• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kliping Seni Rupa BEDA MOTIF BEDA MAKNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kliping Seni Rupa BEDA MOTIF BEDA MAKNA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kliping Seni Rupa

BEDA MOTIF, BEDA MAKNA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Seni Rupa

Disusun oleh :

Marsya Yonna N. /XII IPA 7/08

SMA Negeri 1 Yogyakarta 2013

(2)

Motif-motif

jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

B. Motif Sida Luhur

Motif Semen dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan

yang semi”

(3)

berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornamen yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan mega mendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornamen yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornamen tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka.

Selain makna tersebut motif Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran keutamaan melalui delapan jalan. Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi “Semen Romo” mengandung ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat. E. Motif Sekar Jagad

Sekar yang merupakan bahasa Jawa memiliki arti bunga dan jagad yang juga dalam bahasa Jawa berarti dunia. Ornamen motif ini berupa aneka bunga dan tanaman yang tumbuh di seluruh dunia, tersusun di putri. Motif ini melambangkan kegembiraan hati orang tua karena putrinya telah mendapatkan jodoh.

(4)

miring ke kiri atau ke kanan berselang-seling. Melambangkan 4 arah angin atau sumber tenaga yang mengelilingi yang berporos pada pusat kekuatan, yaitu : timur (matahari terbit: lambang sumber kehidupan), utara (gunung: lambang tempat tinggal para dewa, tempat roh/kematian), barat (matahari terbenam: turunnya keberuntungan), dan selatan (zenit: puncak segalanya).

Dalam hal ini raja sebagai pusat yang dikelilingi rakyatnya. Kerajaan merupakan pusat ilmu, seni budaya, agama, pemerintahan, dan perekonomian. Rakyat harus patuh pada pusat, namun raja juga senantiasa melindungi rakyatnya.

Kawung juga melambangkan kesederhanaan dari seorang raja yang senantiasa mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Motif ini juga berarti sebagai simbol keadilan dan kesejahteraan.

Ada yang beranggapan bahwa kawung merupakan salah satu jenis pohon palem atau aren dengan buah yang berbentuk bundar lonjong, berwarna putih agak jernih yang disebut “kolang-kaling”. Pendapat lain mengatakan bahwa kawung merupakan bentuk stirilisasi teratai (lotus) yang bermakna kesakralan dan kesucian. Pada zaman klasik (pengaruh Hindu-Budha), lotus merupakan simbol dewa-dewa. Oleh karena itu motif ini diartikan sebagai segala sesuatu yang murni, suci, kembali ke putih.

G. Motif Truntum Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari penikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.

H. Motif Babon Angrem

(5)
(6)

gambaran dunia yang luas, bebas, dan punya makna ketuhanan. “Awan” juga dipake kaum Suf di Abad 16 sebagai ungkapan dunia besar atau alam bebas. Kain batik motif Megamendung ini juga salah satu mas kawin yang diterima Ratu Ong Tien dari Cina ketika dinikahi oleh Sunan Gunung Jati.

Batik motif Megamendung ini dalam proses pembuatannya harus ada unsur campur tangan laki-laki. Warna biru dan merah tua di motif ini juga melambangkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka, dan egaliter. Warna biru di motif itu juga melambangkan kehidupan yang semakin cerah. Secara keseluruhan, batik motif ini melambangkan kesuburan dan pemberi kehidupan. semangat yang terus bergelora. Biasanya batik ini dikenakan oleh senapati keraton yang pulang setelah perang untuk memberi kabar gembira, yaitu kabar kemenangan kepada rajanya.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Anonim. 2013. Makna Filosof Motif Batik Yogyakarta dan Surakarta .

Diunduh dari

http://indo-art.com/makna_flosof_motif_batik_yogyakarta_dan_sura karta_18.htm pada 22 Juli 2013.

Editorial Kopi Keliling. 2013. Batik: Lain Motif, Lain Maknanya. Diunduh dari http://kopikeliling.com/news/batik-lain-motif-lain-maknanya.html pada 22 Juli 2013.

Ubatik. 2010. Motif Batik Babon Angrem . Diunduh dari http://ubatik.wordpress.com/2010/08/24/motif-batik-babon

%C2%A0angrem/ pada 22 Juli 2013.

Ubatik. 2010. Motif Batik Pringgondani . Diunduh dari http://ubatik.wordpress.com/2010/08/24/motif-batik-pringgondani/ pada 22 Juli 2013.

Ubatik 2010. Motif Batik Sida Asih . Diunduh dari http://ubatik.wordpress.com/2010/08/24/motif-batik-sida

%C2%A0asih/ pada 22 Juli 2013.

Ubatik 2010. Motif Batik Sida Luhur. Diunduh dari http://ubatik.wordpress.com/2010/09/01/motif-batik-sida luhur/ pada 22 Juli 2013.

Ubatik 2010. Motif Batik Sida Mukti. Diunduh dari http://ubatik.wordpress.com/2010/08/31/motif-batik-sida-mukti/ pada 22 Juli 2013.

Ubatik. 2010. Motif Batik Tambal . Diunduh dari http://ubatik.wordpress.com/2010/08/24/motif-batik-tambal/ pada 22 Juli 2013.

Referensi

Dokumen terkait

memberi bagi orang lain.. d) dengan cara bagaimanakah pemberian itu mesti dilakukan supaya orang-orang tersebut menerima dengan suka cita, tanpa ada beban. Kedua,

Pada motif kain ulos batak ini, dapat ditemukan konsep bangun datar pada beberapa jenis kain ulos yang di antaranya adalah persegi, persegi panjang, segitiga, belah ketupat

Secara spesifik kain tenun songket karya para perajin daerah Pandai Sikek mempunyai tiga jenis motif wajib yang selalu ditampilkan dalam setiap pembuatan kain tenun,

Penulis dalam hal ini mengangkat motif Asam Semarangan sebagai motif batik yang divisualisasikan bersama dengan motif klasik yaitu Parang Gondosuli, karena adanya ketertarikan

Motif-motif sosiogenetis adalah motifmotif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenetis

Motif – motif lainnya diluar motif utama merupakan unsur tambahan pada kain batik untuk menambah variasi visual dari kain tersebut tanpa mempengaruhi konsep

Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah produk kain batik tulis Motif Panen Raya dan Motif Organik dari Sekar Batik, Motif Mawar dan Melati dari Koko Batik, Motif Cempaka, Motif

dengan masalah yang dikaji, yaitu bentuk motif sarung khas Ende Lio dari Desa Nggela; 3 penyajian data, peneliti menyajikan data berupa sarung khas Ende Lio pada Desa Nggela yang