• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MANFAAT BUDAYA DAN KESEHATAN MENGONSUMSI TAMBELO, SIPUT DAN KERANG DI MIMIKA, PAPUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MANFAAT BUDAYA DAN KESEHATAN MENGONSUMSI TAMBELO, SIPUT DAN KERANG DI MIMIKA, PAPUA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG MANFAAT BUDAYA DAN KESEHATAN

MENGONSUMSI TAMBELO, SIPUT DAN KERANG DI MIMIKA, PAPUA

(Per cept ion on Cur t ur al and Heal t h Benef it of Consuming Typical Mol l uscas

by Mi mi ka’ s Est uar y Communi t y, Papua)

Hardinsyah1, Agus Sumule2, John Let soin2 dan Jaan Barausau3

ABST RACT

Some l ocal f oods have cul t ur al and heal t h benef i t s. Mol l usca such as t ambel o – a mangr ove wor m, snai l and shel l (TSS) cont ai n essent i al ami no aci ds and mi cr onut r ient s r equir ed f or opt imum heal t h. Thi s st udy i s ai med t o anal yse t he per cept i on of l ocal communi t y at est uar y of Mi mi ka on cul t ur e and heal t h benef i t s of consumi ng t he TSS. For t hi s pur pose 158 peopl e of t he 12 est uar y vi l l ages, whi ch consi st of chi l dr en (1-11 yr s), t eenages (12-19 yr s) and adul t s (>20 yr s) f r om bot h sexes, wer e sel ect ed as subj ect s. The dat a col l ect ed cover s socio-economi c of t he f ami l y, per cept ion of subj ect s on cul t ur al and heal t h benef i t s of t he TSS, and ways t o consume t he TSS. The r esul t s showed t hat t he TSS has si gni f i cant i nt angi bl e benef i t s f or cul t ur e and heal t h of Mimi ka’ s est uar y communit y. In t er ms of cul t ur e, t ambel os (Bact r onophor us t hor aci t es and Banki a or cut t i ) ar e used as a speci al ent r y f ood f or l ocal cust ome r i t ual s; and bot h snai l s (Tel ecopi um t el escopi u, Ner i t a bal t eat a, dan Naquei t a capi cana) and shel l s (Gel oi na cf coaxan dan Gel oi na, sp) ar e used as a speci al mai n menu f or l okal cost ume r i t ual s. In t er ms of heal t h, t he gener al heal t h benef i t s of eat i ng TSS i s f or st r engt heni ng and maint ai ni ng opt imum st ami na. In addi t i on, Gel oi na, sp (a shel l ) i s used f or wound heal i ng; and Bact r onophor us t hor aci t es (a t ambel o), whi ch i s cal l ed as “ kamor o pi l ” by Kamor o et hnic, i s consumed t o have bet t er pr oduct i on of br east mi l k, and t o have pr event i on and t heur epet i c ef f ect s of mal ar ia, cough, f l u, r heumat i c and backache, as wel l as appr odi si ac and appet i t e ef f ect s. Tambel o i s consumed f r eshl y, whi l e snai l s and shel l ar e st eamed or r oast ed bef or e t hey ar e consumed.

Keywords: heal t h benef i t , cul t ur e benef i t , snai l and shel l , Bact r onophor us t hor aci t es

PENDAHULUAN123

Latar Belakang

Sej ak keberadaan manusia di bumi, ekosist em t elah mendukung keberlansungan kehidupan manusia (Ends & Gormukh, 2005). Sebaliknya pemanf aat an berbagai j enis sum- berdaya hayat i oleh manusia dalam suat u eko- sist em berkait an erat dengan f akt or lingkung- an f isik, budaya dan sosial ekonomi masyara- kat (Mit chell, Set iawan & Rahmi, 2003). Dalam kont eks ini pemahaman akan int eraksi manusia dengan lingkungannya menj adi pent ing unt uk memberikan perlindungan dan pemulihan t er- hadap ekosist em, sebagai salah sat u cara menj amin keberlangsungan dan kesej aht eraan manusia dalam ekosist em t ersebut .

Kabupat en Mimika adalah salah sat u kabupat en baru di provinsi Papua. Kabupat en yang ibu kot anya Timika ini, memiliki luas

1

St af Pengaj ar Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekol ogi Manusia (FEMA), IPB 2

St af Pengaj ar Fakult as Pert anian (Fapert a), Universit as Papua.

3

St af Lembaga Bant uan Hukum (LBH), Kabupat en Mimika.

wilayah 18 209 km2 dan pada t ahun 2000 berpenduduk sebanyak 68 810 j iwa (ht t p: / / i d.

wi ki pedi a. or g/ wi ki / Kabupat en_Mi mi ka).

Penduduk lokal Kabupat en Mimika t erdiri dari dua suku besar, yait u Suku Amungme yang bermukim di daerah pegunungan dan kelompok Suku Kamoro di dat aran rendah dan mua- ra. Kabupat en Mimika memiliki kondisi alam dengan agroekologi yang unik. Di bagian ut ara adalah pegunungan diselingi j urang-j urang t er- j al dan memiliki sat u di ant ara dua salj u abadi di wilayah ekuat or dunia. Sement ara dat aran rendahnya adalah hut an dan daerah pert anian t radisioanal di sekit ar pemukiman penduduk. Di bagian selat an t erdapat ekosist em muara yang dit umbuhi hut an sagu dan bakau.

(2)

kepit ing, udang dan aneka moluska bagi konsumsi dan ekonomi masyarakat set empat . Moluska t ert ent u sepert i t ambelo, siput dan kerang hidup subur di perairan muara kawasan bakau (Hardinsyah et al ., 1998).

Fakt or ekonomi menyebabkan hasil per- airan dan laut sepert i udang, kepit ing dan ikan oleh masyarakat set empat lebih baik dij ual unt uk mendapat kan uang guna dibelanj akan bagi pemenuhan kebut uhan lainnya sedangkan lauk pauk yang dikonsumsi masyarakat set em- pat pada umumnya biot a yang mereka sukai dan kurang bernilai di pasar komersial, sepert i berbagai j enis ulat bakau (t ambelo), siput dan kerang. Tambelo, siput dan kerang menj adi bagian dari pola konsumsi pangan masyarakat lokal di muara Mimika (Hardinsyah et al. , 2006). Bahkan berbagai inf ormasi yang diper- oleh dari t okoh masyarakat menunj ukkan bahwa t ambelo, siput dan kerang t idak hanya sekedar pemenuhan kebut uhan pangan bagi masyarakat lokal, t et api j uga mempunyai peran budaya dan kesehat an. Selama ini belum ada penelit ian t ent ang manf aat budaya dan kesehat an t ambelo, siput dan kerang yang dikonsumsi penduduk muara Mimika.

Tuj uan

Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui persepsi masyarakat t ent ang man- f aat budaya dan kesehat an menggunakan t ambelo, siput dan kerang pada masyarakat lokal di muara Selat an Kabupat en Mimika, Papua.

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Desain cr oss sect i onal st udy dengan met ode survai dit erapkan pada penelit ian ini. Survai dilakukan kepada anggot a keluarga yang meliput i anak, remaj a dan dewasa, baik pria maupun wanit a di 12 desa di Kawasan Muara di sebelah Selat an Kabupat en Mimika.

Dua belas desa ini dipilih secara sengaj a at au purposif , yait u desa-desa muara yang secara hist oris dan sebagian saat ini merupa- kan lokasi pencarian at au penangkapan t ambe- lo, siput dan kerang (TSK) oleh penduduk set empat . Kedua belas desa t ersebut adalah Kali Kopi, Pad XI, Pulau Karaka, Omawit a dan Fanamo, Ot akwa, Paumako, Kaugapu, Tipuka, Aikawapuka, Mioko dan At uka. Kegiat an pengumpulan dat a di lapang berlangsung pada Mei t ahun 2000.

Prosedur Penarikan Contoh

Cont oh adalah penduduk lokal yang dipi- lih secara purposif dengan mempert imbangkan anggot a keluarga yang ada di rumah dan bersedia diwawancarai saat kunj ungan rumah oleh pewawancara. Mempert imbangkan j umlah penduduk yang relat if kecil di suat u desa (200-400 j iwa) dan berdasarkan inf ormasi awal dari t okoh masyarakat bahwa penduduk lokal sering mengonsumsi TSS dan t idak bersif at musiman, maka dit et apkan j umlah cont oh per desa ada- lah 30 orang (10 cont oh unt uk set iap kelompok umur dan 15 cont oh unt uk set iap j enis kela- min). Cont oh dist rat if ikasi menurut umur dan j enis kelamin, yait u anak umur 2-10 t ahun, remaj a umur 11-19 t ahun dan dewasa umur 20 t ahun at au lebih, yang seimbang menurut j enis kelamin (laki-laki dan perempuan).

Tidak diperkenankan menarik cont oh le- bih dari sat u orang pada kelompok umur yang sama dari suat u keluarga. Responden at au pihak yang diwawancarai bagi cont oh usia anak-anak adalah ibu dari anak yang menj adi cont oh. Jumlah cont oh akhir yang mempunyai dat a yang lengkap unt uk diolah adalah 358 cont oh dengan rincian 100 orang anak, 129 remaj a dan 129 dewasa (Tabel 1).

Tabel 1. Sebaran Jumlah Cont oh menurut Ke- lompok Umur dan Desa

Desa Anak Remaj a Dewasa Total

Pengolahan dan Analisis Data

(3)

dikumpulkan inf ormasi meliput i ident it as con- t oh, keadaan sosial ekonomi keluarga cont oh, j enis, j enis, f rekuensi dan j umlah konsumsi TSK sert a hasil perairan lainnya; persepsi responden t ent ang manf aat nya dalam kont eks budaya dan kesehat an, cara mengonsumsi, ca- ra memperoleh dan lokasi pencariannya. Pe- wawancara berpendidikan sarj ana yang t elah banyak pengalaman st udi lapang di Papua. Manf aat TSK dalam kont eks budaya adalah penggunaan j enis-j enis TSK dalam berbagai acara rit ual adat oleh masyarakat set empat ; dan manf aat TSK dalam kont eks kesehat an adalah penggunaan j enis-j enis TSK yang diyakini masyarakat beref ek promot if bagi kesehat an at au beref ek prevent if dan penyem- buhan penyakit at au gangguan kesehat an masyarakat .

Enumerat or adalah st af muda Fapert a UNCEN Monokwari (kini berkembang menj adi UNIPA) dan st af LSM di Mimika minimal ber- pendidikan sarj ana di bidang sosial at au per- ikanan yang t elah berpengalaman mengum- pulkan dat a survai di Papua. Sebelum t urun lapang unt uk wawancara, enumerat or dilat ih t ent ang met ode dan kuesioner penelit ian ini.

Pengolahan dat a dilakukan dengan me- nyalin dat a dari kuesioner ke lembar pindah

(t r ansf er sheet) sesuai buku kode (code book)

yang t elah dipersiapkan. Hal ini dimaksudkan unt uk meminimalkan kesalahan ent ri dat a. Kemudian dilakukan ent ri dat a oleh para penelit i dan enumerat or secara berpasangan dengan maksud meminimalisasi kesalahan. Hasil olah dat a disaj ikan dalam bent uk t abel dan graf ik. Pemaparan hasil kaj ian t ent ang keadaan sosial ekonomi keluarga dan j enis dan j umlah TSK yang dikonsumsi dipublikasi pada art ikel t erpisah (Hardinsyah et al . 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manfaat dalam Budaya

Sebagian besar cont oh di hampir semua desa penelit ian menyat akan bahwa t ambelo, siput , dan kerang (TSK) merupakan bagian yang pent ing dalam pest a adat at au mempu- nyai manf aat khusus dalam kont eks budaya masyarakat set empat (Gambar 1). Hanya di Desa Kaugapu penduduk t idak banyak lagi yang memanf aat kan TSK dalam acara adat . Salah sat u alasannya adalah semakin sulit dan j auh unt uk mencari TSK sert a mengganggap hal t ersebut bukan suat u keharusan.

Salah sat u manif est asi pemanf aat an TSK dalam budaya suku Kamoro dan Sempan adalah pest a adat inisiasi memasuki usia remaj a.

Rit ual adat ini bagi suku Kamoro disebut Karapao, dan bagi suku Sempan rit ual adat ini disebut Arapao. Pada prinsipnya t uj uan kedua acara adat ini adalah sama, yait u mengan- t arkan, memaklumat kan dan mendoakan set i- ap anak yang memasuki usia remaj a agar menj adi generasi muda yang kuat dan sehat , sert a mat ang secara ment al. Pada acara adat ini t ambelo dij adikan sebagai makanan pem- buka (ent ri) kemudian siput dan kerang se- bagai makanan lauk ut ama. TSK t idak saj a disuguhkan at au diberikan kepada orang yang berbahagia at au yang sedang diupacarakan, t et api j uga disuguhkan kepada t amu yang hadir. Tanpa keberadaan saj ian kerang, siput , dan t ambelo, pest a inisiasi it u t idak akan dilaksanakan. Acara dipimpin oleh t okoh adat yang disaksikan oleh keluarga anak yang diini- siasi sert a warga desa yang hadir.

Tidak semua j enis TSK dapat disaj ikan pada pest a adat . Hanya t ambelo, siput dan kerang t ert ent u yang bermanf aat pada acara budaya ini. Tambelo Bact r onophor us t hor a-

ci t es dan Banki a or cut t i , siput Tel escopium

t el escopi um, Ner i t a bal t eat a dan Naquueit a

capul i na sert a kerang Gel oina sp dan Gel oi na

of Coaxan yang digunakan unt uk makan upaca-

ra adat . Disamping alasan budaya, j enis-j enis TSK ini merupakan TSK yang disukai oleh penduduk lokal di muara Mimika (Hardinsyah

et al . , 2006).

Sepert i halnya moluska dan hewan ben- t os, t ambelo, siput dan kerang mengandung banyak asam-asam amino dan asam-asam lemak esensial; j uga mengandung vit amin B6, B12, kolin dan niasin sert a mineral kalsium, f osf or, besi, zink, selenium dan magnesium (Insel, Turner & Ross, 2002). Menurut Gibney

et al. (2002), zat -zat gizi t ersebut sangat

bermanf aat unt uk mencegah anemia, opt imali- sasi peredaran darah, pert umbuhan t ulang dan j aringan syaraf sert a pembent ukan ber- bagai enzim, hormon dan imunit as yang men- j adi modal unt uk memiliki t ubuh berst amina dan sehat . Jadi dari segi gizi, budaya makan t ambelo, siput dan kerang dalam kehidupan dan dalam rit ual adat suku Kamoro dan Sempan, sepert i inisiasi remaj a (Karapao dan Arapao) sangat rasional, bahkan pent ing unt uk hidup lebih berst amina dan sehat .

(4)

0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 1 0 0

Pe

rs

e

n

ta

se

K a li K o p i K a ra k a F a n a m o T ip u k a P a u m a k o M io k o D e s a

Gambar 1. Persent ase Cont oh yang Menyat akan TSK Harus Ada dalam Acara Adat

Hal yang sama dilakukan pula unt uk acara rit ual Ndoko, yait u acara perint isan j alan-j alan set apak menuj u daerah-daerah penangkapan at au dusun sagu baru, t ambelo pada acara ini dimakan bersama oleh bapak, ibu dan anak-anak.

Di Aikawapuka, TSK digunakan dalam acara rit ual memperingat i hari ke-3 mening- galnya warga desa. Meski j asad orang yang meninggal t elah pergi t et api kesan dan kenangan masih berada bersama masyarakat . Set iap ada warga desa yang meninggal, pada hari ket iganya dilakukan acara rit ual adat memperingat i berpulangnya warga. Pada aca- ra rit ual adat ini TSK disaj ikan bagi semua yang hadir dan dimakan bersama-sama dengan doa at au harapan agar semua keluarga dan warga yang dit inggalkan diberi kekuat an f isik dan kesehat an. Kesan-kesan baik dari warga yang meninggal diharapkan dapat menj adi inspirasi dan t eladan bagi warga lainnya.

Pada Tabel 2 disaj ikan j enis-j enis moluska yang dipercaya penduduk bermanf aat dalam rit ual adat set empat . Tambelo pilihan dimakan sebagai makanan pembuka (ent ri) dan siput dan kerang pilihan dimakan sebagai makanan ut ama. Budaya yang mengat ur cara makan ini cukup rasional; karena t ambelo enaknya dimakan segar sehingga sebaiknya memang segera dimakan at au dimakan lebih dulu sebelum makanan lainnya. Tambelo segar basah berair dimakan sepert i menenggak mie panj ang dimasukkan ke dalam mulut yang dapat menyegarkan kerongkongan dan menggu gah selera makan, sehingga memang selayak-

nya t ambelo menj adi ent ri at au makanan pembuka.

Tabel 2. Jenis Tambelo, Siput dan Kerang ser- t a Manf aat dalam Budaya Masya- rakat

Nama Latin (lokal) Manfaat atau Khasiat

Kesehatan

A. Tambelo

1. Bact r onophor us t hor aci t es

Sebagai makanan pem- buka pada saat acara adat Karapao/ Arapao

2. Banki a or cut t i Sebagai makanan pem-

buka pada saat acara adat Karapao/ Arapao

B. Siput

1. Tel escopi um

t el escopi um

Sebagai makanan ut ama pada saat acara adat Karapao/ Arapao

2. Ner i t a bal t eat a Sebagai makanan ut ama

pada saat acara adat Karapao/ Arapao

3. Naquuei t a capul i na Sebagai makanan ut ama

pada saat acara adat Karapao/ Arapao

C. Kerang

1. Gel oi na sp Sebagai makanan ut ama

pada saat acara adat Karapao/ Arapao

2. Gel oi na of Coaxan Sebagai makanan ut ama

(5)

Manfaat bagi Kesehatan

Pola mengonsumsi t ambelo, siput dan kerang (TSK) t elah umum pada masyarakat yang bermukim di kawasan muara Mimika, khususnya bagi Suku Kamoro dan Sempan. Dari 12 desa yang dit elit i, responden dari 8 desa menyat akan bahwa t ambelo mempunyai kha- siat bagi kesehat an. Sisanya sebanyak 4 desa (Ot akwa, Kaugapu, Aikawapuka dan Mioko) kurang dari 50% yang menyat akan bahwa t ambelo berkhasiat unt uk kesehat an bila dikonsumsi. (Tabel 3). Secara keseluruhan dari 12 desa yang dit elit i, sebagian besar respon- den (70. 7%) menyat akan bahwa t ambelo ber- manf aat unt uk kesehat an. Tambelo yang enak dan sering dikonsumsi adalah Bact r onophor us t hor aci t es.

Tabel 3. Persent ase Cont oh yang Menyat akan Ada Manf aat Kesehat an Tambelo,

Secara keseluruhan 36. 3% responden menganggap siput memiliki khasiat unt uk kese- hat an bila sering dikonsumsi. Pada 4 desa (Kali Kopi, Pad XI, Karaka dan Paumako) lebih dari 50% responden menyat akan bahwa siput ber- khasiat unt uk kesehat an. Sement ara di t iga desa (Ot akwa, Aikawapuka, dan Mioko) t idak sat upun responden menyat akan siput berkha- siat unt uk kesehat an.

Unt uk kerang, hanya 3 desa (KaliKopi, Pad XI dan Karaka) dari 12 desa yang lebih dari set engah (60. 0% – 70. 0%) respondennya menya- t akan bahwa kerang berkhasiat unt uk kesehat - an. Bahkan ada 3 desa yang seluruh responden- nya menganggap bahwa kerang sama sekali t idak berkhasiat unt uk kesehat an yait u Desa Tipuka/ Paumako, Aikawapuka dan Mioko. Se- cara keseluruhan dari 12 desa yang dit elit i hanya 31. 3% responden yang menganggap bahwa kerang berkhasiat unt uk kesehat an.

Sekit ar 96% responden di Tipuka meng- anggap bahwa karaka/ kepit ing berkhasiat un- t uk kesehat an. Pada t iga desa (Ot akwa, Aikawapuka dan Mioko) dari 12 desa yang dit elit i seluruh respondennya menganggap bahwa karaka j ika dikonsumsi t idak berkhasiat unt uk kesehat an. Sekit ar 26. 0% responden yang menganggap bahwa Karaka bila dikon- sumsi akan bermanf aat unt uk kesehat an.

Tidak semua j enis TSK dianggap memiliki khasiat unt uk kesehat an. Khasiat t ambelo j enis

Bact r onophor us t hor aci t es menurut responden

adalah unt uk mencegah dan menyembuhkan sakit parah (serius) sepert i sakit malaria, sakit pinggang/ remat ik dan bat uk parah. Manf aat lain yang dirasakan oleh responden set elah mengonsumsi t ambelo j enis ini adalah me- ningkat kan naf su makan, kekuat an/ st amina t ubuh dan dapat meningkat kan produksi ASI ibu yang sedang menyusui. Tambelo j enis

Banki a or cut t i memiliki rasa pahit yang diang-

gap responden dapat menyembuhkan sakit bat uk.

Dari berbagai j enis siput yang dikonsumsi penduduk lokal muara Mimika, siput j enis

Tel escopi um t el escopi um, Ner i t a bal t eat a dan

Naquuei t a capul i na dianggap oleh sebagian

responden bermanf aat unt uk kesehat an. Man- f aat kesehat an mengonsumsi siput ini adalah dapat menambah t enaga, kekuat an at au me- mulihkan dan meningkat kan st amina t ubuh bila dikonsumsi.

Jenis kerang yang dianggap berkhasiat unt uk kesehat an adalah Gel oina sp, Gel oina of

Coaxan dan Ar chi dae. Manf aat yang dirasa-

kan set elah mengonsumsi ket iga j enis kerang t ersebut adalah meningkat nya naf su makan, mencegah malaria dan dapat meningkat kan st amina t ubuh. Air rebusan Gel oi na sp bila disiramkan pada bagian yang luka dapat mem- percepat proses penyembuhan luka. Selanj ut - nya ada sat u j enis kerang yang mirip dengan

Gel oi na sp dit emukan di Desa Aikawapuka yang

dinamakan “ Yaka” oleh penduduk set empat dan dianggap dapat menyembuhkan sakit lever bila dikonsumsi. Nama lat in Yaka belum dit e- mukan dalam t aksonomi moluska.

(6)

unt uk t ambelo yang dianggap oleh masyakarat Kamoro sebagai ”Pil Kamoro” .

Tabel 4. Jenis Tambelo, Siput dan Kerang ser- t a Manf aat Kesehat annya yang Diper- caya Masyarakat

Nama Latin (lokal) Manfaat atau Khasiat

Kesehatan

A. Tambelo

1. Bact r onophor us t hor aci t es

Mencegah/ menyembuhkan f lu dan mal aria

Menyembuhkan sakit bat uk Menambah kekuat an/ st amina Meningkat kan produksi ASI Meningkat kan naf su makan Menyembuhkan sakit pinggang dan remat ik

2. Banki a or cut t i Menyembuhkan sakit bat uk

B. Siput

1. Tel escopi um

t el escopi um

Menambah kekuat an/ st amina

2. Ner i t a bal t eat a Menambah kekuat an/ st amina

3. Naquueit a

capul i na

Menambah kekuat an/ st amina

C. Kerang

Menambah kekuat an/ st amina

Cara Mengonsumsi

Cara mengonsumsi t ambelo, siput dan kerang oleh penduduk di wilayah ini sangat sederhana t anpa bumbu dan peralat an peng- olahan, sepert i dimakan segar, dibakar at au direbus. Pada Tabel 7 dit unj ukkan bahwa se- bagaian besar penduduk pada semua desa mengonsumsi t ambelo dalam bent uk yang segar. Pada umumnya kebiasaan penduduk dalam mengonsumsi siput at au kerang lebih banyak diolah dengan membakar (27. 4%) dari- pada merebus (9. 2%).

Cara mengonsumsi t ambel o adal ah de- ngan membuang bagian kepalanya yang keras. Sebagian penduduk mengonsumsi seluruh bagi- an t ambelo set elah dibuang bagian kepala (Gambar 3); dan sebagian lagi dengan cara mengonsumsi bagian t ambelo set elah dibuang bagian kepala dan isi perut t ambelo (Gambar 4). Penduduk yang mengonsumsi t ambelo t anpa isi perut nya beranggapan bahwa meng- konsumsi t ambelo dengan cara ini lebih ber- khasiat dibanding mengonsumsi t ambelo de- ngan isi perut nya. Selain it u mengonsumsi

t ambelo dengan cara ini lebih mudah dit elan karena ukuran t ambelo j adi lebih kecil. Cara penduduk mengeluarkan isi perut t ambelo ada- lah dengan cara mengurut nya dengan dua j ari dari arah kepala ke ekor.

Tabel 5. Persent ase Cont oh menurut Cara Mengonsumsi

*Persent ase t erhadap yang makan

Cara Memperoleh dan Lokasi Penangkapan

Di kalangan Suku Kamoro memperoleh t ambelo, siput dan kerang (TSK) dilakukan dengan cara mencari sendiri di daerah muara kawasan bakau di ulayat mereka. Di masa lalu, unt uk mendapat kan TSK biasanya suat u kelu- arga pergi ke daerah muara dan mendirikan “ kapiri kame” sebagai t empat t inggal semen- t ara. Sebagian hasil t angkapan lansung dima- kan, dan sebagian lagi dibawa pulang t erut ama siput dan kerang. Sekarang, kegiat an mencari TSK di kalangan suku Kamoro umumnya di- lakukan oleh kaum wanit a (ibu rumaht angga, remaj a wanit a), t idak lagi dilakukan dengan seluruh anggot a keluarga. Ini j uga salah sat u f akt or konsumsi TSK, t erut ama t ambelo pada wanit a lebih t inggi dibanding pada laki-laki.

(7)

0 2 0 4 0 6 0 8 0 1 0 0 1 2 0

D ik o n s u m s i B a d a n ta n p a I s i

Persent

ase

K a li K o p i P a d X I K a ra k a O m a w i ta F a n a m o O ta k w a T i p u k a K a u g a p u P a u m a k o A i k a w a p u k a

M i o k o A tu k a T o ta l

0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0

D ik o n s u m s i B a d a n d e n g a n I s i

Persentase

K a li K o p i P a d X I K a ra k a O m a w i ta F a n a m o

O ta k w a T i p u k a K a u g a p u P a u m a k o A i k a w a p u k a

M i o k o A tu k a T o ta l

Gambar 3. Persent ase Cont oh yang Mengonsumsi Tambelo dengan Isi Perut nya

Gambar 4. Persent ase Cont oh yang Mengonsumsi Tambelo dengan Tanpa Isi Perut

Tabel 6. Persent ase Cont oh yang Mencari Tam belo, Siput dan Kerang dengan Cara Mencari Sendiri*

Desa Tambelo Siput Kerang

1. Kali Kopi 60. 0 50. 0 25. 0

2. Pad XI 80. 0 72. 7 73. 0

3. Karaka 96. 6 95. 0 97. 3

4. Omawit a 0. 0 0. 0 0. 0

5. Fanamo 80. 0 60. 0 94. 7

6. Ot akwa 100. 0 100. 0 100. 0

7. Tipuka 56. 0 55. 6 57. 7

8. Kaugapu 0. 0 0. 0 0. 0

9. Paumako 84. 0 75. 0 82. 4

10. Aikawapuka 96. 0 83. 0 78. 6

11. Mioko 76. 5 66. 7 56. 3

12. At uka 96. 2 100. 0 96. 4

Total 82. 6 74. 6 80. 3

*) Persent ase t erhadap j umlah cont oh yang makan

Daerah pencarian TSK yang digunakan penduduk t erlet ak dalam ekosist em muara yang berbakau. Lokasi pencarian TSK ini mem- bent ang dari Barat (At uka) sampai ke Timur (Ot akwa). Penduduk umumnya memanf aat kan pinggiran sungai-sungai di muara sungai seba- gai t empat unt uk mencari TSK (Tabel 7).

(8)

Desa Kaugapu kesulit an memperoleh TSK disebabkan oleh j arak yang t erlalu j auh ant ara lokasi pencarian TSK dan karaka dengan daerah pemukiman penduduk. Di samping it u,

penduduk Desa Kaugapu t elah beralih mat a pencahariannya dari kegiat an ekst rakt if ke kegiat an agraris dan sarana t ransport asi ke lokasi pencarian TSK t idak memadai.

Tabel 7. Lokasi Penangkapan Tambelo, Siput dan Kerang*)

Penduduk Desa Lokasi Mencari Tambelo Lokasi Mencari Siput/ Kerang

1. Kali Kopi Sungai Muamiua

Sungai Okoropa Sungai Ut urummapare Sungai Yamaima

Sungai Muamiua Sungai Okoropa Sungai Ut urummapare Sungai Yamaima

2. Pad XI Sungai Amakiri

Sungai Muamiua Sungai Okoropa Sungai Ut urummapare Sungai Yamaima Sungai Yeremaya Sungai Yamimapare Sungai Wakonapoka

Sungai Amakiri Sungai Muamiua Sungai Okoropa Sungai Ut urummapare Sungai Yamaima Sungai Yeremaya Sungai Yamimapare Sungai Wakonapoka

3. Karaka Sungai Muamiua

Sungai Okoropa Sungai Yamaima

Sungai Muamiua Sungai Okoropa Sungai Yamaima

4. Omawit a**) - -

5. Fanamo Sungai Inauga Sungai Inauga

6. Ot akwa Sungai Ot akwa

Sungai Ohot ya Sungai Taraha Sungai Wet akainipa

Sungai Ot akwa Sungai Ohot ya Sungai Taraha Sungai Wet akainipa

7. Tipuka Sungai Tipuka

Sungai Urumoparo Sungai Yamakupu Camp-1

Port sit e

Sungai Tipuka Sungai Urumoparo Sungai Yamakupu Camp-1

Port sit e

8. Kaugapu**) - -

9. Paumako Sungai Paumako Sungai Paumako

10. Aikawapuka Sungai Bupuku

Sungai Komako Sungai Mont a Sungai Taraia

Sungai Bupuku Sungai Komako Sungai Mont a Sungai Taraia

11. Mioko Sungai Aret aka

Sungai Komako Sungai Yat ire Sungai Waikat iri Sungai Waia Kampus Biru

Sungai Aret aka Sungai Komako Sungai Yat ire Sungai Waikat iri Sungai Waia Kampus Biru

12. At uka Sungai Komako

Sungai Konokino Sungai Wakat rimuka Kampus Biru

Pamako

Sungai Komako Sungai Konokino Sungai Wakat rimuka Kampus Biru

Pamako

(9)

Tabel 8. Persent ase Cont oh yang Menyat akan Semakin Sulit Memperoleh Tambelo, Siput dan Kerang*)

1. Konsumsi TSK mempunyai manf aat pen-

t ing secara budaya dan kesehat an pendu- duk muara Mimika. Dari segi budaya TSK mempunyai manf aat i nt angi bl e pent ing dalam berbagai acara adat . Tambelo

(Bact r onophor us t hor acit es dan Banki a

or cut t i) berperan sebagai makanan pem-

buka dalam berbagai acara adat ; sement a- ra siput (Tel ecopi um t el escopiu, Ner it a

bal t eat a, dan Naquei t a capi cana) dan

kerang (Gel oina cf coaxan dan Gel oi na, sp) berperan sebagai makanan ut ama dalam berbagai acara adat .

2. Dari segi kesehat an, TSK dipercaya mem- punyai aneka manf aat kesehat an. Secara umum TSK berkhasiat meningkat kan st amina. Khusus Gel oina, sp j uga berkha- siat unt uk mempercepat penyembuhan luka. Tambelo Bact r onophor us t hor aci t es

berkhasiat menyembuhkan sakit pinggang dan remat ik, malaria, bat uk dan f lu; meningkat kan naf su makan dan libido seksual (aprodisiak) dan meningkat kan produksi ASI bagi ibu menyusui sehingga dikenal dengan sebut an ‘ Pil Kamoro’ . 3. Pada umumnya t ambelo dikonsumsi dalam

bent uk segar t anpa olahan. Sekit ar seper- lima (22. 9%) dari penduduk yang mengon- sumsi t ambelo selama seminggu yang lalu (54. 2 %) mengonsumsi t ambelo segar de- ngan isi perut nya, yait u di Desa Kalikopi, Fanamo, Ot akwa, Tipuka, Paumako, At uka, Aikawapuka dan Mioko. Siput dan kerang dikonsumsi set elah dibakar at au direbus.

4. Sebagian besar penduduk memperoleh TSK dengan cara mencari sendiri t erut ama oleh wanit a (ibu dan remaj a wanit a). Pada umumnya t ambelo, siput dan kerang dica- ri at au diramu di kawasan est uari Mimika di ekosist im mangrove. Penduduk di desa t ert ent u (Kalikopi, Omawit a, Fanamo, Tipuka, Paumako dan Kagapu) berang- gapan semakin sulit at au semakin j auh lokasi mencari t ambelo.

Saran

1. Perlu kaj ian mendalam t ent ang komponen-komponen f ungsional dalam TSK, t erut ama dalam t ambelo yang disebut sebagai “ Pil Kamoro” yang berkait an dengan berbagai manf aat kesehat an yang dipercaya masyarakat Mu ara Mimika. Kaj ian ini mencakup ident i- f ikasi, isolasi, kompoisi, mekanisme dan uj i klinik komponen yang dipercaya ber- manf aat t ersebut .

2. Kawasan Barat (ke arah At uka) dan Kawas- an Timur (ke arah Ot akwa) dari Muara Mimika, perlu dikembangkan menj adi lokasi konservasi dan pencarian TSK, agar sumber dan konsumsi lauk-pauk dan kudapan murah bagi penduduk lokal muara Mimika dapat berkelanj ut an. Unt uk ini perlu dilakukan kaj ian kebij akan dan program konservasi secara mendalam dan melibat kan pihak t erkait .

3. Mempert imbangkan akan t erj adi part um- buhan penduduk dan ekonomi yang pesat sert a perubahan lingkungan perairan di kabupat en Mimika yang baru dimekarkan, dan memperhat ikan kebiasaan penduduk mengonsumsi t ambelo dalam bent uk se- gar dan dicelupkan ke air sebelum dima- kan, diperlukan penyuluhan at au promosi cara sehat makan TSK bagi penduduk lokal secara berkesinambungan.

UCAPAN TERMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada pimpinan PT Freeport Indonesia, khususnya kepada Dr. Wisnu Suset yo dan Dr. Dedi Mahdar, yang t elah bekerj asama dan memberi- kan f asilit as penyelenggaraan penelit ian ini.

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Gibney MJ, Vorst er HH, & Kok FJ. 2002. Int roduct ion t o Human Nut rit ion. Blackwell Science, Oxf ord.

Hardinsyah, Sumule A, & Let soin J. 2006. Jenis dan j umlah konsumsi t ambelo, siput dan kerang oleh penduduk di kawasan Muara Mimika, Papua. Jurnal Gizi dan Pangan, 1(1), 1-12.

Hardinsyah, Sumule A, Let soin J, & Barausau J. 2000. Laporan Survei Konsumsi Moluska di Muara dan Pant ai Mimika. Inst it ut Pert anian Bogor dan PT Freeport Indonesia, Bogor.

Hardinsyah, Khomsan A, Ef f endi YH, & Saef udin A. 1998. Laporan Konsumsi Pangan Masyarakat Desa Sekit ar PTFI. Inst it ut Pert anian Bogor dan PT Freeport Indonesia, Bogor.

Ef f endi YH, Hardinsyah, & St eve W. 1998. Aspek Kesehat an dan Gizi Masyarakat

Desa di Sekit ar PTFI. Inst it ut Pert anian Bogor dan PT Freeport Indonesia, Bogor.

ht t p: / / i d. wiki pedi a. or g/ wi ki / Kabupat en_Mimi ka

Insel P, Turner RE, & Ross D. 2002. Nut rit ion, 2002 Updat e. American Diet et ics Associat ion and Jones and Bart let t Publishers, Bost on.

Markish SJ & Camilleri C. 1996. Invest igat ion of Met al Toxicit y t o Tropical Biot a: Recommendat ions f or Revision of Aust ralian Wat er Qualit y Guidelines. A Report t o Aust ralian and New Zealand Environt ment and Conservat ion Council Proj ect .

Gambar

Tabel 1. Sebaran Jumlah Contoh menurut Ke- lompok Umur dan Desa
Gambar 1.  Persentase Contoh yang Menyatakan TSK Harus Ada dalam Acara Adat
Tabel 3.  Persentase Contoh yang Menyatakan Ada Manfaat Kesehatan Tambelo, Siput dan  Kerang
Tabel 5. Persentase Contoh menurut Cara
+4

Referensi

Dokumen terkait