• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 832012008 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 832012008 BAB III"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab ini penulis akan menguraikan tentang metode penelitian kualitatif, partisipan, lokasi penelitian, instrumen dan metode pengumpulan data sera teknik analisis data. Metode penelitian menurut Sarantakos sebagaimana dikutip Poerwandari (2009) adalah metodologi secara literal berarti ilmu tentang metode-metode berisi standar dan prinsip yang digunakan sebagai pedoman penelitian dan metode tersebut dapat menjelaskan sesuatu tentang cara yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti empiris. Ini artinya sebuah penelitian akademik memerlukan kaidah tertentu yang mampu menggali data dan informasi yang obyektif. Data lapangan seringkali tersembunyi dan tidak sekaligus dapat digali hanya dengan sekali pertemuan. Pernyataan Poerwandari tersebut di atas menjadi penting terutama untuk menggali data yang sifatnya indigenous yang memerlukan pendekatan kualitatif.

A. Metode Penelitian Kualitatif

(2)

45

Penelitian kualitatif sendiri merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka statistika sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010), bahwa metode kualitatif menunjuk kepada prosedur-prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif yaitu ungkapan atau catatan mengenai orang-orang atau tingkah laku mereka yang terobservasi.

Poerwandari (2009) mengemukakan beberapa ciri penelitian kualitatif : 1. Mendasarkan diri pada kekuatan narasi.

“Elaborasi naratif sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif untuk memungkinkan pembaca memahami kedalaman, makna dan interpretasi terhadap keutuhan fenomena”.

2. Penelitian dilakukan dalam setting alamiah (naturalistic inquiry), yakni studi terhadap suatu fenomena dilakukan dalam konteks di mana fenomena tersebut ada, sehingga peneliti dapat memperoleh pemahaman holistik tentang fenomena yang diteliti.

3. Analisa induktif.

“Dikatakan induktif karena peneliti tidak memaksa diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaannya, melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri”.

4. Kontak personal langsung: peneliti di lapangan

(3)

46

5. Perspektif holistik, artinya mendapatkan pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti.

6. Perspektif dinamis, perspektif „perkembangan‟

“Penelitian kualitatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang”.

7. Orientasi pada kasus unik

“Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan khusus yang diuraikan dalam tujuan penelitian.”.

8. Cara memperoleh data berdasarkan pada netralitas-empatis, artinya meyakini realitas dan makna subjektif kehidupan manusia dan berusaha mengungkapkannya.

9. Fleksibilitas desain, maksudnya desain kualitatif bersifat luwes, tidak dapat secara jelas dan lengkap ditentukan secara pasti pada awal, tetapi akan berkembang sejalan berkembangnya pekerjaan penelitian di lapangan.

10. Sirkuler, artinya tidak selalu mengikuti tahap-tahap kaku terstruktur atau tidak mendefinisikan realitas sosial dalam hubungan yang lurus dan jelas antar variabel (sebagaimana cara berpikir linear dalam penelitian kuantitatif).

11. Peneliti adalah instrumen kunci, artinya “peneliti berperan besar dalam seluruh proses penelitian” (h.56).

Penelitian ini tergolong sebuah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Poerwandari (2009) mengemukakan:

(4)

47

interaksi, peninggalan atau artefak perilaku, setting serta peristiwa atau insiden tertentu (h.124).

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan indigenous yaitu sebuah pendekatan impresif di dalam psikologi, yang memperjelas batas-batas psikologi arus utama tentang perilaku manusia. Lebih terperinci, studi kasus yang dipilih di sini adalah studi kasus intrinsik, di mana penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus, untuk memahami secara utuh kasus tersebut tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsep atau teori ataupun tanpa ada upaya menggeneralisasi (Poerwandari, 2009).

Dalam penelitian ini, penulis memilih metode kualitatif dan tipe penelitian studi kasus intrinsik berdasarkan pemikiran bahwa fenomena yang akan diteliti yakni ekspresi dukacita dan kehilangan serta makna ma‟nenek bagi orang Toraja adalah studi khusus yang menekankan pada penelaan fenomena psikologis dalam konteks kelompok kultural, pribumi, etnik dan keluarga. Alasan penulis menggunakan metode tersebut adalah agar penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan unik tentang ekspresi dukacita dan kehilangan dibalik perilaku orang Toraja yang melaksanakan ritual Ma‟nenek. Melalui pendekatan indigenous penulis akhirnya dapat menemukan bagaimana keluarga yang ditinggalkan akhirnya dapat memutuskan hubungan psikososial dengan orang-orang terkasih yang telah meninggal.

(5)

48

melaksanakan ritual tersebut yang mengerti dan merasakan makna ritual bagi kelangsungan hidup mereka tanpa orang yang dikasihi lagi. Sedangkan orang luar termasuk orang Toraja yoang tidak melaksanakannya hanya dapat memiliki pengetahuan yang terbatas.

Dalam penelitian ini peneliti memilih ritual ma‟nenek yang dilaksanakan oleh rumpun keluarga besar Ambaa‟ terhadap 2 jenazah yakni alm.Toding (50 tahun) dan almarhum Nek Tandi (83 tahun) yang tinggal di lokasi yang berbeda. Pemilihan tersebut didasarkan pada perbandingan tingkat dukacita bagi jenazah yang telah berulang kali diritualkan dengan jenazah yang pertama kali diritualkan.

(6)

49

Dalam kehidupan bermasyarakat almarhum termasuk tokoh masyarakat yang disegani. Ditengah-tengah keluarga biasanya dipercaya sebagai juru bicara untuk urusan-urusan yang berhubungan dengan adat. Almarhumlah yang menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong sehingga akses jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat dapat menjangkau kampung To‟nakka‟. Almarhum meninggal di Makassar pada tanggal 28 Januari 2011 setelah menjalani operasi. Dua hari kemudian jenazahnya dibawa ke Toraja untuk diupacarakan. Dimakamkan pada tanggal 20 Juli 2011 setelah “disimpan” selama kurang lebih 6 bulan untuk menunggu segala persiapan upacara pemakaman. Ritual ma‟nenek bagi almarhum pertama kali dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2013

(7)

50 B. Partisipan

I. Karakteristik partisipan

Sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui ekspresi dukacita dan makna ma‟nenek bagi orang Toraja maka partisipan ditentukan sendiri oleh peneliti berdasarkan karakteristik sebagai berikut:

1. Suku Toraja asli yang melaksanakan ritual Ma‟nenek

2. Keluarga terdekat almarhum yang dipilih dalam penelitian ini 3. Bersedia menjadi subjek penelitian

C. Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini pada orang Toraja yang tinggal di desa To‟Nakka‟ dan Lempo Poton, kecamatan Rinding-Allo, kabupaten Toraja Utara.

Alasan pemilihan lokasi, Pertama keragaman bentuk artikulasi penggunaan simbol-simbol yang digunakan di tiap-tiap kampung adat, daerah dan wilayah pada satu komunitas besar memaksa penulis membuat batasan wilayah penelitian di satu kecamatan saja.

(8)

51

D. Instrumen dan metode pengumpulan data

Menurut Poerwandari (2009) dalam penelitan kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci yang berperan besar dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih dan mendekati topik, mengumpulkan data hingga menganalisis dan melakukan interpretasi.

Metode pengumpulan data yang dipilih dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dengan partisipan dan studi dokumentasi. Observasi atau pengamatan artinya melihat atau memperhatikan, diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut, sedangkan wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 2009).

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Suryabrata, 1984). Sesuai dengan pendekatan Psikologi Indigenous, maka metodenya dilakukan dalam bentuk observasi partisipan, wawancara, focus group discussion bahkan juga dapat melakukan testing psikologi. Selanjutnya Enriques mengatakan, “Dari minimum membangun dan mempertahankan empati melalui pagdalaw-dalaw atau kunjungan informal atau singgah atau mampir atau interaksi secara langsung dalam habitat alamiah pembawa budaya”.

(9)

52

Menurut Kim dan Berry (1993), ada empat karakteristik utama dalam wawancara indigenous yaitu:

1. Bersifat partisipatorik, partisipan ikut menentukan arah dan manajemen waktu

2. Peneliti dan partisipan memiliki status sejajar, kedua belah pihak boleh mengajukan pertanyaan

3. Cocok dan adaptif dengan kondisi partisipan artinya sesuai dengan norma-norma kelompok masyarakat yang sudah ada

4. Diintegrasikan dengan metode-metode penelitian indigenous lain.

Dalam pendekatan psikologi indigenous ini peneliti memerlukan guiding principle sebagai prinsip-prinsip dasar dalam kerja lapangan antara lain:

1. Tingkat interaksi menentukan kualitas data yang diperoleh. Menjadi one-of-us atau outsider.

2. Peneliti seharusnya memperlakukan para partisipan penelitiannya setara dengannya atau lebih tinggi sebagai sesama manusia

3. Peneliti seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan partisipan dari pada mendapatkan data dari mereka. Tanggungjawab etik peneliti seharusnya adalah orang dan bukan institusi atau lembaga dananya. 4. Metode penelitian seharusnya dipilih berdasarkan kesesuaian dengan

populasi dan dibuat untuk diadaptasikan dengan norma-norma kultural yang sudah ada.

(10)

53 E. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara induktif. Menurut Poerwandari (2009), “Dikatakan induktif karena peneliti tidak memaksa diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaannya, melainkan mencoba memahami situasi (make sense of the situation) sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri”. Patton (dalam Poerwandari, 2009) berpendapat bahwa analisis induktif dimulai dengan observasi khusus yang akan memunculkan tema-tema, kategori-kategori dan pola hubungan di antara kategori-kategori-kategori-kategori tersebut.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berhubungan dengan ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas independen yaitu ukuran perusahaan,

Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan ANOVA dengan rancangan dasar acak lengkap, sepuluh perlakuan dengan empat ulangan, menunjukkan tidak ada beda nyata

Perlindungan Pernafasan : Gunakan perlindungan pernafasan melainkan jika pengalihan udara setempat yang mencukupi disediakan atau penilaian pendedahan menunjukkan bahawa

Skripsi dengan judul “Analisis Dampak Perubahan Iklim Lokal Terhadap Kesejahteraan Petambak Udang (Studi Kasus di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Provinsi

Apabila nilai yang didapatkan pada bab sebelumnya kurang dari 75, maka akan muncul soal dengan tingkat kesulitan rendah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.17.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam dengan dosis 500 mg/hari terhadap kadar hemoglobin tikus Sprague Dawley yang telah

Tumor otak mulai dikenal sebagai salah satu penyebab kematian dan kecacatan pada masyarakat disamping penyakit-penyakit seperti; stroke, dan lain-lain. Dengan kemajuan