• Tidak ada hasil yang ditemukan

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Persepsi Bentuk

Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang

didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana

Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

02

FDSK

Desain Produk

(2)

PERSEPSI (LANJUTAN)

Modul Folklore

(3)

PERSEPSI (LANJUTAN)

Mengacu kepada pengertian yang ada persepsi adalah “proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.” Dan dapat juga diartikan

“Persepsi merupakan bagian dari proses yang hidup, di mana

setiap orang, dari sudut pandangnya masing-masing menciptakan

dunianya dalam mencapai kepuasan”. Menurut Suharman (2005)

persepsi adalah “transaksi saling bergantung antara lingkungan

dan pengamat.” Dan dalam persepsi merupakan awal dimulainya

suatu proses kognitif yaitu “proses tentang kepercayaan

seseorang tentang sesuatu yang di dapatkan seseorang atau

sesuatu.”

(4)

PERSEPSI (LANJUTAN)

Dalam kondisinya saat ini Istilah persepsi sering disamakan dengan

sensasi. Perbedaannya adalah sensasi “hanya berupa kesan sesaat, saat

stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus

lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus

tersebut.” Misalnya dinding yang dirasa kasar, yang berarti adanya

sebuah sensasi dari rabaan terhadap kasar. Namun sebaliknya, persepsi

memiliki contoh dinding yang tidak enak dipakai untuk menggantung

suatu benda, saat otak mendapat stimulus rabaan dinding yang kasar,

penglihatan atas dinding yang terdapat banyak retakan, dan kenangan

di masa lalu saat menggunakan dinding yang hampir sama lalu benda

menjadi rusak. Jadi dapat dikatakan bahwa adanya persepsi

dikarenakan adanya kondisi yang dapat memberikan stimulus kepada

manusia sampai kearah ingatan yang telah lalu.

(5)

DINAMIKA PERSEPSI

Berdasarkan kajian yang ada, Persepsi (perception)

”merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi”, hal ini dikarenakan melalui adanya persepsi manusia dapat

memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna”,

”indah”, ”biasa”, atau suram, semuanya dikarenakan adanya persepsi manusia. Yang harus ditekankan adalah adanya

perbedaan antara persepsi dengan sensasi (sensation). Karena sensasi ”merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak

tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ – organ sensoris”. Karena ”sensasi meliputi fungsi visual, audio,

penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan

dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut

indera.”

(6)

DINAMIKA PERSEPSI

• Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah “proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui

penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal – sinyal “neural” yang bermakna”. Misalnya, ketika seseorang melihat

(menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna hijau , maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna hijau.” Hal ini belum

diketahui sensasi seperti apa yang ditangkap oleh orang yang yang memiliki kelainan dalam melihat dan mendeskripsikan warna (buta warna)

• Berbeda dengan pengertian dari sensasi, persepsi “merupakan sebuah

proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta

memberikan makna pada informasi yang diterimanya.” Benda berwarna

merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan

merasa bersemangat ketika melihat warna merah.

(7)

DETERMINASI PERSEPSI

• Persepsi juga dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor psikologis.

Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan

bagaimana informasi, pesan atau stimulus dipersepsikan. Dan mengacu dari data yang didapat faktor yang sangat dominan adalah faktor “ekspektansi” dari si penerima informasi sendiri.

Ekspektansi ini memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.yaitu:

1. Ketersediaan informasi sebelumnya.

2. Kebutuhan

3. Pengalaman masa lalu

(8)

FAKTOR PSIKOLOGIS PERSEPSI

1. Emosi

Emosi akan memberikan dampak yang akan ”mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat”, karena sebagian energi dan perhatiannya adalah karena adanya emosi.

Seseorang yang sedang tertekan karena sedang memiliki permasalahan dengan seseorang dan pada perkembangannya ia sedang mengalami tekanan di tempat kerja , mungkin akan mempersepsikan humor yang diceritakan temannya sebagai penghinaan.

2. Impresi

Impresi atau ”efek atau pengaruh yang dalam terhadap pikiran atau perasaan” dapat memberikan stimulus yang akan lebih terlihat nyata, akan lebih dahulu memberikan persepsi kepada seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya. Impresi secara garis besar dapat memberikan persepsi yang baik jika diawali dengan yang baik. Begitu juga sebaliknya jika diawalai dengan sesuatu yang buruk maka akan dipersepsikan dengan yang buruk.

3. Konteks

Konteks dalam sisi persepsi memiliki arti ”situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.” Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks dapat memberikan gambaran yang sangat

menentukan bagaimana sesuatu dipandang atau dipersepsikan. Fokus pada sesuatu yang sama, tetapi dalam gambaran yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda. Sama seperti

memandang kondom dalam konteks keagamaan akan berbeda pandangan dengan kondom dalam konteks kesehatan.

(9)

PRINSIP PERSEPSI PADA GESTALT

• Teori gestalt merupakan teori yang dibangun oleh Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler yang pada prinsipnya, menjelaskan “tentang hubungan yang terjadi antara

pengalaman menyeluruh (pikiran, perasaan dan sensasi tubuh) dari individu. Dan pendekatannya lebih dipusatkan pada

kondisi di sini dan saat ini (right here and right now) dengan menyadari apa yang terjadi dari waktu ke waktu (moment by moment).”

• Menurut pengertian yang ada, teori gestalt adalah “sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui

pengorganisasian komponen – komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi

kesatuan.” Teori gestalt “cenderung berupaya mengurangi

pembagian sensasi menjadi bagian – bagian kecil.”

(10)

PRINSIP PERSEPSI PADA GESTALT

Esensi dari teori Gestalt adalah “bahwa keseluruhan lebih penting daripada bagian – bagiannya. Teori Gestalt

menjelaskan bahwa persepsi tidak berdasarkan pada respon yang terisolasi terhadap stimulus khusus, tetapi lebuh kepada reaksi terhadap stimulus total. Implikasi lain dari persepsi

adalah adanya reaksi aktif terhadap lingkungan. Manusia secara aktif akan membuat struktur dan mengatur perasaan terhadap stimulus yang ada.” (Deddy Halim, 2005)

• Sebagian besar dari prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan dari teori gestalt. Dari teori

gestalt dipercaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian yang diindera oleh seseorang, tetapi lebih dari itu

merupakan keseluruhan. Teori Gestalt menjabarkan beberapa

prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang dapat

menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi.

(11)

PRINSIP PENGORGANISASIAN PADA GESTALT

1. Proksimitas

• Merupakan “kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana dari suatu organisasi.

Menurut teori Gestalt, obyek-obyek yang memiliki jarak yang lebih dekat cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual.”

2. Similiaritas

• Dapat dijelaskan “bila setiap elemen memiliki similiaritas atau kualitas yang sama dalam hal ukuran, tekstur dan warna, maka elemen tersebut cenderung akan diamati sebagai suatu kesatuan.”

3. tertutupan,

• Merupakan suatu “unit visual yang cenderung membentuk suatu unit yang tertutup. Persepsi individu sangat tergantung dari fokus pandangannya, sehingga bagian yang terbuka pada suatu elemen akan otomatis dianggap sebagai suatu yang tertutup.”

4. Kesinambungan

• Merupakan prinsip yang “menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengamati suatu elemen yang berkesinambungan sebagai satu kesatuan unit.”

5. Bidang dan simetri,

• Prinsip ini menyatakan “semakin kecil area tertutup dan simetris semakin cenderung terlihat sebagai suatu unit.”

6. Bentuk dan latar

• Dari prinsip ini menyatakan “bahwa sebuah obyek akan terlihat berbeda ketika sebuah bentuk memiliki latar yang kontras.”

(12)

HUBUNGAN PERSEPSI, GESTALT DENGAN DESAIN

Mengacu kepada pernyataannya Suharman (2005) psikologi gestalt

“merupakan suatu pendekatan yang menekankan bahwa organisme manusia memiliki kecenderungan dasar mengorganisasikan

(mengatur dengan sendirinya) apa yang dilihat atau dipersepsikan, dan bahwa suatu keseluruhan (whole) lebih besar dan penting

daripada bagian-bagian (parts).”

• Mengacu kepada teori gestalt yang menjelaskan “secara alamiah

manusia memiliki kecenderungan – kecenderungan tertentu dan

melakukan penyederhanaan struktur didalam mengorganisasikan

objek – objek persepsual.” Didasari oleh pernyataan tersebut maka

manusia cenderung akan menyederhanakan apa yang pernah ia

lihat. Hal ini dapat disamakan dengan hadirnya desain dan seorang

desainer yang cenderung menghadirkan penyederhanaan bentuk

yang terkadang terlihat rumit.

(13)

HUBUNGAN PERSEPSI, GESTALT DENGAN DESAIN

• Seorang desainer bisa dianalogikan sebagai seorang yang kreatif.

Seorang yang kreatif menghasilkan pemikiran dan karya – karya yang dalam cara berfikirnya (out of the box) yaitu karya yang tidak

mengacu kepada aturan yang ada. Memang terkadag ada sisi positifnya yaitu tidak sedikit karya yang lahir memiliki keunikan tersendiri. Namun selain itu sisi negatifnya karya yang dihasilkan terkadang akan sulit diterima dikarenakan berbagai macam alas an.

Karya – karya yang inovatif atau yang memiliki keunikan sendiri

memang dapat menjadi nilai lebih dalam suatu desain. Namun akar

permasalahannya adalah apa nilai lebih yang terdapat dalam suatu

desain sehingga bisa memecahkan masalah – masalah yang belum

terpikirkan oleh orang lain? Itu merupakan pertanyaan pertama

dalam konteks lahirnya sebuah karya desain. Jika karya desain tidak

mampu menjawab suatu permasalahan maka dapat dikatakan suatu

desain itu gagal.

(14)

HUBUNGAN PERSEPSI, GESTALT DENGAN DESAIN

• Suharman (2011) menyatakan bahwa ”pola fikir kreatif bersifat diverjen diawali suatu uraian persoalan, kemudian menyebar agar dapat menghasilkan berbagai macam pendekatan dan gagasan bagi pemecahan masalah.” Hal ini berlawanan

dengan pola pikir analitis yang bersifat konverjen atau menyempit dan vertikal yang dalam artian bersifat logis, jawaban sedikit, pembuktian yang mendalam menyempit dalam keseluruhan aspek.

Hubungan yang terjadi antara prinsip persepsi, teori gestalt dan desain dapat dilihat kepada bagaimana desain tersebut dapat memberikan persepsi kepada manusia atas dasar

menjawab permasalahan yang ada atau yang dirasakan oleh

manusia dengan menggunakan prinsip pengorganisasian yang

dijelaskan dalam teori gestalt melalu kesederhanaan, kejelasan

dll.

(15)

Terima Kasih

Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si

Referensi

Dokumen terkait