• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-KEWIRAUSAHAAN OLEH COMMUNITY DEVELOPMENT AND OUTREACHING BIDIKMISI FKIP UNTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-KEWIRAUSAHAAN OLEH COMMUNITY DEVELOPMENT AND OUTREACHING BIDIKMISI FKIP UNTAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-KEWIRAUSAHAAN OLEH COMMUNITY DEVELOPMENT AND

OUTREACHING BIDIKMISI FKIP UNTAN Siti Hardianti, Nuraini Asriati, Bambang GS Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan

Email: sitihardyanti06@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui keberhasilan PKM-K. Metode penelitian deskriptif dengan bentuk studi kasus. Sumber data penelitian adalah Ketua Koordinator K dan 5 orang mahasiswa. Hasil penelitian Tahap Taksiran PKM-K: PKM-K bermanfaat memberikan modal berwirausaha; 1.026 mahasiswa Bidikmisi 2014 hanya 124 kelompok mengajukan proposal. Tahap Perencanaan Program: panitia mengadakan seminar kewirausahaan; proses pengusulan proposal PKM-K 1 bulan 4-5 orang perkelompok; pencairan dana kurang sesuai pedoman PKM-K. Tahap Pelaksanaan Program: pelaksanakan PKM-K memiliki hambatan mahasiswa dan panitia; even PKM-K meliputi penampilan hasil usaha; sistem pelaksanaan sesuai pedoman PKM-K; pelaksanaan PKM-K 3 bulan; tidak semua dana kelompok digunakan modal usaha; monev sesuai pedoman PKM-K; perkenalan produk di kampus dan lingkungan sekitar. Tahap Hasil dan Dampak: usaha mahasiswa tidak sampai ke tahap PIMNAS; usaha terkendala kesibukan kuliah; keberhasilan usaha tercapai dan mendapatkan profit; PKM-K menumbuhkan jiwa kewirausahaan; ada dampak positif dari kegiatan PKM-K.

Kata-Kunci:-Evaluasi-Program,-Program-Kreativitas-Mahasiswa Kewirausahaan

Abstract: This study aims to determine the success of PKM-K. Descriptive research method with the form of case studies. Source of research data is Chief Coordinator PKM-K and 5 students. The results of the study stage Estimated PKM-K: PKM-K helpful provide capital to entrepreneurship; 1,026 students Bidikmisi 2014 only 124 groups submitted proposals. Program Planning Phase: the committee held an entrepreneurship seminar; proposing the proposal PKM-K 1 month 4-5 people per group; disbursement of funds less suitable guidelines PKM-K. Program Implementation Phase: pelaksanakan PKM-K has a resistance of students and organizers; even PKM-K includes an appearance results of operations; system implementation according to the guidelines PKM-K; implementation of PKM-K 3 months; not all groups used venture capital funds; monitoring and evaluation within the guidelines of PKM-K; product introductions in the campus and the surrounding environment. Phase Results and Impact: business students do not get to the stage PIMNAS; hampered efforts bustle college; achieved business success and make a profit; PKM-K fostering the entrepreneurial spirit; there is a positive impact on the activities of PKM-K.

(2)

rogram Kreativitas Mahasiswa ini memiliki manfaat yang sangat bagus untuk mahasiswa, terutama dalam belajar berwirausaha. Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) dijadikan sebagai pengembangan kreativitas mahasiswa untuk berwirausaha yang berorientasi pada keuntungan. Pada kenyataan yang terjadi di lapangan melalui pengamatan sebelumnya, banyak dari usaha mahasiswa hanya bertahan dalam jangka waktu 3 bulan sesuai dengan jangka waktu yang diberikan dari pihak Dikti untuk melakukan usaha. Selain itu beberapa usaha-usaha tersebut sampai sekarang masih berjalan meskipun waktu monitoring dan evaluasinya berakhir.

Tidak sedikit dari mereka yang mengikuti kegiatan PKM-K mengeluh karena tidak bisa mengefisiensikan waktu kuliah dengan waktu untuk berwirausaha Masalah yang menjadi dasar kurang efektifnya mahasiswa menjalankan program tersebut yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan PKM-K mahasiswa kurang mengefisienkan waktu, mahasiswa lebih banyak berfokus pada aktivitas akademik kampus dibandingkan menjalankan usaha yang mereka miliki, selain itu mahasiswa penerima dana PKM-K ini kurang berkontribusi dengan teman sekelompok usahanya sehingga akan menyebabkan melemahnya proses usaha yang dijalankan sehingga usaha yang dijalankan sekarang masih kurang berkembang. Jadi usaha yang mereka jalankan terbengkalai begitu saja dan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) ini tidak terlalu di manfaatkan oleh mahasiswa untuk kedepannya. Maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai keberhasilan dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) agar kedepannya bisa lebih baik lagi dan dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan ini. Selain itu dapat mengetahui seberapa jauh dan bagaian mana dari tujuan yang sudah tercapai, dan bagian mana yang belum tercapai serta apa penyebabnya, maka perlu adanya evaluasi program.

Menurut Arikunto dan Cepi, (2008:17): “Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui efektivitas komponen program dalam mendukung pencapaian tujuan program”. Peneliti menggunakan CSE-UCLA Evaluation Model. CSE-UCLA terdiri dari dua singkatan yaitu CSE dan UCLA. Model ini menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan. Tujuan peneliti menggunakan CSE-UCLA Evaluation Model untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan keberhasilan PKM-K yang dilaksanakan oleh Community Development and Outreaching dan mahasiswa penerima PKM-K khususnya mahasiswa FKIP Untan.

Menurut Arikunto dan Cepi (2008:22): “Manfaat dari sebuah evaluasi program adalah mengetahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang dikeluarkan dapat terlaksana, informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi sangat berguna dalam pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program, dan mendapatkan rekomendasi dari evaluator. Fernandes 1984 (dalam Arikunto dan Cepi, 2008:44), memberikan penjelasan mengenai model CSE-UCLA menjadi empat tahapan yaitu: Needs Assessment, yaitu dalam tahap ini evaluator memusatkan perhatian pada

(3)

penentuan masalah. Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui kebutuhan serta tujuan jangka panjang yang akan dicapai oleh program PKM-K. Program Planning, dalam tahap kedua ini evaluator mengumpulkan data yang terkait langsung, dan untuk mengetahui apakah rencana telah disusun berdasarkan analisis kebutuhan. Evaluasi tahap ini tidak lepas dari tujuan yang telah dirumuskan. Pada tahap ini peniliti ingin mengetahui apakah perencanaan dari kegitan PKM-K telah sesaui dengan harapan. Formative Evaluation, dalam tahap ketiga ini evaluator memusatkan perhatian pada keterlaksanaan program. Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui pelaksanaan PKM-K dan pengembangan dari kegiatan PPKM-KM-PKM-K. Summative Evaluation, dalam tahap keempat, yaitu evaluasi sumatif, para evaluator dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari program tersebut. Melalui evaluasi sumatif ini diharapkan dapat diketahui tujuan yang dirumuskan pada program yang telah tercapai dan jika program tersebut belum tercapai cari bagian mana yang belum tercapai dan apa penyebabnya. Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui keberhasilan dari kegiatan PKM-K serta dampak dari kegiatan PKM-K tersebut.

(4)

Menurut Irham Fahmi, (2013:8): Hubungan kuliah sambil berbisnis, bisa melihat bagaimana suatu aktivitas untuk menjadi seorang wirausahawan bisa dilakuka ketika ada waktu senggang atau kosong yang dimiliki, seorang mahasiswa sambil kuliah maka ia bisa berbisnis dan sambil berbisnis ia bisa kuliah. Menurut teori Moeller & Witt (dalam Irham Fahmi, 2013:310): “Seorang pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja karyawan”. Menurut Luthans and Doh (dalam Irham Fahmi, 2013:310), menyatakan bahwa: “Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan bawahannya untuk memiliki kompetensi dalam bekerja”. Sedangkan menurut Arikunto dan Cepi (2008:45) : “Pada tahap keempat yaitu evaluasi sumatif, para evaluator diharapkan dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari program”. Pada tahap in dapat diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah tercapai, dan jika belum apa penyebabnya.

Dari beberapa teori tentang keberhasilan, bahwa dapat dikatakan berhasil berwirausaha ialah mereka yang mendapatkan laba dan memiliki faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Selain itu indikator keberhasilan usaha yaitu terdiri dari modal, pendapatan, volume penjualan, output produksi serta tenaga kerja. Keberhasilan program dapat dilihat dari tujuan program itu sendiri, dan seberapa baik kontribusi antara sesama anggota kelomppok. Jadi, untuk menilai berhasil atau tidaknya kegiatan PKM-K dapat dilihat dari ketiga indikator yaitu mahasiswa yang terlibat dan unit bisnis yang berhasil dikembangkan, berkembangnya model pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi, dan terbentuk dan berkembangnya kelembagaan pengelola kewirausahaan.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2012:67) : “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Metode penelitian deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan gambaran yang senyatanya dan memberikan penjelasan secara mendalam yang terjadi pada Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) Oleh Community Development and Outreaching Untan Pada Program Bidikmisi Angkatan 2015.

(5)

Mahasiswa-Kewirausahaan (PKM-K) Oleh Community Development and Outreaching Bidikmisi FKIP Untan Tahun 2015, meliputi: taksiran kebutuhan K, perencanaan PKM-K, pelaksanaan PKM-PKM-K, serta hasil dan dampak kegiatan PKM-K. Menurut Sugiyono (2011:225) : “Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mahasiswa yang lolos dalam seleksi proposal PKM-K.

Sumber data dalam penelitian ini atau sebagai informan yaitu Ketua Koordinator PKM-K Comdev Untan dan mahasiswa FKIP Untan angkatan 2014 penerima dana kegiatan PKM-K yang terdiri dari 5 orang perwakilan mahasiswa diambil dari 5 jurusan di FKIP Untan, yaitu: Jurusan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Pendidikan Dasar, Jurusan Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, dan Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, yang menjadi informan yaitu ketua kelompok PKM-K yang lolos dalam seleksi proposal. Jumlah sumber data dalam penelitian ini yaitu 6 orang.

Hadari Nawawi mengatakan, ada 6 teknik pengumpulan dalam suatu penelitian, yaitu : Teknik Observasi Langsung; Teknik Observasi Tidak Langsung; Teknik Komunikasi Langsung; Teknik Komunikasi Tidak Langsung; Teknik Pengukuran; Teknik Studi Dokumenter/Bibliographis (Hadari Nawawi, 2012:100). Teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah : teknik komunikasi langsung, teknik studi dokumenter/bibliographis. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : pedoman wawancara, buku catatan, alat dokumentasi visual, voice record. Teknik pengolahan data yang diguanakn dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Teknik pengolahan data yang diguanakn dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Menurut Mile dan Huberman (dalam Sugiyono 2012:246), mengemukakan bahwa: “Aktivitas dalam analisis data yaitu; pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification).

Menurut Patton (dalam Moleong Lexy, 2007:178), untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, digunakan teknik triangulasi data. Jenis data yang digunakan adalah triangulasi. Triangulasi digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam kualittatif,

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Needs Assessment (Tahap Taksiran Kebutuhan)

(6)

pernyataan selaku mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai keinginan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan PPKM-KM-PKM-K. menyatakan bahwa, mahasiswa mengikuti kegiatan PKM-K ini keinginan dari diri sendiri mengikuti PKM-K, beberapa mahasiswa yang benar-benar tertarik dengan kegiatan PKM-K mereka sangat antusias sekali, saat melaksanakan kegiatan PKM-K penuh semangat dengan alasan mengikuti kegiatan PKM-K dapat menambah pengalaman berwirausaha dan dapat menambah jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa.

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan selaku mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai penilaian mahasiswa tentang diadakannya kegiatan PKM-K menyatakan bahwa, penilaian mahasiswa mengenai kegiatan PKM-K ini sangat bagus dan sangat bermanfaat, adanya kegiatan PKM-K ini sangat membantu mahasiswa yang ingin berwirausaha karena diberikan bantuan modal dan dapat mengolah usaha sendiri, dari hasil penjualan produk, laba yang didapatkan bisa dipergunakan untuk menambah penghasilan mahasiswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PPKM-KM-PKM-K mengenai mahasiswa yang mengikuti PKM-K menyatakan bahwa, tidak semua mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi mengikuti PKM-K, masih banyak mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2014 tidak mengikuti kegiatan PKM-K, sedangkan kegiatan ini diperuntukan kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi terutama pada angkatan 2014. Selain itu berdasarkan hasil wawancara kepada koordinator pengelola PKM-K Comdev Untan, bahwa yang mengikuti PKM-K hanya 124 judul kelompok proposal PKM-K dan hanya 57 judul kelompok proposal PKM-K yang lolos dalam seleksi PKM-K.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PPKM-KM-PKM-K mengenai sanksi tidak mengikuti PKM-K menyatakan bahwa, panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan sebenarnya tidak ada memberikan sanksi kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2014.

2. Program Planning (Tahap Perencanaan Program)

(7)

mahasiswa mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan proposal PKM-K. Anggota kelompok PKM-K terdiri dari 4-5 orang terdiri dari angkatan yang berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PPKM-KM-PKM-K mengenai cara evaluasi pengusulan proposal PKM-K menyatakan bahwa, evaluasi proposal ini dilakukan setelah penutupan pengusulan proposal, setiap kelompok yang telah mengumpulkan proposal tersebut diwajibakan untuk mempersentasikan proposal PKM-K didepan 2 orang dewan juri dari pihak internal Perguruan Tinggi Untan. Setelah 3 bulan saat presentasi kelompok selanjutnya panitia PKM-K melakukan Monitoring Evaluasi (Monev) PKM-K. Selain itu, dilihat seberapa besar keunikan produk, sesuai dengan aturan penulisan proposal, kreativitas produk, dan manfaat dari produk yang dibuat oleh mahasiswa Bidikmisi. Penilaian pengusulan proposal PKM-K mempunyai format penilaian sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PPKM-KM-PKM-K mengenai dana yang diberikan pada kegiatan PKM-K menyatakan bahwa, dana yang diberikan oleh pihak Comdev untuk kegiatan usaha telah sesuai dengan yang tertera di proposal. Dana yang diberikan kepada mahasiswa tersebut diberikan 90% untuk pembiayaan usaha, sedangkan 10% nya lagi diberikan pada saat hasil laporan akhir kegiatan PKM-K, dan sampai saat ini laporan akhir kegiatan PKM-K yang dilakukan oleh mahasiswa bidikmisi telah selesai.

3. Formative Evaluation (Tahap Pelaksanaan Program)

Komponen yang terdiri pelaksanaan dan pelaporan kemajuan kegiatan PKM-K dan Monitoring Evaluasi (Monev) kegiatan PPKM-KM-PKM-K. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai hambatan pelaksanaan kegiatan PKM-K menyatakan bahwa, hambatannya masih banyak mahasiswa yang mengikuti PKM-K ini tidak bersungguh-sungguh, meskipun telah lolos PKM-K tetapi mahasiswa masih ada yang tidak menjalankan usahanya dengan baik. Pada saat kegiatan PKM-K mahasiswa kurang mengefisiensikan waktu pelaksanaan kegiatan usaha PKM-K dengan waktu kuliah, kurangnya menjaga kekompakkan antar anggota serta kurangnya berkontribusi antara sesama anggota yang membuat kurang membagi waktu antara kegiatan usaha dengan kuliah. Sedangkan 2 orang informan memberikan keterangan bahwa sebenarnya kegiatan usaha PKM-K ini tidak menghambat proses perkuliahan, jika dari sesama anggota kelompok bisa berkontribusi dengan baik menjaga kekompakan.

(8)

proposal PKM-K, Monitoring Evaluasi PKM-K, dan seminar hasil PKM-K. Selain itu ada kegiatan berupa Expo diselenggarakan pada ulang tahun Comdev, dan kegiatan lainnya berupa Food Festival, dan Senam Massal. Kegiatan ini juga berupaya untuk memperkenalkan produk usaha mahasiswa pada kegiatan usaha PKM-K kepada mahasiswa-mahasiwa beserta masyarakat untuk mengenal usaha-usaha kreatif mahasiswa terutama mahasiswa Untan dalam membuat sebuah produk.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PPKM-KM-PKM-K mengenai program yang dijalankan menyatakan bahwa, yang menjalankan program ini yaitu mahasiswa Untan yang dipilih secara selektif untuk menjadi panitia dalam kegiatan PKM-K ini dan panitia yang menjalankan kegiatan PKM-K ini telah melakukan kegiatan ini dengan sangat baik dan penuh dengan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K mengenai sistem pelaksanaan PPKM-KM-PKM-K menyatakan bahwa, sistem pelaksanaan PKM-K ini meliputi kegiatan pelatihan PKM-K yang dilakukan oleh peserta, peserta membuat proposal dan proposal tersebut dikumpulkan dan dipresentasikan yang dinilai oleh dewan juri. Setelah dinilai maka kelompok yang lolos dalam seleksi diberikan modal. Waktu yang diberikan untuk menjalankan usaha tersebut selama 3 bulan, dan mengadakan Monitoring Evaluasi (Monev).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai waktu pelaksanaan PKM-K menyatakan bahwa, waktu pelaksanaan PKM-K yang diberikan kepada mahasiswa selama 3 bulan, mulai dari pelaksanaan usaha sampai ke tahap hasil laporan akhir. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai penggunaan dana PKM-K menyatakan bahwa, dana yang digunakan oleh mahasiswa tersebut masih ada beberapa kelompok yang tidak menggunakan semua uang tersebut untuk usaha, dengan kata lain uang tersebut disimpan sebagai cadangan untuk usaha selanjutnya. Tetapi ada juga kelompok usaha yang kekurangan modal sehingga mereka harus menambah modal dengan menggunkan uang pribadi antar sesama anggota kelompok untuk melanjutkan usaha mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Koordinator Pengelola PKM-K dan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PPKM-KM-PKM-K mengenai monitoring evaluasi kegiatan PKM-K menyatakan bahwa, Monitoring Evaluasi (Monev) yang dilakukan oleh panitia PKM-K Comdev & Outreaching dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat produksi usaha mahasiswa. Monev ini dilaksanakan setelah 3 bulan pelaksanaan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa. Tujuan dari kegiatan Monev ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan tiap kelompok dalam melaksanakan usahanya, dan dari hasil Monev tersebut ada beberapa kelompok yang tidak mengerjakan usahanya dan uang yang diberikan untuk modal usaha tidak dipergunakan untuk usaha melainkan dipergunakan secara pribadi.

(9)

memperkenalkan produk usaha mahasiswa menyatakan bahwa, cara mahasiswa memperkenalkan produk usahanya melalaui berjualan di kampus, dititipkan ke toko-toko, di titipkan di mini market, ditawarkan melalui teman-teman, di pasarkan melalui media sosial dan di tawarkan kepada dosen di kampus, kegiatan Expo di Comdev maupun diluar Comdev.

4. Summative Evaluation (Tahap Hasil dan Dampak)

Evaluator dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari program tersebut. Melalui evaluasi sumatif ini diharapkan dapat diketahui tujuan yang dirumuskan pada program yang telah tercapai dan jika program tersebut belum tercapai cari bagian mana yang belum tercapai dan apa penyebabnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai sistem laporan akhir PKM-K menyatakan bahwa, sistem laporan akhir kegiatan PKM-K itu dengan cara mempersentasikan hasil produk usaha kepada dewan juri. Selain itu juga dilaporkan berapa modal awal, pemakaian untuk bahan baku, keuntungan dari penjualan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai kelompok usaha PKM-K lolos dalam PIMNAS menyatakan bahwa, usaha yang mereka jalankan dari kegiatan PKM-K tidak sampai ke PIMNAS, di karenakan mereka tidak mengirim file proposal usaha mereka ke PIMNAS.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang lolos seleksi PKM-K mengenai kegiatan usaha PKM-K saat ini menyatakan bahwa, usaha yang mereka jalankan, dari 5 orang informan, 4 orang diantaranya mengatakan untuk sekarang ini tidak lagi menjalankan usaha, dengan alasan karena terkendala kesibukan kuliah, terkendala bahan baku, dan terkendala antara sesama anggota kelompok tersebut. Tetapi dari 5 orang informan, 1 orang diantaranya mengatakan bahwa usaha mereka masih berjalan samapai sekarang, dengan alasan karena dengan usaha yang mereka jalankan sekarang dapat menambah penghasilan untuk mereka sendiri.

(10)

kedepannya menyatakan bahwa, mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKM-K memberikan masukan kepada panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan bahwa untuk kegiatan PKM-K ini sebaiknya diperuntukkan bagi mahasiswa yang benar-benar ingin mengikuti PKM-K agar mahasiswa tersebut mempunyai niat yang kuat.

Pembahasan

1. Needs Assessment (Tahap Taksiran)

Berdasarkan SK Rektor Universitas Tanjungpura, memang diperuntukkan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi, maka pengelola Comdev & Outreaching Untan mengadakan kegiatan pelatihan penulisan proposal PKM-K ini. Namun berdasarkan pedoman PKM-K: Peserta PKM-K adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma, anggota kelompok pengusul berjumlah 3–5 orang, mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu Perguruan Tinggi yang sama, keanggotaan setiap kelompok PKM-K disarankan berasal dari minimal dua angkatan yang berbeda. (Pedoman PKM-K, 2015:11). Jadi, peserta PKM-K ini memang untuk mahasiswa S1, namun dari pengelola Comdev & Outreaching Untan melalui Perguruan Tinggi Universitas Tanjungpura, memberikan kesempatan kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi untuk mengikuti kegiatan PKM-K ini dengan berupaya agar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi sebagai pengembangan peningkatkan kreativitas mahasiswa.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKM-K ini keinginan dari diri sendiri untuk mengikuti PKM-K, beberapa mahasiswa yang benar-benar tertarik dengan kegiatan PKM-K mereka sangat antusias sekali, saat melaksanakan kegiatan PKM-K penuh semangat dengan alasan mengikuti kegiatan PKM-K dapat menambah pengalaman berwirausaha dan dapat menambah jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa, selain itu dengan diadakannya kegiatan PKM-K ini dapat mempermudah mahasiswa dalam mendapatkan modal usaha. Pernyataan yang diberikan oleh mahasiswa ini sesuai dengan teori menurut Irham Fahmi (2013:8): “Hubungan kuliah sambil berbisnis kita bisa melihat bagaimana suatu aktivitas untuk menjadi seorang wirausahawan bisa dilakukan ketika ada waktu-waktu senggang atau kosong dimiliki, seorang mahasiswa sambil kuliah maka ia bisa berbisnis dan sambil berbisnis ia bisa kuliah”.

(11)

professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta memperkaya budaya nasional. (Ditjen Dikti PKM-K, 2014)

Adanya kegiatan PKM-K ini sangat membantu mahasiswa yang ingin berwirausaha karena diberikan bantuan modal dan dapat mengolah usaha sendiri. Dari hasil penjualan produk laba yang didapatkan bisa dipergunakan untuk menambah penghasilan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan definisi dari PKM-K (2014) menyatakan bahwa: ”PKM-K merupakan program pengembangan keterampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan berorientasi pada profit, komoditas usaha yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa berwirausaha dan memasuki pasar, pemeran utama berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan masyarakat, ataupun mitra lainnya”. (PKM-K, 2014:14)

Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi terutama angkatan 2014 yang melakukan usaha dari kegiatan PKM-K mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan PKM-K ini mereka bisa mendapatkan modal untuk terjun langsung berwirausaha. Dari hasil penjualan produk laba yang mereka dapatkan bisa digunakan untuk menambah penghasilan mereka sendiri. Mahasiswa yang mengikuti PKM-K ini diperuntukan pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2014 dan dibantu oleh mahasiwa penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2013 ataupun 2012. Ternayata dari hasil wawancara tidak semua mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi mengikuti PKM-K, masih ada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2014 tidak mengikuti kegiatan ini, sedangkan kegiatan ini diperuntukan kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi terutama pada angkatan 2014.

Selain itu berdasarkan hasil wawancara kepada koordinator pengelola PKM-K Comdev & Outreaching Untan, bahwa yang mengikuti PKM-K hanya 124 judul kelompok proposal PKM-K atau sekitar hanya 490 orang mahasiswa penetima beasiswa Bidikmisi dan hanya 57 judul kelompok proposal PKM-K yang lolos dalam seleksi PKM-K. Dalam hal ini bahwa memang tidak semua mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi mengikuti kegiatan PKM-K. Data penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 2014 sebanyak 1.026 orang dari seluruh Fakultas yang ada di Untan.

2. Program Planning (Tahap Perencanaan Program)

Sebelum dilaksanakannya pembuatan proposal PKM-K yang dilakukan oleh mahasiswa, panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan telah melakukan pembinaan ataupun seminar tentang kewirausahaan. Kegiatan seminar ini ditujukan kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dengan maksud agar mahasiswa memahami arti tentang kewirausahaan dan proses-proses dalam kegiatan PKM-K.

(12)

sebagai berikut: (a)Peserta PKM-K adalah kelompok mahasiswa yang sedang aktif dan terdaftar mengikuti program pendidikan S-1 atau Diploma; (b)Anggota kelompok pengusul berjumlah 3–5 orang; (c)Mahasiswa pengusul dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu program studi yang sama, namun masih dalam satu Perguruan Tinggi yang sama; (d)Keanggotaan setiap kelompok PKM-K disarankan berasal dari minimal dua angkatan yang berbeda. (Pedoman PKM-K, 2015: 21)

Tahapan evaluasi proposal, semua proposal yang diusulkan oleh mahasiswa Bidikmisi di evaluasi, untuk memilih layak atau tidaknya proposal itu didanai. Dalam evaluasi pengusulan proposal ini sejalan dengan pedoman PKM (2015:23), menyatakan bahwa: “Seleksi dan evaluasi proposal PKM-K dilakukan secara online, komponen penilaian desk evaluasi Proposal online menggunakan formulir”. Namun, sebenarnya saat tahap seleksi proposal PKM-K, panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan menggunakan presentasi kelompok dan juga dinilai oleh 2 orang dewan juri yang terdiri dari pihak internal Perguruan Tinggi Untan, bahwa tahap penyeleksian proposal PKM-K ini memang dinilai terlebih dahulu dari Perguruan Tinggi.

Setelah 3 bulan saat presentasi kelompok selanjutnya panitia PKM-K melakukan Monitoring Evaluasi (Monev) PKM-K. Hal ini sejalan dengan pedoman PKM-K, menyatakan bahwa: Kriteria penilain PKM-K, yaitu: Kreativitas (gagasan unik & bermanfaat), keunggulan produk/jasa); Kebutuhan masyarakat; Potensi program (potensi perolehan profit, keberlanjutan usaha); Penjadwalan kegiatan dan personalia (lengkap, jelas, waktu, dan personalianya sesuai); Penyususan anggaran biaya (lengkap, rinci, wajar & jelas peruntukannya)

Proposal yang lolos pada kegiatan PKM-K diberikan dana sesuai dengan kebutuhan dari setiap kelompok PKM-K. Berdasarkan hasil wawancara yang telah diperoleh, dana yang diberikan oleh panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan untuk kegiatan usaha telah sesuai dengan yang tertera di proposal. Sesuai dengan aturan dari PKM-K bahwa dana yang diberikan kepada mahasiswa tersebut diberikan 90% untuk pembiayaan usaha, sedangkan 10% nya lagi diberikan pada saat hasil laporan akhir kegiatan PKM-K. Hal ini kurang sesuai dengan pedoman PKM (2015:15), menyatakan bahwa: “Dana untuk penugasan kegiatan pelaksanaan PKM diberikan 70% dan 30% nya lagi diberikan setelah laporan akhir pelaksanaan PKM”. Sedangkan panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan memberikan dana sebesar 90% untuk pelaksanaan kegiatan usaha, dan dana 10% nya diberikan setelah laporan akhir pelaksanaan PKM.

3. Formative Evaluation (Tahap Pelaksanaan Program)

(13)

memberikan keterangan bahwa sebenarnya kegiatan usaha PKM-K ini tidak menghambat proses perkuliahan, jika dari sesama anggota kelompok bisa berkontribusi dengan baik menjaga kekompakan dan tidak saling egois maka hambatan tersebut bisa dapat di atasi. Hal ini sejalan dengan teori Moeller & Witt (dalam Irham Fahmi, 2013:310), menyatakan bahwa: “Seorang pemimpin memiliki pengaruh besar dalam mendorong peningkatan kinerja karyawan”.

Kegiatan atau even yang ada pada PKM-K ini meliputi kegiatan yang berhubungan dengan tahapan-tahapan kegiatan PKM-K dan penampilan hasil dari produk usaha yang dilakukan oleh mahasiswa pada kegiatan PKM-K. Kegiatan atau even pada PKM-K ini yang telah diselenggarakan oleh pihak Comdev yaitu: Pelatihan PKM-K, Presentasi proposal PKM-K, Monitoring Evaluasi PKM-K, dan seminar hasil PKM-K. Panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan juga telah melakukan penyelenggaran PKM-K ini dengan baik, karena pada saat Monitoring Evaluasi (Monev) PKM-K panitia mengunjungi tempat-tempat kegiatan usaha mahasiswa untuk mengetahui langsung sistem pengerjaan usaha mahasiswa tersebut.

Sistem pelaksanaan PKM-K ini meliputi kegiatan pelatihan PKM-K yang dilakukan oleh peserta, peserta membuat proposal dan proposal tersebut dikumpulkan dan dipresentasikan dinilai oleh dewan juri. Setelah dinilai maka kelompok yang lolos dalam seleksi diberikan modal. Waktu yang diberikan untuk menjalankan usaha tersebut selama 3 bulan, setelah 3 bulan di adakan Monitoring Evaluasi (Monev). Hal ini sesuai dengan pedoman PKM-K (2012:2): “Evaluasi terhadap usulan dan pelaksanaan PKM yang dilakukan Tim Pakar terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu: (a) tahap penilaian usulan; (b) tahap penilaian proses pelaksanaan dan (c) tahap penilaian di forum PIMNAS (laporan akhir PKM-K)”.

Waktu pelaksanaan PKM-K yang diberikan kepada mahasiswa selama 3 bulan, mulai dari pelaksanaan usaha sampai ke tahap hasil laporan akhir. Setelah sampai pada bulan ke 3 mahasiswa akan dimonitoring dan dievaluasi atas keberhasilan dari usaha yang mereka jalankan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan yang menyatakan bahwa kegiatan PKM-K dilakukan selama 3 bulan. Dana yang digunakan oleh mahasiswa tersebut masih ada beberapa kelompok tidak menggunakan semua uang tersebut untuk usaha, dengan kata lain uang tersebut disimpan sebagai cadangan untuk usaha selanjutnya. Tetapi ada juga kelompok usaha yang kekurangan modal sehingga mereka harus menambah modal dengan menggunkan uang pribadi antar sesama anggota kelompok untuk melanjutkan usaha mereka.

(14)

yang dihadapi dan usaha penyelesaiannya. (Panduan pengelolaan program hibah DP2M Ditjen Dikti-Edisi VII, 2012:341).

Tujuan dari kegiatan Monev ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan tiap kelompok dalam melaksanakan usahanya, apakah tiap kelompok menjalankan usahanya dengan baik, apakah modal usaha yang telah diberikan digunakan dengan baik atau tidak dan dari hasil Monev tersebut ada beberapa kelompok yang tidak mengerjakan usahanya dan uang yang diberikan untuk modal usaha tidak dipergunakan untuk usaha melainkan dipergunakan secara pribadi. Sistem laporan akhir kegiatan PKM-K itu dengan cara mempersentasikan hasil produk usaha kepada dewan juri, selain itu juga dilaporkan berapa modal awal, pemakaian untuk bahan baku, keuntungan dari penjualan sebagai penialain keberhasilan usaha yang selama ini telah dilakukan. Hal ini sesuai dengan pedoman PKM (2012:17), menyatakan bahwa : “Evaluasi laporan akhir dilakukan untuk menilai keberhasilan program yang didanai dan menjadi komponen penilaian dalam penetapan pemenang PIMNAS, artikel PKM yang akan dipublikasikan melalui e-proceeding sesuai dengan format yang telah ditentukan”.

Panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan mengatakan bahwa pada kegiatan PKM-K ini memang usaha yang dilakukan oleh mahasiswa tidak sampai pada tahap PIMNAS, dikarenakan pihak Comdev memberikan kegiatan PKM-K ini hanya sebatas untuk pengembangan kewirausahaan mahasiswa saja, jika ada mahasiswa yang ingin mengajukan proposal ke PIMNAS, maka mahasiswa tersebut bisa mengupload proposalnya pada situs online dan harus memberitahukan hal tersebut ke BAAK Universitas Tanjungpura. Usaha yang telah mereka jalankan, dari 5 orang informan, 4 orang diantaranya mengatakan untuk sekarang ini tidak lagi menjalankan usaha, dengan alasan karena terkendala kesibukan kuliah, terkendala bahan baku, dan terkendala antara sesama anggota kelompok tersebut, 1 orang diantaranya mengatakan bahwa usaha mereka masih berjalan sampai sekarang, dengan alasan karena dengan usaha yang mereka jalankan sekarang dapat menambah penghasilan untuk mereka sendiri.

Keberhasilan usaha yang mereka jalankan telah tercapai dengan baik. Menurut pedoman PKM-K menyatakan bahwa: PKM-K merupakan program pengembangan keterampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan berorientasi pada profit, komoditas usaha yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa yang selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa berwirausaha dan memasuki pasar, jadi pemeran utama berwirausaha dalam hal ini adalah mahasiswa, bukan masyarakat, ataupun mitra lainnya (Pedoman PKM-K, 2014:14). Berdasarkan pedoman PKM-K bahwa keberhasilan yang dilakukan oleh mahasiswa telah tercapai, dikarenakan mahasiswa telah mengembangkan usahanya dan mendapatkan profit dari kegiatan PKM-K ini. Selain itu mahasiswa juga telah memasarkan produknya ke pasar-pasar dan lingkungan sekitar usahanya.

(15)

menyatakan: Memberikan rangsangan kepada mahasiswa untuk memulai belajar mengenai kewirausahaan melalui program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K), rangsangan ini diaharapkan mahasiswa dapat tumbuh jiwa kewirausahaan dan mendapatkan pola pikir dan dapat lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan pekerjaan yang lebih kompleks.

Dampak positif dari segi sosial, ekonomi, lingkungan menurut mahasiswa yang melakukan kegiatan PKM-K yaitu pada segi sosial dapat, dapat berinteraksi antar pembeli dan dapat memperkenalkan produk usaha kepada orang lain sehingga dapat menambah relasi dan dapat menambah jaringan penjualan. Pada segi ekonomi mahasiswa dapat menambah penghasilan terutama untuk uang jajan bagi mahasiswa sehingga dapat meringankan beban orang tua dan dapat membuka lapangan pekerjaan orang lain. Pada segi lingkungan mahasiswa berpendapat bahwa dengan mengikuti kegiatan PKM-K ini dapat membantu orang-orang sekitar dalam proses penjualan produk,. Hal ini sejalan dengan tujuan PKM-K, menurut pedoman PKM-K (2014:24): “Tujuan PKM-K adalah menghasilkan karya kreatif, inovatif dalam membuka peluang usaha yang berguna bagi mahasiswa setelah menyelesaikan studi”.

Bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKM-K memberikan masukan kepada panitia PKM-K Comdev & Outreaching Untan bahwa untuk kegiatan PKM-K ini sebaiknya diperuntukkan bagi mahasiswa yang benar-benar ingin mengikuti PKM-K agar mahasiswa tersebut mempunyai niat yang kuat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(16)

kewirausahaan; terdapat dampak positif sosial, ekonomi, lingkungan; penyeleksian proposal dapat diseleksi dengan selektif lagi.

Saran

Sebaiknya panitia PKM-K mewajibkan dan memberikan sanksi kepada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang tidak mengikuti PKM-K, agar semua mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi mendapatkan pembelajaran mengenai kewirausahaan. Sebaiknya panitia PKM-K memberikan motivasi mengenai kewirausahaan dan memberikan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu, agar mahasiswa dapat memahami pembuatan proposal kewirausahaan. Sebaiknya mahasiswa dapat berkontribusi dengan baik antar sesama anggota kelompok, agar tidak mengganggu waktu kuliah dan waktu saat menjalankan usaha. Kegiatan PKM-K ini sebaiknya dilaksanakan setiap tahun, agar mahasiswa dapat menambah pembelajaran mengenai-kewirausahaan dan proposal usaha mahasiswa dapat berlanjut dan diajukan ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. Abdul, Jabar Cepi Safruddin. (2008). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. (2015). Pedoman Kreativitas Mahasiswa Tahun 2015. Jakarta (Online).

Fahmi, Irham. (2013). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Moleong, J Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada Universitiy Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan torsi pengereman yang dihasilkan saat motor pada kondisi tanpa dikopel generator dan dengan beban

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam kesimpulan, maka dapat disampaikan saran-saran perlu adanya pembinaan yang intensif agar pengembangan pengolahan kopi bisa

memberikan kepada para anggauta staf Amerika dan staf asing lainnja dari Jajasan serta tenaga ahli suatu tanda pengenal dimana diberikan djaminan bahwa

Adegan ini membawa interpretasi dalam istana yang sangat mewah, terlihat dari tatataman, bangunan dan ornamen pendukung yang digambarkan sangat menarik, dibuat dengan

Yee., et al (2010) dalam Kawpong Polyorat (2010 : 17) menemukan bahwa kualitas layanan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Sebuah perusahaan

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang

Melihat dampak kerusakan sosial-ekonomi yang sangat serius tersebut, Jurusan Teknik Geologi FT UGM dengan dibantu oleh Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik

penilan orang yang lebih rasional dan lebih kuat. c) Rasa takut juga bisa menjadi seorang guru agung dan memberikan. wawasan karena, tidak seperti cinta, rasa takut