Abstrak— Kondisi drainase subsurface Stadion Gelora Delta Sidoarjo saat ini belum bisa mengatasi banjir di lapangan sepakbola. Ketinggian genangan air bisa mencapai 2 cm, kondisi ini tidak memungkinkan bagi para pemain bola untuk melanjutkan pertandingan. Oleh karena itu penulis perlu merencanakan kembali saluran subsurface yang ada saat ini.
Metode yang dilakukan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yaitu mulai dari analisis hidrologi dengan mengolah data hujan dari dua stasiun hujan di dekat area Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Kemudian dilakukan cek kapasitas saluran eksisting terhadap debit limpasan. Jika debit limpasan lebih besar dari kapasitas saluran, maka perlu dilakukan perhitungan ulang hidrolika saluran meliputi dimensi dan elevasi pipa. Penulis juga melakukan perhitungan pompa dan mengontrol luapan di saluran pembuang.
Hasil yang didapat selama pengevaluasian diantaranya elevasi dalam stadion lebih tinggi, sehingga membutuhkan timbunan setinggi 0,924 m. Dimensi saluran dalam dan luar stadion masih menggunakan kondisi eksisting dan pipa untuk penghubung saluran dalam dan saluran luar stadion menggunakan 2 pipa.
Kata kunci : drainase subsurface, stadion sepakbola, elevasi, dimensi, pipa
PENDAHULUAN
egiatan olahraga di Indonesia sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia termasuk Kabupaten Sidoarjo yang mempunyai stadion sepak bola. Kegiatan olahraga ini harus didukung dengan fasilitas olahraga yang memadai berupa stadion terpadu yang dapat mewadahi berbagai kegiatan olahraga, seperti stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Luas arena stadion sekitar ± 2 Ha dengan batasan fisik sebelah utara berbatasan dengan perumahan sarinadi ,sebelah timur berbatasan dengan arena sepatu roda, sebelah barat berbatasan jalan raya, sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya. Sedangkan penggunaan lahan seluas ± 2 Ha itu mencakup antara lain,lapangan sepakbola,tribun penonton,lahan parkir dan lain-lain.
Kondisi hulu dari stadion Gelora Delta Sidoarjo memiliki elevasi ±10.00, dan kondisi hilir yaitu sungai terdekat dari stadion memiliki elevasi ±7.557. Jadi dalam keadaan seperti ini, pengaliran air bisa dilakukan secara gravitasi. Selain didalam stadion bisa banjir, diluar stadion pun demikian jika hujan deras maupun gerimis di stadion, oleh sebab itu pompa air sangat dibutuhkan jika kondisi di hilir tidak memungkinkan lagi untuk menampung air dari dalam stadion.
Banyak di temukan genangan-genangan air di lapangan stadion. Beberapa genangan bisa mencapai kedalaman 1,5-2 cm yang cukup mengganggu berjalannya pertandingan disana. Di suatu pertandingan pernah di hentikan sementara dikarenakan genangan-genangan yang ada di stadion, bola tidak bisa mengalir dengan lancar dan para pemain bola susah untuk memainkannya. Mungkin dalam hal ini pipa kondisi eksisting belum bisa menampung air yang secara cepat mengalirkan dari atas rumput sampai ke pipa tersebut dan diperlukan tambahan lagi pipa di bawah tanah.
Genangan air di beberapa titik menjadi salah satu masalah utama dalam perencanaan sistem drainase stadion Gelora Delta Sidoarjo, kondisi eksisting stadion saat ini belum bisa mengatasi masalah yang ada pada saat ini, sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan evaluasi atau perencanaan ulang sistem drainase dan identifikasi permasalahan maupun dampak yang mungkin terjadi akibat curah hujan di kawasan Sidoarjo,sehingga nantinya akan menjadi rekomendasi dalam penanganan permasalahan sistem drainase.
I. URAIANPENELITIAN A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi :
a) Melakukan studi literatur termasuk studi yang telah dilakukan untuk memperoleh informasi secara lebih detail terhadap objek studi.
b) Mengetahui kondisi lapangan yang ada saat ini dengan jalan melakukan survey lapangan, untuk memperkecil kesalahan analisa dan untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk permasalahan yang ada di wilayah studi.
c) Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan perencanaan drainase stadion Gelora Delta Sidoarjo yang meliputi :
Data Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan berupa curah hujan harian, data ini diperoleh dari Dinas PU Pengairan Sidoarjo. Curah hujan digunakan untuk menghitung tinggi hujan rencana dan intensitas hujan dalam perhitungan analisa hidrologi dimana untuk periode ulangnya digunakan periode ulang 10 tahunan.
Data Lay-Out Stadion
Data lay-out stadion ini didapat dari Dinas PU Cipta Karya Sidoarjo selaku owner yang membangun stadion Gelora Delta Sidoarjo. Di dalam data lay-out stadion terdiri dari data elevasi yang berfungsi untuk mengetahui kemiringan saluran maka arah aliran air pun juga dapat diketahui, selain itu juga mendapatkan existing dimensi penampang.
Perencanaan Ulang Sistem Drainase Subsurface Stadion Gelora Delta Sidoarjo
Elvanda Danu H, Mahendra Andiek M, ST. MT.
Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: mahendra_andiek_m@yahoo.com
K
Data Tanah
Data tanah ini didapat dari laboratorium mekanika teknik yang berupa koefisien permeabilitas serta laju inflitrasi dimana yang digunakan untuk mengetahui berapa lama air meresap kedalam tanah. Selain itu, juga perlu diketahui letak lapisan kedap air, dilakukan dengan melakukan pengeboran pada lokasi tertentu dan melihat posisi lapisan tanah pada tempat pengamatan tadi yang mempunyai koefisien permeabilitas yang termasuk dalam kategori kedap air.
B. Tahap Analisa
Untuk mengetahui permasalahan dan perencanaan system drainase perlu dilakukan analisa meliputi :
a) Analisa Tanah
Menentukan laju inflitrasi tanah yang didapat dari tabel Braja. Das mekanika tanah, digunakan untuk mengetahui berapa lama air meresap ke dalam tanah.
Menghitung koefisien permeabilitas tanah serta porositas tanah.
b) Analisa Hidrologi
Menghitung debit banjir saluran dengan menggunakan data hujan harian maksimum dari Dinas Pengairan (data sekunder).
Menghitung intensitas hujan rencana berdasarkan curah hujan maksimum (R24).
Menghitung waktu konsentrasi yaitu ketika air meresap ke dalam tanah dan ketika air mencapai pipa drain.
Menetapkan besarnya koefisien pengaliran berdasarkan kondisi yang ada di stadion.
c) Analisa Hidrolika
Menghitung besarnya kapasitas pipa drain berdasarkan volume air yang harus di drain serta kemampuan system drain.
Menentukan dimensi saluran dengan memperhatikan debit maksimum yang terjadi.
Menentukan Profil Muka Air (Backwater)
Menentukan jarak pipa drain berdasarkan letak lapisan kedap air (impervious layer) dan ketinggian maksimum water table di atas lapisan kedap air (impervious layer) serta besarnya laju inflitrasi.
Menghitung lama pengeringan air dari curah hujan.
Perhitungan dilakukan dengan menganggap bahwa tidak ada air yang mengalir kesamping sehingga secara keseluruhan semua air yang ada diatas permukaan tanah meresap kedalam tanah. Kemudian dihitung lama waktu yang dibutuhkan untuk dalam kondisi permukaan tanah menjadi kering, selanjutnya dapat dicari lama waktu yang dibutuhkan untuk tanah menjadi kering semula.
C. Tahap Kesimpulan dan Saran
Menentukan solusi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan hasil akhir berupa perencanaan system drainase dan dimensi saluran yang di dapat dari hasil analisa.
D. Flow Chart
II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Curah Hujan
Karena Dari data curah hujan harian maksimum Kabupaten Sidoarjo di dapat stasiun yang mempengaruhi yaitu Stasiun Sidoarj, dengan perhitungan curah hujan sebagai berikut :
Tahun Nama Stasiun Hujan rata-rata (mm) Xi (mm)
2002 Sidoarjo 90.0 90.0
2003 Sidoarjo 113.0 113.0
2004 Sidoarjo 89.0 89.0
2005 Sidoarjo 89.0 89.0
2006 Sidoarjo 80.0 80.0
2007 Sidoarjo 87.0 87.0
2008 Sidoarjo 110.0 110.0
2009 Sidoarjo 100.0 100.0
2010 Sidoarjo 168.0 168.0
2011 Sidoarjo 113.0 113.0
jumlah 1039.0
rata-rata (ẋ) 103.9
Start Survey Lapangan
Perumusan Masalah Pengumpulan Data:
Data denah stadion
Data curah hujan
Data elevasi stadion
Analisa Pipa Analisa Hidolika
Kesimpulan & Saran Finish
Not OK
OK Qhidrologi = Qhidrolika
Studi Literatur
Analisa Profil Muka Air Analisa Hidrologi
B. Uji Kecocokan Distribusi
Uji ChiSquare dimaksudkan untuk menentukan
apakah persamaan distribusi yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X
h2, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Distribusi Normal
a. Menghitung besarnya harga deviasi rata-rata ( ̅ dari tinggi hujan tersebut sehingga didapat :
̅ ∑
b. Menghitung besarnya harga deviasi rata-rata (S) dari data hujan tersebut, didapat:
√∑( ̅
√
c. Menghitung harga koefisien kemencengan (Cs) dari
besaran data hujan tersebut, sehingga didapat:
[ ∑( ̅
( ( ( ] [ (
( ( ( ]
Persamaan Distribusi : X = ̅ + k.S = 103,9 + 25,431.k
- Untuk P = 0,25 →
Dengan tabel nilai k, untuk peluang 0,25 dan periode ulang 4 tahun, didapat nilai k = 0,67
X = 103,9 + 25,431.k = 103,9 + (25,431 x 0,67) = 120,938
Periode Ulang T (tahun) Peluang K
1.001 0.999 -3.05
1.005 0.995 -2.58
1.010 0.990 -2.33
1.050 0.950 -1.64
1.110 0.900 -1.28
1.250 0.800 -0.84
1.330 0.750 -0.67
1.430 0.700 -0.52
1.670 0.600 -0.25
2.000 0.500 0
2.500 0.400 0.25
3.330 0.300 0.52
4.000 0.250 0.67
5.000 0.200 0.84
10.000 0.100 1.28
20.000 0.050 1.64
50.000 0.020 2.05
100.000 0.010 2.33
200.000 0.005 2.58
500.000 0.002 2.88
1000.000 0.001 3.09
Distribusi Log Pearson III
a. Menghitung besarnya harga rata-rata besaran logaritma (Log X) tersebut, sehingga didapat:
̅ ∑
b. menghitung besarnya harga deviasi rata-rata (S) dari besarnya, logaritma tersebut, sehingga didapat:
√∑( ̅
√
c. Menghitung harga koefisien kemencengan (Cs) dari
besaran logaritma di atas, sehingga di dapat:
[ ∑( ̅
( ( ( ] [ (
( ( ( ] Persamaan distribusi : ̅ = 2,016 + 0,0936.k
Cs = 1,089
Kemencengan (Cs)
Periode Ulang (tahun)
2 5 10 25 50 100 200 1000
Peluang (%)
50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
3,0 -
0,360 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051 4,970 7,250
2,5 -
0,360 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845 4,652 6,600
2,2 -
0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705 4,444 6,200
2,0 -
0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298 5,910
1,8 -
0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147 5,660
1,6 -
0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388 3,990 5,390
1,4 -
0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271 3,828 5,110
1,2 -
0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149 3,661 4,820
1,0 -
0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022 3,489 4,540
0,9 -
0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401 4,395
0,8 -
0,132 0,780 1,336 1,998 2,453 2,891 3,312 4,250
0,7 -
0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223 4,105 0,6 0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132 3,960
0,5 -
0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,686 3,041 3,815
0,4 -
0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,949 3,670
0,3 -
0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856 3,525
0,2 -
0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763 3,380
0,1 -
0,017 0,836 1,292 1,785 2,107 2,400 2,670 3,235 0,0 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576 3,090 -0,1 0,017 0,836 1,270 1,761 2,000 2,252 2,482 3,950 -0,2 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,388 2,810 -0,3 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890 2,104 2,294 2,675 -0,4 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201 2,540 -0,5 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955 2,108 2,400 -0,6 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880 2,016 2,275 -0,7 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926 2,150 -0,8 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733 1,837 2,035 -0,9 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749 1,910 -1,0 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664 1,800 -1,2 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449 1,501 1,625 -1,4 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351 1,465
-1,8 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087 1,097 1,130 -2,0 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990 1,995 1,000 -2,2 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905 0,907 0,910 -2,5 0,360 0,711 0,771 0,793 0,798 0,799 0,800 0,802 -3,0 0,369 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667 0,667 0,668
C. Uji Smirnov Kolmogorov Distribusi Normal
Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan besarnya peluang dari masing-masing data tersebut. Dari tabel 5.2 untuk data hujan 2011 dengan tinggi hujan = 141 mm didapat :
m (peringkat/nomer rangking) = 3 n (jumlah data hujan) = 10
Dengan rumus peluang : ( ( (
Besarnya P(X<) dapat dicari dengan rumus : P(X<) = 1 – P(X)
= 1 – 0,273 = 0,727
Nilai f(t) dapat dicari dengan rumus : ( ( ̅ (
Besarnya peluang teoritis P’(X) dicari dengan menggunakan tabel wilayah luas dibawah kurva normal, dari nilai f(t). Dari tabel dengan nilai f(t) = 0,36 → P’(X<) = 0,6406
Sehingga besarnya P’(X) : P’(X) = 1 – P’(X<)
= 1 – 0,6406 = 0,359
Nilai D dapat dicari dengan rumus : D = P’(X) – P(X)
= 0,359 – 0,273
= 0,087
Distribusi Log Pearson
Contoh perhitungan Uji Smornov Kolmogorov :
Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan besarnya peluang dari masing-masing data tersebut. Dari tabel 5.3 untuk data hujan 2011 dengan tinggi hujan = 141 mm didapat :
m (peringkat/nomer rangking) = 3 n (jumlah data hujan) = 10 LogX = 2,149 Dengan rumus peluang :
(
( (
Besarnya P(LogX<) dapat dicari dengan rumus : P(LogX<) = 1 – P(LogX)
= 1 – 0,273 = 0,727
Nilai f(t) dapat dicari dengan rumus : ( ( ̅
(
Besarnya peluang teoritis P’(LogX) dicari dengan menggunakan tabel wilayah luas dibawah kurva normal, dari nilai f(t). Dari tabel dengan nilai f(t) = 0,42 → P’(LogX<) = 0,6517
Sehingga besarnya P’(X) : P’(LogX) = 1 – P’(LogX<) = 1 – 0,6517 = 0,348
Nilai D dapat dicari dengan rumus : D = P’(LogX) – P(LogX)
= 0,348 – 0,273 = 0,076
D. Perhitungan Curah Hujan dengan Periode Ulang Tertentu
Untuk perhitungan curah hujan periode ulang digunakan Persamaan Distribusi Normal, karena hanya Distribusi Normal saja yang dapat diterima oleh uji kecocokan
Periode Ulang (Tahun)
(mm) Xrt
Faktor Distribusi
(k)
Standard
Deviasi (S) Xt (mm)
1.25 119.2 -0.840 25.737 97.581
2 119.2 0.000 25.737 119.200
5 119.2 0.840 25.737 140.819
10 119.2 1.280 25.737 152.143
E. Analisa Pipa
Kapasitas Pipa Drain
Daya resap tanah / infiltrasi rate / rate of dissolving q1 =n.Vi=lajuinfiltrasi/ infiltration rate(mm/hari) Vi = kecepatan resap (mm/hari), searah S n = porositas
Untuk panjang pipa 46 m dengan jarak pipa 4 m, debit yang dialirkan adalah :
Q = 5,88 x 30 x 46 x 1/10000 = 0,338 l/dt=0,000338 m3/dt
No Tahun m Xi LogX P(LogX) P(LogX<) f(t) P'(LogX<) P'(LogX) D
1 2010 1 168.0 2.225 0.091 0.909 2.23 0.9871 0.013 -0.078
2 2003 2 113.0 2.053 0.182 0.818 0.39 0.6517 0.348 0.166
3 2011 3 113.0 2.053 0.273 0.727 0.39 0.6517 0.348 0.076
4 2008 4 110.0 2.041 0.364 0.636 0.26 0.6026 0.397 0.034
5 2009 5 100.0 2.000 0.455 0.545 -0.18 0.4286 0.571 0.117
6 2002 6 90.0 1.954 0.545 0.455 -0.67 0.2514 0.749 0.203
7 2004 7 89.0 1.949 0.636 0.364 -0.72 0.2358 0.764 0.128
8 2005 8 89.0 1.949 0.727 0.273 -0.72 0.2358 0.764 0.037
9 2007 9 87.0 1.940 0.818 0.182 -0.82 0.2061 0.794 -0.024
10 2006 10 80.0 1.903 0.909 0.091 -1.21 0.1131 0.887 -0.022
No Tahun m Xi P(X) P(X<) f(t) P'(X<) P'(X) D
1 2010 1 168.0 0.091 0.909 2.52 0.9941 0.006 -0.085
2 2003 2 113.0 0.182 0.818 0.36 0.6406 0.359 0.178
3 2011 3 113.0 0.273 0.727 0.36 0.6406 0.359 0.087
4 2008 4 110.0 0.364 0.636 0.24 0.5948 0.405 0.042
5 2009 5 100.0 0.455 0.545 -0.15 0.4404 0.560 0.105
6 2002 6 90.0 0.545 0.455 -0.55 0.2912 0.709 0.163
7 2004 7 89.0 0.636 0.364 -0.59 0.2776 0.722 0.086
8 2005 8 89.0 0.727 0.273 -0.59 0.2776 0.722 -0.005
9 2007 9 87.0 0.818 0.182 -0.66 0.2546 0.745 -0.073
10 2006 10 80.0 0.909 0.091 -0.94 0.1736 0.826 -0.083
L S S
Vi
Sin
Vi
Sin
V
i
H
Gambar 5.1. Sket definisi
penentuan
kapasitas pipa
Lama Pengeringan Air Hujan
Perhitungan berikut dengan menganggap bahwa tidak ada air yang mengalir kesamping sehingga secara keseluruhan semua air yang ada diatas permukaan tanah meresap ke dalam tanah.
Kemudian dapat dihitung lama waktu yang dibutuhkan untuk dalam kondisi permukaan tanah menjadi kering dan selanjutnya dapat dicari lama waktu yang dibutuhkan untuk tanah menjadi kering semula.
Lama waktu yang dibutuhkan dari kondisi permukaan tanah kering sampai tanah kering semula : t3 =
2
. 5 / 4
q H n
Lama waktu yang dibutuhkan dan kondisi permukaan tanah kering sampai tanah kering semula :
hari
F. Dimensi saluran Air (dalam dan luar stadion) Saluran dalam stadion
Data eksisting dimensi : b1 = 1,4 m
h = 0,75 m
Luas Penampang Saluran : A = b + (z x h)) x h
= 1,4 + (0,5 x 0,75)) x 0,75 = 1,33 m2 Penampang Basah Saluran :
P = b + (2 x h) x (1+ z2)1/2
= 1,4 + (2 x 0,75) x (1+ 0,52)1/2
= 3,08 m
Jari-jari hidrolis penampang saluran :
Kecepatan saluran : ⁄ ⁄
⁄ ⁄ Q hidrolika
= A x V
= 1,33 x 0,904
= 1,204 m3/detik
Setelah perhitungan debit eksisting, hasilnya dapat dibandingkan dengan debit perencanaan, apakah debit eksisting masih mampu atau tidak. Bila masih mampu, dimensi akan tetap menggunakan dimensi eksisting, jika tidak mampu, dimensi akan direncakanakan ulang sesuai dengan debit perencanaan.
Cek :
Q hidrolika > Q hidrologi
∆Q = 1,204 > 0,00229 (OK)
Manhole
Perhitungan Hidrolika
h sal b
n z
A P R
S
V sal Q sal
(m) (m) (m2) (m) (m) (m/det) (m3/det)
1-2 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
2-3 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
3-4 0.70 1.40 0.020 0.5 1.23 2.97 0.413 0.001 0.877 1.074
4-5 0.67 1.40 0.020 0.5 1.16 2.90 0.401 0.001 0.860 1.000
5-6 0.65 1.40 0.020 0.5 1.12 2.85 0.393 0.001 0.848 0.951
6-7 0.65 1.40 0.020 0.5 1.12 2.85 0.393 0.001 0.848 0.951
8-7 0.70 1.40 0.020 0.5 1.23 2.97 0.413 0.001 0.877 1.074
9-8 0.70 1.40 0.020 0.5 1.23 2.97 0.413 0.001 0.877 1.074
10-9 0.70 1.40 0.020 0.5 1.23 2.97 0.413 0.001 0.877 1.074
11-10 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
12-11 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
13-12 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
14-13 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
15-14 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
16-15 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
16-1 0.75 1.40 0.020 0.5 1.33 3.08 0.433 0.001 0.904 1.204
Saluran luar stadion
Titik Kode
Area nd R24
(mm/jam )
(mmI
/jam) C C
gabunga n
Luas Lahan (km2)
Luas Lahan
total (km2)
Debit Q (m3/dt)
17-18
Paving 0.25
152.143 17.0 9634
0.85 0.754
0.0052
5 0.0062
5 0.02240
Taman 0.2 0.25 0.001
18-19 Stadio
n 0.8
152.143 8.68 1857
0.90 0.887
0.0252 0.0339
5 0.07269
Paving 0.2 0.85 0.0087
5
21-20 Stadio
n 0.8
152.143 17.9 1098
0.90 0.756
0.0252 0.0377
0 0.14193
Taman 0.20
0 0.25 0.008
Paving 0.20
0 0.85 0.0045
19-20 Stadio
n 0.8
152.143 6.50 5592
0.9 0.882
0.0252
0.0392 0.0625398
Paving 0.2 0.85 0.014 2
20-22 Stadio
n 0.8
152.143 5.77 4732
0.90 0.788
0.0252 0.0667
0 0.08437
Taman 0.20
0 0.25 0.009
Paving 0.20
0 0.85 0.0325
G. Perbandingan Qhidrologi dengan Qhidrolika (dalam dan luar stadion)
Dalam Stadion
manhole Q hidrolika Qhidrologi ΔQ Status
1-2 1.2041 0.0020 1.2020 OK
q
2
q
2
h
t2 t3
t1
4/5 nH
Gambar 5.12. Kurva pengeringan genangan
t q1
Tanah kering spt.
semula Permukaan tanah
kering Volume
2-3 1.2041 0.0036 1.2005 OK
3-4 1.0744 0.0052 1.0692 OK
4-5 0.9996 0.0035 0.9961 OK
5-6 0.9511 0.0042 0.9469 OK
6-7 0.9511 0.0051 0.9460 OK
8-7 1.0744 0.0046 1.0697 OK
9-8 1.0744 0.0064 1.0680 OK
10-9 1.0744 0.0052 1.0692 OK
11-10 1.2041 0.0036 1.2004 OK
12-11 1.2041 0.0024 1.2016 OK
13-12 1.2041 0.0106 1.1935 OK
14-13 1.2041 0.0072 1.1968 OK
15-14 1.2041 0.0109 1.1932 OK
16-15 1.2041 0.0079 1.1962 OK
16-1 1.2041 0.0053 1.1988 OK
Luar Stadion
Manhole Q hidrolika Q hidrologi ΔQ Status
17-18 1.2137 0.0201 1.1936 OK
18-19 1.1620 0.0652 1.0968 OK
21-20 0.3108 0.1273 0.1835 OK
19-20 1.307 0.0794 1.228 OK
20-22 9.4104 0.0757 9.3348 OK
H. Analisa Muka Air (dalam dan luar stadion)
Analisa muka air menggunakan metode tahapan langsung (direct step). Analisa muka air Saluran Pembuang ini dihitung dengan debit periode ulang 10 th.
Contoh perhitungan analisa muka air pada saluran pembuang ruas 22-20 (penampang trapesium) dengan metode tahapan langsung/direct step
Dalam Stadion
Saluran Hn Hc
16-1 0.2460 0.0140
2-1 0.2650 0.0161
3-2 0.2820 0.0175
4-3 0.2980 0.0195
5-4 0.3140 0.0212
6-5 0.3800 0.0295
7-6 0.4290 0.0365
16-15 0.2400 0.0135
15-14 0.3070 0.0205
14-13 0.4050 0.0267
13-12 0.4050 0.0330
12-11 0.4145 0.0344
11-10 0.4230 0.0356
10-9 0.4315 0.0369
9-8 0.4408 0.0382
8-7 0.4850 0.0449
Luar Stadion
Saluran Hn Hc
22-20 0.3290 0.0290
21-20 0.3300 0.0750
20-19 0.6427 0.0560
19-18 0.684 0.06
18-17 0.1550 0.0262
KESIMPULAN dan SARAN KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi oleh penulis didapatkan beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Kapasitas dalam stadion terbesar yaitu 0,0109 m3/dtk dan kapasitas luar stadion terbesar yaitu 0,1273 m3/dtk.
2. Elevasi kondisi eksisting di dalam stadion sebesar +9,190 mengakibatkan teradinya genangan di lapangan staion. Oleh karena itu pengaliran drainase yang direncanakan penulis yaitu secara gravitasi maka perlu perbaikan seperti penimbunan di area stadion.
Untuk elevasi muka air tertinggi di dalam stadion sebesar +10,144 dan elevasi lapangan stadion +9,190, maka perlu timbunan sebesar 0,924 m.
3. Kapasitas yang dialirkan oleh drainase subsurface sebesar 0,000338 m3/dt
4. Setelah saluran drainase eksisting di evaluasi secara keseluruhan, saluran drainase eksisting memerlukan beberapa perbaikan diantaranya seperti elevasi yang perlu di tinggikan dan sistem pengaliran secara gravitasi (Qhidrolika > Qhidrologi).
SARAN
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil studi antara lain :
1. Perlu perbaikan di beberapa titik seperti yang sudah dijelaskan penulis disub bab kesimpulan.
2. Perlu perhitungan biaya yang dikeluarkan selama renovasi.
3. Perlu disusun SOP (Standard Operating Procedures) dalam pengaturan sistem drainase subsurface stadion..
DAFTARPUSTAKA
[1] Anggrahini. Hidrolika Saluran Terbuka, Cv. Citra Media, Surabaya. 1996W.-K. Chen, Linear Networks and Systems (Book style). Belmont, CA: Wadsworth (1993) 123–135.
[2] Chow, Ven Te, Open Channel Hydraulics, versi Bahasa Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1985
[3] Chow, Ven Te dan Maidment, David R. dan Mays, Larry W, Applied Hidrolika, McGraw-hill Book Company, Singapura, 1988.
[4] Das, Braja M, Mekanika Tanah, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1985
[5] Soesanto, Soekibat Roedy, Modul Ajar Sistim & Bangunan Irigasi, Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Surabaya, 2010.
[6] www.map.google.com. Tampak Atas Stadion Gelora Delta Sidoarjo, 2012
[7] Pekerjaan Umum Pengairan Data Curah Harian Sidoarjo dan Sumput tahun 2002 – 2011.