo I 20 209 SA24

PS Sambirejo II 40 212 SA25

6 Gondang PS Gondang 30 123 SA26

7

Sambung macan

PS

Sambungmacan 19 112 SA28

8 Ngrampal PS XIII Ngrampal 25 98 SA12 9 Karangmalang PS I Gandil 20 113 SA1

PS IX Puro 77 107 SA8

PS XII Ngablak 60 114 SA11

10 Sragen PS X Sragen 55 113 SA9

(57)

Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26 sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan Kabupaten Sragen.

Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 4.5. Peta penyebaran sumber air dibawah ini.

12 Tanon PS Tanon 13 95 SA18

13 Gemolong PS Gemolong I 112 SA15

PS Gemolong II 18 115 SA16

PS Gemolong III 5 111 SA17

14 Miri - -

15

Sumber

lawang PS Sumberlawang 16 121 SA19

16 Mondokan - -

17 Sukodono PS Sukodono 25 86 SA14

18 Gesi - -

19 Tangen - -

20 Jenar - -

(58)
(59)

4.3.2. Rencana distribusi Kabupaten Sragen

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air juga mengalami peningkatan. Dikarenakan oleh Penyebaran Sumber air di Kabupaten sragen yang tidak merata, maka diperlukan perencanaan distribusi air. Sehingga penyebaran air di Kabupaten Sragen lebih merata.

Distribusi dilakukan dengan cara membagi debit suatu sumber air untuk mengaliri wilayah-wilayah tertentu. Sehingga pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen akan lebih merata.

[image:59.595.112.507.560.746.2]

Data kebutuhan air dan debit sumber air disetiap kecamatan disajikan pada Tabel 4.15. Dibawah ini.

Tabel 4.15. Kebutuhan air dan debit sumber air disetiap Kecamatan tahun 2025

No Kecamatan Debit Kecamatan

QK (liter/detik) Debit Sumber Air QSA (liter/detik)

1 Kalijambe 93.214 -

2 Plupuh 118.861 -

3 Masaran 123.398 15

4 Kedawung 137.343 265

5 Sambirejo 100.626 60

6 Gondang 86.338 30

7 Sambung macan 83.585 19

8 Ngrampal 66.067 25

(60)

10 Sragen 132.306 55

11 Sidoharjo 102.487 50

12 Tanon 101.159 13

13 Gemolong 96.174 23

14 Miri 61.532 -

15 Sumber lawang 90.190 16

16 Mondokan 67.484 -

17 Sukodono 69.337 25

18 Gesi 38.831 -

Lanjutan Tabel 4.15.

No Kecamatan Debit Kecamatan

QK (liter/detik) Debit Sumber Air QSA (liter/detik)

19 Tangen 66.844

20 Jenar 54.023

Jumlah 1728.730 753

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa ada kecamatan yang tidak mempunyai sumber air untuk mencukupi kebutuhan air kecamatan tersebut. Tetapi ada juga kecamatan yang debit sumber air nya melebihi kebutuhan air kecamatan itu sendiri, sehingga kelebihan air tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air dikecamatan yang lain yang membutuhkan.

[image:60.595.112.505.83.338.2]

Kabupaten Sragen mempunyai 20 Kecamatan yang tersebar diseluruh wilayah Sragen dengan jumlah penduduk 927716 jiwa pada tahun 2025. seiring dengan pertambahan jumlah penduduk kebutuhan air bertambah, oleh sebab itu penulis memprediksi berapa besar kebutuhan air juga wilayah mana saja yang kekurangan air dan berapa besar kekurangannya. Secara umum seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen kekurangan air, tetapi besar kekurangan airnya berbeda-beda. Pada tabel 4.16. di bawah ini menggambarkan besar kekurangan air di seluruh Kecamatan Kabupaten Sragen.

Tabel 4.16. Kekurangan air di seluruh Kecamatan Kabupaten Sragen No Kecamatan Kekurangan Air

(liter/detik) No Kecamatan

Kekurangan Air (liter/detik) 1 Kalijambe 53.214 11 Sidoharjo 52.487

2 Plupuh 68.861 12 Tanon 68.159

(61)

4 Kedawung 68.343 14 Miri 36.532 5 Sambirejo 50.626 15 Sumber lawang 64.190 6 Gondang 46.338 16 Mondokan 41.817 7 Sambung macan 64.585 17 Sukodono 44.337

8 Ngrampal 41.067 18 Gesi 28.831

9 Karangmalang 55.718 19 Tangen 41.177

10 Sragen 67.306 20 Jenar 28.356

[image:61.595.114.536.301.537.2]

Pada tabel kekurangan air diatas dapat dibuat flow chart agar mendapat gambaran yang jelas akan kekurangan air di wilayah Kabupaten Sragen pada Gambar 4.6. dibawah ini.

Gambar 4.6. Pebandingan kebutuhan air dengan kekurangan air Keterangan:

Series 1 = Kebutuhan air Series 2 = Kekurangan air

Secara keseluruhan Kabupaten Sragen kekurangan air. Dari kebutuhan air Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik, hanya tersedia debit air 753 liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik.

Perbandingan Antara Kebutuhan Dan Kekurangan Air

Kecamatan

Ju

m

la

(62)
[image:62.595.116.481.163.389.2]

Dari data diatas dapat dibuat diagram agar mendapat gambaran yang lebih jelas akan pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada Gambar 4.7. dibawah ini.

Gambar 4.7. Digram Pemenuhan Kebutuhan Air

4.3.3. Elevasi sumber air dan pelanggan

Pada setiap kecamatan mempunyai elevasi yang berbeda-beda dan juga potensi air mempunyai elevasi yang berbeda-beda pula. Teori ailiran air dalam pipa mempunyai 2 cara yaitu aliran gravitasi dan juga aliran pompa, pada tabel 4.17. dibawah ini memperlihatkan jenis-jenis aliran air disetiap kecamatan.

Tabel 4.17. Tabel elevasi sumber air dan pelanggan

No Kecamatan (Pelanggan)

Elevasi Pelanggan

(Ep)

Sumber Air

Elevasi sumber air

(Es)

Ep - Es

Jenis distribusi

1 Kalijambe 113 (1/2)SA13 128 15 Gravitasi 2 Plupuh 102 (1/2)SA13 128 26 Gravitasi

(1/2)SA5 160 58 Gravitasi

3 Masaran 117 SA20 116 -1 Pompa

SA23 141 24 Gravitasi

SA22 130 13 Gravitasi

SA4 130 13 Gravitasi

Tercukupi

Tidak tercukupi

58.30 %

[image:62.595.112.544.596.757.2]
(63)

4 Kedawung 141 SA10 159 18 Gravitasi

SA27 170 29 Gravitasi

SA2 134 -7 Pompa

Lanjutan Tabel 4.17.

No Kecamatan (Pelanggan)

Elevasi Pelanggan

(Ep)

Sumber Air

Elevasi sumber air

(Es)

Ep-Es Jenis aliran

5 Sambirejo 201 (1/2)SA24 209 8 Pompa

SA25 212 11 Gravitasi

6 Gondang 125 (1/2)SA24 209 84 Gravitasi

SA26 123 -2 Pompa

7

Sambung

macan 114 SA28 112 -2 Pompa

8 Ngrampal 97 SA12 98 1 Pompa

9 Karangmalang 106 SA11 114 8 Pompa

10 Sragen 112 SA9 113 1 Pompa

SA6 161 49 Gravitasi

11 Sidoharjo 116 SA21 114 -2 Pompa

12 Tanon 97 SA18 95 -2 Pompa

SA3 128 31 Gravitasi

13 Gemolong 113 SA15 112 -1 Pompa

SA16 115 2 Pompa

SA17 111 -2 Pompa

(1/2)SA5 160 47 Gravitasi

14 Miri 126 SA7 137 11 Gravitasi

15 Sumber lawang 126 SA19 121 -5 Pompa

(1/2)SA1 113 -13 Pompa

16 Mondokan 98 (1/3)SA8 107 9 Pompa

17 Sukodono 88 SA14 86 -2 Pompa

18 Gesi 90 (1/2)SA1 113 23 Gravitasi 19 Tangen 89 (1/3)SA8 107 18 Gravitasi 20 Jenar 92 (1/3)SA8 107 15 Gravitasi

Dalam tabel diatas menjelaskan bahwa jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang menggunakan aliran pompa dan ada juga yang menggunakan gravitasi.

(64)
(65)

4.4.

Pembahasan

Pembahasan adalah menjelaskan pertanyaan yang ada pada rumusan masalah yang terdapat pada bab 2 sehingga pembaca dapat memahami apa yang Penulis sampaikan pada tugas Akhir ini. Di bawah ini menjelaskan masalah yang dibahas pada Tugas Akhir ini

4.4.1. Besar potensi sumber air

Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26 sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan Kabupaten Sragen. Besar potensi sumber air di Kabupaten Sragen adalah 753 liter/detik.

4.4.2. Wilayah kekurangan air di Kabupaten Sragen

(66)

4.4.3. Pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen

Secara keseluruhan Kabupaten Sragen kekurangan air. Dari kebutuhan air Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik, hanya tersedia debit air 753 liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik. Jadi pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen 43.56% tercukupi dan 56.44% tidak tercukupi.

4.4.4. Jenis aliran dari sumber air ke pelanggan

(67)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Mengamati hasil analisis potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26 sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan Kabupaten Sragen. Besar potensi sumber air di Kabupaten Sragen adalah 753 liter/detik. Dikarenakan sumber air tidak tersebar merata diseluruh kecamatan di Kabupaten Sragen maka perlu pendistribusian air secara efektif dan efisien. 2. Kebutuhan air masyarakat Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik,

tetapi hanya tersedia debit air 753 liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik. Jadi pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen 43.56% tercukupi dan 56.44% tidak tercukupi.

3. Secara keseluruhan rata-rata kekurangan air di setiap Kecamatan di Kabupaten Sragen adalah sebesar 52.626 liter/detik.

4. Jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang menggunakan aliran secara gravitasi dan ada juga yang menggunakan pompa air.

5.2.

Saran

Mengamati hasil analisis potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat di tarik beberapa saran yaitu :

1. Untuk mengatasi kekurangan air dan seiring dengan pertambahan penduduk maka kebutuhan air akan terus bertambah maka sebaiknya PDAM Kabupaten Sragen mencari sumber-sumber air baru. walaupun seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen kekurangan air. Masyarakat juga mempunyai sumber air

(68)

sendiri seperti sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan setiap harinya.

2. PDAM Sragen dapat mengambil air dari Sungai Bengawan Solo untuk diproses melalui Pengolahan IPA.

(69)

DAFTAR PUSTKA

Anonim, 2002, Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan,

DEPKIMPRASWIL, Jakarta.

Anonim, 1996, Kebutuhan Air Minum Masyarakat, DPU Dirjen Cipta Karya, Jakarta.

Anonim, 2009, Profil PDAM Sragen, PDAM Sragen, Sragen.

Anonim, 2009, Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen, BPS, Sragen. Nur Yuwono, 2000, Hidrolika 1, Hani

Gambar

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Sragen
Gambar 2.2. Air permukaan
Gambar 2.4. Air Tanah
Gambar 2.5. Reservoir
+7

Referensi

Dokumen terkait

b. Sistem Pewarisan Kolektif Misalnya: Harta pusaka tinggi di Minangkabau, Tanag dati di Ambon. Sistem Pewarisan Mayorat Misalnya : di Bali, Lampung, dan lain- lain. Mungkin

PFPS Hip Strengthening Posisi Hip adduction, Penekanan pada Penguatan Hip Abductor, Quadriceps Strengthening Aktifasi VL &gt; VMO Lateral patella tracking Strength VMO

JURUSAN FISIKA FMIPA UM Hari/ Tanggal Jam ke Mata Kuliah Off Kelas/.. Angkatan

Rumah sakit juga menyediakan berbagai variasi pelayanan, sebagian termasuk yang beresiko tinggi karena memerlukan peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk

Perumusan dengan cara materil ialah yang menjadi pokok larangan tindak pidana yang dirumuskan adalah.. 25 menimbulkan akibat tertentudisebut dengan akibat yang

Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,

Hal ini diduga LCPKS dosis 5 liter yang diaplikasikan kedalam lubang biopori tidak mengurangi jumlah udara dalam tanah sehingga tidak menghambat akar dalam

Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4-15 dapat diketahui perbandingan antara nilai koefisien debit mercu Ogee dengan dengan puncak tipe deret. sinusoida 1 dan