ABSTRAK
STRUKTUR DAN PROSES KREATIF MENULIS CERPEN SERTA PEMANFAATANNYA PADA PEMBELAJARAN
MENULIS CERPEN DI KELAS VII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL SUBANG
Yulianti
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis cerpen di kalangan siswa SMPIT As-Syifa Boarding School yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Karena itulah, perlu ada upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis cerpen, pada penelitian ini peneliti menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan proses kreatif menulis cerpen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif analitis. Pada penelitian ini di samping mengkaji struktur cerpen juga dianalisis proses kreatif menulis cerpen. Sementara data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil dari buku kumpulan cerpen Air Mata Dayang Sumbi dan hasil wawancara dengan para narasumber. Adapun pada tahap pembelajaran data yang diambil adalah cerpen siswa kelas VII SMPIT As-Syifa Boarding School. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, berkaitan dengan struktur cerpen. Unsur-unsur pembangun cerpen-cerpen yang menjadi objek penelitian menunjukkan keterpaduan (kohesi dan kohesivitas) yang baik dan menarik sehingga cerpen-cerpen tersebut dapat dikategorikan sebagai cerpen yang baik/berkualitas. Kedua, berkaitan dengan proses kreatif menulis cerpen. Proses kreatif yang dilakukan kelima pencerita/siswa yang menjadi objek dalam penelitian ini beragam, tetapi ada benang merah antara penulis yang satu dengan yang lainnya maupun dengan para sastrawan penulis cerpen. Secara garis besar semua pencerita/siswa melakukan empat tahap menulis cerpen, yaitu tahap persiapan, tahap inkubasi atau pengendapan, tahap iluminasi atau pencerahan, dan tahap verifikasi atau pelaksanaan.
Ketiga, berkaitan dengan rencana dan penerapan pembelajaran menulis
cerpen berdasarkan proses kreatif. Rancangan pembelajaran disusun berdasarkan hasil penelitian terhadap struktur dan proses kreatif menulis cerpen. Langkah-langkah pembelajaran mengacu pada proses kreatif menulis cerpen hasil penelitian. Adapun hasil analisis terhadap struktur cerpen menjadi bahan/materi yang menunjang pembelajaran. Setelah diterapkan, pembelajaran tersebut menunjukkan hasil yang positif, menjadikan siswa terampil menulis cerpen. Sebagian besar cerpen yang ditulis siswa memiliki aspek formal cerita yang lengkap. Unsur-unsur cerpen juga sudah lengkap dan sudah padu. Dengan demikian, rancangan pembelajaran pada penelitian ini dapat diterapkan di sekolah karena didasarkan pada hasil penelitian yang akan menunjang terlaksananya pembelajaran menulis cerpen di sekolah.
ABSTRACT
STRUCTURE AND CREATIVE PROCESS IN WRITING SHORT STORY WITH THE IMPLEMENTATION IN
LEARNING WRITE SHORT STORY IN GRADE VII JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT
AS-SYIFA BOARDING SCHOOL SUBANG
Yulianti
This research is based on the lack ability of junior high school students in writing short story. Furthermore the students always feel difficult when the teacher asked them to write a short story. Starting with this reason the writer decided to investigate the valuable element including structure and creative process in writing short story. The writer come with the design of teaching learning process in writing story by the structure and creative process. This research used qualitative descriptive analytic method. There are two aspect that become the writer main point. First, analyze the structure of the story and second analyze the creative process in writing the story. The writer took the data from short story entitle “Air Mata Dayang Sumbi” and the interview with the students as the object of this research. In the classroom, teacher implementing teaching learning process which was designed by the writer and at the last the writer took the story as the data. From the investigation, it can be conclude that; first, in terms of structure of the story it shows that there is a good connections and it can be categorized as a good story. Second, in terms of creative process in writing story there was a variation between students while they are writing story but with the same pattern. In general there are four stage in writing short story, they are preparation, incubation, illumination, and verification. Third, in terms of designing teaching learning process by using creativity process in writing short story. From the investigation it showed the ability of students in writing story is increase. Almost all of the story made by the student have structure of the story. The last, as the conclusion this design of teaching learning process can be used by the teacher while they want to teach how to write short story.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga suatu usaha masyarakat
dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Adapun
pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik
sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif
(Pusat Kurikulum, 2010, hlm. 4). Dengan demikian, pendidikan diharapkan
mampu mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dan memiliki
akhlak/karakter yang baik.
Penanaman nilai-nilai budaya dan karakter dalam diri peserta didik, salah
satunya dapat diupayakan melalui pembelajaran sastra di sekolah. Danardana
(2013, hlm. 34–35) mengemukakan bahwa kelahiran sastra bersumber dari
kehidupan yang bertata nilai dan pada gilirannya nanti sastra akan memberikan
sumbangan bagi terbentuknya tata nilai. Selain memiliki sifat menghibur, sastra
mampu memberi dan sekaligus dapat membuka (memperluas) cakrawala pikiran
manusia. Sastra mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi, dan sebagainya,
baik yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun yang merupakan
penyodoran konsep baru.
Wellek dan Waren (1989, hlm. 157) berpendapat bahwa penelitian sastra
sewajarnya bertolak dari interpretasi dan analisis karya sastra itu sendiri sebab
bagaimanapun juga, kita tertarik untuk membahas pengarang, lingkungan sosial,
dan proses sastra karena adanya karya sastra. Dengan demikian, penelitian
terhadap proses kreatif pencerita cerpen tidak terlepas dari kajian terhadap
Yulianti, 2015
Berdasarkan kajian terhadap struktur cerpen, penulis menilai bahwa
cerpen-cerpen yang menjadi objek dalam penelitian ini memiliki kualitas yang
baik dari segi struktur, isi, maupun bahasanya. Dengan demikian, proses
menghasilkan karya tersebut layak dikaji.
Penulis-penulis cerpen yang dijadikan objek dalam penelitian adalah siswa
SMP. Hal tersebut menjadi nilai tambah dalam menumbuhkan motivasi pada diri
siswa yang menjadi subjek penelitian ini. Dengan adanya contoh karya berkualitas
yang dihasilkan oleh siswa SMP, mereka mengetahui bahwa siapa pun bisa
menghasilkan karya yang baik. Mereka diharapkan semakin terpacu untuk
berkarya dan berupaya menghasilkan karya yang baik.
Dalam kurikulum 2013 materi cerpen pada tingkat SMP merupakan
pembelajaran sastra yang diajarkan di kelas VII Semester II. Dalam silabus
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kurikulum 2013 tercantum Kompetensi Inti (KI) yang berbunyi, “Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori. Kompetensi inti tersebut memuat Kompetensi Dasar (KD) yang berbunyi, “Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.” Berdasarkan KI dan KD tersebut terlihat bahwa keterampilan menulis cerpen merupakan salah satu keterampilan
yang harus dikuasai oleh murid.
Menulis cerpen merupakan kegiatan ekspresi sastra yang perlu diajarkan
kepada siswa. Selain dapat melatih proses berpikir secara sistematis, menulis
cerpen juga dapat mengembangkan kreativitas siswa ke dalam sebuah tulisan.
Selain itu, kegiatan menulis cerpen dapat membiasakan siswa kritis
menyampaikan gagasannya melalui karya sastra. Karena itu, guru perlu
merencanakan pembelajaran yang mampu mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran menulis cerpen.
Berdasarkan hasil observasi dan tanya jawab dengan siswa di SMPIT
belum berhasil. Belum berhasilnya pembelajaran menulis cerpen disebabkan oleh
beberapa masalah. Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran menulis
cerpen adalah siswa kurang termotivasi untuk menulis cerpen. Kurangnya
motivasi siswa dilatarbelakangi oleh beberapa hal, di antaranya siswa tidak tahu
manfaat menulis cerpen. Siswa juga merasa tidak memiliki bakat menulis cerpen.
Mereka belum memiliki pemahaman bahwa menulis cerpen merupakan proses
yang bisa dilatih. Selain itu, siswa tidak memiliki ketertarikan pada kegiatan
menulis cerpen karena mereka tidak suka membaca buku fiksi.
Permasalahan lain yang dihadapi siswa saat menulis cerpen, yaitu siswa
tidak mampu menemukan ide yang tepat untuk tulisannya. Banyak siswa yang
belum mampu merangkai peristiwa dengan logis. Dengan kata lain, mereka belum
mampu menentukan alur yang tepat. Siswa juga banyak yang tidak mampu
menampilkan suspense (kejutan) dan konflik sehingga cerpen yang dibuatnya
monoton/tidak menarik, Selain itu, siswa tidak mampu meramu dan mengelola
kosa kata serta tidak mampu menggunakan gaya bahasa yang tepat dan orisinal.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen bisa juga karena ada
kesalahan dalam proses pembuatan cerpen tersebut. Ada kalanya guru hanya
menugaskan siswa membuat cerpen, tanpa ada bimbingan menulis yang lebih
terarah, yang lebih menekankan pada proses pembuatan cerpen. Jika pembelajaran
menulis cerpen lebih menekankan pada proses pembuatan cerpen, tentu siswa
akan lebih terbimbing untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Oleh karena itu,
pembelajaran menulis cerpen harus dititikberatkan pada proses penulisannya,
bukan kepada hasil akhir.
Fauzan (2013) melalui penelitian berjudul “Proses Kreatif Menulis Penyair Jawa Barat dan Penerapannya dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas di Kelas VIII” menyebutkan bahwa proses kreatif menulis puisi penyair Jawa Barat sangat beragam jika dilihat dari unsur-unsur yang ada dalam puisi, tetapi ada benang
merah ketika persamaan dan perbedaan cara menulis puisi itu dikategorisasikan
secara rinci berdasarkan teori Luxemburg dkk. tentang unsur teks puisi. Proses
kreatif menulis puisi penyair Jawa Barat tersebut bisa dijadikan bahan ajar dan
diterapkan di sekolah karena didasarkan pada hasil penelitian yang akan
Yulianti, 2015
terhadap proses kreatif menulis puisi yang diterapkan dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Berdasarkan penelitian tersebut peneliti tertarik meneliti proses kreatif
menulis cerpen, kemudian diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di
sekolah. Pembelajaran menulis cerpen tersebut tidak hanya berdasarkan pada
teori, tetapi juga berdasarkan pada pengalaman pencerita dalam menulis cerpen.
Dengan demikian, kegiatan menulis cerpen akan lebih terbimbing dan
kemampuan siswa dalam menulis cerpen diharapkan dapat meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut kajian terhadap struktur dan proses kreatif
menulis cerpen diharapkan dapat memperkaya wawasan siswa tentang teknik
menulis cerpen yang berkualitas. Selain itu, siswa juga diharapkan mampu
menulis cerpen yang berkualitas dari segi struktur, isi, maupun penggunaan
bahasanya. Siswa diharapkan memiliki semangat untuk berkarya melalui dunia
kata dengan tujuan menyampaikan nilai-nilai positif melalui karyanya. Atas
pemikiran tersebut, penulis mengambil judul “Struktur dan Proses Kreatif Menulis
Cerpen serta Pemanfaatannya bagi Pembelajaran Menulis Cerpen di Kelas VII
SMPIT As-Syifa Boarding School Subang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasi
masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Pembelajaran sastra diharapkan mampu mencetak generasi penerus bangsa
yang cerdas dan memiliki akhlak/karakter yang baik.
2. Menulis cerpen merupakan kegiatan pembelajaran sastra yang dinilai sulit
oleh sebagian besar siswa, di antaranya karena kurangnya motivasi,
ketidakmampuan menemukan ide dan menuliskannya dalam bentuk cerita,
tidak mampu membangun suspense (kejutan) serta konflik cerita, dan tidak
memiliki kemampuan menggunakan diksi atau gaya bahasa yang tepat serta
menarik.
3. Proses pembelajaran menulis cerpen yang dilakukan guru belum berfokus
pada proses, siswa kurang terbimbing selama proses penulisan sehingga siswa
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian
1. Pembatasan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, pada
penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut.
1) Kajian struktur cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen
Air Mata Dayang Sumbi. Ada lima cerpen yang dipilih untuk dijadikan
objek dalam penelitian ini. Pemilihan kelima cerpen itu dipilih berdasarkan
pertimbangan hasil Lomba Menulis Cerita yang diselenggarakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar pada tahun 2013. Kelima cerpen itu adalah pemenang kesatu sampai
dengan kelima. Adapun cerpen-cerpen yang dimaksud, yaitu cerpen Air
Mata Dayang Sumbi, Janji Purnama Ketiga Puluh Tujuh, Aku di Antara
Kegamangan Gambang Semarang, Pasukan Merdeka (Misteri Jembatan
Panus), dan Teror Keramba Rinuak.
2) Proses kreatif pencerita/siswa dalam menulis cerpen Air Mata Dayang
Sumbi, Janji Purnama Ketiga Puluh Tujuh, Aku di Antara Kegamangan
Gambang Semarang, Pasukan Merdeka (Misteri Jembatan Panus), dan
Teror Keramba Rinuak.
3) Pembelajaran menulis cerpen berdasarkan proses kreatif di Kelas VII
SMPIT As-Syifa Boarding School.
2. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, berikut ini
ialah rumusan masalah dalam penelitian ini.
1) Bagaimana struktur cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen Air Mata
Dayang Sumbi?
2) Bagaimana proses kreatif para pencerita/siswa dalam menulis cerpen-cerpen
yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Mata Dayang Sumbi?
3) Bagaimana perancangan dan penerapan pembelajaran menulis cerpen di
Kelas VII SMPIT As-Syifa Boarding School berdasarkan proses kreatif
Yulianti, 2015
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut.
1) Menjelaskan struktur cerpen-cerpen dalam buku kumpulan cerpen Air Mata
Dayang Sumbi.
2) Menjelaskan proses kreatif para pencerita/siswa dalam menulis cerpen-cerpen
yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Mata Dayang Sumbi.
3) Merancang dan menerapkan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan proses
kreatif menulis cerpen.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Sejalan dengan tujuan penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu sastra. Hasil penelitian ini diharapkan
memberi kontribusi dalam pembelajaran menulis cerpen. Dengan demikian,
penelitian ini pun akan menguatkan berbagai teori menulis, terutama menulis
cerpen sehingga pembelajaran menulis cerpen dapat bermanfaat, diterima, dan
diserap dengan baik oleh siswa.
b. Manfaat Praktis
Secara langsung penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa dan guru.
Siswa dapat terbimbing dalam menulis cerpen. Selain itu, cerpen-cerpen yang
dikaji dalam penelitian ini mengandung nilai-nilai yang sangat bermanfaat bagi
penanaman pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan demikian,
pembelajaran menulis cerpen diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa pada diri siswa dan menumbuhkan minat siswa untuk
menghasilkan karya. Begitu pula dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dapat
menggunakan rancangan pembelajaran ini dalam pembelajaran menulis cerpen.
E. Struktur Organisasi Tesis
Tesis yang terdiri dari enam bab ini disajikan menurut sistematika berikut.
Pada bab pertama diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi
penelitian, serta definisi operasional. Pada bab kedua disajikan landasan teoretis
yang relevan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu teori mengenai
cerpen, proses kreatif menulis cerpen, kedudukan pembelajaran menulis cerpen
dalam kurikulum 2013, dan pembelajaran menulis cerpen. Pada bab ketiga
disajikan metodologi penelitian yang terdiri atas uraian metode penelitian, sumber
data dan objek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis dan interpretasi data, uji keabsahan data kualitatif, serta desain penelitian.
Pada bab kempat disajikan mengenai deskripsi data, analisis struktur
cerpen, analisis proses kreatif menulis cerpen, dan hasil temuan penelitian
(pembahasan mengenai struktur dan proses kreatif menulis cerpen). Sedangkan
pada bab kelima dijelaskan mengenai rancangan pembelajaran berdasarkan proses
kreatif menulis cerpen beserta penerapannya dalam pembelajaran. Adapun pada
bab terakhir (keenam) disajikan simpulan hasil penelitian, implikasi, dan
rekomendasi yang berhubungan dengan penelitian lanjutan. Selain enam bab yang
dipaparkan tersebut, bagian yang juga penting dalam kajian ini ialah daftar bahan
bacaan yang menjadi acuan dalam penulisan penelitian. Bagian tersebut terdapat
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
Metode penelitian berisi tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses
penelitian. Metode penelitian yang akan dilakukan, yaitu metode penelitian
kualitatif.
A. Metode Penelitian
Sugiyono (2014, hlm. 3) berpendapat bahwa secara umum metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Syamsuddin dan
Damaianti (2011, hlm. 14) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan
cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan
cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami,
menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Melalui metode yang
tepat, seorang peneliti tidak hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan, tetapi
juga mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi
melalui fakta itu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Sugiyono (2014, hlm. 15) mengemukakan bahwa penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowbaal, analisis data bersifat induktif/kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Creswell (2010, hlm. 352)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah alat untuk memaparkan
dan memahami makna yang berasal dari individu dan kelompok mengenai
masalah sosial atau masalah individu. Proses penelitian melibatkan pertanyaan
dan prosedur yang sudah muncul; yakni dengan mengumpulkan data menurut
setting partisipan; menganalisis data secara induktif, mengelola data dari yang
data. Moleong (2007, hlm. 9) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan
dokumen.
Metode penelitian kualitatif yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam
Emzir, 2012, hlm. 30–31) penelitian yang deskriptif artinya data terurai dalam
bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka-angka.
Pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif ini berpandangan bahwa semua hal
yang berupa sistem tanda tidak ada yang patut diremehkan, semuanya penting,
dan semuanya mempunyai pengaruh dan kaitan dengan yang lain.
Pemilihan metode penelitian tersebut tentu berdasarkan pada tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan hasil kajian terhadap
struktur cerpen-cerpen yang menjadi objek penelitian dan mendeskripsikan proses
kreatif para pencerita dalam menulis cerpen-cerpen tersebut. Deskripsi data
tersebut, kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulan dengan menekankan pada
makna yang terkandung dalam data yang dianalisis itu. Hasil analisis data tersebut
dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis cerpen.
B. Sumber Data dan Objek Penelitian
Menurut Moleong (2007, hlm. 157) sumber data dalam penelitian
kualitatif terbagi dalam beberapa jenis, yaitu berupa kata-kata dan tindakan,
sumber data tertulis, foto, dan statistik. Dalam penelitian ini sumber data yang
digunakan penulis adalah kata-kata dan sumber data tertulis. Peneliti
menggunakan data yang bersumber dari hasil wawancara dan data berupa
dokumen yang termasuk dalam teks karangan fiksi. Dokumen (sumber data
tertulis) yang penulis gunakan adalah buku kumpulan cerpen Air Mata Dayang
Sumbi.
Objek penelitian ini adalah lima buah cerpen yang terdapat dalam
kumpulan cerpen Air Mata Dayang Sumbi, yaitu cerpen Air Mata Dayang Sumbi,
Janji Purnama Ketiga Puluh Tujuh, Aku di Antara Kegamangan Gambang
Semarang, Pasukan Merdeka (Misteri Jembatan Panus), dan Teror Keramba
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan
kelima cerpen itu dipilih berdasarkan pertimbangan hasil Lomba Menulis Cerita
yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar pada tahun 2013. Kelima cerpen itu adalah pemenang
kesatu sampai dengan kelima. Selain itu, cerpen-cerpen tersebut mengandung
muatan lokal (budaya) serta nilai-nilai yang mendukung pendidikan budaya dan
karakter bangsa.
Di samping bermaksud menjelaskan struktur cerpen, peneliti juga
bermaksud menjelaskan proses kreatif yang dilakukan pencerita dalam menulis
cerpen-cerpen tersebut. Dengan demikian, para pencerita cerpen-cerpen tersebut
juga merupakan objek dalam penelitian ini.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk melaksanakan
teknik penelitian, maka digunakan alat pendukung sebagai berikut.
1. Pedoman pengkajian teks: pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam
penganalisisan struktur setiap cerpen.
Tabel 3.1 Pedoman Analisis Teks Cerpen
Aspek Indikator Tujuan
Analisis
struktur
cerpen: fakta
cerita (alur,
tokoh, latar),
tema, dan
sarana sastra
(judul, sudut
pandang, serta
gaya)
a. Alur: merupakan rangkaian
peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah
alur biasanya terbatas pada
peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal
saja.
b. Tokoh: mengacu kepada orangnya atau
individu-individu yang muncul dalam
cerita dan watak yang dibawa oleh
tiap-tiap tokoh cerita.
c. Latar: untuk menunjukkan tempat
kejadian, waktu, dan suasana yang
membangun cerita.
Untuk menjelaskan
isi dari unsur
pembangun
masing-masing
cerpen yang akan
dianalisis sebagai
pemahaman bahwa
unsur pembangun
cerpen dapat
menggambarkan
makna keseluruhan
d. Tema: makna yang terkandung dalam
suatu karya, merupakan ide pokok atau
gagasan sentral yang menopang sebuah
karya sastra.
e. Judul: menunjukkan simbolisasi isi.
f. Sudut pandang: cara pencerita
menempatkan dirinya terhadap cerita
atau dari sudut mana pencerita
memandang ceritanya.
g. Gaya: mengacu pada cara pencerita
dalam menggunakan bahasa.
Diadaptasi dari Stanton (2012, hlm. 26–63).
2. Pedoman wawancara: pedoman ini digunakan sebagai acuan saat melakukan
wawancara dengan para penulis cerpen yang menjadi objek dalam penelitian
ini. Pedoman wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat
berdasarkan pada tahap-tahap proses kreatif menulis cerpen. Adapun
pedoman wawancara dalam penelitian ini terlampir.
3. Pedoman analisis proses kreatif menulis cerpen: pedoman ini digunakan
sebagai acuan dalam penganalisisan proses kreatif yang dilakukan para
pencerita/siswa dalam menulis cerpen-cerpen yang menjadi objek penelitian.
Tabel 3.2 Pedoman Analisis Proses Kreatif Menulis Cerpen
No. Aspek Proses Kreatif
Unsur yang Ada di
Dalamnya Indikator
1. Tahap
persiapan
Memilih tema Siswa menentukan tema
2. Tahap
inkubasi atau
pengendapan
Proses setelah
menemukan tema
cerita
Perenungan-perenungan tentang
3. Tahap
iluminasi atau
pencerahan
Proses merangkai
kerangka cerita
Mengolah perenungan
4. Tahap
verifikasi atau
pelaksanaan
a. Memulai cerita
b. Merangkai
peristiwa
c. Menyusun konflik
d. Menutup/
mengakhiri cerita
e. Menciptakan
judul
f. Mengedit dan
menyusun/
menulis kembali
cerpen
a. Memilih peristiwa awal
b. Memilih peristiwa berikutnya
c. Menajamkan peristiwa
d. Menemukan penyelesaian
cerita
e. Simbolisasi isi
f. Koherensi dan kohesivitas
cerita
Diadaptasi dari Munandar (1999, hlm. 39), Ayan (2002, hlm. 54–58), Sumiyadi
dan Durachman (2013, hlm. 91–135).
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka, wawancara, dan
diskusi kelompok terfokus sebagai berikut.
1. Studi pustaka
Teknik ini dilakukan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal
yang dikaji dalam penelitian ini. Teori tersebut, di antaranya adalah teori tentang
struktural, khususnya struktur pembangun karya sastra cerita pendek; teori
mengenai proses kreatif menulis cerpen; pembelajaran menulis cerpen.
2. Penelusuran online
Teknik penelusuran data online adalah tata cara melakukan penelusuran
data melalui media internet. Teknik ini digunakan untuk mencari informasi yang
3. Diskusi Kelompok Terfokus
Teknik ini digunakan dalam upaya menggali, mengklarifikasi,
memperbaiki, dan melengkapi hasil analisis bersama dosen maupun teman
sejawat.
4. Wawancara
Creswell (2010, hlm. 351) menjelaskan bahwa wawancara kualitatif
berarti bahwa peneliti mengadakan wawancara tatap muka dengan partisipan,
melakukan wawancara melalui telepon, atau terlibat dalam sebuah wawancara
diskusi kelompok yang berisi enam hingga delapan narasumber. Pada penelitian
ini wawancara dilakukan untuk mengetahui proses kreatif para pencerita/siswa
dalam menulis cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Mata
Dayang Sumbi.
E. Teknik Analisis dan Interpretasi Data
Bogdan dan Biklen (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2011, hlm. 14)
menjelaskan bahwa analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut
agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain. Analisis data melibatkan
pengerjaan organisasi data, pemilihan menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis
data, pelacakan pola, penemuan hal-hal penting dan dipelajari, dan penentuan apa
yang harus dikemukakan kepada orang lain.
Teknik analisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses
pengorganisasian dan pengurutan data tentang struktur yang terkandung dalam
cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Mata Dayang
Sumbi. Selain itu, untuk mengungkapkan proses pengorganisasian dan pengurutan
data tentang proses kreatif para penulis dalam menulis cerpen-cerpen tersebut.
Selanjutnya, hasil akan dimasukkan ke dalam pola kategori satuan uraian sehingga
pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang struktur yang terdapat dalam
Berdasarkan data penelitian yang telah terkumpul, data tersebut dianalisis
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membaca cerpen-cerpen yang dijadikan objek penelitian.
2. Mengkaji/menganalisis struktur cerpen-cerpen yang dijadikan objek
penelitian.
3. Melakukan pembahasan hasil penelitian dalam bentuk pemaknaan terhadap
hasil temuan penelitian yang berpedoman kepada teori dan pendapat para
ahli.
4. Menyimpulkan hasil kajian/analisis struktur cerpen-cerpen yang dijadikan
objek penelitian.
5. Mewawancarai para pencerita cerpen yang dijadikan objek penelitian untuk
mengetahui proses kreatif penulisan cerpen-cerpen tersebut.
6. Melakukan transkripsi data hasil wawancara.
7. Melakukan pembahasan hasil penelitian dalam bentuk pemaknaan terhadap
hasil temuan penelitian (mengenai proses kreatif) yang berpedoman kepada
teori dan pendapat para ahli.
8. Menyimpulkan hasil analisis mengenai proses kreatif menulis cerpen-cerpen
yang dijadikan objek penelitian.
9. Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan proses kreatif.
10. Menyimpulkan hasil penelitian.
F. Uji Keabsahan Data Kualitatif
Penelitian kualitatif menekankan adanya keabsahan data dan data itu diuji
melalui tiga langkah, yaitu validitas, reliabel, dan objektif. Menurut Sugiyono
(2014, hlm. 363) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian, data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian.
Ada dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berhubungan dengan derajat akurasi desain penelitian
hlm. 363) berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara
mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas
eksternal yang tinggi.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan. Dalam hal ini, bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam
penelitian pada objek yang sama dengan metode yang sama, maka akan
menghasilkan data yang sama. Suatu data yang reliabel atau konsisten akan
cenderung valid walaupun belum tentu valid (Sugiyono, 2014, hlm. 364).
Penelitian harus menggunakan instrumen yang valid dan reliabel.
Penelitian kualitatif diuji keabsahan datanya pada aspek validitas. Pengujian
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas
internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan
confirmability (objektivitas).
Bagan 3.1 Uji Kredibilitas Data dalam Penelitian Kualitatif Uji kredibilitas data
Perpanjangan pengamatan
tentang kesusastraan
Peningkatan ketekunan analisis
data yang diperoleh
Triangulasi dari wawancara dan
analisis isi
G. Desain Penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan deskripsi tentang
kegiatan penelitian yang dilakukan, terutama dalam mendapatkan data dan
mengolahnya. Adapun desain dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan sebagai
berikut.
Bagan 3.2 Desain Penelitian
H. Isu Etik
Pada dasarnya penelitian pendidikan tidak terlepas dari isu etik sebab
pendidikan mempunyai ruang lingkup pengakuan dan penerimaan. Pendidikan juga
penuh dengan nilai-nilai yang disampaikan secara abstrak melalui simbol-simbol
bahasa, benda, dan perilaku. Hal tersebut mengharuskan peneliti melakukan langkah
interpretasi (penapsiran). Peneliti melakukan langkah triangulasi data untuk
menghindari potensi negatif secara fisik dan psikologis sebagai langkah positif.
Langkah tersebut juga berdampak pada kebenaran hasil analisis yang peneliti
lakukan. Oleh karena itu, peneliti konsekuen menempuh penelitian yang benar
sebagai bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Kajian Empiris
Pembelajaran
Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Kajian Teoretis
Pembelajaran
Guru
Kajian Struktur
Cerpen
Rancangan
Pembelajaran
Proses Kreatif
Menulis Cerpen
Penerapan Pembelajaran Menulis
Cerpen di SMPIT As-Syifa
Boarding School Kelas VII
Menginterpretasi Hasil Pembelajaran
(Kemampuan Siswa dalam Menulis
BAB V
RANCANGAN DAN PENERAPAN PEMBELAJARAN MENULIS
CERPEN DI KELAS VII SMPIT AS-SYIFA BOARDING SCHOOL
A. Proses Menulis Cerpen Berdasarkan Proses Kreatif
Berdasarkan hasil penelitian ada unsur-unsur yang harus diperhatikan
ketika menulis cerpen berdasarkan proses kreatif. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Struktur cerpen
Sruktur teks cerita pendek (cerpen) terdiri atas (1) orientasi, (2) komplikasi,
dan (resolusi). Orientasi merupakan bagian awal yang berisi pengenalan
tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya.
Komplikasi merupakan bagian saat tokoh utama berhadapan dengan masalah
(problem). Resolusi merupakan kelanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan
masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif.
2. Kelengkapan unsur-unsur cerpen
Unsur-unsur pembentuk cerpen terdiri atas fakta-fakta cerita (alur, tokoh,
latar), tema, dan sarana penceritaan (judul, sudut pandang, gaya dan nada
(tone), simbolisme, dan ironi).
3. Langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan proses kreatif
a. Tahap Menentukan dan Mengembangkan Tema
Unsur yang ada di dalamnya, yaitu tematik (informasi-informasi yang
dihimpun berkaitan dengan tema).
b. Tahap Inkubasi atau Pengendapan
Unsur yang ada di dalamnya, yaitu mengenai proses setelah menemukan
tema. Sebelum kerangka tersusun, ide dibiarkan mengendap. Namun,
c. Tahap Iluminasi atau Pencerahan
Setelah ide itu kuat, maka akan timbul inspirasi mengenai rangkaian
peristiwa untuk cerita. Rangkaian peristiwa/alur cerita bisa ditulis, bisa
pula hanya dirangkai di pikiran saja. Namun, untuk pemula, sebaiknya
rangkaian peristiwa ditulis atau dibuat kerangka ceritanya.
d. Tahap Verifikasi atau Pelaksanaan
Unsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu:
1) memulai cerita;
2) merangkai peristiwa;
3) menyusun konflik;
4) menutup/mengakhiri cerita;
5) menciptakan judul (judul cerpen bisa dibuat di awal atau setelah
cerpen selesai ditulis);
6) mengedit dan menyusun/menulis kembali cerpen.
B. Rancangan Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Proses Kreatif
di Kelas
Rancangan pembelajaran disusun berdasarkan hasil penelitian terhadap
struktur dan proses kreatif menulis cerpen. Langkah-langkah pembelajaran
mengacu pada proses kreatif menulis cerpen hasil penelitian. Adapun hasil
analisis terhadap struktur cerpen menjadi bahan/materi yang menunjang
pembelajaran. Rancangan pembelajaran tersebut dibuat dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMPIT As-Syifa Boarding School
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII / 2
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori).
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi
lisan dan tulis.
2.5 Memiliki perilaku percaya diri, peduli, dan santun dalam merespon
secara pribadi peristiwa jangka pendek.
4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan
Indikator:
Kemampuan menulis cerpen yang berkualitas/menarik
4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan
kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan
Indikator:
Kemampuan memperbaiki kesalahan ejaan, pilihan kata, keefektifan
kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana
C. Tujuan Pembelajaran
1. menentukan ide (tema) menarik untuk dijadikan cerpen, bisa berdasarkan
pengalaman, peristiwa, hal yang disukai, dll.;
2. menentukan pokok-pokok peristiwa berdasarkan tema yang dipilih;
3. menyusun kerangka cerpen berdasarkan pokok-pokok peristiwa itu ;
4. mengembangkan kerangka cerpen menjadi sebuah cerpen;
5 menemukan dan memperbaiki kesalahan ejaan, pilihan kata, keefektifan
kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana dengan tepat.
D. Materi Pokok
Ekspresi pikiran dalam pembelajaran sastra menulis cerpen
E. Metode Pembelajaran
- Pengenalan unsur-unsur cerpen berdasarkan proses kreatif menulis
cerpen
- Praktik menulis cerpen
F. Media, Alat, dan Sumber
1. Media Pembelajaran
1) Power point tentang struktur teks cerpen, unsur-unsur cerpen, dan
proses kreatif menulis cerpen
2) Lembar Kerja Siswa
2. Alat dan Bahan
Papan tulis dan spidol
Laptop dan speaker
Infokus
Teks cerita pendek
3. Sumber
Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Kamus Istilah Sastra
Buku Kumpulan Cerpen Air Mata Dayang Sumbi
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Pendahuluan (10 menit)
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Peserta didik merespon pertanyaan guru tentang keterkaitan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik menerima informasi tentang standar kompetensi dan tujuan
pembelajaran.
4. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pembelajaran tentang menulis
teks cerpen dengan menanyakan teks cerpen yang pernah mereka baca
dan tulis.
5. Peserta didik melihat foto-foto tentang keberhasilan menulis yang
mengarahkan peserta didik untuk memahami manfaat menulis dan
memiliki pemahaman bahwa siapa pun memiliki peluang untuk menjadi
penulis.
Kegiatan Inti (60 menit)
Mengamati
Peserta didik membaca sekilas cerpen Air Mata Dayang Sumbi, Janji
Purnama Ketiga Puluh Tujuh, Aku di Antara Kegamangan Gambang
Semarang, Pasukan Merdeka (Misteri Jembatan Panus), dan Teror Keramba
Rinuak yang sudah dibacanya sebagai tugas pada pertemuan sebelumnya.
Menanya
1. Peserta didik diarahkan untuk bertanya berkaitan dengan materi yang
dibahas. Pertanyaan diarahkan pada struktur cerpen, unsur-unsur cerpen,
dan proses kreatif menulis cerpen.
2. Peserta didik lain diarahkan untuk mencoba menjawab pertanyaan yang
Mengumpulkan Informasi
1. Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai struktur cerpen,
unsur-unsur cerpen, dan proses kreatif menulis cerpen.
2. Peserta didik secara berkelompok (terdiri dari 5 – 6 orang) mengerjakan
LKS yang dibagikan oleh guru.
3. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya dalam forum diskusi
kelas.
4. Peserta didik menyimak penguatan dari guru berkaitan dengan hal-hal
yang dibahas dalam diskusi.
5. Peserta didik menonton video yang disajikan oleh guru. Setiap selesai
menonton satu video peserta didik menyebutkan permasalahan yang
terdapat pada video yang sudah ditontonnya.
Mengasosiasikan
Proses kreatif tahap 1 (tahap persiapan): peserta didik menentukan tema
untuk cerpen yang akan ditulisnya.
Mengomunikasikan
Peserta didik secara bergiliran membacakan tema yang dipilihnya sebagai
bahan untuk membuat cerpen.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya.
2. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran
yang dibahas.
3. Peserta didik memberikan refleksi tentang kegiatan pembelajaran.
4. Proses kreatif tahap 1 (tahap persiapan): peserta didik ditugaskan untuk
mencari informasi sebanyak-banyaknya berkaitan dengan tema cerpen
yang dipilihnya.
5. Proses kreatif tahap 2 (tahap inkubasi atau pengendapan): peserta didik
ditugaskan merenungkan/ memikirkan rangkaian peristiwa yang tepat
6. Proses kreatif tahap 3 (tahap iluminasi atau pencerahan): peserta didik
ditugaskan membuat kerangka cerpen.
7. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi
materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
Pendahuluan (10 menit)
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas.
2. Peserta didik merespon pertanyaan guru tentang keterkaitan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik menerima informasi tentang standar kompetensi dan tujuan
pembelajaran.
4. Peserta didik mengemukakan kendala (jika ada) yang dialami dalam
mengembangkan tema cerpen menjadi kerangka cerpen.
5. Peserta didik menyimak puisi yang dibacakan temannya sebagai upaya
guru untuk memotivasi siswa.
Kegiatan Inti (60 menit)
Mengamati
Secara berkelompok (terdiri dari 2 – 3 orang) peserta didik melakukan
kegiatan silang baca (saling membaca) kerangka cerpen yang sudah
dibuatnya.
Menanya
Peserta didik saling melontarkan pertanyaan berkaitan dengan kerangka
cerpen yang dibacanya saat kegiatan silang baca.
Mengumpulkan Informasi
Peserta didik saling memberikan masukan/saran terhadap kerangka cerpen
Mengasosiasikan
Proses kreatif tahap 3 (tahap iluminasi atau pencerahan): peserta didik
memperbaiki kerangka cerpen yang dibuatnya dengan mempertimbangkan
masukan/saran dari teman dan/atau guru.
Proses kreatif tahap 4 (tahap verifikasi atau pelaksanaan): peserta didik
menulis cerpen berdasarkan kerangka cerpen yang sudah dibuatnya.
Mengomunikasikan
Proses kreatif tahap 4 (tahap verifikasi atau pelaksanaan): peserta didik saling
memberikan komentar dan masukan/saran terhadap cerpen yang sudah
ditulisnya, baik sudah selesai maupun belum selesai.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya.
2. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran
yang dibahas.
3. Peserta didik memberikan refleksi tentang kegiatan pembelajaran.
4. Proses kreatif tahap 4 (tahap verifikasi atau pelaksanaan): peserta didik
yang belum selesai menulis cerpen ditugaskan oleh guru untuk
menyelesaikan cerpennya dan seluruh peserta didik ditugaskan untuk
melakukan kegiatan silang baca (saling membaca) cerpen yang ditulisnya
untuk saling memberikan komentar dan masukan/saran sebagai bahan
menulis/memperbaiki cerpen.
5. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi
materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 3
Pendahuluan (10 menit)
1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru berhubungan dengan
kondisi peserta didik dan kelas.
2. Peserta didik merespon pertanyaan guru tentang keterkaitan pengetahuan
3. Peserta didik menerima informasi tentang standar kompetensi dan tujuan
pembelajaran.
4. Peserta didik mengemukakan kendala (jika ada) yang dialami dalam
mengembangkan kerangka cerpen menjadi cerpen.
5. Peserta didik menyimak kutipan cerpen yang menggunakan pilihan kata,
gaya bahasa, ragam bahasa, ejaan, dan tanda baca yang tepat.
Kegiatan Inti (60 menit)
Mengamati
Peserta didik membaca cerpen yang ditulisnya.
Menanya
Peserta didik diarahkan untuk bertanya berkaitan dengan penggunaan kata,
gaya bahasa, ejaan, dan tanda baca dalam cerpen yang ditulisnya.
Mengumpulkan Informasi
1. Peserta didik membaca materi yang berkaitan dengan ejaan dan tanda
baca.
2. Peserta didik dengan diarahkan guru berdiskusi mengenai hal-hal yang
dibahas dalam materi tersebut.
3. Peserta didik menyimak pemaparan guru mengenai aturan dalam
mengedit dan menyusun/menulis kembali teks cerpen.
Mengasosiasikan
Proses kreatif tahap 4 (tahap verifikasi atau pelaksanaan): peserta didik
mengedit dan menyusun/menulis kembali cerpen yang ditulisnya.
Mengomunikasikan
1. Peserta didik melakukan kegiatan silang baca (saling membaca) cerpen
yang ditulisnya.
2. Peserta didik mengumpulkan cerpen yang ditulisnya untuk dinilai,
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya.
2. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran
yang dibahas.
3. Peserta didik memberikan refleksi tentang kegiatan pembelajaran.
4. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dan menyampaikan informasi
materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Tabel 5.1 Format Penilaian Antar Peserta Didik
Nama Kelompok : ___________________________
Kelas : ___________________________
Tanggal : ___________________________
No.
Nama Peserta
Didik
Aspek
Ikut menyampaikan
pendapat
Mau menerima pendapat
teman
Selama melakukan tugas kelompok bekerjasama dengan
teman satu kelompok
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penilai,
...
Keterangan
Perilaku/sikap positif skor = 2
Rumus Penilaian Antar Peserta Didik
Nilai = Jumlah skor x 100
2 x jumlah perilaku
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : Uraian
c. Instrumen (Instrumen menulis cerpen terlampir.)
d. Pedoman Penilaian
Tabel 5.2 Pedoman Penilaian
NO. ASPEK PENILAIAN SKOR BOBOT
20 15 10 5
1. Kelengkapan Aspek Formal Cerita ×1
2. Kelengkapan Unsur Intrinsik Cerpen ×1
3. Keterpaduan Unsur/Struktur Cerpen ×2
4. Kesesuaian Penggunaan Bahasa Cerpen ×1
NILAI
e. Kriteria Penilaian
Tabel 5.3 Kriteria Penilaian
Aspek Kriteria dan Skor
20 15 10 5
1 2 3 4 5
Kelengkapan aspek formal cerpen Memuat: judul, nama pencerita, dialog, narasi, Hanya memuat tiga subaspek. Misalnya, hanya memuat nama pencerita, dialog, dan narasi tanpa judul. Hanya memuat dua subaspek. Misalnya, hanya memuat dialog
dan narasi tanpa
Kelengkapan
unsur
intrinsik
cerpen
Memuat:
1. alur, tokoh,
dan latar 2. sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa 3. pengembang an tema yang relevan dengan judul. Hanya memuat tiga subaspek, tetapi tidak lengkap. Misalnya, hanya memuat sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa, pengembangan tema yang relevan dengan
judul, alur dan
tokoh, tanpa disertai latar yang jelas. Hanya memuat dua subaspek, tetapi tidak lengkap. Misalnya, hanya memuat alur, tokoh, latar, sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa, tanpa pengembangan tema yang relevan dengan judul. Hanya memuat dua subaspek. Misalnya, hanya memuat alur,
tokoh, dan latar,
tanpa sudut pandang, penceritaan, gaya bahasa, tanpa pengembangan tema yang relevan dengan judul. Bobot 1 Keterpaduan Unsur/ Struktur Cerpen Struktur disusun dengan memerhatikan:
1. kaidah alur
tokoh
(fisiologis,
psikologis,
dan
sosiologis);
3. dimensi latar
(tempat, waktu, dan sosial). Bobot 2 Kesesuaian Penggunaan Bahasa Cerpen Menggunakan:
1. kaidah EYD,
2. keajekan penulisan, 3. ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar. Memuat ketiga subaspek, tetapi tidak lengkap. Misalnya, menggunakan kaidah EYD, terdapat keajekan penulisan, menggunakan ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh, tetapi tidak sesuai dengan latar. Hanya memuat dua subaspek (misalnya, menggunakan kaidah EYD dan keajekan penulisan tanpa adanya ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi
tokoh dan latar.
Hanya memuat satu subaspek (misalnya, menggunakan keajekan penulisan dan ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi
tokoh dan latar,
tanpa
menggunakan
kaidah EYD
yang sesuai.
Bobot 1
C. Penerapan dan Hasil Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Proses
Kreatif
Pembelajaran menulis cerpen dilaksanakan di kelas VII SMPIT As-Syifa
Boarding School. Peneliti memilih kelas VII Fathimah sebagai subjek penelitian.
Hal tersebut berdasarkan hasil observasi sebelumnya bahwa siswa kelas VII
Fathimah banyak yang berminat menulis cerpen. Akan tetapi, mereka belum
memiliki kemampuan menulis cerpen yang baik/berkualitas. Karena itulah,
peneliti menerapkan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan proses kreatif di
kelas tersebut. Dengan diterapkannya pembelajaran tersebut, kemampuan menulis
siswa diharapkan dapat meningkat sehingga mereka mampu menghasilkan karya
yang berkualitas.
Siswa di kelas VII Fathimah berjumlah 35 orang siswa. Namun, yang
menjadi subjek penelitian ini berjumlah 31 orang karena pada saat pertemuan
pertama (pada tanggal 23 Mei 2015) ada tiga orang yang sakit. Dua orang (Nayla
Karima dan Silmi Zhafirah) tidak hadir karena sakit. Sedangkan satu orang (Nur
Fadiah Febriyani) meskipun hadir, ia tidak mengikuti pembelajaran (diam saja)
karena sedang sakit. Mengingat pentingnya proses pembelajaran pada pertemuan
pertama karena sebagai pondasi pemahaman siswa terhadap konsep dan teknik
menulis, maka ketiga siswa tersebut tidak dijadikan subjek penelitian meskipun
pada pertemuan-pertemuan selanjutnya mereka mengikuti pembelajaran. Adapun
pada pertemuan 3 (pada tanggal 30 Mei 2015) ada satu orang yang tidak hadir
karena ada kepentingan (izin). Siswa tersebut tidak hadir sampai batas akhir
pengumpulan cerpen sehingga tidak dijadikan subjek penelitian.
Pembelajaran menulis cerpen dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.
Pelaksanaan pembelajaran tersebut, yaitu sebagai berikut.
1. Kegiatan Belajar Mengajar pada Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal tanggal 23 Mei
2015. Pada awal pembelajaran guru mengadakan apersepsi mengenai materi yang
sudah dipelajari, yang berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen. Setelah itu,
guru mengulas beberapa materi yang sudah dipelajari siswa, seperti materi
itu, siswa belajar materi yang berkaitan dengan teknik menulis cerpen, di
antaranya menentukan dan mengembangkan tema, memulai cerita, merangkai
peristiwa, memunculkan konflik, menemukan penyelesaian cerita, menentukan
judul. Siswa juga mendapatkan materi mengenai proses kreatif menulis cerpen.
Setelah itu, siswa secara berkelompok mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS yang dikerjakan setiap kelompok kemudian dibahas bersama pada
forum diskusi kelas. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menyamakan persepsi
agar siswa memiliki pemahaman yang baik mengenai materi yang dibahas. Di
akhir pembelajaran siswa diminta untuk memberikan penilaian terhadap siswa lain
(temannya). Penilaian tersebut untuk menilai aktivitas siswa pada saat melakukan
diskusi kelompok. Perincian penilaian antar peserta didik pada pertemuan 1 dapat
[image:33.595.108.561.353.761.2]dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.4 Perincian Penilaian Antar Peserta Didik pada Pertemuan 1
(Penilaian Saat Diskusi Kelompok)
No. Nama Peserta Didik
Ikut menyampaikan
pendapat
Mau menerima pendapat
teman
Selama melakukan tugas kelompok
bekerja sama dengan teman satu kelompok
Nilai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Annisa Nurul Z. √ √ √ 100
2 Asma Azzahra √ √ √ 100
3 Aulia Azmi I. H. √ √ √ 100
4 Azdina Nuraini √ √ √ 100
5 Azza Cindikia √ √ √ 100
6 Azzahra Damia A. √ √ √ 100
7 Az-Zahrah M. √ √ √ 83
8 Catlina Zanita L. √ √ √ 100
9 Cintya Dewi K. √ √ √ 83
10 Citra Ningsih D. √ √ √ 100
11 Farah Alifa S. √ √ √ 100
13 Fitri Amani P. √ √ √ 83
14 Ghaitza K. A. √ √ √ 100
15 Halida Fiadnin √ √ √ 100
16 Hanifah Sri N. √ √ √ 100
17 Hasna Nabila K. √ √ √ 83
18 Iffah Izazy √ √ √ 100
19 Lulu Alwiyah √ √ √ 83
20 Nabila Hanifa √ √ √ 100
21 Nadira Hashifah √ √ √ 100
22 Nuha Afifah Z. √ √ √ 100
23 Rahmah M. A. K. √ √ √ 100
24 Raisya Nindya √ √ √ 100
25 Rezqia Zahra Q. √ √ √ 100
26 Salma Putri R. √ √ √ 100
27 Sarah Nasywa H. √ √ √ 100
28 Syifa Nabila A. √ √ √ 100
29 Zahra Zahira F. √ √ √ 83
30 Zahra Z. Zarqo √ √ √ 100
31 Zalfa Novia A. √ √ √ 100
Berdasarkan hasil penilaian antar peserta didik pada Tabel 5.4
menunjukkan bahwa pada umumnya siswa aktif mengikuti pembelajaran.
Demikian pula berdasarkan hasil observasi guru pada saat pembelajaran, pada
umumnya siswa aktif mengikuti pembelajaran.
2. Kegiatan Belajar Mengajar pada Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, tanggal tanggal 25 Mei
2015. Pada pertemuan ini, siswa dibimbing untuk mengembangkan kerangka
cerita yang sudah ditulisnya menjadi cerpen. Pada saat pembelajaran dimulai
sebagian besar siswa sudah menyelesaikan tugasnya, bahkan beberapa orang
sudah membuat draf cerpennya meskipun belum selesai. Namun, ada juga
Sebelum mulai menulis, siswa mengikuti apersepsi pembelajaran. Hal
tersebut untuk memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa mengenai
materi-materi yang sudah dipelajari. Langkah selanjutnya, siswa saling
memberikan masukan/saran terhadap kerangka cerpen yang sudah ditulisnya,
kemudian mulai dibimbing menulis. Tahap terakhir, siswa saling memberikan
masukan/saran terhadap cerpen yang sudah ditulisnya, baik sudah selesai maupun
belum.
Pada akhir pembelajaran siswa diminta memberikan refleksi pembelajaran,
siswa diminta memberikan penilaian terhadap siswa lain (temannya). Penilaian
tersebut untuk menilai aktivitas siswa saat melakukan kegiatan silang baca (saling
membaca) cerpen. Kegiatan tersebut bertujuan untuk saling memberikan
saran/masukan terhadap cerpen siswa lain (anggota kelompoknya).
Saran/masukan yang diberikan berkaitan dengan ide dan alur cerita, diksi, ragam
bahasa, gaya bahasa, dll. Perincian penilaian antar peserta didik pada pertemuan
[image:35.595.109.560.427.755.2]kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.5 Perincian Penilaian Antar Peserta Didik pada Pertemuan 2
(Penilaian Saat Melakukan Silang Baca/Saling Membaca
Kerangka Cerpen dan Cerpen)
No. Nama Peserta Didik
Ikut menyampaikan
pendapat
Mau menerima pendapat
teman
Selama melakukan tugas kelompok
bekerja sama dengan teman satu kelompok
Nilai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Annisa Nurul Z. √ √ √ 100
2 Asma Azzahra √ √ √ 100
3 Aulia Azmi I. H. √ √ √ 100
4 Azdina Nuraini √ √ √ 100
5 Azza Cindikia √ √ √ 100
6 Azzahra Damia A. √ √ √ 100
7 Az-Zahrah M. √ √ √ 100
9 Cintya Dewi K. √ √ √ 100
10 Citra Ningsih D. √ √ √ 100
11 Farah Alifa S. √ √ √ 100
12 Fayha Nafila H. √ √ √ 100
13 Fitri Amani P. √ √ √ 100
14 Ghaitza K. A. √ √ √ 100
15 Halida Fiadnin √ √ √ 100
16 Hanifah Sri N. √ √ √ 100
17 Hasna Nabila K. √ √ √ 100
18 Iffah Izazy √ √ √ 100
19 Lulu Alwiyah √ √ √ 100
20 Nabila Hanifa √ √ √ 100
21 Nadira Hashifah √ √ √ 100
22 Nuha Afifah Z. √ √ √ 100
23 Rahmah M. A. K. √ √ √ 100
24 Raisya Nindya √ √ √ 100
25 Rezqia Zahra Q. √ √ √ 100
26 Salma Putri R. √ √ √ 100
27 Sarah Nasywa H. √ √ √ 100
28 Syifa Nabila A. √ √ √ 100
29 Zahra Zahira F. √ √ √ 100
30 Zahra Z. Zarqo √ √ √ 100
31 Zalfa Novia A. √ √ √ 100
Berdasarkan hasil penilaian antar peserta didik pada Tabel 5.5 tersebut
menunjukkan bahwa pada umumnya siswa aktif mengikuti pembelajaran.
Demikian pula berdasarkan hasil observasi guru pada saat pembelajaran, pada
umumnya siswa aktif mengikuti pembelajaran.
Pada pertemuan kedua beberapa orang siswa sudah menyelesaikan
cerpennya, sedangkan yang lainnya belum selesai. Karena itu, siswa ditugaskan
untuk menyelesaikan cerpennya di luar jam pelajaran. Meskipun begitu, siswa
kegiatan silang baca (saling membaca) dan saling memberikan masukan/saran
terhadap cerpen yang ditulis masing-masing di luar jam pelajaran.
3. Kegiatan Belajar Mengajar pada Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2015.
Pada pertemuan ini, siswa dibimbing untuk mengedit dan menyusun/menulis
kembali cerpen yang sudah ditulisnya. Pada saat pertemuan ini ada beberapa
siswa yang belum menyelesaikan cerpennya, terutama bagian ending/akhir cerita
waktu penulisan cerpen ditambah satu jam pelajaran sebelum masuk pada tahap
mengedit dan menyusun/menulis kembali cerpen.
Sebelum mengedit dan menyusun/menulis kembali cerpennya, setiap
siswa secara berkelompok (2–3) orang melakukan silang baca/saling membaca
cerpen untuk saling memberikan saran/masukan berkaitan dengan ide, jalan cerita,
maupun ejaan dan tanda bacanya. Setelah itu, barulah setiap siswa melakukan
tahap mengedit dan menyusun/menulis kembali cerpennya.
Pada akhir pembelajaran siswa diminta memberikan refleksi pembelajaran,
siswa diminta memberikan penilaian terhadap siswa lain (anggota kelompoknya).
Penilaian tersebut untuk menilai aktivitas siswa saat memberikan saran/masukan
untuk memperbaiki cerpen. Perincian penilaian antar peserta didik pada
[image:37.595.111.562.519.754.2]pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.6 Perincian Penilaian Antar Peserta Didik pada Pertemuan 3
(Penilaian Saat Saling Memberikan Saran untuk Memperbaiki Cerpen)
No. Nama Peserta Didik
Ikut menyampaikan
pendapat
Mau menerima pendapat
teman
Selama melakukan tugas kelompok
bekerja sama dengan teman satu kelompok
Nilai
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Annisa Nurul Z. √ √ √ 100
2 Asma Azzahra √ √ √ 100
3 Aulia Azmi I. H. √ √ √ 100
5 Azza Cindikia √ √ √ 100
6 Azzahra Damia A. √ √ √ 100
7 Az-Zahrah M. √ √ √ 100
8 Catlina Zanita L. √ √ √ 100
9 Cintya Dewi K. √ √ √ 100
10 Citra Ningsih D. √ √ √ 100
11 Farah Alifa S. √ √ √ 100
12 Fayha Nafila H. √ √ √ 100
13 Fitri Amani P. √ √ √ 100
14 Ghaitza K. A. √ √ √ 100
15 Halida Fiadnin √ √ √ 100
16 Hanifah Sri N. √ √ √ 100
17 Hasna Nabila K. √ √ √ 100
18 Iffah Izazy √ √ √ 100
19 Lulu Alwiyah √ √ √ 100
20 Nabila Hanifa √ √ √ 100
21 Nadira Hashifah √ √ √ 100
22 Nuha Afifah Z. √ √ √ 100
23 Rahmah M. A. K. √ √ √ 100
24 Raisya Nindya √ √ √ 100
25 Rezqia Zahra Q. √ √ √ 100
26 Salma Putri R. √ √ √ 100
27 Sarah Nasywa H. √ √ √ 100
28 Syifa Nabila A. √ √ √ 100
29 Zahra Zahira F. √ √ √ 100
30 Zahra Z. Zarqo √ √ √ 100
31 Zalfa Novia A. √ √ √ 100
Berdasarkan hasil penilaian antar peserta didik pada Tabel 5.6
menunjukkan bahwa pada umumnya siswa aktif mengikuti pembelajaran.
Demikian pula berdasarkan hasil observasi guru pada saat pembelajaran, pada
Pada pertemuan ketiga ini sebagian besar siswa sudah menyelesaikan dan
mengumpulkan cerpennya. Sedangkan beberapa orang siswa yang belum selesai
mengedit dan menyusun/menulis kembali cerpen ditugaskan untuk menyelesaikan
cerpennya dan mengumpulkan cerpennya pada pertemuan selanjutnya.
4. Hasil Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Proses Kreatif
Berdasarkan hasil penilaian guru dan penilaian antar peserta didik, pada
umumnya siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dengan aktifnya siswa
mengikuti proses pembelajaran dengan baik, pada umumnya siswa pun mampu
menulis cerpen dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai cerpen siswa
[image:39.595.96.531.324.741.2]sebagai berikut.
Tabel 5.7 Daftar Nilai Cerpen Siswa Kelas VII Fathimah
No.
NAMA
PESERTA
DIDIK
JUDUL CERPEN
BOBOT DAN
SKOR Nilai
1 1 2 1
1 Annisa Nurul Z. Jangan Pernah Dicoba Atau… 20 20 17 15 89
2 Asma Azzahra Mahkota Harapan 20 20 16 15 87
3 Aulia Azmi I. H. Ketika Mantra Berjalan 20 20 20 15 95
4 Azdina Nuraini Karena Berlian-Berlian Itu 20 20 13 15 81
5 Azza Cindikia Biola Berbintang 20 20 15 15 85
6 Azzahra Damia A. Malam Hari di Lawang Sewu 20 20 15 15 85
7 Az-Zahrah M. Berlian dalam Derasnya Air Mata 20 20 13 15 81
8 Catlina Zanita L. Lanjutkan Permainan! 20 20 20 15 95
9 Cintya Dewi K. Empat Malaikat Penyayang 20 20 13 15 81
10 Citra Ningsih D. Ikuti Aku! 20 20 16 15 87
11 Farah Alifa S. Api yang Tertanam 20 20 13 15 81
12 Fayha Nafila H. Hitam 20 20 16 15 87
13 Fitri Amani P. Langka dan Nyata 20 20 13 15 81
14 Ghaitza K. A. Kisah Diriku 20 20 16 15 87
15 Halida Fiadnin Janji 20 20 13 15 81
17 Hasna Nabila K. Aku yang Terlupakan 20 20 20 15 95
18 Iffah Izazy Ra 20 20 15 15 85
19 Lulu Alwiyah Bertolak Belakang 20 20 16 15 87
20 Nabila Hanifa Bukan Pinokio 20 20 20 15 95
21 Nadira Hashifah Freedom 20 20 13 15 81
22 Nuha Afifah Z. Kertas Ajaib 20 20 17 15 89
23 Rahmah M. A. K. Kembar 20 20 17 15 89
24 Raisya Nindya Misteri Tangisan dalam Gudang 20 20 17 15 89
25 Rezqia Zahra Q. Sepeda Senja 20 20 17 15 89
26 Salma Putri R. Reinkarnasi Sebuah Pulau 20 20 15 15 85
27 Sarah Nasywa H. Teman Seperjuangan 20 20 15 15 85
28 Syifa Nabila A. Mitos 20 20 20 15 95
29 Zahra Zahira F. Surat untuk Seorang Pengemis 20 20 15 15 85
30 Zahra Z. Zarqo (Belum diberi judul) 15 15 15 15 60
[image:40.595.94.531.83.414.2]31 Zalfa Novia A. Bintang Kelas Dunia 20 20 13 15 81
Tabel 5.8 Perolehan Skor Berdasarkan Skala Lima
Interval Kategori Nilai Kriteria
Penilaian Jumlah Siswa
85-100 A Baik sekali 22
75-84 B Baik 8
60-74 C Cukup 1
40-59 D Kurang 0
0-39 E Kurang Sekali 0
Penilaian cerpen-cerpen yang disajikan dalam Tabel 5.7 dan 5.8
berpedoman pada pedoman penilaian dan kriteria penilaian. Berikut ini adalah
penjelasan yang mendasari penilaian cerpen-cerpen tersebut.
Cerpen yang mendapat skor 20 pada kolom aspek 1 berjumlah 30 cerpen.
Cerpen-cerpen tersebut memiliki aspek formal cerpen yang