• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN

SIMULASI OPTISYSTEM

Dian Ratna Kumala

Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom [email protected]

Abstrak

Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai media transmisinya. Pada penelitian ini dilakukan perancangan implementasi jaringan FTTH di Perumahan Legok Indah yang tata letak wilayahnya didesain menggunakan Google Earth dan AutoCAD kemudian dilakukan perancangan jaringan FTTH menggunakan OptiSystem. Parameter yang dijadikan tolak ukur kualitas jaringan FTTH pada penelitian ini adalah optical power dan BER di penerima. Nilai optical power di penerima minimal - 28 dbm sedangkan BER maksimal 10-9.

Kata Kunci : FTTH, Google Earth, AutoCAD, OptiSystem, Optical Power, BER Abstract

Fiber to the Home (FTTH) is an optical format from center providers (providers) to the user area by using optical fiber as the transmission medium. In this research, design implementation FTTH network in Legok Indah designed by Google Earth and AutoCAD then performed using the FTTH network design OptiSystem. Parameters are used as a benchmark of quality FTTH networks in this study is the Optical Power and BER at the receiver. The value of optical power in a minimum of -28 dbm receiver while the maximum BER 10-9.

Keywords : : FTTH, Google Earth, AutoCAD, OptiSystem, Optical Power, BER 1. Pendahuluan

Saat ini kebutuhan layanan pertukaran informasi kian meningkat, sehingga dibutuhkan teknologi yang dapat melayani kebutuhan tersebut. Perkembangan teknologi yang ada saat ini semakin pesat sehingga kebutuhan layanan pertukaran informasi dapat terpenuhi dengan kecapatan yang tinggi. Salah satunya adalah teknologi fiber optic. Kecepatan transmisi data yang dianggap unggul dibanding media transmisi yang lainnya, menjadikan fiber optic sebagai media transmisi utama pilihan pengguna yang kebutuhan kecapatan trafik yang tinggi.

Fiber To The Home (FTTH) adalah instalasi fiber optik di dalam jaringan rumah ke rumah. FTTH ini dipilih di perumahan Legok Indah agar dapat meningkatkan jaringan yang belum maksimal. Perancangan FTTH ini dibuat berdasarkan hasil survei jumlah rumah dan tiang-tiang yang sudah tersedia serta tiang baru yang harus dibuat dari wilayah perumahan Legok Indah. Desain dari FTTH dibuat menggunakan Google Earth dengan menentukan letak ODC serta jumlah ODP di perumahan Legok Indah, Tangerang. Setelah dibuat desain pada Google Earth kemudian dibuat desain menggunakan AutoCAD sesuai jumlah rumah yang sudah ditentukan.

Sehingga menimbulkan hasil desain FTTH yang diharapkan memiliki kualitas layanan yang baik dilihat dari parameter optical power dan BER.

2. Dasar Teori

2.1 Passive Optical Network (PON)

Passive Optical Network (PON) adalah bentuk khusus dari FTTH yang mengandung perangkat optik pasif dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel optik itu sendiri. Dengan passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi, dengan kualitas informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering (Wijaya, 2012).

(2)

Gambar 2.1 Konfigurasi PON 2.2 Local Exchange (LE)

Local Exchange adalah bagian sentral dimana tempat ini adalah pusat dari semua koneksi yang mengontrol jaringan telephone maupun speedy. Fungsifungsi sentral adalah untuk pengamat dan pengontrol local coop, pengamat dan pengontrol trunk network, pengamat dan pengontrol OAM (Operation Administration and Maintenance) secara remote, Pengaturan, pembentukan, dan pembubaran transfer komunikasi, dan pusat pengaturan sentral.

2.3 Optical Line Terminal (OLT)

Optical Line Terminal (OLT) atau biasa disebut juga dengan Optical Line Termination adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik akhir (end-point) dari layanan jaringan optik pasif. Perangkat ini mempunyai dua fungsi utama, antara

lain:

1. Melakukan konversi antara sinyal listrik yang digunakan oleh penyedia layanan dan sinyal optik yang digunakan oleh jaringan optik pasif.

2. Mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung jaringan, atau biasa disebut dengan Optical Network Terminal (ONT) atau Optical Network Unit (ONU).

Gambar 2.2. Letak OLT pada Sistem 2.4 Optical Network Unit (ONU)

Optical Network Unit (ONU) adalah perangkat yang mengubah sinyal optic ke elektronik di tempat pelanggan untuk menyediakan layanan telekomunikasi melalui jaringan serat optik. ONU menyediakan interface antara jaringan pelanggan untuk layanan data, suara dan video dengan PON. Fungsi utama ONU adalah menerima trafik dalam format optik dan mengkonversinya ke bentuk yang diinginkan oleh pelanggan (Ethernet, IP multicast, POTS, T1,dll).

2.5 Optical Distribution Cabinet (ODC)/ Rumah Kabel

Optical Distribution Cabinet (ODC) adalah suatu ruang yang berbentuk kotak atau kubah (dome) yang terbuat dari material khusus yang berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optic single-mode, yang dapat berisi connector, splicing,maupun splitter dan dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu. ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLTsampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.

(3)

2. 6 Splitter

Splitter adalah Optical Fiber Coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyalsinyal kombinasi dalam satu path. Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik.

2.7 Splicer

Alat sambung serat optik dikenal dengan sebutan fusion spliceryaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat optik yang berbasis kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah diubah menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi memanasi

2.8 Konektor

Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang terhubung langsung pada perangkat. Konektor pada fiber optik terbuat dari material yang sederhana seperti plastic, karet, dan kaca sehingga lebih praktis.

2.9 BER

Bit error rate merupakan laju kesalahan bit yang terjadi dalam mentransmisikan sinyal digital.

Sensitivitas merupakan daya optik minimum dari sinyal yang datang pada bit error rate yang dibutuhkan.

Kebutuhan akan BER berbeda-beda pada setiap aplikasi, sebagai contoh pada aplikasi komunikasi membutuhkan BER bernilai 10-10atau lebih baik, pada beberapa komunikasi data membutuhkan BER bernilai sama atau lebih baik dari 10-12. BER untuk sistem komunikasi optik sebesar 10-9 .

3. Perancangan dan Simulasi Sistem 3.1 Desain menggunakan Google Earth

Gambar 3.1Distribusi 1

Gambar 3.3 Distribusi 3

Gambar 3.2 Distribusi 2

(4)

3.2 Desain Menggunakan AutoCAD

Gambar 3.4 Alokasi Distribusi 1

Gambar 3.5 Alokasi Distribusi 2

Gambar 3.6 Alokasi Distribusi 3

(5)

3.3 Simulasi dengan Optical System

Gambar 3.3.1 Konfigurasi OptiSystem

Gambar diatas merupakan konfigurasi yang digunakan untuk distribusi 1 ODP 19. Untuk ODP lainnya pada distribusi 1, memiliki konfigurasi yang sama namun penggunaan splitter dan panjang optical fiber menyesuaikan jumlah rumah dan jaraknya. Begitu pula untuk konfigurasi distribusi 2 dan 3.

Penggunaan Optical Power Meter (OPM) ditujukan untuk pengukuran loss daya yang terjadi sedangkan BER Analyzer digunakan untuk mengetahui BER di penerima.

4. Pengujian dan Analisis Hasil Simulasi

Setelah dihitung jarak masing-masing rumah pada setiap ODP, maka didapatlah hasil perhitungan loss pada setiap distribusi.

4.1 Hasil Simulasi Distribusi 1

ODP Jumlah Rumah Rata-rata Loss

(dBm)

1 8 22,872

2 8 22,885

3 8 22,896

4 8 22,917

5 8 22,932

6 8 22,945

7 8 22,951

8 8 22,970

9 8 22,978

10 8 22,988

11 8 23,004

12 8 23,009

13 8 23,014

14 8 23,023

15 8 23,028

16 8 23,033

17 8 23,039

18 8 23,049

19 6 23,052

(6)

4.2 Hasil Simulasi Distribusi 2

ODP Jumlah Rumah Rata-rata Loss

(dBm)

1 8 22,875

2 8 22,892

3 7 22,899

4 3 22,926

5 6 22,939

6 3 22,948

7 5 22,955

8 8 22,963

9 7 22,972

10 4 22,981

11 6 22,987

12 6 22,994

13 8 23,004

14 7 23,006

15 6 23,014

16 4 23,027

4.3 Hasil Simulasi Distribusi 3

ODP Jumlah Rumah Rata-rata Loss

(dBm)

1 8 22,883

2 8 22,891

3 7 22,897

4 6 22,904

5 5 22,908

6 7 22,912

7 8 22,917

8 8 22,920

9 6 22,927

10 8 22,932

11 8 22,938

12 6 22,944

13 6 22,950

14 7 22,954

15 8 22,960

16 6 22,962

17 7 22,981

18 5 22,990

19 7 23,001

20 4 23,007

21 8 23,001

(7)

4.4 Analisis Optical Power di Penerima Total Toreransi Loss Deployment FTTH Max 28 dB :

Berdasarkan nilai optical power di penerima yang ditampilkan oleh optical power meter pada saat simulasi menggunakan OptiSystem, perancangan FTTH terebut dapat dikatakan baik karena memiliki nilai loss yang kurang dari 28 dBm.

4.5 Analisis BER, Eye Diagram

Berdasarkan eye diagram yang ditampilkan oleh BER Analyzer pada simulasi menggunakan OptiSystem,nilai BER yang ditunjukan yaitu 3,9 x 10-6. Nilai BER tersebut terlalu besar karena lebih dari niai BER maksimal, yaitu 10-

9.Sehingga dapat dikatakan bahwa perancangan jaringan tersebut kurang maksimal karena kemungkinan terjadi error

transmisi yang besar.

(8)

5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan nilai rata -rata loss di penerima yang ditampilkan oleh optical power meter pada saat simulasi menggunakan OptiSystem, perancangan FTTH terebut dapat dikatakan baik karena memiliki nilai loss yang kurang dari 28 dBm.

2. Berdasarkan nilai BER di penerima yang ditampilkan oleh BER Analyzer pada saat simulasi menggunakan OptiSysem, perancangan FTTH tersebut dikatakan kurang baik karena nilai BER yang terlalu besar yaitu lebih dari 10-9.

5.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperoleh nilai BER yang lebih baik dengan melakukan analisis-analisis yang lebih mendalam.

2. Penelitian selanjutnya dapat dicoba menggunakan teknologi GPON.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ilwin Hendrajaya, Prammita Sari, “Implementasi Fiber To The Home (FTTH) di Perumahan Legok Indah Menggunakan Simulasi Optical System”, Bandung,2014.

[2] Manggolo, Inu , Marza Ihsan Marzuki, dan Mudrik Alaydrus . “Optimalisasi Perencanaan Jaringan Akses Serat .” Jakarta, 2010.

Gambar

Gambar 2.1 Konfigurasi PON  2.2    Local Exchange (LE)
Gambar 3.1Distribusi 1
Gambar 3.5 Alokasi Distribusi 2
Gambar 3.3.1  Konfigurasi OptiSystem

Referensi

Dokumen terkait

Simulasi rancang bangun jaringan feeder untuk Fiber To The Home (FTTH) yaitu dengan penentuan perangkat berupa spesifikasi perangkat dan tataletak jaringan feeder

Muhamad Ramadhan M S, “ Perancangan Jaringan Akses Fiber The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di Perumahan Setraduta Bandung”,

Rancangan desain fisik FTTH Perumahan Sarijadi menggunakan OptiSystem yang telah disusun berdasarkan desain jaringan yang telah dibuat di worksheet AutoCad dan

Pada Proyek Akhir ini dilakukan perancangan Fiber To The Home (FTTH) pada Perumahan Panorama Indah, diharapkan mendapatkan perhitungan dan penentuan jaringan yang

Perancangan Jaringan Akses FTTH pada pengerjaan Proyek Akhir ini adalah dengan menggunakan teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) untuk memenuhi

Pada penelitian ini akan dianalisis performansi terhadap teknologi jaringan FTTH pada STO Gegerkalong ke Perumahan Cipaku Indah dengan parameter uji berupa nilai Link

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) HUAWEI DENGAN FIBER.. TERMINATION MANAGEMENT (FTM) UNTUK PERUMAHAN PESONA

Pada tugas akhir ini akan dianalisis performansi terhadap teknologi jaringan FTTH pada STO Gegerkalong ke Perumahan Cipaku Indah dengan parameter uji berupa nilai Link Power