Yanti Rubiyanti, S. Psi., M. Psi
Dosen Fakultas Psikologi Unpad
Simposium Pendidikan bagi Generasi Z UPT e-Learning ITB 24 Oktober 2016
Perilaku Generasi Z dengan
Karakteristiknya serta Pengaruhnya
terhadap Cara Belajar dari sisi
Psikologi dan Pendidikan
Nama
: Yanti Rubiyanti, S. Psi., M. Psi., Psikolog
Pekerjaan : Dosen Fakultas Psikologi UNPAD
Aktivitas selain mengajar : Sekolah Program Doktor Psikologi di Unpad,
CDC (Career Development Center) Unpad, Pembicara
Seminar Psikolog Remaja, Trainer Training Pengembangan
Diri Remaja
Alamat
: Komplek Pasir Kawung Endah Blok C4 no 17 Bandung
Kontak
: email:
yanti.rubiyanti@unpad.ac.id
mobile phone: 081220202008
Kesukaan : baca buku, silaturahmi,
traveling, hijau, kura-kura,
Motto : Belajar dan mengajarkan
Memahami perilaku dan karakteristik generasi Z
Menemukan bagaimana cara belajar yang bisa
diterapkan di pendidikan tinggi bagi generasi Z
“Duh, anak sekarang nih susah bener
dikasih tahunya. Dulu kita gak
begitu-begitu amat, kita patuh saja pada
orangtua gak suka ngeyel ...”
-
“Anak-anak sekarang main games
dan gadget melulu, gak mau belajar
gak mau baca buku. Nulis juga
males. Padahal kita dulu nulis
sampai berlembar-lembar ...”
Itu dulu, ini sekarang. Bagaimana
mungkin sesuatu dipandang dengan
cara yang sama (Filsaat China)
Interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya akan mencerminkan kondisi satu zaman tertentu
Sebagai manusia yang berkembang, secara terus menerus
manusia akan menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan sosial yang berlangsung di satu zaman tertentu
• Ekonomi
• Teknologi
• Ilmu Pengetahuan
Zaman
Dulu
• Ekonomi
• Teknologi
• Ilmu Pengetahuan
Zaman
Sekarang
Perubahan kehidupan sosial
Ekonomi
Pasar
global
Kompetisi
dan
Kooperasi
Teknologi
Perubahan
mindset
Inovasi
dan
kreativitas
Ilmu
Pengetahuan
Temuan
Baru
Kolaborasi
Klasifikasi Generasi
Pre Baby Boom (lahir pada 1945 dan sebelumnya)
The Baby Boom (lahir antara 1946 – 1964)
The Baby Bust (lahir antara 1965 – 1976) – Generasi
X
The Echo of the Baby Boom (lahir antara 1977 –
1997) – Generasi Y
Generation Net (lahir antara 1998 hingga kini) –
Generasi Z ( ada juga penamaan baru (lahir pada
2010) – Generasi A)
MEMAHAMI GENERASI X,Y,Z
Gen X adalah mereka yang lahir sekitar tahun 1965 hingga menjelang 1980. Umumnya berusia sekitar 35 tahun lebih hingga 50 tahun lebih.
Bila sudah menikah, mereka biasanya memiliki
anak usia sekolah hingga remaja atau dewasa awal.
Baby Boomer adalah mereka yang lahir sebelum tahun 1965. Berusia lebih dar 50 tahun. Kebanyakan sudah menjadi
MEMAHAMI GENERASI X,Y,Z
Gen Z adalah mereka yang lahir sekitar tahun 1995 an hingga kelahiran 2010 an. (atau hingga saat ini)
Jadi pada umumnya mereka berusia sekitar 5 tahun – 20 tahunan
Gen Y adalah mereka yang lahir sekitar tahun 1980 hingga menjelang 1995. Umumnya mereka berusia sekitar 20 an hingga 30 tahun. Bila sudah menikah, mereka biasanya sudah memiliki anak-anak berusia balita.
Karakteristik NET GENERATION (Gen Z)
Menurut Mc Crindle Research, 5 kata mewakili generasi Z :Gen Z bersifat SOCIAL
Efek teknologi yang membuat hubungan sosial menjadi lebih renggang, di titik lain membuat individu terdorong untuk
memiliki hubungan sosial yang lebih dekat. Hal ini agak berbeda dengan Gen X yang lebih individual dan dalam beberapa situasi menjadi terkesan lebih mandiri. Oleh karena itu individu pada usia ini cenderung untuk berkelompok
Tugas dan aktivitas lebih senang dilakukan bersama dalam kelompok, daripada dilakukan sendiri. Di satu sisi hal ini akan
meningkatkan kemampuan individu untuk bekerja sama, di sisi lain bagi mereka yang kurang adaptif dan cenderung pemilih akan
menghadapi kesulitan terlibat dalam kelompok yang cair dan beragam.
Gen Z bersifat SOCIAL
Tantangan bagi dosen yang memiliki prejudice/prasangka buruk pada lingkungan. Karena mereka biasanya merasa kurang
nyaman ketika anaknya memiliki keterlibatan tinggi dengan lingkungan sosialnya.
Dosen dapat memanfaatkan fenomena ini dengan menjadikan kecenderungan berkelompok sebagai sarana mengembangkan kemampuan kerja sama, leadership, norma berinteraksi, dll.
Gen Z bersifat MOBILE
Gen Z, memiliki mobilitas lebih tinggi daripada generasi pendahulunya. Dukungan teknologi (termasuk transportasi) membuat mereka relatif lebih mudah untuk menjangkau
beragam tempat di berbagai wilayah. Pertemuan atau meeting bisa dilakukan di manapun. Berkumpul di cafe berdiskusi dan membuat ragam aktivitas. Pertemuan dimana mana dan
berpindah-pindah
Generasi Z lebih berfokus pada target daripada proses, sehingga dengan cara yang menguntungkan mereka lebih berani mengambil risiko, meskipun para pendahulunya melihat sebagai “kurang
Gen Z bersifat MOBILE
Kecenderungan ini bisa dimanfaatkan untuk memperoleh sebesar-besarnya keuntungan dalam pendidikan. Karena kemampuan jelajah generasi ini lebih besar. Hal-hal yang
berpeluang menjadi kendala, tetap perlu diperhatikan, terutama yang terkait dengan kemampuan problem solving, sehingga efek dari ketergesaan tetap bisa dihadapi dan ditangani dengan baik.
Gen Z bersifat GLOBAL
Ekstrimnya, seseorang bahkan bisa tahu informasi mengenai suatu kejadian di suatu tempat, tanpa dia sendiri pernah menginjak tempat itu. Di satu sisi keadaan ini akan
menguntungkan dalam mengembangkan wawasan dan relasi. Namun di sisi lain memiliki kerentanan jika sikapnya kaku dan kurang terbuka terhadap perbedaan, tidak bisa mengendalikan diri, kurang memahami batasan dan salah menentukan prioritas.
Perlu diajari mengenai sopan santun atau norma berinteraksi via media sosial, memiliki kemampuan memilah informasi,
mampu mengendalikan diri dan tidak mudah terpicu informasi baru dan keterbukaan menerima perbedaan.
Gen Z bersifat GLOBAL
Perkembangan teknologi digital juga mempengaruhi perluasan cakupan wilayah interaksi Gen Z. Dorongan sosialisasi yang tinggi diwadahi dengan media yang mendukungnya dan melintasi
batasan wilayah. Gen Z memiliki kemampuan berinteraksi,
mengirimkan dan mengakses informasi real time dengan orang di wilayah manapun di dunia, baik dalam bentuk tulisan, gambar maupun video.
Gen Z bersifat DIGITAL
Gen Z muncul seiring dengan perkembangan teknologi digital terutama internet yang luar biasa. Sebagai digital native, mereka sangat trampil dan mudah mengabsorb teknologi ini. Orangtuanya masih canggung dan tergagap, mereka sudah begitu mudah mengoperasikan ragam gadget. Ketrampilan yang
terbentuk pun menjadi menarik dan sulit diterima oleh generasi sebelumnya. Multitasking, menyebabkan gen Z bisa melakukan beberapa kegiatan dalam satu waktu.
Gen Z bersifat VISUAL
Gen Z adalah generasi visual. Dia belajar lebih banyak secara visual. Karena teknologi digital yang berkembang sekarang
memang lebih dominan visual daripada merangsang sensori yang lain.
Generasi X sebelumnya boleh jadi lebih auditori karena senang bertelepon dengan teman-temannya (ingat antrian panjang ditelpon umum).
Gen Y mulai transisi dari auditor ke visual. Tapi Gen Z lebih
memilih chatting daripada telepon. Sekarang mulai berkembang video chatt, Tele-Conference dan juga maraknya VLOG. Boleh jadi itu akan umum pada generasi Alpha, generasi sesudah Gen Z.
Gen Z bersifat VISUAL
Dalam pendidikan, memberi contoh secara visual boleh jadi menjadi lebih utama daripada memberi nasihat verbal.
Mengajar dengan menggunakan visualisasi, turun ke lapangan, kegiatan pengamatan dan observasi perlu lebih diperkuat
NET GENERATION _ GENERASI Y
The Dark Side:
1. They’re dumber than we were at their age
2. They’re screenagers, Net addicted, losing their social skills, 3. and they have no time for sports or healthy activities
4. They have no shame
5. They are adrift in the world and afraid to
6. choose a path (Because their parents have coddled them) 7. They steal
8. They’re bullying friends online 9. They’re violent
10.They have no work ethic and will be bad employees 11.This is the latest narcissistic “me” generation.
CIRI-CIRI NET GENERATION
1. Kebebasan, Kebebasan dalam melakukan apa yang
diinginkannya, bebas mengekspresikan diri, bebas memilih, dan menentukan pilihan, bebas menggunakan teknologi untuk memudahkan kehidupannya
2. Cepat dalam melakukan sesuatu
3. Penggunaan Teknologi dalam kehidupan. Berkarya dengan menggunakan teknologi dan menghargai hak kepemilikan karya
CIRI-CIRI NET GENERATION
4. Cara berpikir kritis, cermat tentang kehidupan
5. Bahagia dalam bekerja, pendidikan dan kehidupan sosial
6. Bekerja sama dengan tim, berkolaborasi, terbuka bekerjasama dengan teman yang memiliki minat yang sama
Bagaimana mensikapinya
menerimanya (acceptance),
menyiapkan perangkat sikap dan kemampuan,
memanfaatkan kekuatannya dan
mengantisipasi serta menghandle tantangan yang mungkin
muncul.
Active Learning
Wibowo & Tjiptono (2002) mencatat pandangan sejumlah
pengajar bahwa perguruan tinggi harus merupakan arena
pembentukan kompetensi mahasiswa, yang mampu
mengkonstruksi pengetahuan, nilai dan keterampilan dalam
rangka membawa pembaruan bagi masyarakatnya. Dalam
dunia perguruan tinggi, mahasiswa harus aktif, bukan pasif
sebagai penerima pengetahuan guru dan buku sumber.
Active Learning
Jika perguruan tinggi mendidik dan mengajar mahasiswa
dewasa maka pendekatannya haruslah sesuai dengan
karakteristik
mereka
.
Generasi Millenium
Best Practices with BL
Fanspage Facebook Groups : Millenial Learning
LMS : Web CT, Blackboard, Moodle,
Google : Google+, Google Drive, Google Form, Google
Docs