Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS
Semester : Ganjil
Standar Kompetensi : 1. menganalisis budaya politik di Indonesia
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasiwaktu Bahan / AlatSumber /
Metode Bentuk
1.1
1.2
1.3
Mendeskripsikan pengertian budaya politik
menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
Mendeskrip sikan pengertian budaya politik
Mengidentif ikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk
Mengidentif ikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
Menganalis is budaya politik yang berkembang di Indonesia
1.1.1pengertian budaya politik
1.2.1tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba 1.2.2 tipe-tipe budaya politik yang
berkembang di Indonesia
1.3.1 Budaya politik yang berkembang di Indonesia
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian budaya politik Secara klasikal
mendiskusikan tipe-tipe budaya politik menurut Almond dan tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
Secara kelompok menggali informasi melalui media massa tentang budaya politik yang berkembang di Indonesia Mempresentasikan
hasil temuan dan diskusi kelompok (melalui media power point) Artikel dari koran dan
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi waktu
Sumber / Bahan / Alat
Metode Bentuk
1.4 menampilkan peran serta budaya politik
partisipan Mendeskrip
sikan budaya politik partisipan di Indonesia
1.4.1 Budaya Politik Partisipan di Indonesia
Secara individu mendeskripsikan temuannya mengenai budaya politik partispan di Indonesia
Tugas individu (PR)
kliping 2 jam
- infocus Bahan : petunjuk penugasan individu dan Artikel dari koran dan internet serta Foto , CD
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUS
Nama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS
Semester : Ganjil
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Metode Bentuk waktu Bahan / Alat
2.1
2.2
2.3
Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi
Megidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi
Mendeskrip sikan pengertian budaya
demokrasi
Mendeskrip sikan prinsip-prinsip budaya demokrasi
Mendeskris ikan pengertian masyarakat madani
Mengidentif ikasi ciri-ciri masyarakat madani
Menganalis is pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia
2.1.1pengertian budaya
demokrasi
2.1.2 prinsip-prinsip budaya demokrasi
2.2.1 Pengertian masyarakat madani 2.2.2 Ciri-ciri masyarakat Madani
2.3.1
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde lama 2.3.2
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde baru 2.3.3
Pelaksanaan demokrasi di
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian budaya demokrasi
Secara klasikal mendiskusikan prinsip-prinsip budaya demokrasi
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian masyarakat madani dan mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
Secara berkelompok menggali iinformasi melalui studi pustaka mengenai pelaksanaan demokrasi di era orde lama
Secara individu melalui media film ”Tragedi Jakarta 1998” menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era Orba dan Reformasi analisa & Resume madani, Tim ICCE UIN Artikel dari koran dan internet VCD Tragedi Jakarta 1998 Alat:
Laptop, infocus &
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi waktu
Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk
2.4 Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Menunjukk
kan perilaku budaya
demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Indonesia pada era reformasi Budaya
Demokrasi dalam kehidupan Sehari-hari
Secara individu menunjukkan perilaku pada masyarakat Indonesia yang mencermikan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Tugas Individu (PR)
Kliping 2 jam
speaker aktive Artikel di media cetak, bahan internet Alat:
Gunting, lem dan kertas A4
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUS
Nama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS
Semester : Ganjil
Standar Kompetensi : 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3.1
3.2
3.3
Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam
Mendeskrip sikan pengertian keterbukaan dan keadilan
Menguraik
an pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Mengidentif ikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
Menunjukk
an sikap
keterbukaan dan
3.1.1pengertian keterbukaan 3.1.2 pengertian keadilan
3.1.3 Pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3.2.1 Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang tidak Transparan di beberapa negara 3.2.2 Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang tidak Transparan di Indonesia
3.3.1
Keterbukaan dan Keadilan Dalam
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian keterbukaan dan keadilan
Secara klasikal mendiskusikan alasan pentingnya keterbukaan dan jaminan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Secara kelompok melalui media film ”The Rules in The World” menganalisis dampak pemerintahan yang tidak transparan
Mempresentasikan hasil temuan dan diskusi kelompok (melalui media power point)
Secara individu
Ulangan tertulis & Kliping Laptop & Infocus
Artikel dari media cetak dan internet
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi waktu
Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk
kehidupan berbangsa dan bernegara
keadilan dalam kehidupan sehari-hari
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
menggali informasi melalui studi pustaka dan media internet mengenai kasus-kasus keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
serta Foto , CD
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUS
Nama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS
Semester : Genap
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
4.1 pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara
Menjelaskan Tahap-tahap perjanjian internasional Mengkaji peranan organisasi kerjasama dan perjanjian
internasional yang bermanfaat bagi Indonesia
Mendeskrip sikan pengertian hubungan internasional Mendeskrip
sikan pentingnya hubungan internasional Mengidentif
ikasi sarana-sarana hubungan internasional
Menguraik
an tahap-tahap perjanjian internasional
Menguraik
an peranan ASEAN, AA dan
an manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia
4.1.1 Pengertian Hubungan tahap Perjanjian Internasional
4.3.1 Peranan ASEAN
4.3.2 Peranan AA 4.3.3 Peranan PBB
4.4.1 Manfaat Perjanjian-Perjanjian Internasional yang melibatkan Indonesia
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian hubungan internasional
Secara klasikal mendiskusikan peranan hubungan internasional dan sarana-sarana dalam hubungan internasional
Secara kelompok menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional
Secara kelompok menggali informasi melalui media cetak dan internet mengenai peranan ASEAN, AA, dan PBB
Mempresentasikan hasil temuan 3 kelompok kajian
Secara klasikal menguraikan beberapa contoh perjanjian internasional Artikel dari koran dan Artikel dari koran dan internet
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi waktu
Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk
serta Foto , CD Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
SILABUS
Nama Sekolah : SMA/MA ....Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS
Semester : Genap
Standar Kompetensi : 5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
5.1
5.2
5.3
Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan
internasional
Menjelaskan penyebab
timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional ikasi penyebab timbulnya
Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang sistem hukum dan peradilan internasional
Secara klasikal menngidentifikasi melalui kajian pustaka mengenai sebab-sebab timbulnya sengketa internasional Secara kelompok
menggali nformasi melalui media massa dan internet tentang peranan Mahkamah Internasional dalam
menyelesaikan kasus-kasus sengketa internasional
Secara kelompok melalui diskusi
menunjukkan sikap menghargai putusan Mahkamah Internasional (satu contoh kasus sesuai pilihan kelompok dan sekaligus digabung
pelaksanaannya pada saat membahas materi peranan
Ulangan & kliping
Laporan tertulis dan kliping Politik oleh Almond , Artikel dari koran dan kasus Irak, Bosnia, Afghanistan, dll
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Alokasi waktu
Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk
mahkamah internasional) Mempresentasi hasil
diskusi kelompok dalam bentuk power point
Pengama
tan Performance 2 jam Alat Presentasi: - laptop - infocus
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru MP PKn
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : BUDAYA POLITIK 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 1
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
2. Kompetensi Dasar
1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik
2. Menjelaskan orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik.
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit ) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI
2 Media massa (Koran, Majalah, Internet) 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan
4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif
..., ...20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : 1. Tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba.
2. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 2
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
2. Kompetensi Dasar
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk
2. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Surat kabar, majalah, dan internet.
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 3
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
2. Kompetensi Dasar
1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik
III. INDIKATOR
1. Menganalisis budaya politik yang berkembang di Indonesia.
2. Menjelaskan pendapat para pakar tentang perkembangan budaya politik di Indonesia.
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
20’
- Pengendalia- Penenangan V. PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Politik Partisipan di Indonesia 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 4
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 2. Kompetensi Dasar
1.4. Menampilkan peran serta budaya politik partisipan
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Budaya Demokrasi 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 6
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
2. menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2. Kompetensi Dasar
2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian budaya demokrasi 2. Mendeskripsikan prinsip-prinsip budaya demokrasi
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab
20’
- Pengendalia- Penenangan
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
5. Majalah, koran, dan internet
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pengertian Masyarakat Madani dan Ciri-ciri Masyarakat Madani
3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 7
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2. Kompetensi Dasar
2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
III. INDIKATOR
1. Mendeskrisikan pengertian masyarakat madani 2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. Buku-Buku Sumber yang Relevan 3. Majalah, Koran, dan internet 4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Demokrasi di Indonesia 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 8
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2. Kompetensi Dasar
2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi
III. INDIKATOR
1. Menganalisis pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia 2. Menjelaskan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
3. Menganalisis pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Era Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerjasama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin
55’
- Kerjasamadicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Pemilihan Umum dan Perilaku yang
Mendukung Tegaknya Prinsip-Prinsip Demokrasi 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 9
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
2. Kompetensi Dasar
2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari 2. Memberi contoh pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjelaskan hakikat Pemilihan Umum, pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia. 4. Menunjuk contoh perilaku yang mendukung tegaknya budaya demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari.
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin
55’
- Kerja samadicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Keterbukaan dan Jaminan Keadilan 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke: 10
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Kompetensi Dasar
3. 1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilan
2. Menguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi
55’
- Kerja sama- Tanya jawab - Latihan
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak Transparan
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 12
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.
2. Menyebutkan contoh perilaku penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan di Indonesia.
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi
55’
- Kerja sama- Tanya jawab - Latihan
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Sikap Keterbukaan dan Keadilan 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 13
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Kompetensi Dasar
3.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menjelaskan hak dan kewajiban masyarakat dalam negara.
3. Menunjukkan perilaku positif terhadap upaya peningkatan jaminan keadilan.
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin
55’
- Kerja samadicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
- Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi / Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Majalah, koran, dan internet
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Hubungan Internasional
3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 14
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 4. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
5. Kompetensi Dasar
internasional bagi suatu negara
III. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional 2. Mendeskripsikan pentingnya hubungan internasional 3. Mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Majalah, Koran, dan Internet
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20..
NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 015/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Tahap-Tahap Perjanjian Internasional 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 15
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 2. Kompetensi Dasar
4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional
1. Menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 016/RPP
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Organisasi Internasional 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 16
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 2. Kompetensi Dasar
4.3. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional
III. INDIKATOR
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Manfaat Kerja Sama dan Perjanjian Internasional 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke : 17
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
2. Kompetensi Dasar
4.4. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia
III. INDIKATOR
1. Menunjukkan manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
- Kerja sama - Keterampila
n 2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Hukum Internasional 3. Kelas/Program : XI
4. Pertemuan Minggu ke: 18
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
2. Kompetensi Dasar
5.1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
III. INDIKATOR
1. Menguraikan sistem hukum dan peradilan internasional
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa - Mengabsen dan
mengetahui kondisi siswa
15’
- Disiplin - Kerjasama - Keterampila
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerjasama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
I. IDENTITAS
1. Mata Pelajaran : PKn
2. Materi Pokok : Peran Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa
3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 19
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
2. Kompetensi Dasar
5.2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional
III. INDIKATOR
1. Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional
2. Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah internasional
IV.
STRATEGI PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan
- Memberikan salam siswa
15’
- Disiplin- Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa
- Keterampila n
2. Kegiatan Inti
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan
55’
- Kerjasama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri
3. Penutup
- Evaluasi / Tanya jawab - Penenangan
20’
- Pengendalia n diri
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa
5. Majalah, Koran, dan Internet
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif
2. Penilaian Afektif
..., ... 20.. Mengetahui
Kepala SMA/MA ... Guru Mata Pelajaran
NIP. NIP.
BAB 1
A. Pilihan Ganda 1. e
2. e 3. b 4. b 5. d 6. b 7. a 8. d 9. b 10. a
B.Esai
1. Kondisi budaya politik Indonesia dewasa ini berada dalam masa transisi. Karena budaya politik Indonesia pernah mengalami beberapa pengaruh budaya politik seperti budaya politik tradisional, budaya politik Islam, dan budaya politik modern. Budaya politik tradisional adalah budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis tertentu yang ada di Indonesia. Misalnya, budaya politik yang berangkat dari paham masyarakat Jawa. Hal itu pernah terjadi ketika negeri ini dipimpin oleh Soeharto. Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada satu keyakinan dan nilai agama tertentu, dalam hal ini tentu saja agama Islam. Agama Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh kelompok santri. Kelompok ini identik dengan pendidikan pesantren atau sekolah-sekolah Islam. Sedangkan budaya politik modern adalah budaya politik yang mencoba meninggalkan karakter etnis tertentu atau pendasaran pada agama tertentu. Budaya ini sangat kuat pengaruhynya dalam pemerintahan Orde Baru. Di dalamnya terdapat beragam subkultur seperti kelompok birokrat, intelektual, dan militer. Dari ketiga tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia maka kita tidak bisa menentukan budaya politik mana yang paling berpengaruh dalam kehidupan negara Indonesia. Tetapi ketiga tipe budaya politik seperti yang dikemukakan oleh Almond hampir mempengaruhi seluruh budaya politik Indonesia.
mulai menyadari bahwa merekalah pemegang kedaulatan tertinggi. Mereka bukan lagi menjadi objek politik tetapi subjek politik.
3. Politik parokial adalah budaya politik yang frekkuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. Di sini peran kepala suku, kepala kampung, atau tokoh masyarakat sangat berperan baik dalam bidang politik, ekonomi, dan religius. Sedangkan budaya politik partisipan adalah suatu bentuk budaya politik di mana anggota masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuai yang memadai mengenai sistem politik secara umum tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dlaam proses politkk yang berlangsung. Jika dikaitkan dengan dimensi budaya politik maka dimensi pertama yang membedakan antara budaya politik parokial dan budaya partisipan. Di mana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai sistem politik negara, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara. Selain itu pada pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan, penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari masyarakat dan media massa kepada pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam budaya politik parokial sangat bergantung pada pemimpinnya sedangkan dalam budaya politik partisipan masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan.
4. Menurut hemat saya, dalam menjalankan pemerintahan sekarang ini, pemerintahan masih mengedepankan hubungan patron-klien. Hal itu masih sangat dipengaruhi oleh budaya politik tradisioanl yang berkembang dalam masyarakat kita. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, sistem ini mulai diminimalisir karena pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan budaya politik semakin maju. Hal itu ditunjukkan lewat partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpinnya, dan kebijakan dalam
pembangunan negara.
5. Hubungan antara budaya politik dan partisipasi politik terletak pada sistem nilai bersama yang berkembang dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
6. Orientasi politik menurut Almond dan Verba sebagai berikut:
- Orientasi kognitif merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
- Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan yang dibuat.
- Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.
Dari ketiga orientasi politik ini, Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang dituju dalam orientasi politik. Ketiga objek dari orientasi politik tersebut adalah: - Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. Contohnya adalah peran atau
struktur badan legislatif (DPR) dan eksekutif (pemerintah) atau birokrasi. Yang dituju pada objek ini adalah lebih pada institusinya buka aktor atau orangnya.
- Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin monarki, legislator, dan administrator. Yang dituju pada objek kedua ini justru pada aktor atau orangnya.
- Kebijakan atau keputusan, penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di dalam negara. Yang dituju pada objek ketiga ini adalah produk dari aktor-aktor politik.
setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu masyarakat tidak mungkin tidak ada budaya politik. 8. (Jawaban untuk nomor 8 disesuaikan dengan artikel di koran atau internet)
9. Negara sangat berperan dalam membentuk partisipasi politik masyarakatnya. Contohnya, pada masa pemerintahan Orde Baru terjadi pembatasan politik terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat menerima begitu saja apa yang menjadi keputusan pemerintah atau negara. Meskipun negara membatasi partisipasi politik, namun ada beberapa keadaan di mana para pemimpin pemeritanhan mengambil jalan lain dan berusaha untuk mengerahkan kelompok-kelompok politik baru untuk menunjang kedudukan mereka. Beberapa peristiwa perluasan partisipasi politik yang paling menonjol sesungguhnya adalah telah terjadi dalam beberapa keadaan di mana pihak yang mempunyai hasrat juga mempunyai kemampuan. Selian itu, negara sebagai suatu organisasi merupakan satu sistem politik yang menyangkut proses penentu dan pelaksana tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap insan politik harus dapat menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan yagn berkatain hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hal itu dapat dilihat dari terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi masyarakat, lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan dan LSM, pelaksanaan Pemilu dan munculnya kelompok-kelompok kontemporer.
10. Syarat ideal menuju budaya politik yang demokratis adalah menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Rakyat bukan lagi menjadi objek tetapi menjadi subjek dari sebuah negara. Karena dengan dengan mengembangkan budaya politik demokratis diharapkan seluruh rakyat dapat memiliki peran yang lebih aktif dalam menentukan nasib bangsa ke depan. Dengan mengembalikan kedaulatan negara pada rakyat, maka para pemegang kekuasaan tidak lagi dipandang sebagai tuan yang harus dilayani. Sebaliknya, mereka adalah pelayan yang harus melayani semua kebutuhan rakyat.
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai)
BAB 2
A. Pilihan Ganda 1. a
2. b 3. c 4. a 5. a 6. c 7. a 8. b 9. c 10. a
B. Esai
1. Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai
menyangkut kepentingan bersama, kontrol masyarakat dalam jalannya proses pemerintahan, serta keterlibatan dan kemerdekaan masyarakat dalam memilih pemimpinnya.
Ciri-ciri masyarakat madani sebagai berikut: Free public sphere (ruang publik yang bebas)
Ruang publik diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat serbagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan politik. Warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik. Demokratisasi
Demokratisasi menjamin munculnya masyarakat madani. Karena pelaku politik daslam suatu negara cenderung menyumbat masyarakat sipil. Mekanisme demokrasilah yang memiliki kekuatan untuk mengoreksi kecenderungan itu. Sementara itu, untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut berbanding lurus dengan kesediaan untuk menerima dan memberi secara berimbang.
Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat lain yang berbeda.
Pluralisme
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal, monolitik, sama, dan sebangun dalam segala segi.
Keadilan sosial
Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ini memungkinkan jika tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada seseorang atau sekolompok masyarakat.
Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yagn benarb-enar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. Antitesis dari masyarakat madani adalah tirani yang memasung kehidupan bagnsa secara kultural dan struktural, serta menempatkan cara-cara manipulatif dan represif sebagai instrumen sosialnya.
Supremasi hukum
Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Ini bisa terjadi apabila terdapat komitmen yang kuat antarkomponen bangsa untuk saling mengikat diri dalam sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi kelompok mayoritas.
terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat seperti adanya kebebasan pers, berserikat atau berkumpul. Dalam proses demokratisasi, adanya keterlibatan masyarakat Pemilu atau pemilihan umum. Toleransi, dan pluralisme sudah nampak dalam kehidupan bangsa Indonesia. Masyarakat saling menghormati satu sama meskipun pandangan politik, agama, ras, sukunya berbeda. Sedangkan partisipasi sosial dan supremasi hukum pun mulai ditegakkan. Sebagai contoh, muncul peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bangsa. Namun, yang masih dipertanyakan adalah ciri keadilan sosial karena keadilan sosial ini masih dalam proses perjuangan yang panjang. Karena masih ada masyarakata yang kaya dan miskin.
2. Supremasi hukum adalah sikap atau penghargaan hukum yang dapat memberi keadilan bagia semua orang. Artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Hukum harus ditegakkan dmei membentuk sebuah masyarakat beradab.
Menurut hemat saya, supremasi hukum sudah mulai diterapkan di Indonesia hal itu dapat kita lihat dalam demokrasi dalam bidang politik di mana terdapat penegakkan kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, ada upaya untuk memberi kehidupan yang layak bagi semua warga negara, dan demokrasi dalam bidang hukum seperti pengakuan dan perlindungan HAM, serta peradilan yang bebas dan tidak memihak. Contohnya ada upaya hukum untuk mengadili pihak-pihak yang terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM Munir. Atau pembebasan para narapidana politik dan tahanan politik.
3. Sebab-sebab runtuhnya Orde Lama dan Orde Baru:
- Pemerintahan yang bersifat otoriter yang terwujud dalam sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.
- Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu konsepsi Pancasila berubah menjadi konsepsi Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis)
- MPRS melalui ketetapan MPRS N0. III/MPRS/1963 mengangkat Presiden Soekarno menjadi Presiden Seumur hidup.
- DPR hasil Pemilu 1955 dibubaskan oleh Presiden.
- Hak budge DPR tidak berjalan dengan baik pada tahun 1960 karena tidak mengajukan RUU APBN untuk mendapatkan persetujuan dari DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan.
- Pemimpin lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dijadikan menteri negara, yang berarti dijadikan sebagai pembantu presiden.
- Berubanya kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadi ‘Poros Jakarta-Peking,” konfrontosi dengan Malaysia, hinga pada puncaknya, Indonesia kelaur dari keanggota PBB.
Sebab-sebab keruntuhan Orde Baru:
- Demokrasi Pancasila dalam rezim ORBA masih sebatas retorika dan gagasan, belum mendarat dalam tataran penerapan. Karena dalam praktek kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini tidak memberi ruang bagi kehidupan demokrasi. Rezim ini ditandai dengan adanya:
Dominannya peranan ABRI
Campur tangan pemerintahan dalam berbagai urusan partai politik dan publik.
Massa mengambang Monopoli ideologi negara
Inkorporasi lembaga non pemerintah.
- Orde Baru berupaya menanamkan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik hanya bisa dicapai dengan membatasi partisipasi politik. Pada saat bersamaan, masyarakat digiring ke pemahaman ini sebagai bagian utuh dari negara.
- Adanya program indoktrinasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. - Menghindari perbedaan pendapat berarti menciptakan harmoni.
- Orde Baru kemudian tak ubanya sebagai sebuah panser pragmatisme yang berjalan tanpa hambatan.
- Karakter totalitarian yang berlalu kental. Karekter ini menjadi sesuatu yang sangat ganjil di tengah Indonesia yang tengah berkembang pesat selama dekade 1990-an. Meningkatnya kesadaran rakyat dan munculnya kelas menengah baru membuat kian banyak orang yagn mulai sadar akan haknya.
4. Menurut hemat saya, stabilitas politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan belum terwujud dalam setiap orde. Hal itu dapat kita lihat dalam setiap orde.
Kondisi politik pada zaman Orde Lama tidak stabil karena sistem parlementer tidak berjalan dengan baik. Karena partai politik dan lembaga legislatif sangat
mendominasi pemerintahan. Kabinet parlamenter yang dibangun sangat rapuh sehingga usia kabinet ini tidak bertahan lama.
- Terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti penyimpangan ideologis, pemusatan kekuasaan, mengangkat presiden seumur hidup, perubahan sikap politik dan lain sebagainya.
- Dari segi positifnya, Presiden memberlakukan kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamaan yang terjadi pada Orde Lama lebih stabil dengan memberi koreks terhadap penyelenggaraan pemerintahan pada rezim Orde Lama. Dalam bidang politik, pemerintahan Orde Baru berupaya menegakkan kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, dalam bidang ekonomi ada upaya untuk memberi kehidupan yang layak bagi semua warga, dan dalam bidang hukum terdapat pengakuan dan perlindungan HAM serta peradilan yang bebas dan tidak memihak. Namun kenyataan, praktek kenegaraan dan pemeritahan rezim Orde Baru tidak memberi ruang kepada demokrasi, membatasi partisipasi politik, pengindoktrinasian P4, menghindari perbedaan pendapat, dan aspirasi politik dikebiri, dan pembatasan dalam mengeluarkan pendapat dan kritik, karakter totalitarian sangat kental.
Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan pada orde reformasi sudah mulai menunjukkan pembaruan.
- Adanya kebebasan pers
- Kemerdekaan membentuk partai politik - Terselenggaranya pemilu yang demokratis
- Pembebasan narapidana politik dan tahanan politik - Otonomi daerah
- Adanya reposisi dan redefinisi TNI dalam kaitannya dengan keberadaannya pada sebuah negara demokrasi.
- Diamandemennya pasal-pasal dalam konstitusi Negara RI
didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi bagi kelompok
minoritas. Demikian pula jika partisipasi masyarakat dalam demokrasi tanpa penegakkan hukum makan membentuk masyarakat tanpa kendali.
Kepastian hukum berhubungan dengan demokrasi terdapat dalam pemilihan umum seperti tata cara pemilu, kejelasan dan kepastian aturan main dalam pelaksanaan pemilu yang jurdil dan bebas, dan rahasia. Selain itu terdapat sanksi dan hukuman dalam penegakan hukum dan pelaksanaan penindakan bagi yang melanggar atas dasar kepastian aturan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Kepastian pelaksanaan keadilan dalam sanksi pelanggaran, dan penghitungan suara yang jujur karena adanya kontrol masyarakat sendiri dan independsi lembaga pengawas pemilu mengenai perselisihan hasil pemilu.
6. Perbedaan nilai demokrasi menurut Blaug & Schwarzmantel dengan pemikiran Riswandha Imawan sebagai berikut:
Prinsip-prinsip demokrasi menurut Blaug dan Schwarzmantel sebagai berikut: - Kebebasan dan otonomi (freedom and autonomy)
- Persamaan (equality) - Perwakilan (representation)
- Kekuasan mayoritas (majority rule) - Kewarganegaraan (citizenship)
Prinsip-prinsip demokrasi menurut Riswandha Imawan sebagai berikut:
Menurut Riswandha, prinsip-prinsip demora yang dikehendaki oleh rakyat adalah sebagai berikut:
- Demokrasi yang deliberatif (mengutamakan musyawarah) - Substantif (mengena ke akar permasalahan)
- Partisipatif (melibatkan seluruh rakyat)
7. Yang menyebabkan Demokrasi Pancasila belum menunjukkan perubahan yang signifikan dalam berbagai kehidupan bangsa dan negara sebbagai berikut:
Karena demokrasi Pancasila masih dimaknai sebatas arena politik. Pendidikan politik terhadap masyarakat tidak diikuti dengan demokrasi di bidang ekonomi, sosial, dan keagamaan.
Demokrasi masih sebatas keikutsertaan masyarakat dalam Pemilu, itupun masih sebatas memilih pemimpin. Padahal demokrasi adalah wahana di mana rakyat menunjukkan kedaulatannya.
Karena kita selalu mengikuti trend demokrasi yang ada di negara-negara lain. Kita tidak pernah melihat demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat.
9. Beberapa prasyarat yang menjadi dasar dan nilai bagi eksistensi masyarakat madani:
a. Adanya free public sphere (ruang publik yang bebas) Dalam ruang publik yang bebas ini masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara dapat melakukan keegiatan secara merdeka seperti menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul dan mempublikasikan informasi kepada publik. Dengan demikian tidak terjadi pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasnya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh pemerintah yang berkuasa.
b. Demokratisasi
Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut berbanding lurus secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi antarkomponen bangsa, terutama pelaku politik praktis, merupakan bagian yang terpenting dalam menuju masyarakat madani.
c. Toleransi
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.
d. Pluralisme
Pluralisme adaslah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan.
e. Keadilan sosial
Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
f. Partisipasi sosial
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga.
g. Supremasi hukum
Penghargaan terhadap hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk
memperoleh kebenaran atas hukum.
10. Menurut hemat saya, penyusunan anggota kabinet terkesan kompromi dan “politik dagang sapi” karena pengaruh partai politik terutama partai politik yang besar. Hal ini menimbulkan proses demokrasi di negeri ini akan berjalan sangat lamban. Jika bangsa Indonesia mau menerapkan sistem demokrasi yang murni maka harus berpaling pada esensi utama demokrasi yaitu berdasarkan pilihan rakyat dan presiden terpilih memilih anggota kabinet tanpa campur tangan dari legislatif.
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing
siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai)
BAB 3
A. Pilihan Ganda
1. a
5. a
6. e
7. d
8. a
9. b
10. a
B.
Esai
1. Pernyataan UUD 1945 tentang keadilan sebagai berikut:
Keadilan yang dimaksud adalah memberi hak peada yang berhak menerimanya. Dalam hal ini, menurut UUD 1945 adalah rakyat yang berhak menerima apa yang menjadi haknya. Seperti pernyataan dalam pasal 34 UUD 1945, menyatakan ”Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Yang dimaksud dengan fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata
pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan.
2. Dampak negatif penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan sebagai berikut;
a. Tumbuh dan berkembangnya KKN (Korupsi, Kolusi, dsan Nepotisme) pada hampir semua aspek kehidupan yang melingkupi semua tingkatan. Mulai dari kelurahan hingga lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
b. Pejabat atau kepala daerah yang terpilih karena politik uang, setelah memerintah atau memegang kekuasaan akan selalu memikirkan dan menyusun strategi bagaiman modalnya bisa kembali. Akibatnya, terjadi berbapai penyunatan anggaran bagi rakyat miskin.
c. Menimbulkan kesengsaraan dan kemiskinan yang semakin dalam. Akses orang miskin terhadap fasilitas publik akan terus dikurangi.
d. Menimbulkan jurang pemisah yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Akibatnya, masyarakat yang adil dan makmur semakin sulit diwujudkan. Kesenjangan ini juga menimbulkan pertikaian, yang dapat mengarah pada disintegrasi bangsa.
3. Pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari KKN ternyata hanyalah sebatas peraturan yang hanya berfungsi sebagai slogan saja. Terbukti bahwa tingkat korupsi di Indonesia dalam kurun waktu singkat sudah sangat parah bahkan selalu menempati rangking puncak.
4. Menurut pendapat saya, kesungguhan pemerintah dalam melaksanakan Pasal 34 UUD 1945 pada dasarnya belum terlaksana dengan baik. Pemerintah tidak berhasil
menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk mencapai tujuannya yaitu
mensejahterakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akumulasi modal yang berputas pada segelintir orang saja pada masa Orde Baru, sedangkan pada masa Reformasi, upaya pemberantasan korupsi tidak berjalan dengan baik pula.
5. Privatisasi BUMN dilakukan pemerintah belakangan ini menurut hemat saya tidak sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Karena kemakmuran masyarakat sebenarnya lebih diutamakan dalam penjelasan pasal tersebut, bukan kemakmuran perorangan. Jika dilakukan privatisasi BUMN maka upaya untuk mensejahterakan rakyat semakin berkurang karena sumber untuk mensejahterakan rakyat sudah berada di pihak privat bukan pemerintah.
setiap aktivitas dan penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintah dan pembangunan harus dapat dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas sebagai
perwujudan good governance dapat berbentuk akuntalibitas program, keuangan, dan politik. Upaya peningkatan birokrasi pemerintah yang akuntabel berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai pelaksanaan tanggung jawab pemerintah atas tuntutan publik, baik dalam statusnya sebagai warga negara
maupun sebagai pembayar pajak. Pemerintah yang akuntabel memiliki daya tanggap yang tinggi terhadap kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Hubungan yang erat terdapat pada pengelolaan birokrasi yang efisien dan efektif yang menjadi syarat terpenting dalam penyediaan pelayanan publik yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang murah dan terjangkau oleh masyarakat.
7. Persamaan antara birokrasi pada zaman kolonial dan pada masa sekarang ini sebagai berikut;
- Birokrasi menjadi alat dan sarana yang efektif untuk menguasai rakyat. Birokrasi baik pemerintah kolonial maupun pemerintah Indonesia selalu mendominasi rakyat melalui kekuasaan yang disandang sehingga terbentuk hubungan yang tidak imbang antara pemerintah yang berkuasa dan rakyat yang dikuasai. - Peranan rakyat terhadap eksistensi birokrasi pemerintah kurang memperoleh
perhatian dan penekanan dalam kehidupan negara. Mereka yang menjabat memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh rakyat.
- Perilaku birokrasi selalu diwarnai dengan sikap sopan yang harus dilakukan oleh orang yang kekuasaannya lebih rendah.
- Birokrasi menjadi alat penguasa yang tidak mungkin netral dari kepentingan politik penguasa.
8. Prasyarat yang dibutuhkan untuk terwujudnya pemerintah yang transparan: a. Kontrol internal penyelenggara negara berupa penanaman keimanan yang
berdimensi akhlak atau moral individu penyelenggara negara.
b. Perbaikan kontrol masyarakat. Masyarakat harus peduli terhadap tindak korupsi yang dilakukan anggota masyarakat dan penyelenggara negara. c. Perbaikan budaya yang kondusif, dengan cara memperbaiki budaya yang
sudah rusak, misalnya budaya yang menganggap pejabat kaya raja adalah lumrah, budaya takut mengkritik, dan budaya takut mengontrol.
d. Perbaikan sistem politik yang menciptakan keterbukaan dan melibatkan kontrol masyarakat dalam penyelenggaraan negara.
9. Kaitan antara e-government dengan efisiensi jalannya pemerintahan:
E-government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Ada dua hal yang utama dalam pengertian e-government di atas yaitu penggunaan teknologi informasi (salah satunya internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan lebih efisien. Karena dengan teknologi informasi yang seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat asal digunakan dengan tepat.
10. Parameter yang dapat dijadikan ukuran pemerintah telah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan pada dasarnya diperulkan jaminan UU, bantuan dan rehabilitasi sosial, proses pemberian bantuan, jaring pengaman sosial, partisipasi masyarakat,
transparansi, dan hak serta kewajiban dalam jaminan kesejahteraan sosial.
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai)
1. e 2. e 3. c 4. b 5. a 6. c 7. a 8. a 9. b 10. e
B. Esai
1. Hubungan internasional memiliki implikasi hak dan kewajiban negara yang melakukan hubungan karena hubungan internasional diperlukan demi kepentingan nasional yang meliputi kepentingan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan kedaulatan wilayah. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk
menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai suatu tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan
kebijakan luar negerinya. Selain itu, hubungan internasional berdampak pada hak dan kewajiban negara tersebut guna memelihara perdamaian dunia yang meliputi
penyelesaian konflik secara damai, dan membuat perjanjian damai.
2. Menurut hemat saya, diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki citra bangsa Indonesia di mata internasional adalah Indonesia harus bersifat netral, terlepas dari nilai apakah bermoral atau tidak bermoral. Penggunaan dan nilai-nilai diplomasi harus sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan kemahiran pelaksanaan. Maka kementerian luar negeri, kedutaan besar, atau konsulat yang mewakili negara perlu melakukan pendekatan-pendekatan persuasif dengan negara-negara yang akan diadakan kerja sama. Mereka harus membangun citra atau image yang baik tentang Indonesia.
3. Yang dilakukan negara Indonesia untuk melindungi kepentingan negaranya adalah Indonesia sebaiknya menolak keterlibatan atau ketergantungan terhadap pihak luar yang dapat mengurangi kedaulatan Indonesia. Indonesia perlu memiliki sikap tegas terhadap kebijakan internasional tersebut. Selain itu, Indonesia juga bisa menentang segala bentuk kebijakan yang merugikan Indonesia sendiri.
4. Peranan ASEAN dalam penyelesaian masalah internasional saat ini sebagai berikut: a. ASEAN Regional Forum (ARF)
Keanggotaan ARFsemakin meluas, mulai dari 10 negara ASEAN, Amerika Seritak, Australia, RRC, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan Uni Eropa, serta Papua Niugini dan Mongolia, sebagai peninjau ARF. Dalam ARF ASEAN tetap memegang peranan penting. Tujuan dari ARF ini adalah
meningkatkan kerja sama politik dan keamanan di Asia Pasifik.
b. ASEAN memelopori Perjanjian Persahbatan dan Kerja sama di Asia Tenggara (TAC.