• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE) PENATAAN ELEMEN INTERIOR RUANGAN KELAS TEORI BANGUNAN A SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE) PENATAAN ELEMEN INTERIOR RUANGAN KELAS TEORI BANGUNAN A SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE)

PENATAAN ELEMEN INTERIOR RUANGAN

KELAS TEORI BANGUNAN A

SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur

Oleh

YULI YULIANI

0900212

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE)

Penataan Elemen Interior

Ruangan Kelas Teori Bangunan A

SMK Negei 2 Tasikmalaya

Oleh

Yuli Yuliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Yuli Yuliani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Bandung, Juni 2013

Diajukan Kepada Dewan Penguji

Sidang Sarjana Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

Mengetahui : Pembimbing I,

Asep Yudi Permana, S.Pd., M.Des NIP. 1964 0411 199703 1002

Pembimbing II,

Suhandy Siswoyo, S.T., M.T NIP. 1973 1101 200801 1008

Ketua Jurusan

Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

(4)

Yuli Yuliani, 2013

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

ABSTRAK

ANALISIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE)PENATAAN ELEMEN

INTERIOR RUANGAN KELAS TEORI BANGUNAN A SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

YULI YULIANI : NIM 0900212

Salah satu pemenuhan mutu pendidikan adalah penyediaan sarana prasarana kelas. Ruangan kelas yang baik merupakan faktor pendukung yang baik pula untuk kelancaran dalam proses pembelajaran. Penataan elemen interior sangat berpengaruh dalam terciptanya ruangan kelas yang baik. Terdiri dari elemen pembatas (dinding, lantai, dan langit-langit), elemen estetik (perabot), elemen warna serta elemen cahaya di Ruangan Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya menjadi bahan kajian dalam penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi eksisting mengenai penataan elemen interior ruangan kelas teori bangunan A serta melakukan penilaian mengenai keterpenuhan standarisasi penataan elemen interior yang telah ada. Penelitian ini menggunakan metode Post Occupancy Evaluation (POE)dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, studi dokumentasi, serta pengukuran.

Hasil observasi menunjukan bahwa gambaran secara umum ruangan kelas teori bangunan ditinjau dari segi luas minimumnya memenuhi standar sebagai tempat dilakukannya proses pembelajaran, kemudian untuk penilaian keterpenuhan penataan elemen interior dengan rincian sebagai berikut : (1) Elemen Pembatas (Untuk dinding semua aspek sudah memenuhi standar; Untuk lantai sudah memenuhi standar pada aspek ketahanan, sedangkan untuk penutup lantainya belum memenuhi standar; Untuk langit-langit semua aspek sudah memenuhi standar); (2) Elemen Estetik (Untuk perabot yang sudah memenuhi dengan standar terdapat pada sirkulasi dari ergonomi, serta yang belum memenuhi standar terdapat pada spesifikasi, serta penataan); (3) Elemen Warna (Ditinjau dari psikologi warna, warna yang digunakan pada ruangan ini sudah memenuhi standar dan cocok untuk peserta didik dalam proses pembelajarannya); dan (4) Elemen Cahaya (Untuk pencahayaan sudah memenuhi standar pada jenis lampu yang digunakan, namun untuk besaran intensitas dengan rata-rata 584 lux belum memenuhi standar). Dengan demikian bahwa penataan elemen interior di ruangan kelas teori bangunan A belum sepenuhnya memenuhi standarisasi yang telah ada dalam peraturan pemerintah maupun literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

Kata Kunci : Analisis Post Occupancy Evaluation, Elemen Interior, Ruangan

(5)

Yuli Yuliani, 2013

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

THE ABSTRACT

ANALYSIS POST OCCUPANCY EVALUATION (POE) INTERIOR ELEMENT

ROOM OF TEORI BANGUNAN A SMK NEGERI 2 TASIKMALAYA

YULI YULIANI : NIM 0900212

One of the fulfillments of the quality of educational is equipping of a classroom infrastructure. A good classroom is a good supporting factor for fluency in learning process. Arrangement of interior element is very influential in creation of a good classroom. The element consist of barrier element ( wall, floor, and ceiling), aesthetics element (furniture), element of color and light element in a room of Teori Bangunan A at SMK Negeri 2 Tasikmalaya to be object in doing this research.

The aims of this study to get image of existing condition about arrangement of element interior in teori bangunan A classroom and to assess about fulfillment of standardization of existing interior element. This research uses Post Occupancy Evaluation (POE) method which using data observation, documentation study, and measurement in collecting the data.

The results of observation show that general image of teori bangunan A classroom reviewed from wide minimum standards as the place where the process of learning do, and then to assess the fulfillment of the arrangement of the interior elements are as follows: (1) Barrier Element (For wall all aspects has fulfill the standard; to the floor has fulfill the standard on security aspects, while for floor coverings do not fulfill the standards; For ceiling has fulfills all aspects of the standard), (2) Aesthetic Element (For furniture that already comply with the standards contained in the circulation of ergonomics, and it has not fulfill the standards contained in the specification, as well as structuring), (3) Elements of Color (reviewed of the psychology of color, the colors used in this room has fulfill the standards and are suitable for learners in the learning process), and (4) Element of Light (For lighting has fulfill the standards on the type of lamps used, but for the amount of intensity with an average 584 lux has not fulfill the standards). Thus the arrangement of elements in the interior of a building Teori Bangunan A has not fully fulfill the standards that already exist in government regulations and literature related to this study.

Keywords : Analisys Post Occupancy Evaluation, Interior Element, Room of

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi masalah... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3

1. Pembatasan Masalah ... 3

2. Perumusan Masalah ... 4

D. Penjelasan Istilah dalam Judul dan Definisi Operasional ... 5

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 9

1. Pengertian Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 9

2. Ciri-ciri Analisis Post Occupancy Evaluation (POE)... 10

3. Tujuan Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 10

4. Manfaat Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) ... 11

5. Permasalahan dalam Performa Bangunan ... 12

6. Elemen-elemen Post Occupancy Evaluation (POE) ... 13

(7)

b) Elemen Fungsional ... 17

c) Elemen Perilaku ... 18

7. Model Proses Post Occupancy Evaluation (POE) ... 19

a) Post Occupancy Evaluation (POE) Indikatif ... 21

b) Post Occupancy Evaluation (POE) Investigatif ... 22

c) Post Occupancy Evaluation (POE) Diagnostik ... 24

B. Elemen Interior ... 25

1. Pengertian Elemen Interior ... 25

2. Bagian-bagian Elemen Interior ... 25

a) Elemen Pembatas ... 25

1. Dinding ... 25

2. Lantai ... 29

3. Langit-langit ... 31

b) Elemen Estetika dan Aksesoris ... 33

1. Perabot (Furniture) ... 34

a. Papan Tulis ... 36

b. Kursi (Tempat Duduk)... 38

c. Meja Siswa ... 38

d. Meja Guru ... 40

c) Elemen Warna ... 41

d) Elemen Cahaya ... 43

C. Ruang dan Ruang Kelas ... 46

1. Pengertian Ruang ... 46

2. Pengertian Ruang Kelas ... 47

3. Persyaratan Ruangan Kelas ... 48

D. Kasus Lokasi/ Tinjauan Lokasi ... 53

E. Standar Ruangan Kelas ... 57

(8)

ix

A. Metode Penelitian ... 65

B. Variabel Penelitian, Fokus Penelitian dan Alur Berfikir... 67

1. Variabel Penelitian ... 67

2. Fokus Penelitian ... 67

3. Alur Berfikir ... 67

C. Data dan Sumber Data... 69

1. Data ... 69

2. Sumber Data ... 69

D. Teknik Pengumpulan Data ... 70

1. Studi Dokumentasi ... 70

2. Observasi ... 71

3. Pengukuran dengan Lux Meter ... 71

E. Langkah-langkah Penelitian ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Literatur ... 75

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 76

1. Gambaran Umum Kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 77

2. Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 81

C. Temuan Penelitian ... 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 116

1. Gambaran Umum Kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 116

2. Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 116

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

Gambar 2.1 Elements of building performance ... 13

Gambar 2.2 Model dari POE Sesuai Dengan Skala Bangunan ... 19

Gambar 2.3 Rangkaian Ketiga Metode POE ... 20

Gambar 2.4 Model Proses Post Occupancy Evaluation (POE)... 20

Gambar 2.5 Model POE Indikatif Bersifat Mengindikasi Kesuksesan dan Kegagalan Performa Bangunan... 21

Gambar 2.6 Metode Pengumpulan Data POE Indikatif ... 22

Gambar 2.7 POE Investigatif Lanjutan POE Indikatif ... 23

Gambar 2.8 Dinding Sebagai Pembatas Ruang... 26

Gambar 2.9 Dinding Yang Stabil, Akurat Dan Simetris ... 27

Gambar 2.10 Ilustrasi Kesan Warna Pada Dinding ... 28

Gambar 2.11 Ilustrasi Lantai ... 29

Gambar 2.12 Lantai Harus Tahan Beban ... 29

Gambar 2.13 Ilustrasi Warna Lantai... 31

Gambar 2.14 Formasi langit-langit (Plafond) ... 32

Gambar 2.15 Pemasangan Plafond ... 32

Gambar 2.16 Ketinggian Plafond ... 33

Gambar 2.17 Penggunaan Perabot (Furniture) Di Dalam Kelas... 35

Gambar 2.18 Ukuran Sebuah Jendela Dapat Mengendalikan Jumlah Cahaya Siang Hari ... 44

Gambar 2.19 Sebuah Bukaan Diorientasikan Untuk Menerima Cahaya Matahari 45 Gambar 2.20 Gaya Penataan Auditorium ... 49

Gambar 2.21 Gaya Penataan Face to face ... 49

(10)

xi

Gambar 2.23 Gaya Penataan Seminar ... 51

Gambar 2.24 Gaya Penataan Cluster ... 51

Gambar 2.25 Gaya Penataan Kelas Sekolah Menengah... 52

Gambar 2.26 Site Plan SMK Negeri 2 Tasikmalaya ... 53

Gambar 2.27 Denah Bangunan Bengkel TGB ... 54

Gambar 2.28 Denah dan Lay Out furniture ... 55

Gambar 2.29 Keadaan Ruang Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya .... 56

Gambar 2.30 Pantulan Cahaya Pada Media Papan Tulis ... 56

Gambar 3.1 Diagram Analisis POE ... 66

Gambar 3.2 Diagram Alur Berfikir Penelitian ... 68

Gambar 4.1 Denah Bengkel TGB ... 78

Gambar 4.2 Denah Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 79

Gambar 4.3 Keadaan Proses Pembelajaran Siang Hari ... 80

Gambar 4.4 Gambar Kerja Rencana Dinding ... 81

Gambar 4.5 Analisis Dinding Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 82

Gambar 4.6 Gambar Kerja Lantai Ruangan ... 84

Gambar 4.7 Analisis Lantai Ruangan Kelas Teori Bangunan A ... 85

Gambar 4.8 Rencana Langit-langit ... 87

Gambar 4.9 Analisis Pola Langit-langit (Plafond) ... 88

Gambar 4.10 Analisis Ketinggian Langit-langit... 88

Gambar 4.11 Jenis Kursi Yang Digunakan ... 91

Gambar 4.12 Meja Kayu Peserta Didik ... 92

Gambar 4.13 Kursi Berkaki Besi ... 93

Gambar 4.14 Meja Kayu Guru ... 94

(11)

Gambar 4.16 Denah Lay Out Furniture ... 100

Gambar 4.17 Analisis Penataan Elemen Interior... 101

Gambar 4.18 Potongan Sirkulasi Perabot A ... 102

Gambar 4.19 Detail Sirkulasi Perabot A ... 102

Gambar 4.20 Potongan Sirkulasi Perabot B ... 103

Gambar 4.21 Detail Sirkulasi Perabot B ... 103

Gambar 4.22 Analisis Elemen Warna ... 107

Gambar 4.23 Bukaan (Jendela dan Ventilasi) ... 109

Gambar 4.24 Titik Pengukuran ... 110

Gambar 4.25 Luxmeter ... 110

Gambar 4.26 Lampu TC-D 25 watt ... 112

(12)

xiii

Tabel 2.1 Standarisasi Elemen Interior ... 58

Tabel 4.1 Analisis Elemen Interior Pembatas (Dinding) ... 83

Tabel 4.2 Analisis Elemen Interior Pembatas (Lantai) ... 86

Tabel 4.3 Model Proses Post Occupancy Evaluation (POE) ... 89

Tabel 4.4 Analisis Elemen Interior Estetik (Spesifikasi Perabot) ... 96

Tabel 4.5 Analisis Elemen Interior Estetik (Penataan Perabot) ... 106

Tabel 4.6 Analisis Elemen Interior Warna ... 108

Tabel 4.7 Intensitas Cahaya ... 111

Tabel 4.8 Analisis Elemen Interior Cahaya ... 113

(13)

FORMAT OBSERVASI LAPANGAN

LAMPIRAN PERMENDIKNAS NO. 40 TAHUN 2008 SNI TAHUN 2001 TENTANG PENCAHAYAAN ADMINISTRASI PENELITIAN

DOKUMENTASI PENELITIAN

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagai mana

disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tersurat bahwa setiap satuan

pendidikan jalur sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun

masyarakat harus menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang suatu

proses belajar mengajar. Seorang peserta didik dapat melakukan segala

aktivitas belajarnya secara efektif, dengan tujuan agar dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik yang maksimal. Hal tersebut dapat diciptakan

apabila tersedianya penataan sarana dan prasarana yang sesuai dengan

harapan serta berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran peserta didik.

Salah satu sarana dan prasarana yang diperlukan adalah ruangan kelas beserta

dengan penataan elemen interior yang ada di dalamnya, yang akan digunakan

oleh peserta didik serta pendidik yang sangat berperan penting untuk proses

pembelajaran didalam mewujudkan harapan dan tujuan pendidikan.

Ruangan kelas beserta elemen penting interior di dalamnya sangat

berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran di dalam kelas, sehingga harus

dilakukan penataan yang baik dan sesuai dengan keadaan lingkungan dengan

beberapa alternatif sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar. Namun sebaliknya, jika penataan ruang dan elemen interior yang

kurang baik di dalam kelas akan berakibat buruk bagi peserta didik dalam

menerima pelajaran. Dengan begitu, harapan dan tujuan pendidikan yang

diinginkan mengenai keefektivan serta penguasaan pembelajaran peserta

didik tidak dapat tercapai.

Keadaan ini juga terlihat di kawasan SMK Negeri 2 Tasikmalaya, dalam

proses pembelajaran pada Jurusan Teknik Gambar Bangunan ini masih

(15)

pendidikan yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran terganggu dengan

adanya pantulan cahaya dari media papan tulis yang diletakkan berhadapan

dengan bukaan jendela tempat masuknya sinar matahari, melihat fenomena

itu akibatknya penempatan elemen-elemen interior dalam ruangan kelas yang

berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran seharusnya menjadi

sentuhan utama dalam hal perbaikan dan pengembangan. Oleh karena itu,

diperlukan usaha yang lebih untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan

yang diharapkan oleh semua pihak sekolah.

Ruangan Kelas Teori Bangunan A Teknik Gambar Bangunan memerlukan

peningkatan dalam hal sarana prasarana yang menunjang efektifnya

pembelajaran di sekolah. Sebagai arahan pengembangan mutu pendidikan di

SMK Negeri 2 Tasikmalaya, dan juga untuk dapat melihat baik serta

buruknya suatu prasarana sekolah diperlukan adanya suatu analisis atau

evaluasi yang dapat bermanfaat untuk desain ruang ke depannya. Diantaranya

telah dikenal Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau Evaluasi Purna Huni (EPH) yang merupakan suatu kajian dalam bidang arsitektur. Menurut

Preiser, Rabinowitz, & White (1988) Analisis Post Occupancy Evaluation

(POE) merupakan suatu proses evaluasi terhadap efektif tidaknya hasil kerja

rancang bangun setelah bangunan selesai dibangun dan dipakai oleh penghuni

selama waktu tertentu.

Analisis ini digunakan untuk membandingkan kondisi aktual dengan

standar dari kriteria performa. Analisis ini juga berfungsi untuk mencari

fakta-fakta dan bukan mencari kesalahan dan kelemahan hasil kerja rancang

bangun tapi dapat digunakan sebagai masukan serta perbaikan bagi

terciptanya hasil rancang bangun dengan kualitas lebih baik di masa yang

akan datang.

Dengan begitu, analisis ini dapat digunakan untuk penelitian dengan

permasalahan yang ada di wilayah sekolah dan dapat dijadikan rekomendasi

guna meningkatkan mutu pendidikan dalam hal sarana prasarana sekolah di

SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini

(16)

3

Maka dari itu, peneliti mengambil judul “Analisis Post Occupancy

Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori

Bangunan ASMK Negeri 2 Tasikmalaya”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam suatu penelitian perlu ditetapkan identifikasi masalah terlebih

dahulu untuk mengetahui dan memperjelas kemungkinan berbagai

permasalahan yang timbul dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang di

atas, dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut :

1. Keadaan di ruangan kelas Teori Bangunan A cenderung memberikan

kesan monoton bagi peserta didik Jurusan Teknik Gambar Bangunan serta

guru yang melakukan proses pembelajaran.

2. Terjadinya pantulan cahaya dari media pembelajaran yang berhadapan

langsung dengan jalan masuknya cahaya, sehingga kegiatan pembelajaran

dirasa kurang efektif oleh semua pengguna Ruangan Kelas Teori

Bangunan A.

3. Tidak adanya perhatian dari pihak sekolah mengenai pemenuhan standar

dalam hal penataan elemen interior di dalam ruangan kelas Teori

Bangunan A.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang ada pada penelitian ini dibatasi pada elemen teknis khususnya pada penataan elemen interior. Elemen interior yang dimaksud

terdiri dari:

(17)

Bagian-bagian yang membatasi ruang (dalam bagian ini yang akan

diteliti adalah dinding, lantai, serta langit-langit pada ruangan).

Tinjauan akan dilakukan pada aspek ketahanan dan finishing. b. Elemen Estetika atau Aksesoris

Bagian-bagian yang ada pada ruang (dalam bagian ini yang akan diteliti

adalah pada furniture kelas). Tinjauan akan dilakukan pada spesifikasi, sirkulasi dan tata letak (lay out).

c. Elemen Warna

Penggunaan elemen ini sangat digunakan untuk penataan ruang dalam

sebuah bangunan yang tidak lepas dari fungsi bangunan serta fungsi

ruangan di dalamnya. Tinjauan dilakukan pada dinding, lantai,

langit-langit serta perabot (furniture). d. Elemen Cahaya

Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu hal yang sangat

berpengaruh dalam penataan interior. Untuk melancarkan aktivitas

dalam sebuah ruangan kelas, maka dibutuhkan penerangan secara alami

dan buatan. Tinjauan dilakukan pada besaran intensitas cahaya serta

jenis lampu yang dipakai.

Kemudian pembatasan masalah pada penelitian ini dibatasi juga pada

jenis analisis POE yang digunakan yaitu model analisis POE Investigatif.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A

SMK Negeri 2 Tasikmalaya ?

2. Apakah Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A

SMK Negeri 2 Tasikmalaya sudah sesuai dengan standar ?

(18)

5

Penelitian yang akan dibahas adalah “Analisis Post Occupancy Evaluation

(POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK

Negeri 2 Tasikmalaya”. Untuk dapat lebih mengetahui dan menghindari perbedaan penafsiran judul. Maka perlu penjelasan yang lebih dari pengertian

istilah judul dan definisi operasionalnya adalah sebagai berikut :

1. Analisis Post Occupancy Evaluation (POE)

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau sering disebut Evaluasi Purna Huni adalah Suatu proses mengevaluasi bangunan secara

sistematis dan tepat setelah bangunan tersebut dibangun dan ditempati

dalam kurun waktu tertentu. Analisis POE juga merupakan proses

pengkajian dan peninjauan kembali bangunan-bangunan binaan yang telah

dihuni. Dalam analisis ini mencakup kebutuhan penghuni bangunan.

2. Penataan Elemen Interior

Penataan elemen interior adalah susunan bagian-bagian di dalam ruang

yang memberikan bentuk pada bangunan, memisahkannya dari ruang luar,

dan membentuk pola tatanan ruang-ruang interior yang akan

mengembangkan, memodifikasi, memperindah ruang-ruang interior dan

membuatnya dapat dan layak untuk dihuni dilihat dari fungsi, estetika atau

keindahan dan tentunya psikologis untuk aktivitas penghuninya.

3. Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

Ruangan Kelas Teori Bangunan A merupakan salah satu ruangan kelas

tempat terjadinya proses pembelajaran Jurusan Teknik Gambar Bangunan

di SMK Negeri 2 Tasikmalaya yang juga merupakan objek dalam

penelitian yang akan dilakukan.

Dengan begitu, Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A di SMK Negeri 2

(19)

evaluasi dan pengkajian tentang susunan bagian-bagian di dalam ruang

interior yang akan mencari fakta-fakta memperlihatkan ada tidaknya

kesesuaian antara kenyataan di lapangan dengan teori (standar/ peraturan)

yang telah ditentukan sebelumnya, bukan kelemahan serta kekurangan

melainkan untuk dipakai sebagai masukan dan perbaikan bagi terciptanya

hasil penataan bagian-bagian di dalam ruang interior (elemen interior) dengan

kualitas yang lebih baik di masa yang akan datang khususnya di Ruangan

Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan desain penelitian ini diantaranya :

1. Mendapatkan gambaran umum tentang kondisi Ruangan Kelas Teori

Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

2. Menilai keterpenuhan standar tentang penataan elemen interior Ruangan

Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah, dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan acuan dalam

pelaksanaan penataan sarana dan prasarana pada tahun pelajaran yang

akan datang.

2. Bagi para peserta didik SMK Negeri 2 Tasikmalaya khususnya peserta

didik Teknik Gambar Bangunan dan bagian-bagian yang terkait, dapat

dimanfaatkan untuk memahami tentang penataan elemen interior ruang

kelas yang tepat guna.

3. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan menambah referensi studi

mengenai penataan elemen interior yang ada di ruangan kelas teori

bangunan A. Selanjutnya juga dapat mengetahui standar perencanaan

penataan elemen interior ruang kelas sekolah yang baik.

(20)

7

Sistematika penulisan desain penelitian ini diantaranya :

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

D. Penjelasan Istilah dalam Judul

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) B. Elemen Interior

C. Ruang dan Ruangan Kelas

D. Kasus Lokasi/ Tinjauan Lokasi

E. Standar Ruangan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Fokus Penelitian dan Alur Berfikir

C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Langkah-langkah Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Literatur

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data

(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam proses penelitian yang berjudul Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Teori Bangunan A ini peneliti menggunakan metode penelitian Analisis Post Occupancy Evaluation

(POE) atau Evaluasi Purna Huni (EPH). Menurut Presier, Rabinowist, dan

White (1988:3), Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau sering disebut Evaluasi Purna Huni adalah suatu proses mengevaluasi bangunan

secara sistematis dan tepat setelah bangunan tersebut dibangun dan ditempati

setelah sekian waktu lamanya. Dalam melakukan evaluasi ini, peneliti tidak

diharuskan untuk meneliti seluruh unsur atau salah satu unsur tersebut secara

keseluruhan, peneliti boleh mengangkat beberapa permasalahan tertentu,

tergantung keinginan dan kebutuhan peneliti terhadap suatu masalah yang

ingin peneliti perdalam.

Permasalahan atau isu lingkungan yang peneliti lihat membutuhkan

perhatian khusus, dimana hal ini berpengaruh sekali terhadap kelancaran dan

kenyamanan proses pembelajaran di sekolah, dimana bagian ini terdapat pada

salah satu elemen dalam POE, serta untuk lebih memfokuskan lagi maka

dalam penelitian ini peneliti membatasi aspek yang terdapat pada elemen

teknis. Dari beberapa aspek yang ada pada elemen teknis, masalah penelitian

ini hanya dibatasi pada penyelesaian interior yang berupa penataan elemen

interior pembatas (dinding, lantai dan langit-langit), elemen estetika atau

aksesoris (furniture), elemen warna, serta elemen cahaya. Seperti yang dapat terlihat pada bagan di bawah ini yang merupakan diagram Post Occupancy Evaluation (POE).

(23)

Gambar 3.1

(24)

67

Tingkatan pelaksanaan Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Investigatif.

B. Variabel Penelitian, Fokus Penelitian dan Alur Berfikir

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini evaluator menggunakan satu variabel atau variabel

tunggal yang tidak membahas adanya suatu pengaruh atau kolerasi.

Variabel penelitian ini menilai bagian daripada elemen teknis yang

mencakup tentang penyelesaian interior (dalam hal penataan elemen

interior, yakni elemen pembatas, elemen estetik atau aksesoris, elemen

warna dan elemen cahaya) Ruangan Kelas Teori Gambar A di SMK

Negeri 2 Tasikmalaya.

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini meninjau bagian daripada elemen teknis

mencangkup tentang penyelesaian interior mengenai penataan elemen

interior khususnya elemen pembatas (dinding, lantai dan langit-langit),

elemen estetika atau aksesoris yang berupa (penataan furniture), elemen warna serta elemen cahaya ruangan kelas Teori Gambar A di SMK Negeri

2 Tasikmalaya, termasuk standar penataaan elemen interior untuk ruang

kelas Sekolah Menengah Kejuruan, kemudian metode POE yang

digunakan adalah analisis POE Investigatif.

3. Alur Berfikir

Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang variabel penelitian, maka

perlu dijelaskan melalui alur berfikir penelitian dalam bentuk bagan di

(25)

Sumber : Data Pribadi, 2013

C. Data dan Sumber Data

Gambar 3.2

Diagram Alur berfikir penelitian

= Alur Berfikir

Latar Belakang :

Terjadinya ketidak efektivan pembelajaran di dalam ruangan kelas Teori Bangunan A.

Maksud dan tujuan :

Mengkaji dan menganalisis aspek dari elemen teknik berupa penataan elemen interior pembatas, elemen estetika atau aksesoris, elemen warna serta elemen cahaya.

Identifikasi Masalah :

 Keadaan kelas yang cenderung membosankan.

 Terjadinya ketidak efektivan pembelajaran di dalam ruangan kelas.

 Tidak adanya perhatian dari pihak sekolah mengenai pemenuhan standar dalam hal

penataan interior di dalam ruangan kelas Teori Bangunsn A.

Pembatasan Masalah :

Penataan Elemen Interior Pembatas (dinding dan lantai,langit-langit), elemen estetik atau aksesoris (furnitue), elemen warna, serta elemen cahaya. POE Investigatif.

Judul Penelitian :

Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya

(26)

69

1. Data

Data terbagi kedalam dua kategori, yakni data primer adalah data yang

diperoleh dari sumber data melalui survey atau observasi di lapangan,

kemudian yang kedua adalah data sekunder, yakni data yang relevan

dengan permasalahan penelitian. Sesuai dengan teori diatas, dapat terlihat

data dalam penelitian ini yakni sebagai berikut :

(a). Data eksisting yang bersangkutan dengan keadaan lingkungan SMK

Negeri 2 Tasikmalaya. Secara primer datanya adalah hasil observasi,

catatan dan foto keadaan objek penelitian.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

(a). Data dari hasil observasi pengukuran langsung di SMK Negeri 2

Tasikmalaya

(b). Data eksisting dari dokumentasi pribadi berupa foto mengenai

penataan elemen interior ruangan kelas Teori Bangunan A SMK

Negeri 2 Tasikmalaya.

(c). Data dokumen inventaris mengenai gambar kerja ruangan kelas

Teori Bangunan A dari pihak SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

(d). Bahan pustaka relevan dengan permasalahan penelitian, salah

satunya Lamp. PERMENDIKNAS No.40 Tahun 2008 mengenai

Standar Sarana dan Prasarana SMK/ MAK, Data Arsitek 3, Ilustrasi

Desain Interior, Design Guide For Secondary Schools in Asia, Guru Super& Super Teaching, Kombinasi Warna, SNI Tahun 2001. (e). Data dari hasil pengukuran alat lux meter khusus untuk penilaian

elemen cahaya di lapangan.

(27)

Menurut Sugiyono (2011, 308), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian

adalah mendapatkan data. Teknik adalah cara yang digunakan dalam

penelitian. Alat pengumpul data (instrument) adalah alat yang digunakan pada saat peneliti menggunakan suatu metode. Teknik pengumpulan data

secara tepat merupakan hal yang sangat penting, hal ini terkait dengan

penyesuaian permasalahan yang diangkat peneliti. Pendapat Sugiyono dalam

bukunya “Metode Penelitian Pendidikan”, terdapat 5 teknik yang dapat

digunakan untuk pengumpulan data, yaitu tes, kuesioner, interview

(wawancara), observasi, dan dokumentasi.

Berdasarkan judul yang dipilih oleh peneliti maka teknik pengumpulan

data yang dipakai adalah :

1. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan sebagai bukti nyata dari objek

teliti di lapangan.

1. Dokumentasi berbentuk gambar mengenai kondisi penataan elemen

interior di ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2

Tasikmalaya

2. Dokumentasi tertulis untuk memperoleh data yang digunakan sebagai

bahan kajian pustaka, yang terdiri dari data sekunder yang berasal dari

instansi dimana penelitian dilakukan, yaitu data gambar ruangan kelas

Teori Bangunan A SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Serta data Lamp.

PERMENDIKNAS No. 40 tahun 2008 mengenai Standar Sarana dan

Prasarana, Data Arsitek 3, Ilustrasi Desain Interior, Design Guide For Secondary Schools in Asia, Guru Super& Super Teaching, Kombinasi Warna serta SNI Tahun 2001.

(28)

71

Observasi ini dilakukan dengan dua cara, yang pertama mengamati

langsung objek penelitian yaitu lingkungan ruangan kelas Teori Bangunan

A SMK Negeri 2 Tasikmalaya serta pengamatan tak langsung yaitu

dengan rekaman gambar/ foto. Kemudian yang kedua dilakukan melalui

dokumen-dokumen inventaris mengenai sarana dan prasarana di ruangan

kelas tersebut.

Atau dalam bukunya Post-Occupancy Evaluation Preiser, dkk (1988) menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data observasi pada POE

Investigatif yang dikenal dengan metode Walk-Through (Walk-Through Evaluation). Cara ini dilakukan setelah didapat tanggapan-tanggapan dan isu-isu performansi. Pada kegiatan ini evaluator melakukan observasi

langsung , untuk mendapat gambaran atau informasi langsung dari objek

yang akan dievaluasi. Pengambilan foto akan sangat mendukung

lengkapnya isu-isu performansi yang diperoleh.

Alat yang digunakan berupa layout pencatatan observasi, yang digunakan untuk mencatat dan menuliskan segala sesuatu yang

berhubungan dengan penelitian pada saat dilakukannya pengamatan

langsung. Kemudian alat dokumentasi untuk hasil foto-foto yang

memperlihatkan kejadian yang tengah berlangsung selama dilakukannya

pengamatan di lapangan.

3. Pengukuran dengan Lux Meter

Teknik pengumpulan data ini dilakukan khusus untuk elemen cahaya

yang digunakan untuk melihat dan mengetahui hasil akhir mengenai

besarnya intensitas cahaya yang ada di dalam ruangan Teori Bangunan A

SMK Negeri 2 Tasikmalaya.

(29)

Meskipun Post Occupancy Evaluation (POE) beragam dalam skala, sumber daya, sasaran, minat, dan keahlian pelaku evaluasi, secara garis besar,

langkah-langkah dalam proses Analisis Post Occupancy Evaluation (POE) menurut Preiser dalam bukunya Post-Occupancy Evaluation sebagai berikut :

1. Perencanaan POE (Planning the POE)

a) Merumuskan permasalahan yang akan diteliti

Pada tahap ini yang dilakukan evaluator adalah merancang

perumusan masalah, menentukan elemen POE yang akan

deteliti.

b) Merencanakan Penelitian

Menentukan metode yang digunakan untuk penelitian, dan

membuat schedule, biaya, kerangka kerja dan prosedur untuk teknik pengambilan data dari mulai studi dokumentasi,

observasi dan pengukuran dengan lux meter.

2. Melakukan POE (Conducting the POE)

a) Melakukan persiapan pengumpulan data lapangan

Pada tahap ini hal yang dilakukan oleh evaluator adalah

mempersiapkan semua alat yang dibutuhkan dalam proses

pengumpulan data secara lengkap di dalam lingkungan

penelitian yang telah di jelaskan sebelumnya. Dengan

menggunakan alat berupa observasi dan studi dokumentasi serta

lux meter untuk mendapatkan data eksisting yang ada pada lingkup penelitian.

b) Pemantauan dan pengelolan prosedur pengumpulan data

Pada tahap ini evaluator melakukan observasi di lapangan secara

rutin dengan menggunakan prosedur observasi yang telah

dirancang sebelumnya oleh peneliti.

Kemudian pada tahap ini, peneliti melakukakan dokumentasi

terhadap keadaan eksisting ruangan kelas Teori Bangunan A,

(30)

73

c) Analisis data

Proses analisis data dalam penelitian analisis POE merupakan

tahap pembahasan dari semua unsur pengumpulan data yang

dilakukan yaitu studi dokumentasi, observasi, serta pengukuran

mengggunakan alat luxmeter khusus penilaian pada elemen cahaya, tugas dalam menganalisis data terdiri dari

mengumpulkan data mentah, memindahkan dan memasukan

data, pengolahan data, merumuskan hasil temuan,

menginterpretasi data, serta melengkapi data akhir.

Tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi tiga bagian diantaranya :

1. Menguraikan semua data mengenai keadaan eksisting

lingkungan penelitian yang telah dikumpulkan dari semua

teknik yang digunakan mulai dari studi dokumentasi serta

observasi dengan hasil sesuai prosedur observasi yang telah

di buat sebelumnya oleh peneliti, kemudian hasil

pengukuran yang menggunakan alat lux meter khusus untuk elemen cahaya.

2. Menginterpretasi data yang telah diuraikan, kemudian

dilakukan penilaian dengan menggunakan tabel penilaian

memenuhi dan tidak memenuhi standar perancangan.

3. Menjelaskan hasil akhir dari analisis data yang telah

dilakukan berupa laporan kajian yang telah membandingkan

keadaan eksisting dengan standar perancangan penataan

interior yang sudah ada.

3. Menerapkan POE (Applying the POE)

1. Membuat laporan dan kesimpulannya untuk kemudian diperoleh

saran/ rekomendasinya agar dapat diterapkan untuk masa yang

akan datang. Informasi ini berupa laporan yang berisi konten

(31)

bangunan yang telah terukur dan hasil evaluasi dengan visual

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dan jelaskan

pada bagian sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Gambaran Umum Kondisi Ruangan Kelas Teori Bangunan A

Secara umum, kondisi fisik ruangan kelas teori bangunan A SMK Negeri 2

Tasikmalaya dilihat dari segi luas minimum sudah memenuhi standar untuk

digunakan sebagai kelas penunjang proses pembelajaran. Namun terdapat

beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan dibenahi seperti halnya

pencahayaan, spesifikasi serta penataan (lay out) perabot ruangan kelas.

2. Keterpenuhan Penataan Elemen Interior Ruangan Kelas Teori Bangunan A

Penataan elemen interior ruangan kelas Teori Bangunan A SMK Negeri 2

Tasikmalaya dapat dilihat dari mulai elemen pembatas seperti dinding, lantai,

dan langit-langit, kemudian elemen estetik berupa perabot (furniture), elemen warna serta elemen cahaya yang ada pada ruangan tersebut, dengan rincian

penilaian berikut ini :

(1). Elemen Pembatas (dinding, lantai dan langit-langit)

- Untuk dinding Ruangan Kelas Teori Bangunan A semua aspek sudah

memenuhi standar.

- Untuk lantai Ruangan Kelas Teori Bangunan A yang sudah memenuhi

(33)

- Untuk langit-langit Ruangan Kelas Teori Bangunan A semua aspek

telah memenuhi standar.

(2). Elemen Estetik (Perabot)

- Untuk perabot yang sudah sesuai dengan standar adalah pada sirkulasi

ditinjau dari ergonomi, kemudian yang belum memenuhi standar

terdapat pada spesifikasi, serta penataan (lay out). (3). Elemen Warna

- Ditinjau dari psikologi warna, warna yang digunakan pada ruangan ini

sudah memenuhi standar dan cocok untuk peserta didik dalam proses

pembelajarannya.

(4). Elemen Cahaya

- Untuk pencahayaan diruang ini yang sudah memenuhi standar pada

aspek jenis lampu yang digunakan, namun untuk besaran intensitas

belum memenuhi standar.

Dengan demikian bahwa penataan elemen interior di ruangan kelas teori

bangunan A belum sepenuhnya sesuai dengan standarisasi yang telah ada dalam

peraturan pemerintah maupun literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang

hendak penulis sampaikan bagi pihak perancang, pihak sekolah serta peneliti

lain yang akan melakukan penelitian serupa pada waktu yang akan datang,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Berdasarkan temuan penelitian pada halaman 115, sebaiknya kepada

pihak sekolah dapat lebih memberikan perhatian kepada setiap ruangan

termasuk Ruangan Kelas Teori Bangunan A dalam hal pemenuhan sarana

dan prasarana yang menunjang untuk proses pembelajaran yang lebih baik,

(34)

118

sebaiknya dapat dikurangi dengan pemasangan sun shading di sebelah timur dan barat bukaan jendela yang ada pada ruangan kelas teori

bangunan A.

2. Bagi Pihak Perancang

Sebaiknya dalam setiap perancangan memperhatikan serta

mempertimbangkan standar yang telah tersedia dalam peraturan

pemerintah untuk ruangan kelas. Serta dalam suatu perancangan sebaiknya

memperhatikan serta menguasai wawasan mengenai beberapa hal yang

berkaitan, misalnya ergonomi (kenyamanan) dilihat dari antropometri

calon pemakai ruangan kelas tersebut, jenis dan dimensi perabot

(furniture) yang akan digunakan, serta memahami penataan elemen interior yang baik.

3. Bagi Pemerintah

Berdasarkan temuan penelitian pada halaman 115, sebaiknya pemerintah

melengkapi standar untuk SMK/MAK dengan menambah standar lain

seperti: standar mengenai elemen pembatas, standar mengenai elemen

warna, standar mengenai elemen cahaya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya meneliti mengenai elemen interior

secara menyeluruh pada semua bagian tidak hanya ke empat elemen ini,

yang baik bagi ruangan kelas untuk SMK/MAK. Penelitian ini juga dapat

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Ching, F.D.K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta : PT. Gelora Aksara

Pratama

Ching, F. D.K. (2000). Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

Gun, Harry, dkk. Komdinasi Warna. Dulux

Haryadi, dan Setiawan, B. (1995). Arsitektur, Lingkungan, dan Perilaku. Universitas Gadjah Mada

Hermanto dan Yusie. (2000). Analisis Gedung P Universitas Petra. Tidak diterbitkan

Jensen, Erik. (2010). Guru Super & Super Teaching. Jakarta : PT. Indeks

Lauren, Joyce M. (2005). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Grasindo

Panero, Julius, Zelnik, Martin. (1979). Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Terjemah : Ir. Djoeliana Kurniawan. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

Partin, Ronald.L. (2012). Kiat Nyaman Mengajar di Dalam Kelas. Jakarta : Indeks

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. (2008). Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Jakarta: Depdiknas.

Preiser, W.F.E., Rabinowitz, H.Z., White, E.T. (1988). Post-Occupancy Evaluation. Van Nostrand Reinhold Company New York

Santrock, John W. (2007). Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta : Kencana Snyder, James C., Catanese, Anthony J. (1984). Pengantar Arsitektur.

Terjemahan : Ir. Hendro Sangkayo. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

(36)

Syaifurahman dan Ujiati. T. (2013). Manajemen Dalam Pembelajaran Jakarta : Indeks

Tim Penyusun UPI. (2012), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia : tidak diterbitkan

Virochsiri, Xantharid. (1997). Desin Guide For Secondary Schools In Asia.

Gambar

Tabel 2.1      Standarisasi Elemen Interior ................................................................
Gambar 3.1Diagram Analisis POE
Gambar 3.2  Diagram Alur berfikir penelitian
gambar berupa keadaan eksisting dalam masa penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan toksikologi diperlukan pada kondisi seperti kasus kematian mendadak yang terjadi pada seseorang maupun sekelompok orang, kematian yang dikaitkan

Itu dapat terlihat dari hasil penelusuran pustaka yang peneliti lakukan terhadap penelitian yang berkaitan dengan kontribusi sumber-sumber PAD dalam mendukung kemandirian

NetOp School ini akan sangat membantu pengajar/dosen yang memegang beberapa kelas dengan materi yang sama dalam waktu yang bersamaan, atau kelas yang besar karena dengan

Kini kamu telah menjadi sangat kuat hingga kamu merasa heran akan hal itu, dan hal itu adalah karena kesetiaanmu kepada Puteraku yang terkasih, hingga kini kamu

35 Faktor risiko peningkatan tekanan darah terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi yaitu adalah merokok, obesitas, stress, asupan, dan yang tidak dapat dimodifikasi

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi baik

[r]

Pembahasan inti dari masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini dan sebagai bahan kajian yang akan dijawab nantinya adalah: “Bagaimana Kualitas Hadis-hadis yang