UPAYA PENANGGULANGAN TERJADINYA PENIPUAN YANG DILAKUKAN BIRO PERJALANAN UMROH
(Study Kasus Kota Bandar Lampung)
(Jurnal)
oleh
NOVI RATNAWATI 1412011316
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
ABTRAK
UPAYA PENANGGULANGAN TERJADINYA PENIPUAN OLEH BIRO PERJALANAN UMROH
(Studi Kasus Daerah Kota Bandar Lampung)
Oleh
Novi Ratnawati, Diah Gustiniati, Rini Fathonah noviratnawati@gmail.com
Tahun 2017 jumlah jamaah umroh yang telah berangkat sebanyak 62.000 dan tahun 2017 PT. First Travel telah merugikan calon jamaah haji dan umroh sebanyak 35.000 orang dan kerugian yang di taksir sebanyak 500 Miliyar. Kasus penipuan Terkait yang diteliti adalah mengenai tindak pidana penipuan umroh. Adapun masalah dalam kasus penipuan ini yaitu: a) bagaimanakah upaya penanggulangan terjadinya penipuan yang dilakukan oleh biro perjalan umroh b) apakah yang menjadi faktor penghambat dalam menanggulangi penipuan yang dilakukan oleh biro perjalanan umroh. Metodelogi yang digunakan penelitian adalah pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris. Adapun sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder di. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan upaya penanggulangan terjadinya penipuan oleh biro perjalanan umroh yaitu dengan upaya Pre-emtif dimana Kanwil Kemenag telah membuat himbauan baik langsung maupun via website. Dalam Upaya Preventif sudah dibuatnya nota kesepahaman antara Polri dengan Kemenag RI, dan dalam upaya represif Polda Bandar Lampung akan memerikasa perkaranya sampai dapat dibuktikan di persidangan. Faktor penghambat dalam penanggulangan terjadinya penipuan oleh biro perjalanan umroh yaitu tidakadanya koordinasi antara Kanwil Kemenag Provinsi Lampung dengan Polda Lampung. Lemahnya UU No. 13 Tahun 2008 tentang system penyelenggaraan Haji dan Umroh yang tidak mengatur tentang agen yang harus didaftarakan,
transaksi pembayaran yang menggunakan E-banking, tidak adanya perlindungan
bagi masyarakat yang menjadi korban dan ganti kerugian. Masyarakat mudah tergiur dengan paket umroh murah, Penulis menyarankan kepada Polda Lampung dan Kanwil Kemenag Provinsi Lampung untuk saling berkoordinasi lebih baik lagi. Kedua, Kementrian Agama RI dapat langsung memberikan sanksi bagi biro perjalanan yang melakukan penipuan, dan ketiga penulis menghimbau agar masyarakat tidak mudah tegiur dengan paket umroh murah.
ABSTRACT
THE EFFORTS IN OVERCOMING THE OCCURENCE OF FRAUD BY UMROH TRAVEL BUREAU
(Case Study of Bandar Lampung)
By
Novi Ratnawati, Diah Gustiniati, Rini Fathonah noviratnawati31@gmail.com
In 2017, the number of pilgrims who departed umroh were 62.000 and in 2017 PT. First Travel had harmed the prospective pilgrims and umroh as many as 35,000 people and losses in the estimated 500 billion. The related fraud cases studied were about the criminal acts of umroh fraud. The problems in the case of the fraud were: a) how was the effort to overcome the fraud committed by umroh travel bureau? b) What was the inhibiting factor in tackling fraud committed by umroh travel bureau? The methodology used in this research was normative and empirical juridical approach. The source and type of data in this study were primary data and secondary data. Based on the results of research conducted, the effort to overcome the fraud by umroh travel bureau is with the Preventive efforts where Regional Office of Religious Affairs Ministry has made an appeal either directly or via the website. In Preventive Effort, there was such a memorandum of understanding between the Police with the Ministry of Religious Affairs, and in the effort of repressive, Bandar Lampung Police would check the case until it could be proven in court. The inhibiting factor in the prevention of fraud by umroh travel bureau was the absence of coordination between Lampung Office Region of Religious Affairs Ministry with Regional Police of Lampung. Law no. 13 of 2008 on the system of Hajj and Umroh which does not regulate the agent to be registered, payment transactions using E-banking, the absence of protection for the victims and compensation. The citizen is easily tempted with cheap umroh package. Therefore, the author suggests Regional Police of Lampung and Regional Office of Religious Affairs Ministry of Lampung Province to be more coordinative each other. Secondly, the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia can directly impose sanctions on travel bureaus that commit fraud, and thirdly, author appeals the public not to be tempted easily with cheap umroh package.
I. PENDAHULUAN
Umroh disunahkan bagi muslim yang mampu dan dapat dilakukan kapan saja, kecual pada hari Arafah yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12, 13,
Dzulhijjah.1Biro perjalanan adalah
kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur dan menyediakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata dimana badan usaha ini menyelenggarakan kegiatan perjalanan yang bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan baik di dalam dan luar negeri.
Banyaknya pemberitaan tentang
pemnipuan oleh biro perjalanan umroh membuat masyarakat merasa takut dan merasa dirugikan baik
secara moral maupun materil.
Masyarakat dihimbau untuk selektif memlilih biro perjalanan umroh yang terpercaya. Persaudaraan Pengusaha
Travel Umroh Haji Indonesia
(Perpuhi) mengingatkan masyarakat agar tidak tergiur paket umroh dengan biaya yang terlalu murah karena dari Tahun ke Tahun selalu ada kasus penipuan Umroh. Berikut
ini merupakan databases kasus
penipuan yang terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan sebagai
berikut:2
1Dapat Dilihat Pada jurnal skripsi Ajeng Tania, Analisis Program Pelayanan
Jama’ah Haji Dan Umroh PT. Arminareka menjadi korban kasus penipuan haji dan umroh.
2. Pada tahun 2016 ercatat 290
jumlah jamaah yang menjadi
korban kasus penipuan 3
3. Pada tahun 2017 tercatat 35.149
jumlah jamaah umroh yang menjadi korban kasus penipuan haji dan umroh. dengan cara memberikan harga yang begitu murah yaitu sekitar
9 juta rupiah, padahal ia
mengetahui bahwa tariff pada
Tahun tersebut sekitar 17.4
2. Pada Tahun 2013, Polresta
Bandar Lampung kembali
menangkap Pondra Nasrullah, pimpinan PT Mulia Wisata
Abadi cabang Lampung
3. Tahun 2017, Sebanyak 21 jamaah asal Lampung merasa dibohongi oleh Biro Perjalanan (Travel)& tour Armindo dan terlantar di Hotel Bengawan, Jalan Husen Sastra Negara,
Kecamatan Benda, Kota
Tangerang.
Kejahatan penipuan itu termasuk “materieel delict” artinya untuk
kesempurnaannya harus terjadi
akibat. Sebagaimana diatur dalam Buku Kedua Bab XXV Pasal 378 KUHP, yaitu:
Barang siapa dengan maksud
untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain dengan
melawan hukum, dengan
memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat ataupun dengan
rangkaian kebohongan
menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya
member hutang maupun
menghapuskan piutang,
diancam karena penipuan
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) Tahun.
Kebijakan penipuan ini pun tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas, yaitu kebijakan sosial yang terdiri dari kebijakan atau
uppaya-upaya untuk perlindungan
masyarakat. Penaggulangan
kejahatan pada hakikatnya
merupakan dari integral
perlindungan masyarakat. Oleh
karena itu maka dapat dikatakan bahwa tujuan akhir atau tujuan utama
dari penanggulangan kejahatan
adalah perlindungan masyarakat
untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat.6
Hukum merupakan keseluruhan
peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama yang dapat dipaksakan dengan suatu sanksi. Pelaksanaan hukum dapat
berlangsung secara formal dan
damai, tetapi dapat juga terjadi karena pelanggaran hukum harus
ditegakkan.7 Berdasarkan Latar
Belakang Masalah Tersebut, Maka
Penulis Tertarik Melakukan
Penelitian Dengan Judul “Upaya
Penanggulangan Terjadinya
Penipuan Oleh Biro Perjalanan
Umroh (Studi Kota Bandar
Lampung)”.
II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Upaya Penanggulangan Terjadi Penipuan Oleh Biro Perjalanan Umroh (Studi Kasus Kota Bandar Lampung).
Upaya penanggulangan kejahatan atau tindak pidana dapat diartikan
sebagai “pengaturan atau
penyusunan secara rasional usaha-usaha pengendalian kejahatan oleh
masyarakat” dan tidak terlepas dari
kebijakan yang lebih luas, yaitu
kebijakan sosial.8
Menurut bahasa, penipuan berasal
dari kata “tipu” yang berarti
6I Barda Nawawi Arif, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya Bakti, Bandung 2001hlm. 2
7Sudikno mertokusumo, mengenal hukum suatu pengantar, Yogyakarta ,Liberty 2003 hlm 37
perbuatan atauperkataan tidak jujur
menyesatkan, mengakali atau
mencari untung. Sedangkan
penipuan merupakanproses dari
tindakan menipu.9Secara yuridis,
penipuan berarti perbuatan
denganmaksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan
hukumdengan memakai nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat atau
kebohongan yangdapat
menyebabkan orang lain dengan mudah menyerahkan barang, uang
atau kekayaan.10
Dengan demikian penegakan hukum pidana yang merupakan bagian hukum pidana perlu ditanggulangi dengan penegakan hukum pidana
dan penyempurnaan peraturan
perundang-undangan hukum pidana
dengan penerapan, pelaksanaan,
sanksi yang sesuai tepat sasaran,
tidak lupa meningkatkan peran
masyarakat dalam berpartisipasi
dalam upaya penanggulangannya. Menurut Kunarto kejahatan secara umum yaitu:
1. Upaya Pre-emtif 11
upaya penanggulangan Upaya yang
dilakukan untuk menghilangkan
penyebab kejahatan. Upaya ini
dilakukan untuk menghilangkan
faktor penyebab yang mendorong terjadinya kejahatan tersebut.
Amanah12 menyatakan bahwa Kami
selaku pengawas penyelenggaraan
9 Adam Normies, Kamus Bahasa Indonesia, Bandung: Karya Ilmu, 1992, hlm. 72 10 Soehandi, Kamus Populer Kepolisian Semarang: Koperasi Wira Raharja, Pokok-pokok Kriminologi. Jakarta, PT. Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 29
11http//silabusca.blogspot.com diakses pada tanggal 11 agustus -2017 pukul 09:25
haji dan umroh telah membuat
spanduk dan website yang
bertuliskan “Anda Ingin Pergi Haji
Dan Umroh ? Pastikan Jadwal
Keberangkatanya, Travelnya,
Terbangnya Hotelnya Dan Visanya”.
Himbauan tersebut dibuat agar
masyarakat ingat dan lebih
berhati-hati lagi dalam memilih biro
perjalanan umroh.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif Yaitu upaya
penanggulangan non penal yang
menitiberatkan pada tindakan
preventif (pencegahan). Upaya
pencegahan yang dilakukan untuk mengurangi kejahatan.
Sanusi Husin13 menyatakan bahwa
untuk mencegah terjadinya penipuan yang dilakukan oleh biro perjalanan umroh adalah sebagai berikut:
a. Adanya hubungan antar pihak
terkait dalam menanggulangi penipuan umroh;
b. Adanya jaminan rasa aman yang
diberikan oleh pihak biro
perjalanan umroh bahwa
masyarakat tidak akan merasa ditipu dan harus ada Undang-Undang yang mengatur tentang jaminan untuk calon jamaah haji dan umroh;
c. Untuk biro perjalanan umrohnya
sendiri harus juga berperan untuk melakukan seleksi internal dan eksternal. Seleksi internal yang harus dilakukan oleh biro
perjalanan umroh adalah
membebaskan masyarakat yang
12
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan Haji Dan Umroh tanggal 25 oktober 2017
13
ingin menjadi agen tetapi harus terdaftar di perusahaan terbatas (PT) biro perjalanan umroh dan seleksi external adalah biro perjalanan umroh ini harus
memberikan sosialisasi baik
langsung maupun tidak langsung (melalui media social) tentang profil perusahaan, biaya, jadwal keberangkatan;
d. Biro perjalanan umroh juga
harus memberikan informasi
untuk melindungi masyarakat dari penipuan umroh.
Amanah14 juga menyatakan bahwa
upaya preventif yang kedua adalah sudah dibuatnya nota kesepahaman antara Kementerian Agama Republik
Indonesia dengan kesepahaman
Negara Republik Indonesia Nomor: D/152 Tahun 2013 dan Nomor: B/11/III/2013 tentang Pengawasan Dan Penegakan Hukum Terhadap Penyelenggara Ibadah Haji Khusus
Dan Umroh. Yang isinya
menerangkan tentang kesepakatan antara kedua bela pihak untuk
mengadakan kerja sama dalam
rangka pengawasan dan penegakan
hukum terhadap penyelenggara
ibadah haji khusus dan
penyelenggara perjalanan ibadah
umroh melalui nota kesepahaman.
3. Upaya Represif
Usaha yang dilakukan untuk
menghadapi pelaku kejahatan seperti dengan pemberian hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku dimana tujuan diberikan hukuman agar
pelaku jera, pencegahan serta
perlindungan sosial.Tindakan
14
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan Haji Dan Umroh tanggal 25 oktober 2017
represif merupakan tindakan
preventif dalam pengerian yang luas.
Sanusi Husin15 menyatakan bahwa
untuk menanggulangi terjadinya
penipuan yang dilakukan oleh biro perjalanan umroh adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat yang menjadi korban
penipuan bisa langsung
menyelesaikan kasusnya dengan
melaporkan kepada pihak
berwajib atau dengan cara damai;
b. Perlu adanya undang-undang
yang mengatur tentang
pemulihan kembali maksudnya adalah masyarakat yang menjadi korban menginginkan adanya
sanksi administrative bukan
hanya sanksi pidana yang
dijatuhkan untuk para pelaku. Dalam hal ini korban penipuan umroh harus mendapatkan biaya
ganti kerugian atas kasus
penipuan umroh.
Ahmad Defyudi16 menyatakan
bahwa pihak kepolisian baru bisa
melakukan penindakan setelah
adanya delik aduan masyarakat selaku calon jamaah umroh atau Haji
khusus yang merasa dirinya
dirugikan dengan pihak biro
perjalanan umroh. Kemudian pihah
kepolisian akan menindaklanjuti
aduan masyarakat sampai akhirnya pembuktian yang telah dibuat oleh penyidik telah lengkap adan telah diterima berkasnya oleh kantor Kejaksaan Tanjung Karang. Berikut data kasus yang sudah selesai sampai
15
Hasil wawancara dengan Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung tanggal 12 November 2017
16
ketahap pembuktian dan telah diterima di Pengadilan Negeri di Bandar Lampung.
a. Pada tahun 2011, Pengadilan
negeri tanjung karang telah
memutus perkara penipuan umroh
dengan Perkara Nomor:
758/Pid.B/2011/PN.TK. Majelis
Hakim menjatuhkan pidana
penjara kepada terdakwa, yaitu 1 tahun 4 bulan.
b. Pada tahun 2017, Kasus penipuan
umroh dengan terpidana Sdr. Hernia Chiba yang menawarkan paket perjalanan umroh kepada Yuni Wulandari sebesar Rp. 22.000.000.- ( Dua Puluh Dua
Juta Rupiah) dan akan di
berangkatkan pada tanggal 26 desember 2016. Kasus tersebut sudah selesai dan Pengadilan Negeri Tanjung Karang telah
memutus perkara Sdr.Herlina
Chiba binti (alm) yakub dengan pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan
Amanah17 menyatakan bahwa upaya
respresif yang dilakukan oleh kanwil
kementerian agama Provinsi
Lampung kepada biro perjalanan umroh yang bermasalah sebagai berikut;
1) Biro perjalanan perjalanan
umroh yang sudah terdaftar dan
ditelantarkan oleh
penyelenggara perjalanan Ibadah Umroh.
2) Adanya tembusan yang
seharusnya diberikan ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. tetapi sampai saat ini pihak kepolian daerah Bandar Lampung.
17
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan Haji Dan Umroh tanggal 25 oktober 2017
B. Faktor-Faktor Penghambat Dalam Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Penipuan Yang Dilakukan Oleh Biro Perjalanan Umroh (Studi
Kasus Kota Bandar
Lampung).
Faktor penghambat dalam penegakan hukum pidana menurut teori yang dilakukan oleh Soejono Soekanto
yang menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi adalah sebagai berikut :
1. Faktor Perundang - undangan (Substansi hukum)
Faktor Undang-Unadang menpunyai peran yang utama dalam penegakan
hukum dan berlakunya kaedah
hukum dimasyarakat ditinjau dari kaedah hukum itu sendiri.
Sanusi Husin18 menyatakan bahwa
kaedah hukum itu harus berlaku
secara efektif dan menciptakan
kesejahteraan masyarakat. Namun dalam hal ini karena perkembangan
masyarakat membuat sistem
perundang-undangan di Indonesia dipandang sudah tidak efisien lagi, misalnya seperti;
a. Tidak adanya Undang-Undang
yang mengatur tentang
pelaksanaan dan koordinasi
antara Biro Perjalanan Umroh dan agen dari biro perjalanan umro itu sendiri.
b. Dalam Undang-Undang No. 13
Tahun 2008 tentang tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh tidak menjelaskan sistem sistem pembayaran elektronik (E-Banking).
18
Amanah19 menyatakan bahwa dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2008
tentang tentang penyelenggaraan
ibadah haji dan umroh tidak
menjelaskan agen dari biro
perjalanan. Dalam hal ini perbedaan antara biro perjalanan umroh dan agen perjalanan adalah sebagai berikut;
a. Biro perjalanan Umroh adalah
perusahaan yang memiliki
tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang
merencanakan untuk
mengadakannya. Dan meliliki tugas untuk Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan.
b. Agen Travel Umroh adalah
perantara dari Badan usaha yang
menyelenggarakan usaha
perjalanan yang bertindak
sebagai perantara dalam menjual
atau mengurus jasa untuk
melakukan perjalanan
2. Faktor Penegak Hukum
Faktor ini adalah salah satu faktor penting pada penegakan hukum, karena penegak hukum merupakan aparat yang melaksanakan proses
upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma norma hukum
secara nyata sebagai pedoman
perilaku hubungan–hubungan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, untuk menjamin dan memastikan tegaknya hukum itu sendiri.
Amanah20 menyatakan bahwa polisi
merupakan penegak hukum dalam
19
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan Haji Dan Umroh tanggal 25 oktober 2017
20
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pembinaan Haji Dan Umroh tanggal 25 oktober 2017
tahap awal dalam menanggulangi penipuan umroh. Namun, Kepolisian Daerah Lampung menjadi faktor
penghambat dalam penegakan
hukum. Dimana pihak kepolisiasn daerah Lampung tidak memberikan tembusan kepada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provisi
Lampung mengenai aduan
masyarakat yang menjadi korban penipuan umroh. Padahal pada tahun
2013 telah dibuatnya Nota
Kesepahaman antara Kementerian Agama Republik Indonesia dengan
kesepahaman Negara Republik
Indonesia Nomor: D/152 Tahun 2013 dan Nomor: B/11/III/2013 tentang Pengawasan Dan Penegakan
Hukum Terhadap Penyelenggara
Ibadah Haji Khusus Dan Umroh.
Achmad Defyudi21 menyatakan
bahwa faktor penghambat pada
penegakan hukum dalam
menanggulangi penipuan umroh
adalah minimnya laporan dari Kantor Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provisi Lampung tentang biro
perjalanan umroh yang tidak
terdaftar di Kantor Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provisi
Lampung sehingga penipuan umroh ini sulit ditanggulangi.
3. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung
Faktor sarana atau fasilitas
pendukung mencakup perangkat atau
fasilitas pendukung mencakup
perangkat lunak dan perangkat keras. Sarana dan fasilitas yang memadai diperlukan demi mendukung proses penanggulangan penipuan umroh.
21
Sarana dan fasilitasnya antara lain mencangkup informasi yang akurat mengenai daftar biro perjalanan umroh yang mendapatkan izin dari Kementerian Agama, harga minimal yang ditetapkan oleh pemerintah, bagaimana cara membedakan mana biro perjalanan yang resmi.
4. Faktor Masyarakat
Kepatuhan hukum masyarakat
terhadap hukum, merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum
yang bersangkutan. Sikap
masyarakat yang kurang menyadari bahwa setiap warga turut serta dalam penegakan hukum tidak semata-mata menganggap tugas penegakan hukum urusan penegak hukum menjadi salah satu faktor penghambat dalam penegakan hukum.
Tuti22 menyatakan bahwa
masyarakat berperan penting dalam
menanggulangi penipuan umroh.
Dalam hal ini masyarakat juga harus paham betul untuk memilih biro perjalanan yang sudah terdaftar di
Kementerian Agama Republik
Indonesia dan tidak tergiur dengan penawaran harga murah dan kualitas bagus.
Berdasarkan analisis penulis bahwa masyarakat lebih teliti melilih biro perjalan umroh yang resmi dan tidak tergiur dengan paket umroh murah, untuk memilih travel yang aman masyarakat harus memperhatiakan sebagai berikut;
1. Pilih Travel Resmi Yang
Terdaftar Di Kementerian
Agama;
2. Periksa Alamat Kantor Travel
22
Hasil wawancara dengan Pemilik Agen Travel Umroh tanggal 13 oktober 2017
Sebelum kita tentukan akan memilih jasa travel yang mana;
3. Perhatikan (Track Record)
6. Cek Cara Pembayaran.
7. Gali Informasi Dari Kerabat.
8. Tanyakan Ada Atau Tidaknya
Pembimbing Saat Ibadah
Umroh
5. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan Indonesia merupakan dasar dari berlakunya hukum adat.
Berlakunya hukum tertulis
(perundang-undangan) harus
mencerminkan nilai - nilai yang menjadi dasar hukum adat. Dalam penegak hukum, semakin banyak
penyesuaian antara peraturan
perundang - undangan dengan
kebudayaan masyarakat. Budaya
masyarakat yang ingin pergi ketanah suci mekah dengan harga murah juga
menjadi salah satu faktor
penghambatnya. Karerna banyaknya masyarakat yang tergiur membuat
semakin banyak pula korban
penipuan umroh.
III. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah
1. Upaya penanggulanga terjadinya penipuan oleh biro perjalanan umroh adaah sebagai berikut;
a. Upaya Pre-emtif yang sudah
dilakukan adalah Kantor Wilayah kementerian agama Provinsi Lampung sudah membuat himbauan baik
melalui spanduk dan
website untuk tidak mudah
percaya dengan paket
umroh murah, kemudian salah satu agen travel umroh sudah menunjukan profil
perusaaanya diawal
kemudian untuk
memberikan rasa aman,
calon jamaahnya dapat
memantau langsung via
website perusahaan;
b. Upaya Preventif yang sudah
dilakukan adalah dari
Kementerian Agama Dan
Kepoliasian Republik
Indonesia untuk mecegah terjadinya penipuan umroh
dengan membuat nota
kesepahaman. Kemudian
dari Kementerian
Agamanya sendiri sudah
memperketat dan
melakukan seleksi teradap biro perjalanan umroh yang
ingin mendapatkan izin
operasi.
c. Upaya represif yang sudah
dilakukan adalah yang
sudah dilakukan oleh pihak
kepolisian, yaitu dengan
cara melakukan suatu
tindakan yang membuat
pelaku menjadi jera.
Dimana pihak kepolisian ini ketika telah terjadi penipuan
umroh akan melakukan
penyedikian sampai akirnya
dapat dibuktikan
dipersidangan.
2. Faktor-faktor yang menjadi
penghambat penanggulanga
terjadinya penipuan oleh biro perjalanan umroh adaah sebagai berikut;
a. Faktor penegak hukum,
dimana tidak adanya
koordinasi antara pihak
kepolisian daerah Bandar
Lampung untuk
mengeluarakan tembusan
kepada Kantor Wilayah
Kementerian Agama
Provinsi Lampung.
b. Faktor perundang-undangan,
dimana tidak adanya
Undang-Undang yang
mengatur tentang syarat di perbolehkanya menjadi agen
perjalanan umroh, tidak
adanya peraturan tentang transaksi elektronik dalam melakukan transaksi, tidak adanya perlindungan dan
anti kerugian kepada
masyarakat yang menjadi korban.
c. Faktor masyarakat dimana
masyarakat muda tergiur
dengan paket perjalanan
umroh yang murah.
d. Faktor kebudayaan, dimana
banyaknya masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah
umroh tanpa
mempelajari/mencari tahu
mana biro penyelenggara umroh yang terdaftar dan tidak obral janji.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan
pemabahasan, penulis ingin
menyampaikan saran sebagai
berikut:
1. Pihak kepolisian daerah Bandar
Lampung dapat lebih
dalam memberantas kasus
penipuan umroh dan lebih
menjalin hubungan yang baik
dengan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung
2. Pihak kementerian agama bisa
mengambil tindakan cepat untuk
menghukum dan/atau
memberikan sanksi kepada biro
perjalanan umroh yang
melakukan penipuan terhadap calon jamaahnya dan bagi biro perjalanan umroh yang ingin membuka cabang atau agen perjalanan harus terdaftar di Kementerian Agama Republik Indonesia.
3. Penulis juga menghimbau
kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur dengan paket perjalanan umroh yang murah. Jadilah masyarakat yang cerdas dan berhati hati dalam memilih biro perjalanan umroh. Jangan lupa pastikan travel umrohnya
terdaftar, biayanya dapat
dikatakan wajar, jelas hotelnya dan juga perhatikan visanya.
Daftar Pustaka
Mertokusumo, Sudikno. 2003.
Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta , Liberty
Nawawi Arief, Barda. 2002. Bunga
Rampai Kebijakan Hukum Pidana. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.
Nawawi Arief, Barda. Kebijakan
Penanggulangan Hukum
Soehandi, Kamus Populer