• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

369

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN MEDIA MANIPULATIF DALAM

PEMBELAJARAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IXE SMP NEGERI 1 SANGGAU

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau [email protected]

Abstrak: Model pembelajaran kooperative STAD telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Sanggau pada materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi lengkung. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan dengan langkah- langkah STAD adalah sebagai berikut: 1) membentuk kelompok yang beranggo- takan 4 - 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya), 2) guru menyajikan materi, 3) guru memberikan tugas kepada kelompok. Anggota yang sudah mengerti diminta untuk menjelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti, 4) guru memberikan kuis/per- tanyaan kepada seluruh siswa secara individu, 5) guru mengoreksi hasil kuis, 6) guru mengumumkan hasil kuis dan pemenangnya, dan 7) kesimpulan. Materi yang disampaikan pada kegiatan pembelajaran tersebut adalah Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dengan menggunakan alat peraga berupa model-model bangun ruang sisi lengkung antara lain tabung, kerucut, dan cukup menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran secara aktif.

Kata kunci: Kooperative STAD, media manipulative, Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung.

Tuntutan pendidikan di era globa- lisasi saat ini, yang sangat penting salah satunya adalah peningkatan kualitas pem- belajaran. Salah satu upaya untuk mening- katkan kualitas pembelajaran adalah de- ngan peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam pro- ses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa untuk dapat belajar secara efektif dan efesien.

Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran di kelas dan informasi dari beberapa guru SMP Negeri 1 Sanggau bahwa masih ada sebagian siswa SMP Negeri 1 Sanggau yang mengalami kesu- litan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa tersebut ada yang hanya diam saja, main sendiri dan kadang melamun.

Kenyataan yang terjadi saat ini, masih ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh siswanya sendiri pada saat proses pembelajaran. Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru be- lum berhasil untuk memecahkan masalah tersebut, hal tersebut berakibat pada rendahnya hasil belajar, karena masih terdapat 42% siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.

Berdasarkan hasil diskusi antara guru mata pelajaran, bahwa pada umum- nya dalam belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menye- nangkan. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan DEPDIKNAS, yakni; Secara garis besar dalam PAKEM menggambar- kan kondisi-kondisi sebagai berikut:

(2)

a. Peserta didik terlibat dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan ke- trampilan, kemampuan, dan pemaha- mannya dengan menekankan pada belajar dengan berbuat (learning by doing).

b. Guru menggunakan berbagai stimulus dan alat peraga, termasuk lingkungan sebagai sumber belajar agar pembela- jaran lebih menarik, menyenangkan dan relevan bagi peserta didik.

c. Guru menggunakan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, ter- masuk belajar kelompok.

d. Guru mendorong peserta didik untuk menentukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah, mengung- kapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkungan sekolahnya sendiri.

Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu model pembelajaran tertentu yang dapat mening- katkan ketertarikan siswa pada materi pe- lajaran. Maka dipilihlah penerapan model pembelajaran kooperative STAD pada materi luas permukaan bangun ruang sisi lengkung di kelas IXE SMPN 1 sanggau.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sanggau dengan materi menentukan Luas Permuka- an Bangun Ruang Sisi Lengkung kelas IX.

Materi tersebut diambil karena dalam menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung, sering kali guru hanya memberikan rumus jadi seperti yang ada pada buku teks tanpa mengetahui proses mendapatkan rumus tersebut. Hal ini dapat menyebabkan matinya kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika yang akan menyulitkan siswa ketika harus menghadapi soal yang berbeda. Untuk itu kreatifitas guru dalam menentukan media dan model pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran menjadi bermakna

bagi siswa sehingga akan terjadi kontruksi pengetahuan secara baik.

Model pembelajaran yang diterap- kan pada model pembelajaran cooperative tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Menurut Slavin (1995, dalam Subanji, 2013) langkah-langkah STAD adalah sebagai berikut: 1) membentuk ke- lompok yang beranggotakan 4 - 5 orang secara heterogen (campuran menurut pres- tasi, jenis kelamin, suku, dan sebagainya), 2) guru menyajikan materi, 3) guru mem- berikan tugas kepada kelompok. Anggota yang sudah mengerti diminta untuk men- jelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti, 4) guru membe- rikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa secara individu, 5) guru mengoreksi hasil kuis, 6) guru mengumumkan hasil kuis dan pemenangnya, dan 7) kesimpulan.

Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran coope- rative, peranan guru adalah mendorong dan atau mengkondisikan kelas sedemikian hingga siswa bekerjasama dalam suatu tugas bersama, dan mereka harus mengko- ordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas bersamanya (Subanji, 2013). Penera- pan model pembelajaran cooperative STAD dalam pembelajaran Luas Permu- kaan Bangun Ruang sisi lengkung. Guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator dan berupaya mendampingi siswa agar tetap menggunakan kelompok dalam be- lajar. Dengan berkelompok siswa juga terbantu oleh teman dalam satu kelompok jika memerlukan bantuan dalam belajar (Edy Syarifudin dan Sugiyarni, 2011).

Dengan demikian komunikasi siswa dalam kelompok dan bahasa siswa yang sebaya pada umumnya lebih mudah diterima oleh temannya. Dalam pembelajaran matema- tika sangat penting dengan menggunakan alat peraga untuk mengembangkan pema- haman siswa. Benda-benda fisik atau ma- nipulative untuk memodelkan konsep-

(3)

konsep matematika merupakan alat-alat yang penting untuk membantu siswa bela- jar matematika (Subanji, 2013). Model pembelajaran cooperative STAD dan media manipulative membuat siswa antu- sias dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran coope- rative STAD memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang memahami materi terbantu oleh temannya yang telah memahami materi. .

METODE

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IXE SMP N 1 Sanggau yang berjumlah 30 anak. Adapun latar belakang kelas ini dipilih sebagai subjek pembe- lajaran adalah:

1. Peneliti adalah guru matematika kelas IXE SMP N 1 Sanggau, sehingga mudah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran

2. Berdasarkan teori, bahwa melalui penerapan Model pembelajaran cooperative STAD dan penggunaan media manipulative dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di kelas IXE SMPN 1 Sanggau.

Sesuai dengan Standar Proses (dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007), salah satu tugas guru dalam menyusun perencanaan proses pembelajaran adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembe- lajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP tersebut, guru memilih dan memodifikasi metode pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa serta karakteristik siswa dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. Sebagai salah satu pilihan,

yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif adalah dengan STAD.

Langkah-langkah Pelaksanaan Penera- pan Model Pembelajaran Kooperative STAD Dan Media Manipulative Pembe- lajaran

1. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok.

Sebelum menyajikan pembela- jaran guru harus mempersiapkan lem- bar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelom- pok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :

a. Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah). Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pemba- gian itu harus diseimbangkan se- hingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.

b. Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.

2. Penyajian Materi Pelajaran a. Pendahuluan

Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam ke- lompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang kon- sep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresen- tasikan oleh guru dengan menggu- nakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya.

b. Pengembangan.

Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari

(4)

siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan- peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.

c. Praktek terkendali

Praktek terkendali dilakukan da- lam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa menjawab soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesai- kan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas ja- ngan menyita waktu lama.

3. Kegiatan kelompok

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa.

Isi dari LKS selain materi pela- jaran juga digunakan untuk mela- tih kooperatif. Guru memberi ban- tuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan ke- lompok ini, para siswa bersama- sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawa- ban, atau memperbaiki miskonsep- si. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memaha- mi materi pelajaran.

4. Evaluasi

Dilakukan selama 10 - 15 menit secara mandiri untuk me- nunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan pre- sentasi guru dan kegiatan kelom- pok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes,

siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi diguna- kan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan seba- gai nilai perkembangan kelompok.

5. Penghargaan kelompok

Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan mem- berikan kontribusi terhadap pe- ningkatan skor rata-rata kelompok.

Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam ting- katan penghargaan seperti kelom- pok baik, hebat dan super.

6. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok

Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.

PEMBAHASAN

Dengan materi menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi leng- kung di kelas IXE. Kegiatan diawali de- ngan guru menyampaikan tujuan pembe- lajaran yaitu menentukan rumus luas permukaan bangun ruang sisi lengkung.

Pada awal pembelajaran, siswa sudah mulai tertarik karena guru membawa banyak media (alat peraga) berupa model- model bangun ruang sisi lengkung. Media yang dibawa berupa model tabung, kerucut dan bola dengan berbagai ukuran. Selan- jutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada beberapa siswa mengenai nama-nama dari model bangun ruang dan unsur-unsurnya.

(5)

369 Gambar 1. Peraga Bangun Ruang Sisi

Lengkung

Pada kegiatan inti, dimulai dengan menentukan rumus luas permukaan tabung dengan menggunakan jaring-jaring tabung.

Guru menunjukkan gambar proses menda- patkan jaring-jaring tabung seperti berikut di papan tulis.

Gambar 2. Jaring-jaring Tabung

Selanjutnya secara berkelompok siswa menemukan luas permukaan tabung seperti berikut.

Gambar 3. Luas Permukaan Tabung

Berdasarkan gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa, seperti berikut - Bangun datar apakah yang memben-

tuk alas dan tutup tabung? Dan sebut- kan rumus luas daerahnya!

- Bangun datar apakah yang memben- tuk selimut tabung? Dan sebutkan rumus luas daerahnya!

Selanjutnya siswa menemukan rumus luas tabung dengan media manipu- lative yang digunakan adalah jaring-jaring

tabung yang dibuat oleh siswa pada perte- muan sebelumnya, dengan proses seperti berikut:

Gambar 4. Hasil Kerja Siswa

Luas Selimut Tabung = Luas prsg.pjg

= p x l

= 2πr x t

= 2πrt Luas Permukaan Tabung =

Luas Alas + Luas Tutup + Luas Bidang Tegak = πr2 + πr2 + 2πrt

= 2πr2 + 2πrt

= 2πr (r + t)

Luas Permukaan Tabung Tanpa Tutup

= Luas Alas + Luas Bidang Tegak

= πr2 + 2πrt

= πr (r + 2t)

Setelah siswa menemukan rumus- rumus luas pada tabung, selanjutnya ma- sing-masing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada kertas karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mem- persentasikan hasilnya dan guru membe- rikan reward kepada masing-masing ke- lompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu

Pada kegiatan akhir, guru mem- berikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk me- nentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik.

Alas Bidang tegak (selimut tabung)

Tutup

(6)

Dalam menentukan rumus luas permukaan kerucut, siswa diberikan gambar sebagai berikut :

Gambar 5. Peraga Bangun Kerucut

Gambar 6. Bangun Kerucut

Gambar 7. Luas Permukaan Kerucut

Berdasarkan gambar tersebut, guru bertanya kepada siswa, seperti berikut - Bangun datar apakah yang mem-

bentuk alas kerucut? Dan sebutkan rumus luas daerahnya!

- Apakah yang membentuk selimut kerucut? Dan sebutkan rumus luas daerahnya!

Selanjutnya siswa menemukan rumus luas permukaan kerucut dengan media manipulative yang digunakan adalah jaring-jaring kerucut yang dibuat oleh siswa pada pertemuan sebelumnya, dengan proses seperti berikut:

Gambar 8. Hasil Kerja Siswa

Luas Juring AOB

= x Luas

lingkaran besar

Luas Selimut Kerucut = x πs2

= x πs2

= πrs

Luas Permukaan Kerucut

= Luas alas + Luas Selimut

= πr2 + πrs

= πr (r + s)

Setelah siswa menemukan rumus- rumus luas pada kerucut, selanjutnya masing-masing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada kertas karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mem- persentasikan hasilnya dan guru membe- rikan reward kepada masing-masing ke- lompok yang telah mempersentasikan hasil kerjanya dengan baik. Guru memberikan penguatan. Selanjutnya guru dan siswa membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu

Pada kegiatan akhir, guru membe- rikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk me- nentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik.

(7)

Dalam menetukan rumus luas permukaan bola, siswa diberikan gambar sebagai berikut:

Gambar 9. Luas Permukaan Bola

Gambar 10. Peraga Luas Permukaan Bola

Berdasarkan gambar tersebut, guru menjelaskan kepada siswa, untuk mene- mukan rumus luas permukaan bola bisa menggunakan benang yang dililitkan pada setengah permukaan bola kasti, atau bisa menggunakan kulit buah jeruk. Selanjut- nya siswa menemukan rumus luas pada bola dengan media manipulative yang digunakan adalah bola kasti yang dililit benang dan buah jeruk, dengan langkah- langkah seperti berikut:

- Setengah dari bola kasti dililit dengan benang, selanjutnya benang dilepas dan diletakkan pada persegi panjang dengan ukuran panjangnya sama dengan keliling bola dan lebarnya sama dengan jari-jari bola. Sehingga untuk menemukan luas setengah permukaan bola bisa menggunakan pendekatan luas persegi panjang.

Seperti berikut:

Gambar 10. Peraga Luas Permukaan Bola

Gambar 11. Hasil Pekerjaan Siswa

Gambar 12. Luas Permukaan Setengah Bola Luas setengah permukaan bola = p x l

= 2πr x r

= 2πr2

Luas permukaan bola

= 2 x Luas setengah permukaan bola

= 2 x 2πr2

= 4πr2

- Dari sebuah jeruk, diukur keliling dan jari-jari jeruk, kulit jeruk dikupas.

- Dibuat lingkaran dengan jari-jari sama dengan jari-jari jeruk, selanjutnya kulit jeruk ditempelkan pada lingka- ran tersebut sampai habis, dan ter- nyata kulit jeruk dapat ditempel pada 4 buah lingkaran yang sama. Sehingga siswa dapat menemukan luas permu- kaan bola dengan pendekatan luas lingkaran seperti berikut:

p = 2πr

l = r

(8)

Luas permukaan bola

= Luas satu buah kulit jeruk

= 4 x luas lingkaran

= 4 x πr2

= 4πr2

Gambar 13. Hasil Pekerjaan Siswa

Setelah siswa menemukan rumus- rumus luas pada bola, selanjutnya masing- masing kelompok mendeskripsikan hasil kerjanya pada karton. Setelah berdiskusi masing-masing kelompok mempersenta- sikan hasilnya dan guru memberikan reward kepada masing-masing kelompok yang telah mempersentasikan hasil ker-

janya dengan baik. Guru memberikan pe- nguatan. Selanjutnya guru dan siswa mem- buat kesimpulan pembelajaran pada hari itu.

Pada kegiatan akhir, guru membe- rikan kuis secara individu. Nilai tersebut diakumulasi dalam kelompok untuk me- nentukan mana kelompok terbaik untuk mendapatkan reward kelompok terbaik.

HASIL

Dalam Penerapan Model Pembe- lajaran Kooperative STAD dan Media Ma- nipulative Dalam Pembelajaran Luas Per- mukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IXE SMP Negeri 1 Sanggau, peni- laian dilakukan dengan menggunakan tes.

Dimana setelah melaksanakan pembela- jaran mata pelajaran materi Luas permu- kaan Bangun Ruang Sisi lengkung dipe- roleh peningkatan belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil evaluasi siswa yang diperoleh siswa seperti pada tabel berikut:

Tabel 1. Nilai pre test:

Rata-rata Nilai yang diperoleh 35,83

Ketuntasan 16,67%

Tabel 2. Nilai tes 1 - 3

Tes 1 Tes 2 Tes 3

Rata-rata Nilai yang

diperoleh 72,7 76,96 81,64

Ketuntasan 66,67% 76,67% 83,3%

Berdasarkan hasil nilai evaluasi maka dapat diartikan bahwa dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran PAKEM, serta memilihan model pembelajaran dan alat peraga yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa dalam mengikuti pem- belajaran, sehingga tercipta pembelajaran bermakna.

KESIMPULAN

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Penerapan Model Pembe- lajaran Kooperative STAD dan Media Ma- nipulative dalam pembelajaran Luas Per- mukaan Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IXE SMP Negeri 1 Sanggau dapat menarik perhatian siswa sehingga mem- buat siswa menjadi aktif dan kreatif. Maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini

(9)

dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

SARAN

Salah satu upaya untuk mening- katkan hasil prestasi belajar siswa khu- susnya pada materi Luas Permukaan Ba-

ngun Ruang Sisi Lengkung diharapkan guru dapat menerapkan Model Pembe- lajaran Kooperative STAD dan Media Manipulative. Karena hal tersebut dapat menciptakan pembelajaran bermakna.

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terin- tegrasi Buku 2. Jakarta: Depdiknas Subanji. 2013. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PREES).

Rini, Nurhakiki dkk. 2013. Media Pem- belajaran Matematika SMP.

Malang : Universitas Negeri Malang (UM PREES).

Bambang Hariyanto. 2010. Upaya Pe- ningkatan Hasil Belajar Luas Bangun Segibanyak Sederhana Melalui Media Pembelajaran Konkrit. J-TEQIP, Tahun 1, No- mor 1, November 2010, 38-43

Edy Syarifudin dan Sugiyarni. 2011.

Pembelajaran Bermakna Fakto- risasi Prima melalui Model Kooperatif STAD pada Siswa Ke- las IV SDN 08 Curup. J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 1, Mei 2011, 89-93.

Ibrohim. 2013. Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: Universitas Negeri Malang.

Subanji. 2013. Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Wahyu Suswinto, Isnandar, Subanji, dan Anang Santoso. 2013. Pedoman Umum TEQIP. Malang: Univer- sitas Negeri Malang

Gambar

Gambar 2. Jaring-jaring Tabung
Gambar 5. Peraga Bangun Kerucut

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Ipal yang digunakan untuk ketiga pabrik adalah alternatif pertama, kombinasi Anaerobik Biodigester- Anaerobik Filter, karena kemampuannya dalam mereduksi

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Cooperatif Learning Metode Snowball Throwing pada Konsep Kenampakan Alam, Sosial dan Budaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(3) Manfaat yang diperoleh setelah membaca puisi pendek yaitu menjadi merasa lebih senang, jika menemukan puisi yang sesuai dengan suasana hati dapat ditangkap layar

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi dari daun lamtoro sebagai bahan baku pakan dalam budidaya ikan lele.. Penelitian ini bertujuan

Pengujian senyawa antifertilitas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa hewan coba, diantaranya mencit (Mus musculus L.). musculus L.) memiliki laju reproduksi yang

Pendekatan visual dalam film pendek animasi "Flying Ceban" untuk karakter akan mengambil proporsi tubuh yang tidak seimbang (kaki dan tangan lebih kecil

Dari tabel 4.3 tersebut di dapat data bahwa ada 2 pertanyaan yang memiliki nilai component matrics lebih kecil dari 0,5 (<0,5) yaitu pertanyaan nomer 4 dan