• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Lokakarya Desain Besar Penyedi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prosiding Lokakarya Desain Besar Penyedi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BEKERJA SAMA DENGAN USAID IUWASH PLUS

PROSIDING LOKAKARYA

PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM

DAN SANITASI DKI JAKARTA

JAKARTA, 30 AGUSTUS 2017

(2)
(3)

1

Daftar Isi

Daftar Isi ... 1

1 Latar Belakang ... 2

2 Tujuan Lokakarya ... 2

3 Agenda Lokakarya ... 3

4 Hasil Lokakarya ... 5

Lampiran ... 6

1 Materi Paparan Narasumber ... 7

2 Catatan Proses ... 13

(4)

1

Latar Belakang

DKI Jakarta menghadapi perkembangan dan perubahan kota yang sangat dinamis. Pertumbuhan penduduk dan permukiman di Jakarta membutuhkan dukungan kapasitas layanan lingkungan. DKI Jakarta masih memiliki wilayah yang dikategorikan sebagai daerah kumuh dengan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang perlu mendapat perhatian terkait dengan air minum dan sanitasi yang aman. Layanan air minum masih membutuhkan perbaikan dan fasilitas sanitasi yang belum memadai mengakibatkan tingginya kontaminasi air tanah dengan E-Coli. Pada Tahun 2014, Pemda DKI Jakarta melakukan pemantauan di 80 titik di 21 daerah aliran sungai, dari 14 titik pantau, semua titik menunjukkan konsentrasi Total Coliform yang sangat tinggi (Data bersumber dari BPLHD Provinsi DKI Jakarta (2014)).

Melihat kondisi tersebut, Pemerintah DKI Jakarta terus berbenah untuk meningkatkan sistem layanan air minum dan sanitasi bagi warganya. Layanan sanitasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah layanan air limbah domestik. Pemerintah DKI berkomitmen untuk menyusun dokumen Grand Design mengenai layanan air minum dan air limbah domestik di DKI Jakarta, yang akan direkomendasikan untuk peningkatan efektivitas program air minum dan sanitasi bagi penduduk DKI Jakarta, terutama masyarakat miskin dan rentan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2018-2022.

Pemerintah DKI Jakarta bekerjasama dengan USAID IUWASH PLUS dan JICA menggelar lokakarya 1 (satu) hari untuk memaparkan kondisi saat ini terkait air minum dan sanitasi serta membahas isu-isu terkait dan usulan penanganannya. Acara ini dilaksanakan di Hotel Borobudur, 30 Agustus 2017, jam 8.30 - selesai.

2

Tujuan Lokakarya

Lokakarya bertujuan untuk:

1. Memaparkan kondisi terkini dan isu-isu kunci dalam pembangunan air minum dan sanitasi (air limbah domestik) DKI Jakarta

(5)

3

3

Agenda Lokakarya

N

O WAKTU KEGIATAN PIC KETERANGAN

1 08.30 – 09.00 Registrasi Peserta USAID IUWASH PLUS & JICA

2 09 .00 - 09.05 Pembukaan MC: Pipit Putri

3 09.05 - 09.10 Lagu Indonesia Raya Dirijen: Agustinus-USAID-IUWASH PLUS

4 09.10 - 09.20 Laporan Panitia Acara Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup

09.35 – 09.45 Pembukaan Lokakarya 1. Pemukulan Gong 2. Pemberian Cenderamata

MC: Pipit Putri Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup didampingi oleh USAID IUWASH PLUS (Mr. Louis O’Brien) dan JICA (Mr. Tetsuya Harada) 6 09.45 – 10.00 Coffee Break & press conference di Ruang Bengkalis

7 10.00 – 12.30 Penyajian makalah oleh:

2. Bappeda Provinsi DKI Jakarta

3. Kabid Air Bersih, Air Baku dan Air Limbah Bpk. Eko Gumelar

Kegiatan terkait Peningkatan Kualitas Lingkungan, air & sanitasi

4. Tanya Jawab Moderator: Indira Sari-IUWASH PLUS

(6)

N 4. Wilayah Prioritas 4. Dinas PE, PDAM Jaya,

PD PAL Jaya, DSDA

(7)

5

4

Hasil Lokakarya

Lokakarya menghasilkan catatan penting dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Perumusan wilayah prioritas penanganan; merekomendasikan kriteria wilayah prioritas:

a. Tidak tersedia akses dari jenis layanan apapun,

b. Kualitas dan kuantitas air tanah/sumur termasuk kategori buruk, c. Banyaknya MBR yang masih belum memiliki akses,

d. Tingkat penyakit berbasis lingkungan yang tinggi,

e. Khusus untuk air limbah, ditambah dengan kriteria (1) wilayah yang dilalui sungai, (2) masih ada penduduk BABS

2. Peningkatan cakupan layanan air minum dan air limbah domestic; merekomendasikan 4 strategi utama:

a. Strategi pemenuhan kebutuhan air baku

b. Opsi teknologi bagi pengembangan layanan air minum, sarana sanitasi, dan layanan air limbah domestik, terutama bagi Kepulauan Seribu dan MBR

c. Pendampingan dan pemberdayaan masyarakat

d. Pengawasan penerapan/penyesuaian regulasi, khususnya dalam hal:

i. penanganan air baku,

ii. pengendalian pemanfaatan air tanah, iii. pengendalian pencemaran badan air,

iv. fasilitasi penyediaan lahan bagi pengembangan system layanan,

v. fasilitasi ‘smart’ financing bagi MBR dalam mengakses layanan air minum dan sanitasi

aman (termasuk mengakses layanan air limbah domestik).

(8)
(9)

7

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

13

2

Catatan Proses

A.

Laporan Ketua Panitia Acara

Bapak Blessmiyanda

1. DKI Jakarta dengan kemiskinan yang tinggi memerlukan suatu strategi untuk peningkatan kualitas layanan sanitasi dan air minum. Pemda DKI sudah memantau beberapa titik air sungai dan hasilnya E. Coli tinggi di seluruh sungai

2. Proses yang akan dilakukan pada lokakarya hari ini

3. Proses yang sudah dilalui untuk penyusunan Grand Design ini

B.

Sambutan dan Pembukaan secara resmi

Pak Oswar

1. Menekankan apapun yang kita lakukan adalah untuk Jakarta, baik USAID maupun JICA. Jakarta adalah tuan rumahnya, maka apapun yang dilakukan oleh donor maupun pusat, DKI Jakarta harus yang menjadi tuan rumah.

2. Isu utama terkait air dan sanitasi yaitu ada 2 isu besar: • Air Baku

• Sekitar 400.000 orang masih BABS. Punya toilet namun tidak punya tangki septik, sehingga hal ini akan menyebabkan sumber air baku menjadi tercemar. Akibat kurangnya pasokan air, akhirnya masyarakat mengambil air tanah dan terjadi land subsidence.

3. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk penanganan 2 isu ini:

Demand management untuk memenuhi kebutuhan air di DKI Jakarta; penghematan air

• Upaya menjaga kebersihan sungai sungai tersebut akan memberikan Jakarta air baku yang cukup.

• Cara lainnya: Menampung air hujan untuk menjadikan sumber air, mengedukasi masyarakat agar menampung dan menghemat air

• Sistem sanitasi perpipaan seharusnya effluent-nya bisa dijadikan salah satu sumber air baku

• Desalinasi air laut dan kolam retensi

4. Mencermati bahwa DKI Jakarta masih bekerja di dalam cerobong. Masing-masing SKPD bekerja masing-masing dengan program nya sendiri-sendiri. Belum ada tools yang menjadi acuan bersama untuk menyelesaikan permasalahan air dan sanitasi

(16)

C.

Sesi Diskusi

dengan narasumber: Subdit PLP-KemenPU-PR, Bappeda,

Dinas Sumber Daya Air

PLP

Pemaparan mengenai Permen PUPR No. 4 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan air Limbah Domestik.

1. Terdapat 13 Bab dan mengajak peserta mencermati Permen tersebut untuk menyamakan persepsi terkait tata Bahasa, antara house connection dan sambungan rumah (terkait perbedaannya).

2. Air limbah domestik yaitu air limbah yang berasal dari permukiman, rumah makan, perniagaan, apartemen dan rumah tinggal. Air limbah non kakus (grey water), air limbah kakus (black water)

3. SPALD; peran pemerintah pusat, daerah, BUMN, BUMD, kelompok masyarakat atau orang per orangan. Peran serta masyarakat menjadi peran utama.

4. Konsep sesuai permen; Setempat (tangka septik individu dan komunal) dan SPALD-Terpusat. Perlu pengangkutan dan sistem pengolahan lumpur sehingga tidak dibuang di sungai. 5. Konsep pengelolaan lumpur tinja; Tangki septik, penyedotan, pengangkutan dan pengolahan.

6. Sistem pengembangan; optimalisasi sistem setempat, mendorong pengembangan tangki septik komunal, pengembangan sistem terpusat, peningkatan kapasitas SPALD terpusat, dan peningkatan skala penanganan SPALD.

7. Alur pemilihan SPALD; terdapat beberapa tahapan. Daerah yang akan dijadikan tempat, lahan, permukaan air, maintenance.

8. Kriteria teknis; sub sistem pelayanan, pipa tinja, pipa non tinja, bak penangkap lemak, pipa persil, dan pengolahan

9. Sub sistem pengumpulan; Pemerintah pusat hanya membangun pipa utama. Pipa ke rumah merupakan tanggung jawab daerah.

10. Sub sistem pengolahan terpusat; IPAL-D Terpusat skala perkotaan, minimal layanan 20.000 jiwa. Skala Permukiman, kawasan skala tertentu (komersil, rumah susun)

11. Pemilihan teknologi IPAL-D; Ketersediaan lahan, kelayakan lahan, kesesuaian dengan RTRW, kelayakan investasi, kemampuan masyarakat, kesanggupan biaya operasional, kesiapan pengelolaan dan SDM.

(17)

15

20. Perencanaan SPALD; tahapan pelaksanaan konstruksi

21. Pengoperasian dan pemeliharaan SPALD, menjadi tanggunh jawab daerah namun tetap didampingi oleh pusat, pelaksanaan pengoperasian harus memiliki SML dan SMK3.

Bappeda

Paparan mengenai draft RPJMD, masih dalam proses penyusunan. Bappeda sangat mengapresiasi apabila banyak masukkan untuk memperkaya RPJMD.

22. Berdasarkan UU, intinya RPJMD disusun dan ditetapkan oleh kelapa daerah paling lambat 6 bulan setelah gubernur baru dilantik

23. Kita butuh big picture untuk mensinkronkan seluruh SKPD mengenai program air dan sanitasi

24. Sistematika RPJMD sesuai Permendagri No 54/2010

25. Progres penyusunan; sudah melakukan forum FGD lintas sektor pada 20 Juli beserta SKPD terkait dan NGO. Hari ini pembahasan dengan SKPD terkait. Januari akan ada musyawarah RPJMD, kemudian dibahas di DPRD untuk menjadi dokumen daerah.

26. Visi dan Misi DKI Jakarta

27. Isu strategis dari visi misi: antisipasi banjir, peningkatan kualitas perumahan dan permukiman, dan peningkatan kualitas lingkungan hidup

28. Berkaitan dengan air bersih, sedang dilaksanakan proyek SPAM 1 bekerjasama dengan pusat dan Jawa Barat. Untuk sanitasi akan dilaksanakan pembangunan sistem perpipaan di zona 1 29. Demikian secara garis besar gambaran RPJMD.

Dinas Sumber Daya Air (DSDA)

Paparan mengenai Program Strategis DSDA

30. Pembangunan SPALD skala permukiman di DKI Jakarta. Perlu mempertimbangkan pesan dari tim sinkronisasi; bagaimana terkait pemanfaatan air wudhu untuk pemanfaatan kembali

31. Pembangunan SPAL-D skala permukiman mengacu pada, bagaimana melakukan pengembangan di sisi on-site dan menggabungkan pemerintah daerah dengan masyarakatnya. Salah satunya pembangunan IPAL harus beraada di tanah asset, permukiman-nya merupakan permukiman yang legal, luas lahan 100m2, pembagian kewenangan pembangunan IPAL permukiman (50-20. 000 jiwa), pembagian nya IPAL untuk melayani 50 – 500 jiwa akan dilakukan oleh Sudin, dan IPAL untuk pelayanan lebih dari 500 jiwa akan dibangun oleh Dinas SDA. Sistem yang akan digunakan yaitu Biofilter Aerob-Unaerob.

32. Berbasis Sanitasi Masyarakat yang lokasi nya sudah di survei oleh tim fasilitator lapangan

33. Bentuk IPAL berbeda beda berdasarkan wilayah.

34. Rusun pegadungan dan asrama joglo sudah dilakukan pembangunan oleh sudin Jak-bar

35. SPALD yang menjadi kewenangan SDA: Malakasari, Sunter selatan, Grogol 1, Grogol 2, Waduk melati, dan Waduk tomang

36. Terdapat 6 IPAL di rusun Komarudin, Jatirawasari, dan Pulogebang 37. Standar pemakaian air bersih 60 L/Org/Hari

(18)

Diskusi

39. Pak Bless;

• Terkait SWRO, harus dihitung ke-ekonomis-annya karena SWRO biayanya mahal. Tidak cocok di lelang satu per satu pulau. Berdasarkan pengalaman empiris di pulau, pada musim kering kepulauan di-bantu supply air oleh Seanoc di pulau Pabelokan. Ternyata dibuat oleh SWRO. Apakah efektif dibuat per pulau atau hanya satu atau dua pulau. • KPBU, ‘PPP’ jangan dibuat spot.

• Renstra lebih kepada operasional (contoh kegiatan sumur pantau)

• Perlu penganggaran untuk pendampingan pemberdayaan sesudah pembangunan Sanimas/IPAL komunal agar pemeliharaannya berjalan, karena masyarakat perlu pendampingan oleh pemerintah.

40. PUPERA;

• Pendampingan sebetulnya sudah tertera dalam Juknis, namun pada praktiknya pemerintah pusat tidak bisa intervensi karena wewenang daerah. Contoh di Kalimantan, KSM sudah semangat untuk mengelola namun asset-nya belum di serahterima-kan

• Perlu identifikasi sanimas-sanimas yang sudah mandiri dan yang masih perlu pendampingan.

41. Pak Rambat; pertanyaan untuk presentasi SDA hal 3 bullet kedua dan ketiga: banyak sekali warga yang belum memiliki IMB (terkait permukiman legal). Terkait air bersih, pemanenan air hujan sangat membantu pemerintah.

42. Pak Dorman; tentang pembelajaran apa yang akan kita dapat dari grand desain ini. Konsep pemerintah pusat, sanitasi masih mencakup drainase dan persampahan. Apakah konsep tersebut yang akan kita pakai ? ataukah dibedakan, untuk kemenPU apakah lebih baik digabung atau dipisahkan. Jakarta punya 13 sungai, ketahanan air baku hanya 5%, 95% impor dari Jabar dan Tangerang. 13 sungai tidak bisa digunakan, apakah ada pembelajaran dari SDA agar 13 sungai bisa diberdayakan. Konsep pengelolaan sanitasi ke-depan akan seperti apa? Apakah akan sewerage atau FSM?

43. Dermawan Sembiring;

(19)

17 • Berkaitan dengan permukiman legal dan luas lahan 100m2; legal tidak harus bersertifikat namun berstatus hunian dan bukan lahan sengketa. Dan 100m2 adalah luas IPAL yang akan dibangun. Berkaitan dengan pemanfaatan, bisa berkaitan dengan Pergub 20 tentang sumur resapan. Dalam melakukan pembangunan sanimas, kita sudah melakukan sosialisasi dengan melibatkan PD PAL sehingga sanimas akan menjadi pelanggan PD PAL.

• Akan ada sinkronisasi antara IPAL komunal dan sistem perpipaan. Apabila tidak ada

‘connection’ maka akan tetap dilakukan penyedotan.

• Terkait SWRO, yang jadi permasalahan adalah energy. Di CNOOC terdapat turbin pembangkit, sedangkan kita tidak memiliki. Pak Erlan sudah melakukan kajian B2B tetapi belum ketemu (Kapal Tongkang).

46. Bappeda;

• Terkait sanimas, sebagian dibiayai oleh IDB sebagai hibah kepada masyarakat. Secara teknis, pemda tidak dapat melakukan pemeliharaan. Namun bisa dilakukan pendampingan terhadap masyarakat.

• KBBU untuk pembangunan SPAM 1 Jatiluhur untuk pembangunan jaringan perpipaan 47. Dinas SDA; pembangunan embung sedang disusun DED di 3 waduk; Rawa Lindung, Teluk

Gong, dan…. Sebelum masuk ke waduk akan dilakukan treatmen terlebih dahulu. IPAL Setiabudi dengan proses MBBR, hasil olahan-nya direncanakan masuk ke PAM sebagai air baku.

48. Sudin SDA Jak-pus, pengalaman saat di wilayah, pengetahuan masyarakat mengenai air limbah dan air bersih sangat kurang. Agar melibatkan lurah dan camat untuk pemilihan lokasi, sehingga akan meningkatkan kepedulian bersama dari setiap SKPD dan masyarakat.

49. Bappeda; konsep SPAL-T akan diubah menjadi pengusulan wilayah dari lurah, kemudian ke camat, dan seterusnya. Lurah akan menginventaris lahan pemerintah yang ada di wilayahnya. Kemudian lurah dan camat akan dikumpulkan beserta SKPD lain yang memiliki lahan di wilayah, misalnya dinas pendidikan yang memiliki banyak sekolah, kantor lurah, puskesmas, dll

Paparan Pak Bless terkait Penyusunan Grand Design Air Minum dan Sanitasi

50. Memastikan agar program AMPL masuk ke dalam RPJMD

51. Konsep yang benar adalah menahan air sebanyak-banyaknya bukan menyalurkan air ke laut sebanyak-banyaknya.

52. Acuan yang digunakan untuk SWRO yaitu tariff air PAM Jaya.

53. Grand desain ini untuk menjadi masukkan di RPJMD dan akan dilaporkan ke Gubernur yang menjabat saat ini maupun gubernur baru.

54. Tujuan dari peta interaktif: satu peta satu data

55. Pemaparan mengenai proses penyusunan yang sudah dilakukan dan rencana tahapan penyusunan Grand Desain.

Hasil Diskusi Kelompok: Isu-Isu Prioritas dan Rekomendasi Strategi Penanganan

A.

Kelompok Regulasi

1. Belum maksimalnya pelaksanaan regulasi yang ada. Rekomendasi:

(20)

• memperkuat status regulasi yang sudah ada, kelengkapan substansi, penerapan sanksi. Dilakukan melalui review regulasi (Biro Hukum dan PKLH)

• Penataan regulasi lintas OPD

2. Belum ada regulasi untuk percepatan penyediaan akses air minum dan sanitasi bagi MBR. Rekomendasi: menyediakan opsi pembiayaan seperti Kartu Air Minum Jakarta

3. Diperlukan regulasi yang mengatur RPAM di tingkat konsumen

4. Kepastikan keberlanjutan pengoperasian dan pemeliharaan sarana dari program bantuan. Rekomendasi: Diperlukan tinjauan regulasi untuk tata kelola penyerahan dan kepemilikan asset dari Badan Pengelolaan Aset Daerah

5. Kualitas air sungai sebagai air baku. Rekomendasi: inisiatif regulasi kerjasama antar wilayah tentang pengamanan kualitas air sungai (Bekasi, Kab Bekasi, Bogor, Depok)

6. Pencemaran badan air oleh truk tinja. Rekomendasi: Regulasi penertiban ijin usaha truk tinja (antara LH, PTSP, dan PDPAL) dan Finalisasi PerGub Pengelolaan Lumpur Tinja (SDA)

B.

Kelompok Program dan Pembiayaan

1. Kondisi tanki septik yang belum memenuhi standar. Rekomendasi: finalisasi Ranperda air limbah dan pengawasan, sosialisasi, dan penegakan hukum

2. Kesenjangan pembiayaan untuk peningkatan akses sanitasi. Rekomendasi: study keterlibatan swasta dalam penanganan air limbah serta pembagian zona off site system

3. Penataan kawasan kumuh. Rekomendasi: penyesuaian opsi teknologi berdasarkan kondisi dan kebutuhan lapangan

4. Rendahnya minat masy untuk menyambung ke system perpipaan air limbah. Rekomendasi: penguatan kualitas pendampingan dan pemberdayaan masyarakat

C.

Kelompok Opsi Teknologi dan Pemberdayaan

1. Air Bersih (perpipaan dan non perpipaan)

• perlu re-design/reformulasi program yang lebih detil dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

• Perlu pengayaan opsi-opsi teknologi untuk penyelesaian masalah secara tepat waktu dan tepat guna

(21)

19

D.

Kelompok ‘Wilayah Prioritas’

1. Rekomendasi kriteria wilayah prioritas:

• tidak ada akses dari jenis layanan apapun,

• kualitas dan kuantitas air tanah/sumur termasuk kategori buruk, • banyaknya RTM yang masih belum memiliki akses,

• tingkat penyakit berbasis lingkungan yang tinggi,

• khusus untuk air limbah ditambah dengan kriteria wilayah yang dilalui sungai, masih ada penduduk BABS

2. Rekomendasi optimalisasi upaya yang ada saat ini: inovasi layanan, penambahan kapasitas dan jaringan, yang didukung peningkatan promosi dan edukasi masyarakat

3. Alternatif layanan air minum dan air limbah domestic di wilayah prioritas:

• Air Minum: gerakan hemat air, mengkaji sumber air alternative, kebijakan untuk PAM agar memprioritaskan layanan ke wilayah dengan air tanah yang jelek

• Air limbah: meningkatkan layanan di on-site (kapasitas operator, menyediakan roadmap air limbah system on-site, IPAL komunal terintegrasi dengan jaringan PDPAL, kontinuitas pendampingan masyarakat

E.

Kelompok ‘Penyediaan Lahan Pengembangan Layanan’

1. Ketersediaan lahan; pengadaan lahan yang sesuai ketentuan (zonasi dan spesifikasi bangunan)/ pembebasan lahan

(22)
(23)
(24)

Referensi

Dokumen terkait

Guru meminta siswa membaca teks tentang Raja Purnawarman secara bergantian dan siswa mampu menemukan jawaban yang tepat setelah membaca dan menyimak teks pada slide

Tugas dari Sekretariat Barantan adalah memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Karantina Pertanian yang terdiri

Mulai tahun 2013, sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30 tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Cadangan Penjaminan Dalam Rangka

Uji diagnosis dilakukan dengan sistem trials and errors, dimana nilai MSE yang dihasilkan dari berbagai macam kombinasi model ARIMA dapat diperoleh, kemudian

Untuk menjaga keandalan dan ketersediaan reaktor terutama dari aspek termohidraulik telah dibuat program manajemen keselamatan dan perawatan dalam bentuk program

Panduan Penulisan Tugas Akhir (Proposal, Hasil Penelitian dan Skripsi) FIB UHO 55.. Telah selesai diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk dipertahankan di

Hasil pada pengujian lekatan antara agregat kasar (batu split ) terhadap mortar dimana pada permukaan agregat kasar diberi resin, menunjukan nilai yang lebih rendah sebesar

Hal ini menunjukkan bahwa masih ada faktor lain selain strategi bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen terhadap pengambilan keputusan membeli busana muslim di Tangerang