• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lecture 07 TAHAP RANCANGAN SISTIM VENTILASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lecture 07 TAHAP RANCANGAN SISTIM VENTILASI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS ILMU IMU KESEHATAN – JURUSAHAN KESEHATAN MASYARAKAT, PEMINATAN K3- INDUSTRI

Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

TAHAPAN

PERANCANGAN

SISTIM VENTILASI

LOKAL

1

1

/1

9

/2

0

1

(2)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

2

1. PENDAHULUAN

Local Exhaust Ventilation merupakan sistem yang

menggunakan ventilasi khusus untuk mencegah atau

mengurangi tingginya tingkat zat-zat berbahaya yang naik ke

udara yang dapat dihirup oleh tenaga kerja di lingkungan

kerja

Pemilihan sistim ventilasi industri khususnya sistim ventilasi lokal dan proses perancangannya terdiri dari tiga tahap, yaitu

(i) pemilihan (seleksi),

(3)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

Langkah Pendahuluan

;

Melakukan pengamatan langsung pada ruang kerja dan lingkungan pabrik, dan juga melakukan pemetaan pabrik dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Data yang diambil adalah penentuan posisi 2D, yaitu pengambilan koordinat X dan Y pada titik yang telah ditentukan sebelumnya, koordinat tersebut di plot menjadi sebuah peta garis yang mengambarkan area pabrik

Langkah kedua

,

(4)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

4

Langkah ketiga,

Perancangan, hood, duct atau pipa, air cleaning devis/air pollution control (APC) equipment atau alat pembersih udara, dan fan.

KOMPONEN SISTIM VENTILASI LOKAL

LEV terdiri 4 bagian:

HOOD,

DUCT WORK,

AIR CLEANER

FAN.

STACK

(5)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

Duct

Single duct, hanya melayani satu sumber pengotor

(6)

CONTOH ;

Type, Multiple duct, bercabang

Gbr-3, Type, Multiple duct,

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(7)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

Langkah keempat,

(8)

Hood

fungsinya untuk menangkap kontamian. Bentuk hood, kecepatan, serta arah di mana kontaminan dilepaskan perlu diperimbangkan dalam

perancangan.

Duct/PIPA

,

adalah jalan untuk membawa kontaminan ke bagian pembersih udara

Air cleaner

,

adalah memisahkan kontaminan dari aliran udara sebelum masuk ke fan dan dilepaskan ke atmosfer

PENGERTIA

N

Fan,

merupakan alat penggerak udara yang menyediakan energi untuk menarik udara dan kontaminan kedalam system

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(9)

PERANCANGAN HOOD

11/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(10)

pengantar

Hood merupakan komponen paling penting, karena efesiensi

penangkapan merupakan kunci utama yang menentukan kinerja dari

sistim ventilasi lokal.

Komponen kedua

adalah

FAN

yang merupakan alat penggerak

udara yang menyediakan energi untuk menarik udara dari kontaminan

kedalam sistim exhaust dengan mendistribusikan tekanan negative

atau hisapan didalam saluran menuju hood.

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(11)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

Hood

memiliki tiga jenis yaitu

;

A.

Receiving canopy

hoods

, dan

B.

capturing hoods,

(12)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(13)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

BAGUS

BURUK

(14)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

14

G

am

ba

r.

5.

7.

P

os

is

i o

pe

ra

or

,

sa

at

a

li

ra

n

ko

nt

am

in

an

d

i t

ar

ik

ke

b

uk

aa

n

ho

od

G

am

ba

r.

5.

8.

T

ip

e

ho

od

y

an

g

ko

nt

ri

ks

in

ya

te

rt

ut

(15)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

Rencana Perancangan `Hood

Langkah awal,

perancangan adalah mengetahui besarnya volume rate? atau debit aliran udara yang dibutuhkan pada hood

V = Q/(10X2 + A

f) ... (5.1)

dimana,

V = kecepatan tangkap (fpm) Q = debit hisapan hood (cfm)

X = jarak dari sumber ke mulut hood (ft) Af = luas area bukaan hood, ft2

(16)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

16 Secara geometri pada gambar , 4.1, yang mana luas area , dan V =

Q*A

Q = = 12,57 V*r

2

Q = aliran udara, cfm

V = garis tengah kecepatan pada jarak X dari ke hood, fpm

r = jari- jari

Q = = 6,28 r*L

(17)

Gambar.4 Kanopi hood

Keterangan gambar ;

Pada gbr 4.a, bentuk kanopi hood yang direkomendasikan, dan untuk gba 4.b bentuk kanopi hood yang tidak direkomendasikan.

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(18)

Tinggi, D = 1.20 m (4 ft) (jarak dari sumber ke konopi) Sisi, x = 0,4 D

Kecepatan tangkap,

v1 - = 0.15 - 0.20 m/s atau (30 - 40 ft/min)

Aliran udara,

Q = 1,4 PDV (P= lingkaran tanki)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(19)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(20)

Q = V(10X

2

+ A

f

)

Q = debit hisapan hood (cfm)

Q = 0,75 V (10X

2

+ A

f

)

Q = V(5X

2

+ A

f

)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(21)

Perancangan SLOT

11/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(22)

Slot adalah bagian dari komponen hood, seperti terlihat dalam gambar 5.3

Gambar. 5.3 Slot hood

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(23)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(24)

Kriteria perancangan slot :

Q = 350 cfm/ debit hisapan hood (cfm) Panjang hood = required working space Bench width = 24 in WG maximum

Kecepatan duct ≥ 4.200 – 4.500 fpm he = 1,78 VPslot + 0,25 VPduct

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(25)

Ket,

L = panjang dari slot, ft W = lebar dari slot,ft

C = koefisien konsentrasi 50 s/d 500

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(26)

DUCT SISTEM

11/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(27)

Duct

merupakan salah satu instrumen yang penting dalam

proses pengendalian pencemaran udara.

Fungsi

Duct

untuk mengalirkan udara yang telah terkontaminasi dari

hood

menuju alat pengendali, dan kemudian udara tersebut

akan dialirkan dari alat kontrol menuju

fan

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(28)

Pada saat fluida mengalir melalui saluran tertutup, timbul gesekan antara fluida dan dinding saluran yang menyebabkan terjadinya kehilangan tekan.

Untuk udara perbedaan ketinggian tidak diperhitungkan. Sehingga, persamaan Bernoulli, kesetimbangan energi mekanik untuk aliran yang inkompresibel (yang diterapkan pada udara yang memiliki kehilangan tekan yang rendah) dapat dituliskan sebagai berikut;

{(P

1

/ ρ) + (v

12

/2g

c

) + ηw} = {(P

2

/ ρ) + (v

22

/2g

c

) + h

f

}

---

(5.2)

Dimana

P = tekanan statis ,lbf/ft2

ρ = densitas fluida,lbm/ft3

v = rerata kecepatan linear fluida, ft/sec gc = konstanta gravitasi 32.2lbm-ft/lbf sec2

η = efisiensi fan

w = fan power, ft-lbf/lbm

hf = kehilangan tekan akibat gesekan, ft-lbf/lbm

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(29)

berikut rumus perubahan kecepatan tekanan menjadi kecepatan potensial

--- (5.3

)

Dimana

VP = kecepatan tekanan, in.WG V = kecepatan udara,ft/min

4005 = konstanta perubahan kehilangan tekan menjadi kecepatan udara

(ft/min)/(in.H20)1/2

Untuk densitas udara yang bukan standar

VP

act

= (VP

std

/

ρ

std

) x ρ

act --- (5.4)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(30)

Prinsip umum perencanaan duct adalah sebagai berikut :

Susunan duct harus terintegrasi dengan alat proses dan rencana sistem yang

direncanakan

Panjang duct dan jumlah belokan diusahakan untuk diminimalkan

Jaringan duct disusun secara efektif sehingga mudah dalam pemeliharaan

5.5.2. Perencanaan Jaringan Duct

Prinsip umum perencanaan duct adalah sebagai berikut :

 Susunan duct harus terintegrasi dengan alat proses dan rencana sistem yang direncanakan

 Panjang duct dan jumlah belokan diusahakan untuk diminimalkan

 Jaringan duct disusun secara efektif sehingga mudah dalam pemeliharaan

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(31)

5.5.3. Dimensi Duct

Perencanaan duct dilakukan berdasarkan pertimbangan kecepatan minimum transpor partikulat untuk aliran udara kecepatan udara pada

duct harus cukup tinggi hal ini berdasarkan pertimbangan agar dalam membawa kontaminan tidak jatuh dalam ruang duct

d

c

=

--- (5.5)

Dimana:

dc = diameter duct (ft) Q = debit udara (ft3/menit)

Va = kecepatan transpor (ft/menit)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(32)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(33)

5.5.4. Kehilangan Tekanan pada

Duct

Faktor Friksi (gesekan)

Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan kehilangan tekan adalah dengan menggunakan rumus dibawah ini.

.

H

f

= a

--- (5.6)

Dimana

Hf = Kehilangan tekanan akibat gesekan (in WG) V = Kecepatan aliran dalam duct (fpm)

Q = debit udara (cfm) a,b,c = konstanta

Material duct a b c Galvanized 0,0307 0,533 0,612

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(34)

5.5.4.2.

Kecepatan Aliran Udara

Kecepatan aliran udara pada duct seperti telah dibahas sebelumnya merupakan penyebab kehilangan tekan terbesar. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus ini:

--- (5.7) Dimana:

VP = Tekanan kecepatan (in WG) vg = Kecepatan gas (fpm)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(35)

5.5.4.3. Turbulensi Aliran

Turbulensi aliran udara dalam pipa disebabkan oleh asesoris duct

seperti pada belokan duct, titik cabang duct, pembesaran, dan penyempitan pada duct. Kehilangan tekanan yang terjadi

merupakan perkalian dari harga fraksi k dengan VP sehingga didapatkan rumus sebagai berikut:

--- (5.8) dimana :

Hf = kehilangan tekanan (in WG) VP = velocity pressure (in WG) K = fraksi VP

vg = Kecepatan gas (fpm)

4005 = konstanta konversi kehilangan tekan menjadi

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(36)

5.5.4.5.

Titik Percabangan

Duct

Faktor kehilangan tekanan percabangan sangat tergantung dari sudut yang terbentuk antara cabang duct dengan duct.. Benuk dari percabangan duct

dapat dilihat pada Gambar 5.5

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(37)

5.5.4.6. Kehilangan tekan pada pipa lurus

Beberapa grafik telah dikembangkan untuk mendapatkan nilai kehilangan tekan pada duct

yang lurus. Kebanyakan grafik ini berdasarkan penggunaan duct yang baru dan bersih. Kehilangan tekan pada duct lurus dapat dinyatakan berdasarkan Gambar Grafik 5.6

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(38)

.5.4.7. Pembesaran dan penyempitan duct

Pada pembesaran dan penyempitan duct akan terjadi perubahan kecepatan yang mengakibatkan kehilangan tekanan udara dalam duct, karena besarnya kehilangan tekanan sangat bergantung pada kecepatan dalam duct. Maka faktor kehilangan tekanan pada penyempitan atau pembesaran duct yang bergantung pada perbandingan diameter inlet dan outlet.

Gambar.5.7 Bentuk penyempitan duct

Gambar.5.8 Bentuk perbesaran duct

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(39)

Tabel.5.6 Perolehan kembali Tekanan statis SP pembesaran - SP regain for expansions

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(40)

5.5.4.8. Belokan Duct

Loss factor pada elbow sangat bergantung pada bentuk struktur belokan apakah memiliki sudut 90°, 30 - 60° Gambar.5.9, gambar 5.10, dan gambar 5.11 berikut ini.

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

(41)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(42)

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

PRINSIP tahanan kurang

untuk aliran udara Hindari desain dibawah

Merampingkan sistem sebanyak mungkin untuk meminimalkan turbulensi udara dan ketahanan

saluran Round

memberikan ketahanan kurang dari saluran

persegi (luas

permukaan kurang).

Smooth, saluran kaku memberikan ketahanan kurang dari feksibel, saluran kasar.

Prinsip Desain Pipa

1

1

/1

9

/2

0

1

8

(43)

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

PRINSIP tahanan kurang

untuk aliran udara Hindari desain dibawah

berjalan pendek dari saluran memberikan perlawanan kurang dari berjalan lama

Lurus berjalan

menawarkan resistansi kurang dari berjalan dengan siku dan tikungan.

cabang Duct harus memasukkan di sudut bertahap daripada sudut siku-siku. Duct cabang tidak boleh memasuki saluran

Prinsip Desain Pipa

1

1

/1

9

/2

0

1

(44)

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

PRINSIP tahanan kurang untuk aliran udara

Hindari desain dibawah

Siku dengan membungkuk bertahap

memberikan

ketahanan kurang dari tikungan tajam

diameter saluran besar memberikan ketahanan kurang dari saluran

berdiameter kecil

Prinsip Desain Pipa

1

1

/1

9

/2

0

1

8

(45)

Fan

,

Blower

dan

Kompresor

dibedahkan oleh metode yang digunakan untuk menggerkan udara, dan oleh tekanan sistim operasinya. ASME (The American Society of Mechanical Engineers) menggunakan rasio spesifik, yaitu tekanan pengeluaran terhadap tekanan hisap, untuk mendefenisikan fan, blower dan kompresor

5.FAN DAN BLOWER

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

(46)

Terdapat dua jenis

FAN

yaitu ;

(i)

Fan Aksial

,

menggerakkan aliran udara sepanjang sumbuh fan (terpasang pada poros berputar)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

46 (ii)

Fan Sentrifugal

,

(47)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

47

Ada dua jenis blower, yaitu :

(i) blower sentrifugal, dan

(48)

1

1

/1

9

/2

0

1

8

E

T

A

P

R

IM

A

S

A

F

E

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

/

M

.A

R

IE

F

L

A

T

A

R

48

DAFTAR PUSTAKA,

ACGIH.2006

Industrial Ventilation: A Manual of Recommended Practice for Operation and Maintenance,

Signature publications Amer Conf of Governmental Berilustrasi –p.200

AIHA. 2006

Ventilation and Control of Airborne Contaminants During Open Surface Tank Operation

ASHRAE, 1999

Aplications Handbook (SI), Capter 29 Industrial local exhaust system Bureau of energy efficiency (BEE), Govermental of India 2004

Energi efficiency guide book chapter 5, p 93-112 CCOHS. 2010

Copyright ©1997-2010 Canadian Centre for Occupational Health & Safety

Donald Bosham,PE,DR James W Wright,PE-2004

Unifed Facilties Criteria (UFC), Industrial ventilations,approved public realease Howard D. Goodfellow. 2001

Industrial ventilation design guidebook, Howard Goodfellow, University of Toronto and Stantec Global Technologies Ltd., Mississauga, Ontario, Canada

IAPA. 2006

A health and safety guideline for your workplace,Ventilation

John Leslie Alden 2007,

Design of industrial exhaust systems University of Wisconsin – Madison 26 Sep-2007 252 hal UNEP, 2006

Fan dan Blower, Pedoman efisiensi energy untuk Industri Asia-ww.energyefficienciasia.org Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association (SMACNA).

SMACNA Publications. Arlington, VA: Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association. William Halsie Haye, 2006

Practical Exhaust and Blow Piping: A Treatise on the Planning and Installation of Fan-piping in All Its Branches, 159 halaman

(49)

Terima

Kasih

P

R

IM

A

S

A

FE

T

Y

E

N

G

IN

E

E

R

IN

G

,

M

.A

R

IE

FF

Gambar

Gambar. 5.3    Slot hood
Gambar.    Tekanan Blowers tahap tunggal

Referensi

Dokumen terkait