• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Anti Korupsi Disusun oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Anti Korupsi Disusun oleh"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan Anti Korupsi

Disusun oleh:

Rani Nurhayati

Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah selalu dipanjatkan penulis kepada ALLAH SWT yang telah memberi taufiq dan hidayahnya sehingga dalam kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas pendidikan anti korupsi dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dalam rangka meningkatkan kompetisi mahasiswa dalam bidang yang diambil. Penulis berharap makalah ini dapat memberiakan manfaat bagi semua orang serta menambah wawasan dan pengetahuan diluar universitas maupun didalam universitas bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekeliruan baik yang sengaja maupun tidak disengaja, untuk itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Mengingat keterbatasan penulis, saran dan kritik membangun dari pembaca sangat diharapkan demi menyempurnakan dan memperbaiki makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Semarang, 6 April 2016

(3)

Daftar isi

Judul...i

Kata Pengantar...ii

Daftar isi...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Penulisan...1

D. Manfaat Penulisan...1

E. Metode Penulisan...1

BAB II LANDASAN TEORI...3

BAB III PEMBAHASAN...4

a. Pengertian Korupsi...3

b. Bentuk dan Jenis korupsi...5

c. Contoh korupsi...6

BAB IV PENUTUP...8

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah kehidupan manusia, korupsi bukanlah hal baru, sejak manusia hidup bermasyarakat, sudah tumbuh perilaku koruptif atau menyimpang, yang tida sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Manusia dan kelompok sosial yang hidup dalam persaingan memperebutkan tanah dan sumber daya alam untuk keperluan hidup, telah mendorongnya bertindak menyimpang, memanipulasi, menipu dan melakukan dengan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Korupsi dapat diartikan sebgai penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untu keuntungan pribadi atau orang lain (pusat bahasa Depdiknas. 2002:597). Korupsi dipahami sebagai perbuatan buruk, rusak, kotor, menggunakan barang atau uang milik orang lain (perusahaan atau negara) secara menyimpang untuk keuntungan diri sendiri. Sekarang korupsi tidak hanya dilakukan oleh pihak yang memiliki jabatan tinggi tetapi korupsi dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk anak kecil usia sekolah seperti siswa yang mencontek disaat ujian ini merupakan korupsi kecil yang dilakukan oleh siswa sekolah.

Mengapa korupsi bisa terjadi? Menurut Nugroho dan Tri Hanurita (2005:116) memcatat 7 alasan mengapa korupsi bisa tumbuh dan berkembang terutama di negara berkembang. Pertama kemiskinan ,kekuasaan, budaya, ketidaktahuan, rendahnya kualitas moral masyarakat, lemahnya elembagaan politik suatu negara, korupsi terjadi karena penyakit bersama.

(5)

2. Bagi pembaca : media sistem informasi tentang korupsi E. Metode penulisan

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

Webster’s Third New International Dictionary mengartikan korupsi sebagai ajakan dari seorang pejabat politik dengan pertimbangan yang tidak semestinya (misalnya suap) untuk melakukan pelanggaran tugas (klitgaard, 2005:29).

Oxford English Dictionary mengartiakan korupsi sebagai perbuatan tidak wajar dari integritas melalui pentuapan atau penyogokkan.

Pope (2007:6) memaknai korupsi sebagai menyakahgunakan kekuasaan kepercayaan untuk keuntungan pribadi. Dalam bukunya berjudul strategi memberantas korupsi elemen sisitem integritas nasional, jeremy pope (2007:6-7) memdefinikan korupsi sebagai perilaku pejabat-pejabat sektor publik , baik politisi maupun pegawai negeri, yanng memperkaya diri mereka secar tidak pentas dan melanggar hukum, atau orang-orang yang berada di dekat mereka, dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dipercayakan kepada mereka.

(7)

BAB III

PEMBAHASAN A. Pengertian Korupsi

Pengertian Korupsi Kata “korupsi” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau dis-honest (ketidakjujuran). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28Tahun 1999 tentang Penyelewengan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme disebutkan bahwa korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pidana korupsi. Dalam prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya dengan jabatan tanpa ada catatan atau administrasinya. Balas jasa yang diberikan oleh pejabat, disadari atau tidak, adalah kelonggaran aturan yang semestinya diterapkan secara ketat. Kompromi dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitann dengan jabatan tertentu dalam jajaran birokrasi di Indonesia inilah yang dirasakan sudah sangat mengkhawatirkan.

Orang-orang yang dekat dengan penguasa, kata guan zhong adalah seperti tkus-tikus itu. Mereka menggunakan pengaruh merek untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka menerima suap dan kolusi dengan kelompok-kelompok yang punya kepentingan yang sama untuk merongrong negara. Mereka mendukung orang-orang yang mendengarkan mereka dan mempersulit hidup orang-orang yang tidak mendengarkan mereka. Sepanjang waktu penguasa berada dalam kegelapan. Orang-orang seperti ini harus dihukum , tetapi sayangnya mereka mempunyai tempat dihati penguasa. Jika segalanya berjalan seperti ini, negara akan hancur.

(8)

rakyat”. Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para korup-tor. Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap masyarakat dan sistem pemerin-tahan secara menyeluruh, mencita-citakan keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.

B. Bentuk dan Jenis Korupsi

 Bentuk-bentuk korupsi

Memperhatikan Undang-undang nomor 31 tahun 1999 Undang-undang Nomor 20 tahun 2001. Sebanyak 13 pasal menjelaskan bentuk-bentuk korupsi di Indonesia yang dapat dilakukan penindakan terhadapnya. Dari pasal-pasal tersebut, korupsi dirinci lebih lanjut ke dalam 30 bentuk tindak pidana korupsi. Pasal-pasl tersebut menjelaskan secara rinci tentang perbuatan-perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena tindakan korupsi. Ketiga puluh bentuk pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokan sebagai berikut:

1. Kerugian keuangan negara: pasal 2 dan 3

2. Suap menyuap: pasal 5 ayat (1) huruf a. Pasal 5 ayat (1) huruf b, pasal 5 ayat (2) , pasal 6 ayat (1) huruf a, pasal 6 ayat (1) huruf b, pasal 6 ayat (2) pasal 11, pasal 12 huruf a, pasal 12 huruf b, pasal 12 huruf c, pasal 12 huruf d, dan pasal 13 3. Penggelapan dalam jabatan: pasal 8, pasal 9, pasal 10 huruf a, pasal 10 huruf b,

dan pasal 10 huruf c

4. Pemerasan: pasal 12 huruf e, pasal 12 huruf f, pasal 12 huruf g

5. Perbuatan curang: pasal 7 ayat (1) huruf a, pasal 7 ayat (1) huruf b, pasal 7 ayat (1) huruf c, pasal 7 ayat (1) d, pasal 7 ayat (2) dan pasal 12 huruf h

6. Benturan-benturan dalam pengadaan: pasal 12 huruf i 7. Gratifikasi: pasal 12 B jo pasal 12 c (KPK, 2006: 4-5)

 Jenis-Jenis Korupsi

(9)

1. Korupsi jalan pintas, terlihat dalam kasus-kasus penggelapan uang negara, perantara ekonomi dan politik, pembayaran untuk keuntungan politik atau uang balas jasa untuk partai politik dan money politik.

2. Korupsi upeti mereupakan bentuk korupsi yang dimungkinkan karena jabatan strategis karena jabatan yang disandangnya, seseorang mendapatkan presentase keuntungan dari berbagai kegiatan, baik ekonomi maupun politik, termasuk juga upeti dari bawahan dan kegiatan-kegiatan lain atau jasa dalam suatu perkara. 3. Korupsi kontrak yaitu korupsi yang diperoleh melalui proyek atau pasar.

Termasuk dalam kategori ini adalah usaha untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah.

4. Korupsi pemasaran, terkait dengan jaminan keamanan dan urusan-urusan gejolak intern dan ekstern. Perekrutan pewira menengah TNI atau polisi menjadi manajer human resources department atau pencantuman nama perwira tinggi dalam dewan komisaris perusahaan merupakan contoh korupsi pemasaran. C. Contoh korupsi

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh orang yang mempunyai kekuasaan dan jabatan yang tinggi, tetapi juga korupsi dapat dilakukan oleh anak-anak hingga dewasa. korupsi memang sudah mendarah daging didalam diri kita. Koruptor kelas tinggi atau kakap memeng sangat banyak di Indonesia, tetapi sebenarnya koruptor kelas teri jauh lebih banyak lagi. Tetapi koruptor kelas kecil atau kakap ini tidak dapat dijangkau atau ditangani oleh KPK. Korupsi kecil-kecilan, banyak terdapat di sekitar kita. Seperti ketika kita berbelanja di toko supermarket atau di toko swalayan yang sekarang dapat ditemukan dimana-mana bahkan di desa sekalipun. Kasir toko sering mengambil uang konsumen meskipun hanya 25 atau 50 rupiah atau kurang dari itu. Misalkan total nilai belanjaan kita Rp 9.750 dan kita menyerahkan uang Rp 10.000, maka biasanya kasir hanya mengembalikan uang Rp 200 saja dengan alasan tidak ada uang receh Rp 50. Masih sukur kalau kasir menambahkan sebuah permen sebagai pengganti uang Rp 50 itu (meskipun cara ini tidak adil karena pembeli tidak minta diganti dengan permen).

(10)

tidak halal sejumlah Rp 50.000. Kalikan saja dalam satu bulan, itu sudah Rp 1.500.000, atau paling sedikit Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 bisalah didapat sang kasir (dan tokonya) kalau konsumen yang berbelanja tidak banyak. Banyak orang sudah mengeluhkan kejadian semacam ini, tetapi pemilik toko/supermarket biasanya tutup mata atau tidak mau tahu. Hak sebagai konsumen sudah biasa tidak mendapat perlindungan di negeri ini.

Kasus karupsi sang kasir tadi baru satu contoh. Masih banyak lagi hak-hak masyarakat yang diambil secara tidak jujur oleh pihak yang mempunyai otoritas. Mahasiswa juga ada yang melakukan korupsi. Menjiplak laporan tugas/PR teman, mengambil kode program orang lain tanpa izin, mencontek dalam ujian, dan lain-lain, semua itu juga termasuk korupsi.

Satu contoh yang sudah menjadi budaya korupsi di kalangan pelajar Indonesia ialah mencontek. Sejak masih dibangku sekolah dasar kita sudah tahu yang namanya mencontek. Mencontek termasuk korupsi yang tidak kita sadari sejak dulu, mencontek termasuk korupsi kecil yang sudah membudidaya dikalangan pelajar indonesia. Hal ini terjadi karena ketidakpercayaan pelajar dalam mengerjakan tugas ataupun pada saat ujian. Mereka merasa tidak mampu mengerjakan tugas ataupun soal ujian yang akan mereka hadapi dan akhirnya mereka mengambil jalan pintas untuk mencontek.

Korupsi waktu juga sering dilakukan di kalangan pelajar, mahasiswa bahkan dosen. Misalnya jam kuliah dimulai jam 07.00 WIB tetapi ada mahasiswa yangn terlambat datang atau terlambat atau sebaliknya dosen telat masuk kelas karena berbagai alasan. Hal ini merupakan contoh korupsi kecil yang tidak kita sadari. Masih banyak lagi contoh korupsi yang relatif kecil yang tidak kita sadari dalam kegiatan sehari-hari. Jika hal korupsi kecil ini tidak kita sadari dari sekarang maka hal ini akan menjadi lumrah atau kebiasaan.

(11)

BAB IV PENUTUP

 Kesimpulan

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara. Saran Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil.

 Saran

(12)

Daftar Pustaka

Muzadi, H. 2004. MENUJU INDONESIA BARU, Strategi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Malang : Bayumedia Publishing

Handoyono, Eko.2015.Pendidikan Antikorupsi.Yogyakarta:Ombak

https://rinaldimunir.wordpress.com/2008/05/22/korupsi-kecil-kecilan/

Referensi

Dokumen terkait

terlihat bahwa volatilitas harga daging sapi selama periode sebelum puasa (H-7) sampai dengan sesudah lebaran (H+7) di Kota Jambi yang tertinggi pada menjelang hari

Tujuan dari penelitian ini menguji kualitas air pada sumber air tanah yang ditinjau dari beberapa parameter kimia yaitu suhu, pH dan kandungan Besi (Fe) dimana

Sembilan Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah. Ketua

Sesi wawancara ini bertujuan untuk memastikan alasan kenapa seseorang ingin mengikuti sebuah kelompok, membantu mereka mengidentifikasi beberapa tujuan pribadi,

Hegemoni pemerintah dan kontra hegemoni dilatarbelakangi pemikiran berbeda antara pemerintah dengan masyarakat. Sudut pandang pemerintah menilai bahwa populasi cendana

Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen (terutama antosianin) paling baik, berbeda dengan beras putih atau beras warna lain.. Beras hitam memiliki rasa dan

Mahasiswa Aktif UBL Berprestasi Dalam Kompetisi Non Akademik Di tetapkan oleh DKKA berdasarkan Tabel Gradasi Beasiswa yang berlaku Contoh : Kejuaraan Futsal, Bulutangkis,

Sedangkan analisis sistem informasi adalah tahap pengembangan dalam membangun project sistem informasi yang berfokus pada masalah bisnis dan kebutuhannya, terlepas dari