• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI ORGANISASI PRAK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STRATEGI ORGANISASI PRAK (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 HUBUNGAN ANTARA STRATEGI ORGANISASI, PRAKTIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DAN QUALITY PERF ORMANCE: STUDI

PADA PERUSAHAAN JASA DI PROVINSI RIAU

Peneliti :

Yesi Mutia Basri, SE,M.Si,Ak Fakultas Ekonomi Universitas Riau

Jl. Subrantas, Kampus Binawidya, Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 Telp (0761)63269 Fax. (0761)63279. e-mail i.yesimutia@yahoo.com

Abstract

This study aims to determine the relationship between organizational strategy, the practice of total quality management (TQM) and quality performance in service companies in the province of Riau. This research was conducted at 18 service companies that have implemented total quality management practices for more than three years. The company consists of eight corporate banking, four corporate hospitality , four hospitals and two telecommunications company. Sampling is done using non-probability sampling methods (purposive sample method) while the data collection technique is done by direct method and mail survey.

Processing and analysis of data using multiple linear analysis with path analysis technique with the SPSS software . The results showed that the strategy of differentiation and cost strategies leadeship have a positive relationship with total quality management practices. Relations strategy for differentiation and cost strategies with a quality performance leadeship found no positive relationship. While total quality management practices have a positive relationship with quality performance. In this study can be proven that the practice of total quality management strategy mediate the relationship between differentiation and cost leadership strategy with quality performance.

Key Word : Praktik Total Quality Management, Strategi Differensiasi, Strategi Cost Leadership, Quality Performance.

LATAR BELAKANG

(2)

2 (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam meminta produk dan jasa yang berkualitas tinggi.

Cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM. TQM merupakan filosopi manajemen yang relatif baru yang mengintegrasikan strategi, praktik manajemen dan outcome organisasi untuk menciptakan organisasi yang berkualitas yang secara terus-menerus meningkatkan kinerja ( Samson dan Terziovski, 1999).

Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu topik yang menjadi perhatian dalam akuntansi manajemen. Ittner dan Larcker (1995,) merupakan salah satu peneliti akuntansi manajemen pertama yang meneliti dampak total quality manajement terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan praktik TQM terhadap kinerja perusahaan. Dilanjutkan oleh Sim and Killough (1998) yang meneliti TQM dan JIT (just in time) dalam desain sistem akuntansi manajemen dan menggunakan sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Hasil penelitian Sim dan Killough menunjukkan bahwa praktik manufaktur TQM dan JIT dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan sistem akuntansi manajemen.

Adanya kontraversi hasil antara penelitian ini kemungkinan disebabkan adanya faktor lain yang ikut mempengaruhi penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan. Keberhasilan penerapan TQM selain dipengaruhi oleh faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti karakteristik lingkungan dan strategi organisasi dan pasar ( Prayogo dan Sohal (2006), Vijande et al. (2007), Fuentes et al. (2004).

Sharma (2005) menyatakan bahwa penelitian mengenai TQM banyak menggunakan pelaporan non finansial, ini mungkin disebabkan banyak riset terhadap mutu dan menggunakan pengukuran kinerja non finansial. Hasil penelitian Carr et al. (1997) juga menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan strategi kualitas dalam perusahaannya akan cenderung menggunakan pengunakan kinerja non finansial.

(3)

3 dari suatu lingkungan yang mempunyai karakteristik tertentu. Respon dalam menghadapi lingkungan adalah menentukan strategi dalam mencapai competitive advantage. Melalui strategi, suatu organisasi memilih dan menginterpretasikan lingkungan dan membentuk elemen lingkungan untuk tetap bertahan dalam lingkungan (Keats &Hitt,1988).

Penelitian Prajogo dan Sohal (2006) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara strategi differensiasi dengan TQM dan kinerja organisasi. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa dalam menerapkan TQM diperlukan strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan kinerja organisasi. Bellow (1993) dan Reed, dkk (1996) juga berpendapat bahwa TQM mencakup secara serentak lebih dari satu strategi umum dalam model Porter (1980), terutama sekali strategi cost leadership danstrategi differensiasi. Porter berpendapat bahwa strategi organisasi akan memiliki pengaruh yang signifikan pada struktur organisasional dan juga masing-masing strategi tertentu mempunyai implikasi yang berbeda bagi struktur organisasional dan praktik. Dalam konteks ini, strategi organisasi yang berbeda dalam melaksanakan TQM dengan penekanan yang berbeda pada elemen-elemen atau praktik-praktik tertentu.

Penelitian ini menguji hubungan antara strategi organisasi dengan total quality management (TQM) dan kinerja organisasi. Penelitian ini menggunakan strategi organisasi Porter yaitu startegi generik yang terdiri dari differensiasi dan cost leadership seperti yang digunakan oleh Prayogo dan Sohal (2006). Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh strategi organisasi dan TQM terhadap kinerja organisasi yang diukur dengan menggunakan quality performance seperti yang digunakan oleh Sim dan Killough (1998), Kaynak (2003) dan Prayogo dan Sohal (2006).

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan jasa sebagaimana pada penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Zhao dan Lee (2004), Doatchin dan Oaklan (1994), dan Maccinnati (2008). Pemilihan perusahaan jasa yang termasuk kategori perusahaan menengah ke atas yang berada di wilayah provinsi Riau.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENURUNAN HIPOTESIS

Strategi Organisasi dan TQM

Dalam lingkungan yang bergolak perusahaan harus dapat merespon dengan menentukan strategi organisasi dalam mencapai persaingan yang berkelanjutan. Melalui strategi perusahaan dapat memilih dan menginterpretasikan lingkungan dan membentuk lingkungan sebagai elemen untuk tetap dapat bertahan (Keats & Hits,1988). Literatur organisasi menunjukkan bahwa strategi dan struktur saling berhubungan dan menunjukkan karakteristik yang mempengaruhi TQM.

(4)

4 orientasi customer. Orientasi pada customer memfokuskan pada keuntungan yang diperoleh di pasar yaitu memiliki keunggulan produk dari kompetitor dan memiliki harga yang bersaing. Hal ini dapat dicapai dengan strategi differensiasi dan dengan orientasi proses dengan mengurangi sisa produk dan produk cacat.

Prajogo dan Sohal (2006) meneliti hubungan strategi organisasi dengan menggunakan strategi generik Porter (cost leadership dan differentiation) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara strategi differensiasi dengan TQM dan kinerja organisasi. Sedangkan strategi cost leadership tidak berhubungan positif dengan TQM. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa dalam menerapkan TQM diperlukan strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan kinerja organisasi.

Hipotesis 1: Strategi differensiasi memiliki hubungan posistif dengan praktik TQM Hipotesis 2: Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan praktik

TQM

TQM dan Quality Performance

Salah satu elemen penting dari total quality management (TQM) adalah membuat keputusan berdasarkan data (fakta), dan bukan berdasarkan pada opini. Data diperoleh melalui pengukuran kinerja kualitas (Gaspersz, 2005).

Beberapa penelitian yang meneliti mengenai hubungan antara TQM dan kinerja yaitu Ittner dan Larcker (1995,) Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan praktik TQM terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Ittner dan Larcker menguji TQM dan menghubungkan dengan non financial performance. Penelitian lainnya yaitu Kaynak (2003) meneliti hubungan antara praktik TQM dan efeknya pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian Kaynak menunjukkan bahwa praktik TQM berhubungan secara langsung dan positif pada quality performance.

Hipotesis 3 : Praktik TQM memiliki hubungan positif dengan quality performance

Strategi Organisasi dan Quality Performance

(5)

5 mengakibatkan pengurangan biaya manufaktur. Implikasi dari argumentasi ini adalah bahwa menjadi tujuan strategi cost leadership.

Hasil penelitian Prayogo dan Sohal (1999) menunjukkan bahwa strategi differensiasi berhubungan dengan kinerja (performance) termasuk quality performance dan innovative performance. Sebaliknya strategi cost leadership tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan qualityperformance.

Hipotesis 4 : Strategi differensiasi memiliki hubungan positif dengan quality performance

Hipotesis 5: Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan quality performance

Mediasi Praktik TQM Antara Strategi Organisasi dan Quality Performance Dalam penelitian ini juga dikembangkan peran TQM sebagai mediasi hubungan antara strategi organisasi dan quality performance. Pengembangan ini didasarkan pada penelitian terdahulu, seperti Williams et al. (1995) menguji hubungan antara strategi kompetitif dan strategi manufaktur dan antara strategi manufaktur dengan kinerja. Prayogo dan Sohal (2005) juga menguji pengaruh TQM sebagai variabel yang memediasi strategi organisasi dengan kinerja. Penelitian ini mereplikasi model yang diajukan oleh Prayogo dan Sohal. Perbedaanya penelitian ini menggunakan dimensi quality performance.

Hipotesis 6: Praktik TQM memediasi hubungan strategi differensiasi dengan quality performance

Hipotesis 7: Praktik TQM memediasi hubungan strategi cost leadership dengan quality performance

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang ada di provinsi Riau yang meliputi ; telekomunikasi, perbankan, perhotelan dan Rumah sakit. Pemilihan ini didasarkan perusahaan-perusahaan tersebut menekankan pada kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Sampel penelitian ini diperoleh melalui metode purposive sampling, artinya sampel dipilih dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu.

Definisi dan Pengukuran Variabel

(6)

6 Instrumen strategi organisasi menggunakan instrument Porter yang terdiri dari strategi bersaing yaitu differensiasi dan cost leadership. Instrumen ini telah digunakan oleh beberapa penelitian terdahulu yaitu Miller (1998) dan Prayogo dan Sohal (2006). Jermias dan Gani (2004) , Auzair dan Langfield-Smith (2005)

Strategi organisasi diukur dengan menanyakan kepada responden posisi produk mereka relatif terhadap pesaing dengan menggunakan skala likert 7 poin ( 1 = Sangat rendah dan 7= Sangat Tinggi ). Pertanyaan terdiri 4 item untuk mengukur strategi cost leadership dan strategi differensiasi menggunakan 7 item pertanyaan.

Praktik TQM

TQM banyak digunakan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini menggunakan instrument TQM yang digunakan oleh Samson dan Terziovski (1999) yang merupakan instrumen yang dikeluarkan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) . Instrumen ini telah banyak digunakan dan diterima sebagai instrument TQM seperti penelitian Juran (1995), Evans and Lindsay (1999 ), Prayogo dan Sohal (2005).MBNQA terdiri dari 6 kriteria praktik organisasi yaitu leadership, strategy and planning, customer focus, information and analysis, people management, and process management.

Quality Performance

Quality performance sebelumnya digunakan oleh Samson dan Terziovski (1999), Prayogo dan Sohal (2006). Quality performance diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin. Poin 1 menunjukkan posisi paling buruk sampai dengan 5 posisi paling baik di industri.

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Kualitas Data

Berdasarkan uji validitas butir-butir pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini dengan menggunakan analisis faktor memiliki faktor loading ≥ 0,5 dan nilai KMO diatas 0,5, yang berarti seluruh item valid. Sedangkan nilai cronbach alph berada diatas 0,5 yang juga menunjukkan seluruh item reliabel. Adapun hasil uji validitas variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(7)

7 Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian tahun 2009

Pengujian Hipotesis

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 Hasil analisis regresi di bawah ini diperoleh dari persamaan:

Gambar 1. Hasil Analisis Jalur

0,133

0,572 e1 e2

0,358 0,495

0,045

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian

Hasil Pengujian Hipotesis 1

Ha : Strategi differensiasi memiliki hubungan positif dengan praktik TQM.

Tabel 2 : Hubungan antara strategi differensiasi, strategi cost leadership dan praktik total quality management.

Variabel

KMO Measure of Sampling Adequacy

Faktor Loading

Cronbach alpha

Strategi Differensiasi 0.887 0.689-0.895 0,946

Strategi Cost Leadership 0.758 0.560-0.895 0,911

Praktik Total quality management 0.519 0.632-0.882 0,969

Quality Performance 0.811 0.624-0.792 0,865

Y X3

X2

(8)

8

a Dependent Variabel: X3 (Praktik TQM)

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil diatas tingkat signifikan antara strategi differensiasi dengan praktik total quality management adalah 0,000 (sangat signifikan). Dari nilai ß sebesar 0,572 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif, artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi differensiasi terjadi juga peningkatan pada variabel praktik TQM. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,893 menunjukkan hubungan yang tinggi antara variabel strategi differensiasi dan variabel praktik TQM. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa strategi differensiasi memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management,sehingga berhasil mendukung Ha.

Hal ini mengindikasikan bahwa strategidifferensiasimemiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management. Hasil ini menyatakan bahwa strategi differentiation dapat mempengaruhi penerapan pelaksanaan praktik total quality management. Dengan artian dalam penerapan praktik total quality management bisa menggunakan strategi differentiation sebagai strategi untuk menunjang keberhasilan praktik total quality management.

(9)

9 memiliki keunggulan produk dari kompetitor dan memiliki harga yang bersaing. Hal ini dapat dicapai dengan strategi differensiasi dan dengan orientasi proses yaitu dengan cara mengurangi sisa produk dan produk cacat.

Hasil Pengujian Hipotesis 2

Ha : Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan praktik TQM.

Berdasarkan hasil diatas nilai signifikansi antara strategi cost leadership dengan praktik total quality management adalah 0,004 (sangat signifikan). Dari nilai

ß sebesar 0,358 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif,

artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi cost leadership terjadi juga peningkatan pada variabel praktik TQM. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,893 menunjukkan hubungan yang tinggi antara variabel strategi cost leadership dan variabel praktik TQM. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa strategi cost leadership memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management, sehingga berhasil mendukung Ha.

Hal ini mengindikasikan bahwa strategi cost leadership memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management. Hasil ini menyatakan bahwa strategi cost leadership dapat mempengaruhi penerapan pelaksanaan praktik total quality management. Dengan artian dalam penerapan praktik total quality management bisa menggunakan strategi cost leadership sebagai strategi untuk menunjang keberhasilan praktik total quality management.

Berdasarkan pengujian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi cost leadership memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management. Hal ini menunjukkan bahwa strategi cost leadership mempunyai pengaruh dalam penerapan praktik total quality management. Konsep kaizen yang didominasi literatur TQM mementingkan perbaikan proses dibandingkan inovasi produk. Secara fundamental premis TQM adalah biaya dari kualitas yang jelek (seperti inspeksi,pengerjaan kembali, lost customer, dll) yang lebih besar dibandingkan dengan pengembangan proses untuk meningkatkan kualitas produk dan jasa. Hal ini menggambarkan bahwa orientasi proses pada akhirnya menyebakan cost based yang berkelanjutan yang menggambarkan strategi cost leadership. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Gobeli dan Brown (1994) yang menyatakan bahwa praktik TQM lebih memfokuskan pada menghasilkan kualitas produk pada harga yang kompetitif dan menunjukkan rasio kualitas menjadi lebih tinggi.

Hasil Pengujian Hipotesis 3

(10)

10 Hipotesis ketiga yang diajukan adalah untuk menguji apakah praktik total quality management memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Pada tabel 3 dapat dilihat thitung untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel independen.

Tabel 3 Hubungan antara strategi differensiasi, strategi cost leadership, praktik total quality management dan quality performance

Standardized a Dependent Variable: Y (Quality Performance)

Sumber : Pengolahan Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat nilai signifikansi antara praktik total quality management dengan quality performance adalah 0,047 (signifikan). Dari nilai

ß sebesar 0,495 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif,

artinya jika terjadi peningkatan variabel praktik TQM terjadi juga peningkatan pada variabel quality performance. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,653 menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel praktik TQM dan variabel quality performance. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa praktik total quality management memiliki hubungan yang positif dengan quality performance, sehingga berhasil mendukung Ha.

Hal ini mengindikasikan bahwa praktik total quality management memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Hasil ini menunjukkan bahwa praktik total quality management dapat digunakan dalam mencapai quality performance.

(11)

11 Hal ini juga konsisten dengan hasil penelitian Kaynak (2003). Dimana Kaynak menjelaskan bahwa TQM meningkatkan keterlibatan organisasi dalam meningkatkan kualitas secara terus menerus, bertanggung jawab untuk mendeteksi hal-hal yang tidak sesuai dengan pengandalian mutu, hal tersebut membuat pekerja lebih bertanggung jawab untuk pengendalian mutu dan untuk menghentikan produksi ketika ada suatu masalah dalam produksi.

Hasil Pengujian Hipotesis 4

Ha : Strategi differensiasi memiliki hubungan positif dengan quality performance.

Hipotesis keempat yang diajukan adalah untuk menguji apakah strategi differensiasi memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Pada tabel 3 dapat dilihat thitung untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel independen.

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat nilai signifikansi antara strategi differensiasi dengan quality performance adalah 0,588 (tidak signifikan). Dari nilai ß sebesar 0,133 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif, artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi differensiasi terjadi juga peningkatan pada variabel quality performance. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,653 menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel strategi differensiasi dan variabel quality performance. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa strategi differensiasi tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality performance, sehingga berhasil mendukung H0.

Hal ini mengindikasikan bahwa strategi differentiation tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Dari hasil itu dapat kita lihat bahwa strategi differensiasi kurang tepat digunakan untuk mencapai quality performance. Belohlav (1993) membantah bahwa mutu berkaitan dengan suatu strategi spesifik, sebab mutu adalah suatu istilah yang dapat digambarkan dalam berbagai variasi. Ia juga mengusulkan sebagai fakta bahwa untuk mencapai suatu tingkat mutu yang tinggi menciptakan potensi untuk mengejar kedua strategi yaitu differensiasi dan strategi cost leadership di dalam suatu pasar.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Prajogo dan Sohal (2006) yang menyatakan bahwa strategi differensiasi memiliki hubungan positif dengan quality performance. Prayogo dan Sohal (1999) menyatakan ada faktor lain yang bisa saja berhubungan dengan strategi differensiasi yaitu financial performance dan innovative performance. Menurut Reed et al. (1996) hubungan antara strategi differensiasi terhadap performance tidak dapat dilihat dalam waktu jangka pendek. Dengan penerapan strategi differensiasi dalam jangka panjang baru akan terlihat adanya peningkatan terhadap performance perusahaan.

(12)

12 Ha : Strategi cost leadership memiliki hubungan positif dengan quality performance.

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat nilai signifikansi antara strategi cost leadership dengan quality performance adalah 0,838 (tidak signifikan). Dari nilai ß sebesar 0,045 (nilai ß positif), maka menunjukkan hubungan searah atau positif, artinya jika terjadi peningkatan variabel strategi cost leadership terjadi juga peningkatan pada variabel quality performance. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,653 menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel strategi cost leadership dan variabel quality performance. Dari hasil analisis statistik ditemukan bahwa strategi cost leadership tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality performance,sehingga berhasil mendukung H0.

Hal ini mengindikasikan bahwa strategi cost leadership tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Dari hasil itu dapat kita lihat bahwa strategi cost leadership kurang tepat digunakan untuk mencapai quality performance. Kualitas/ mutu menciptakan keuntungan yang kompetitif melalui loyalitas pelanggan. Hal ini memperkecil sensitifitas customer terhadap harga. Pada kebijakan konvensional untuk mencapai kualitas yang lebih tinggi membutuhkan komponen yang lebih mahal dan teknik manajemen tidak cocok dalam mencapai keberhasilan biaya yang rendah. Maani et al. (1994) menyatakan bahwa peningkatan mutu mengakibatkan pengurangan biaya. Implikasi dari argumentasi ini adalah bahwa menjadi tujuan strategi cost leadership. Hal ini sesuai dengan penelitian Prajogo dan Sohal (2006) yang menyatakan bahwa TQM mendukung hubungan langsung dan terbalik antara kualitas dan biaya. Ini berarti bahwa perbaikan kualitas akan berakhir pada pengurangan biaya, dan ini terlihat sesuai dengan strategi cost leadership yang mencoba kemungkinan biaya terendah pada produksi.

Pengujian Hipotesis 6

Ha : Praktik TQM memediasi hubungan strategi differensiasi dengan quality performance.

Dari hasil output SPSS untuk analisis jalur menunjukkan bahwa strategi differensiasitidakberpengaruh secara langsungke quality performance. Dari hasil uji statistik dapat kita melihat besarnya hubungan langsung dan tidak langsung masing-masing variabel dengan melihat nilai signifikan dan nilai t dari variabel tersebut pada tabel 3

(13)

13 praktik total quality management kemudian ke quality performance. Besarnya hubungan signifikan antara strategi differensiasi dengan praktik total quality management adalah 0,000 (sangat signifikan) sedangkan nilai t adalah 4,872 dan derajat bebasnya pada df 49 (2,0096), berarti thitung>ttabel sehingga kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan. Dari nilai ß sebesar 0,572 (nilai ß positif) yang menunjukkan adanya hubungan yang searah atau positif. Sedangkan nilai signifikan praktik total quality management dengan quality performance adalah 0,047 (signifikan) sedangkan nilai t adalah 2,037 dan derajat bebasnya pada df 48 (2,0106), berarti thitung>ttabel sehingga kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan. Dengan nilai ß sebesar 0,495 (nilai ß positif) yang menunjukkan adanya hubungan yang searah atau positif.

Besarnya pengaruh langsung (direct) X1 ke Y adalah 0,133, Pengaruh tak langsung (indirect) X1 ke X3 ke Y : (0,572 x 0,495) = 0,283. Total pengaruh (korelasi X1 ke Y) adalah 0,133+ (0,572 x 0,495) = 0,416. Dari hasil itu menunjukkan bahwa nilai pengaruh langsung lebih kecil dari nilai pengaruh tidak langsung yang membuktikan bahwa variabel praktik total quality management adalah variabel intervening. Hal ini menyatakan bahwa praktik total quality management memediasi hubungan antara strategi differensiasi dengan quality performance, sehingga Ha diterima.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa praktik total quality management berhasil dalam mencapai quality performance dengan menggunakan strategi differensiasi. Dalam lingkungan yang bergolak perusahaan harus dapat merespon dengan menentukan strategi organisasi dalam mencapai persaingan yang berkelanjutan. Melalui strategi perusahaan dapat memilih dan menginterpretasikan lingkungan dan membentuk lingkungan sebagai elemen untuk tetap dapat bertahan (Keats & Hits,1998). Literatur organisasi menunjukkan bahwa strategi dan struktur saling berhubungan dan menunjukkan karakteristik yang mempengaruhi TQM. Permintaan-permintaan terhadap lingkungan terutama sekali pengharapan konsumen terhadap kualitas produk dan jasa disajikan perusahaan. Oleh karena itu TQM diadopsi oleh banyak perusahaan dalam menghadapi lingkungan. Dengan menerapkan TQM dapat meningkatkan kualitas produk dan jasa, mengurangi cost, lebih menekankan kepuasan konsumen dan karyawan dan meningkatkan perfoemance. Hal ini sesuai dengan penelitian Prajogo dan Sohal (2006) yang mengindikasi bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat dengan menggunakan praktik TQM antara strategi differensiasi dan quality performance.

Hasil Pengujian Hipotesis 7

(14)

14 Dari hasil output SPSS untuk analisis jalur menunjukkan bahwa strategi cost leadership tidakberpengaruh langsungke quality performance. Dari hasil uji statistik dapat kita melihat besarnya hubugan langsung dan tidak langsung masing-masing variabel dengan melihat nilai signifikan dan nilai t dari variabel tersebut pada tabel 3

Hubungan langsung antara strategi cost leadership dengan quality performance memiliki nilai signifikan 0,838 (tidak signifikan) sedangkan nilai t adalah 0,206 dan derajat bebasnya pada df 48 (2,0106), berarti thitung<ttabel sehingga kedua variabel ini tidak memiliki hubungan yang signifikan. Dengan nilai ß sebesar 0,045 (nilai ß positif) yang menunjukkan adanya hubungan yang searah atau positif. Kemudian hubungan tidak langsung dari variabel strategi cost leadership ke praktik total quality management kemudian ke quality performance. Besarnya hubungan signifikan antara strategi cost leadership dengan praktik total quality management adalah 0,004 (sangat signifikan) sedangkan nilai t adalah 3,048 dan derajat bebasnya pada df 49 (2,0096), berarti thitung>ttabel sehingga kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan. Dari nilai ß sebesar 0,358 (nilai ß positif) yang menunjukkan hubungan yang searah atau positif. Sedangkan nilai signifikan praktik total quality management dengan quality performance adalah 0,047 (signifikan) sedangkan nilai t adalah 2,037 dan derajat bebasnya pada df 48 (2,0106), berarti thitung<ttabel sehingga kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan. Dengan nilai ß sebesar 0,495 (nilai ß positif) yang menunjukkan adanya hubungan yang searah atau positif.

Besarnya pengaruh langsung (direct) X2 ke Y adalah 0,045 dan pengaruh tak langsung (indirect) X2 ke X3 ke Y adalah (0,358 x 0,495) = 0,177. Total pengaruh (korelasi X2 ke Y) : 0,045 + (0,358 x 0,495) = 0,222. Dari hasil itu menunjukkan bahwa nilai pengaruh langsung lebih kecil dari nilai pengaruh tidak langsung yang membuktikan bahwa variabel praktik total quality management adalah variabel intervening. Hal ini menyatakan bahwa praktik total quality management memediasi hubungan antara strategi cost leadership dengan quality performance, sehingga Ha diterima.

(15)

15 Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,653 menunjukkan hubungan yang sedang antara variabel independen strategi differensiasi, strategi cost leadership, dan praktik total quality management dengan variabel dependen quality performance.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Simpulan

Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi differensiasi memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management. Strategi cost leadership memiliki hubungan yang positif dengan praktik total quality management. Variabel praktik total quality management memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Variabel strategi differensiasi tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Variabel strategi cost leadership tidak memiliki hubungan yang positif dengan quality performance. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh strategi cost leadersip dengan quality performance.

Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,893 menunjukkan hubungan yang tinggi antara variabel independen strategi differensiasi dan strategi cost leadership dengan variabel dependen praktik total quality management. Variabel praktik TQM memediasi hubungan strategi differensiasi dan strategi cost leadership terhadap quality performance. Hal ini konsisten dengan penelitian Prajogo dan Sohal (2006). Hal ini dapat dilihat dengan nilai pengaruh langsung lebih kecil dari nilai pengaruh tidak langsung. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa praktik total quality management berhasil dalam mencapai quality performance dengan menggunakan strategi differensiasi dan strategi cost leadership. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Prayogo dan Sohal (2005) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung antara strategi differensiasi dan strategi cost leadership terhadap quality performance. Nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,653 menunjukkan hubungan yang tinggi antara variabel independen strategi differensiasi, strategi cost leadership, dan praktik total quality management dengan variabel dependen quality performance

Implikasi

Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian pada populasi dan lokasi pada perusahaan yang lebih kompleks dengan lingkup wilayah yang lebih luas. Dan dapat digunakan analisis lain seperti SEM dengan beberapa variabel intervening. Perlu dikembangkan bagi penelitian selanjutnya dengan memasukkan variabel lainnya yang mempengaruhi strategi organisasi dalam menghasilkan kinerja

(16)

16 Alma, Buchari (2007), Pengantar Statistika untuk penelitian pendidikan, social,

ekonomi, komunikasi, dan bisnis, Alfabeta, Bandung.

Carr, S Mak Y.T & Needham (1997), Differences in strategy, quality management practice and performance reporting system between ISO accredited and non ISO accredited companies. Management Accounting Research

Chenhall R.H. (1997)Reliance on Manufacturing performance measures,total quality management and organizational performance, Management Accounting Research,

Costa M, M et al (2008) Simultaneousal considerations of TQM and ISO 9000 on performance and motivation : An empirical study of Spanish companies, International journal of production economics hal 23-39.

Crosby P.B (1979) , Quality is Free: The Art of Making Quality Certain, McGraw-Hill, New York

Dansky Kathryn H dan Diane Brannon (1996) Strategic Orientation and TQM : Linking Vision to Action, Journal of Quality management hal 227-242

Fuentes-Fuentes M.Mar, et al. (2004) The Impact of environmental characteristics on TQM principles and Organizational Performance, Omega- International Journal of Management science hal 425-442

Gaspersz, Vincent (2005) Total Quality Management, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ghozali, Imam (2001) Aplikasi Analisis Multivariat, dengan program SPSS, Universitas Diponegoro

Hardjosoedarmo, S. (2004). Bacaan Terpilih Tentang Total Quality Management, Edisi Revisi,Andi Offset, Yogyakarta.

Hendricks Kevin dan V Singhal (2001) Firm characteristics, total quality management and financial performance,Journal of Operation Management, hal 269-285

Hutabarat, Jemsly dan Martani Huseini (2006) Operasionalisasi Strategi, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

(17)

17 organizations : an empirical study, Journal of Quality Management hal 247-272

Ittner and D.F.Larcker (1995) Total quality management and the choice of information and reward system. Journal for Accounting Research.

John A Dotchin and J Oaklan (1993) Total Quality Management in Services, International Journal of Quality and Reliability Management.

Kaynak Hale (2003) The Relationship between total quality management practices and their effect on firm performance, Journal of Operation Management hal 405-435.

Kurnianingsih Retno dan Indriantoro (2001) Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap keefektifan Penerapan Total Quality Management, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Macinnati Manuela S (2008) The Relationship between quality management systems and organizational performance in Italian National Health Services. Healty Policy hal 228-241

Mardiyah Aida Ainul (2005) Pengaruh sistem pengukuran kinerja, sistem reward dan profit center terhadap hubungan antara total quality management dengan kinerja manajerial,Simposium Nasional Akuntansi 9, Solo.

Marler, Janet H (1998) The effect of TQM training, flexible work, flexible technology on continuous improvement, Journal of Quality Management, Cornell University.

McGuire Setephen J and D M Dilts (2008), The Financial Impact of standard stringency : An event study of successive generations of the ISO 9000 standard, International Journal of Production Economics hal 3-22

Narsa, I Made dan Rani Dwi Yuniawati (2003), Pengaruh interaksi antara Total Quality Management dengan system pengukuran kinerja dan system penghargaan terhadap kinerja manajerial, jurnal Akuntansi dan Keuangan, Universitas Kristen petra.

Porter M.E. (1980.) Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors, Free Press, New York,

(18)

18 Prajogo D.I., A.S. Sohal (2001) TQM and innovation: A literature review and

research framework, Technovation hal 539–558.

Reed R., D.J. Lemak, J.C. Montgomery (1996) Beyond process: TQM content and firm performance, Academy of Management Review hal 173–202.

Riduwan dan Sunarto (2007), Pengantar statistika, Alfabeta, Bandung.

Samson D, M. Terziovski (1999) The relationship between total quality management practices and operational performance, Journal of Operations Management hal 393–409.

Sila Ismail (2007) Examining the effect of contextual factors on TQM and performance through the lens of organizational theories : An Empirical Studies, Journal Operation Mangement hal 83-109.

Sim Khim Ling dan Larry N .Killough (1998) The Performance Effect of Complementarities Between Manufacturing Practices and Management Accounting Systems. Journal Management Accounting Research.

Sharma Divesh (2005) The association ISO 9000 certification and financial performance, The International Journal of Accounting hal 151-17.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana (2003), Total Quality Management, Andi, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1.  Hasil Analisis Jalur

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian bagian harta lebih kepada saudara laki-laki tidak sematamata karena mereka lebih kuat, namun ada beberapa alasan mengapa laki-laki diberi bagian lebih dari perempuan,

t6820082 Judul Skripsi : '?engaruh Kualitas Layanan , Experiential Marketing, Dan Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai Variabel Intervening

Projek 'Task force' Cuti Semester @ PTAR UiTM Selangor, Kampus Puncak Alam telah dilakukan oleh staf perpustakaan p a d a 25 Januari 2017 dengan aktiviti membuat susun atur perabot

Dalam implementasi pembiayaan dengan prinsip ini masih rendah dibandingkan dengan prinsip pembiayaan lainnya seperti murabahah, hal ini disebabkan beberapa faktor seperti

Biasanya anak usia dini selalu tertarik dengan hal-hal yang baru dan teknologi adalah sesuatu yang baru bagi anak, maka dari itu guru harus bisa memanfaatkan

Semua variabel kualitas fisik dan kimia tanah pada lahan bekas tambang batubara meningkat ke level yang sesuai untuk pertanian tanaman pangan setelah ditanami vegetasi

Dengan analisis wacana, peneliti akan melihat bagaimana wacana pembebasan Satinah dari hukuman mati dikonstruksi dan disajikan pada teks berita di Harian Kompas serta

phlegmatis , yaitu: memahami informasi dengan cara melihat soal kemudian membuat gambar, memahami yang diketahui dengan mengubah informasi ke bentuk matematika, dan melihat soal