• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU RETAK DIAGONAL PADA BALOK BETON BERTULANG YANG MENGALAMI KERUNTUHAN GESER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU RETAK DIAGONAL PADA BALOK BETON BERTULANG YANG MENGALAMI KERUNTUHAN GESER."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU

RETAK DIAGONAL PADA BALOK BETON BERTULANG

YANG MENGALAMI KERUNTUHAN GESER

SKRIPSI

Oleh

ILHAM HIDAYAT 1010922041

JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

i ABSTRAK

Balok adalah bagian dari struktur bangunan . Balok dikenal

sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan memikul

gaya dalam berupa momen lentur dan juga geser. Pada balok beton

bertulang, keruntuhan geser terjadi akibat kelemahan beton terhadap

gaya tekan yang bekerja padanya. Pada balok, keruntuhan geser

ditandai dengan adanya retak diagonal pada bagian bentang geser.

Besarnya gaya geser balok pada beton bertulang berhubungan dengan

pengaruh rasio baja tulangan longitudinal yang digunakan pada beton

tersebut. Besarnya gaya geser pada balok juga dipengaruhi oleh bentuk

penampang balok. Akibat dari retakan yang terjadi, didapatkan sebuah

pola retak pada balok uji.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimental, yaitu dengan dilakukannya suatu percobaan secara

langsung dan didapatkan suatu data atau hasil dari variabel-variabel

yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di dalam Laboratorium Material

dan Struktur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) rasio

tulangan longitudinal dan (2) bentuk penampang balok beton bertulang.

Kuat geser balok diperoleh dari hasil pengujian kuat lentur balok

dengan alat Beam Test. Dilakukan studi pembanding terhadap hasil

penelitian ini dengan software RCCSA versi 4.0.

Hasil uji didapatkan bahwa peningkatan kekuatan geser balok

berbanding lurus dengan penambahan rasio tulangan dan luas bidang

(3)

ii

ditahan oleh balok akan semakin besar. Demikian juga dengan bentuk

penampang balok, dengan semakin besarnya luas bidang geser maka

kekuatan balok dalam memikul beban semakin besar. Sementara itu

didapatkan pola retak yang sama pada balok uji. Dengan rasio tulangan

yang lebih besar, didapatkan pola retak yang cenderung dominan pada

area lenturnya. Dan dengan rasio yang lebih kecil, retakan ditemukan

hampir merata antara area lentur dengan area geser dari balok.

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Beton banyak digunakan sebagai bahan bangunan karena

harganya yang relatif murah, kuat tekannya tinggi, bahan pembuatnya

mudah didapat, dapat dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran yang

diinginkan, dapat dikombinasikan dengan baja tulangan, dan masih

banyak lagi kelebihan-kelebihan yang lain. Beton memiliki sifat kuat

terhadap gaya tekan (compression), namun lemah dalam menahan gaya

tarik (tension). Oleh karena itu, beton sering dikombinasikan dengan

baja tulangan dan gaya tarik nantinya dipikul oleh baja tulangan.

Salah satu akibat dari kelemahan beton terhadap tarik ini adalah

terjadinya kegagalan pada struktur beton. Kegagalan ini berupa

keruntuhan geser pada struktur beton bertulang. Keruntuhan geser pada

struktur beton bertulang ini harus dihindari. Pada balok, keruntuhan

geser ini ditandai dengan adanya retak diagonal pada bagian bentang

geser.

Terjadinya retak diagonal geser di balok bertulang menunjukkan

bukan hanya menandakan kegagalan geser tetapi juga merupakan

pengaruh dari tulangan longitudinal (Thamrin,R. , dan Kaku, T., 2005).

Ada beberapa rumusan yang menjelaskan tentang hubungan antara geser

diagonal beban retak dengan gaya tarik (Thamrin,R. , dan Kaku, T.,

2007).

Rasio tulangan longitudinal (ρl) merupakan salah satu faktor

(5)

2

(Zararis, PD, 2003). Perencanaan tulangan geser biasanya dilakukan

guna menahan gaya tarik arah tegak lurus terhadap retak tarik diagonal.

Retak miring akibat geser di badan balok beton bertulang dapat terjadi

tanpa disertai retak akibat lentur disekitarnya, atau dapat juga sebagai

lanjutan proses retak lentur yang telah mendahuluinya (Astariani, N.K.

2010).

Banyak hal yang mempengaruhi terjadinya keruntuhan tersebut,

antaranya kuat tekan beton (fc’), rasio tulangan longitudinal (ρl),

perbandingan bentang geser denagn tinggi efektif (a/b), dan

perbandingan panjang bersih balok terhadap tinggi efektif (le/d) serta

sudut kemiringan retaknya (Astariani, N.K. 2010). Jadi rasio tulangan

dan sudut kemiringan mempengaruhi bentuk diagonal rusak yang

terjadi. Kegagalan pada beton tersebut juga sering terjadi pada balok

beton. Penambahan tulangan juga menjadi solusi yang umum dilakukan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh rasio

tulangan dan bentuk penampang balok terhadap pola retak dan sudut

retak diagonal pada balok beton dengan tulangan longitudinal tanpa

tulangan geser.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk :

- Meneliti pola retak yang terjadi pada balok yang disalurkan beban tertentu.

(6)

3

- Meneliti apakah ada hubungan atau pengaruh yang diakibatkan karena adanya flange (sayap) pada balok “T” terhadap pola

retak diagonal.

- Meneliti sudut retak diagonal yang terjadi pada balok lentur akibat beban yang disalurkan.

- Meneliti hubungan rasio tulangan terhadap sudut retak diagonal.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

- Mengembangkan ilmu pengetahuan dasar bidang rekayasa teknik sipil, khususnya teknologi balok beton.

- Menghasilkan suatu hasil (output) berupa analisis dan pembahasan atas hasil uji terhadap suatu objek penelitian yang

dapat digunakan oleh institusi yang bergerak di bidang

konstruksi maupun oleh Universitas Andalas sendiri.

- Memberikan informasi bagaimana pengaruh rasio tulangan (�) terhadap pola retak dan sudut retak diagonal pada balok dengan

keruntuhan geser.

1.3. Batasan Masalah

Agar didapat tinjauan yang terfokus maka dilakukan pembatasan

masalah yang akan dikaji didalam penelitian ini. Adapun batasan

masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan campuran beton berdasarkan ACI 211 4R-93.

2. Karakteristik kekuatan beton yang digunakan adalah beton

(7)

4

3. Semen yang digunakan adalah semen merek Semen Padang

Tipe I yang diproduksi oleh PT. Semen Padang. Air yang

digunakan adalah air yang berada di Laboratorium Material dan

Struktur.

4. Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan SNI 1974:2011 (Cara

uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak).

5. Pengujian balok uji dilakukan sesuai dengan SNI 4431:2011

(Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal Dengan Dua Titik

Pembebanan). Pengujian benda uji dilakukan di Laboratorium

Material dan Struktur, Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Andalas Padang.

6. Beban disalurkan menggunakan Hydraulic Jack kapasitas 500

kN, pembacaan lendutan dengan menggunakan alat LVDT

(Lateral Vertical Displacement Tranducer).

7. Tulangan yang digunakan adalah tulangan berukuran D 13 mm

dengan mutu tulangan rencana BJ-55 dengan tegangan leleh

sebesar 550 MPa, tanpa menggunakan tulangan geser .

8. Dimensi benda uji yang di pakai adalah balok biasa 125 mm 

250 mm  2300 mm dan balok-T dimensi web (badan) 125 mm  180 mm  2300 mm dan 250 mm 80 mm  2300 mm untuk flange (sayap) dengan tulangan ulir diameter 13 mm.

9. As yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 macam,

yaitu: 265,571 mm2; 398,357 mm2 dan 663,929 mm2.

10.Hasil penelitian yang dilakukan lebih dititik beratkan pada

(8)

5

11.Analisis terhadap pola retah berdasarkan pengamatan visual

dan terhadap sudut retak dibantu dengan software AutoCAD

2007.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan Laporan Penelitian ini secara garis besar

dibagi dalam enam bagian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan penjelasan secara umum latar belakang pemilihan

materi penelitian, tinjauan masalah beserta pembatasannya,

tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan kajian yang mengacu pada beberapa referensi

mengenai beton dan material pembentuknya, kuat lekat.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan penguraian parameter dan metoda penelitian.

BAB IV: PROSEDUR DAN HASIL KERJA

Berisikan tahap-tahap pengerjaan penelitian berserta hasil yang

diperoleh berdasarkan tahap yang telah ditentukan.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Menampilkan hasil dari analisis data yang disajikan dalam

bentuk gambar dan grafik.

BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan fluks magnet maksimum semula dan arus aruhan adalah maksimum.Disebabkan sentuhan antara berus dan hujung angker bertukar kedudukan arah arus yang mengalir

Seperti diketahui, Menteri PUPR Basuki Hadimul jono mengatakan, pihaknya akan membangun akses jalan tol untuk BIJB Kertajati dari Tol Cipali selama satu tahun ke depan,

<eori ini berdasarkan bah'a lepasnya debris tro/oblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama ter3adinya proses in/lamasi. Berbeda dengan proses apoptosis pada

U ovom ´cu radu prvo predstaviti teorijsku pozadinu raˇcunanja broja trokuta i klinova te raznih matematiˇckih mjera baziranih na tim pojmovima u neusmjerenom grafu koriste´ci

Di RS PKU Muhammadiyah, Propofol banyak digunakan sebagai induksi anestesi dan anestesi pemeliharaan yang bervariasi.Evaluasi penggunaan anestesi umum bertujuan untuk mengetahui

Setelah menyelesaikan matakuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik industri manufaktur, industri proses, industri agro, industri migas, dan industri

Hyvä yhteishenki koettiin tärkeänä asiana Hiirosenkotiin tehdyssä opinnäytetyössä sekä aikaisemmissa vertailututkimuksissa, joten tähän tulee panostaa myös

Analisis yang pertama yaitu meliputi pesan yang terkandung dalam film Tanda Tanya “?” ini, kemudian tentang konsep Islam yang ingin ditampilkan dalam film,