• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kegiatan Direktorat Tata Ruang d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kegiatan Direktorat Tata Ruang d"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR... 5

DAFTAR SINGKATAN ... 6

BAB I PENDAHULUAN ... 9

BAB II KEGIATAN INTERNAL ... 10

2.1. Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang ... 10

2.1.1 Penyusunan RKP 2016 ... 10

2.1.2 Koordinasi Perencanaan ... 10

2.1.3 Kajian Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan ... 11

2.1.4 Anugerah Pangripta Nusantara 2015... 11

2.1.5 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah ... 12

2.1.6 Selaku Anggota Pokja I BKPRN ... 12

2.1.7 Selaku Anggota Pokja II BKPRN ... 12

2.1.8 Selaku Anggota Pokja III BKPRN ... 12

2.1.9 Selaku Anggota Pokja IV BKPRN ... 12

2.1.10 Sosialisasi High Level Meeting and Regional Workshop in the SEEA Experimental Experience Accounting ... 13

2.1.11 Diskusi Produk-Produk Protarih ... 13

2.2. Kegiatan Utama Subdit Pertanahan ... 13

2.2.1 Rapat Kajian Dewan Pertanahan Nasional ... 13

2.2.2 Penyusunan RKP Kementerian Agraria dan Tata Ruang 2016 ... 14

2.2.3 Koordinasi Sosialisasi Adat Ulayat ... 14

2.2.4 Pembentukan Lembaga Penyediaan Tanah - ADB ... 14

2.2.5 Penyusunan Profil Pertanahan ... 14

2.2.6 Sertipikasi Lintas Sektor ... 14

2.3. Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 14

2.3.1 Strategi Komunikasi ... 14

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP ... 15

2.3.3 Sosialisasi RPJMN 2015-2019 TRP ... 16

2.3.4 Buletin TRP ... 16

(3)

2

2.3.6 Kajian Dukungan SCDRR 2015 ... 17

2.3.7 Koordinasi Program Tata Ruang dalam Investasi Hijau dengan Protarih ... 17

2.4. Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional ... 17

2.4.1 Penyusunan Kajian : Review Kelembagaan BKPRN ... 17

2.4.2 Fasilitasi Mediasi : Rapat Koordinasi BKPRN terkait Pembahasan Lanjutan Penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas ... 17

2.4.3 Fasilitasi dan Mediasi : Rapat Koordinasi BKPRN terkait Persiapan Rakernas BKPRN 2015 ... 18

2.44 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu ... 18

2.5. Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN) ... 18

2.5.1 Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif ... 18

2.5.2 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bulan Mei 2015 ... 18

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL ... 20

3.1 Rapat Lanjutan Trilateral Meeting RKP 2016 Kementerian ATR/BPN Bidang Tata Ruang.... 20

3.2 Trilateral Meeting Lanjutan Pembahasan Pagu 2016 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN ... 20

3.3 Rapat Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Tanah Sebagai Upaya Optimalisasi Pendapatan Negara dan Daerah ... 21

3.4 Sinegritas Pertanahan dan Tata Ruang Dalam Rangka Menunjang Pengelolaan Tata Guna Tanah dan Pembangunan Berkelanjutan ... 21

3.5 Resilient City ... 21

3.6 Rapat Penjelasan Produk-Produk Protarih dalam Mendukung Prioritas Pembangunan di Provinsi Papua. ... 22

3.7 Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara . 22 3.8 Penyusunan RDTR di Sekitar 14 Kawasan Industri Prioritas ... 23

3.9 Trilateral Meeting Transportasi ... 23

3.10 Breakfast Meeting-SCDRR II ... 24

3.11 Rapat Koordinasi Pengelolaan data dan Infromasi ... 24

3.12 Rapat Pembahasan Hasil Konsultasi Teknis dengan KL... 24

3.13 Pembahasan Landasan Hukum One Map Policy (OMP) ... 25

3.14 Pelaksanaan Country Portfolio Review Mission 2015 ... 25

3.15 Diskusi Penyediaan Kebutuhan Peta Skala Besar (1:5000) dengan IAP ... 25

3.16 Pembahasan Awal Prakarsa Strategis Penyusunan Draft UU tentang GBHN dalam Rangka Revisi UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ... 26

3.17 Kajian Integrated Water Resource Conservation (IWCM) ... 26

(4)

3

3.19 Konsolidasi Evaluasi Kertas Kerja PMPRB Kedeputian Regional Tahun 2014 ... 27

3.20 Tindaklanjut Nota Kesepahaman Kerjasama Pemanfaatan Data Kependudukan, NIK, dan KTP Elektronik ... 27

3.21 Kick Off Meeting Pelaksanaan Kearsipan di Bappenas ... 28

3.22 Pembahasan Peninjauan Kembali RTRWN ... 28

3.23 Rapat Koordinasi Penyusunan Pedoman Pelaksanaan inpres No. 6 Tahun 2015 ... 28

3.24 Seminar Nasional Mendorong Integrasi Peta Kelola Rakyat Melalui Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan ... 29

3.25 Rapat Pembahasan Draft MoU Percepatan Pemberdayaan UMK, Petani, Pembudidaya Ikan, dan MBR melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah ... 29

3.26 Pengembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabekkarpur ... 29

3.27 Sosialisasi Anugerah pangripta Nusantara ... 30

3.28 FGD Kajian Monitoring dan Evaluasi Kesiapan Strategi Adaptasi Perubahan Iklim pada Sektor Transportasi di Pantura ... 30

3.29 Pencanangan Kawasan Wisata Mandeh Sumatera Barat ... 30

3.30 Konsultasi terkait Pembahasan Raperda RTRWP Kalimantan Timur 2014-2034 ... 31

BAB IV RENCANA KEGIATAN ... 32

BAB V PENUTUP ... 37

(5)

4

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id) ... 15

Tabel 2. Statistik Pengunjung Portal (tataruangpertanahan.com) ... 15

Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang ... 32

Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan ... 33

Tabel 5. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 33

Tabel 6. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN ... 34

(6)

5

DAFTAR GAMBAR

(7)

6

DAFTAR SINGKATAN

ADB : Asian Development Bank AMDAL : Analisis Dampak Lingkungan API : Adaptasi Perubahan Iklim APN : Anugerah Pangripta Nusantara APP : Alokasi Pendanaan Pembangunan AoI : Area of Interest

ATR : Agraria Tata Ruang

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BIG : Badan Informasi Geospasial

BINDA : Pembinaan Daerah BIROREN : Biro Perencanaan

BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

BKPP : Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan BLU : Badan Layanan Umum

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPN : Badan Pertanahan Nasional

BPS : Badan Pusat Statistik BUMD : Badan Usaha Milik Daerah BUMN : Badan Usaha Milik Negara DIRJEN : Direktorat Jenderal

DIT : Direktorat

DJA : Direktorat Jenderal Anggaran DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah EEA : Experimental Ecosystem Accounting FGD : Focus Group Discussion

FPRLH : Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup GBHN : Garis-Garis Besar Haluan Negara

GI : Geospasial Informasi

GIS : Geographic Information System GUP : Ganti Uang Persediaan

HSR : High Speed Railway INPRES : Instruksi Presiden INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi

IWCM : Integrated Water Resource Conservation JICA : Japan International Cooperation Agency JKPP : Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif K/L : Kementerian/Lembaga

(8)

7 KEMENKEU : Kementerian Keuangan

KEMENKO : Kementerian Koordinator KEMEN PU : Kementerian Pekerjaan Umum

KKDT : Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KSN : Kawasan Strategis Nasional K/L : Kementerian/Lembaga KM : Knowlegde Management KRB : Kawasan Rawan Bencana KSN : Kawasan Strategis Nasional

KSPN : Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

KSPPN : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional KTP : Kartu Tanda Penduduk

LFA : Logical Framework Analysis

LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

LH : Lingkungan Hidup

LK : Lembar Kerja

LS : Lungsum Salary

MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah MoU : Memorandum of Understanding

MUSRENBANGNAS : Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional NLP : Nomor Lembar Peta

NIK : Nomor Induk Kependudukan

NSPK : Norma. Standar, Prosedur dan Kriteria OTDA : Otonomi Daerah

PANSUS : Panitia Khusus

PBB : Pajak Bumi dan Bangunan PERDA : Peraturan Daerah

PERPRES : Peraturan Presiden

PERMENDAGRI : Peraturan Menteri Dalam Negeri PIC : Person in Charge

PILKADA : Pemilihan Kepala Daerah PLBN : Pos Lintas Batas Negara

PMPRB : Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi POKJA : Kelompok Kerja

PP : Peraturan Pemerintah

PPLB : Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan PPNS : Penyidik Pegawai Negeri Sipil

PPP : Public Private Partnership PRB : Pengelolaan Risiko Bencana

PROTARIH : Program Tata Ruang dan Investasi Hijau

PU : Pekerjaan Umum

(9)

8 PUSDATIN : Pusat Data dan Informasi

PUSBINDIKLATREN : Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana RAN : Reforma Agraria Nasional

RAPERDA : Rancangan Peraturan Daerah RAKERNAS : Rapat Kerja Nasional

RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENSTRA : Rencana Strategis

RI : Rencana Induk

RKP : Rencana Kerja Pemerintah

RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RTR : Rencana Tata Ruang

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RTRWK : Rencana Tata Ruang Wilayah Kampung RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTT : Rencana Teknis Terinci

RZWP3K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil SCDRR : Safer Community through Disaster Risk Reduction SDA : Sumber Daya Alam

SDGs : Sustainable Development Goals SDM : Sumber Daya Manusia

SEB : Surat Edaran Bersama

SEEA : System of Environmental Economic Accounting SIDIK : Sistem Inventaris Data Indeks Kerentanan SIMTARU : Sistem Informasi Tata Ruang

SK : Surat Keputusan

SOP : Standar Operating Procedure SOTK : Susunan Organisasi dan Tata Kerja SPK : Surat Perjanjian Kerjasama

SPM : Standar Pelayanan Minimal STRATKOM : Strategi Komunikasi

TARUNAS : Tata Ruang Nasional TPI : Tim Penilai Independen TPT : Tim Penilai Teknis TPU : Tim Penilai Utama

TRP : Tata Ruang dan Pertanahan UMK : Usaha Menengah dan Kecil

UNDP : United Nations of Development Program

(10)

9

BAB I

PENDAHULUAN

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1) kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun 2015. Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan. Sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor.

(11)

10

BAB II

KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan.

Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja.

Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang

2.1.1 Penyusunan RKP 2016

Dalam rangka Penyusunan RKP 2016, pada Bulan Mei 2015, Subdit Tata Ruang telah melakukan beberapa kegiatan, yaitu: (i) Trilateral Meeting Lanjutan Pembahasan Pagu Indikatif RKP 2016 dengan Tata Ruang Kementerian ATR dan BIG; (ii) Trilateral Meeting Bidang Transportasi; (iii) Penyelesaian Exercise Pagu Indikatif RKP Tahun 2016 Bidang Tata Ruang Kementerian ATR/BPN. Trilateral Meeting lanjutan dengan Tata Ruang Kementerian ATR/BPN dan BIG telah diselenggarakan pada Bulan Mei 2015. Dalam rapat tersebut disampaikan beberapa hal, diantaranya: (i) Tata Ruang Kementerian ATR/BPN akan menyusun Exercise Pagu 2.89 T dan Pagu 4.6 T; (ii) BIG mampu menyediakan sebanyak 610 Nomor Lembar Peta (NLP) untuk RKP 2016 dan jika rata-rata 336 km2, maka RDTR yang dapat diselesaikan kurang lebih 45 RDTR untuk Tahun

2016.

Untuk Trilateral Meeting bidang transportasi, Subdit Tata Ruang telah menghadiri dan memberi masukan pada rapat. Selanjutnya, akan dilakukan penyusunan dokumen kesepakatan trilateral meeting antara Bappenas-Kementerian Keuangan–Kementerian Perhubungan.

2.1.2 Koordinasi Perencanaan

Dalam kegiatan ini, Subdit Tata Ruang telah melakukan Rapat terkait Koordinasi Penyediaan peta Skala Besar pada tanggal 21 Mei 2015 di Ruang Rapat Utama I, Bappenas. Subdit Tata Ruang telah menyusun bahan paparan rapat, telah mengidentfiikasi progres kegiatan dan telah menyusun rencana tindaklanjut.

(12)

11 perbatasan kepada BIG dan BIG akan melakukan identifikasi kebutuhan dana per tahun untuk penyediaan peta setelah mendapat data dari ATR.

2.1.3 Kajian Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan

Hingga Bulan Mei 2015, Subdit Tata Ruang telah melakukan beberapa kajian sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan, diantaranya:

1. Penyusunan Draft Laporan Antara. Draft laporan Antara telah selesai disusun dan selanjutnya akan dilakukan pembahasan hasil inventarisasi kendala di 3 Provinsi Wilayah Studi dan Draft Laporan Antara dengan TPRK.

2. Rapat Pembahasan Draft 1 (Laporan Antara) Materi Teknis RTR dengan Rencana Pembangunan. Masukan untuk perbaikan Laporan Antara telah selesai disusun, dan akan ditindaklanjuti dengan penysuunan rencana pelaksanaan FGD.

3. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan FGD ke 3 Provinsi (Gorontalo, Sumatera Barat, dan Jawa Timur). Rencana kegiatan pelaksanaan di 3 provinsi telah tersusun dan akan dilakukan simulasi untuk fasilitator sebelum melakukan FGD tersebut.

4. Simulasi Pelaksanaan Kegiatan FGD di 3 Daerah. Simulasi untuk fasilitator dalam kegiatan kajian integrasi RTR dengan Rencana Pembangunan di 3 Provinsi telah diselenggrakan pada tanggal 27 Mei 2015.

2.1.4 Anugerah Pangripta Nusantara 2015

Laporan kegiatan APN 2015 telah tersusun, namun dalam proses penyusunan laporan tersebut masih sulitnya mendapatkan masukan dari TPT, TPU, dan TPI terkait evaluasi pelaksanaan kegiatan. Oleh sebab itu akan dilakukan proses finalisasi laporan penyelenggaraan kegiatan APN 2015. Subdit tata ruang juga telah menyelenggarakan rapat evaluasi penyelenggaraan kegiatan APN 2015 pada tanggal 22 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 4, Bappenas. Rapat diselenggarakan dengan tujuan menghimpun masukan evaluasi pelaksanaan penilaian APN 2015 dan masukan untuk perbaikan kualitas dokumen dan proses penyusunan RKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Masukan untuk perbaikan kualitas pelaksanaan dan substansi tersebut perlu dilaporkan kepada pemerintah Daerah terlebih dahulu. Dalam hal ini, Direktorat TRP perlu melakukan diskusi terkait kegiatan tindaklanjut dari APN dengan Kepala Pusbindiklatren, Bappenas.

(13)

12

2.1.5 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah

Sampai Bulan Mei 2015, penyusunan Profil Tata Ruang Daerah Subdit Tata Ruang belum mengalami kemajuan karena masih perlunya dilakukan perekrutan staf khusus dalam penyusunan buku tersebut. Draft profil yang telah disusun hingga pada bulan ini masih sama dengan bulan lalu, yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jambi, Gorontalo, dan Jawa Tengah. Untuk mengumpulkan seluruh data daerah perlu dilakukan konfirmasi terhadap hasil pengisian kuesioner dari daerah.

2.1.6 Selaku Anggota Pokja I BKPRN

Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan pada Rapat Pembahasan Penyediaan Hasil Peninjauan Kembali PP RTRWN. Dalam proses PK RTRWN, beberapa hal yang harus masuk yaitu: UU No. 41/2009 tentang LP2B, UU 24/2007 tentang Penanggulangan Kebencanaan, UU 32/2014 tentang Kelautan, target-target RPJMN dan Nawacita. Sulitnya mendapatkan kesepakatan dari K/L yang hadir menjadi kendala tersediri karena mengingat setiap K/L memiliki kepentingan masing-masing.

2.1.7 Selaku Anggota Pokja II BKPRN

Selaku anggota Pokja II BKPRN, Subdit Tata Ruang telah menyusun masukan untuk revisi Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang (UU) No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Selanjutnya, Subdit Tata Ruang akan melakukan pengawalan masukan ke Direktorat Perkotaan dan Perdesaan.

2.1.8 Selaku Anggota Pokja III BKPRN

Dalam perannya sebagai anggota Pokja III BKPRN, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam kegiatan Pembahasan Penyediaan Peta Skala Besar untuk Penyusunan RDTR. Dalam pertemuan tersebut, Dit. TRP Bappenas telah mengusulkan pertemuan setingkat Menteri antara Menteri PPN/Kepala Bappenas, Kepala BIG, Kepala LAPAN dan Kepala BPKP untuk mencari jalan keluar. Kementerian ATR akan memverifikasi data lokasi peta yang sudah ada dari daerah dan kebutuhan peta kawasan perbatasan negara termasuk tahun pentahapannya, kemudian akan menyampaikan data lokasi untuk kawasan perbatasan kepada BIG. Selanjutnya, BIG akan melakukan identifikasi kebutuhan dana per tahun untuk penyediaan peta setelah mendapat data dari ATR.

2.1.9 Selaku Anggota Pokja IV BKPRN

Selaku anggota dalam Pokja IV BKPRN, Subdit Tata Ruang telah melakukan beberapa kegiatan, diantaranya:

1. Stocktacking

(14)

13 2. High Speed Railway

Pada Rapat Koordinasi Studi Kelayakan Pembangunan HSR Jakarta-Bandung (Bagian dari Jakarta-Surabaya), perlu segera diputuskan oleh Presiden tentang keberlanjutan proyek ini yang akan bekerjasama dengan Jepang atau China dan dimasukan ke dalam RPJMN 2015-2019. Beberapa K/L yang mengikuti diskusi ini mengemukakan beberapa permintaan/pertanyaan kepada Jepang (JICA) yaitu terkait: (i) pemilihan rute; (ii) mekanisme PPP Model; (iii) groundbreaking pendanaan multiyears selama 50 tahun; (iv) sinkronisasi dengan rencana tata ruang; dan (v) mekanisme transfer teknologi. Sebagai tindaklanjut, Bappenas perlu melakukan rapid assesment usulan uang dikaitkan dengan Nawacita, pengembangan tol laut dan pengurangan kesenjangan Jawa dengan luar Jawa.

2.1.10 Sosialisasi High Level Meeting and Regional Workshop in the SEEA

Experimental Experience Accounting

The System of Environmental-Economic Accounting (SEEA) atau sistem Neraca Ekonomi-Lingkungan telah diadopsi sebagai standar statistik internasional oleh United Nations Statistica; Commision (UNSC) pada tahun 2012. Pada tahun 2014 UNSC meluncurkan program, SEEA-Experimental Ecosystem Accounting (SEEA-EEA). Dalam workshop yang diselenggarakan pada tanggal 14-17 April 2015 di Kantor BPS ini, perlu adanya komitmen bersama untuk pengembangan data dan statistik menuju satu data seperti kebijakan one map policy . Dalam kegiatan ini keterbukaan data dan informasi menjadi kunci dalam perwujudan data dan informasi yang terintegrasi. Menghubungkan data lingkungan dan sosial ekonomi sangat penting bagi para pembuat kebijakan untuk melihat dampak kebijakan ekonomi terhadap lingkungan dan sebaliknya secara lebih baik.

2.1.11 Diskusi Produk-Produk Protarih

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan bekerjasama untuk menyusun konsep pembentukan Forum Masyarakat Madani Tata Ruang. Tim Protarih perlu menyusun presentasi produk-produk Protarih dan dipresentasikan ke Internal TRP, Binda I dan II Kementerian ATR/BPN sebelum dipresentasikan ke BKPRN. Tim juga perlu menyusun pedoman pelatihan untuk replikasi kegiatan di daerah lain. Pada tanggal 6 Mei diagendakan pertemuan internal antara Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Protarih di Hotel Harris, Tebet.

Kegiatan Utama Subdit Pertanahan

2.2.1

Rapat Kajian Dewan Pertanahan Nasional

Telah dilakukan Rapat Pembahasan Ekstensifikasi dan Instensifikasi Pajak Tanah Sebagai Upaya Optimalisasi Pendapatan Negara dan Daerah pada tanggal 5 Mei 2015 di Ruang Rapat Clearing House, Wantanas. Rapat diselenggarakan dalam rangka menyusun kajian terkait dengan kemungkinan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak tanah (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk menambah pendapatan negara. Ekstensifikasi pajak adalah upaya perluasan subjek dan objek pajak, sedangkan intensifikasi pajak adalah peningkatan intensitas pungutan terhadap objek dan subjek pajak yang belum terjaring pajak.

(15)

14

2.2.2

Penyusunan RKP Kementerian Agraria dan Tata Ruang 2016

Pada bulan Mei 2015 telah dilakukan Trilateral Meeting RKP 2016 lanjutan bersama dengan Kemneterian ATR dan Kementerian Keuangan. Namun untuk penyepakatan besaran Anggaran Teknis ATR 2016 beserta rincian kegiatannya masih mengalami kendala. Adapun kendala tersebut dikarenakan adanya penambahan anggaran untuk Kementerian ATR sebesar 405 M. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, perlu menunggu penandatanganan RKP 2016 oleh Presiden.

2.2.3

Koordinasi Sosialisasi Adat Ulayat

Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 29 Mei 2015 di Ruang Rapat SG-3 ini diselenggarakan sebagai persiapan untuk melakukan sosialisasi peraturan perundangan terkait tanah adat/ulayat. Rapat ini dihadiri oleh Kementerian ATR/BPN (Biroren dan KL, Pusat Hukum dan Humas); Kemen LH dan Hutan (Dit. Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan); Kemendagri; Kemen Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; dan Bappenas (Dit. Otda, Dit. Konservasi SDA dan Kehutanan). Disebutkan dalam rapat bahwa perlunya pemahaman mengenai definisi tanah adat, masyarakat adat, hutan adat dan perlu dilakukan penyusunan bahan sosialisasi dengan mengundang direktorat terkait pada masing-masing K/L. Selanjutnya Bappenas akan mengirim surat untuk meminta person in charge (PIC) masing-masing K/L terkait dengan kegiatan sosialisasi peraturan perundangan terkait tanah adat/ulayat, dan Bappenas akan mengundang rapat teknis untuk menyusun bahan sosialisasi peraturan [perundangan terkait tanah adat/ulayat.

2.2.4

Pembentukan Lembaga Penyediaan Tanah - ADB

Pada diskusi inception report dengan ADB terkait pembentukan BLU Pengadaan Tanah, Subdit Pertanahan telah menyampaikan tahapan dan point penting yang diharapkan dalam kajian ADB dengan bentuk kasar konsep mekanisme BLU Penyediaan Tanah kepada ADB. Selanjutnya, akan dilakukan sosialisasi terkait lembaga penyediaan tanah yang diagendakan pada 4 Juni dan FGD 15 Juni 2015.

2.2.5

Penyusunan Profil Pertanahan

Dalam kegiatan review data dan outline profil pertanahan, Subdit Pertanahan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melakukan review penyusunan profil pertanahan. Dalam kegiatan tersebut terdapat kendalanya adanya beberapa data yang tidak sesuai. Sebagai tindaklanjut kegiatan tersebut akan dilakukan pengolahan data yang telah ada.

2.2.6

Sertipikasi Lintas Sektor

Pada pertemuan ini dibahas tentang penyusunan MoU Kegiatan Sertipikasi Lintas Sektor. Hingga Mei 2015, Subdit Pertanahan telah melakukan pembahasan dan penyusunan MoU Kegiatan Sertipikasi Lintas Sektor. Selanjutnya, akan dilakukan rapat lanjutan terkait dengan penandatanganan MoU Sertipikasi Lintas Sektor.

Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi

2.3.1

Strategi Komunikasi

(16)

15

2.3.2

Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP

Dit. TRP memiliki 4 (empat) media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu : 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id). Berita dalam situs TRP diperbaharui setiap hari; 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP:

Tabel 1. Statistik Situs TRP (trp.or.id)

Month Unique

visitors Number of visits Pages

Jan-15 282 354 511

Feb-15 234 293 525

Mar-15 674 844 1.312

Apr-15 731 925 1.694

Mei-15 1.301 1.459 1.975

Tabel 2. Statistik Pengunjung Portal (tataruangpertanahan.com)

Month Unique

visitors Number of visits Pages

Jan-15 1.848 2.195 6.332

Feb-15 1.742 2.110 6.220

Mar-15 2.430 2.864 7.752

Apr-15 2.521 2.887 7.951

Mei-15 3.000 3.340 7.528

Gambar 1. Statistik Pengunjung Website (www.trp.or.id)

Jan Feb Mar Apr May

Unique visitors 282 234 674 731 1.301

Number of visits 354 293 844 925 1.459

Pages 511 525 1.312 1.694 1.975

(17)

16

Gambar 2. Statistik Portal (tataruangpertanahan.com)

Berdasarkan data statistik diatas, pada Bulan Mei 2015, jumlah pengunjung Situs TRP mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya. Pada Bulan April 2015, jumlah pengunjung situs TRP mencapai 925 pengunjung, sedangkan di Bulan Mei jumlah pengunjung naik menjadi 1.459 pengunjung. Begitupula dengan keadaan Portal TRP yang pada Bulan April 2015 mencapai 2.887 pengunjung dan di Bulan Mei 2015 mengalami kenaikan menjadi 3.340 pengunjung. Untuk menghadapi kenaikan dan penurunan yang terjadi pada situs dan portal TRP, Subdit Infosos TRP telah melakukan pengelolaan dan updating seluruh media informasi TRP dan untuk penginformasian berita di situs sudah menggunakan hyperlink ke bahan-bahan terkait.

2.3.3

Sosialisasi RPJMN 2015-2019 TRP

Pada Bulan Mei 2015, Subdit Infosos mengagendakan Sosialisasi RPJMN di daerah (Bandung) dengan mengundang stakeholders di daerah agar para stakeholders dapat memahami RPJMN 2015-2019 TRP. Namun, dikarenakan padatnya kegiatan Direktorat TRP, kegiatan sosialisasi RPJMN di daerah belum dapat terlaksana dan diagendakan akan diselenggarakan pada Bulan Juli 2015. Dalam hal pendistribusian Buku Saku RPJMN 2015-2019, Direktorat TRP telah mendistribusikannya kepada seluruh direktorat di Bappenas, Perpustakaan, dan Pemerintah Daerah.

2.3.4

Buletin TRP

Pada Bulan Mei 2015, Subdit Infosos Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melakukan pengumpulan bahan untuk artikel dan melakukan proses edit dan layout pada 60% artikel yang sudah masuk, serta pengumpulan artikel narasumber yang belum sepenuhnya terkumpul sampai bulan ini. Sulitnya dalam pengumpulan artikel narasumber dikarenakan kesibukan para narasumber. Subdit Infosos akan melakukan follow up surat dan jadwal wawancara untuk pengumpulan artikel dari narasumber dan pengumpulan materi dari kontributor di TRP. Ditargetkan dalam bulan Juli–Desember 2015 akan dilakukan finalisasi buletin TRP Edisi I Tahun 2015.

2.3.5

e-Newsletter

Tata Ruang dan Pertanahan

Penerbitan e-Newsletter Bulan Mei 20215 telah terbit e-Newsletter Bulan April 2015 dan dipublikasikan pada media informasi TRP, dan didistribusikan ke direktorat di Bappenas. Untuk penyusunan e-Newsletter Bulan Mei 2015 yaitu telah tersusunnya kerangka e-Newsletternya dan

Jan Feb Mar Apr May

Unique visitors 1.848 1.742 2.430 2.521 3.000

Number of visits 2.195 2.110 2.864 2.887 3.340

Pages 6.332 6.220 7.752 7.951 7.528 0

(18)

17 selanjutnya akan dilakukan penerbitan Newsletter Bulan Mei 2015 dan penyusunan kerangka e-Newsletter Juni 2015.

2.3.6

Kajian Dukungan SCDRR 2015

Pada Bulan Mei 2015, Subdit Infosos telah ikut serta dalam Workshop Penyusunan Pedoman Penataan Ruang berbasis PRB. Workshop tersebut diselenggarakan untuk menetapkannya fokus kajian SCDRR 2015. Pada saat ini telah terdapat 4 (empat) pedoman terkait Penataan Ruang di Kawasan Rawan Bencana. Diharapkan pedoman tersebut dapat disatukan menjadi satu pedoman. Dalam pedoman tersebut akan dirubah istilah dari mitigasi menjadi PRB dan dari di KRB menjadi berbasis PRB atau sama dengan perubahan dari hazard ke risiko. Untuk menindaklajuti kegiatan ini akan disusun tim untuk ikut serta dalam konsinyasi menyelesaikan pedoman, dimana dari Bappenas ditunjuk Bapak Oswar selaku Direktur Tata Ruang dan Pertanahan dan Bapak Aryawan selaku Direktur KKDT untuk menjadi Tim Pengarah, Ibu Mia Amalia selaku Kasubdit Tata Ruang untuk menjadi Tim Asistensi, dan Tim Penyusun adalah Ibu Santi Yulianti dan Aswicaksana dari Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Konsinyasi diagendakan sebagai berikut: i) Konsinyasi I : 8-10 Juni 2015; ii) Konsinyasi II : 22-24 Juni 2015; iii) Workshop II : 30 Juni 2015. Keseluruhan jadwal tersebut berlaku tentatif.

2.3.7

Koordinasi Program Tata Ruang dalam Investasi Hijau dengan Protarih

Subdit Infosos telah berpartisipasi melakukan rapat koordinasi dengan Protarih dalam Pembahasan Komite Manajemen Protarih di Jayapura tanggal 27 Mei 2015. Dalam kegiatan ini Subdit Infosos melakukan koordinasi dengan Protarih terkait keberadaan situs Protarih dan SIMTARU.

Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

2.4.1

Penyusunan Kajian :

Review

Kelembagaan BKPRN

Pembahasan Draft-0 dokumentasi review kelembagaan BKPRN telah dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2015 secara internal di lingkup Sekretariat BKPRN. Draft dokumen hingga saat ini masih dalam tahap revisi dan sebagai tindaklanjut akan dilakukan pembahasan Draft-0 dokumen review kelembagaan BKPRN tingkat Eselon III bersama Dit. Tarunas Kementerian ATR, Dit. FPRLH, Kementerian Dalam Negeri, Asdep Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Pada tanggal 27 Mei 2015, pertemuan tingkat Eselon III tersebut telah diselenggarakan, namun Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemenko Perekonomian tidak dapat hadir. Kesepakatan dari rapat tersebut menyatakan bahwa struktur organisasi BKPRK terlalu besar dan sekretariat tim pelaksana tidak berjalan secara efektif dan adanya penyesuaian struktur kelembagaan BKPRN oleh Dir. Taru ATR terutama dengan pertimbangan tidak semua tugas BKPRN dapat diemban oleh ATR (kerja sama penataan ruang antarprovinsi dan antarnegara). Selanjutynya, akan dilakukan penyesuaian Draft-0 sesuai dengan kesepakatan rapat yang diagendakan pada tanggal 22 Juni 2015. Untuk Rapat Koordinasi tingkat Eselon I BKPRN yang sebelumnya sempat tertunda, akan diagendakan kembali pada tanggal 25 Juni 2015.

2.4.2 Fasilitasi Mediasi : Rapat Koordinasi BKPRN terkait Pembahasan Lanjutan

Penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas

(19)

18 diselenggarakan pada tanggal 10 April 2015, namun tidak dihadiri oleh Binda I Kementerian ATR sehingga data belum didapatkan. Beberapa data yang teridentifikasi, yaitu:

 Delineasi spasial kawasan industri untuk wilayah I dan wilayah III  Status RTRW Kabupaten/Kota untuk wilayah II

Selanjutnya, dilakukan penyampaian Permohonan Informasi Data Dalam Rangka Koordinasi Penyiapan Penyusunan RDTR di Wilayah yang mencakup 14 Kawasan Industri Prioritas kepada Kementerian ATR dan BIG pada tanggal 22 April 2015. Untuk Konsolidasi Teknis selanjutnya dilakukan pembahasan terkait Penyusunan RDTR 14 Kawasan Industri Prioritas yang telah diagendakan pada tanggal 7 Mei 2015.

2.4.3 Fasilitasi dan Mediasi : Rapat Koordinasi BKPRN terkait Persiapan Rakernas

BKPRN 2015

Rapat Koordinasi Eselon III sebagai Persiapan Rakernas BKPRN 2015 ini diselenggarakan pada tanggal 15 April 2015. Dalam rapat tersebut telah teridentifikasi kebutuhan dan penanggung jawab penyelenggaraan Rakernas. Rencana Konsinyasi Tim persiapan Rakernas dalam penyusunan Draft-0 Buku Panduan Rakernas akan diagendakan sebagai tindaklanjut pada tanggal 2Draft-0 Mei 2Draft-015.

2.44 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu

Keterlibatan BKPRN dalam Pameran Perencanaan Pambangunan Nasional sebagai rangkaian acara dari Musrenbangnas 2015 telah melakukan sosialisasi BKPRN melalui media publikasi dan penyebaran kuisioner. Selanjutnya, Sekretariat BKPRN akan melakukan pengolahan dari hasil kuisioner yang telah teerkumpul.

Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN)

2.5.1

Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif

Dalam Rapat Koordinasi mekanisme pelaksanaan sosialisasi peraturan perundang-undangan terkait adat ulayat terkait penyepakatan mekanisme kemungkinan kerjasama dengan pihak ke-3 belum dapat terlaksana karena terbatasnya waktu sehubungan dengan pelaksanaan Musrenbangnas RKP 2015. Selanjutnya, Sekretariat RAN akan diagendakan kembali pada Bulan Mei 2015.

2.5.2 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bulan Mei 2015

(20)

19 Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan hingga akhir Bulan Mei 2015 adalah 28,09% (persen) atau sebesar Rp.1.266.850.260,-. Rincian realisasi angka tersebut adalah dari pelaksanaan kegiatan: (i) Perencanaan sebesar 30,66%, (ii) Pemantauan dan Evaluasi sebesar 15,91 %, (iii) Kajian sebesar 37,58 %, (iv) Koordinasi Strategis BKPRN sebesar 32,87%, (v) Koordinasi Strategis RAN sebesar 20,08%, (vi) Knowledge Management (KM) sebesar 17,43%, dan (vii) Penelaahan Renstra K/L sebesar 38,19%.

Realisasi ini dilakukan melalui TUP, UP, dan LS antara lain untuk Belanja Bahan untuk rapat-rapat terutama terkait penyelesaian RKP dan Trilateral Meeting Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, rapat koordinasi Sekretariat BKPRN, rapat koordinasi Sekretariat RAN; Honorarium Bulanan, Belanja Jasa Konsultan dan Belanja Jasa Lainnya untuk Bulan Mei 2015.

Berikut merupakan diagram rencana dan realisasi penyerapan anggaran Direktorat TRP sampai dengan akhir Bulan Mei 2015:

(21)

20

BAB III

KEGIATAN EKSTERNAL

Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Mei 2015. Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf.

3.1

Rapat Lanjutan

Trilateral Meeting

RKP 2016 Kementerian ATR/BPN Bidang

Tata Ruang

Rapat yang dipimpin oleh Ibu Mia Amalia, Kasubdit Tata Ruang Dit. TRP diselenggarakan pada tanggal 7 Mei 2015 di Ruang Rapat 204, Bappenas. Rapat ini adalah rapat lanjutan untuk membahas trilateral meeting RKP 2016 Kementerian ATR/BPN. Dalam rapat ini membahas tentang exercise yang akan dilakukan oleh Tata Ruang Kementerian ATR/BPN dengan SOTK yang baru dengan 2 (dua) alternatif pagu, yaitu 3,89 T (SEB) atau 4,6 T. Hasil exercise singkat TRP komponen teknis yang ada di komponen 001 dan 002 ada sebesar Rp. 132,5 M. Selanjutnya, akan dilakukan Trilateral Meeting lanjutan dengan Kementerian ATR/BPN, Bappenas (Kotdes, KKDT, dan APP), Kementerian Keuangan.

3.2

Trilateral Meeting

Lanjutan Pembahasan Pagu 2016 Kementerian Agraria dan

Tata Ruang/BPN

Rapat yang merupakan trilateral meeting lanjutan ini diselenggarakan pada tanggal 4 Mei 2015 di Ruang Rapat SS-4 Bappenas dengan pimpinan rapat Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas. Beberapa hal yang disampaikan dalam rapat tersebut, antara lain:

 Beberapa kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian RPJMN 2015-2019 dan Nawacita, antara lain: pelatihan PPNS, Reforma Agraria melalui redistribusi tanah dan legalisasi aset, penyediaan peta dasar untuk mendukung kegiatan pertanahan dan penyusunan RDTR, penambahan Juru Ukur (surveyor) Pertanahan dan lain-lain.

 Kementerian ATR/BPN perlu membuat usulan kebutuhan tambahan untuk mencapai target kegiatan prioritas nasional.

 Rincian Pagu Indikatif 2016 per program Kementerian ATR/BPN terkait bidang pertanahan yaitu: Program Pengembangan Infrastruktur Keagrariaan sebesar RP. 239,18 M; Program Penataan Hubungan Hukum Keagrariaan sebesar Rp. 1.743,82 M; Program Penataan Keagrariaan sebesar Rp. 939,54 M; Program Pengadaan Tanah sebesar Rp. 32,45 M; dan Program Penanganan Masalah Agraria dan Tata Ruang sebesar Rp. 59,55 M.

 Total kebutuhan tambahan yang diusulkan oleh Kementerian ATR/BPN sebesar Rp. 15.938,88 M. Dari jumlah usulan kebutuhan tersebut, sebagian besar diperuntukan untuk lembaga penyediaan tanah (bank tanah) Rp. 15.000 M. Sedangkan, sisanya untuk kegiatan yang mendukung Reforma Agraria (penyusunan peraturan, penyiapan obyek, dan pelaksanaan redistribusi tanah), serta kegiatan yang mendukung bidang tata ruang seperti PPNS, penyusunan RDTR dan sebagainya.

(22)

21 trilateral meeting pembahasan Pagu Indikatif 2016 Kementerian ATR/BPN akan segera disusun dan difinalkan.

3.3

Rapat Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Tanah Sebagai Upaya Optimalisasi

Pendapatan Negara dan Daerah

Rapat yang diselenggarakan dalam rangka menyusun kajian terkait dengan kemungkinan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak tanah (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk menambah pendapatan negara. Ekstensifikasi pajak adalah upaya perluasan subjek dan objek pajak, sedangkan intensifikasi pajak adalah peningkatan intensitas pungutan terhadap objek dan subjek pajak yang belum terjaring pajak, diselenggarakan pada tanggal 5 Mei 2015 di Ruang Rapat Clearing House, Wantanas.

Pada rapat ini disebutkan bahwa pajak memiliki 2 fungsi yaitu sebagai instrumen kebijakan dan sebagai penerimaan negara. Pajak tanah berpotensi untuk menjadi keduanya namun saat ini pajak tanah (pajak bumi dan bangunan) masih fokus sebagai penerimaan negara saja. Dalam penentuan kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara melalui ekstensifikasi dan intensifikasi harus dilakukan pengkajian yang mendalam karena perilaku/respon masyarakat berbeda beda dan malah berpotensi menurunkan pendapatan negara dari pajak. Dalam beberapa kasus terjadi anomali dalam pembayaran pajak yang mengakibatkan kerugian negara. Dalam upaya peningkatan pendapatan negara melalui ekstensifikasi ataupun intensifikasi tanah, perlu dilakukan kajian lebih lanjut.

3.4

Sinegritas Pertanahan dan Tata Ruang Dalam Rangka Menunjang Pengelolaan

Tata Guna Tanah dan Pembangunan Berkelanjutan

Seminar Sinegritas dan Tata Ruang ini dilaksanakan di Hotel Harris, Tebet Jakarta pada tanggal 6 Mei 2015 dan dihadiri oleh BUMN, Bank, pengembang (developer), dan BUMD. Dalam seminar ini Dit. TRP diundang sebagai sala satu narasumber. Seminar ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai aspek hukum tata ruang dan pertanahan serta sinergi antara tata ruang dan pertanahan dalam pengelolaan tata guna tanah dan pembangunan berkelanjutan.

Berikut beberapa hal penting yang disampaikan dalam seminar tersebut:

 RTRW merupakan acuan dalam pemanfaatan ruang serta dalam administrasi pertanahan dengan jangka waktu 20 tahun dan dapat ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun.

 Keterkaitan antara RTRW dengan penatagunaan tanah adalah penatagunaan tanah merupakan ujung tombak dalam mengimplementasikan RTRW di lapangan yang berisi pengaturan dan penyelenggaraan peruntukan, persediaan, dan penggunaan tanah.

 Dalam siklus penyelenggaraan penataan ruang, penatagunaan tanah ada dalam siklus pemanfaatan yang digunakan untuk dasar perijinan sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang. Hal ini tertuang dalam UU No. 26/2007 Pasal 35.

Pengaturan mengenai pemanfaatan tanah/ruang sudah diatur dalam RTRW yang dalam penyusunannya sudah mengakomodasi penatagunaan tanah. RTRW dan penatagunaan tanah ini merupakan dasar dalam pemberian ijin oleh Kepala Daerah. Dengan demikian diharapkan semua pihak memperhatikan Perda RTRW dalam pengurusan ijin.

3.5

Resilient City

(23)

22 yang telah ada seperti konsep green city dan smart city ini dislaksanakan pada tanggal 6 Mei 2015 di Ruang Rapat Lantai 14, Graha BNPB.

Poin-poin dalam pertemuan:

 Indikator resilient memang spesifik dan unik untuk setiap kawasan.

 Kelentingan dan build back better/improvement. Bukan hanya kembali ke awal sebelum bencana, tapi bagaimana lebih baik setelah adanya ancaman. Indikator perlu dites pada daerah yang sudah mengalami, bukan hanya potensi.

 Perlu dipetakan berbagai program K/L, ideas dan kedudukan resilient.

Sustainable Development Goals (SDGs) adalah tambahan indikator dalam MDGs ke depan. SDGs jangan hanya dianggap goals untuk ketangguhan, padahal bisa digunakan untuk goals semua sektor.

 Sistem Inventaris Data Indeks Kerentanan (SIDIK) sudah digunakan untuk RAN-API dan sudah masuk level desa (penggunaan data PODES). Data ini masih terus terbuka untuk perbaikan diantaranya penambahan data yang bersifat spasial.

Untuk menindaklanjuti kegiatan Resilient City ini akan dibentuk working grup Anjal Nusantara oleh BNPB.

3.6

Rapat Penjelasan Produk-Produk Protarih dalam Mendukung Prioritas

Pembangunan di Provinsi Papua.

Rapat yang diselenggarakan pada tanggal 6 Mei 2015 di Ruang Rapat 204, bertujuan untuk menjelaskan produk-produk Protarih yang dikembangkan di Provinsi Papua dalam mendukung prioritas pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua yang diamanatkan di dalam RTRW Papua 2013-2033 dan RPJMD Papua 2013-2018 serta RPJMN 2015-2020.

Beberapa strategi Tim Protarih dalam mendukung agenda pembangunan prioritas Provinsi Papua yaitu: 1) harmonisasi perencanaan tata ruang wilayah; 2) pengembangan kapasitas dan 3) investasi hijau.

Terdapat beberapa isu dan permasalahan terkait pelaksanaan program Protarih di Provinsi Papua yaitu terkait koordinasi antar ketiga alur kerja utama Protarih, pelibatan masyarakat adat dalam SIMTARU, koordinasi Pemerintah Provinsi Papua dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Papua, keberlanjutan program pasca Juli 2015, peningkatan kapasitas masyarakat adat sebagai pemangku kepentingan dalam penerbitan izin, dan follow-up kajian masyarakat adat terkait penyusunan RTRWK (Rencana Tata Ruang Wilayah Kampung).

Untuk menjamin keberlanjutan SIMTARU perlu dimasukan ke dalam struktur pemerintah Provinsi Papua agar pengelolaannya dapat terus dilakukan setelah program berakhir. Terkait rencana akan dijadikannya masyarakat asli Papua sebagai pemangku kepentingan dalam penerbitan perizinan maupun dalam berkontribusi pada SIMTARU, perlu dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat asli Papua. Adanya keterbatasan Pemerintah Daerah Provinsi Papua dapat diatasi dengan pembentukan champion di daerah atau dengan perekrutan fasilitator yang akan mendampingi maupun memberikan asistensi teknis kepada masyarakat adat.

3.7

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan

Perbatasan Negara

(24)

23 Maluku (33/2015); di Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Barat (34/2015). Materi yang disampaikan antara lain: Kewenangan pemerintahan dalam pengelolaan perbatasan Negara (perspektif UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah); RTR untuk pengelolaan Kawasan Perbatasan; Pokok Pikiran Pengelolaan Ruang Kawasan Perbatasan Negara; RTR Kawasan Perbatasan Negara sebagai arahan pemanfaatan ruang. Pada kesempatan yang ada Bapak Direktur Tata Ruang dan Pertanahan yang diminta menjadi narasumber dalam rapat sosialisasi tersebut menyampaikan materi tentang pokok pikiran pengelolaan ruang kawasan perbatasan negara.

Dalam menyusun Rencana Induk Pengelolaan Kawasan Perbatasan harus mengacu kepada Perpres RTR KSN. Sedangkan, untuk peta dasar skala besar (1:5.000) perlu dilakukan percepatan dalam rangka mendukung penyusunan RDTR di Wilayah Perbatasan Negara. NSPK Perbatasan perlu disusun karena sebagai prosedur untuk menyusun RDTR Kawasan perbatasan yang disertai dengan Ruang Lingkup Substansi dan kelembagaannya untuk pengelolaan (kewenangan pusat dan daerah).

3.8

Penyusunan RDTR di Sekitar 14 Kawasan Industri Prioritas

Untuk menindaklanjuti hasil Konsolidasi Teknis Pembahasan Mekanisme Penyusuann RDTR di Sekitar Kawasan Industri Prioritas pada tanggal 10 April 2015, maka diselenggarakan rapat lanjutan pada tanggal 7 Mei 2015 di Ruang Rapat SG-5. Tujuan diadakannya pertemuan ini adalah untuk mengkonfirmasi data Kawasan Industri Prioritas dan penyusunan rencana kerja dan pembentukan tim percepatan penyusunan RDTR Kawasan Industri Prioritas.

Dalam diskusi yang berlangsung disebutkan BIG perlu mengkonfirmasi lokasi prioritas penyusunan peta tahun 2015 kepada Direktorat Pengembangan Wilayah, Bappenas. Untuk pembelian citra satelit resolusi tinggi oleh BIG dari LAPAN masih memerlukan pembahasan lebih lanjut. Selanjutnya, akan dilakukan Bilateral Meeting antara BIG dan Kementerian Perindustrian untuk membahas penyediaan peta dasar skala besar di Kawasan Industri Prioritas, dan direncanakan Rakor Es. II BKPRN terbatas pada tanggal 13 Mei 2015 dengan agenda pembahasan perkembangan inisiasi penyusunan RDTR di sekitar Kawasan Industri Prioritas, mulai dari kesiapan data dan informasi awal terkait kawasan industri prioritas, isu-isu penyusunan RDTR di sekitar Kawasan Industri Prioritas, hingga usulan terkait penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Prioritas.

3.9

Trilateral Meeting Transportasi

Pada tanggal 7 Mei 2015 telah diselenggarakan Trilateral Meeting Transportasi di Ruang Rapat SG 1-2, Bappenas. Rapat ini merupakan rapat lanjutan dari trilateral meeting yang telah diselenggarakan sebelumnya. Dalam rapat dibahas program-program dari hasil kegiatan Pramusrenbangnas yang diakomodir didalam RKP 2016.

Poin-poin diskusi dalam rapat antara lain:

 Prioritas pembangunan di sektor transportasi diharapkan sesuai dengan rencana pencapaian sasaran Nawacita khususnya untuk mendukung pengembangan industri/kawasan industri dan pariwisata, kemaritiman, pembangunan daerah perbatasan dan daerah tertinggal serta dengan mempertimbangkan hasil pembahasan dalam kegiatan Pramusrenbang 2015.

(25)

24  Lanjutan pembangunan bandar udara baru prioritas pada 15 lokasi sebagaimana yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 akan menjadi fokus utama sesuai rekomendasi dalam Rencana Induk dan Rencana Teknis Terinci (RTT).

Selanjutnya, akan dilakukan penyusunan Dokumen Kesepakatan Trilateral Meeting antara Bappenas-Kemenkeu-Kemenhub.

3.10

Breakfast Meeting

-SCDRR II

Pada tanggal 8 Mei 2015 telah diselenggarakan Breakfast Meeting-SCDRR II di Hotel Mulia Jakarta. Dalam kegiatan ini Kementerian PPN/Bappenas mendapatkan dukungan UNDP untuk mengkaji cara mengintegrasikan kajian risiko bencana kedalam proses perencanaan tata ruang. Pada tahun 2013 telah dilakukan uji coba integrasi ke dalam RTR KSN dan RTRWP dan pada tahun 2014 telah dilakukan penyusunan rekomendasi materi teknis (Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Berdasarkan Perspektif Pengurangan Resiko Bencana). Kegiatan adalah bagian dari Proyek SCDRR-UNDP di bawah koordinasi Direktorat KKDT. Tujuan pertemuan ini adalah kesepakatan bersama terkait kegiatan Integrasi Matek yang telah disusun (BNPB, Bappenas, dan UNDP) ke dalam NSPK terkait bencana yang telah disusun atau yang sedang disusun oleh Kementerian ATR/BPN. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama 2 bulan (Mei-Juni 2015).

BNPB, Bappenas, Kemen ATR/BPN, dan UNDP sepakat untuk melakukan kegiatan Integrasi Matek yang telah disusun (BNPB, Bappenas, dan UNDP) ke dalam NSPK terkait bencana yang telah disusun atau yang sedang disusun oleh Kementerian ATR/BPN selama 2 bulan ke depan. Selanjutnya, akan dilaksanakan kegiatan Workshop untuk melakukan kegiatan Integrasi Matek Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Berdasarkan Perspektif Pengurangan Resiko Bencana ke dalam NSPK terkait bencana yang telah disusun atau yang sedang disusun oleh Kementerian ATR/BPN, dan akan dilakukan uji coba dari hasil integrasi matek kepada daerah. Lokasi Pilot Project akan dipilih dari Lokasi Prioritas Daerah yang memiliki indeks kerentanan terhadap bencana yang cukup tinggi berdasarkan RPJMN 2015-2019.

3.11

Rapat Koordinasi Pengelolaan data dan Infromasi

Rapat koordinasi yang diselenggarakan pada tanggal 8 Mei 2015 di Ruang Rapat SS-4 Bappenas bertujuan untuk menyepakati Proses Bisnis Kedeputian Regional. Latar belakang terselenggaranya kegiatan ini adalah adanya pernyataan Kepala Bappenas yang menyebutkan web Bappenas terlalu bersifat seremonial, maka dari itu diperlukan tambahan konten dari direktorat lain. Selain itu, ada pula keluhan dari perwakilan direktorat terkait tentang kebutuhan data yang sering sekali tidak tersedia di Pusdatin jika sedang dibutuhkan.

Rapat koordinasi yang dilaksanakan bertujuan untuk menyepakati Proses Bisnis Kedeputian Regional. Keluhan dari perwakilan direktorat terkait adalah tentang kebutuhan data. Jika ingin meminta data dari Pusdatin, seringkali tidak tersedia. Kedepannya, akan dibahas lebih lanjut tentang Katalog Data, dan jika ingin kerjasama harus ada MOU antarkementerian dan feedbacknya harus dirasakan dua arah.

3.12

Rapat Pembahasan Hasil Konsultasi Teknis dengan KL

Rapat ini dilakukan pada tanggal 8 Mei 2015 di Hotel Morissey untuk membahas hasil konsultasi teknis yang telah dilakukan oleh Tim WAVES. Poin-poin diskusi dalam rapat, antara lain:

(26)

25  Perlunya pilot project untuk mencoba hasil dari kegiatan waves secara menyeluruh di satu provinsi. Apabila berhasil diterapkan, maka kedepannya diharapkan bisa diduplikasi di daerah lain.

 Kegiatan perlu melihat lahan kritis, sehingga perencanaan ke depan dapat memberikan arahan lahan yang masih bisa diperbaiki.

 Skala peta yang akan digunakan untuk pilot project 1:50.000.

3.13

Pembahasan Landasan Hukum One Map Policy (OMP)

Pembahasan Landasan Hukum One Map Policy (OMP) diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tanggal 12 Mei 2015 di Ruang Rapat Lantai 4, Gedung KP3EI Kemenko Perekonomian, dengan tujuan untuk rapat ini bertujuan untuk membahas mengenai penyusunan landasan hukum One Map Policy sebagai upaya dalam mengakselerasi dan mengikat K/L terkait pelaksanaan One Map Policy . Pada rapat ini belum ada kesimpulan mengenai landasan hukum yang akan digunakan untuk One Map Policy menggunakan Inpres ataupun Kepres. Progress pelaksanaan One Map Policy hingga saat ini masih terkendala beberapa hal, yaitu: 1) sulitnya koordinasi dilakukan antar K/L; 2) perbedaan format, struktur, skala peta tematik K/L dengan peta rupa bumi yang dimiliki BIG; 3) sulitnya penyelesaian terkait konflik-konflik yang diakibatkan ketidakselarasan peta; dan 4) kurangnya SDM-SDM yang mengerti peta di K/L lainnya. Terkait adanya berbagai kendala tersebut, maka Kemenko Perekonomian menginisiasikan untuk menetapkan landasan hukum untuk pelaksanaan One Map Policy dalam bentuk Perpres. Perpres tersebut akan menjadi komitmen yang mengikat dalam mengakselerasi pelaksanaan One Map Policy.

3.14

Pelaksanaan Country Portfolio Review Mission 2015

Rapat yang dipimpin oleh Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral pada tanggal 12 Mei 2015 di Ruang Rapat SG 3-5 Bappenas, diselenggarakan dengan tujuan untuk melakukan review pelaksanaan proyek yang dibiayai oleh pinjaman ADB selama tahun 2014. Berikut beberapa hal penting yang disampaikan dalam rapat tersebut:

 Total penyerapan anggaran proyek yang dibiayai dari pinjaman ADB pada tahun 2014 adalah sebesar 57 persen. Angka ini paling kecil dibandingkan dengan total penyerapan 5 tahun terakhir.

 Dari total 29 pinjaman yang tersisa, masih aktif sebanyak 14 pinjaman dengan pinjaman terbesar ada di sektor energi.

 Upaya yang telah dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan proyek berjalan adalah apabila dana pinjaman belum cair maka dapat menggunakan dana dari rupah murni yang nanti akan diganti apabila dana pinjaman telah cair. Hal ini telah disetujui oleh BPKP dan BPK.

Pelaksanaan proyek pembangunan yang berasal dari pinjaman ADB pada tahun 2014 banyak terkendala. Hal ini ditandai dengan penyerapan anggaran yang rendah. Perlu dilakukan beberapa upaya untuk mempercepat pelaksanaan proyek. Untuk Direktorat TRP sendiri tidak memiliki proyek yang dikerjakan oleh mitra kerja Dit. TRP yang berasal dari pinjaman ADB.

3.15

Diskusi Penyediaan Kebutuhan Peta Skala Besar (1:5000) dengan IAP

(27)

26 Lantai 1, Kementerian ATR/BPN. Dalam pertemuan ini disampaikan perlunya penyediaan peta dasar dan tematik 1:5000 dalam rangka percepatam penyusunan rencana rinci, khususnya RDTR. Sampai saat ini Indonesia masih hanya menggunakan GI (Geographic Information) belum menggunakan GIS. Proyek penyediaan peta lebih bersifat end product, spatial analysis dan sharing data tidak diperhatikan, serta konsep ketelitian peta pun berbeda. NSPK atau pedoman baku untuk menyusun peta RDTR, notasi dalam PP No. 8 Tahun 2013 tidak sesuai dengan notasi yang dibutuhkan untuk menyusun peta RDTR belum ada. Jenis RDTR sebaiknya dibagi ke dalam beberapa perwilayahan. Misalnya, RDTR di wilayah Pulau Kalimantan (bagaimana mengatur rumah-rumah di atas sungai), RDTR di Pulau Papua (bagaimana mengatur rumah-rumah yang di atas gunung), dsb.

3.16

Pembahasan Awal Prakarsa Strategis Penyusunan Draft UU tentang GBHN

dalam Rangka Revisi UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 13 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas dengan dihadiri oleh Anggota Tim yang terdiri dari Eselon II dan III. Direktorat TRP diwakili oleh Bapak Direktur selaku Anggota Tim GBHN.

Latar belakang terselenggaranya rapat karena pada saat ini GBHN telah digantikan oleh RPJPN untuk jangka panjang dan RPJMN untuk jangka menengah. Namun, disadari bahwa keberadaan kedua produk kebijakan tersebut ternyata tidak berhasil mengikat komitmen politik. Untuk itu, dipandang perlu untuk melakukan suatu review terhadap keberadaan RPJPN dan RPJMN melalui review terhadap UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus membuka pilihan penyusunan GBHN (dengan versi yang lebih baik).

Dalam diskusi awal disepakati untuk penyusunan GBHN menjadi pertanyaan besar bagi hampir seluruh peserta diskusi. Hal ini sudah mempertimbangkan lingkungan strategis yang sudah sangat berbeda. Walaupun disepakati bahwa efektifitas RPJPN dan RPJMN masih perlu ditingkatkan. Pertemuan berikutnya akan lebih mengerucut pada topik penting atau tidaknya GBHN.

3.17

Kajian Integrated Water Resource Conservation (IWCM)

Kajian IWCM yang diselenggarakan pada tanggal 13 Mei 2015 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat, dilatarbelakangi adanya kesepakatan ketahanan pangan dan energi menjadi prioritas nasional dalam RPJMN 2015-2019, kedua isu tersebut terkait dengan ketersediaan sumber daya air. IWCM adalah upaya pencagaran sumber daya air secara terpadu. Upaya terpadu tersebut mencakup berbagai keilmuan, melibatkan berbagai sektor dan wilayah pengelolaan (DAS) serta berbagai tingkatan kelembagaan pemerintah baik pusat maupun daerah.

Kajian IWCM ini dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari agenda prioritas nasional terkait ketahanan pangan dan ketahanan energi yang sangat berkaitan dengan sumber daya air. IWCM adalah upaya pencagaran sumber daya air secara terpadu. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam mendukung pelaksanaan pengelolaan sumber daya air terpadu yaitu dengan adanya integrasi konsep IWCM ke dalam dokumen perencanaan (RTRW, RPJM, RKP), perlunya penetapan Peraturan Menteri atau Surat Keputusan Menteri sebagai kekuatan hukum serta perlunya pendampingan baik kepada pemerintah (pusat dan daerah) maupun masyarakat terkait konsep IWCM.

Beberapa hal yang akan ditindaklanjuti terkait IWCM, yaitu:

(28)

27  Penganggaran konservasi sumber daya air terpadu harus dimasukkan ke dalam sistem

perencanaan pembangunan.

 Fasilitasi sinergi perencanaan, pelaksanaan program, kegiatan konservasi dan pendampingan di basis tapak (lokus kegiatan) untuk melaksanakan kegiatan konservasi sumber daya air yang efektif.

 Integrasi dengan nilai-nilai lokal (kearifan lokal) dalam pelaksanaan konsep pengelolaan sumber daya air terpadu.

3.18

Rapat Teknis Persiapan Pelaksanaan FGD Kajian Integrasi Rencana Tata Ruang

dan Rencana Pembangunan

Rapat Teknis ini diselenggarakan untuk membahas persiapan FGD kegiatan kajian materi teknis pedoman sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan. Rapat ini dihadiri oleh TPRK Direktorat TRP Bappenas dan Tim Tenaga Ahli Kajian TRP 2015. Kegiatan FGD pada 3 wilayah studi direncanakan akan dilaksanakan pada awal Juni 2015, yaitu:

 Provinsi Gorontalo pada 3-5 Juni 2015  Provinsi Sumatera Barat pada 9-11 Juni 2015  Provinsi Jawa Timur pada pada 15-16 Juni 2015

Sebelum FGD berlangsung, akan dilakukan rapat lanjutan dengan seluruh TPRK Kajian TRP sekaligus simulasi FGD pada tanggal 25 Mei 2015, dan Lembar Kerja (LK) akan diperbaiki dan dirumuskan sesuai dengan masukan rapat teknis ini.

3.19

Konsolidasi Evaluasi Kertas Kerja PMPRB Kedeputian Regional Tahun 2014

Pertemuan yang diselenggarakan oleh Direktur Perkotaan dan Perdesaan ini dislenggarakan untuk membahas hal-hal yang menjadi penilaian dari kertas kerja Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) kedeputian regional dan otonomi daerah sebagai input untuk penilaian PMPRB Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2014. Direktorat Perkotdes seharusnya menyampaikan masukan tersebut per tanggal 29 April 2015, dikarenakan kesibukan Musrenbangnas 2015 yang lalu menyebabkan masukan ini tidak masuk dalam input PMPRB Kementerian PPN/Bappenas yang sudah disubmit ke Kementerian Menpan-RB.

Arahan dari Direktur Perkotdes sebagai assesor RB Kedeputian, untuk nilai-nilai dari setiap indikator perubahan yang memang sudah mendapatkan nilai A tetap menjadi prioritas A, sedangkan nilai yang masih B, C atau D perlu didiskusikan perubahan ataupun tetap dari nilai tersebut diantara masing-masing direktorat di Kedeputian untuk mendapatkan nilai kesepakatan bersama. Direktorat Perkotdes akan menyampaikan hasil masukan penilaian PMPRB dalam kertas kerja tersebut kepada Inspektorat Utama sebagai dokumen pendukung penilaian PMPRB Kementerian PPN/Bappenas.

3.20

Tindaklanjut Nota Kesepahaman Kerjasama Pemanfaatan Data Kependudukan,

NIK, dan KTP Elektronik

Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 19 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 1-2, Bappenas, sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman kerjasama pemanfaatan data kependudukan, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan KTP elektronik (E-KTP) antara Menteri Dalam Negeri dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas.

(29)

28 PPN/Kepala Bappenas sepakat mengadakan kerjasama yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman Nomor : 471.12/383/SJ dan Nomor : 01/NKB/HK/M.PPN/2013. Tentang Kerjasama Pemanfaatan :

 Data Kependudukan,

 Nomor Induk Kependudukan, dan

 TP Elektronik, dalam Lingkup Tugas Kementerian PPN/ Bappenas.

Nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan MoU dan SOP untuk penyediaan sistem dan akses data dari Kementerian Dalam Negeri.

3.21

Kick Off Meeting Pelaksanaan Kearsipan di Bappenas

Rapat dibuka oleh Kepala Pusdatin dan dihadiri oleh para staf perwakilan Kedeputian di Bappenas serta para staf Pusdatin. Dalam hal ini Dit. TRP mewakili Kedeputian Regional dan ditunjuk sebagai PIC Kedeputian dalam melakukan evaluasi kearsiapan.

Kapusdatin menyatakan bahwa selama ini pengelolaan kearsipan yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan arsip atau dokumen secara menyeluruh, utuh dan dapat ditemukan setiap saat. Namun sampai saat ini kendala yang dihadapi dalam pengelolaan kearsipan di Bappenas masih terbatasnya ruangan yang harus menampung semua dokumen dari unit pengolah maupun dari unit penanggungjawab kearsipan dalam hal ini Pusdatin Bappenas. Terkait dengan formulir survei arsip yang diminta untuk diisi oleh masing-masing unit pengolah arsip, Pusdatin akan mengirimkan memorandum kepada setiap unit kerja dengan penunjukan para PIC di masing-masing Kedeputian untuk membantu mengoordinasikan pengisian formulir survei arsip tersebut yang harus diisi dalam waktu dua minggu ke depan. Biro SDM akan menindaklanjuti proses pengusulan jabatan fungsional arsiparis dari masing-masing tenaga tata usaha di unit kerja pengolah untuk mendapatkan jabatan sebagai tenaga arsiparis penyelia, sehingga nantinya diharapkan Bappenas akan mempunyai banyak lagi tenaga fungsional arsiparis.

3.22

Pembahasan Peninjauan Kembali RTRWN

Dalam rengka penyepakatan hasil pelaksanaan peninjauan kembali PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN sebagai koridor pembangunan wilayah dan sektoral agar dilakukan revisi, Kementerian ATR/BPN menyelnggarakan rapat pembahasan peninjauan kembali RTRWN pada tanggal 21 Mei 2015 di Kementerian ATR/BPN.

Usulan dari seluruh stakeholder terkait dibahas dan nantinya akan dilakukan review apa saja agenda yang akan diakomodir di dalam RTRWN. Beberapa peraturan seperti UU No. 41/2009 tentang LP2B, UU 24/2007 tentang Penanggulangan Kebencanaan, UU 32/2014 tentang Kelautan harus diakomodir dan disinergikan dengan RTRWN. Target-target RPJMN dan Nawacita harus dapat diakomodir dan disinergikan dengan RTRWN. Revisi usulan tindak lanjut yang disampaikan oleh stakeholder terkait melalui perubahan PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

3.23

Rapat Koordinasi Penyusunan Pedoman Pelaksanaan inpres No. 6 Tahun 2015

(30)

29 Delineasi kawasan PLBN dalam masterplan masih mengikuti delineasi tahun 2013. Dalam pengembangannya ternyata terdapat beberapa kawasan PLBN yang mebutuhkan lahan lebih sehingga pengembangan kawasan meluas hingga di luar kawasan PLBN. Oleh karena itu, dibutuhkan batas yang jelas untuk kawasan PLBN yang termasuk ke dalam pengaturan masterplan PLBN karena delineasi kawasan ini akan sangat terkait dengan peruntukkan lahan yang menjadi bagian dari kawasan PLBN (terkait kesesuainnya dengan peruntukan lahan dalam RTR). Selanjutnya akan dilakukan legalisasi masterplan untuk 7 PLBN oleh Menteri Dalam Negeri selaku ketua BNPP.

3.24

Seminar Na

sional Mendorong Integrasi Peta Kelola Rakyat Melalui

Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan

Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung dan memberi masukan kritis terhadap penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan pembangunan yang sesuai dengan RTRW Kab/Kota. Hal-hal yang disampaikan oleh Dit TRP pada saat sesi pleno:

 Perlunya penyusunan NSPK Pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan (Ruang Lingkup substansi dan Skala Peta yang digunakan)

 Peta Integrasi Peta Kelola Rakyat (peta partisipatif) menjadi bahan masukan dalam penyusunan RTR Kawasan Perdesaan

 Peta Integrasi Peta Kelola Rakyat (peta partisipatif) dapat dijadikan alat untuk Pengendalian Pemanfaatan Ruang

 Peta RTR yang disusun harus sesuai dengan data dari Wali Data Informasi Geospasial Dasar/Tematik yang telah ditentukan dan harus divalidasi BIG

JKPP (Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif) akan melanjutkan kegiatan Perencanaan Penggunaan Lahan Berkelanjutan (PPLB). Dan akan mengusahakan keterlibatan dari Kementerian Kehutanan.

3.25

Rapat Pembahasan Draft MoU Percepatan Pemberdayaan UMK, Petani,

Pembudidaya Ikan, dan MBR melalui Sertipikasi Hak Atas Tanah

Rapat yang merupakan lanjutan pembahasan draf MoU antara Kementerian/Lembaga terkait dengan sertipikasi lintas sektor dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Pertemuan sebelumnya sudah dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015 diselenggarakan pada tanggal 26 Mei 2015 di Hotel Ibis Senen, Jakarta.

Kedua MoU yang disusun akan ditandatangani oleh menteri-menteri terkait yang kemudian akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon I dari masing-masing kementerian terkait (terlampir draf versi terakhir MoU dan SPK). Kemenko akan mengundang kembali K/L terkait untuk memastikan target-target sertipikasi tanah untuk 5 tahun mendatang serta memfinalkan draf MoU dan SPK. Selanjutnya, Dit. TRP akan membuat memorandum kepada Dit. Perumahan dan Permukiman untuk memastikan target kegiatan sertipikasi hak atas tanah untuk MBR di Kementerian PUPR.

3.26

Pengembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabekkarpur

Pertemuan yang bertujuan untuk menghimpun masukan dari berbagai stakeholder terkait dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Jabodetabekkarpur ini diselenggarakan pada tanggal 26 Mei 2015 di Ruang Rapat Bidang–BKPP Wilayah II Provinsi Jawa Barat.

(31)

30 dalam delineasi Metropolitan Bodebek pun dianggap kurang tepat mengingat kedua wilayah tersebut merupakan lumbung padi nasional dan ketika keduanya menjadi kawasan metropolitan, alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian pun dapat terjadi. Pengendalian pembangunan di kedua metropolitan tersebut harus jelas ditetapkan di dalam RTRW maupun RDTR Kota/Kabupaten terkait melalui instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.

3.27

Sosialisasi Anugerah Pangripta Nusantara

Presentasi proses APN 2015 dan evaluasi untuk Provinsi Lampung pada tanggal 26 Mei 2015 di Ruang Rapat Bappeda Lampung dihadiri oleh Kasubdit Tata Ruang Direktorat TRP selaku Narasumber.

Pokok-pokok diskusi:

 RKPD disusun berdasarkan Permendagri yang berbeda dengan UU 25/2004.

 Mekanisme bottom-up yang biasanya tidak berjalan baik karena usulan desa tidak sesuai dengan standar usulan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

 Usulan tambahan indikator untuk Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan UU 23/2014.  RPJMD belum ditetapkan tetapi RKPD sudah harus selesai disusun. Pilkada baru

dilaksanakan Desember 2015, RPJMD 2016-2021 baru ditetapkan Juni 2016 sementara RKPD 2016 sudah harus selesai pada Mei 2015. Pada saat penyerahan boleh menggunakan RPJPD (harus masuk ke dalam buku panduan berikutnya untuk Indikator 2).

 Inovasi proses dan inovasi program yang dapat dinilai dalam APN.  Tidak ada insentif bagi pemerintah daerah yang mendapatkan APN.

3.28

FGD Kajian Monitoring dan Evaluasi Kesiapan Strategi Adaptasi Perubahan

Iklim pada Sektor Transportasi di Pantura

Pertemuan yang diselenggarakan pada tanggal 27 Mei 2015 di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas dihadiri oleh seluruh anggota yang terdiri dari Eselon II dan III Bappenas dan K/L terkait. Beberapa hal yang mengemuka dalam diskusi, yaitu (i) Pemahaman terhadap mitigasi dan adaptasi masih belum sepenuhnya betul. (ii) Penataan ruang menjadi salah satu aspek penting dalam adaptasi perubahan iklim. Keluaran kajian ini dapat dijadikan masukan bagi upaya internalisasi mitigasi dan adaptasi bencana terkait perubahan iklim dalam penataan ruang.

3.29

Pencanangan Kawasan Wisata Mandeh Sumatera Barat

Kunjungan ke Kawasan Wisata Mandeh Sumatera Barat diselenggarakan pada tanggal 16-17 Mei 2015, dihadiri oleh Menteri dan Eselon I, II Bappenas, Menteri Pariwisata berikut jajarannya, Es. I Kemen PUPR, Pemda Provinsi Sumatera Barat, dan Pemda setempat.

(32)

31

3.30

Konsultasi terkait Pembahasan Raperda RTRWP Kalimantan Timur 2014-2034

Pada tanggal 29 Mei 2015, Pansus DPRD Provinsi Kaliamntan Timur melakukan kunjungan kerja ke Direktorat TRP dalam rangka konsultasi terkait pembahasan Raperda RTRWP Kaliamntan Timur 2014-2034. Provinsi Kalimantan Timur yang semula terdiri dari 7 Kabupaten/Kota dimekarkan menjadi 13 Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, pada tahun 2004 review terhadap RTRWP dengan alasan RTRWP sudah tidak sesuai lagi.

(33)

32

BAB IV

RENCANA KEGIATAN

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan pada Bulan Mei 2015, disepakati agenda penting sebagai tindak lanjut kegiatan yang akan dilaksanakan di Bulan Juni 2015. Rencana kegiatan Bulan Juni 2015, adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang

No. Kegiatan

Utama Sub Kegiatan Target Waktu

1 di 3 (tiga) Provinsi (Gorontalo,

Sumatera Barat, dan Jawa Timur)

Terlaksananya FGD di Provinsi Minggu ke 1-2 Juni 1-2015

Penyusunan prosiding FGD

Tersusunnya prosiding FGD Minggu ke 3 Juni 2015 Penyusunan Draft

2 Materi Teknis

Tersusunnya Draft 2 Materi Teknis hardcopy Bahan APN 2015 di Perpustakaan Bappenas  Terdokumentasinya

softcopy Bahan APN 2015 di Website APN 2015 kepada Daerah

Minggu ke

3-Peta Pertemuan dengan

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, BIG, dan

Pengembangan Wilayah Bappenas

Minggu ke 1-2 Juni 1-2015

Perbatasan Pertemuan dengan

Kementerian Agraria dan tata Ruang/BPN, BNPP, dan KKDT Bappenas

Gambar

Gambar 1. Statistik Pengunjung Website (www.trp.or.id)
Gambar 2. Statistik Portal (tataruangpertanahan.com)
Gambar 3. Rencana dan Realisasi Anggaran Dit. TRP Bulan Mei 2015
Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Mereka yang menolak konsep ini (adnan dan Gaffakin 1997) beralasan bahwa semua makhluk adalah fana (tidak dapat hidup selamanya) dan hanya Allah yang akan terus

metode yang sangat baku dan simple disebut HALT, atau Burst Mode DMA, karena DMA controller memegang kontrol dari sistem bus dan mentransfer semua blok data ke atau dari memori

Rangkaian program counter (PC) dan memori instruksi mengeluarkan 16-bit alamat yang akan didistribusikan ke elemen-elemen dalam prosessor seperti control unit dan register

Dalam melaksanakan tugas content marketing, Marketing Communications Intern dilibatkan dalam webinar atau talkshow melalui Instagram Live dengan tema yang sesuai

Ketika melihat pada pembahasan Terpidana Hukuman percobaan, dalam UU No.10/2016 Pilkada Pasal 7 ayat (2) huruf g berbunyi ― Tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan

Invers: “Jika anda tidak bisa log on ke server maka anda tidak memiliki password yang sah”.. Kontraposisi: “Jika anda tidak memiliki password yang sah

Demikian pula transfer dari memori ke piranti eksternal, dalam hal ini terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : bagaimana sistem mengetahui kapan suatu antarmuka sudah

Selain itu, pendistribusian yang tidak seimbang juga dapat menimbulkan proses klasifikasi akan lebih condong pada kelas mayoritas dibandingkan dengan jumlah data