• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

1

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) No A/61/106 mengenai

Convention on the Rights of Persons with Disabilities dan diterbitkannya

Undang-undang RI No. 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention On The Rights Of

Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)

menempatkan penyandang disabilitas sebagai pemegang hak atas kesejahteraan sosial. Disisi lain, penandatanganan konvensi juga memberikan kewajiban dan tanggung jawab berbagai pihak untuk melindungi hak-hak penyandang disabilitas untuk mendapatkan penghormatan atas integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain termasuk didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka kemandirian.

Kementerian Sosial cq. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial sebagai pengemban amanat perundang-undangan telah menggulirkan kebijakan yang merubah paradigma pelayanan dari model pelayanan berbasis institusi

(institutional based) ke berbasis keluarga/komunitas (family/community based).

Demikian juga pada RPJMN ke-3 tahun 2015-2019 juga memuat rehabilitasi sosial berbasis keluarga dan komunitas dalam arah kebijakan dan strategi pembangunan perlindungan sosial yang komprehensif. Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan serta adanya kewajiban dan tanggung jawab berbagai pihak dalam melindungi dan memenuhi hak-hak penyandang disabilitas sebagaimana diamanatkan oleh konvensi dan peraturan perundang-undangan berimplikasi pada perlunya keterlibatan multisektor baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk bersama-sama memberikan pelayanan konprehensif bagi penyandang disabilitas dalam rangka mencapai kemandirian.

Strategi yang ditempuh oleh BBRSBG Kartini Temanggung dalam rangka memberdayakan penyandang disabilitas intelektual di masyarakat dilakukan dengan menyelenggarakan rehabilitasi sosial non-institusional dan berbasis keluarga. Namun demikian juga disadari bahwa permasalahan disabilitas merupakan masalah sosial dan sesuai amanat konvensi PBB menjadi tanggung jawab berbagai pihak untuk melindungi hak-hak penyandang disabilitas. Oleh karena itu perlu dikembangkan model pelayanan berbasis komunitas yang melibatkan berbagai pihak.Rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual

(2)

2 melalui “Kampung Peduli” merupakan alternatif jawaban untuk penyelenggaraan pelayanan berbasis komunitas dalam rangkamewujudkan lingkungan inklusif serta mendukung sistem sosial yang ramah bagi penyandang disabilitas melalui peran aktif keluarga, masyarakat, swasta dan berbagai pihak sebagai pengupaya, penilai dan pemelihara capaian-capaiannya.

Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari penyelenggaraan Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas adalah keterlibatan secara aktif keluarga, masyarakat, swasta dan instansi terkait. Oleh karena itu, perlu disusun buku panduan pelaksanaan agar terjadi sinergi dalam pelaksanaannya.

B. Maksud dan Tujuan Buku Panduan 1. Maksud

Panduan ini disusun sebagai penjelasan tentang kegiatan dan prosedur kerja Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli yang diselenggarakan oleh BBRSBG Kartini Temanggung.

2. Tujuan

a. Menyediakan acuan dalam manajemen dan teknis pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli.

b. Mensinergikan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli.

c. Meningktkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli.

C. Pengertian

Dalam panduan ini, yang dimaksud dengan:

1. Rehabilitasi Sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

2. Rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan fisik, mental, sosial dan keterampilan untuk memungkinkan penyandang disabilitas intelektual mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

(3)

3 3. Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas adalah rehabilitasi sosial yang

diselenggarakan dalam suatu komunitas melalui partisipasi aktif individu, kelompok, masyarakat, dan berbagai pihak sebagai pengupaya, penilai dan pemelihara capaian-capaiannya.

4. Komunitas adalah masyarakat setempat, yaitu suatu unit atau kesatuan sosial yanghidup bersamapada lokasi yang samayang diikat oleh kesamaan kepentingan.

5. Kampung adalah suatu wilayah teritorialyang dihuni oleh kumpulan komunitas dan memiliki aturan yang telah disepakati bersama untuk mengatur tata dan pola hidup masyarakat dan masih mempertahankan nilai-nilai luhur tradisi yang sejalan dengan gerak pembangunan diwilayahnya. 6. Program Kampung Peduli adalah upaya untuk menumbuhkan keswadayaan

masyarakat dalam melaksanakan rehabilitasi sosial dan mewujudkan lingkungan yang ramah dan peduli terhadap penyandang disabilitas intelektual agar mencapai kemandirian sesuai potensi yang dimiliki.

7. Penyandang disabilitas adalah mereka yang memiliki kelainan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama dan menghambat mereka dalam berinteraksi dan berpartisipasi dalam masyarakat.

8. Penyandang disabilitas Intelektual adalah seseorang yang mengalami hambatan fungsi intelektual bersamaan dengan terhambatnya penyesuaian perilaku yang dimanifestasikan selama periode perkembangan.

9. Pendampingan sosial adalah interaksi terus menerus antara pendamping dengan yang didampingi agar terjadi proses pembelajaran serta perubahan kreatif yang diprakarsai anggota masyarakat atau kader pendamping dengan tujuan membantu individu maupun kelompok dengan berangkat dari kebutuhan dan kemampuan yang didampingi sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

10. Pendamping adalah pekerja sosial dan tenaga sukarela dari unsur masyarakat yang telah diberikan pendidikan dan pelatihan untuk mendampingi penyandang disabilitas intelektual dan keluarga dalam pelaksanaan program Kampung Peduli.

(4)

4 D. Landasan Operasional

1. Undang-undang RI No. 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention On The

Rights Of Persons With Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas)

2. Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2009, tentang Kesejehteraan Sosial 3. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1997, tentang Penyandang Cacat

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Peningkatan Usaha Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat.

5. Kepmensos RI No. 56 / HUK / 2003, tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita Kartini Temanggung

6. Kemensos RI No. 40/HUK/2004, tentang Prosedur Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial

7. Kepmensos No. 85/HUK/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Coba Multi Layanan Panti Sosial Penyandang Cacat

8. Peraturan Menteri Sosial Republik IndonesiaNomor 25 Tahun 2012 Tentang Standar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas oleh Lembaga diBidang Kesejahteraan Sosial.

9. Pedoman Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Direktorat Orang dengan Kecacatan Kementerian Sosial RI

10. Surat Edaran Dirjen Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI No.113/PRS/III/2005, tanggal 30 Maret 2005 tentang Program Multi Pelayanan Panti.

(5)

5

BAB II

DESKRIPSI PROGRAM

Kampung Peduli merupakan nama program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Berbasis Komunitas yang dilaksanakan oleh BBRSBG Kartini Temanggung. Kampung merupakan gambaran kehidupan masyarakat yang dinamis dalam suatu wilayah (desa/kampung). Sementara Peduli merupakan singkatan dari Pelayanan Disabilitas Intelektual Inklusi.

Program Kampung Peduli merupakan upaya menumbuhkan keswadayaan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang ramah dan peduli terhadap penyandang disabilitas intelektual sertadan mampu melaksanakan rehabilitasi sosial dalam rangka membantu penyandang disabilitas intelektual untuk mencapai kemandirian.

Fokus utama Program Kampung Peduli diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat dan keluarga dalam memenuhi hak-hak penyandang disabilitas intelektual secara mandiri melalui proses pembelajaran sehingga terwujud kemampuan dalam mengenali masalah, merencanakan, mengambil keputusan dan kreatif mengembangkan kamandirian penyandang disabilitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Activity Of Dily Living/ADL) dan keterampilan kerja/usaha. A. Tujuan

Tujuan umum Kampung Peduli adalah terwujudnya keswadayaan masyarakat untuk mengusahakan kemandirian penyandang disabilitas intelektual dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dan keterampilan kerja/usaha sesuai potensi yang dimiliki.

Tujuan tersebut diwujudkan melalui tujuan khusus :

1. Meningkatnya keswadayaan keluarga dan masyarakat dalam memberikan pendampingan dan bimbingan serta menciptakan lingkungan yang promotif bagi tumbuhkembang kemampuan penyandang penyandang disabilitas intelektual.

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakatdalam memanfaatkan sumberdaya bagi pemeliharaan dan pengembangan kemandirian penyandang disabilitas intelektual.

3. Meningkatnya kemampuan sosial dan keterampilan/usaha kerja penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat.

(6)

6 B. Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan Kampung Peduli, yaitu:

1. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat, instansi terkait, organisasi sosial dan dunia usaha sebagai pengupaya, penilai dan pemelihara capaian-capain program rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual.

2. Peningkatan kemampuan orang tua dan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang promotif bagi tumbuhkembang kemandirian penyandang disabilitas intelektual secara mandiri.

3. Perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas intelektual untuk tumbuh dan berkembang dalam aspek sosial, keterampilan serta kesempatan untuk mengembangkan kemandiriannya.

C. Indikator Keberhasilan

1. Masyarakat dan berbagai pihak dapat melaksanakanrehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual secara swadaya.

2. Orang tua dan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang promotif bagi tumbuhkembang kemandirian penyandang disabilitas intelektual secara mandiri.

3. Penyandang disabilitas intelektual mampu melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari, keterampilan dan usaha ekonomi produktif secara mandiri sesuai potensinya.

D. Penerima Manfaat

1. Penyandang disabilitas intelektual 2. Keluarga

3. Masyarakat E. Bentuk Kegiatan

1. Sosialisasi/deseminasi program rehabilitasi sosial penyandang disabilitas 2. Pembentukan kelembagaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai

wadah partisipasi masyarakat dan pelaksana rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual.

3. Pengembangan keswadayaan kelembagaan KSM 4. Pengembangan kemitraan dan jejaring kerja.

(7)

7 5. Pendampingan dalam Implementasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

Intelektual dalam masyarakat

F. Waktu Pelayanan

Kampung Peduli dilaksanakan selama satu tahun. Selanjutnya, dalam rangka memelihara dan mengembangkan capaian program pelayanan dilaksanakan tindak lanjut oleh KSM, dinas sosial atau instansi terkait setempat.

G. Pengorganisasian Kegiatan 1. Penanggung jawab

Penanggungjawab Kampung Peduli adalah kepala BBRSBG Kartini Temanggung.

2. Pelaksana

Pelaksana Kampung Peduli adalah Tim yang ditetapkan oleh kepala BBRSBG Kartini Temanggung, terdiri dari unsur:

a. Struktural b. Profesional c. Fungsional.

3. Mitrakerja, partisipan dan jejaring kerja

Pelaksanaan Kampung Peduli melibatkan berbagai pihak dan stakeholders baik dari unsur pemerintah, masyarakat maupun swasta, meliputi:

a. Pengurus KSM b. Kader pendamping

c. Tenaga kesejahteraan sosial

d. Organisasi sosial, tokoh-tokoh dan warga masyarakat

e. Dinas sosial, dinas kesehatan, kecamatan, desa/kelurahan, dan intansi pemerintah terkait

(8)

8

BAB III

TAHAPAN DAN MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tahap Awal

1. Penjajagan, Verifikasi Data dan Penetapan Lokasi

Penjajagan dilakukan untuk mengetahui data awal tentang populasi penyandang disabilitas di masyarakat.Penjajagan dilaksanakan melalui kunjungan lokasi berdasarkan data awal yang bersumber dari dinas sosial, instansi terkait atau informasi dari pihak lain yang dapat dipertanggungjawabkan (BPS, Dinas Sosial setempat, laporan hasil UPSK, hasil survey lembaga berkompetendan sumber lain) dan temuan di lapangan.Selanjutnya data-data diklarifikasi dan diverifikasi untuk memperoleh data lengkap tentang populasi penyandang disabilitas intelektual di masyarakat.

a. Tujuan

1) Mengetahui jumlah dan penyebaran penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat.

2) Mengetahui data lengkap (by name dan by address)penyandang disabilitas intelektual.

3) Menentukan lokasi pelaksanaan Program Kampung Peduli. b. Detil kegiatan

1) Pengumpulan data tentang populasi dan penyebaran disabilitas intelektual di masyarakat.

2) Pengkonstruksian dan pengklasifikasian data.

3) Pemetaan dan penetapan lokasi untuk pelaksanaan Kampung Peduli. c. Waktu

Penjajagan, klarifikasi dan verifikasi dataserta penetapan lokasi dilaksanakan selama lima hari kerja.

d. Pelaksana

Penjajagan, klarifikasi dan verifikasi data dilaksanakan oleh Tim dengan melibatkan aparat desa/kelurahan dan tokoh masyarakat.

e. Sasaran

1) Dokumen/data awal dari pemerintah desa, Dinas Sosial, BPS dan sumber lainnya.

(9)

9 2) Aparat desa/ kelurahan

3) Keluarga

4) Tokoh masyarakat (ketua RT, RW) 5) Keluarga

6) Penyandang disabilitas. f. Prosedur pelaksanaan

1) Tim menghimpun informasi/data awal yang bersumber dari BPS, Dinas Sosial setempat, laporan hasil UPSK, hasil survey lembaga berkompetendan sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan. 2) Berdasarkan data awal, Tim melakukan penjajagan dan pemetaan sosial. 3) Tim melakukan diklasifikasi dan verifikasi data serta melengkapi

data-data yang diperlukan (by name dan by address).

4) Berdasarkan klasifikasi dan verifikasi data serta pemetaan sosial, Tim menyampaikan usulan untuk penentuan lokasi Program Kampung Peduli.

5) Kepala BBRSBG Kartini Temanggung menetapkan lokasi pelaksanaan Program Kampung Peduli.

g. Indikator keberhasilan

1) Data populasi dan persebaran disabilitas intelektual terklasifikasi dan terkonstruksi.

2) Lokasi pelaksanaan pelaksanaan Program Kampung Peduli dapat ditetapkan.

2. Penjalinan Kerjasama dan Koordinasi dengan Intansi Terkait

Kerjasama dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dilakukan untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak.

a. Tujuan

1) Membangun komitmen bersama untuk memenuhi hak-hak penyandang disabilitas intelektual.

2) Memperoleh dukungan dalam pelaksanaan Kampung Peduli

3) Mensinergikan pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.

(10)

10 b. Detil kegiatan

1) Sosialisasi program Kampung Peduli

2) Musyawarah untuk menentukan bentuk-bentuk dukungan serta peranan yang diharapkan dari masing-masing pihak berkepentingan dalam pelaksanaan Kampung Peduli.

c. Waktu

Kerjasama dan koordinasi dengan intansi terkait dilaksanakan selama lima hari kerja sejak penetapan lokasi.

d. Pelaksana

Pelaksana kegiatan penjalinan kerjasama dan koordinasi adalah anggota Tim yang ditunjuk sesuai bidang tugas dan kompetensi yang dimiliki. e. Sasaran

1) Dinas Sosial

2) Pemerintah kelurahan/desa

3) Tokoh-tokoh masyarakat (ketua RT/RW). f. Prosedur pelaksanaan

1) Tim mengundang atau mendatangi pemangku kepentingan yang akan dilibatkan.

2) Tim mensosialisasikan program Kampung Peduli

3) Tim bersama pemangku kepentingan mengadakan diskusi dan musyawarah untuk mencapai kesepakatan tentang bentuk-bentuk dukungan dan peran masing-masing instansi dalam pelaksanaan Kampung Peduli.

g. Indikator keberhasilan

1) Tersosialisasinya program Kampung Peduli kepada instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya.

2) Terjalinnya kerjasama dan terbangun kesepakatan tentang bentuk-bentuk dukungan dan peran masing-masing dalam pelaksanaan program Kampung Peduli.

(11)

11 B. Tahap Pelaksanaan Pelayanan

Tahap ini merupakan implementasi kegiatan Program Kampung Peduli untuk mewujudkan keswadayaan masyarakat dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial berbasis komunitas.

Kegiatan pada tahap pelaksanaan meliputi: 1. Kampanye/penyuluhan sosial

Kampanye/penyuluhan sosial/sosialisasi programmerupakan bagian dari prosesedukasi masyarakat melalui transferinformasi tentang permasalahan dan program-program pelayaan bagi penyandang disabilitas intelektualuntukmeningkatkan pemahaman dan menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam rangka memenuhi hak-hak penyandang disabilitas intelektual.

a. Tujuan

1) Mensosialisasikan program Kampung Peduli kepada masyarakat 2) Meningkatkan pemahaman dan menggugah kesadaran masyarakat 3) Membangun komitmen masyarakat untuk melindungi dan memenuhi

hak-hak penyandang disabilitas intelektual.

4) Memperoleh dukungan masyarakat dalam pelaksanaan program Kampung Peduli.

b. Detil kegiatan

Kegiatan dalam kampanye/penyuluhan sosial ini adalah penyampaian infromasi tentang disabilitas intelektual dandiseminasi program Kampung Pedulimelalui pertemuan, perseorangan maupun menggunakan media informasi (leaflet, booklet, film dokumenter, foto-foto, dan lain-lain) c. Waktu

Kampanye/penyuluhan sosial dilaksanakan di awal kegiatan dan secara terus menerus selama kegiatan Kampung Peduli berlangsung.

d. Tempat

Kampanye/penyuluhan sosial dilaksanakan di lokasi pelaksanaan Program Kampung Peduli

e. Pelaksana

(12)

12 f. Sasaran

1) Keluarga penyandang disabilitas

2) Tokoh masyarakat (ketua RT/RW, pemuka masyarakat, tokoh pemuda, dll)

3) Pengurus organisasi sosial kemasyarakatan (PKK, Dawis, dll). g. Prosedur pelaksanaan kegiatan

1) Penyuluh sosial menyusun rencana dan mempersiapkan materi penyuluhan sosial.

2) Penyuluh sosial menyiapkan masyarakat sebagai peserta penyuluhan sosial

3) Penyuluh sosial melaksanakan penyuluhan sesuai rencana yang disusun.

h. Indikator keberhasilan

1) Masyarakat memperoleh informasi tentang permasalahan dan program-program pelayaan bagi penyandang disabilitas intelektual 2) Masyarakat memperoleh informasi tentang program Kampung Peduli 3) Masyarakat memberikan informasi sebagai umpan balik dan

pernyataan dukungan bagi pelaksanaan Program Kampung Peduli. 2. Identifikasi dan Penentuan Partisipan

Penentuan partisipan merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan Program Kampung Peduli. Kegiatan dilakukan melalui diskusi dan musayawarah yang melibatkan tokoh masyarakat, aparat desa/kelurahan dan anggota masyarakat lainnya.

a. Tujuan

1) Menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam kegiatan.

2) Menentukan peranyang diharapkan dari pihak-pihak yang akan terlibat dalam kegiatan.

b. Detil kegiatan

1) Diskusi dan musyawarah untuk mengidentifikasi dan menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan Program Kampung Peduli.

(13)

13 2) Penentuan peranyang diharapkan dari partisipan dalam pelaksanaan

Program Kampung Peduli. c. Waktu

Identifikasi dan penentuan partisipan dilaksanakan di awal kegiatan. d. Tempat

Identifikasi dan penentuan partisipan dilaksanakan di lokasi pelaksanaan Program Kampung Peduli

e. Pelaksana

Penentuan partisipan difasilitasi oleh Tim BBRSBG Kartini Temanggung dengan melibatkan partisipasi aktif tokoh dan warga masyarakat.

f. Sasaran

1) Aparat desa/kelurahan

2) Tokoh masyarakat (ketua RT/RW, pemuka masyarakat, tokoh lainnya) 3) Tokoh-tokoh pemuda dan pegiat masyarakat

4) Keluarga penyandang disabilitas

5) Pengurus organisasi sosial kemasyarakatan. g. Prosedur pelaksanaan kegiatan

1) Tim BBRSBG Kartini Temanggung memfasilitasi musyawarah tokoh dan warga masyarakat

2) Tokoh dan warga masyarakat melakukan identifikasi pihak-pihak yang perlu dilibatkan dan peran yang diharapkan dalam Program Kampung Peduli.

3) Tokoh dan warga masyarakat menetapkan pihak-pihak yang perlu dilibatkan dan peran yang diharapkan dalam pelaksanaan Program Kampung Peduli.

h. Indikator keberhasilan

Pihak-pihak yang akan dilibatkan dan perannya dalam pelaksanaan Program Kampung Peduli teridentifikasi dan dapat ditetapkan.

3. Pembentukan KelembagaanKelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pembentukan KSM merupakan kegiatan untuk membentuk kelembagaan sebagaimedia partisipasi serta mengorganisasikan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual berbasis masyarakat.Pembentukan KSM dilakukan secara musyawarah dengan difasilitasi oleh Tim BBRSBG Kartini

(14)

14 Temanggung dan tokoh-tokoh masyarakat serta melibatkan pemerintah kelurahan dan dinas sosial setempat.

a. Tujuan

1) Menyediakan media partisipasi masyarakat

2) Menentukan pihak/ lembaga yang menjadi penanggung jawab dan pelaksana rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat

3) Mengorganisasikan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual berbasis komunitas.

b. Detil kegiatan

Kegiatan pembentukan KSM dilakukan melalui musyawarah, meliputi penentuan:

1) Nama KSM 2) Kepengurusan

3) Program-program kelembagaan. c. Waktu

Pembentukan KSM dilaksanakan pada minggu pertama bulan kedua pelaksanaan program Kampung Peduli

d. Tempat

Pembentukan KSM dilaksanakan di lokasi pelaksanaan Program Kampung Peduli

e. Pelaksana

Pembentukan KSM difasilitasi oleh Tim BBRSBG Kartini Temanggung dengan melibatkan aparat desa/ kelurahan, instansi terkait dan tokoh-tokoh masyarakat.

f. Sasaran

1) Dinas Sosial

2) Aparat desa/kelurahan

3) Tokoh masyarakat (ketua RT/RW, pemuka masyarakat, tokoh lainnya) 4) Tokoh-tokoh pemuda dan pegiat (aktvis) masyarakat

5) Keluarga penyandang disabilitas

6) Pengurus organisasi sosial kemasyarakatan. 7) Warga masyarakat

(15)

15 g. Prosedur pelaksanaan kegiatan

1) Tim menyusun rencana pembentukan KSM

2) Tim berkoordinasi dengan Dinas Sosial, aparat desa/ kelurahan, dan tokoh-tokoh masyarakat

3) Tim bersama Dinas Sosial, aparat desa/ kelurahan dan tokoh-tokoh masyarakat memfasilitasi musyawarah warga untuk membentuk KSM yang setidaknya mencakup:

a) Nama KSM b) Kepengurusan

c) Program-program kelembagaan KSM.

4) Nama KSM ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah warga masyarakat.

5) Kepengurusan KSM setidaknya terdiri dari pengurus inti (ketua, sekretaris dan bendahara) dan kelompok-kelompok kerja (pokja) yang beranggotakan pendamping.

6) Program kelembagaan KSM harus mencakup program rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual

7) Penunjukan personil sebagai pengurus dan pendamping dilaksanakan secara musyawarah dengan kriteria:

a) Sukarela

b) Aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat

c) Mempunyai kepedulian dan komitmen terhadap pemecahan masalah PMKS dan penyandang disabilitas.

d) Bersedia mengikuti pelatihan sebagai pengurus dan pendamping lapangan.

e) Kriteria lain yang disepakati bersama.

8) KSM yang telah di bentuk di dilaporkan kepada Kepala BBRSBG Kartini Temanggung untuk ditetapkan sebagai pelaksana Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Berbasis Masyarakat melalui Kampung Peduli.

h. Indikator keberhasilan

1) KSM sebagai wadah partisipasi masyarakat terbentuk.

2) KSM yang dibentuk ditetapkan sebagai pelaksana Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli.

(16)

16 4. Pengembangan Kelembagaan KSM

Pengembangan kelembagaan merupakan upaya mengembangkan kapasitas KSM melalui peningkatan kemampuan individu dan organisasi untuk mengorganisasikan dirinya secara berkelanjutanagar mencapai keswadayaan dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di dalam masyarakat.

Tahapan untuk mengembangkan kelembagaan KSM sebagai berikut: a. Kajian dan perencanaan partisipatif

Kajian partisipatif merupakan upaya bersama pengurus KSM, pendampingdan partisipan lain untuk memahami masalah, kebutuhan serta mengidentifikasi sumber daya atau aktivitas yang dapat mendukung pengembangan KSM. Dalam pengkajian partisipatif, kebutuhan, hambatan-hambatan dan sumberdaya didasarkan pada perspektif masyarakat.

Perencanaan partisipatif disusun bersama-sama antara pengurus KSM, pendamping, keluarga penyandang disabilitas intelektual, tokoh-tokoh masyarakat dan partisipan lain melalui musyawarah atau diskusi kelompok terfokus/Focus Discussion Group (FGD). Dalam proses ini, partisipan diberikan peranan dalam menentukan prioritas masalah/ kebutuhan, penyusunan rencana tindakan dan penilaian terhadap kelayakan tindakan. Penilaian kelayakan tindakan mencakup dimensi ekonomi, sosial, budaya, norma masyarakat dan operasional.

1) Tujuan

a) Mengetahui permasalahan/kebutuhan dan potensi penyandang disabilitas intelektual dan keluarga yang menjadi sasaran garap KSM .

b) Mengetahui permasalahan dan kebutuhan KSMdalam mengembangkan kelembagaan dan menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual.

c) Mengetahui sumberdaya dan peluang yang tersedia untuk mendukung pengembangan KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat

d) Menentukan prioritas masalah/kebutuhan dan rencana tindakan yang efektif untuk mengembangkan kelembagaan dan

(17)

17 menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat.

2) Detil kegiatan

a) Diskusi kelompok terfokus untuk mengkaji masalah, kebutuhan dan mengidentifikasi sumberdaya, peluangatau aktivitas yang dapat mendukung pengembangan KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat

b) Diskusi kelompok terfokus untuk menentukan prioritas masalah/kebutuhan dan rencana tindakan yang efektif untuk mengembangkankapasitas KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat.

3) Waktu

Pengkajian dan perencanaan partisipatif dilaksanakan pada minggu pertama bulan kedua pelaksanaan Program Kampung Peduli.

4) Tempat

Pengkajian dan perencanaan partisipatif dilaksanakan di tempat yang disepakati oleh partisipan.

5) Pelaksana

Pengkajian dan perencanaan partisipatif difasilitasi oleh Tim BBRSBG Kartini Temanggung 6) Sasaran a) Pengurus KSM b) Pendamping c) Aparat desa/kelurahan d) Tokoh masyarakat

7) Prosedur pelaksanaan kegiatan

a) Tim berkoordinasi dengan pengurus KSM, pendamping dan partisipan yang akan terlibat dalam kegiatan.

b) Tim memfasilitasi diskusi kelompok terfokus untuk mengkaji masalah, kebutuhan dan mengidentifikasi sumberdaya, peluangatau aktivitas yang dapat mendukung pengembangan KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat

(18)

18 c) Berdasarkaan hasil pengkajian partisipatif, bersama-sama

merumuskan prioritas masalah/ kebutuhan dan rencana tindakan yang efektif untuk mengembangkankapasitas KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat.

8) Indikator keberhasilan

a) Masalah, kebutuhan,sumberdaya, peluangdan aktivitas yang dapat mendukung pengembangan KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat teridentifikasi.

b) Prioritas masalah/kebutuhan dan rencana tindakan yang efektif untuk mengembangkan kapasitas KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat dapat ditentukan.

b. Pelatihan Pengurus KSM dan Pendamping

Pelatihan atau bimbingan teknik merupakan upaya membangun kapasitas (capacity building) pengurus, anggota KSM dan tenaga pendamping untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan administrasi dan manajemen KSM serta pengetahuan dan keterampilan teknis rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dengan materi pelatihan:

- Manajemen/ pengelolaan organisasiKSM. - Penggalian dan pemanfaatan sumberdaya - Peranan dan tugas-tugas pendamping

- Bimbingan teknis membimbing penyandang disabilitas intelektual. - Bimbingan teknis mendampingi keluarga dalam membimbing

penyandang disabilitas intelektual. - Materi lain terkait.

Sasaran kegiatan pelatihan inimencakup peningkatan motivasi, pengetahuan dan keterampilan manajemen kelembagaan serta teknik-teknik pendampingan sosial dalam rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di masyarakat.

1) Tujuan

a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kelembagaan KSM

(19)

19 b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik dalam

melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di masyarakat.

c) Menumbuhkembangkan motivasi pengurus dan pendamping untuk mengembangkan kelembagaan KSM dan melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di masyarakat.

2) Detil kegiatan

a) Pelatihan/bimbingan teknik pengelolaan KSM sebagai pelaksana rehabilitasi sosial berbasis komunitas.

b) Pelatihan/bimbingan teknik pendampingan keluarga

c) Pelatihan/bimbingan teknik membimbing penyandang disabilitas intelektual.

3) Waktu

Pelatihan/ bimbingan teknik dilaksanakan selama minimal dua hari dan atau sesuai standar jam latihan.

4) Tempat

Tempat pelatihan di BBRSBG Kartini Temanggung atau tempat lain yang ditetapkan.

5) Pelaksana

Pelaksana pelatihan adalah Tim BBRSBG Kartini Temanggung melibatkan Dinas Sosial, instansi terkait dengan narasumber yang berkompeten di bidangnya.

6) Sasaran

a) Pengurus KSM

b) Pendamping program /pokja KSM. 7) Prosedur pelaksanaan kegiatan

a) Tim menyusun rencana dan mempersiapkan pelaksanaan pelatihan b) Tim berkoordinasi dengan pengurus, pendamping dan pihak terkait

yang akan dilibatkan.

c) Tim menyelenggarakan pelatihan bagi pengurus KSM dan pendamping sesuai rencana yang ditetapkan.

(20)

20 8) Indikator keberhasilan

a) Pengurus KSM dan pendamping memperoleh pelatihan/ bimbingan teknik pengelolaan KSM dan rehabilitasi sosial

b) Pengurus KSM dan pendamping memiliki kesiapan pengetahuan dan keterampilan mengelola KSM dan melaksanakan rehabilitasi sosial berbasis komunitas.

c. Pendampingan Sosial

Pendampingan merupakan upaya membantu individu maupun kelompok dengan menempatkan tenaga pendamping yang dilaksanakan melalui proses interaksi dan komunikasi terus menerus antara pendamping (pekerja sosial) dengan yang didampingi (pengurus KSM dan pendamping lapangan/pokja) hingga terjadi proses pembelajaran serta perubahan kreatif dari anggota kelompok atau masyarakat.Perubahan perilaku masyarakat untuk mandiri, mampu dalam pengambilan keputusan dan kreatif dalam mengembangkan rehabilitasi sosial merupakan fokus pendampingan.

Dalam pengembangan kapasitas KSM, pendampingan dilaksanakan dalam dua kegiatan, yaitu:

1) Pendampingan kelembagaan dengan sasaran pengurus KSM dalam rangka pengembangan kemampuan manajerial organisasi, mencakup: a) Pendampingan dalam penyusunan program/ kegiatan KSM

b) Pendampingan dalam menggali dan memanfaatkan sumberdaya c) Pendampingan dalam mengorganisir kegiatan KSM.

2) Pendampingan teknik rehabilitasi sosial dengan sasaran pendamping lapangan dalam rangka meningkatkan keterampilan melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial di dalam masyarakat, mencakup:

a) Pendampingan dalam melaksanakan bimbingan kesehatan dan bagi penyandang disabilitas intelektual.

b) Pendampingan dalam melaksanakan bimbingan aktivitas mengurus dirinya sendiri (ADL) bagi penyandang disabilitas intelektual

c) Pendampingan dalam melaksanakan bimbingan keterampilan/ kewirausahaan bagi penyandang disabilitas intelektual

(21)

21 d) Pendampingan dalam mengembangkan kemampuan penyandang

disabilitas intelektual untuk melakukan kegiatan ekonomi produktif.

e) Pendampingan dalam melaksanakan bimbingan kepada orang tua/keluarga penyandang disabilitas intelektual.

Pendampingan sosial untuk dua kegiatan sebagaimana dikemukakan dilaksanakan oleh Tim dari BBRSBG Kartini Temanggung dengan melibatkan institusi terkait.

1) Tujuan

a) Meningkatkan keterampilan mengelola KSM sebagai lembaga rehabilitasi sosial berbasis komunitas.

b) Meningkatkan keterampilan pendamping lapangan dalam membimbing penyandang disabilitas intelektual dan mendampingi keluarga agar dapat melakukan peran sebagai fasilitator, pembimbing dan instruktur bagi anaknya di dalam keluarga.

c) Mengarahkan pengurus KSM dan pendamping lapangan dalam mengelola organisasi dan melaksanakan rehabilitasi sosial berbasis komunitas

d) Memberikan pengalaman baru bagi pengurus KSM dan pendamping dalam mengimplementasikan rehabilitasi sosial berbasis komunitas. 2) Detil kegiatan

a) Pendampingan pengembangan kelembagaan

b) Pendampingan teknik implementasi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual.

3) Waktu

Pendampingan dilaksanakan secara berkala setiap bulan selama satu tahun.

4) Tempat

Pendampingan di laksanakan di tempat yang ditentukan (balai desa, balai RW, gedung/ base camp/sentra kegiatan KSM, dan lain-lain) 5) Pelaksana dan partisipan

Pendampingan kelembagaan dan pendampingan teknik implementasi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dilaksanakan oleh Tim BBRSBG Kartini Temanggung dengan melibatkan institusi terkait.

(22)

22 6) Sasaran

a) Pengurus KSM

b) Pendamping lapangan (anggota Pokja) c) Dinas Sosial

d) Pengurus organisasi sosial

e) Perseorangan yang memiliki pengalaman dan berkomitmen untuk ikut serta dalam memberdayaan masyarakat.

7) Prosedur pelaksanaan kegiatan

a) Tim pendamping dari BBRSBG Kartini Temanggung menyusun rencana pendampingan.

b) Tim pendamping dari BBRSBG Kartini Temanggung melakukan koordinasi dengan institusi terkait untuk pelaksanaan pendampingan.

c) Tim pendamping melaksanakan pendampingan sesuai rencana yang ditetapkan

d) Tim pendamping melakukan evaluasi pelaksanaan pendampingan. 8) Indikator keberhasilan

a) Pengurus KSM dan pendamping lapangan memperoleh pendampingan dari Tim pendamping BBRSBG Kartini, pihak atau institusi terkait.

b) Pengurus KSM dan pendamping lapangan mampu melaksanakan kegiatan pengembangan KSM dan menerapkan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat.

d. Fasilitasi Kelembagaan KSM

Fasilitasi kelembagaan KSM merupakan kegiatan untuk mendukung operasional KSM melalui bantuan bahan, kelengkapan dan atau peralatan yang diperlukan di awal-awal berdirinya KSM dalam rangka menyelenggarakan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual.

1) Tujuan

Memenuhi kebutuhan bahan dan perlengkapan untuk operasional KSM dalam melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental sebelum mencapai keswadayaan.

(23)

23 2) Detil kegiatan

Kegiatan dalam fasilitasi KSM meliputi:

a) Pemberian bantuan bahan dan peralatan bimbingan dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental. b) Pemberian bantuan bahan dan perlengkapan untuk operasional

KSM antara lain ATK, seragam pengurus dan pendamping, bantuan transport pendamping, buku-buku catatan, konsumsi pada saat supervisi.

3) Waktu

Fasilitasi dilakukan di awal berdirinya KSM dan pada saat membutuhkan bahan/ peralatan bimbingan.

4) Tempat

Fasilitasi dilaksanakan di lokasi KSM 5) Pelaksana

Fasilitasi dilaksanakan oleh BBRSBG Kartini Temanggung.Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan dan peralatan juga dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain (unit usaha, instansi/institusi terkait). 6) Sasaran a) KSM secara kelembagaan b) Pengurus KSM c) Pendamping lapangan d) Dinas Sosial e) Pemerintah desa/kelurahan f) Unit usaha

g) Perorangan /donatur yang peduli terhadap pengembangan KSM 7) Prosedur pelaksanaan kegiatan

a) Tim BBRSBG Kartini Temanggung bersama pengurus KSM dan pendamping lapangan mengidentifikasi kebutuhan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

b) Pengurus KSM dan pendamping menyampaikan proposal bantuan bahan dan peralatan ke BBRSBG Kartini Temanggung

c) Tim BBRSBG Kartini Temanggung mengajukan kebutuhan bahan dan peralatan kepada Kepala BBRSBG Kartini Temanggung untuk memperoleh persetujuan

(24)

24 d) Berdasarkan persetujuan Kepala BBRSBG Kartini Temanggung Tim

menyampaikan bantuan bahan dan perlengkapan/peralatan untuk operasional KSM dan pelaksaan rehabilitasi sosial.

e) BBRSBG Kartini Temanggung dan pengurus KSM dapat menjalin kerjasama dengan institusi terkait, unit usaha atau pihak lain dalam rangka pemenuhan bahan, perlengkapan, peralatan atau sarana dan prasarana lainnya.

8) Indikator keberhasilan

a) Tersedia bahan dan perlengkapan untuk operasional KSM.

b) Tersedia bahan dan peralatan bimbingan dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

5. Pengembangan Kemitraan dan Jejaring

Pengembangan kemitraan dan jejaring merupakan bentuk kolaborasi yang dilakukan dengan fasilitasi penjalinan kerjasama dengan pihak-pihak terkait termasuk dengan pihak swasta/unit usaha yang memiliki program Coorporate

Social Responsibility (CSR) yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung

pelaksanaan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat. a. Tujuan

Memperoleh dukungan dan fasilitasi untuk meningkatkan sarana prasarana, pendanaan, penyediaan bahan, peralatan, pemasaran hasil produk penyandang disabilitas intelektual, pengembangan program, peningkatan SDM dan lain-lain dalam rangka kesinambuangan operasional kegiatan KSM.

b. Detil kegiatan

1) Identifikasi unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

2) Fasilitasi penjalinan kerjasama/ kemitraan dengan unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

3) Tindaklanjut kerjasama/ kemitraan dengan unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung

(25)

25 pengembangan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

c. Waktu

Penjalinan kerjasama/ kemitraan dilaksanakan setelah KSM memiliki kesiapan dan memulai melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

d. Tempat

Penjalinan kerjasama/ kemitraan dilaksanakan unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya.

e. Pelaksana

1) Fasilitasi penjalinan kerjasama/ kemitraan dilaksanakan oleh Tim BBRSBG Kartini Temanggung.

2) Pembuatan kesepakatan dan tindak lanjut kerjasama dilaksanakan oleh pengurus KSM. f. Sasaran 1) Pengurus KSM 2) Pendamping lapangan 3) Dinas Sosial 4) Unit usaha

5) Organisasi sosial (yayasan, LSM, dll)

6) Perorangan /donatur yang peduli terhadap pengembangan KSM g. Prosedur pelaksanaan kegiatan

1) Tim BBRSBG Kartini Temanggung bersama pengurus KSM dan pendamping mengidentifikasi unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental dalam masyarakat. 2) Tim BBRSBG Kartini Temanggung bersama pengurus KSM melakukan

pendekatan untuk kerjasama dengan unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental dalam masyarakat.

3) Tim BBRSBG Kartini Temanggung bersama pengurus KSM menyusun proposal atau melengkapi persyaratan yang dibutuhkan untuk menjalin kerjasama/kemitraan dengan unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan

(26)

26 kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental dalam masyarakat.

4) Pengurus KSM melaksanakan tindak lanjut kerjasama/ kemitraan sesuai kesepakatan yang di tetapkan.

h. Indikator keberhasilan

1) Unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental dalam masyarakat teridentifikasi.

2) Terjalinnya kerjasama/kemitraan antara KSM dengan unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental dalam masyarakat.

3) Unit usaha, organisasi sosial, masyarakat, dan pihak-pihak menjadi mitra kerja dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas berbasis komunitas.

6. Implementasi Kegiatan Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas

Tahap ini merupakan upaya untuk menggerakkan seluruh potensi ke dalam operasional kegiatan KSM. Dalam kegiatan ini, tahapan dan proses rehabilitasi sosial, meliputi bimbingan kesehatan, sosial dan keterampilan/kewirauhaan kepada penyandang disabilitas intelektual dilaksanakan oleh KSM.

a. Tujuan

1) Meningkatkan kemampuan fisik, mental, sosial dan keterampilan penyandang disabilitas dalam rangka mencapai kemandirian.

2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mewujudkan lingkungan yang promotif bagi pengembangan kemandirian penyandang disabilitas intelektual di dalam keluarga.

b. Detil kegiatan

1) Bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas intelektual di sentra kegiatan (base camp) KSM. 2) Pendampingan orang tua untuk melaksanakan bimbingan fisik, mental,

(27)

27 3) Bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan di

lingkungan keluarga.

4) Supervisi oleh pekerja sosial BBRSBG Kartini Temanggung. c. Tempat

1) Bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas intelektual dilaksanakan di sentra kegiatan (base camp) KSM.

2) Pendampingan orang tua untuk melaksanakan bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaandilaksanakan di lingkungan keluarga.

3) Pengembangan usaha ekonomi produktif penyandang disabilitas intelektualdilaksanakan di sentra kegiatan (base camp) KSM atau keluarga.

d. Pelaksana

1) Bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas intelektual dilaksanakanoleh pendamping. 2) Pendampingan orang tua untuk melaksanakan bimbingan fisik, mental,

sosial, keterampilan dan kewirausahaan di lingkungan keluargadilaksanakan oleh pendamping.

3) Bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan di lingkungan keluarga dilakukan oleh orang tua/keluarga

4) Pengembangan usaha ekonomi produktif penyandang disabilitas intelektualdilaksanakan oleh pendamping dan keluarga.

5) Supervisi dilaksanakan oleh pekerja sosial BBRSBG Kartini Temanggung

e. Sasaran

1) Pengurus KSM 2) Pendamping 3) Keluarga

4) Penyandang disabilitas intelektual f. Prosedur pelaksanaan kegiatan

1) Pendamping lapangan menyusun rencana kegiatan bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan/kewirausahaan serta bimbingan dan pendampingan kepada orang tua/keluarga.

(28)

28 2) Pendamping lapangan melaksanakan bimbingan fisik, mental, sosial,

keterampilan/kewirausahaan kepada penyandang disabilitas intelektual di sentra kegiatan KSM sesuai rencana.

3) Pendamping lapangan memberikan bimbingan dan pendampingan kepada orang tua/ keluarga dalam membimbing dan membiasakan penyandang disabilitas intelektual untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan usaha ekonomi produktif di lingkungan keluarga.

4) Apabila penyandang disabilitas telah mampu melakukan keterampilan usaha ekonomi produktif, pendamping mendampingi dalam mengembangkan keterampilan usahanya.

5) Pekerja sosial BBRSBG Kartini Temanggung memberikan supervisi secara berkala.

6) Apabila keluarga mengalami masalah/ kesulitan sehingga membutuhkan konseling, pekerja sosial BBRSBG Kartini Temanggung memberikan layanan konseling kepada orang tua/keluarga.

7) Dalam rangka mengembangkan usaha, penyandang disabilitas intelektual yang memenuhi persyaratan dapat diberikan bantuan stimulan usaha ekonomi produktif.

8) Bantuan stimulan diberikan dalam bentuk bantuan modal usaha/kerja, dengan ketentuan:

a) Penerima bantuan SUEP adalah penyandang disabilitas yang memiliki potensi untuk melakukan usaha/kerja produktif.

b) Penetapan bantuan berdasarkan hasil need assessment (asesmen kebutuhan)

c) Besarnya bantuan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada.

d) Bantuan SUEP dapat berupa barang atau uang dan diberikan sesuai ketentuan pemberian bantuan sosial.

e) Pemberian bantuan SUEP harus dilengkapi dengan rincian penggunaan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai hasil asesmen kebutuhan.

(29)

29 g. Indikator keberhasilan

1) Penyandang disabilitas intelektual memperoleh bimbingan dan pendampingan untuk mengembangkan kemampuan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan dari para pendamping.

2) Orang tua/ keluarga memperoleh bimbingan dan pendampingan dalam membimbing dan mendampingi penyandang disabilitas intelektual untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan usaha ekonomi produktif di lingkungan keluarga.

3) Penyandang disabilitas intelektual mampu mandiri dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari dan melakukan keterampilan/ usaha ekonomi produktif sesuai potensi yang dimiliki.

7. Perluasan Gerakan

Perluasan gerakan merupakan pengembangan kegiatan KSM untuk mengembangkan jenis pelayanan, menjangkau sasaran lebih banyak dan wilayah yang lebih luas. Tujuannya adalah adalah memperoleh dukungan dari berbagai pihak serta dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga eksistensi KSM akan semakin kuat.

Pengembangan pelayanan dilaksanakan dengan menambah, meningkatkan atau merubah model pelayanan yang sudah berjalan, sehingga dapat memberikan lebih banyak pilihan pelayanan kepada masyarakat.

Peluasan sasaran pelayanan KSM dilaksanakan dengan memberikan pelayanan yang tidak terbatas pada penyandang disabilitas intelektual tetapi penyandang disabilitas lain, PMKS lain atau masyarakat. Sementara peluasan jangkauan wilayah geografis dilaksanakan dengan menjangkau wilayah desa/ kampung disekitarnya.

Pengembangan jangkauan KSM dilaksanakan oleh pengurus KSM dan pendamping secara swadaya dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

(30)

30 C. Tahap Pengakhiran

1. Pemberhentian Pelayanan

Pemberhentian pelayanan Kampung Peduli dilakukan apabila:

a. Pendampingan KSM telah mampu telah mencapai batas satu tahun.

b. KSM telah mencapai keswadayaan dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial berbasis komunitas (mencapai tujuan yang ditetapkan).

c. Karena terjadi sesuatu hal, disepakati bersama antara KSM dan BBRSBG Kartini Temanggung untuk mengakhiri pelayanan.

d. KSM tidak mampu melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial berbasis komunitas sesuai yang disepakati.

2. Tindaklanjut Pelayanan

Tindaklanjut Kampung Peduli dilaksanakan dengan: a. Monitoring dan supervisi

b. Menyusun rekomendasi kepada Dinas Sosial dan instansi terkait untuk menindaklanjuti kegiatan dan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan Kampung Peduli.

(31)

31

BAB IV

MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Monitoring sebagai bagian dari fungsi manajemen Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli merupakan suatu kegiatan untuk meninjau aktivitas-aktivitas dalam setiap tahapan, keefektifan dalam penyusunan rencana dan mengkaji tujuan yang akan dicapai. Monitoring dilakukan secara terus menerus selama tahapan pelaksanaan berlangsung.

1. Tujuan

a. Mengantisipasi permasalahan yang timbul dan atau akan timbul, sehingga dapat diambil tindakan sedini mungkin untuk memperbaikinya.

b. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan agar mencapai tujuan yang ditetapkan.

2. Sasaran

a. Pelaksanaan tahapan awal b. Pelaksanaan tahap pelaksanaan c. Pelaksanaan tahap pengakhiran. 3. Pelaksana

Monitoring pelaksanaan kegiatan Kampung Peduli dilaksanakan oleh pimpinan dan Tim.

4. Langkah-langkah monitoring a. Menyusun rencana monitoring

Penyusunan rencana monitoring dilakukan dengan menentukan kegiatan dan keluaran yang akan dimonitor, meliputi tahapan yang dilaksanakan dan keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan dan kapan monitoring akan dilaksanakan. Selanjutnya disusun format monitoring. b. Melaksanakan monitoring

Monitoring dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Monitoring dilakukan dengan membandingkan antara rencana kegiatan serta keluarannya dengan pelaksanaan dan keluaran yang dihasilkan.

(32)

32 c. Menganalisa hasil monitoring

Analisa hasil monitoring dilakukan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan Kampung Peduli dan target kegiatan yang dihasilkan dengan rencana semula. Selanjutnya, selisih antara rencana dan hasil monitoring tersebut dibuat laporan dan faktor-faktor penyebab perbedaan itu diidentifikasi.

d. Laporan hasil monitoring

Penyusunan laporan dilaksanakan setelah monitoring selesai. Laporan hasil monitoring diserahkan kepada Kepala BBRSBG Kartini Temanggung.

e. Tindak lanjut hasil monitoring

Hasil monitoring ditindaklanjuti melalui pertemuan berkala untuk meninjau kembali tingkat kemajuan serta memutuskan apakah rencana implementasi perlu disesuaikan dengan dinamika lapangan.

B. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses penilaian secara sistematis tentang relevansi, keefektifan, dan dampak dari aktivitas setiap tahapan kegiatan dan pencapaian tujuan. Evaluasi dalam Kampung Peduli dilakukan secara bersama-sama antara BBRSBG Kartini Temanggung, pengurus KSM, pendamping, keluarga dan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan secara berkala setiap triwulan, semester dan di akhir masa pelayanan Kampung Peduli.

1. Tujuan

a. Mengetahui keefektifan proses pelaksanaan kegiatan.

b. Mengetahui dampak dari aktivitas pada tiap-tiap tahapan kegiatan dan tingkat capaian hasil kegiatan

c. Menghimpun pelajaran/pengalaman yang berguna untuk peningkatan Kampung Peduli.

2. Sasaran

a. Proses pelaksanaan tahapan kegiatan pelayanan Kampung Peduli. b. Pencapaian hasil pada setiap tahapan dan keseluruhan kegiatan.

(33)

33 3. Pelaksana

Pelaksana evaluasi adalah Tim dengan melibatkan pengurus KSM, pendamping, keluargadan pihak yang terlibat.

4. Waktu pelaksanaan

Evaluasi dilaksanakan setiap triwulan dan tahunan. 5. Langkah-langkah evaluasi

a. Penyusunan rencana evaluasi

Penyusunan rencana evaluasi dilakukan dengan membuat kesepakatan tantang apa yang akan dievaluasi, data yang akan digunakan, metodologi yang digunakan, pihak yang akan dilibatkan dan kapan evaluasi dilaksanakan.

b. Pelaksanaan evaluasi

Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Penilaian tentang proses dan dampak dilakukan dengan mempelajari informasi yang diperoleh dari pengamatan atau laporan kegiatan dan membandingkan dengan rencana dan hasil yang akan dicapai.

c. Laporan dan tindaklanjut hasil evaluasi

Laporan hasil evaluasi disusun oleh tim. Selanjutnya, laporan dibahas bersama pihak yang terlibat. Bila laporan sudah dianggap final dihimpun sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah penanganan lebih lanjut.

C. Pelaporan

Laporan pelaksanaan dan capaian hasil kegiatan Kampung Peduli disusun oleh Tim secara berkala setiap triwulan dan tahunan secara tertulis. Dalam hal tertentu atau apabila diminta oleh Kepala BBRSBG Kartini Temanggung, laporan dapat disampaikan secara lisan.

Laporan diserahkan kepada kepala BBRSBG Kartini Temanggung dengan tembusan Bidang Program dan Advokasi Sosial sebagai sebagai bahan laporan Kepada Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Departemen Sosial RI.

(34)

34

BAB V

PENUTUP

Program Rehabilitasi Sosial Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli merupakan program pengembangan dalam upaya memperluas jangkauan pelayanan bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis masyarakat. Sebagai program pengembangan, dalam implementasinya dimungkinkan terjadi perubahan dan penyesuaian sesuai dengan kondisi di lapangan dan kemampuan BBRSBG Kartini Temanggung untuk menyelenggarakannya.

Buku panduan ini hanya berisikan ketentuan pokok sehingga penerapannya di lapangan ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat. Berkaitan dengan itu, kreativitas petugas di lapangan dan komitmen bersama untuk mengembangkan program dan memberikan pelayanan terbaik bagi penyandang disabilitas intelektual sangat menentukan dalam pencapaian tujuan Kampung Peduli.

Dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial, setelah terusun panduan Kampung Peduli ini akan diikuti dengan instrumen kerja yang diperlukan dan dilakukan kajian baik substansi panduan maupun instrumen kelengkapannya untuk pengembangan dan penyempurnaan di masa datang.

(35)
(36)

36 Lampiran 1

POLA PENGEMBANGAN KESWADAYAAN KSM UNTUK REHABILITASI SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS

MELALUI KAMPUNG PEDULI

Keterangan:

: Hubungan langsung

: Hubungan tidak langsung KSM Kampung Peduli Instrumen pengembangan keswadayaan: - Penyuluhan sosial - Identifikasi Partisipan - Pembentukan KSM - Pengembangan Kelembagaan KSM a. Kajian dan perencanaan

partisipatif b. Pelatihan Pengurus KSM dan Pendamping c. Pendampingan Sosial d. Fasilitasi Kelembagaan KSM - Pengembangan Kemitraan dan Jejaring - Implementasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas - Perluasan Jangkauan/ Gerakan

- Monitoring dan evaluasi.

- KSM Swadaya - Masyarakat Ramah dan Peduli Lembaga pendukung: - BBRSBG - Dinas Sosial - Organisasi sosial - RT, RW, Kelurahan - Unit usaha Penyandang disabilitas mandiri

(37)

37 Lampiran 2

RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN)

PROGRAM REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DIISABILITAS INTELEKTUAL BERBASIS KOMUNITAS MELALUIKAMPUNG PEDULI

No Tahapan

Kegiatan Detil Kegiatan

Metoda/

Teknik Tujuan

Waktu Penyelesaian

/ Durasi

Output Indikator Pelaksana Pihak terlibat

1 Penjajagan, Verifikasi Data dan Penetapan Lokasi - Pengumpulan data tentang populasi. - Pengklasifikasi an data. - Penetapan lokasi Kampung Peduli - Telaah dokumen sumber data - Kunjungan lokasi - Observasi - Diskusi

- Mengetahui jumlah dan penyebaran populasi. - Mengetahui data lengkap

(by name dan by address)

penyandang disabilitas intelektual.

- Menentukan lokasi pelaksanaan Program Kampung Peduli

- 5 hari - Data populasi penyandang disabilitas - Data by name by address - Laporan Pemetaan Sosial - Surat penetapan lokasi

- Data populasi dan persebaran disabilitas intelektual terklasifikasi dan terkonstruksi. - Tersedia data by name

dan by address) - Lokasi pelaksanaan

pelaksanaan Program Kampung Peduli dapat ditetapkan Tim BBRSBG - Dinas sosial - Dinas kesehatan - Kecamatan - Desa/ kelurahan 2 Penjalinan Kerjasama dan Koordinasi dengan Intansi Terkait - Sosialisasi program - Musyawarah untuk menentukan bentuk-bentuk dukungan - Kolaborasi - Musyawarah - Sharing - Membangun komitmen bersama - Memperoleh dukungan dalam pelaksanaan Kampung Peduli - Mensinergikan pemangku kepentingan - 5 har - 5 kali pertemuan - Daftar institusi - Hasil kesepakatan (MoU) - Laporan - Tersosialisasinya program Kampung Peduli. - Terjalinnya kerjasama dan terbangun kesepakatan tentang bentuk-bentuk dukungan dan peran pemangku kepentingan Tim BBRSBG - Dinas sosial Prov - Dinas Sosial Kab/ kota - Kecamatan - Desa/ kelurahan

(38)

38

No Tahapan

Kegiatan Detil Kegiatan

Metoda/

Teknik Tujuan

Waktu Penyelesaian

/ Durasi

Output Indikator Pelaksana Pihak terlibat

3 Kampanye/ penyuluhan sosial - Pertemuan - Penyebaran melalui booklet. leaflet, dll - Kampanye sosial - Penyuluhan melalui pertemuan - Penyuluhan melalui media - Mensosialisasikan program Kampung Peduli - Meningkatkan pemahaman dan menggugah kesadaran masyarakat - Membangun komitmen masyarakat l. - Memperoleh dukungan masyarakat

- 12 Bulan - Daftar peserta sosialisasi - Laporan - Peryataan kesanggupan - Masyarakat memperoleh informasi tentang permasalahan penyandang disabilitas intelektual - Masyarakat memperoleh informasi tentang program Kampung Peduli - Masyarakat memberikan

dukungan bagi pelaksanaan Program Kampung Peduli

- Penyuluh

sosial - Kab/ kota Dinas Sosial - Desa/ kelurahan - Tokoh masyarakat - Masyarakat 4 Identifikasi dan Penentuan Partisipan - Identifikasi pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan Program - Penentuan peran partisipan - Diskusi - Musyawarah - Menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam kegiatan.

- Menentukan peran yang diharapkan dari pihak-pihak yang akan terlibat dalam kegiatan - 1 hari - 1 kali pertemuan - Daftar hadir - Catatan pertemuan - Daftar nama dan

peran partisipan

- Pihak-pihak dan perannya dalam pelaksanaan Program Kampung Peduli teridentifikasi dan dapat ditetapkan Tim BBRSBG - Aparat Desa/ kelurahan - Tokoh masyarakat - Masyarakat

(39)

39

No Tahapan

Kegiatan Detil Kegiatan

Metoda/

Teknik Tujuan

Waktu Penyelesaian

/ Durasi

Output Indikator Pelaksana Pihak terlibat

5 Pembentukan Kelembagaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) - Membentuk

KSM - - Diskusi Musyawarah - partisipasi masyarakat Menyediakan media

- Menentukan pihak/

lembaga yang menjadi penanggung jawab dan pelaksana rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat

- Mengorganisasikan

kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual berbasis komunitas - 1 bulan - 4 kali pertemuan - Daftar hadir - Catatan pertemuan - Berita Acara Musyawarah/ Rembug warga - Surat Penetapan KSM - KSM sebagai wadah partisipasi masyarakat terbentuk. - KSM ditetapkan sebagai pelaksana Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Berbasis Komunitas melalui Kampung Peduli Tim

BBRSBG - Aparat Desa/ kelurahan

- Tokoh masyarakat - Masyarakat 6 Pengembangan Kelembagaan KSM - Kajian dan perencanaan partisipatif - FGD - Mengetahui permasalahan, kebutuhan, potensi, sumberdaya dan peluang yang tersedia

- Menentukan prioritas

masalah/kebutuhan dan rencana tindakan yang efektif untuk mengembangkan KSM untuk menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat. - 15 hari - 4 kali pertemuan - Daftar hadir - Catatan pertemuan - Berita Acara Rembug Warga - Masalah, kebutuhan,

sumberdaya, peluang dan aktivitas yang dapat mendukung pengembangan teridentifikasi.

- Prioritas

masalah/kebutuhan dan rencana tindakan yang efektif untuk mengembangkan kapasitas KSM dalam menyelenggarakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dapat ditentukan.

- Tim BBRSBG - Pengurus KSM - Pendamping - Aparat Desa/ kelurahan - Tokoh masyarakat - Masyarakat

(40)

40

No Tahapan

Kegiatan Detil Kegiatan

Metoda/

Teknik Tujuan

Waktu Penyelesaian

/ Durasi

Output Indikator Pelaksana Pihak terlibat

- Pelatihan

Pengurus KSM dan Pendamping

- Bimbingan

teknik - Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola kelembagaan KSM

- Meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan teknik dalam melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di masyarakat.

- Menumbuhkembangkan motivasi pengurus dan pendamping untuk mengembangkan kelembagaan KSM dan melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual di masyarakat - 3 hari - 30 Jamlat - Daftar hadir - Sertifikat pelatihan - Laporan - Pengurus KSM dan pendamping memperoleh pelatihan/ bimbingan teknik pengelolaan KSM dan rehabilitasi sosial - Pengurus KSM dan pendamping memiliki kesiapan pengetahuan dan keterampilan mengelola KSM dan melaksanakan rehabilitasi sosial berbasis komunitas Tim BBRSBG - Dinas Sosial - Aparat Desa/ kelurahan - Tokoh masyarakat - Narasumber - Pengurus KSM - Pendamping

(41)

41

No Tahapan

Kegiatan Detil Kegiatan

Metoda/

Teknik Tujuan

Waktu Penyelesaian

/ Durasi

Output Indikator Pelaksana Pihak terlibat

Pendampingan Sosial: - Pendampingan pengembangan kelembagaan - Pendampingan teknik rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual - Diskusi - Bimbingan teknik - Penjelasan - Demonstrasi - Supervisi - Meningkatkan keterampilan mengelola KSM. - Meningkatkan keterampilan pendamping dalam membimbing penyandang disabilitas intelektual dan mendampingi keluarga - Mengarahkan pengurus KSM dan pendamping dalam mengelola organisasi dan melaksanakan rehabilitasi sosial berbasis komunitas - Memberikan pengalaman baru bagi pengurus KSM dan pendamping - 8 Bulan - 16 kali pertemuan - Daftar hadir - Catatan pendampingan - Laporan evaluasi perkembangan - Pengurus KSM dan kader pendamping memperoleh

pendampingan dari Tim pendamping BBRSBG Kartini dan institusi terkait. - Pengurus KSM dan kader pendamping mampu melaksanakan kegiatan pengembangan KSM dan menerapkan kegiatan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas intelektual dalam masyarakat. - Tim

BBRSBG - Dinas Sosial - Aparat Desa/ kelurahan - Tokoh masyarakat - Pengurus KSM - Pendamping Fasilitasi kelembagaan KSM - Bahan dan peralatan bimbingan. - Bahan dan perlengkapan operasional KSM - Bantuan

langsung - Memenuhi kebutuhan bahan dan perlengkapan untuk operasional KSM dalam melaksanakan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental sebelum mencapai keswadayaan - - Daftar barang/ bantuan - Berita Acara Penyerahan Barang

- Tersedia bahan dan perlengkapan untuk operasional KSM. - Tersedia bahan dan

peralatan bimbingan dalam rangka pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental - Tim

BBRSBG - Dinas Sosial - Unit Usaha - Orsos - Masyarakat

(42)

42

No Tahapan

Kegiatan Detil Kegiatan

Metoda/

Teknik Tujuan

Waktu Penyelesaian

/ Durasi

Output Indikator Pelaksana Pihak terlibat

7 Pengembang an kemitraan dan jejaring - Identifikasi potensi kemitraan. - Fasilitasi penjalinan kemitraan. - Tindaklanjut kemitraan - Kolaborasi - Sharing

- Memperoleh dukungan dan

fasilitasi untuk meningkatkan sarana prasarana,

pendanaan,penyediaan bahan, peralatan, pemasaran hasil produk penyandang disabilitas intelektual, pengembangan program, peningkatan SDM dan lain-lain - 3 bulan - 6 kali pertemuan - Daftar institusi - Hasil kesepakatan (MoU) - Laporan

- Unit usaha, organisasi

sosial, masyarakat, dan pihak-pihak lain dapat menjadi mitra kerja yang mendukung penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas berbasis komunitas - Tim BBRSBG - Pengurus KSM - Pendamping - Dinas Sosial - Unit Usaha - Swasta - Orsos - Masyarakat 8 Implementasi Kegiatan Rehabilitasi Sosial - Bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan di sentra kegiatan KSM. - Pendampingan orang tua. - Bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan di lingkungan keluarga. - Pelatihan - Bimbingan - Pendampingan - Meningkatkan kemampuan

fisik, mental, sosial dan keterampilan penyandang disabilitas dalam rangka mencapai kemandirian.

- Meningkatkan kemampuan

orang tua dalam mewujudkan lingkungan yang promotif bagi

pengembangan kemandirian penyandang disabilitas intelektual di dalam keluarga

- Supervisi BBRSBG 16 kali pertemuan/ tahun - Pelaksanaan rehabilitasi berkesinam-bungan (tidak terbatas) - Daftar hadir supervisi - Jadwal Kegiatan Rehabilitasi - Daftar penerima manfaat - Presensi kehadiran dalam bimbingan - Catatan kegiatan - Evaluasi perkembangan - Penyandang disabilitas intelektual memperoleh bimbingan mengembangkan kemampuan fisik, mental, sosial, keterampilan dan kewirausahaan dari para pendamping.

- Orang tua/ keluarga

memperoleh

pendampingan dalam membimbing dan

mendampingi penyandang disabilitas intelektual untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan usaha ekonomi produktif di lingkungan keluarga. - Pengurus KSM - Pendamping - BBRSBG - Dinas Sosial - Unit Usaha - Orsos - Keluarga - Penyandang disabilitas - Masyarakat

(43)

43

No Tahapan

Kegiatan Detil Kegiatan

Metoda/

Teknik Tujuan

Waktu Penyelesaian

/ Durasi

Output Indikator Pelaksana Pihak terlibat

9 Perluasan gerakan/ jangkauan - Pengembang an pelayanan - Peluasan sasaran pelayanan - peluasan jangkauan wilayah geografis Kolaborasi dengan berbagai pihak - Dapat memberikan pelayanan kepada PMKS lain dan masyarakat - Memperoleh dukungan

dari berbagai pihak - Eksistensi KSM akan

semakin kuat

- Tidak

terbatas - perkembangan Laporan

- Jangkauan dan pelayanan KSM semakin luas - KSM Swadaya dan berkelanjutan - Pengurus KSM - Pendamping - BBRSBG - Dinas Sosial - Unit Usaha - Orsos - Masyarakat

(44)

44 Lampiran 3

TIME SCHEDULE PELAKSANAAN PROGRAM KAMPUNG PEDULI

N

o Tahapan Kegiatan

BULAN

Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 1

Penjajagan, Verifikasi Data dan Penetapan Lokasi 2

Penjalinan Kerjasama dan Koordinasi dengan Intansi Terkait 3

Kampanye/ penyuluhan sosial 4

Identifikasi dan Penentuan Partisipan 5

Pembentukan Kelembagaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) 6

Pengembangan Kelembagaan KSM - Kajian dan perencanaan partisipatif - Pelatihan Pengurus KSM dan Pendamping - Pendampingan Sosial

- Fasilitasi KSM 7

Pengembangan kemitraan dan jejaring 8

Implementasi Kegiatan Rehabilitasi Sosial 9

(45)

45 Lampiran 4

CATATAN HASIL KEGIATAN SOSIALISASI/ PENYULUHAN SOSIAL

No Hari/Tgl / Jam Lokasi Bentuk Kegiatan Materi dan Uraian Kegiatan Sasaran (Penerima Informasi) Hasil yang dicapai ………., ... Petugas, ...

(46)

46 Lampiran 5

IDENTIFIKASI PARTISIPAN PROGRAM KAMPUNG PEDULI

No Nama/ Institusi Peran / dukungan yang diharapkan

………., ... Petugas,

(47)

47 Lampiran 6

CATATAN FGD

HASIL KAJIAN PARTISIPATIF

No Masalah/

Kebutuhan Cara Mengatasi

Sumber yang

mendukung Hambatan

………., ... Petugas,

Referensi

Dokumen terkait

Dasar pertimbangan hakim dalam pemberian dispensasi perkawinan bagi pihak mempelai yang belum mencukupi batas umur perkawinan adalah karena pertimbangan kemaslahatan, yakni

Menurut Maulana (2011) setelah bibit dipisahkan dari tanaman induknya, daun pertama mendapatkan energi untuk pertumbuhannya berasal dari cadangan makanan pada banir

Beban gaji sebesar Rp. 16.760.000.000,- tidak dikapitalisasi sebagai aktiva sumber daya manusia karena beban gaji tidak memiliki manfaat dimasa yang akan datang. Untuk itu gaji

Peningkatan hasil perkebunan dan pertanian, mendorong pemerintah Hindia Belanda menambah transportasi darat yang dapat menembus ke wilayah-wilayah pedalaman Jawa

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik responden, yaitu: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan, menganalisis pengaruh faktor

Fungsi hash kriptografi adalah suatu prosedur yang mengambil sebuah blok data dan mengembalikan sebuah bit string yang unkurannya tetap, pengubahan data akan

[r]

dapat meningkatkan pembelajaran bilangan pecahan siswa kelas VI SD Negeri 2 Brecong tahun yaitu (1) guru memberikan tugas kepada siswa untuk