• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membumikan Astronomi Untuk Memberi Solus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Membumikan Astronomi Untuk Memberi Solus"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasonal (LAPAN) Hak cipta dilindungi Undang-Undang

2009

ISBN:

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Membumikan Astronomi untuk Memberi Solusi Djamaluddin, T.

i + 42 hlm; 148 x 210 mm

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Jl. Pemuda Persil No.1 Jakarta 13220

(2)

PRAKATA PENGUKUHAN

Assalamu’alaikum wr. wb.,

Majelis Pengukuhan Profesor Riset dan hadirin yang saya hormatii,

Alhamdulillah, Allah telah memberikan bimbingan dan kekuatan kepada saya untuk mencapai jabatan fungsional tertinggi, Peneliti Utama IVe bidang Astronomi-Astrofisika. Dengan orasi ilmiah ini, insya-allah jabatan profesor riset akan dikukuhkan. Jabatan profesor riset adalah jabatan tertinggi yang dicita-citakan oleh seorang peneliti dalam pengembangan karir fungsionalnya.

Orasi ilmiah ini merupakan uraian jejak ilmiah karir fungsional saya di hadapan Majelis Pengukuhan Profesor Riset dan para hadirin, dengan memaparkan perjalanan kegiatan kepakaran saya yang berangkat dari astronomi murni, kemudian membumikan astronomi dalam makna mencari pemanfaatan astronomi bagi kehidupan di bumi, sampai pemikiran saya dalam memberikan solusi bagi pemerintah dan masyarakat dengan memanfaatkan pemahaman astronomi. Oleh karenanya orasi ini saya beri judul :

MEMBUMIKAN ASTRONOMI UNTUK MEMBERI SOLUSI

Dalam pemaparannya, orasi ilmiah ini saya bagi dalam lima bab berikut :

I. Pendahuluan

(3)

IV. Astronomi Memberi Solusi

V. Penutup

(4)

I. PENDAHULUAN

Majelis dan hadirin yang saya hormatii,

Suatu hari di kelas I SMP Negeri 1 Cirebon seorang guru meminta para siswa menuliskan cita-citanya. Dengan

mantap saya tuliskan “Menjadi Peneliti”. Ya, menjadi peneliti

adalah cita-cita saya sejak kecil. Saat SD, saya temukan sebuah kunci gembok bekas berkarat di kebun belakang rumah lalu saya pecahkan dengan palu dan berhari-hari saya ulik cara kerja kunci gembok tersebut. Saya juga gemar mengamati biji-biji yang tumbuh saat awal musim hujan dan tunas pohon pisang yang mampu menembus lapisan semen. Saya kumpulkan berbagai jenis biji dan batu. Saya buat eksperimen kimia sendiri dengan bekas lampu neon.

Saya memang gemar membaca dan banyak ingin tahu akan segala sesuatu. Dengan segala keterbatasan fasilitas, saya baca buku-buku IPA dan Ilmu Bumi untuk SMP milik kakak sepupu saat saya duduk di kelas V SD. Ada manfaatnya juga. Guru saya memuji bahwa soal tentang asal-usul minyak bumi saat THB (Test Hasil Belajar) hanya saya yang bisa menjawab, padahal di kelas pun belum pernah diajarkan. Pujian itu pula yang akhirnya membangkitkan kembali semangat saya setelah nyaris putus sekolah karena masalah biaya.

Semula saya tertarik dengan penelitian tumbuhan. Namun saat kelas III SMP, saya membaca majalah iptek

populer “Mekatronika” dan “Scientiae” yang pada terbitan

waktu itu banyak mengulas soal UFO (Unidentified Flying Objects, “piring terbang”) dan antariksa. Ketertarikan pada soal antariksa diperkuat saat SMA. Bermula dari keinginan

untuk mengkaji dan menulis tentang “UFO: Bagaimana

(5)

Encyclopedia Americana yang membahas astronomi. Alhamdulillah, dengan bantuan teman yang mengetikkan naskah saya, tulisan itu bisa dimuat di majalah Scientiae, No. 93/1979, saat saya kelas I SMA. Itulah publikasi hasil kajian saya yang pertama, walau baru sebagai karya ilmiah populer. Ada juga hasil karya penelitian tentang kromatografi kertas yang dikirimkan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diselenggarakan LIPI.

Alhamdulillah, tawaran PP II (Proyek Perintis II, penerimaan mahasiswa tanpa test berdasarkan penelusuran minat dan kemampuan) di ITB memberi jalan untuk menjadi peneliti astronomi-atrofisika. Materi kuliah dan aktivitas lain yang mendukung pematangan sikap ilmiah selama menjadi mahasiswa astronomi ITB memberi bekal cukup banyak untuk

menjadi peneliti. Motivasi Qur’aniyah juga memperkuat tekad

saya untuk mempelajari alam semesta.

(6)

(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka

peliharalah Kami dari siksa neraka”. (QS.3:190-191)

II. BERANGKAT DARI ASTRONOMI MURNI

Majelis dan hadirin yang saya hormati,

Hanya sempat menjadi “penganggur” selama 2 pekan,

seusai wisuda sarjana astronomi di ITB pada 16 Oktober 1986

dengan tugas akhir “Distribusi Bintang OB2 di Arah Puppis”,

saya memantapkan diri menjadi peneliti antariksa jauh di Bidang Antariksa LAPAN sejak 1 November 1986. Makalah pertama yang saya hasilkan sebagai peneliti junior adalah

“Pendekatan Atmosfer Kelabu bagi Fotosfer dan Sunspot” (Djamaluddin, et al., 1987). Disusul menjadi penulis tunggal

”Koreksi Orientasi Sumbu Polar Teleskop Ekuatorial” (Djamaluddin, 1987a), ”Analisis Bayangan Gerhana Bulan

Untuk Menafsirkan Karakteristik Atmosfer Atas”

(Djamaluddin, 1987b), dan “Interpretasi Penyebaran Debu Letusan Gunung Api dari Bayangan Gerhana Bulan”

(Djamaluddin, 1987c). Menjelang tugas belajar ke Jepang (April

1988) saya penyelesaikan makalah penelitian “Penentuan Posisi

Komet” (Djamaluddin, 1988). Sebagai pegawai LAPAN junior,

saya telah menemukan jalan hidup saya yang telah saya cita-citakan sejak SMP: menjadi peneliti. Kegemaran saya menulis sejak SMP pun banyak mendukung profesi saya.

(7)

CCD Photometry for Determining Distance of Nearby Interstellar Clouds” (Djamaluddin, 1991) , “Possibility of Using NIR Ca II Triplet + Paschen 12 Lines Photometry in Searching New T-Tauri Stars” (Djamaluddin, 1992). Fokus penelitian saya pada program master adalah mencari metode fotometri baru untuk penentuan jarak awan antarbintang dan mencari bintang-bintang baru.

Penelitian lanjutan di program doktor adalah menemukan jejak evolusi bintang baru (protostar) dari awan antarbintang menjadi bintang muda dengan data satelit infra merah (IRAS, Infrared Astronomical Satellite). Di samping itu, bersama grup ekstragalaksi, dengan memanfaatkan data IRAS dan peta bintang, saya turut melakukan survai untuk menemukan struktur besar alam semesta dari data inframerah yang sebelumnya tak tampak. Hasil survai tim peneliti tersebut

dipublikasikan menjadi “A Search for IRAS Galaxies Behind the Southern Milky Way” (Yamada et al., 1993) dan “Connection of Large-Scale of the Galaxy Distribution behind the Southern Milky Way” (Yamada, et al., 1993).

Dalam disertasi doktor saya, jejak evolusi bintang muda yang baru keluar dari awan antarbintang berhasil digambarkan dalam diagram serupa diagram Herzprung-Russel bagi bintang tampak, tetapi dengan panjang gelombang inframerah. Karena penekanannya pada pembaruan diagram H-R inframerah yang menggambarkan jejak evolusi bintang muda, dua publikasinya

(8)

Seusai program doktor, saya kembali ke LAPAN untuk mengintegrasikan pemahaman astronomi inframerah, debu dan gas di antariksa, serta astronomi berbasis antariksa dengan program penelitian antariksa di Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa. Saya menyadari tidak mungkin penelitian astronomi murni terkait pembentukan bintang dikembangkan di LAPAN. Tetapi banyak alat bantu fisis-astronomis yang saya pelajari bisa saya terapkan untuk mendukung penelitian lingkungan antariksa di LAPAN. Kajian asal-usul bintang bisa diterapkan pada asal-usul matahari dengan sisa-sisanya berupa komet dan hujan meteor yang menjadi fenomena penting di lingkungan antariksa yang secara langsung atau tak langsung berpengaruh pada lingkungan bumi.

Kajian tersebut dipublikasi dengan judul “Telaah Orbit Komet dalam Kaitannya dengan Hujan Meteor” (Djamaluddin, 1995)

dan “Variation of Meteors as Detected by Meteor Wind Radar in Indonesia” (Djamaluddin, 2002).

Fasilitas kerjasama LAPAN - Universitas Kyoto berupa Meteor Wind Radar (MWR) di Kototabang (sebelumnya di Serpong dengan kerjasama bersama BPPT) memungkinkan mengkaji aspek astronomis dari data fluks meteor. Beberapa makalah dihasilkan dari penelitian dengan menggunakan data

MWR tersebut, yaitu “Analisis Lingkungan Antariksa

Berdasarkan Influks Meteor dari Meteor Wind Radar Serpong dan Kototabang” (Djamaluddin, 2006), “Pengembangan Model

(9)

terjadinya fenomena meteor, tetapi tampaknya karena variasi kerapatan mikrometeoroid di lingkungan antariksa.

Walaupun fokus penelitian tugas akhir pendidikan saya adalah pembentukan bintang dan struktur galaksi serta struktur besar alam semesta, fisika bintang dan fisika matahari merupakan mata kuliah utama yang juga harus saya pelajari selama kuliah astronomi. Karenanya, ketika Bidang Matahari dan Lingkungan Antariksa (yang kemudian berubah menjadi Bidang Matahari dan Antariksa) juga menuntut saya masuk pada penelitian matahari, saya tinggal mengintegrasikan ilmu yang saya pelajari dengan kebutuhan lembaga. Beberapa

publikasi penelitian fisika matahari adalah ”Evolution of Solar Activities Periodicity and Possible Relation to solar Inertial Motion” (Djamaluddin, 2002), Prediktibilitas Cuaca Antariksa" (Djamaluddin, 2003), ”Solar Activity Prediction from Reconstruction of Wavelet Analysis” (Djamaluddin, 2003), ”Prediction of Solar Cycle 24 Based on Wavelet Analysis of Asymmetric Hemispheric Sunspot Number” (Djamaluddin, 2005a), dan ”Metode Baru Prakiraan Siklus Aktivitas Matahari

dari Analisis Periodisitas” (Djamaluddin, 2005b).

III. MEMBUMIKAN ASTRONOMI

Majelis dan hadirin yang saya hormati,

(10)

astronomi dengan mencari aplikasi fenomena astronomis yang secara langsung memberi manfaat untuk pemahaman tentang ruang kehidupan di bumi. Salah satunya adalah pemahaman karakteristik gerhana bulan yang dapat menggambarkan kondisi lingkungan atmosfer bumi. Hasil kajian itu saya tuliskan dalam dua makalah ”Analisis Bayangan Gerhana

Bulan Untuk Menafsirkan Karakteristik Atmosfer Atas” (Djamaluddin, 1987b), dan “Interpretasi Penyebaran Debu Letusan Gunung Api dari Bayangan Gerhana Bulan”

(Djamaluddin, 1987c).

Seusai menyelesaikan pendidikan di Jepang dengan fokus penelitian tentang materi antarbintang dan pembentukan bintang, hal-hal yang saya upayakan untuk membumi adalah pemahaman baru tentang pembentukan tata surya, sisa-sisanya berupa debu antarplanet, komet, dan meteoroid, serta dampaknya pada bumi. Makalah pertama yang saya tulis pada awal saya kembali aktif sebagai peneliti LAPAN adalah ulasan

tentang “Evolusi Planet Bumi dan Pengaruh Lingkungan Tata

Surya” (Djamaluddin, 1994). Kemudian mengarahkan program

penelitian terkait dengan pengaruh kosmogenik (berasal dari lingkungan antariksa) pada lingkungan bumi.

Penelitian dalam program penelitian tahunan 1995

bertema “Pengaruh Mikrometeoroid dari Komet pada

(11)

tersebut sebenarnya memerlukan penelitian lanjutan karena selama ini awan cirrus selalu dianggap terbentuk dari mekanisme pembentukan awan konvektif cumulonimbus yang menjulang sampai troposfer atas. Sayangnya ketiadaan data pendukung untuk analisis partikel pada air hujan menyebabkan penelitian lanjutan belum dapat saya lakukan. Kajian lanjutan

baru sampai pada ulasan “Keterkaitan antara Komet dan Hujan

Meteor” (Djamaludin, 1998) yang membahas lebih rinci tentang

hujan meteor yang dikaitkan dengan orbit komet-komet untuk mengidentifikasi kemungkinan pengaruhnya di Indonesia.

Penelitian pengaruh lingkungan antariksa kemudian mengarah pada pengaruh aktivitas matahari dan pasang-surut bulan-matahari pada bumi. Hasil penelitian itu dipublikasi

dengan judul “Pengaruh Aktivitas Matahari dan Faktor lainnya pada Suhu Atmosfer Permukaan di Indonesia” (Djamaluddin, Admiranto, dan Sinambela, 1997) dan ” Efek Pasang Surut Bulan dan Aktivitas Matahari terhadap Curah Hujan di

Indonesia” (Djamaluddin, 1997). Walau ada indikasi pengaruh

aktivitas matahari, tetapi pengaruh pada suhu di Indonesia sebenarnya kurang tampak, karena variasinya memang tidak terlalu besar. Pengaruh aktivitas matahari dan pasang-surut bulan-matahari baru tampak pada curah hujan, khususnya untuk curah hujan di Jakarta (sebagai sampel dengan data yang cukup panjang) yang cenderung meningkat saat aktivitas matahari meningkat. Demikian juga periodisitas pasang-surut bulan-matahari (luni-solar) juga mengindikasikan adanya pengaruh pada curah hujan di Indonesia.

(12)

dan Aktivitas Matahari pada Penyebaran Awan di Indonesia" (Djamaluddin, 1998) mengungkapkan secara meyakinkan berdasarkan analisis spektral wavelet bahwa liputan awan di Indonesia terpengaruh oleh aktivitas matahari (terutama pada musim kering) dan pasang-surut bulan-matahari. Memang analisis spektral lazim digunakan untuk mengkaji pengaruh suatu fenomena terhadap fenomena lainnya dengan menganalisis spektral periodisitasnya, dalam kondisi banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.

Penelitian lanjutan dengan menambahkan parameter lainnya (SOI – southern oscillation index – sebagai indikasi ENSO dan indeks liputan debu letusan gunung) dipublikasi

(13)

Upaya saya membumikan astronomi dengan mengembangkan penelitian dampak antariksa pada bumi

dipublikasi dalam makalah ”Mencari Aplikasi Astronomi:

Faktor Kosmogenik pada Iklim" (Djamaluddin, 2001) dan "Space Based Data: Between Pure Science and Down-to-Earth Application in Indonesia" (Djamaluddin, 2004). Bukan mengada-ada, tetapi itu merupakan upaya agar pemahaman astronomi yang mencakup fenomena alam yang luas dapat dimanfaatkan bukan sekadar untuk pengembangan sains.

Kajian tentang dampak lingkungan antariksa pada bumi difokuskan pada masalah sampah antariksa. Ini adalah awal penelitian tentang sampah antariksa yang menjadikan LAPAN sebagai satu-satunya pusat informasi di Indonesia tentang sampah antariksa. Lingkungan antariksa yang mengandung ancaman tumbukan antara satelit dengan benda antariksa alami (meteoroid) dan sampah antariksa diulas dalam makalah "Masalah Meteoroid dan Sampah Antariksa pada Satelit Geostasioner" (Djamaluddin, 2002) dan "Risiko Benda Jatuh Antariksa" (Djamaluddin, 2003). Penelitian komprehensif tentang sampah antariksa yang dipengaruhi aktivitas matahari dipublikasikan dalam makalah "Pengaruh Aktivitas Matahari Pada Kalahidup Satelit " (Djamaluddin, 2005). Penelitian tersebut menunjukkan secara lebih jelas bahwa pada masa matahari aktif, potensi sampah antariksa jatuh ke bumi lebih banyak terjadi, artinya potensi bencana benda jatuh antariksa di wilayah Indonesia yang merupakan daerah ekuator yang cukup panjang relatif meningkat. Hal ini harus menjadi perhatian bagi LAPAN dalam memberikan layanan informasi potensi bahaya benda jatuh antariksa. Terkait dengan kondisi fisik lingkungan antariksa di wilayah orbit satelit, ulasannya

(14)

IV. ASTRONOMI MEMBERIKAN SOLUSI

Majelis dan hadirin yang saya hormati,

Membumikan astronomi tentu berorientasi pada upaya mencari aplikasinya yang memberi manfaat bagi masyarakat dan memberikan solusi bagi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Dua hal utama yang saya awali adalah kajian benda jatuh antariksa di wilayah Indonesia dan tawaran solusi penyatuan hari raya umat Islam dengan penyatuan kriteria astronomis tanpa mempermasalahkan perbedaan metode hisab dan rukyat, namun tetap merujuk pada dalil-dalil syar’i (hukum -hukum agama) yang disepakati bersama.

(15)

dipublikasikan makalah "Analisis Orbit dan Identifikasi Benda Jatuh Antariksa di Indonesia" (Djamaluddin, 2004).

Pada sisi lain astronomi telah memberikan perangkat penting bagi kehidupan manusia dalam hal penentuan waktu dan arah. Oleh karenanya untuk membumikan astronomi dan mempopularisasikannya, saya telah menuliskan makalah teknis ilmiah astronomi dan artikel ilmiah populer tentang penentuan waktu dan arah, khususnya terkait dengan penentuan waktu ibadah dan penentuan arah kiblat bagi umat Islam sebagai penduduk mayoritas Indonesia.

Beberapa makalah ilmiah dalam kaitan dengan pemanfaatan astronomi untuk aplikasi di masyarakat telah saya

publikasikan: “Peran Penting Almanak Astronomi di

Masyarakat” (Djamaluddin, 1995), "Visibilitas Hilal di Indonesia" (Djamaluddin, 2000), "Re-evaluation of Hilaal Visibility in Indonesia", (Djamaluddin, 2001), "Calendar Conversion Program Used to Analyze Early History of Islam" (Djamaluddin, 2001), dan "Prospek Astronomis pada

Penyatuan Kalender Islam di Indonesia” (Djamaluddin, 2003).

(16)

sekitar 2 derajat yang digunakan Nahdlatul Ulama (NU). Jadi ketika tinggi bulan sekitar 0 – 2 derajat dapat dipastikan akan terjadi perbedaan hari raya, seperti tahun 2006 dan 2007 lalu.

Berdasarkan kajian data rukyat di Indonesia dan analisis astronomis (Djamaluddin, 2000), saya mengusulkan penyempurnaan dengan kriteria baru yang saya sebut kriteria LAPAN. Dengan mengupayakan kriteria baru yang disepakati (apakah kriteria LAPAN atau kriteria lain) insya-allah perbedaan penentuan hari raya dapat dikurangi. Tinggal masalah pada beberapa kelompok kecil yang masih menggunakan cara non-astronomis, seperti rukyat global, penentuan dengan hisab urfi (perhitungan konstan), atau dengan penentuan pasang air laut. Untuk masalah terakhir ini, pendekatannya bukan lagi secara astronomis, tetapi harus dengan pendekatan lain.

(17)

V. PENUTUP

Majelis dan hadirin yang saya hormati,

Perjalanan karir fungsional saya konsisten mengembangkan astronomi sebagai sains dan membumikan astronomi untuk memberi solusi bagi masyarakat. Sebagai tanggung jawab ilmiah dan sosial sebagai seorang peneliti, saya telah berupaya agar astronomi dapat berkontribusi dalam memajukan masyarakat melalui upaya para penelitinya dengan pubikasi ilmiah yang berkualitas serta layanan informasi yang mencerdaskan, menjelaskan, dan mengingatkan masyarakat. Secara langsung atau tak langsung, astronomi, sebagai kompetensi individual saya serta tugas dan fungsi institusional di Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN, telah turut berkontribusi dalam menjelasksan fenomena astronomis yang menjadi perhatian masyarakat (seperti badai matahari, gerhana, oposisi Mars, komet, dan meteor), dalam mengupayakan mitigasi benda jatuh antariksa, dan dalam memberikan solusi penyatuan hari raya yang berdampak sosial.

Ucapan Terima Kasih

Majelis dan hadirin yang saya hormati,

Aspek humanistik perjalanan karir peneliti saya, telah

saya tuliskan dalam artikel ”Astronomi Jalan Hidup” di blog

(18)

ini, izinkan saya untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada banyak pihak yang telah mengantarkan saya pada jabatan Peneliti Utama IVe dan Profesor Riset bidang astronomi-astrofisika, tanpa menyebutkan satu per satu karena demikian banyaknya.

Ucapan terima kasih yang pertama tentu saya sampaikan kepada kedua orang tua saya yang telah menanamkan kegigihan dan kejujuran yang menjadi bekal dalam segala langkah perjalanan saya. Demikian juga kepada para guru dan pembimbing saya yang telah memberi bekal ilmu dan semangat ilmiah. Kepada para pimpinan, Tim Penilai Peneliti Instansi (TP2I) beserta staf sekretariatnya, kolega peneliti, staf teknisi, dan staf administrasi LAPAN yang telah membantu melancarkan karir fungsional saya. Kepada Kepala LIPI selaku Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset beserta anggota Majelis maupun Tim Penilai Naskah Orasi kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan mengukuhkan saya sebagai profesor riset. Juga kepada keluarga saya, istri dan anak-anak, yang telah menjadi pendorong semangat dalam perjalanan karir saya.

Namun, dari sekian banyak orang yang berjasa, saya harus menyebut satu nama yang paling banyak memberi warna semangat astronomis dalam hidup saya, Prof. Dr. Bambang Hidayat. Pak Bambang adalah pembimbing semasa mahasiswa di ITB, atasan di LAPAN saat saya menyelesaikan pendidikan di Jepang, dan pendorong semangat ketika saya meniti karir peneliti astronomi.

(19)

DAFTAR PUSTAKA/ DAFTAR PUBLIKASI

PUBLIKASI INTERNASIONAL PENULIS TUNGGAL/PENULIS UTAMA

1. Djamaluddin, T dan M. Saito. A Far-Infrared H-R Diagram of Young Stellar Objects, Memoirs of the Faculty of Science, Kyoto University, Series A of Physics, Astrophysics, Geophysics, and Chemistry, Vol. XXXIX, No. 2, Article 1, 1995.

1. Djamaluddin, T., Saito Mamoru. A Far-Infrared H-R Diagram of Young Stellar Objects, 1996, Astrophysics and Space Science, 235, 117.

2. Djamaluddin, T. .Evolutionary Tracks of Young Stellar Objects (YSOs), Proceedings the First International Conference on Astronomy and Space Sciences, Jordan,4-6 May 1998.

3. Djamaluddin, T. "Re-evaluation of Hilaal Visibility in Indonesia", submitted to '2nd Islamic Astronomical Conference', Jordan, 2001 (www.jas.org.jo/sicop.html), published online (www.icoproject.org/paper.html ).

4. Djamaluddin, T. . "Calendar Conversion Program Used to Analyze Early History of Islam", submitted to '2nd Islamic

Astronomical Conference', Jordan, 2001

(www.jas.org.jo/sicop.html), published online

(www.icoproject.org/paper.html ).

(20)

6. Djamaluddin, T. . Evolution of Solar Activities Periodicity and Possible Relation to solar Inertial Motion, dipresentasikan pada The International Astronomical Union 8th Asian-Pacific Regional Meeting, July 2 – 5, 2002, Tokyo

7. Djamaluddin, T. . Variation of Meteors as Detected by Meteor Wind Radar in Indonesia, dipresentasikan pada The World Space Congress 2002, Houston, Texas, 10 – 19 October 2002

8. Djamaluddin, T. . "Space Based Data: Between Pure Science and Down-to-Earth Application in Indonesia", in Seminars of the United Nations Programme on Space Applications, p. 3 – 16, 2004. ISBN 92-1-100959-6

9. Djamaluddin, T. . "Solar Activity Influence on Climate in Indonesia", in Proc. ISCS 2003 Symposium "Solar Variability as an Input to the Earth's Environment', Slovakia, p. 355 – 357, 2003. ISBN 92-9092-845-X/ ISSN 0379-6566

10.Djamaluddin, T. . Solar Activity Prediction from Reconstruction of Wavelet Analysis, Proc. ISCS 2003 Symposium on 'Solar Variability as an Input to the Earth's Environment", Slovakia, p. 83 - 83) ISBN 92-9092-845-X/ ISSN 0379-6566

(21)

PUBLIKASI INTERNASIONAL CO-AUTHOR

12.T. Yamada, T. Takata, Djamaluddin, T., A. Tomita, K. Aoki, A. Takeda, M. Saito Connection of large-scale of the galaxy distribution behind the southern Milky Way, Mon. Not. Royal Astronomical Soc., Vol. 262, p. 79-84, 1993

13.T. Yamada, T. Takata, Djamaluddin, T., A. Tomita, K. Aoki, A. Takeda, M. Saito A Search for IRAS galaxies behind the southern Milky Way, the Astrophysical Journal Supp. Ser., Vo. 89, p. 57 - 84, 1993

14.J. T. Nugroho, T.Djamaluddin Solar Activity Effects on Cloud Cover Over Indonesia, Proc. 9th Asian-Pacific Regional IAU Meeting, Bali, 2005, ISBN 979-3507-63-2

PUBLIKASI NASIONAL

PENULIS TUNGGAL/PENULIS UTAMA

15.Djamaluddin, T., M. A. Ratag, B. Setiahadi, W. Sinambela , 1986. Pendekatan Atmosfer Kelabu Bagi Fotosfer dan Sunspot, Proceeding Program Penelitian Pusat Riset Dirgantara LAPAN (ISSN : 0216-4663) 1986/1987, Buku II, h. 174 – 198.

16. Djamaluddin, T., 1987. Analisis bayangan gerhana bulan untuk menafsirkan karakteristik atmosfer atas, makalah untuk Kongres III Ikatan Alumni ITB, Jur. Astronomi, Bandung, 2 Juli 1987.

(22)

18. Djamaluddin, T., 1987. Koreksi Orientasi sumbu polar teleskop ekuatorial, Berita Pusat Riset Dirgantara Lapan, (ISSN : 0125- 9636), Th. XI no. 43, h. 35 - 45 Juli 1987. 19. Djamaluddin, T., B. Hidayat, Mahasenaputra, Diah

Yudiawati , 1987. Penentuan Posisi Komet, Proceeding Program Penelitian Pusat Riset Dirgantara LAPAN 1987/1988 (ISSN : 0216-4663), Buku II, h. 3 - 29.

20. Djamaluddin, T., 1989. Bimodal Star Formation, dipresentasikan pada Summer School of Astronomy and Space Physics, di Jepang, 18 - 22 Juli 1989.

21. Djamaluddin, T., 1990. Interstellar Medium in the Solar Vicinity, Makalah pada Summer School of Astronomy and Space Physics, di Nagano, Jepang, 23 - 27 Juli 1990. 22. Djamaluddin, T., 1991. A New H-Beta and (CaT+P12)

CCD Photometry for Determining Distance of Nearby Interstellar Clouds, Makalah pada Japan Astronomical Society Meeting, di Mito, Jepang, 15 - 18 Oktober 1991. 23. Djamaluddin, T., 1992. A Possibility of Using NIR Ca II

Triplet + Paschen 12 Lines Photometry in Searching New T-Tauri Stars, Makalah pada Pertemuan Ilmiah XIII, Dept. of Astronomy, Kyoto University, Japan, 27 - 28 Maret 1992.

24. Djamaluddin, T.. Evolusi Planet Bumi dan Pengaruh Lingkungan Tata Surya, Proceeding Media Dirgantara LAPAN, (ISBN 9798554-00-0), No. D-IV/04-94, hlm. 83 – 91.

25. Djamaluddin, T., 1995. Peran Penting Almanak Astronomi di Masyarakat, Prosidings Seminar Sehari Astronomi, di ITB, 29 Apr. 1995, hlm. 77 – 86.

(23)

MAJALAH LAPAN, No. 74, Juli 1995, hlm. 39, ISSN 0126-0480

27. Djamaluddin, T., Arif Suryantoro, Suaydhi. Pengaruh Mikrometeoroid dari Komet pada Pembentukan Awan dan Curah Hujan, Majalah LAPAN, No. 77, April 1996, hlm. 37, ISSN 0126-0480.

28. Djamaluddin, T., A. Gunawan A,. W. Sinambela. Pengaruh Aktivitas Matahari dan Faktor lainnya pada Suhu Atmosfer Permukaan di Indonesia, Majalah LAPAN NO 80, 1997, hlm. 46-52 (ISSN 0126-0480).

29. Djamaluddin, T.. Efek Pasang Surut Bulan dan Aktivitas Matahari terhadap Curah Hujan di Indonesia, Majalah LAPAN, No 83 1997, hlm. 15-22 (ISSN 0126-0480). 30. Djamaluddin, T. . Keterkaitan antara Komet dan Hujan

Meteor, Warta LAPAN, No. 54, 1998, hlm. 31-39 (ISSN 0126-9754).

31. Djamaluddin, T.. Studies of Young Stellar Objects based on IRAS Data, dipresentasikan pada Seminar Sehari 60 Tahun Prof. Bambang Hidayat, Lembang, 17 September 1994. 32. Djamaluddin, T.. "Efek Pasang Surut Bulan dan Aktivitas

Matahari pada Penyebaran Awan di Indonesia", Majalah LAPAN, No. 85, April 1998, Hlm. 62 – 67.

33. Djamaluddin, T.. "Visibilitas Hilal di Indonesia", Warta LAPAN, Vol. 2, No. 4, Oktober 2000, Hlm. 137 – 136. 34. Djamaluddin, T.. "Bukti-bukti Emprik Pengaruh Aktivitas

Matahari pada Iklim", Warta LAPAN, Vol. 3, No. 3, 2001.

35. Djamaluddin, T.. "Mencari Aplikasi Astronomi: Faktor Kosmogenik pada Iklim", disajikan pada Seminar Ilmiah Himpunan Astronomi Indonesia, Bandung, 2001.

(24)

Seminar Peranan Sains Antariksa dan Sains Atmosfer, Bandung 2002.

37. Djamaluddin, T.. "Prediktibilitas Cuaca Antariksa", presentasi pada Seminar Himpunan Astronomi Indonesia, Bandung, 2003.

38. Djamaluddin, T.. "Risiko Benda Jatuh Antariksa", presentasi pada Seminar Himpunan Astronomi Indonesia, Bandung, 2003.

39. Djamaluddin, T. "Analisis Orbit dan Identifikasi Benda Jatuh Antariksa di Indonesia", Prosiding Seminar Nasional Sains anatriksa II, hlm. 297 – 301, 2004, ISBN 979-8554-79-5

40. Djamaluddin, T. "Metode Baru Prakiraan Siklus Aktivitas Matahari dari Analisis Periodisitas", Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 2, No 2. Juni 2005, hlm. 66 – 81. ISSN 1412-808X

41. Djamaluddin, T. "Pengaruh Aktivitas Matahari Pada Kalahidup Satelit ", Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 3, No 1. hlm. 65 – 77, Des 2005, ISSN 1412-808X

42. Djamaluddin, T. Analisis Lingkungan Antariksa Berdasarkan Influks Meteor dari Meteor Wind Radar Serpong dan Kototabang, Proceedings Seminar Antariksa III, November 2006, ISBN 978-979-8554-98-8

43. Djamaluddin, T. Pengembangan Model Fluks Mikrometeoroid dari Data Meteor Wind Radar, Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara, Vol. 1 No. 4, hlm. 183 – 188, 2006, ISSN 1907-0713.

(25)

45. Djamaluddin, T. Micrometeoroid Affected by Solar Activity, Seminar Nasional Astronomi 2007, 15 Des 2007, Obs. Bosscha

46. Nizam Ahmad, Djamaluddin, T. Telaah Orbit Satelit LAPAN-TUBSAT, Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 5 No.1, Des 2007, ISSN 1412-808X

PUBLIKASI NASIONAL CO-AUTHOR

47.Rustam Effendi,S.L. Manurung, W. Sinambela, F. S. Zen, Djamaluddin, T., Dodi Suryaman Pengaruh Aktivitas Matahari Pada Gelombang HF Wilayah Biak, Proceeding Program Penelitian Pusat Riset Dirgantara LAPAN (ISSN : 0216-4663) 1986/1987, Buku II, h. 160 – 173

48.W. Sinambela, S. L. Manurung, Djamaluddin, T., F. S. Zen Analisa Pertumbuhan dan Pergerakan Sunspot dari Hasil Pengamatan Teleskop Refraktor 15 cm yang dipasang di Stasbal Watukosek, Proceeding Program Penelitian Pusat Riset Dirgantara LAPAN 1987/1988 (ISSN : 0216-4663), Buku II, h. 43 - 61.

49.Suaydhi, Mezak A. Ratag, Djamaluddin, T. Karakteristik dan Identifikasi Hujan Meteor di Indonesia Berdasarkan Data Meteor Wind Radar Serpong, Majalah LAPAN, No. 74, Juli 1995, hlm. 23, ISSN 0126-0480.

50.S. Jasman, Djamaluddin, T., Mezak A. Ratag, Suratno Dampak Semburan (Burst) Radio Matahari pada gangguan Medan Magnet Bumi, Majalah LAPAN No. 78, Juli 1996, hlm. 30, ISSN 0126-0480

(26)

52. I. E. Rusnadi, Jiyo, Djamaluddin, T. Frekuensi Kritis Lapisan E Sporadis (foEs) di atas Biak pada saat terjadi hujan meteor, majalah LAPAN No. 79, Oktober 1996, hlm. 32, ISSN 0126-0480.

53. M. Tarigan, T.Djamaluddin, M. Sjarifudin "Hubungan antaran Angin Zonal di Atmosfer Bawah dan fmin di Atas Biak", Warta LAPAN, Vol. 2, No. 4, 2000, hlm. 131 – 136.

54. M. Tarigan, T.Djamaluddin, G. Wikanto "Gelombang Gravitasi dari Atmosfer Netral ke Ionosfer dan Pengaruhnya terhadap foF2", Majalah LAPAN, Vol. 2, No. 2, 2000, hlm. 60 – 65

55. I.E. Rusnadi, N. Ristanti, Djamaluddin, T. "Pola Frekuensi Kritis dan Ketinggian Lapisan E Sporadis di Atas Biak pada saat terjadi Hujan Meteor", Majalah LAPAN, Vol. 2, No. 4, 2000, hlm. 159 - 166

56. Nizam Ahmad, Djamaluddin, T.”Telaah Orbit Satelit

LAPAN-TUBSAT”, Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 5 No.1, Des 2007, ISSN 1412-808X

PUBLIKASI PEMASYARAKATAN IPTEK

1. UFO: Bagaimana Menurut Agama, Scientiae, no. 93 th. 10, 1979

2. Apakah Tahun Kabisat itu, PR Edisi Cirebon, 230283 3. Terjadinya Gerhana Matahari, PR Edisi Cirebon, 130483 4. Bukan Fenomena Alam yang Aneh: Gerhana Matahari

Peristiwa Biasa, PR, 020683

(27)

6. Mengenal Kalender Hijriyah, Kharisma, no. 10, Th. 2, Juni 1984

7. Kalender Masa Lalu dan Yang akan Datang, Kartini, 264, 14 Des 84 - 13 Jan 1985

8. Kerjasama di Antariksa 1985 - 1986: Lima Pesawat Antariksa Menghampiri Komet Halley, PR, 020385

9. Halley: Bintang Bintang Berekor Paling Menarik, Yang Muda, no.6 th. 1, 1986

10. Berbagai Keistimewaan Kalender Hijriyah, PR Edisi Cirebon, Minggu 3, Jan. 1987

11. Menembus Kedalaman Langit, Yang Muda, no.6, Th. 3, 1988

12. Awal Ramadan dan Awal Labaran: Mungkinkah disamakan di Seluruh Dunia?, Panggilan Adzan, Maret 1991

13. Observing Eid on the Same Day Everywhere?, The Muslim World League Journal, Vol. 19, no. 9, p. 36, Ramadan 1412/March 1992

14. Memahami sebab Perbedaan Awal Ramadan dan Ied, Republika, 230293

15. Fenomena Matahari di Cakrawala, Kawa (Buletin PPI Kyoto), Edisi 12, Desember 1990

16. Eid: Is it Possible to be made on the same day over the world, MSA-Newsletter, No. 2, Aug. - Sep. 1991

17. Toward Unification of Islamic Calendar in Japan, MSA-J Newsletter Vol. 3, no. 1, July - Aug. 1992

18. Menjelajah Keluasan Langit, Menembus Kedalaman Al-Qur'an, Bulletin KMI Nagoya Des. 1992 - Mar 1993 [4 nomor], Pengajian New South Well, 31/III/1993 --diambil dari isnet

(28)

20. Isra' Mi'raj: Mujizat, Salah Tafsir, dan Makna Pentingnya,Republika, 140194 [isra.tex]

21. Kalender Islam Global: Urgensi Masa Kini, Republika, 140294

22. Kalender Hijriyah: Tuntutan Penyeragaman Mengubur Kesederhanaannya, Republika, 100694 [hijri-kl.asc] 23. Memburu dan Mengamati Peristiwa Langka, Republika,

150794 [sl-9.asc]

24. Menjelajah Keluasan Langit, Menembus Kedalaman Al-Qur'an, [langit3.wp] (revisi tulisan yang telah dimuat di buletin-buletin Pengajian lokal: Nagoya Des. 1992 - Mar 1993 (4 nomor), Pengajian New South Well, 31/III/1993), Hikmah, Bag. 1 - 5, Minggu IV September - Oktober 1994.

25. Dimanakah Tujuh Langit Itu?, PR, 10 Jan. 1995 [isra2.wp] 26. Globalisasi Ru'yat Tak Sederhana, PR, 19 Jan. 1995

[Global.wp]

27. Prakiraan Ru'yatul Hilal, Republika, 21 Jan. 1995 [hilal.wp]

28. Bumi Dihujani 25.000 Ton Batuan dan Debu Setiap Tahun, PR, 24 Jan. 1995 [meteor.wp]

29. Ramadan dan Idul Fitri di Masjid Kobe, Republika, 260295 [ramadan.wp]

30. Astronomi Membantah Astrologi, Republika [astro.wp], 09/04/1995

31. Pemahaman Baru Asal-Usul Tata Surya, Pikiran rakyat 16/5/95 [t-surya.wp]

32. Dari mana kita mulai: Mengurai Kepelikan Kalender Hijriyah, PR 06/07/95 [almanak.wp]

(29)

34. Komet-komet Penyebab Hujan meteor, PR 07/08/95 [Komet.wp]

35. Pancaran Infra merah: Menguak Struktur Alam Semesta, PR 02/10/95 [galaksi.wp]

36. Gerhana Matahari Total 1995 Hanya Dua Menit, PR 10/10/1995 [GMT95-1]

37. Kiat Mengamati Gerhana Matahari Total (GMT Terakhir di Indonesia sebelum 2016, Republika 23/10/1995 [GMT95-2.WP]

38. Antara Limit Astronomis dan Harapan Teleskop Rukyat: Tantangan Rukyatul Hilal 1 Syawal 1416 H, Republika 17/1/96 [rukyat.wp]

39. Bumi makin panas: Belajar Efek Rumah Kaca pada Venus, PR 3/05/96[venus.wp]

40. Detektor dan Pemroses Citra Astronomi, Mengurai Kegelapan Alam Semesta, PR 12/6/96 [detektor.wp] 41. Tunguska 30 Juni, 88 tahun lalu: Pecahan Komet

Menabrak Bumi, PR 2/7/96 [tunguska.wp]

42. Tahun 1996 terdingin pada dekade ini?, KOMPAS, 4/7/96 [matahar2.wp]

43. Debu Komet Halley Meningkatkan Curah Hujan, KOMPAS 18/7/1996 [methujan.wp]

44. Mungkinkah Komet Swift-Tuttle Menabrak Bumi, PR 23/09/96 [sw-tuttl.sw]

45. Evolusi di alam dan eksistensi manusia, PR 01/10/96 [evolusi.wp]

46. Hisab Astronomi: Kapankah Awal Puasa dan lebaran, Republika 8/1/97 [hilal97.wp]

47. Analisis Astronomi: Ramadan pada Zaman Rasulullah, PR 17/1/97 [rmd-nabi.wp]

(30)

49. Komet Hale-Bopp Mendekati Matahari, Republika 30/3/97 [HaleBopp.wp]

50. Bukan masalah: Idul Adha di Arab Saudi dan di Indonesia Berbeda Hari, PR 12/4/97 [id-adha1.wp]

51. Idul Adha dan perbedaan waktu, Republika 19/4/97 [id-adha2.wp]

52. Babak baru eksplorasi Mars, Republika 6/7/97 [mars-hdp.wp]

53. Aktivitas Matahari, El Nino, dan Kekeringan 1997, Republika, 14/9/97 [el-nino.wp]

54. Di Satelit Jupiter Ada Makhluk Hidup?,

Republika,19/10/97,[jupiter.wp]

55. Pesawat Antariksa Cassini-Huygens Menuju Langit ke Tujuh, PR, 26/10/97 [saturnus.wp]

56. Sifat Ijtihadiyah Penentuan Awal Ramadan dan Hari Raya, Republika 23/12/97 [rmd1418k.wp]

57. Analisis Hisab Astronomi: Ramadan dan Hari Raya di Berbagai Negeri, PR,31/12/97 [rmd1418p.wp]

58. Bukti Ketaatan Makhluk pada Khaliqnya: ALAM PUN BERTHAWAF, PR 23/3/98 [thawaf.wp]

59. Renungan Tahun baru 1419: Pelajaran Tiga Hari Raya, PR 15/4/98 [h1419.wp]

60. Hari ini gerhana matahari cincin terlihat di Indonesia: Rasulullah hanya sekali salat gerhana matahari, PR 22/8/98 [grh-nabi.wp]

61. Hujan Meteor Periodik 1998 Giacobinids dan Leonids, PR 16/11/98 [Leonids2.wp]

62. Keragaman Penentuan Awal Ramadan dan Hari Raya, Republika 18/12/98 [Id1419.wp]

(31)

64. Fenomena Matahari, Republika (Hikmah), 23/1/99 [MthPsiko.wp]

65. Pluto bukan planet?, Republika, 7/2/99 [pluto.wp] 66. Sains, Republika (Hikmah), 7/3/99 [sains.wp]

67. Perbedaan Idul Adha dengan Arab Saudi Kontroversi yang berulang: Idul Adha Minggu 28 Maret 1999, PR, 26/3/99 [id-1419c.wp]

68. Bintang Kejora, Republika (Hikmah), 20/7/99 [kejora.wp] 69. Gerhana Bulan untuk Direnungkan, PR, 28/7/99

[GBS2807.wp]

70. Bagi Astronomi: Perkembangan Teknologi yang Dilematis, PR,28/8/99 [astrontk.wp]

71. Langit, Hikmah Republika, 13/9/99 [LangitHk.wp]

72. Tujuh langit tidak berarti tujuh lapis, Dialog Jumat REPUBLIKA, 12/11/99 [langitdl.wp]

73. Fenomena Cuaca Antariksa, Mengkaji Sifat Badai Meteor Leonid, PR, 19/11/99 [leonid.wp]

74. Analisa Global Awal Ramadlan dan Idul Fitri 1420, PR 8/12/99 [rmd2id20.wp]

75. Aspek Astronomis dalam Kesatuan Ummat, Republika 10/12/99 [rmd-id20.wp]

76. Milenium dalam Perspektif Matematis Astronomis, PR 30/12/99 [milenium.wp]

77. Cahaya, Republika Hikmah, 4/2/00 [cahaya.wp]

78. Tertutupnya Kalbu, Hikmah Republika, 15/2/00 [kalbu.wp]

79. PBNU ber-Idul Adha hari ini 17 Maret 2000: Menjaga Ukhuwah dalam Beda Idul Adha, PR 17/3/00 [idadha20.wp]

80. Janji Hakiki, Republika Hikmah, 23/3/00 [janji.wp]

(32)

82. Jalan Lurus, Republika Hikmah, 20/4/00 [istiqama.wp] 83. Bencana, Republika Hikmah 25/5/00 [BENCANA.WP] 84. Black Hole, Hikmah, Republika 26/6/00 [blackhol.wp] 85. Melihat Atmosfer Bumi pada Gerhana Bulan Total 16 Juli

2000, Republika 16/7/2000 [GBT16070.wp]

86. Komet SL-9, Hikmah, Republika 22/11/00 [SL-9-HKM.WP]

87. Analisis Global Ramadhan dan Idul Fitri 1421: Tidak Mungkin 26 Desember, PR 24/12/00 [hisab21b.wp] 88. Idul Adha: 5 atau 6 Maret 2001?, PR, 30/01/01 [imkan

rukyat(id1421).doc]

89. Menyikapi Perbedaan Idul Adha, Republika 02/03/01 [idadha21.wp]

90. Puing-puingnya Mengkhawatirkan 80 Negara: Lab Antariksa Mir Jatuh, PR 03/03/01+ralat 07/03/01 [mir.doc]

91. Hilal dan beda hari raya,Percikan Iman,Maret 2001/Dzulhijjah 1421 [hilal21.wp]

92. Mari Menyaksikan Mir Jatuh, Republika 20/3/01 [Mir-Obs.doc]

93. Hari Ini Mir Jatuh, Indonesia Aman, PR 23/3/01 [mir jatuh 23-3.doc]

94. Sinkronisasi BUmi-Bulan, Hikmah Republika, 22/6/01 [bumi-bln.wp]

95. Di Indonesia Pengaruhnya Tampak Saat

Kemarau:GEJOLAK AKTIVITAS MATAHARI

BERPENGARUH PADA IKLIM, PR 23/8/01 [matahari-iklim.doc]

(33)

97. MEMAHAMI KETIDAKPASTIAN KALENDER, PR, 21/2/02, [Idul Adha 1422-Venus.doc]

98. Menyatukan 'Dua' Idul Fitri, Republika 4/12/02, [Titik Temu Penyeragaman Kelender Hijriyah di Indonesia ] 99. Pelangi, Hikmah Republika 21/1/03 [pelangi.doc]

100.Mengkaji Perbedaan Idul Adha, PR 06/02/03, [Mengkaji Perbedaan Idul Adha.doc]

101.Menyatukan Hari Besar Islam, Republika 11/02/03, [Menuju Titik Temu Penyatuan Hari Raya.doc]

102.Mewaspadai Jatuhnya satelit BeppoSAX, Republika, 27/4/03 [Satelit BeppoSAX segera jatuh.doc]

103.Sampah Antariksa bukan Armageddon, Intisari Juli 2003 [Sampah Antariksa.doc]

104.Netralitas Sains (1-2), Radar Bandung 10 + 11 Nov 2003 [Netralitas Sains]

105.MUI dan Penyatuan Hari Raya, Republika 5/2/04 [Fatwa MUI Membuka Jalan.doc]

106.Sampah Antariksa Makin Padat, Cakrawala PR, 22/4/04 [Sampah Antariksa Makin Padat.doc]

107.Redefinisi Hilal: Menuju Titik Temu Kalender Hijriyah, PR 20&21/2/04 [Redefinisi Hilal-Titik Temu.Doc]

108."IKHLAS Bersama Ruang danWaktu", Booklet Kalender 2005, Percikan Iman [ruang-waktu.doc]

109.Menyikapi Perbedaan Iduladha, PR 19/1/2005 [Idul Adha 1425.doc]

110.Solusi Penyatuan Hari Raya, Republika 20/1/05 [Mencari Solusi Penyatuan Hari Raya.doc]

111.Hisab-Rukyat Idul Fitri Mungkin Berbeda, PR 30/10/05 [Mungkinkah Ada Perbedaan Idul Fitri 1426.doc]

(34)

113.Menuju Penyatuan kalender Islam, Republika 14/9/06,[Menuju Kesatuan kalender Islam.doc]

114.Penyatuan Idul Fitri, PR, 21/10/06 [Peran Pemerintah Mempersatukan Ummat beridul Fitri]

115.Kesalahpahaman tentang Islamisasi Sains, PR 8/10/07 (Tadarus) [Sains-Islamisasi.doc, diedit redaksi]

116.Menuju Titik Temu Menentukan 1 Syawal, Media Indonesia 10/10/07 [mengkaji akar masalah.doc]

117.Bumi dan Peran Kita, PR, 22/4/2008

SEBAGIAN BUKU YANG DITERBITKAN (Hanya yang terkait Membumikan Astronomi)

1. R. T. Hidayat, E. S. Anshari, Djamaluddin, T., Nia Kurnia (TD menulis terkait kalender dan jadwal shalat), Almanak Alam Islami: Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru, Pustaka Jaya, 2000

2. Djamaluddin, T. dan Tim Percikan Iman, Kalender dan Panduan Kalender (Kalender Hijriyyah, jadwal shalat, info gerhana, penentuan arah kiblat), Percikan Iman, 2001 – 2007)

3. Djamaluddin, T. Menggagas Fiqih Astronomi: Telaah Hisab Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya, Kaki Langit, 2005

4. Djamaluddin, T. Menjelajah Keluasan Langit Menembus Kedalaman Al Quran, Khazanah Intelektual, 2006

(35)

EDITOR MAJALAH/PROSIDING

1. Anggota Dewan Redaksi Prosiding Media Dirgantara, 1996

2. Anggota Dewan Redaksi Warta LAPAN,1997

3. Anggota Dewan Redaksi Majalah LAPAN,1998 – 1999 4. Ketua Dewan Redaksi/Penyunting Warta LAPAN,2000

– 2006

5. Anggota Dewan Penyunting Jurnal Sains Dirgantara,2002 – 2003

6. Plt Penyunting Penyelia Jurnal Sains Dirgantara,2004 - 2007

7. Peyunting Penyelia Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara,2006 - 2007

PARTISIPASI SEMINAR/WORKSHOP INTERNASIONAL

1. UN/IAF WORKSHOP – IAF CONGRES, OKT

1996,UN/IAF,RRC

2. UN/ESA WORKSHOP,JUN 1997,UN/ESA,HONDURAS

3. INT. SCHOOL FOR YOUNG ASTRONOMERS,JUL

1997,IAU,IRAN

4. UN/COSPAR/ESA WORKSHOP, NOV 1997, BRAZIL

5. INT. CONFERENCE ON ASTRON AND SPACE

SCIENCE, MAY 1998,JORDAN,JORDAN

6. SEMINAR EPIC, KYOTO,MAR 2002,KYOTO

UNIV,JEPANG

(36)

8. WORLD SPACE CONGRES,NOV 2002,IAF/IAU/ COSPAR,AMERIKA SERIKAT

9. ISCS SYMPOSIUM,JUN 2003,ISCS,SLOVAKIA

10.UN/ESA WORKSHOP,MEI 2004,UN/ESA,RRC

11.APRIM,JUL 2005,IAU,BALI

12.APRSAF-12,OKT 2005,JAXA,JEPANG

13.UN/ESA WORKSHOP,NOV 2005,UN/ESA,UNI

EMIRAT ARAB

14.UN/NASA WORKSHOP,NOV-DES 2006,UN/ NASA,

INDIA

15.APRSAF-13,DES 2006,JAXA-LAPAN-RISTEK,

JAKARTA

16.UN/NASA WORKSHOP,JUNE 2007,UN/ NASA/

NAO,TOKYO

17.CAWSES SYMPOSIUM, OCT 2007, SCOSTEP, KYOTO

18.APRSAF-14,NOV 2007,JAXA-ISRO,BANGA-LORE

19.APRSAF-15,DEC 2008,JAXA-VAST,HANOI

20.WCC-3,SEP 2009,WMO,GENEVE

PENGHARGAAN

1. Asisten Peneliti terbaik LAPAN 1995,1995 2. Satya Lencana Karya Satya 10 tahun ,1999 3. Satya Lencana Karya Satya 20 tahun,2007

KEANGGOTAAN/KERJASAMA NASIONALINTERNASIONAL

1. Himpunan Astronomi Indonesia (HAI),1986 –… 2. COSPAR (Committee on Space Reasearch), National

Commitee Member, scientific commission B ,1995 – ... 3. IAU (International Astronomical Union),2000 – ... 4. IHY (International Heliophysical Year) 2007, National

(37)

5. Contact Point LAPAN – JAXA on collaboration Indonesia

– Japan on utilization ISS/JEM (International Space Station/Japanese Experimental Modul),2006 – ... 6. Anggota Badan Hisab Rukyat Daerah Jawa Barat,1999 –

(38)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Djamaluddin, lahir di Purwokerto, 23 Januari 1962, putra pasangan Sumaila Hadiko (alm.), purnawirawan TNI AD asal Gorontalo, dan Duriyah, asal Cirebon. Tradisi Jawa untuk mengganti nama anak yang sakit-sakitan, menyebabkan namanya diganti menjadi Thomas ketika umurnya sekitar 3 tahun, nama tersebut digunakannya sampai SMP. Menyadari adanya perbedaan data kelahiran dan dokumen lainnya, atas inisiatif sendiri nama di STTB SMP digabungkan menjadi Thomas Djamaluddin. Sejak SMA namanya lebih suka disingkat menjadi T. Djamaluddin.

(39)

koran tentang astronomi dan Islam serta beberapa buku kecil materi mentoring.

Lulus dari ITB (1986) kemudian masuk LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung menjadi peneliti antariksa. Dan tahun 1988 - 1994 mendapat kesempatan tugas belajar program S2 dan S3 ke Jepang di Department of Astronomy, Kyoto University, dengan beasiswa Monbusho. Tesis master dan doktornya berkaitan dengan materi antar bintang dan pembentukan bintang. Namun aplikasi astronomi dalam bidang hisab dan rukyat terus ditekuninya. Atas permintaan teman-teman mahasiswa Muslim di Jepang dibuatlah program jadwal salat, arah kiblat, dan konversi kalender. Upaya menjelaskan rumitnya masalah globalisasi dan penyeragaman awal Ramadhan dan hari raya dilakukannya sejak menjadi mahasiswa di Jepang. Menjelang awal Ramadhan, idul fitri, dan idul adha adalah saat paling sibuk menjawab pertanyaan melalui telepon maupun via internet dalam mailing list ISNET.

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Unsur Lokasi (sertakan Lokasi (sertakan Gambar) Gambar) Deskripsi Deskripsi Keunikan Sumber Daya ALamI. Keunikan Sumber Daya ALam dan Budaya: dan Budaya: (Contoh) (Contoh)

9.Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak (kendaraan bermotor), tidak

Adapun tahapan pengukuran yang harus dilakukan dengan cara ini adalah sebagai berikut; Tentukan jalur pengukuran dan letak titik-titik yang aka diukur. Buatlah

48 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Wakaf Indonesia serta untuk kelancaran, efisiensi

The Company shall convene a GMS to approve such  resignation  or  to  perform  the  replacement  of  members  of  the  Board  of  Directors  whose  term  of 

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa guru menilai adanya materi dalam proses belajar mengajar yang

Didapatkan nilai ρ-vaIue sebesar 0,438 yang berarti tidak terdapat hubungan antara peran keluarga dengan perilaku diet remaja akhir konsumen Herbalife di

Ringkas atau pemilihan dilakukan dengan menentukan barang-barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan pada gudang. Langkah ini bertujuan untuk memberi