• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UN docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UN docx"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan pada :

Dialog Interaktif/ Talkshow

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2015

Jakarta, 29 April 2015

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK

MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Bahan Acuan Sekretaris Jenderal

OUTLINE

1

KONDISI INFRASTRUKTUR INDONESIA

2

4

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR

SEKTOR TRANSPORTASI

3

REKOMENDASI RAKORBANGPUS & MUSRENBANGNAS

TAHUN 2015 UNTUK KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

SKENARIO PEMBANGUNAN SEKTOR

TRANSPORTASI

Halaman

……… 3-8

………..………. 9-12

………..………..…... 13-30

….. 31-33

5

TEROBOSAN DALAM PENYELENGGARAAN

PERHUBUNGAN

………..……..……… 34-45

LAMPIRAN

(2)

1

KONDISI INFRASTRUKTUR

INDONESIA

Adanya ketimpangan tingkat pertumbuhan perekonomian antara kawasan barat dan timur Indonesia sehingga

diperlukan upaya pemerataan melalui upaya pembangunan pada sektor-sektor yang sangat berpengaruh

terhadap tingkat perekonomian

GAMBARAN KONDISI PEREKONOMIAN

SECARA NASIONAL

4

KAWASAN TIMUR INDONESIA

SUMATERA

% PDRB =

23,77%

SUMATERA

% PDRB =

23,77%

KALIMANTAN

% PDRB =

9,30%

KALIMANTAN

% PDRB =

9,30%

JAWA, BALI

% PDRB =

58,87%

JAWA, BALI

% PDRB =

58,87%

NUSA TENGGARA

% PDRB =

1,26%

NUSA TENGGARA

% PDRB =

1,26%

SULAWESI

% PDRB =

4,74%

SULAWESI

% PDRB =

4,74%

MALUKU, MALUT

% PDRB =

0,27%

MALUKU, MALUT

% PDRB =

0,27%

PAPUA & PAPUA BARAT

% PDRB =

1,80%

PAPUA & PAPUA BARAT

% PDRB =

1,80%

Sumber : BPS, diolah (2013)

*) Data BPS Tahun 2014 belum tersedia

(3)

Tahun Ranking 2009 2010 54 2010 2011 44 2011 2012 46 2012 - 2013 50 2013 - 2014 38 2014 - 2015 34 Indeks Daya Saing Global Indonesia (GCI)

Sumber: The Global Competitiveness Report (World Economic Forum)

Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Phillipines

Infrastruktur 72 20 76 112 95

Jalan 72 19 50 104 87

Kereta Api 41 12 74 52 80

Pelabuhan 77 19 54 88 101

Transportasi Udara 64 19 37 87 108

Listrik 84 39 58 88 87

Telepon Bergerak 54 30 34 42 86

Telepon Tetap 71 73 91 86 113

Indeks Daya Saing Infrastruktur Indonesia (GCI)

Tahun Ranking

2010 2011 90 2011 2012 82

2012 - 2013 92 2013 - 2014 82

2014 2015 72

DAYA SAING INFRASTRUKTUR INDONESIA

Pe r k e m ba n ga n I n de k s Kin e r j a Logist ik I n don e sia ( LPI )

5

6

PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR

TRANSPORTASI

Lambatnya pembaharuan dan pembangunan pada

sektor kereta api

Pertumbuhan di sektor kereta api hanya 7.7% dari total

4,800 km adalah jalur ganda, dimana kereta

penumpang dan barang menggunakan jalur yang

sama

Efisiensi waktu pada jaringan sektor tersebut sangat

rendah.

Kurang berimbangnya komposisi moda dalam bidang

transportasi

Tingginya pengguna kendaraan pribadi menjadi

sumber kemacetan di kota-kota besar.

Menurut survey, Jakarta didominasi dengan

kendaraan pribadi sebanyak 62.2%, yang berarti

sekitar 10 juta komuter melakukan perjalanan setiap

harinya.

Rasio Double Tracking Jalur KA (%)

Pangsa Moda (%)

2.3 Hong Kong

(4)

7

Jaringan Transportasi Udara yang melebihi

kapasitas

Semenjak diberlakukannya deregulasi pada

tahun 2004, perkembangan transportasi udara

meningkat menjadi double digit setiap tahunnya,

sementara perkembangan bandara yang lambat

tidak dapat mengejar laju permintaan.

35

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

P

Top 10 Airports of Passengers in the World

1st:ATLANTAGA Hong Kong France Australia, NZ UK, Los Angeles…

Malaysia (Port… Thailand Tanjung Priok

Waktu Dwelling/Dwelling Time (hari)

6

Kurang optimalnya kinerja dari sektor transportasi laut

Ketidakseimbangan muatan angkutan laut sehingga

sistem logistik menjadi tidak efisien dan berdampak

pada tingginya biaya ekonomi.

Rendahnya waktu bongkar-muat selama 6 hari di

pelabuhan Tanjung Priok. Waktu bongkar-muat ini

lebih lama dibandingkan dengan pelabuhan di

Singapura, Malaysia dan Thailand.

Tingginya biaya logistik di Indonesia yang mencapai

24% dari total PDB

PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR

TRANSPORTASI

BELAWAN

J AK ART A

SU RABAY A

M AK ASSAR

SORON G BAT AM

TANTANGAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI SEBAGAI

PENYEIMBANG LOGISTIK MUATAN BARAT DAN TIMUR INDONESIA

Kondisi saat ini muatan terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia, maka untuk menyeimbangkan muatan ke

Kawasan Timur Indonesia diperlukan upaya optimalisasi kerjasama antar sektor seperti perindustrian,

pertanian, pertambangan, dsb guna menyeimbangkan mata rantai jaringan logistik barat dan timur Indonesia,

selain itu didukung dengan peningkatan infrastruktur pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia antara lain

pengadaan peralatan bongkar muat sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan pelabuhan lebih efisien

(5)

2

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

SEKTOR TRANSPORTASI

TANTANGAN

1. Geopolitik 2. Geoekonomi 3. Bonus Demografi 4. Agenda Paska 2015 5. Perubahan Iklim

REGULASI

KELEMBAGAAN

PENDANAAN

P

AMANAT RPJPN

Infrastruktur Memadai Pendapatan per kapita USD 14 Ribu

Pengangguran < 5% Penduduk Miskin > 5% HDI dan GDI Meningkat

PERMASALAHAN

1. Kondisi jalan daerah kurang memadai 2. Pembangunan

Kereta api masih terbatas. 3. Kinerja Pelabuhan

kurang kompetitif 4. Perkotaan yang

semakin padat

ISU STRATEGIS

VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CIPTA

SASARAN RPJMN

2015-2019

Kondisi mantap jalan nasional

100%

Waktu tempuh perjalanan darat dari2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km

Biaya logistik menurun menjadi 19,2%terhdap PDBPangsa Pasar Angkutan Umum

32%

On time performance penerbangan mencapai95%

Jumlah penumpang pesawat sebanyak162 jutapenumpang per tahun

Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga50 persen dari kondisi baseline.

Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadikurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle.Menurunnya jumlah kejadian

kecelakaan transportasi laut menjadikurang dari 50 kejadian/tahun.Menurunnya rasio angka

kecelakaan kereta api menjadi kurang dari0,025 kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api.

KEBIJAKAN DAN SRATEGI

Pembangunan Transportasi Multimoda dan mendukung Sislognas, kawasan industri,

Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda

Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan.

Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi

Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan transportasi

Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan

Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern

Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan Jalan Kota

Mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang

PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN

PENDANAAN KREATIF

KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

TAHUN 2015-2019

10

Peningkatan

Ketersediaan

Penguatan

Konektivitas

Nasional

Pengembangan

Transportasi

Massal Perkotaan

(6)

SASARAN NASIONAL (RPJMN 2015-2019)

Kapasitas Sarana &

Prasarana

Keterpaduan Antarmoda/

Multimoda

Kinerja Pelayanan

Konektivitas Nasional &

Global

Keamanan & Keselamatan

Ramah Lingkungan

Perdesaan, Rawan

Bencana, Tertinggal &

Perbatasan

ISU STRATEGIS

(RPJMN 2015-2019)

Konektivitas

Transportasi

Perkotaan

Pelayanan angkutan

massal perkotaan

Kinerja lalu lintas

perkotaan

Manajemen transportasi

perkotaan

SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Keselamatan dan Keamanan

Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi

1

Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi

2

Pelayanan

Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi

3

Meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan serta tenaga pendidik transportasi

4

Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi

5

Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan

good governance

6

Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan

7

Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi

8

Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkanclean governance

9

Kapasitas Transportasi

Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangibacklog

maupunbottleneckkapasitas sarana & prasarana

10

Meningkatnya kontribusi sektor transportasi terhadap PDB

11

Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang

12

Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar dan wilayah non komersial lainnya

13

Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan

14

Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan

15 11

SASARAN RPJMN DAN RENSTRA TAHUN 2015-2019

12

1. Meningkatkan

keselamatan

dalam penyelengaraan pelayanan transportasi

2. Meningkatkan

keamanan

dalam penyelengaraan pelayanan transportasi

3. Meningkatkan

kinerja pelayanan

sarana dan prasarana transportasi nasional

4. Meningkatkan

kuantitas dan kualitas SDM

di bidang transportasi

5. Meningkatkan

kualitas dan kuantitas penelitian transportasi

6. Mewujudkan

transparansi dan akuntabilitas kinerja

Kementerian Perhubungan

7. Meningkatkan jumlah dan kualitas penetapan dan

implementasi regulasi

sektor transportasi

8. Menerapkan pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan

9. Pelaksanaan

pengawasan intern

yang berintegritas, professional dan amanah

10. Meningkatkan kapasitas,

konektivitas/aksesibilitas antar wilayah

dan keterpaduan antarmoda/ multimoda

11. Meningkatkan kontribusi sektor transportasi dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

12. Meningkatkan

produksi moda transportasi

13. Meningkatkan pengembangan

sarana dan prasarana di wilayah perbatasan

, terluar dan wilayah bencana

14. Mengembangkan

sistem angkutan umum massal

yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel

serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu

15. Meningkatkan aplikasi

teknologi informasi

dalam sistem manajemen perkotaan

Meningkatkan keselamatan

dan keamanan transportasi

Meningkatkan pelayanan

transportasi

Meningkatkan kapasitas

infrastruktur transportasi

Percepatan pembangunan transportasi dalam rangka rangka

mewujudkan konektivitas nasional

Ke b ij a k a n

(7)

3

SKENARIO PEMBANGUNAN

SEKTOR TRANSPORTASI

Pengembangan

24 Pelabuhan Strategis

Pengembangan

200 Pelabuhan Non

Komersial

Pembangunan

90 Kapal Perintis dan 60 kapal

patroli

Terlayaninya

193 lintas angkutan laut perintis

Penyelenggaraan

short sea shipping

pada

3 rute

Pembangunan

15 Bandara baru

Pengembangan Bandara untuk pelayanan

Kargo Udara di 9 Lokasi

Pembangunan/ pengembangan bandara

di

100 lokasi

Pencapaian

OTP Transportasi Udara 95%

Pembangunan

BRT di 34 kota

dengan

pengadaan

4.775 bus

Pembangunan angkutan massal cepat di

kawasan kota metropolitan

Pembangunan/ pengembangan Terminal

Penumpang Tipe A pada

47 lokasi

Penerapan

teknologi ATCS

di seluruh ibu

kota provinsi

Pembangunan Pelabuhan

Penyeberangan di

65 lokasi

Pembangunan/ pengembangan

dermaga sungai dan danau di

120 lokasi

Pengadaan

kapal penyeberangan

(terutama perintis) sebanyak 50 unit

termasuk Bus Air

Pembangunan Jalur sepanjang

KA 3.258

km sp

di Jawa, Sumatera, Sulawesi,

Kalimantan dan Papua

Pembangunan listrik aliran atas KA

sepanjang

300 Km'sp

di 8 lokasi

TARGET PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

TAHUN 2015-2019

(8)

15

PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL

Sebagai n e ga r a m ar it im

da n k e pu la u a n t e r be sar di du n ia , t idak bisa dibant ah bahwa

I ndonesia har us m em bangun t ranspor t asi laut & udara yang handal, didukung dengan j ar ingan

t ranpor t asi per ker et aapian dan j alan.

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI LAUT

MELALUI PENGEMBANGAN POROS MARITIM NASIONAL

PEMBANGUNAN TOL LAUT

1

PENGUATAN ARMADA NASIONAL

DAN INDUSTRI PENDUKUNGNYA

2

Industri Galangan Kapal

(9)

TANTANGAN PENGEMBANGAN TOL LAUT DALAM MENDUKUNG

POROS MARITIM DUNIA

17

2. Ketidakseimbangan arus muatan (

imbalance cargo

)

Arus muatan dari Kawasan Timur Indonesia ke Barat

jauh lebih sedikit dibandingkan dengan arus muatan ke

arah sebaliknya. Kondisi ini dikhawatirkan membuat

arus kapal selalu kekurangan muatan dalam pelayaran

dari arah wilayah timur Indonesia

1. Penggunaan kapal berukuran 3.000 TEU’s dinilai

tidak dimiliki oleh perusahaan pelayaran nasional

Ukuran kapal yang digunakan dalam jalur tol laut

seharusnya bisa disesuaikan dengan memperhatikan

ketersediaan kapal berukuran 1.700 TEU’s yang

rata-rata dimiliki oleh perusahaan pelayaran nasional

3. Kebutuhan pendanaan untuk pengembangan

infrastruktur pelabuhan

Pendaaan pelabuhan diharapkan bisa

diupayakan melalui sinergi pendaaan berbagai

pihak

1. PEMBANGUNAN TOL LAUT

STRATEGI DAN UPAYA IMPLEMENTASIKAN

PENGEMBANGAN TOL LAUT

18

Mendorong para operator kapal untuk mengoperasikan kapal-kapal yang

lebih besar kapasitas melalui

penyederhanaan regulasi

dan

penyediaan

fasilitas kredit lunak

Penggunaan kontainerisasi

untuk menggangkut pasar angkutan petikemas

pada pelayaran domestik di sepanjang lintas utama

Revitalisasi infrastruktur pelabuhan

untuk pengembangan sistem

packaging

dan

canal-way

serta menjamin kelancaran penggangkutan barang keluar

masuk pelabuhan

Pengembangan

dry port

atau pelabuhan darat sebagai

buffer

atau

penyangga logistik dari pelabuhan laut (

sea-port

)

Pembangunan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan

terutama wilayah timur Indonesia

(10)

Fasilitas Pelabuhan Singkil, P. Banyak, Labuhan Angin, Pulau Tello, Parlimbungan Ketek, Sirombu, Tanjung Buton, Meranti, Batu Panjang, Dompak, Tg. Mocoh, Malarko, Letung, Midai, Pulau Laut, Subi, Serasan, Dabo Singkep, Carocok Painan, Tiram, Pasapuat, Ujung Jabung, Kuala Mendahara, Tg. Api-api, P. Baai, Linau Bintuhan, Pulau Sebesi, Sebalang, Batu Balai, Pamanukan, Pangandaran, Kendal, Batang, Jepara, Keramaian, Taddan, Pacitan, Telaga Biru, Maritaing, Baing, P. Salura, Kendidi Reo, Pota, Marapokot, Maurole, Atapupu, Batutua, Larantuka, Terong, Wulandoni, Bari, Labuan Bajo, Padang Tikar, Teluk Segintung, Batanjung, Pelaihari, Sebuku, Marabatuan, Penajam Pasir, Maloy/Sangkulirang, Kuala Semboja, Tanah Kuning, Kawio, Marore, Matutuang, Kawaluso, Petta, Tamako, Lipang, Bukide, Kahakitang, Kalama, Tahuna, Ngalipaeng, Lirung, Melonguane, Mangarang, Karatung, Miangas, Anggrek, Moutong Parigi, Kolonedale, Teluk Malala, Ogoamas, Leok, Matagisi, Bungkutoko, Ereke, Maligano, Bau Bau, Banabungi Pasar Wajo, Dawi-Dawi, Molawe, Lakara, Watunohu, Boepinang, Munte, Jeneponto, Sabutung, Sapuka, Sailus, Kalukalukuang, Benteng, Bajoe, Pattiro Bajo, Sinjai, Paotere, Majene, Belang-belang, Palipi, Poopongan, Ambo, Tutu Kembong, Kroing, Namrole, Saumlaki, Larat, P. Buano, Taniwel, Dawelor, Wonreli, Mahaleta, Namlea, Amahai, Kobror, Marlasi, Gorom, Pulau Teor, Fogi, Tual, Loleojaya, Tifure, Manu Gamumu, Bicoli, Tapaleo, Daruba, Tikong, Dama, Tobelo, Darume, Galela, Bisui, Koititi, Indari, Yaba, Banemo, Sofifi, Laiwui, Wayabula, Depapre, Nabire, Agats, Mumugu, Waren, Bade, Asiki, Moor, Kaimana, Teminabuan

200 LOKASI PELABUHAN TERMASUK

163 PELABUHAN NON KOMERSIAL

PEMBANGUNAN/ PENGEMBANGAN PELABUHAN

NON KOMERSIAL SEBAGAI SUB FEEDER TOL LAUT

19

PENGEMBANGAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN

(KOMPLEMEN KONSEP TOL LAUT)

Koridor Penyebe

rangan Kondisi Saat ini dan Rencana Pembangunan

Sabuk Utara Terdapat lintas yang belum terhubung yaitu: Tj. Pinang Sintete, akan diselesaikan pada 2017-2019

Sabuk Tengah Terdapat lintas yang belum terhubung: Wahai Fak Fak, akan diselesaikan pada akhir tahun 2014. Akan dilakukan peningkatan layanan (pelabuhan dan kapal) Sabuk Selatan Telah terhubung sejak tahun 2013, akan dilakukan

peningkatan layanan (pelabuhan dan kapal)

20

Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur utara wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan : Balohan (P. Sabang)-Ulee Lheue, Mengkapan-Tj. Balai Karimun-Telaga Pungkur-Tanjung Uban-Tambelan-Sintete, Tanjung Uban-Matak-Selat Lampah-Sintete, Ancam-Tarakan-Tolitoli-Amurang, Bitung-Ternate-Rum- Soasiu-Sofifi-Patani-Gebe-Sorong, Manokwari-Numfor-Mokmer-Kabuena-Sarmi-Jayapura;

SABUK UTARA

24 lintas 28 unit Pelabuhan

Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur tengah wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan : 35 Ilir (Palembang)-Muntok, Sadai-Tanjung Ru, Manggar-Ketapang, Batulicin-Garongkong, Kariangau-Taipa, Luwuk- Salakan-Banggai-Taliabu-Sanana-Namlea-Hunimua-Waipirit-Wahai-Fakfak

Merupakan lintas-lintas yang berfungsi menghubungkan jalur selatan wilayah Indonesia, yaitu lintas penyeberangan: Balohan (P. Sabang) – Ulee Lheu, Bakauheni-Merak, Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Sape-Labuhan Bajo, Larantuka-

Waiwerang-Lewoleba-Baranusa-Kalabahi-22 lintas

20 unit Pelabuhan

SABUK SELATAN

14 lintas

(11)

PENGEMBANGAN RUTE

SHORT SEA SHIPPING

(KOMPLEMEN KONSEP TOL LAUT)

Untuk sementara pelabuhan yang direncanakan menjadi pelabuhan singgah adalah Pelabuhan

Panjang – Pelabuhan Tanjung Priok – Pelabuhan Tanjung Perak.

Juga terdapat 3 (tiga) alternatif pelabuhan singgah lainnya di Pantura Jawa yaitu: Pelabuhan

Bojonegara (Banten), Pelabuhan Penyeberangan Kendal/Tg. Emas (Jawa Tengah) dan Pelabuhan

Penyeberangan Paciran Lamongan (Jawa Timur).

Mengurangi beban di rute Penyeberangan Merak - Bakauheni

Melayani logistik dengan Sumatera (Inter Koridor Ekonomi)

Melayani logistik dengan Bali-NT (inter Koridor Ekonomi)

KENDAL/ TG. EMAS

21

2. PENGUATAN ARMADA NASIONAL DAN INDUSTRI PENDUKUNGNYA

Pemberian insentif terhadap penyewaan lahan untuk galangan kapal di kawasan pelabuhan

INSENTIF NON FISKAL

Insentif tarif bea masuk komponen kapal

Fasilitas PPN tidak dipungut atas penyerahan kapal produksi galangan kapa nasional

Pemberlakuan pajak final (PPH final) untuk industri galangan kapal nasional

Untuk itu Pemerintah mengupayakan revisi atas PP Nomor 52 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal Di Bidang-bidang

Usaha Tertentu dan/atau Di Daerah-daerah Tertentu

INSENTIF FISKAL

Sebaran Industri Galangan Kapal

(12)

23

KSOP Tanjung Pinang

KSOP Balai Karimun KSOP Kijang

PLP Tanjung Uban KSOP Teluk

Bayur Tg Priok KSOP Banten

PLP Tanjung Priok

KSOP Cirebon

KSOP Cilacap KSOP Tanjung Emas

Kesyahbandaran Tg Perak

KSOP Gersik

KSOP Lembar KSOP Benoa

KSOP Kupang KSOP Pontianak

KSOP Banjarmasin

KSOP Samarinda

UPP Lok Tuan

KSOP Bitung PLP Bitung

KSOP Pantoloan Kesyahbandaran

Makassar

UPP Bau Bau KSOP Kendari

PLP Tual KSOP Ternate

KSOP Ambon KSOP Sorong

KSOP Biak

KSOP Merauke

Pembangunan 60 kapal patroli yang tersebar pada 42 lokasi pada tahun 2015-2019

: Lokasi penempatan kapal patroli

PEMBANGUNAN KAPAL PATROLI

PEMBANGUNAN KAPAL KENAVIGASIAN

Sabang

Tg Priok

Semarang

: Lokasi penempatan kapal kenavigasian

Pembangunan 25 kapal kenavigasian yang tersebar pada 25 distrik navigasi

Teluk Bayur

Cilacap Benoa

(13)

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI UDARA

MELALUI PENGEMBANGAN KONEKTIVITAS UDARA

Kualanamu

Juanda Soekarno-Hatta

Syamsuddin Noor Banjarmasin

Biak Sam Ratulangi

Hasanuddin

Sentani

Muara Teweh Letung

Tambelan

Kertajati

Samarinda Baru Maratua Tebelian

Morowali Miangas

Siau

Namniwel

Kabir-Patar

Werur Buntu Kunik

Koroway Batu

Rencana Pembangunan 15

Bandara Baru

Pengembangan 9 Bandara Pelayanan

Kargo Udara

Keterangan:

PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN BANDARA BARU DAN BANDARA KARGO

25

Dalam rangka meningkatkan konektivitas dan peningkatan kapasitas,

maka akan dilakukan pembangunan dan pengembangan bandara

melalui perpanjangan landas pacu sepanjang 1.600 m – 2.400 m agar

dapat didarati pesawat sejenis ATR 42, ATR 72 dan Boeing 737

26

Bandar udara di daerah perbatasan :

1.

Harus dapat mendukung keamanan wilayah dan mampu melayani pesawat

berpenumpang 50 orang dengan pesawat hercules C-130.

2.

Tersedia sarana dan prasarana penunjang bandara sehingga mampu

mengelola/mengendalikan/melayani operasi penerbangan.

3.

Bandar udara di daerah perbatasan dibangun atau dikembangkan dengan

klasifikasi landasan 3C (landas pacu 1.200 m – 1.800 m).

4.

Pemerintah memberikan

a.

kompensasi subsidi operasi

b.

subsidi angkutan BBM pada operator angkutan udara perintis

c.

kemudahan berupa ijin penerbangan lintas batas

d.

hak kebebasan dalam menentukan frekuensi penerbangan (sesuai strategi

pembangunan perhubungan 2010).

(14)

27

Bandara di daerah terisolasi dikembangkan atau dibangun

untuk dapat melayani penerbangan perintis dengan pesawat

berpenumpang 25 orang dengan klasifikasi landasan 2C

(landas pacu 800 m – 1.200 m).

PENGEMBANGAN BANDARA PEMBUKA

ISOLASI DAERAH TERTINGGAL

Bireun Lhoksumawe

Besitang

Rantau Prapat Dumai

Duri

Muaro

Tj. Api-Api

Kertapati

Bakauheni Tarahan

SUMATERA (1.581,65 Km’sp)

Program strategis lainnya:

Penanganan perlintasan sebidang (underpass, flyover, elevated track)

Pembangunan fasilitas perawatan dan pengujian prasarana dan sarana perkeretaapian

Program peningkatan keselamatan

Pembangunan sarana KA untuk angkutan perintis termasuk sarana kerja

Subsidi angkutan KA perintis

JAWA (891,32 Km’sp)

Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Sulawesi

Jalur KA Baru Manado – Bitung

Jalur KA Baru Bitung – Gorontalo – Isimu

Jalur KA Baru Pare Pare - Mamuju

Jalur KA Baru Makasar-Pare Pare

Jalur KA Baru Makasar-Sungguhminasa-Takalar-Bulukumba-Watampone

Jalur KA Baru Mamuju – Palu – Isimu (Persiapan)

Pembangunan Kereta Api Perkotaan

Perkotaan Makassar & Sekitarnya (Swasta/Pemda)

Perkotaan Manado

Pembangunan Kereta Api Akses Bandara/Pelabuhan

Bandara Sultan Hasanuddin

Pelabuhan Garonggong, Pelabuhan New Makassar

Pelabuhan Bitung

SULAWESI (399,63 Km’sp)

Pembangunan KA Khusus/Batubara/Akses Pelabuhan (Skema KPS):

Muara Wahau - Muara Bengalon

Murung Raya – Kutai Barat – Paser – Penajam Paser Utara – Balikpapan

Puruk Cahu - Mangkatib/Batanjung Pembangunan Kereta Api Akses Bandara

Bandara Syamsuddin Noor

Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Kalimantan

Jalur KA Baru Tanjung-Paringin-Barabai-Rantau-Martapura-Banjarmasin

Jalur KA Baru Balikpapan-Samarinda

Jalur KA Baru Tanjung-Balikpapan

Jalur KA Baru Banjarmasin-Palangkaraya

Jalur KA Baru Pontianak – Batas Negara

Jalur KA Baru Palangkaraya-Sangau-Pontianak (persiapan)

Jalur KA Baru Samarinda-Sangata-Tanjung Redep-Batas Negara (persiapan)

KALIMANTAN (285,40 Km’sp)

Sorong Manokwari (tahap I) Jayapura-Sarmi (Persiapan)

PAPUA (100 Km’sp

28

PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

(15)

PROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN

1. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api antar kota dan perkotaan

baik di pulau Jawa, Sumatera dan pulau-pulau lainnya.

2. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan

simpul

transportasi

untuk

mewujudkan

transportasi

terpadu

dan

terintegrasi dengan moda lain, seperti pelabuhan laut, bandar udara dan

dry-port

.

3. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan

wilayah

pertambangan,

perkebunan

dan

kawasan

industri

untuk

peningkatan peran kereta api dalam angkutan barang/logistik.

4. Peningkatan kapasitas jaringan kereta api melalui pembangunan jalur

ganda, elektrifikasi dan peningkatan persinyalan serta telekomunikasi.

29

PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN

Pembangunan Angkutan Massal Cepat berbasis Rel :

MRT Jakarta (Utara –Selatan dan Barat - Timur)

LRT/monorail/Tram Surabaya, Bandung, Palembang

Pengembangan Kereta Perkotaan di 10 Kota

Metropolitan

Yaitu : Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,

Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan

Makassar.

Komponen Pengembangan BRT

Pembangunan jalur khusus bus Penngadaan armada bus Pembangunan halte

Pembangunan sistem kontrol / ATCS Penyedian Subsidi Operasi Angkutan Umum Perkotaan

Pengembangan BRT di 34 Kota Besar

Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang,

Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo,

Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar,

Gorontalo, dan Ambon.

(16)

4

REKOMENDASI RAKORBANGPUS DAN

MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

UNTUK KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

yang dituju adalah Indonesia yang :

Memiliki kedaulatan atas pengelolaan pangan, energi

dan sumber daya maritim dan kelautan;

Rakyatnya menikmati peningkatan kesejahteraan

berkelanjutan dan makin merata;

Warganya menjadi manusia-manusia unggul dan

berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan

masyarakatnya hidup dalam keharmonisan

antarkelompok sosial, antarsektor ekonomi dan

antarwilayah; dan

Menjadi poros maritim dunia.

32

(17)

33

AGENDA PRIORITAS NASIONAL

Agenda Prioritas Nasional (NAWACITA) meliputi:

1. Kedaulatan pangan

2. Kedaulatan energi

3. Kemaritiman

4. Industri/Kawasan Industri

5. Pariwisata

6. Revolusi mental

7. Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal

Dari 7 Agenda Prioritas Nasional Tersebut, Dukungan Langsung Sektor

Perhubungan Ada pada 4 (empat) Prioritas Nasional, yaitu :

1. Kemaritiman

2. Industri/Kawasan Industri

3. Pariwisata

4. Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal

5

TEROBOSAN DALAM

(18)

A. PENYEDERHANAAN PERIZINAN

- Memperpendek Proses

- Mengurangi Persyaratan

- Mengurangi Waktu

- Memperpanjang Masa Berlaku

- Penerapan Satu Atap

- Penerapan IT

- Pendelegasian Kewenangan

- Minimalisasi Biaya

Transparan

Transparan

Kepastian

Hukum &

Usaha

Kepastian

Hukum &

Usaha

Cepat

Cepat

Akuntabel

Akuntabel

35

PROGRAM PENYEDERHANAAN PERIZINAN

1. DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

Izin Trayek AKAP

dan Antar Jemput

Antar Propinsi

14 Hari

Izin Angkutan

Pariwisata

7 Hari

Izin Angkutan Barang

Khusus

7 Hari

Seritifikat Uji Tipe dan

Sertifikat Rancang

Bangun

21 Hari

Izin Pengoperasian

Angkutan

Penyeberangan

14

Hari

7 Hari

ANGKUTAN

JALAN

ANGKUTAN

PENYEBE-RANGAN

Percepatan Proses

(19)

PROGRAM PENYEDERHANAAN PERIZINAN

2. DITJEN PERKERETAAPIAN

P e m bua t a n P or t a l

Proses perizinan.

37

Izin Usaha

prasarana

perkeretaapian

umum

Izin Usaha

prasarana

perkeretaapian

umum

30 hari kerja

15 hari kerja

15 hari kerja

30 tahun

30 tahun

PERCEPATAN

PERPANJANGAN MASA BERLAKU

Izin

6 bulan

30 hari kerja

30 hari kerja

5 tahun

10 tahun

Izin operasi

prasarana

perkeretaapian

umum

Izin operasi

prasarana

perkeretaapian

umum

30 hari kerja

15 hari kerja

15 hari kerja

Sesuai dengan

batas

pemberian

konsesi

-PROGRAM PENYEDERHANAAN PERIZINAN

2. DITJEN PERKERETAAPIAN

Izin

90 hari kerja

30 hari kerja

30 hari kerja

5 tahun

10 Tahun

Izin operasi

perkeretaapian

khusus

Izin operasi

perkeretaapian

khusus

30 hari kerja

15 hari kerja

15 hari kerja

Selama Badan

Usaha Masih

Menjalankan

Usahanya

(20)

PROGRAM PENYEDERHANAAN PERIZINAN

3. DITJEN PERHUBUNGAN LAUT

82 JENIS PELAYANAN (PERIZINAN, SERTIFIKAT, REKOMENDASI,

DLL)

DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN LAUT

9 PELAYANAN

DIREKTORAT PELABUHAN DAN

PENGERUKAN

7 PELAYANAN

DIREKTORAT KENAVIGASIAN

5 PELAYANAN

DIREKTORAT PENJAGAAN LAUT

DAN PANTAI

7 PELAYANAN

DIREKTORAT PERKAPALAN DAN

KEPELAUTAN

54 PELAYANAN

PENINGKATAN PELAYANAN PERIZINAN MELALUI :

Mempercepat waktu pemprosesan perizinan

Penyederhanaan Standar Operasional dan Prosedur (SOP)

Pembuatan sistem aplikasi pelayanan perizinan

(

e-licensing

)

Optimalisasi Pusat Pelayanan Terpadu Satu Atap (PPSA)

Secara bertahap pelayanan perizinan akan diterapkan Sistem manjemen

kendali mutu dan mendapatkan sertifikasi ISO

PENINGKATAN PELAYANAN PERIZINAN

DENGAN WAKTU 50% LEBIH CEPAT

39

PROGRAM PENYEDERHANAAN PERIZINAN

4. DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Angkutan

Udara Niaga

Berjadwal

60 Hari Kerja

30 Hari Kerja

Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal

60 Hari Kerja

30 Hari Kerja

Masa Berlaku

Sepanjang

melakukan

Kegiatan

Angkutan

Udara Bukan

Niaga

60 Hari Kerja

30 Hari Kerja

Masa Berlaku

12 Bulan

Izin Usaha

Angkutan

Udara

Izin Usaha

Angkutan

Udara

30 Hari Kerja

7 Hari Kerja

Izin Rute Penerbangan

dan Penambahan Frekuensi Penerbangan Izin Rute Penerbangan dan Penambahan Frekuensi Penerbangan

14 Hari Kerja

10 Hari Kerja

Izin Agen Penjualan

Umum(General Sales Agent/ GSA)Perusahaan

Angkutan Udara Asing Izin Agen Penjualan Umum(General Sales Agent/ GSA)Perusahaan

Angkutan Udara Asing

Keterangan : Setelah data dukung diterima secara lengkap

(21)

PROGRAM PENYEDERHANAAN PERIZINAN

4. DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

Lokasi Bandar Udara

Umum *)

30 Hari

14 Hari

Pembangunan Bandara

Internasional

14 Hari

7 Hari

Penggunanaan Bandara

Khusus Untuk Umum

30 Hari

14 Hari

Izin Membangun

Bandara

(Masa berlaku

Izin membangun

diperpanjang

setiap 5 tahun)

Izin Membangun

Bandara

(Masa berlaku

Izin membangun

diperpanjang

setiap 5 tahun)

Penambahan

Kapasitas Angkutan

Udara (Izin Rute

Penerbangan dan

Penambahan

Frekuensi

Penerbangan)

Izin Penambahan

Kapasitas

Angkutan Udara

(Izin Rute)

Izin Penambahan

Kapasitas

Angkutan Udara

(Izin Rute)

30 Hari

Setelah

- Izin berlaku selama melakukan penerbangan sesuai yang tercantum dalam surat Izin - 21 Hari berturut-turut tidak beroperasi tanpa pemberitahuan, Izin dicabut.

41

B. PEMBENTUKAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

BLU dapat mendorong pengelolaan yang lebih kreatif atas UPT Kemenhub,

karena

BLU

memiliki

sifat

yang

semi-bisnis,

dimana

pengelolaan

keuangannya dapat dijalankan lebih mandiri.

BLU Perhubungan Darat

: Terminal Tipe A, BLU Angkutan Sungai, Danau dan

Penyeberangan, Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor

BLU Perhubungan Laut

: BLU di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa,

Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Navigasi Pelayaran, BLU

Perkapalan dan Kepelautan

BLU Perhubungan Udara

: BLU di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,

Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Kelaiakn Udara dan

Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan,

BLU Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan

BLU BP SDM Perhubungan

: STTD Bekasi, STIP Marunda-Jakarta, STIP

Curug-Tangerang, PIP Semarang, PIP Makassar, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi,

BPPTD Tegal, BPPTD Bali, BPPTD Palembang, API Madiun, BPPTL Jakarta,

NP2IP Surabaya

(22)

C. PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN UNIT KERJA

PENGEMBANGAN ANTARMODA/ MULTIMODA

Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pelayanan

one stop service

pada angkutan

penumpang

dan

barang

maka

diperlukan

pembentukan

unit

pengembangan

transportasi manajemen antarmoda/multimoda.

1. Moda Angkutan Darat;

2. Moda Angkutan Laut;

3. Moda Angkutan Udara;

4. Moda Angkutan KA.

Unit Pengemb. Multimoda

Konektivitas Nasional

1. Bukan Merupakan Amanat Langsung dari UU, Namun

Skema Ini Disusun untuk Mengkoordinasi Kebutuhan

Pengembangan Angkutan Multimoda Sesuai Amanat UU

23/2007, UU 17/2008, UU 1/2009, UU 22/2009;

2. Dapat dikembangkan dalam 1 unit kerja di Kementerian

Perhubungan Setingkat Eselon II (Dibawah Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat).

Tata Guna

Lahan

Sislognas

RPJMN III

Ketugasan :

1. Mengkoordinasikan Kebutuhan Perencanaan,

Pembangunan, dan Pengendalian Transportasi

Multimoda;

2. Mengembangkan Angkutan Multimoda;

3. Mengatur Kinerja Pelayanan Angkutan Multimoda;

4. Mengatur Pengalokasian Sarpras Pengembangan

Angkutan Multimoda.

Renc. Tata

Ruang

Eselon III Sub Dit Pengembangan

Angkutan Darat

Eselon III Sub Dit Angkutan

Multimoda Eselon III

Sub Dit Angkutan Orang

Unit Kerja Eselon II Direktorat Angkutan dan

Multimoda

Eselon III Sub Dit Angkutan Sungai

dan Penyeberangan Eselon III

Sub Dit Angkutan Barang

43

D. FOKUS PROGRAM & KEGIATAN KEMENHUB TAHUN 2016

Fokus untuk Ditjen Perhubungan Darat :

1. Pengadaan 3.000 BRT sesuai kondisi tiap lokasi penempatan yg akan dikelola

PPD/Damri.

2. Pengadaan kapal penyeberangan sesuai kebutuhan.

3. Pembangunan pelabuhan penyeberangan di daerah terluar, terdalam, perbatasan

negara dan rawan bencana.

4. Peningkatan fasilitas keselamatan jalan dan pemeliharaannya.

Fokus untuk Ditjen Perkeretaapian :

1. Penyelesaian jalur ganda lintas selatan Jawa.

2. Penyelesaian Trans Sumatera, Rantau Prapat s.d Kertapati.

3. Elektrifikasi Bandung Urban Railways.

4. Pengembangan Tramways Surabaya.

5. Elektrifikasi Jalur Prameks.

(23)

D. FOKUS PROGRAM & KEGIATAN KEMENHUB TAHUN 2016

Fokus untuk Ditjen Perhubungan Laut :

1. Perbaikan semua fasilitas pelabuhan UPT sehingga mencapai standart pelabuhan komersial, termasuk

crane dan peralatan operasional lainnya.

2. Peralatan SBNP di wilayah terluar dan perbatasan harus dilengkapi.

3. Pengadaan 100 unit kapal patroli klas-I dan 20 unit kapal navigasi.

4. Pembangunan pelabuhan baru dengan APBN hanya diperbolehkan di daerah terluar, terdalam &

perbatasan negara.

5. Subsidi

freight liner

dan pengadaan kapal penumpang perintis sesuai kondisi lintasannya.

Fokus untuk Ditjen Perhubungan Udara :

1. Perpanjangan Runway Bandara UPT Ditjen Perhubungan Udara sampai dengan 1.600 m atau 1.800 m untuk

Bandara perintis serta 2.400 m atau 3.000 m untuk Bandara non perintis.

2. Bandara baru yg dibangun dengan APBN, Hanya di daerah terjauh, terluar, terdalam, perbatasan negara dan

rawan bencana.

3. Semua bandara UPT harus dilengkapi fasilitas keselamatan dan keamanan bandara sesuai aturan ICAO.

Fokus untuk BPSDMP:

1. Pengadaan guru/pelatih dengan kualifikasi terbaik.

2. Program pendidikan dan pelatihan yang mengacu pada keselamatan dan pelayanan.

3. Peralatan dan alat pelatihan yang efektif.

4. Pembangunan lokasi baru untuk BLU Pendidikan secara selektif.

45

Kementerian Perhubungan

(24)

LAMPIRAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

SEKTOR

2015

2016

2017

2018

2019

Total

Transportasi Darat

5.834,873

10.809,281

12.467,388

13.080,705

13.732,223

55.924,469

Transportasi

Perkeretaapian

18.554,441

39.433,600

46.066,800

63.109,900

65.488,500

232.653,241

Transportasi Laut

18.123,372

22.167,886

22.461,680

19.673,527

18.711,762

101.138,227

Transportasi Udara

9.502,163

16.054,661

15.437,333

15.222,091

15.206,084

71.422,332

BPSDM Perhubungan

4.096,440

6.351,580

6.362,604

6.424,663

7.010,172

30.245,459

TOTAL PENDANAAN

56.111,289

94.817,008 102.795,804 117.510,886 120.148,742

491.383,729

Catatan :

1. Alokasi Pendanaan tersebut tidak termasuk pendanaan untuk Kegiatan Dukungan Manajemen pada masing-masing unit kerja Eselon I dan pendanaan pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Litbang Perhubungan

2. Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBNP 2015 dan realisasi anggaran Tahun 2015 sampai dengan bulan Maret.

(Dalam Rp. Miliar)

ALOKASI PENDANAAN TAHUN 2015-2019

(SESUAI RPJMN 2015-2019)

(25)

NO.

UNIT ESELON I

PAGU KEBUTUHAN 2016

PAGU INDIKATIF*)

1.

SEKRETARIAT JENDERAL

1,010,117,114

887.221.672

2.

INSPEKTORAT JENDERAL

107.732.390

100.311.699

3.

DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

19.409.068.378

4.222.689.715

4.

DITJEN PERHUBUNGAN LAUT

21.987.410.725

16.530.268.535

5.

DITJEN PERHUBUNGAN UDARA

15.832.826.877

11.492.420.052

6.

DITJEN PERKERETAAPIAN

73.286.432.988

16.038.862.714

7.

BADAN LITBANG

252.345.399

228.259.100

8.

BADAN PENGEMBANGAN SDM

8.107.723.673

5.797.175.035

JUMLAH

138.983.540.430

55.297.208.522

(Rp. 000)

PAGU KEBUTUHAN DAN PAGU INDIKATIF

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016

MENURUT UNIT ESELON I

PAGU KEBUTUHAN DAN PAGU INDIKATIF

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016

MENURUT UNIT ESELON I

49

*) Sesuai Surat Bersama Men-Keu dan Menteri PPN/Kepala Bappenas

No. S-288/MK.02/2015 dan 0082/M.PPN/04/2015), Tgl. 15 April 2015

(26)

Target :

Meningkatnya Keselamatan Transportasi Darat

Indikator Target :

1. Menurunnya indeks fatalitas kecelakaan per 10.000 kendaraan sampai

50% sampai pada tahun 2019 (baseline 2010)

jalan

2. Menurunnya tingkat kejadian sampai 50% sampai pada tahun 2019

(baseline 2010)

sungai danau penyeberangan

NO

KEGIATAN

VOLUME

1

Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di 33

Propinsi

230 Paket

2

Pemeliharaan Perlengkapan Jalan

17 Paket

3

Monitoring dan Evaluasi Bidang Keselamatan

4 Kegiatan

4

Safer People

(Peningkatan SDM Bidang Keselamatan )

42 Kegiatan

5

Safer Road

(Penanganan DRK, Sosialisasi Keselamatan)

16 Kegiatan

6

Penyusunan Rencana Teknis Bidang Keselamatan

14 Paket

7

Pengadaan/Pemasangan SBNP / Rambu Suar

16 Unit

8

Pembangunan Rambu Sungai dan Danau

1.629 Unit

JUMLAH

Investasi Tahun 2015:

51

Target :

Terwujudnya Konektivitas Transportasi Darat (Aksesibilitas, Sarana dan Prasarana)

Indikator Target :

1. Terhubungkannya 100% sabuk lintas penyeberangan

2. Terhubungkannya 100% lintas perintis angkutan jalan dan penyeberangan

3. Tersedianya terminal jalan dan jembatan timbang

Investasi Tahun 2015:

NO KEGIATAN VOLUME

1 Subsidi Operasi Bus Perintis di 30 Propinsi 232 Trayek 2 Pengadaan Bus Perintis 75 Unit 3 Pembangunan Dermaga Penyeberangan 62 Lokasi 4 Pembangunan Dermaga Sungai 19 Lokasi 5 Pembangunan Dermaga Danau 3 lokasi 6 Rehabilitasi Dermaga Sungai 16 Lokasi 7 Rehabilitasi Dermaga Danau 9 Lokasi 8 Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan 35 Lokasi 9 Pembangunan Bus Air 6 Unit 10 Pembangunan Speed Boat 4 Unit 11 Pembangunan Kapal Penyeberangan (MultiyearsContract) 14 Unit 12 Subsidi 84 Kapal Angkutan Penyeberangan Perintis 177 Lintas 13 Pembangunan Terminal Baru dan Lanjutan 9 Lokasi 14 Rehabilitasi Terminal Lanjutan 7 Lokasi 15 Pembangunan Jembatan Timbang 2 Lokasi 16 Rehabilitasi dan PeningkatanJembatan Timbang 2 Lokasi 17 Pembangunan Fasilitasi Integrasi Moda 2 Lokasi 18 Pengerukan Alur Pelayaran 5 Paket

(27)

Target :

Meningkatnya Kinerja Pelayanan Transportasi Darat yang Berkelanjutan

Indikator Target :

1. Kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota Metropolitan/besar

minimal 20 km/jam

2. Seluruh Ibu kota provinsi/kota besar telah menyelenggarakan

pengaturan dengan tehnologi lalu lintas (ATCS)

NO

KEGIATAN

VOLUME

1

Pengadaan Bus BRT

1.050 Unit

2

Pengadaan Bus Umum /Sekolah/ Kampus

50 Unit

3

Pengadaan Bus Pemadu Moda

15 Unit

4

Pengadaan dan Pemasangan ATCS

10 Paket

5

Perencanaan/Kebijakan Teknis Bidang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan

83 Laporan

6

Perencanaan/Kebijakan Teknis Bidang Lalu Lintas

Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan

102 Laporan &

40 Kegiatan

JUMLAH

Investasi Tahun 2015:

53

(28)

3. USULAN KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2016

55

Banda Aceh

Lhokseumawe Tj. Api-Api Kertapati

a. Pulau Sumatera

Pemb. jalur KA Bireun

Lhokseumawe & persiapan

Lhokseumawe Batas Sumut

Pemb. jalur KA Rantauprapat

Kota Pinang

Reaktivasi jalur KA Muara

kalabanMuaro & Padang

-Pulau Aer

Persiapan pemb. jalur

KA Kota Pinang Duri

Dumai, Duri

Pekanbaru Muaro &

Pekanbaru Jambi

-Palembang

Pemb. jalur KA layang Medan

Bandar Khalifah

Pemb. jalur ganda KA

Simpang Tj. Api-Api

Pemb. jalur KA Rejosari

-Tarahan

Pemb. jalur ganda KA

Prabumulih Kertapati,

Baturaja Martapura, Muara

Enim Lahat & Cempaka

-Rejosari

Jalur KA Existing

Jalur KA Rencana

Lanjutan ...

56

Pemb. Jalur KA

Layang Loopline

Jabodetabek

Pemb. jalur

ganda KA &

elektrifikasi

Maja Merak

Pemb. DDT &

Elektrifikasi

Manggarai Cikarang

Reaktivasi jalur

KA Kedungjati

Tuntang

Persiapan Pemb.

Jalur KA menuju

Teluk Lamong

Pengemb. KA

perkotaan Bandung

Reaktivasi Rancaekek

- Tanjungsari

Reaktivasi/

Pemb. Tram

Kota Surabaya

Pemb. jalur ganda KA

lintas selatan Jawa antara

Purwokerto Kroya &

Kroya Kutoarjo

Pemb. jalur ganda KA

lintas selatan Jawa

antara Solo Madiun

-Wonokromo

Reaktivasi jalur

KA Semarang

-Tanjung Mas

b. Pulau Jawa

Pemb. Jalur

ganda

Citayam

-Nambo

Pemb. Shortcut

Cibungur

Tanjungrasa

Elektrifikasi

jalur KA

Yogyakarta

(29)

Lanjutan ...

57

c. Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Papua

Pembangunan jalur KA antara

Makassar Pare-Pare & Persiapan

Pembangunan jalur KA:

Manado Gorontalo Isimu,

Parepare Mamuju

Makassar Watampone

Isimu Palu Mamuju

Persiapan pemb. jalur KA:

Palangkaraya - Banjarmasin

Balikpapan Samarinda

Pontianak Batas Negara

Pontianak - Palangkaraya

Samarinda Tanjung

Redep

Persiapan pemb. Jalur

KA:

Sorong

Manokwari

Jayapura - Sarmi

Jalur KA Rencana

(30)

KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAN PELAYANAN FASILITAS ANGKUTAN LAUT

KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAN PELAYANAN FASILITAS ANGKUTAN LAUT

59

NO KEGIATAN VOLUME

1. Subsidi operasional angkutan laut perintis 96 Trayek 2. Perbaikan dan perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) milik Ditjen Hubla 56 Unit

3.

Lanjutan Pembangunan Kapal Perintis terdiri dari :

a. Type 750 DWT (Tahap II- Multiyears) termasuk supervisi 6 Unit b. Type 500 DWT (Tahap II- Multiyears) termasuk supervisi 2 Unit c. Type 200 DWT (Tahap II- Multiyears) termasuk supervisi 2 Unit d. Type 2000 GT (Tahap II- Lanjutan APBN-P) termasuk supervisi 25 Unit e. Type 1200 GT (Tahap II- Lanjutan APBN-P) termasuk supervisi 20 Unit f. Type 750 DWT (Tahap II- Lanjutan APBN-P) termasuk supervisi 5 Unit g. Type GT. 2000 (tahap I) termasuk supervisi 8 Unit h. Type 750 DWT (tahap I) termasuk supervisi 5 Unit 4. Pembangunan Kapal Pengangkut Ternak (tahap I) termasuk supervisi 2 Unit 5. Subsidi Pengoperasian Kapal Ternak 1 Unit 6. Subsidi Pengoperasian Kapal Barang Perintis 6 Unit

60

TOLI TOLI

SANGKULIRANG TANJUNG SELOR

SENGATA

TG. WANGI

Biringkasi

JAYAPURA TARAKAN

BONTANG SAMARINDA

KOTA BARU

GORONTALO

TAYIN

TOLI TOLI

SANGKULIRANG TANJUNG SELOR

SENGATA TOLI TOLI

SANGKULIRANG TANJUNG SELOR

SENGATA Tg. Pandan/Belitung BATAM TOLI TOLI

SANGKULIRANG TANJUNG SELOR

SENGATA

TG. PINANG

KUMAII KETAPANG

Ende BAWEAN

P. Simeulue P. Banyak

Lahewa Afulu Solanakak Sirombu

SeheTl.Dalam Tapak Tuan

P. Tello Boluta Saeru Sigologolo SingapoknaSinaki

Sikabaluan Srilagui M.SaibiSiberut Saumanuk Sedanau Ranai

Tambelan

P. Kerayan

Marabatuan Maradapan Masalembo PULANG PISAU Pegatan

Bahaur Maliku

Makalehi Lipang KawalusoMatutuang Kawio

Marore Miangas Karatung

Kakorotan Geme EssangRainis Beo Melonguane LirungMangarang

Pehe

Batu atas Papalia (P.Binongko) Usuku(P.Tomia) Burunga (P.Kaledupa) Banabungi

NaikliuWini Attapupu

Namrole Ulim

a P. Toyando

E

la

t

SAUMLAKI Tutu Kembong

Larat P. Molu Seira

Batu Goyang Kalar kalar

Benjina

la Sanana Indari MafaBesui

Weda Dama TobeloDaruba

Berebere

Serui Teba Sarmi D. Rombebai

Trimuris P. Mafia

Wapoga

Asiki Gententiri Ampera Tanah merah

B

u

la

(31)

KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DI BIDANG PELABUHAN & PENGERUKAN

TAHUN 2016

61

NO KEGIATAN VOLUME

1. Pinjaman Luar Negeri :

The Development of Belawan Port Project 1 Pkt

2. Pengadaan/pembangunan Kapal Tunda 7 Unit 3. Pengadaan/pembangunan Kapal Pandu 5 Unit 4. Pengadaan peralatan Stasiun Pandu 10 Unit 5. Fasilitas Utama Pelabuhan Laut (dermaga, terminal penumpang, trestle, fasilitas bongkar muat/pelayanan penumpang) 79 Lokasi 6. Fasilitas Penunjang Pelabuhan Laut (rehab gedung, pagar, jalan aspal dan lampu) 123 Lokasi 7. Pengerukan Alur Pelayaran 13 lokasi

KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN 2016

KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN 2016

62

Tanjung

Pinang Pontianak

Priok

Surabaya

Benoa

Kupang Banjarmasi

n Tarakan

Makassar Sibolg

a Bitung

Sorong

Merauke Belawan

Dumai Sabang

Teluk Bayur

Cilacap

Palembang Kendari Ambon

Tual

Jayapura

Semarang

Samarinda

NO KEGIATAN VOLUME

9. HIBAH :

PROJECT 5 - Maintenance & Replacement of Aids to Navigation in the Straits of Malacca & Singapore / KegiatanAids to Navigation Fund (ANF)

1 Pkt

10. Replacement Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 62 Unit 11. Pembangunan Sarana Bantu NavigasiPelayaran (SBNP) 269 Unit 12. Rehabilitasi Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 23 Unit 13. Repowering dan Docking Kapal Negara Kenavigasian 8 Pkt 14. Pengadaan dan pembangunan Fasilitas Telekomunikasi Pelayaran 96 Unit 15. Pengadaan dan pembangunan serta rehabilitasi fasilitaskenavigasianlainnya (gedung operasional, pagar, peralatan survei, dll) 280 Unit

NO KEGIATAN VOLUME

1. Pembangunan Kapal Induk Perambuan Paket A Tahap-Itermasuk supervisi 3 Unit

2. Pembangunan Kapal Induk Perambuan Paket B Tahap-Itermasuk supervisi 2 Unit 3. Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan Paket ATahap-I termasuk supervisi 3 Unit 4. Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan Paket BTahap-I termasuk supervisi 2 Unit 5. Pembangunan Kapal Induk Perambuan Paket A Tahap-IItermasuk supervisi 3 Unit 6. Pembangunan Kapal Induk Perambuan Paket B Tahap-IItermasuk supervisi 2 Unit

(32)

Tanjung Uban Tanjung Uban

B i t u n g B i t u n g

Tanjung Priok Tanjung Priok

Tanjung Perak

Tanjung Perak T u a lT u a l

Anyer Anyer

Sorong Sorong

63

NO KEGIATAN VOLUME

8. Pengadaan Kapal Kelas V (Fiberglass) 25 Unit 9. Pengadaan Kapal Kelas V (alumanium) 2 Unit 10. Lanjutan Pembangunan Kapal kelas I (Fast Patrol Vessel- FPV) TypeI, 75.75% 10 Unit

11. Lanjutan Pembangunan Kapal kelas I (Fast Patrol Vessel- FPV) TypeII 75.75% 15 Unit

12. Lanjutan Pembangunan Kapal kelas I Type Marine DisasterPrevention Ship (MDPS) 75.75% 5 Unit

NO KEGIATAN VOLUME

1. Lanjutan Pembangunan Kapal kelas II (100%) 2 Unit 2. Pembangunan Kapal Patroli Kelas III (alumanium) 30% 2 Unit 3. Pembangunan Kapal Patroli Kelas III (alumanium) 100% 2 Unit 4. Pembangunan Kapal Patroli Kelas III (fiberglass) 30% 6 Unit 5. Pembangunan Kapal Patroli Kelas III (fiberglass) 100% 6 Unit 6. Pembangunan Kapal kelas IV (fiberglass) 6 Unit 7. Pembangunan Kapal kelas IV (alumanium) 2 Unit

(33)

PROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN, REHABILITASI SARANA DAN PRASARANA

BANDAR UDARA TAHUN 2016

1. Pengembangan Bandar Udara peningkatan pelayanan menjadi B737 Series di 13 lokasi

2. Pembangunan dan pengembangan Bandar Udara di Daerah Rawan Bencana di 57 lokasi;

3. Pembangunan dan pengembangan Bandar Udara di Daerah Terisolir di 48 lokasi;

4. Pengembangan Bandar Udara di Kawasan Perbatasan di 30 lokasi;

5. Pelayanan Angkutan Udara Perintis dan BBM perintis sebanyak 293 rute dan 8.167 drum;

6. Pembangunan dan Pengembangan Bandar Udara baru di 24 lokasi;

7. Program Perpanjangan

Runway di 45 lokasi;

8. Perluasan Apron, pembuatan dan Pelebaran

Taxiway di 20 lokasi;

9. Peningkatan Daya Dukung Sisi Udara dan Pelapisan Sisi Udara di 23 lokasi;

10. Pekerjaan pemenuhan standar keselamatan operasi penerbangan (Air Strip dan Obstacle)

di 70 lokasi;

11. Pembangunan fasilitas pengamanan (pagar) di 55 lokasi

12. Pembangunan dan penyediaan Fasilitas Keselamatan Penerbangan, yang terdiri dari

fasilitas keamanan di 87 lokasi dan fasilitas pendaratan visual di 15 lokasi.

13. Pembangunan Terminal di 30 lokasi dan Pengembangan/ rehabilitasi Terminal

Penumpang di 13 lokasi ;

65

PROGRAM PERPANJANGAN RUNWAY

Banyuwangi

Labuan Bajo Binaka Gn. sitoli

Masamba

Kuabang kao

Larantuka saumlaki

Serui Iskandar

Pangkalan Bun

DEO-Sorong Japura

Waingapu Dewadaru Sumenep

Tebelian

SekoRampi

Bone Bua

Beto Ambari Kolaka

Kegiatan Perpanjangan

Runway

di 45 lokasi bandar Udara

: Dewadaru, Banyuwangi, Sumenep, Binaka, japura-Rengat,

Tebelian-Sintang Baru, Iskandar Pangkalan Bun, Sanggu-Buntok, Melak, Melongguane, Morowali, Poso, Buol, Seko, Rampi,

Masamba, Bone, Bua, Betoambari bau bau, Kolaka, Dobo, Saumlaki, Dumatubun, Namrole, Waingapu, Larantuka, Komodo,

Wunopito, Serui, Sarmi, Mindiptana, Oksibil, Kimam, Bomakia, Okaba, Dekai, Enggano, Galela, Kuabang-Kao, Hananjoedin ,

(34)

PERLUASAN

APRON,

PEMBUATAN DAN PELEBARAN

TAXIWAY

Kegiatan Pelebaran

Runway

dan pelebaran

Taxiway

di 20 lokasi bandar Udara

: Cut Ali- Tapak Tuan,

Silampari, Iskandar pangkalan Bun, Melak, Syukuran Aminudin Amir-Luwuk, Dumatubun, Wamena,

Bokondini, Numfor, Dekai, Kebar, Fak-Fak, Malang, Sumenep, Tjilik Riwut, Wakatobi, Ewer, Curug, Kaimana,

Long Bawan

Malang Sumenep Silampari

Wakatobi` Luwuk

Dekai Iskandar Pk. Bun

DEO-Sorong Cut Ali

Curug

Tjilik Riwut Melak

Dumatubun Fak Fak

Bokondini Wamena

Ewer Kaimana Numfor Long Bawan

Kebar

67

PENINGKATAN DAYA DUKUNG SISI UDARA DALAM RANGKA PENINGKATAN PCN

Peningkatan Daya Dukung Sisi Udara, dalam rangka peningkatan PCN di 23 lokasi bandara

: Banyuwangi,

Sumenep, Lasondre, Lampung, Sampit, KualaKurun, Gusti Syamsir Kota Baru, Syukuran Aminudin

Amir-Luwuk, Haluoleo-Kendari, Dumatubun Langgur, Tambolaka, Aroeboesman-Ende, Komodo-Labuhan Bajo,

DC Saudale- Rote, Sentani-Jayapura, Wamena, Sinak, Kuabang-Kao, Emalamo-Sanana, DEO-Sorong,

Merdey, Long Apung.

Banyuwangi Sumenep

Gt.Syamsir Alam Kendari

Luwuk

Wamenai Sampit

DEO-Sorong Lasondre

Lampung

Kuala Kurun

Dumatubun

Tambolaka Ende

Labuan Bajo Rote

Sentani

Sinak Kuabang Kao

Sanana

Merdey Long Apung

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut: 1) seseorang yang akan beracara secara prodeo di pengadilan negeri harus

Madrasah Aliyah yang selanjutnya disingkat MA adalah satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang

Biaya keuangan di akui di dal am l aporan l aba rugi komprehensif konsol i dasi an menurut dasar yang mencermi nkan t ingkat suku bunga peri odi k yang konst

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Widyawati, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN EMITEN TERHADAP JENIS

Analysis of DNA sequence data here shows that although the region of the bindin gene examined has sufficient polymorphism to detect genetic structure, there is no evidence

[r]

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU ( PLPG ) DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN PROVINSI GORONTALO PSG RAYON 128 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.. TAHAP - I : TGL

[r]