• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO PASAR MARKET RISK MAKALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RISIKO PASAR MARKET RISK MAKALAH"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

RISIKO PASAR “MARKET RISK”

MAKALAH

Diajukan kepada Dosen Matakuliah Risk Management

Gus ganda Suria Manda,S.E.,MM. untuk Memenuhi Salah satu Tugas Matakuliah Risk Management

Kelompok 5 Disusun oleh :

Tanti Julianti 1441173404197

Andi Wijaya 1441173404234

Sadiyatul Marwiyah 1441173404262 Elovani Meirida Sidabariba 1441173404266

7 AKB 4

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Risk Management dengan Judul “RISIKO PASAR “MARKET RISK”.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.

Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan.Risiko pasar sering disebut juga sebagai risio yang menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan di alami oleh seluruh perusahaan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi namun dengan semangat dan kerjasama penyusun dalam mengerjakan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.

Karawang, 26 Oktober 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Penulisan...2

1.4 Manfaat Penulisan...2

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar...3

2.2 Teori Khusus...4

2.2.1 Pengertian Risiko...4

2.2.2 Pengertian Management Risiko...4

2.2.3 Pengertian Risiko Pasar...5

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Risiko Pasar “Market Risk”...6

3.2 Bentuk-bentuk Risiko Pasar...7

3.2.1 General Market Risk...7

3.2.2 Specific Market Risk...12

3.3 Hubungan Foreign Exchange Risk dan Perbankan...12

3.4 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Gejolak Harga di Pasar...13

BAB IV STUDI KASUS 4.1 Studi Kasus Specifik Market Risk...14

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan...20

DAFTAR PUSTAKA...21

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.

Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan organisasi.Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 miliar.Misalkan harga saham jatuh, sehingga nilai pasar saham tersebut turun menjadi Rp 800 juta.Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio sahamnya turun sebesar Rp 200 juta.Kerugian tersebut disebabkan karena harga saham bergerak kearah yang kurang menguntungkan (dalam hal ini turun).

Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan.Risiko pasar sering disebut juga sebagai risio yang menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan di alami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998, coupd’tat yang terjadi di Filipina pada saat presiden Marcos di ambil alih oleh kekuatan People Power hingga Corazon Aquino menjadi presiden, Amerika Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand pada saat Bank Sentral Thailand melakukan devaluasi Bath yang menyebabkan terjadinya kegoncangan pada ekonomi Thailand secara keseluruhan, perang Teluk yang menyebabkan beberapa Negara di kawasan Timur Tengah seperti Irak dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus yang menyeluruh lainnya.

Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala Cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi). Situasi krisis keuangan global mengakibatkan proses produksi dan investasi menjadi terbatas karena tingginya ketidakpastian. Risiko yang disebabkan oleh perubahan nilai investasi terhadap nilai tukar mata uang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami memperoleh perumusan masalah diantaranya:

1. Apa pengertian Risiko Pasar?

2. Apa saja Bentuk-bentuk Risiko Pasar?

(5)

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Risiko Pasar.

2. Untuk Mengetahui Bentu-bentuk dan sebab-sebab yang terjadi pada Risiko Pasar beserta berbagai kompleksitasnya.

3. Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi terjadinya gejolak Harga Pasar.

1.4 Manfaat

Adapun Manfaat Makalah ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil Makalah ini dapat menambah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat serta memberikan suatu wawasan untuk berfikir dan berbuat dalam menyusun makalah dengan berbagai macam referensi, sebagai bahan masukan, dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu ekonomi khususnya dalam Mata kuliah Risk Management.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Adapun Manfaat Makalah ini adalah dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut:

1. Bagi Tim Penyusun

Makalah ini merupakan media untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran bagi kita, berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh khususnya Mata kuliah Risk Management. Agar lebih memahami Materi Pembelajaran pada bidang ilmu akuntansi sebagai bekal dan sebagai salah satu tugas kelompok.

2. Bagi Tim Penyusun selanjutnya

(6)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum

Teori dasar merupakan teori yang digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas Makalah. Teori-teori yang digunakan didapatkan dari berbagai sumber buku dan jurnal yang menjadi acuan dalam pembuatan tugas Makalah kelompok.

2.1.1 Ekonomi

Ekonomi Menurut Sadono sukirno (2013: 9) adalah suatu bidang mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai Cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.

Menurut Albert L. Meyers (Abdullah, 1992: 5) ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama, tentang “kebutuhan” yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam dalam jumlah yang tidak terbatas.

Menurut Pendapat kami Ekonomi adalah suatu bidang dalam permasalahan keuangan namun ruang lingkup yang mencakup luas, karena ekonomi pada dasar suatu bidang yang kompleks dan luas. Dan bersangkutan erat dengan sumber daya manusia dari sistem jual beli, pendistrusian barang dan segala kebutuhan konsumtif masyarakat. 2.1.2 Bisnis

Menurut Raymond E Glos dalam bukunya yang berjudul “Business: its nature and environment : An Introduction” yang dikutip oleh Husein Umar, bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka (Husein Umar, 2005:3).

Pengertian Bisnis adalah seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang berwujud sedangkan yang lain memberikan jasa menurut (Louis E. Boone, 2007:5).

Dari pengertian bisnis diatas, kami menyimpulkan bahwa bisnis dapat didefinisikan sebagai kegiatan atau aktivitas terorganisir dalam memenuhi kebutuhan orang atau masyarakat dengan menciptakan barang atau jasa dalam rangka mendapatkan keuntungan serta meningkatkan kualitas hidup.

(7)

Pengertian manajemen menurut para ahli. Robbins dan Coulter (1999:26) menyebutkan manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif dan efisien melalui orang lain. 2 kata penting yang saling terkait di sini adalah pengkoordinasian orang lain dan efektif efisien. Pengkoordinasian orang lain artinya melibatkan orang lain, sedangkan efektif dan efisien untuk menunjukkan berdaya guna dan berhasil guna. Pengkoordinasian orang lain tidak berarti kegiatan tidak dapat dilakukan sendiri, hanya saja dalam pertimbangan efektifitas dan efisiensi, perlu pelibatan orang lain. Lalu untuk dapat tercapai secara optimal pelibatan tersebut, perlu dikelola atau ada proses atau upaya pengkoordinasian yang disebut manajemen.

Menurut Ricky W. Griffin (2004:17) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasisasian, serta pengontrolan setiap sumber daya yang ada guna mencapai tujuan ataupun goalsyang telah ditentukan dengan efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang ada, dan efisien berarti dilaksanakan dengan benar dan terorganisis yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Menurut kami manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain. Manajemen merupakan suatu ilmu dan juga suatu seni. Sebagai suatu ilmu, manajemen harus memiliki landasan keilmuan yang kokoh. Sebagai seni, maka manajemen dipraktekkan berdasarkan keterampilan yang diterapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dari batasan-batasan tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana mengelola manusia melalui orang lain.

2.2 Teori Khusus

Teori-teori khusus digunakan untuk mendukung hasil Penyusunan Makalah yang telah disusun. Teori-teori khusus harus berhubungan dengan topik yang dibahas untuk menjelaskan atau mendefinisikan teori-teori yang dipakai dalam pembahasan tugas pembuatan Makalah.

2.2.1 Pengertian Risiko

Pengertian Menurut Para Ahli Ricky W. Griffin dan Ronald J.Ebert (1996:752) menyatakan Risiko adalah uncertainty About Future events.

(8)

Menurut kami risiko adalah peluang (kemunginan) terjadi bencana atau kerugian. Oleh karena itu, risiko dari sudut keuangan dapat diartikan sebagai peluang dari kemungkinan terjadinya situasi yang memburuk atau sebagai gambaran jika akan terjadi suatu yang tidak diharapkan antara dilanjutan atau berhenti pada suatu tujuan yang diharapkan.

2.2.2 Pengertian Management Risiko

Menurut ami Mangement Risiko adalah suatu bidag ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengn menepatkan berbagai pendekatan management secara komprehensif.

2.2.3 Pengertian Risiko Pasar

Menurut Irham Fahmi di dalam Buku Management Risiko (2014: 69) bahwa Risiko Pasar merupakan Kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubhan kondisi dan situasi pasar diluar dari kendali perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebgai risiko menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998, coupd’tat yang terjadi di Filipina pada saat Presiden Marcos di ambil alih oleh kekuatan People Power hingga Corazon Aquino menjadi Presiden, Amerika Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand secara Keseluruhan, perang Teluk yang menyebabkan beberapa negara di kawasan Timur Tengah seperti Irak dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus yang menyeluruh lainnya.

Menurut Drs.H.Masyhud Ali, M.B.A.,M.M di dalam buku Management Risiko (2006:130) Market risk adalah Risisko kerugian yang diderita Bank, sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off balance sheet bank, akibat terjadinya perubhan market price atau assets bank, interest rate dan foreign exchange rate, market volatility dan market liquidity.

(9)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Risiko Pasar (Market Risk)

Menurut Irham Fahmi di dalam Buku Management Risiko (2014: 69) bahwa Risiko Pasar merupakan Kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubhan kondisi dan situasi pasar diluar dari kendali perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebgai risiko menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998, coupd’tat yang terjadi di Filipina pada saat Presiden Marcos di ambil alih oleh kekuatan People Power hingga Corazon Aquino menjadi Presiden, Amerika Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand secara Keseluruhan, perang Teluk yang menyebabkan beberapa negara di kawasan Timur Tengah seperti Irak dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus yang menyeluruh lainnya.

Menurut Drs.H.Masyhud Ali, M.B.A.,M.M di dalam buku Management Risiko (2006:130) Market risk adalah Risisko kerugian yang diderita Bank, sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off balance sheet bank, akibat terjadinya perubhan market price atau assets bank, interest rate dan foreign exchange rate, market volatility dan market liquidity.

Adapun definisi lain yaitu, market risk adalah risiko yang terkait pada terjadinya ketidakpastian atas earning suatu financial institution atau bank dalam trading portofolio nya sebagai akibat dari terjadinya perubahan marketconditions seperti: harga Assets, Interest rate, Market volatility dan market liquidity.

(10)

dan risiko ekuitas. Risiko nilai tukar muncul ketika aset bank dinilai dalam satu mata uang asing.

Satu-satunya risiko yang dihadapi oleh bank konvensional dan tidak dihadapi oleh bank Islam adalah risiko suku bunga. Namun, karena pemberlakuan dual banking system dalam sistem perbankan di Indonesia, peningkatan tingkat bunga di bank konvensional bisa berdampak merugikan pada bank Islam. Bank Islam bisa mengalami risiko likuiditas akibat penarikan Dana nasabah. Nasabah menarik dananya dari bank Islam dan memindahkannya ke bank konvensional untuk mendapatkan bunga lebih tinggi dibandingkan bagi hasil dari bank Islam.

Risiko pasar adalah risiko dari suatu entitas yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas) instrumen-instrumen pendapatan tetap, instrumen-instrumen ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca terkait. Selain itu, risiko berasal dari risiko valuta asing umum dan risiko komoditas seluruh bank (yaitu, di bidang perdagangan dan pembukuan perbankan).

3.2 Bentuk-Bentuk Risiko Pasar

Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu: 1. General market risk (risiko pasar secara umum)

General market risk ini di alami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.Contohnya pada saat bank sentral suatu Negara melakukan kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan menaikkan BI rate ini Akan membawa pengaruh secaramenyeluruh pada seluruh sektor bisnis yang berhubungan dengan interest rate related instrument (berbagai instrument yang berhubungan dengan suku bunga). Bahwa salah satu pihak yang saling urgen dianggap Langsung berhubungan dekat dengan interest rate related instrument adalah perbankan.

Dengan begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan sejumlah uangnya ke bank. Contoh pada saat BI rate dinaikkan maka suku bunga kredit diperbankan Akan mengikuti kondisi tersebut yaitu turut menaikkan suku bunga kredit, terutama jika perbankan tersebut menerapkan perhitungan bunga secara sliding rate. Perhitungan berupa kredit secara sliding rate adalah hitungan pada pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan mengalami penurunan dari setiap bulan ke bulan berikutnya, yang mana ini disesuaikan dengan menurunnya besar nilai dari pokok pinjaman sebagai efek dari adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman yang dilakukan oleh seorang debitur.

(11)

Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market risk (risiko pasar secara umum) yaitu:

a) Foreign Exchange Risk

Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar modal (capital market) dan pasar uang (money market). Kedua bentuk pasar ini pada prinsipnya saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Di Negara Indonesia pasar modal berada dalam pengawasan menteri keuangan dalam hal ini melalui BAPEPAM-LK (Badan Pengawasan Pasar Modal dam Lembaga Keuangan), sedangkan pasar uang berada di bawah pengawasan Gubernur Bank Indonesia (BI).

Kedua jenis pasar ini saling membahu bekerjasama dalam usahanya menciptakan kondisi ekonomi yang kondusif dan dinamis sehingga dengan harapan nantinya akan mampu untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Negara yang bersangkutan secara sistematis. Independent Bank Indonesia dalam menetapkan berbagai kebijakannya adalah dijamin oleh pemerintah walapun kita menyadari secara penuh kalau berbagai kebijakan tersebut belum tentu baik dan tepat.Karena hasil pengalaman menyebutkan tidak seluruh kebijakan yang dibuat oleh pemerintah merupakan bentuk manifestasi keinginan para pebisnis.Mungkin saja keputusan tersebut lahir karena sebab–sebab tertentu seperti misalnya tarik ulur politik anatar berbagai elit politik di dalam begeri atau bahkan tekanan dari dunia internasional yang menginginkan agar dilakukannya pengkajian terhadap keputusan yang telah dijalankan selama ini.

Adapun pengertian dari pasar keuangan (financial Market) adalah tempat dimana disana dilaksanakan berbagai aktivitas keuangan baik dalam bentuk penjual suratberharga yang dilakukan oleh pasar modal dan juga penjualan mata uang (currency) seperti yang dilakukan di pasar uang.

Untuk dimengerti bahwa kedua pasar ini saling mempengaruhi dan dipengaruhi karena itu menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk selalu menjaga pasar ini berada dalam kondisi yang diharapkan.

(12)

exchange ini telah menciptakan dinamika bisnis dengan tingkat perputaran yang tinggi.

Sejarah awal terjadinya foreign exchange ini berangkat dan diterapkannya sistem floating exchange rate system pada tahun 1970-an. Sehingga sejak saat itu kondisi mata uang di dunia telah terintegrasi dalam satu bentuk pasar dimana secara khusus kita dapat melihat bahwa penerapan sistem tersebut memungkinkan banyak pihak bias ikut terlibat bermain dalam pasar valas (valuta asing). Jual beli valas ini memberikan keuntungan dengan konsep pada perolehan angka selisih pada saat harga beli dan harga jual.

Pada pasar valas ini kita dapat menggabungkan mata uang dalam dua bentuk kategori yaitu:

a. Hard currencies

Hard currencies (mata uang keras) mencakup mata uang yang berasal dari Negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi atau biasanya berasal dari Negara maju dan sering berbagai pihak menjadikan mata uang Negara tersebut sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang negaranya.Contohnya USD/JPY atau dollar Amerika dengan Yen Jepang, USD/EUR atau dollar Amerika dengan Euro, dan sebagainya.

b. Soft curriencies

Soft curriencies (mata uang yang lembut) adalah jenis mata uang yang diterbitkan oleh suatu Negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi pasar bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki nilai kelayakan.

Pasar keuangan sangat bebas dari berbagai intervens, karena:

1. Berbagai pihak dapat dengan mudah mengakses seluruh data dan informasi tentnag keuangan dan non keuangan. Ingin terjadi karena begitu berkembangnya perang teknolog yang tersedia terutama dengan munculnya internet. Dipakainya internet sebagai salah satu sarana penghubung menyebabkan dunia ini berada dalam kondisi borndholders atau tanpa batas.

(13)

3. Berbagai pihak baik analisis ekonomi dan non

4. Setiap pihak memiliki berbagai bentuk data dan informasi. Namun seluruh data dan informasi tersebut bersifat masa lalu, dan tidak ada satu pihakpun yang bias memperoleh data masa depan. Karena itu sering sekali data masa itu hanya bias dijadikan sebagai alat prediksi untuk mengetahui apa yang terjadi di masa depan. b) Interest rate risk

Risiko suku bunga adalah risiko yang di alami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengauh bagi pendapatan perusahaan. Untuk pembahasan yang lebih dalam tentang interest rate risk ini dapat dilihat pada Bab khusus membahas tentang risiko suku bunga.

c) Commodity position risk

Commodity position risk (risiko perubahan nilai komoditi) adalah suatu siuasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini Akan semakin parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian (commodity contrack) serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.

Adapun pengertian commodity position risk dalam perspektif perbankan Masyhud Ali mengatakan Commodity position risk adalah risiko terjadinya potensial kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari commodity price terhadap posisi bank yang terkait dengan kontrak komoditas. Lebih jauh Masyud Ali memberi contoh pada perbankan adalah “dimana kerugian yang diderita oleh investment bank yang melakukan trading atau commodity derivative product sebagai akibat dari terjadinya volatility atas harga dari suatu commodity tertentu.

Commodity position risk (risiko perubahan nilai komoditi) adalah suatu siuasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini Akan semakin parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian (commodity contrack) serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.

(14)

position risk adalah risiko terjadinya potensial kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari commodity price terhadap posisi bank yang terkait dengan kontrak komoditas. Lebih jauh Masyud Ali memberi contoh pada perbankan adalah “dimana kerugian yang diderita oleh investment bank yang melakukan trading atau commodity derivative product sebagai akibat dari terjadinya volatility atas harga dari suatu commodity tertentu.

Perbankan adalah lembaga mediasi yang bertugas menjembatani pihak-pihak yang membutuhkan bantuan dengan tujuan mngefektifikan dan mengefisienkan berbagai urusan. Dalam konteks ini perbankan bias saja terserat dalam ruang risiko pada saat pihak-pihak tersbut tidak dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.

Jual beli di bursa komoditi sebagai bersifat fluktuatif, naik dan turun terjadi dalam waktu yang cepat. Kondisi ini sering dijadikan keuntungan oleh pihak spekulan yaitu dengan Cara membeli pada saat harga rendah dan menjual pada saat harga tinggi, dimana jarak ini dilihat sebagai capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual. Kasus di lapangan sering sekali para spekulan melakukan aksi ambil untung dengan informasi yang tidak lengkap.Kondisi informasi yang tidak lengkap menciptakan pasar yang tidak efisien.

Pasar tidak efisien adalah dimana suatu kondisi berbagai informasi tidak dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.Adapun pengertian dari pasar efisien adalah suatu kondisi dimana informasi tentang semua harga dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang khusus.

Memang harus diakui mendapatkan berbagai informasi bukan sesuatu yang mudah. Dan lebih jauh salah satu masalah dalam informasi adalah menyangkut berbagai data dan informasi yang ada seperti:

1. Seluruh informasi yang diterima adalah informasi masa lalu termasuk informasi keuangan, karena catatan-catatan akuntansi merupakan catatan-catatan masa lalu.

2. Data-data masa lalu tersebut bersifat time series

3. Data-data tersebut kemudian dipakai untuk diprediksi guna mengetahui kondisi yang akan terjadi kedepannya, artinya data-data tersebut sebagai alat prediksi

4. Perusahaan tidak pernah memiliki data masa depan karena belum tercatat dan belum terjadi

(15)

tidak selamanya kita memperoleh kondisi seperti seperti yang kita perkirakan.Ada waktu dimana itu benar-benar di luar kendali dan rencana yang dibuat.

d) Equity position risk

Equity position risk (risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi dimana kekayaan perusahaan (stock and share) mengalami perubahan dari biasanyan sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian karyawan.

e) Politic risk

Stabilitas politik adalah sesuatu sangat penting bagi suatu Negara. Stabilitas politik menjanjikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan, namun jika pemimpin dan pihak terkait di suatu Negara tidak mampu menciptakan iklim kondusif dalam bidang politik maka artinya seluruh pemimpin dan aparatur di Negara tersebut tidak memiliki semangat kemimpinan. Jika kondisi ini terus terjadi maka Yang terjadi adalah krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan Akan berakibat pada pencarian kepemimpinan di luar lembaga resmi, yaitu memungkinkan orang-orang yang berasal dari masyarakat atau oposisi Akan muncul sebagai pemimpin dan berusaha mengambil alih kepemimpinan.

Pada prinsipnya pemimpin eksternal tersebut memiliki bangunan konsep dan ideology dan kadang kala sering ditemui memiliki konsep serta ideologi yang berbeda dengan pemerintah yang berkuasa. Jika kelompok tersebut lama semakin besar jumlah dan dukungannya maka akibatnya pemerintah akan kewalahan dalam mengatasi perbedaan ideology dan padangan tersebut.

2. Specific market risk ( risiko pasar secara spesifik)

Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh. Contohnya:

a. Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai dimana lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan diakui oleh publik. Bahwa mereka mengumumkan PT.XYZ memiliki kinerja yang rendah dan memiliki utang yang besar serta laporan yang dipublikasikan selama ini kepada publik tidak sesuai dengan sebenarnya. Sehingga atas berita tersebut saham dan obligasi perusahaan tersebut langsung jatuh. Dan jatuhnya saham serta obligasi perusahaan tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain.

(16)

c. Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap mengandung bahan yang berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu produk makanan yang mengandung lemak babi. Secara Islam makanan yang mengandung lemak babi haram hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh media Massa baik cetak maupun elektronik Akan menyebabkan terjadinya penurunan drastis pada penjualan produk perusahaan yang berpengaruh pada perusahaan laba perusahaan.

3.3 Hubungan Foreign Exchange Risk (Risiko valuta Asing) dan Perbankan Perbankan adalah lembaga mediasi yang menghubungkan mereka yang kelebihan Dana (surplus) dan mereka yang kekurangan Dana (deficit). Penempatan posisi ini menyebabkan banyak pihak menjadikan perbankan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam ruang lingkup kerja dan aktivitas bisnis mereka, artinya secara otomatis perbankan terseret dengan sendirinya untuk masuk ke dalam risiko pasar (market risk).

Kondisi dan situasi terbentuknya market risk terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor yang berada diluar kendali perusahaan atu perbankan. Faktor-faktor tersebut antara lain seperti naik dan stabil, perubahan nilai tukar, dan lain sebagainya. Lebih jauh perubahan tersebut telah mampu mendorong untuk ikut berubahnya beberapa produk perbankan seperti deposito, tabungan, giro, keputusan kredit, keputusan investasi, dan lain sebagainya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbankan mengalami FER: 1. Masih lemahnya independensi perbankan dalam

permasalahan-permasalahan FER baik secara finansial dan non finansial.

2. Lemahnya perangkat dan aturan perbankan dalam konsep risk management banking.

3. Masih saja terjadi pemberian kredit dalam bentuk mata uang asing tapi kurang memiliki dasar analisis yang kaut.

4. Penerimaan deposito dalam mata uang asing.

5. Masih ada saja perlakuan khusus pada nasabah tertentu.

3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Gejolak Harga di Pasar Menurut Masyhud Ali ada 6 (enam) faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga di pasar yaitu:

a. Faktor fundamental ekonomi

Merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi harga pada jangka panjang. Contoh: pada jangka pembedaan nilai tukar antar mata uang dua negara mereflesikan perbedaan tingkat inflasi dan perbedaan kinerja ekonomi negara tersebut.Terjadinya peristiwa besar dalam ekonomi dan politik Memiliki dampak yang dramatis pada jangka pendek. Beberapa dampak dapat dialokalisir, sementara peristiwa yang besar dapat memepengaruhi pasar dunia.

(17)

Berdampak jangka pendek, misalnya penurunana suku bunga atau devaluasi mata uang jika terdapat dampak jangka panjang, hal ini menunjukan adanya perubahan kebijakan ekonomi.

c. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran

Memengaruhi Tingkat harga dalam jangka pendek, karena market makers Akan melakukan adjustment.

d. Likuiditas pasar

Berdampak signifikan terhadap harga pasar, Pasar yang likuid biasanya:

1. Memiliki banyak market maker 2. Tingkat Volume Bisnis yang tinggi

3. Margin perdagangan akan kecil (biaya Transaksi rendah) Di lain pihak, pasar yang tidak likuid biasanya:

1. Memiliki margin yang lebar dan, 2. Perdagangan tidak aktif

Pasar yang Likuid dapat berubah menjadi tidak Likuid menjelang hari Libur atau pengumuman kebijakan ekonomi.

e. Suburnya kegiatan arbitrage

Terjadi pada instrument yang diperdagangkan pada lebih dari satu pasar, sehingga harga instrument bida berbeda anatara pasar yang satu dengan pasar yang lain.

Contoh, saham yang diperjualbelikan dibursa efek London dan Bursa efek New York. Jika harga di London lebih tinggi dibandingkan dengan harga di New York, traders Akan menjual saham di London dan membeli di New York, sehingga dapat langsung memperoleh Profit. Arbirage hanya terjadi dalam waktu singkat, karena lancarnya aliran informasi real time dan karakteristik pasar internasional.

3.5 Teknik Pengukuran Risiko Pasar 1. Deviasi Standar

Jika kita membicarakan distribusi normal, kita hanya memerlukan dua parameter yaitu nilai rata-rata (atau disebut juga sebagai nilai yang diharapkan) dan deviasi standarnya.Dengan dua parameter tersebut, kita bisa melakukan banyak hal seperti menghitung probabilitas nilai tertentu. 2. Definisi Risiko Spekulatif Lainnya (Risiko Perubahan Kurs)

Kurs adalah suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Sebagai contoh, kurs Rp/$ barangkali dituliskan sebagai berikut ini: Rp 10.000/$. Kurs tersebut mempunyai arti bahwa satu dolar Amerika Serikat nilainya sama dengan 10,000 rupiah.

(18)

Mata uang suatu negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu Negara.Jika perekonomian suatu negara membaik, maka mata uang Negara tersebut cenderung menguat tehadap mata uang negara lainnya. Karena itu, jika mata uang suatu Negara melemah terhadap mata uang Negara lain, maka ada kemungkinan bahwa kondisi Negara tersebut melemah dibandingkan dengan sebelumya.

Jika suatu Negara menetapkan kurs mata uangnya terhadap mata uang lain, maka perubahan kurs tidak lagi terjadi mekanisme pasar. Perubahan kurs dilakukan oleh pemerintah secara resmi. Istilah menguat atau melemahnya mata uang dengan sistem kurs yang tetap dan bebas bisa dilihat pada tabel berikut :

Mata uang menguat Mata uang melemah

Sistem kurs bebas

Apresiasi Depresiasi

Sistem kurs tetap Revaluasi Devaluasi

Indonesia pernah mengalamidau sistem kurs yang berbeda.Sebelum krisis pada tahun 1997, Indonesia menggunakan sistem kurs tetap.Perubahan kurs dilakukan secara resmi oleh pemerintah.Biasanya pemerintah mendevaluasikan rupiah tehadap dolar. Sebagi contoh, kurs sebelumnya misalkan Rp 2.500/$. Kemudian pemerintah mendevaluasikan rupiah terhadap dolar menjadi, misal, Rp 3.000/$. Perhatikan nilai rupiah menjadi turun (lebih murah) terhadap dolar.Pemerintah mengumumkan secara resmi keputusan tersebut.

Pada periode sesudah pertengahan tahun 1997, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengambangkan nilai kurs rupiah.Dalam situasi tersebut, nilai rupiah bergerak naik atau turun tergantung mekanisme pasar. Sebagai contoh, jika perusahaan membutuhkan dolar untuk melunasi hutang dalam dolar, permintaan terhadap dolar akan meningkat, yang menyebabkan naiknya nilai dolar tehadap rupiah (atau turunnya rupiah terhadap dolar). Pada waktu terjadi bom, rupiah jatuh nilainya terhadap dolar.Dalam kedua contoh tersebut, Rupiah mengalami depresiasi tehadap dolar AS. Dalam situasi sebaliknya, rupiah bisa menguat tehadap dolar (apresiasi), misal dari Rp 10.000/dolar menjadi Rp 9.000/$. Perubahan tesebut ditentukan oleh mekanisme pasar, bukannya oleh pemerintah.Bank Sentral bisa saja melakukan intervensi jika mereka menginginkan kurs yang tertentu.Tetapi intervensi tersebut biasanya dilakukan untuk melakukan mekanisme pasar.

3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Kurs 1. Perbedaan Inflasi

Inflasi suatu Negara yang lebih tinggi dibandingkan dengan Negara lainnya menyebabkan kurs mata uang Negara tersebut melemah. 2. Perbedaan Tingkat Bunga

(19)

bisa diobservasi.Tingkat bunga nominal bisa diketahui setelah kita memperoleh informasi dari pemerintah.Tetapi tingkat bunga riil tidak bisa diobservasi secara langsung.Tingkat bunga riil berpengaruh positif terhadap nilai mata uang. Dengan kata lain, Negara mempunyai tingkat bunga riil, maka mata uang Negara tersebut cenderung menguat. Alasannya adalah, uang akan mengalir ke Negara dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.

3. Indepedensi Bank Sentral

Yang dimaksud indepedensi disini adalah kemampuan bertahan dari tekanan (biasanya) pemerintah sedang berkuasa. Negara yang bank sentral kurang independen akan gampang ditekan untuk mencetak uang lebih banyak, yang mendorong tingkat inflasi dan menurunkan nilai mata uang Negara tersebut.

4. Pertumbuhan Ekonomi

Negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menarik banyak investor. Banayak investor yang ingin masuk, yang menyebabkan naiknya permintaan terhadap mata uang Negara tersebut. 5. Espektasi

Mata uang bisa dilihat dari sekuritas, sehingga bisa digunakan sebagi alat investasi. Jika investor memperkirakan perusahaan tertentu akan mempunyai prospek yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan meningkat, meskipun saat ini perusahaan tersebut tidak atau belum mengalami perubahan yang signifikan. Tetapi karena investor cenderung mengantisipasi, maka investor akan membeli tanpa menunggu kenyataan yang terjadi di lapangan. Investor harus bertindak cepat atas informasi yang diperolehnya, jika tidak, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan.

4. Eksposur Terhadap Perubahan Kurs a. Eksposur Transaksi

(20)

b. Eksposur Akuntansi

Eksposur akuntansi terjadi karena laporan keuangan dengan mata uang tertentu, kemudian dikonversikanke laporan keuangan dengan mata uang lain, rentan (terekspos) terhadap perubahan kurs.

c. Eksposur Operasi

Eksposur operasi adalah operasi perusahaan yang rentan (terekspos) terhadap perubahn kurs.

d. Eksposur Ekonomi

Eksposur operasi digabung dengan eksposur transaksi menjadi eksposur ekonomi.Eksposur operasi adalah nilai perusahaan yang rentan terhadap perubahan kurs.

(21)

4.1 Specific Market Risk

Studi Kasus: PT GUDANG GARAM, Tbk

Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yaitu PT Gudang Garam sempat menjadi perusahaan yang juga mendapat dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang melanda Indonesia, seperti berita yang dilansir oleh liputan6.com berikut ini.

Dampak Pelemahan Rupiah Mulai Terasa ke Emiten

Pelemahan mata uang rupiah dalam beberapa hari terakhir mempengaruhi laba-laba perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada hari ini, Rabu (21/8/2013) sudah menyentuh ke level Rp 10.963 per dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan nilai tukar rupiah yang terjadi hari ini sangat mempengaruhi emiten-emiten yang sudah melantai di bursa.

Kepala Strategi Riset dan Ekuitas Bahana Sekuritas me Harry Su mengatakan, akibat dampak pergerakan pelemahan rupiah, banyak emiten yang terkena dampak dari pelemahan rupiah tersebut."Jelaslah, pelemahan rupiah itu sangat jelek untuk pasar.Tapi emiten yang mempunyai utang berdasarkan mata uang dolar AS," ujar Harry ketika ditemui dalam acara Halal bi Halal Bahana Group dan Market Update di Graha Cimb Niaga, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Menurut Harry, selain faktor pelemahan rupiah yang mempengaruhi laba bersih di setiap emiten, dan juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Adapun saham yang sangat terpengaruh terhadap pelemahan nilai tukar rupiah adalah, PT Indosat Tbk (ISAT). Saham telekomunikasi tersebut terkena dampak 17,9% dari laba bersih, sedangkan pengaruh BI Rate hampir sebesar 24% dari raihan laba bersih.

Selain ISAT, laba bersih perusahaan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga megalami penurunan hingga 0,9%. Laba PT Bakrie Telekomunikasi Tbk (BTEL) juga mengalami penurunan hingga 5,9% dan laba bersih PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mengalami penurunan 5,9%.

(22)

berpendapatan mata uang dolar AS. Berdasarkan berita diatas bergantung pada cuaca, faktor cuaca yang kini sering tidak menentu mengakibatkan penurunan kualitas panen kedua bahan baku tersebut. Sehingga perusahaan terpaksa harus mengimpor persediaan bahan Baku mereka dari luar negeri agar kualitas atas produk yang dihasilkan tetap terjaga. Inilah yang menyebabkan menurunnya pendapatan dan laba bersih perusahaan.

Selain itu penurunan pendapatan dan laba bersih Gudang Garam dapat disebabkkan juga oleh aturan pemerintah, karena sebelumnya industri rokok diberatkan dengan aturan pemerintah yaitu regulasi mengenai rokok, PP Nomor 109 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa produk Tembakau bagi kesehatan yang dikeluarkan pemerintah tahun 2012 kemarin yang mengacu pada Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang dicanangkan oleh WHO pada tahun 2003, salah satu aturannya yang berupa kenaikan bea pita cukai yang secara terus menerus dan juga kewajiban menampilkan gambar -gambar seram dari bahayanya rokok pada kemasan dan iklan rokok.

Biaya pita cukai dan PPN Gudang Garam pada tahun 2013 mencapai 29 triliun, atau setara 67% dari total beban biaya pokok penjualan Gudang Garam. Dan jika dibandingkan dengan pendapatan penjualan, biaya pita cukai Gudang Garam tahun 2013 setara dengan 54% hasil pendapatan penjualan perusahaan. Artinya, 54% dari total pendapatan penjualan Gudang Garam tahun 2013 digunakan untuk membayar Bea pita cukai dan PPN. Dan jika dilihat dalam beberapa tahun belakang, kontribusi biaya pita cukai dan PPN tersebut nilainya selalu diatas 50% dari total pendapatan penjualan Gudang Garam. Bagaimana pun itu perusahaan harus tetap mengeluarkan Dana untuk membayar besarnya biaya pita cukai sesuai aturan.

(23)

pemerintah dalam industri rokok adalah Gudang Garam harus mengurangi dan menghemat biaya perusahaan yang lainnya.

ANALISIS

Specific market risk merupakan risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh (Agus Sucipto: Manajemen Risiko). Kasus ini termasuk dalam kebijakan yang diberlakukan pada sektor Industri, yaitu rokok. Sesuai dengan pembahasan studi kasus diatas, PT Gudang Garam ikut merasakan dampak dari penurunan nilai tukar rupiah yang berakibat menurunnya laba bersih perusahaan yang akan berdampak pada membagian deviden kepada para pemegang saham, serta peraturan pemerintah yang dapat menurunkan penjualan produk serta pendapatan perusahaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh PT Gudang Garam untuk menanggulangi risiko tersebut adalah dengan melakukan kebijakan penawaran pensiun dini kepada para karyawannya terutama karyawan borongan sigaret kretek tangan (SKT) dan operasional dengan alasan untuk mengantisipasi dampak buruk yang akan terjadi pada perusahaan dimasa mendatang akibat bertambah ketatnya peraturan industri rokok yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

1. Mengapa perusahaan berhutang untuk menjalankan bisnis dan operasionalnya?

Jawab:

Alasannya untuk perusahaan bisa memperoleh dan menambah modal kerja serta biaya untuk operasional dengan lebih mudah dan cepat, apalagi sebagai perusahaan rokok membutuhkan biaya operasional yang tinggi karena banyak memperkerjakan tenaga kerja

2. Kepada siapa perusahaan berhutang tersebut? Jawab:

PT Gudang Garam melakukan kredit berupa pinjaman jangka pendek kepada sejumlah bank lokal dan asing, serta perusahaan mendapat pinjaman modal dari para investor melalui penjualan saham perusahaan. 3. Bagaimana perusahaan melakukan pembayaran utang tersebut?

Jawab:

Untuk pembayaran kredit pinjaman jangka pendek kepada sejumlah bank perusahaan berusaha untuk melunasinya sebelum jatuh tempo, sementara untuk kepada investor pelunasannya dilakukan pembagian deviden kepada pemegang saham ketika perusahaan mendapatkan laba

4. Apa saja risiko yang dihadapi oleh perusahaan? Jawab:

a. Risiko Bisnis dan Risiko Pasar

(24)

berdampak pada membagian deviden kepada para pemegang saham, serta peraturan pemerintah yang dapat menurunkan penjualan produk serta pendapatan perusahaan.

b. Risiko Likuiditas

Karena perusahaan berhutang maka perusahaan memiliki risiko tidak dapat melunasi seluruh utang dan kewajibannya kepada sejumlah bank dan para investornnya.

c. Risiko Operasional

Perusahaan membutuhkan bahan aku yang berkualitas untuk memproduksi produknya namun banyak kendala yang harus dihadapi karena kualitas panen bahan Baku yang sering berubah yang tentu saja Akan mengganggu proses produksi.

d. Risiko Peraturan Pemerintah

Sebagai perusahaan yang memproduksi rokok yang mempunyai dampak Negatif pada kesehatan, tentu saja akan ada peraturan khusus dari pemerintah untuk mengawasi penjualan produk rokok tersebut, peraturan yang berupa pengetatan dalam iklan yang tentu akan mempengaruhi penjualan produk mau tidak mau harus dihadapi oleh perusahaan.

5. Bagaimana Cara agar perusahaan dapat mengembangkan usahanya tanpa melakukan kredit atau berhutang?

Jawab:

Perusahaan dapat mengefisienkan pengeluaran dan memaksimalkan kinerja operasional serta penggunaan asset perusahaan yang ada agar dapat menyisihkan Dana untuk melakukan promosi produk seperti menjadi sponsorship untuk acara-acara besar misalnya pertandingan olahraga bertaraf internasional, selain demi penaikan penjualan produk Cara ini dilakukan agar tetap bisa berpromosi ditengah ketatnya peraturan iklan dan penjualan rokok oleh pemerintah.

Perusahaan juga dapat melakukan investasi dengan menanamkan modal dan membeli saham perusahaan lain agar mendapatkan sebagian deviden dari perusahaan tersebut untuk tambahan modal kerja.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Risiko pasar (Market Risk) didefinisikan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif yang diakibatkan oleh perubahan / pergerakan variabel pasar seperti tingkat suku bunga, kurs valuta asing, saham dan komoditi. Penurunan suku bunga di pasar sehingga mempengaruhi harga dari seluruh instrumen keuangan yang terkait dengan pergerakan suku bunga. Adapun Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Gejolak Harga di Pasar a. Faktor fundamental ekonomi

(25)

c. Campur tangannya financial authorities

d. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran e. Likuiditas pasar

f. Suburnya kegiatan arbitrage

DAFTAR PUSTAKA

Boone, Louis E, David L Kurtz. 2007. Pengantar BisnisKontemporer, Edisi ke XI. Jakarta: Salemba Empat.

Griffin, RickyW. 2004. Manajemen; edisi ketujuh jilid 2. Jakarta: Erlangga

Husein Umar, 2005, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Fahmi Irham. 2014. Managemen Risiko; Edisi ke dua. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sadono Sukirno, 2013. Mikro Ekonomi Pengantar edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

(26)
(27)
(28)

Persyaratan Risk-based Capital Market, ahli Kegiatan, dan Risiko Bank

Holod Dmytro, Yuriy Kitsul, Gokhan¬ atas

PII:

DOI:

Referensi:

S0378-4266 (17) 30.205-4

10,1016 / j.jbankÞn.2017.08.019

JBF 5202

Untuk tampil di:

Jurnal Perbankan dan Keuangan

Tanggal diterima:

tanggal revisi:

tanggal diterima:

30 September 2016

7 Juli 2017

25 Agustus 2017

Silakan mengutip artikel ini sebagai: Holod Dmytro Yuriy Kitsul, atas Gokhan¬, berbasis Risiko Pasar Persyaratan Cap-ital, ahli Aktivitas, dan Risiko Bank, Jurnal Keuangan dan Perbankan (2017), doi:10,1016 / j.jbankÞn.2017.08.019

(29)

Pasar berbasis risiko persyaratan modal, kegiatan perdagangan, dan Bank risiko

Dmytro Holod*Yuriy Kitsul**, dan Gökhan Torna* Juli, 2017

Abstrak

Penelitian ini menyelidiki jika pasar berbasis risiko persyaratan modal (MRR) dilaksanakan dalam 1998 dikurangi bank risiko yang terkait dengan aktivitas perdagangan. Menyadari bahwa hanya Bank dengan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi dikenakan MRR (diatur), kami menerapkan pendekatan perbedaan dalam perbedaan (DID) untuk menunjukkan bahwa pada periode post-MRR, bank-bank yang tidak diatur mengalami peningkatan risiko terkait dengan kegiatan perdagangan, sementara rekan-rekan mereka diatur menikmati ada perubahan yang cukup besar dalam resiko yang terkait perdagangan. Kami menafsirkan koefisien DID negatif dihasilkan sebagai bukti efek yang mengurangi risiko dari MRR. Efek ini menghilang di Bank sudah memiliki modal yang cukup. Kami juga menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan MRR, bank-bank yang tidak diatur menunjukkan peningkatan yang signifikan lebih besar dalam kontribusi buram aktivitas trading untuk bid-ask spread, dibandingkan dengan bank-bank yang diatur, yang Asosiasi antara kegiatan perdagangan dan Bid-ask spread benar-benar menolak. Hasil kami konsisten dengan pandangan bahwa MRR secara signifikan mengurangi bahaya moral dan merugikan pemilihan masalah yang terkait dengan aktivitas perdagangan yang buram.

Klasifikasi JEL: G00, G20, G21, G28

Kata kunci : Pasar berbasis risiko persyaratan modal modal peraturan; perdagangan aktifitassistematis risiko; risiko yang istimewa; informasi lingkungan.

*College of Business, Stony Brook Universitas Stony Brook, NY 11794-3775, E-mail

dan ponsel: (untuk Dmytro Holod) Dmytro.Holod@stonybrook.edu, + 1 (631)-632-7183; (Untuk Gökhan Torna) Gokhan.Torna@stonybrook.edu, + 1 (631)-632-5403.

*

Federal Reserve Board-Divisi Urusan moneter, Washington, DC 20551, E-mail dan

(30)

1. Pendahuluan

Komite Basel Banking Supervision diamandemen kemauan modal di tahun 1996 memerlukan Bank terus tambahan modal untuk memperhitungkan risiko pasar, dengan maksud menyediakan Bank dengan lapisan tambahan perlindungan terhadap gerakan-gerakan yang tak terduga dari nilai aset dalam akun perdagangan mereka. Aturan-aturan risiko pasar ini mulai diberlakukan untuk pertama kalinya di Amerika Serikat di kuartal pertama tahun 1998 dan melanggar tanah baru dalam peraturan modal. Dalam menanggapi krisis keuangan 2007-08, regulator perbankan federal Komite dan AS memperkenalkan serangkaian beberapa baru atau direvisi modal peraturan lainnya, misalnya, undang-undang Dodd Frank, Basel II.5, Basel III. Menurut standar modal yang baru saja diusulkan untuk risiko pasar oleh Komite Basel, Bank akan tunduk pada persyaratan modal yang sulit untuk posisi mereka perdagangan (lebih dari 20% tambahan peningkatan pasar berbasis risiko persyaratan modal (Heltman 2016)). Selain itu, standar modal yang diusulkan memerlukan bank untuk meningkatkan sistem manajemen risiko internal atau menggunakan model manajemen risiko standar yang diperbarui.

Meskipun penekanan regulasi yang signifikan pada persyaratan modal untuk mengatasi Bank eksposur risiko pasar selama dua dekade terakhir, ada sedikit penelitian akademis efektivitas pasar berbasis risiko persyaratan modal (MRR). Hal ini mengejutkan terutama karena tidak hanya revisi yang dibangun di atas dan diperpanjang MRR 1998 tetapi juga telah ada sejumlah besar oposisi dan kritik dari industri perbankan tentang tujuan dan efektivitas MRR (Fox, 1995; Elstein, 1996). Dalam tulisan ini, kita membahas sebuah putuskan oleh menyelidiki Apakah MRR 1998 memiliki dampak yang cukup besar pada risiko bank yang terkait dengan perdagangan eksposur. Menggunakan tingkat ambang peraturan kegiatan perdagangan untuk menentukan apakah bank itu subjek (diatur) atau tidak (tidak diatur) untuk MRR subjek, kami menerapkan pendekatan perbedaan dalam perbedaan (DID), dengan demikian berfokus pada 1 perbedaan antara efek kegiatan bank risiko antara bank diatur dan tidak diatur sebelum dan setelah pengenalan MRR perdagangan. Pendekatan DID berfokus pada rentang waktu sempit di sekitar murni eksogen, peraturan shock MRR tahun 1998 memungkinkan kita untuk mengisolasi efek memusingkan lain faktor struktural, persyaratan modal baru dan turmoils keuangan yang mungkin telah mempengaruhi secara keseluruhan risiko profil Bank. 1 Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, kertas kami adalah yang pertama untuk langsung menguji pertanyaan penelitian penting tersebut.

(31)

terkait dengan perdagangan aktivitas selama periode pasca 1998, tepi diatur tidak. Hal ini menunjukkan bahwa selain peraturan biaya modal yang diperlukan untuk menutupi

risiko pasar, diperlukan pengungkapan informasi pribadi tentang perdagangan portofolio dikurangi kegelapan yang terkait dengan aktivitas perdagangan. Temuan ini menunjukkan bahwa persyaratan modal berbasis risiko pasar secara signifikan mengurangi bahaya moral dan merugikan pemilihan masalah yang terkait dengan aktivitas perdagangan buram Bank.

1Periode sampel dimulai dari tanggal diamati pertama dari perdagangan aset dan kewajiban dalam

pengajuan peraturan dari 1994:Q2 dan berakhir di 2001: Q1 sebelum resesi 2001 yang mengambil tempat di antara Maret 2001 dan November 2001, menurut NBER.

Hasil bertahan serangkaian tes ketahanan luas. Pertama, meskipun kami dengan hati-hati membatasi periode sampel kami sampai waktu yang sempit span di sekitar MRR shock peraturan dalam kerangka DID, lain pasar dan perkembangan peraturan, misalnya, Jasa Keuangan

Modernisasi Act (juga dikenal sebagai undang-undang Gramm-Leach-Bliley  GLBA), efektif November 1999, mungkin telah mempengaruhi profil risiko bank; oleh karena itu, kami menemukan mungkin disebabkan oleh sebagian atau keseluruhan GLBA, daripada MRR. Kami melakukan beberapa tes subsampling membahas masalah ini, dan menunjukkan bahwa tes ini tidak menggolongkan temuan-temuan utama kami. Kedua, kita memperluas periode sampel kami sampai dengan 2006 (sebelum krisis keuangan global 2007-2008) dan menunjukkan bahwa hasil kami sebagian besar terus. Mungkin juga mungkin bahwa Asosiasi kami diamati antara pelaksanaan risiko MRR dan bank mungkin didorong oleh bank-spesifik ex-ante perbedaan antara bank diatur dan tidak diatur. Kami menerapkan yang cocok skor kecenderungan dan menunjukkan bahwa hasil kami tetap tidak berubah. Akhirnya, temuan bertahan beberapa tes plasebo mana kita hanya berfokus pada salah satu pra-MRR atau posting - MRR periode dan sewenang-wenang menetapkan tanggal efektif dari pedoman MRR.

Hasil kami memiliki implikasi kebijakan penting. Menemukan bahwa bank-bank yang diatur, kegiatan perdagangan tidak mempunyai kontribusi risiko seperti itu untuk bank-bank yang tidak diatur selama periode post-MRR dalam sampel kami menunjukkan bahwa peraturan persyaratan modal memiliki efek yang diinginkan. Fakta bahwa menanggapi diferensial MRR antara bank-bank yang diatur dan tak teregulasi menghilang di Bank sudah memiliki modal yang cukup dapat mengarah ke peran moral hazard insentif di Bank dengan bantal ekuitas yang lebih kecil, sehingga menggarisbawahi pentingnya modal peraturan. Hasil kami juga menyarankan bahwa MRR meningkatkan lingkungan informasi bank, yang bisa dihubungkan tidak hanya untuk pengurangan risiko istimewa melalui tambahan modal bantal, tetapi juga upaya pemantauan diperpanjang. Unit-unit pengelolaan risiko independen internal

dalam organisasi perbankan serta pengawasan pengawasan eksternal oleh lembaga regulator dan pengungkapan publik informasi berharga, pribadi berkaitan buram aktivitas perdagangan yang diperlukan oleh aturan risiko pasar tampaknya akhirnya membantu mengurangi pilihan buruk masalah selama periode post-MRR.

2. latar belakang

2.1. terkait sastra

(32)

Penjamin seperti Bank walinya undang-undang federal (lembaga pengatur) disahkan pada tahun 1991 untuk memperkenalkan berbasis risiko asuransi deposito. Mengganti premi asuransi tetap

dengan premi berbasis risiko terkait dengan rasio modal dan sistem rating seragam pengawasan, pihak yang berwenang tlah mengejar tujuan mencegah pengambilan risiko yang berlebihan dan insentif moral hazard (risiko pergeseran dari bank ke deposit asuransi), persyaratan modal penguatan, dan sistem pengendalian internal meningkatkan bank (Aggarwal dan Jacques, 2001;

Inisiatif regulasi dan pengawasan tersebut untuk mengelola risiko bank tidak selalu memerlukan ahli bank untuk memperhitungkan risiko pasar pernah ketika mempertahankan tingkat modal. Setelah persetujuan resolusi diubah pada tahun 1995 oleh komite Basel, regulator sebagai diperlukan bank untuk menyelaraskan modal untuk kegiatan ahli dengan eksposur mereka untuk risiko pasar, efektif 1 Januari 1998.

2 Untuk pertama kalinya di industri perbankan sebagai, aturan risiko pasar tlah

diperlukan bank untuk menetapkan tingkat modal mereka berdasarkan VAR yang dihasilkan oleh mereka

2

Beberapa bank, termasuk yang diwakili oleh Swap Internasional dan Asosiasi Derivatif, mengeluh bahwa aturan risiko pasar yang-tidak perlu kaku dan sangat conservative‖ dan membutuhkan terlalu banyak modal memaksakan costs‖-berlebihan pada bank yang sengit bersaing dengan lembaga keuangan non-bank meningkat (Fox, 1995; Elstein, 1996).

model risiko internal, yang secara teratur kembali diuji. Aturan tambahan memiliki non bank diperlukan untuk memverifikasi apakah unit manajemen risiko bank dan strategi dibentuk independen dari unit ahli mereka dan operasi (Seiberg, 1996).

Lebih umum, pekerjaan kami berkaitan dengan studi yang menyelidiki hubungan antara kebutuhan risiko dan modal. Sejauh ini, studi ini telah menghasilkan hasil yang beragam. Beberapa karya baik tidak menemukan bukti pengurangan risiko atau menemukan peningkatan risiko mengambil hasil pelaksanaan aturan berbasis risiko modal (Koehn dan Santomero (1980), Kim dan Santomero (1988), Berger dan Udell (1994), Hancock dan Wilcox (1994), dan Blum (1999). Secara khusus, Hovakimian dan Kane usaha (2000) untuk mengukur efektivitas modal peraturan antara tahun 1985 dan 1994, dan menyimpulkan bahwa berbasis risiko persyaratan modal 1991 gagal untuk sepenuhnya menghilangkan Bank moral hazard insentif.

(33)

Lain strand sastra berfokus pada peran sistem manajemen risiko dan berbasis VaR persyaratan modal risiko bank mengambil perilaku. Alexander, Baptista dan Yan (2014) panggilan ke pertanyaan efektivitas MRR diberikan sejumlah besar kerugian yang dikeluarkan oleh Bank selama krisis keuangan hari perdagangan. Mereka menunjukkan bahwa Bank mengambil sejumlah besar ekor risiko dalam buku-buku mereka perdagangan tanpa menghadapi denda persyaratan modal oleh pemeriksa bank. Perignon dan Smith (2010) menemukan bahwa bank komersial AS VaR perkiraan bias gagal untuk menghasilkan penilaian risiko ―overly prudent‖. Darialex dan Shapiro (2001) menunjukkan bahwa dibandingkan dengan agen dengan tidak ada kendala VaR, manajer risiko dihadapkan dengan kendala VaR mungkin memilih berisiko portofolio untuk mengoptimalkan utilitas diharapkan mereka. Dangl dan Lehar (2004), di sisi lain, secara teoritis menunjukkan bahwa berbasis VaR persyaratan modal tidak hanya mendorong bank-bank yang pelarut untuk membatasi risiko aset tetapi juga menyebabkan mereka untuk mengurangi nilai deposit asuransi kewajiban. Teoritis lain oleh Cuoco dan Liu (2006) memprediksi bahwa berbasis VaR persyaratan modal secara efektif mendorong bank untuk mengurangi risiko ekor sementara peningkatan mereka insentif untuk mengungkapkan informasi pribadi tentang mereka perdagangan portofolio.

2.2. pasar berbasis risiko persyaratan modal 1998

MRR 1998 berlaku untuk lembaga yang posisi di akun (perdagangan aset ditambah perdagangan kewajiban) melebihi $1 miliar atau 10% dari total aset perbankan. Biaya juga dapat diterapkan pada kebijaksanaan peraturan Pengawas. Pasar berbasis risiko pendakwaan dilaporkan secara tidak langsung pada jadwal HC-R bentuk Y-9_C dengan assets‖ setara ―market risiko, yang terkait dengan modal sedemikian cara yang berbobot rasio modal total (termasuk modal Tier 3) dengan jumlah ―Risk Assets‖, akuntansi untuk risiko kredit, dan ―Market risiko Assets‖ setara, disesuaikan untuk risiko pasar, adalah minimal 8%. Aturan ini diwakili oleh rumus berikut.

(Tier1 + Tier2 + Tier3) / (risiko tertimbang aset + pasar risiko aset-aset yang setara) = 8%.

Untuk menentukan asetnya setara risiko pasar, bank pertama menghitung ukuran risiko pasar dengan menghitung 1 (99) persen VaR portofolio perdagangan selama 10 hari horizon menggunakan setidaknya satu tahun bersejarah data harian (diperbaharui setidaknya sekali seperempat). Ukuran risiko pasar kemudian dihitung sebagai jumlah maksimal 60-hari rata-rata VaR, skala dengan faktor minimal 3, atau VAR pada hari pemesanan, ditambah beberapa biaya risiko tertentu. Memperbolehkan bank untuk menggunakan model internal mereka untuk menghitung VaR. Faktor skala dapat ditingkatkan, jika perkiraan VaR melewatkan sesuai percentiles menyadari P & L distribusi. Aset setara risiko pasar kemudian dihitung sebagai produk ukuran risiko pasar dan faktor 12,5. Risiko pasar setara aset ditambahkan ke risiko lainnya tertimbang aset untuk membentuk dasar persyaratan modal minimum (Lihat rumus di atas).

(34)

mempertimbangkan hanya mereka BHCs yang dikenakan persyaratan modal berbasis risiko pasar, dan kita mempertimbangkan periode hanya pasca 1998. Seperti yang kita lihat dari lampiran 1,

rata-rata, biaya risiko pasar mewakili 3,30% dari BHC berbasis risiko modal. Namun, MRC dapat menjadi cukup besar di ekor tepat distribusi. Secara khusus, untuk bagian atas 10% bank-seperempat pengamatan, MRC menyumbang lebih dari 10% dengan modal total berbasis risiko, dan atas 5% dari pengamatan, MRC berbagi di ibukota berbasis risiko total adalah lebih dari 19%.

3. hipotesis dan spesifikasi

Walaupun tujuan utama dari penelitian kami untuk menyelidiki Apakah MRR, dilaksanakan pada tahun 1998, memiliki implikasi apapun untuk risiko bank, mengamati peningkatan (turun) risiko bank setelah tahun 1998 mungkin tidak selalu menyiratkan bahwa peningkatan (turun) didorong oleh MRR. Perubahan struktural dan institusi lain yang relevan mungkin telah terjadi. Untuk menyelidiki Apakah perubahan dalam risiko bank setelah tahun 1998 adalah terkait dengan pelaksanaan MRR, kita terlebih dahulu mengidentifikasi bank yang dipengaruhi oleh perubahan peraturan. Kami memanfaatkan fakta bahwa selama pelaksanaan MRR, hanya Bank dengan cukup tinggi tingkat kegiatan (diatur Bank) perdagangan dikenakan biaya modal tambahan. Bank yang tidak mencapai ambang peraturan aktivitas trading (tidak diatur Bank) tidak memiliki untuk memasok modal tambahan untuk menutupi eksposur risiko pasar mereka, sesuai dengan aturan risiko pasar. Menyelidiki bagaimana hubungan antara kegiatan perdagangan dan risiko bank berubah setelah pelaksanaan MRR, dan membandingkan perubahan tersebut antara bank diatur dan tidak diatur, kita pada dasarnya melakukan estimasi perbedaan dalam perbedaan menangkap pengaruh MRR risiko bank.

Studi tentang hubungan antara perdagangan risiko aktivitas dan bank telah menghasilkan hasil yang beragam. Di satu sisi, tingkat yang lebih tinggi aktivitas trading dapat berkontribusi terhadap risiko bank karena aktivitas perdagangan dianggap, secara umum, buram (Myers dan Rajan, 1995; Morgan, 2002) dan pendapatan dari kegiatan ini dikenal untuk menjadi tidak stabil (DeYoung dan Roland, 2001;

(35)

kita mengeksplorasi bagaimana hubungan antara perdagangan risiko aktivitas dan bank berubah setelah pengenalan MRR di seluruh Bank diatur dan tidak diatur. Oleh karena itu, hipotesis null kami:

H1: Hubungan antara aktivitas ahli dan risiko bank untuk bank diatur tidak berubah secara statistik lebih atau kurang dari itu bagi bank yang tidak diatur pada pelaksanaan persyaratan modal berbasis risiko pasar.

4. data dan sampel

Unit kami pengamatan adalah Bank Holding Company (BHC). Meskipun subsidiari BHC setiap individu dapat dikenakan MRR, kami tidak dapat menggunakan data tingkat anak perusahaan, karena masing-masing anak perusahaan yang tidak publik, yang membuat tidak mungkin untuk memperkirakan risiko pasar mereka. Sebaliknya, kami menggunakan laporan keuangan konsolidasi bank perusahaan holding (Y-9 bentuk) dan membatasi sampel kami ke publik BHCs hanya. Untuk mengidentifikasi publik BHCs, kita memperluas Holod dan Peek (2007) Daftar organisasi publik perbankan dengan mencocokkan data dari bentuk-bentuk Y-9 dengan data pada BHC kembali, menggunakan CRSP database.

Untuk memeriksa peran MRR di BHCs' risiko yang terkait dengan eksposur mereka perdagangan, kami fokus pada periode sampel dari 1994:Q2 untuk 2001:Q1 untuk beberapa alasan. Pertama, data neraca BHC yang berkaitan dengan perdagangan aset dan kewajiban tersedia untuk umum mulai dari kuartal kedua tahun 1994. Kedua, untuk mengidentifikasi efek bersih MRR pada hubungan antara risiko bank dan aktivitas perdagangan, kami ingin untuk mengisolasi sebanyak mungkin efek lain utama industri-lebar guncangan, turmoils keuangan dan standar modal baru atau yang direvisi diperkenalkan oleh lembaga regulator setelah MRR. Oleh karena itu, kita hati-hati membatasi sampel kami relatif stabil periode sebelum dan setelah pengenalan aturan risiko pasar. Sejak awal

periode sampel kami, sudah ada dua kontraksi dalam ekonomi AS: 2001 resesi yang terjadi antara Maret 2001 dan November 2001, dan resesi besar yang terjadi antara Desember 2007 dan Juni 2009, menurut NBER. Akibatnya, untuk estimasi awal kami, kami mengakhiri periode sampel kami di 2001:Q1, sehingga memiliki 15 quarters data sebelum dan 13 quarters data setelah pelaksanaan MRR. Untuk memeriksa kewarasan, meskipun, kami memperluas periode post-MRR dalam sampel kami sampai dengan 2006 dan menunjukkan hasil dalam Apendiks 6 untuk 8. Kita menahan diri dari termasuk data poin dari periode di sekitar krisis 2007 untuk dua alasan. Pertama, resesi besar itu ―the terburuk selama kinerja bank sejak Depression‖ besar (Beltratti dan Stulz, 2012). Angka 1(a) dan 1(b) menggambarkan sarana penampang kuartalan tingkat risiko yang sistematis dan istimewa di bank-bank yang diatur dan tidak diatur selama dua puluh tahun antara 1994:Q2 dan 2014:Q4. Jelas, 2007 global shock berdampak belum pernah terjadi sebelumnya pada Bank diatur dan tidak diatur. Kedua, pedoman peraturan dan persyaratan modal yang diperkenalkan selama periode ini (misalnya, Basel II, undang-undang Dodd Frank, Basel II.5 dll) lain akan membuat penyelidikan kami pada pasar pertama risiko - modal berdasarkan aturan tidak dapat dimengerti.

(36)

beberapa BHCs. gambar 2 menunjukkan bahwa pada tingkat agregat industri, perdagangan eksposur (agregat aset dan kewajiban, dinormalisasi oleh aset bank agregat) yang terus meningkat dari 10% ke 15% pada akhir periode sampel kami.

5. hasil

5.1. Pendahuluan regresi

Sebagai langkah awal dalam analisa kita, kita mulai dengan sederhana, regresi eksplorasi yang menunjukkan bagaimana profil risiko bank berubah setelah pelaksanaan MRR, tanpa menghubungkan risiko bank ke aktivitas perdagangan atau mengatasi setiap ex ante bank perbedaan antara Bank diatur dan tidak diatur. Sebelum kita menerapkan pendekatan dalam perbedaan-perbedaan, kita pertama menguji paralel tren asumsi implisit diasumsikan di estimasi DID. Hasil digambarkan dalam Panel dari Apendiks 3 menunjukkan bahwa untuk empat dari lima langkah-langkah, bank-bank yang diatur dan tak teregulasi dipamerkan ada tren yang secara signifikan berbeda dalam risiko mengambil dalam hal sistematis risiko, risiko istimewa, jarak ke default (Skor-Z), dan macet. Namun, ada bukti yang lemah bahwa dua kelompok Bank memiliki pertumbuhan yang berbeda dalam total risiko sebelum tahun 1998. Dalam kami lebih ketat DID estimasi (misalnya, Tabel 6) dimana kami mencocokkan Bank diatur dan tidak diatur, kita menemukan tidak ada perbedaan yang ekonomis dan statistik dalam risiko mengambil tren antara dua kelompok Bank, seperti yang ditunjukkan dalam Lampiran 10. Koefisien perkiraan awal DID perkiraan yang disajikan dalam Panel B. Panel C ringkas meringkas perkiraan koefisien dan menunjukkan bagaimana keseluruhan SBDK Bank diatur dan tidak diatur bervariasi sebelum dan sesudah pelaksanaan MRR. Hasil mengungkapkan bahwa sementara perbedaan SBDK antara kedua kelompok Bank Statistik dan ekonomi lemah sebelum tahun 1998, diatur menjadi bank secara signifikan berisiko secara sistematis, istimewa, dan pada gilirannya, jumlah risiko selama periode pasca 1998. Oleh karena itu, kesenjangan dalam keseluruhan SBDK antara bank-bank yang diatur dan tak teregulasi melebar, sebagaimana dibuktikan oleh koefisien DID positif dan signifikan secara statistik. Inspeksi visual angka 1(a) dan 1(b) menunjukkan pola yang sama. Temuan ini dapat menyebabkan satu untuk menyimpulkan bahwa MRR mungkin tidak efektif dalam mengurangi risiko bank. Namun, kesimpulan tersebut dapat menyesatkan karena berbagai perubahan struktural dan kelembagaan (seperti faktor yang menyebabkan resesi 2001), tidak berhubungan dengan MRR, mungkin telah bergeser profil risiko bank. Selain itu, risiko bank mungkin telah berubah karena kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perdagangan, yang tidak ditargetkan oleh MRR. Untuk alasan ini, alih-alih berfokus pada keseluruhan perubahan dalam profil risiko bank, spesifikasi dasar kami mengadopsi pendekatan DID berfokus pada Asosiasi kegiatan dengan risiko bank perdagangan sebelum dan setelah pelaksanaan MRR. Pendekatan seperti itu memungkinkan kita untuk nol dalam pada efektivitas MRR dalam mitigasi risiko bank yang terkait dengan aktivitas trading karena MRR membutuhkan menerapkan biaya tambahan modal yang sepadan dengan risiko yang terkait dengan perdagangan posisi. 5.2. baseline estimasi

Referensi

Dokumen terkait