• Tidak ada hasil yang ditemukan

2016 Policy Brief Kebijakan E Journal Akreditasi Sitasi dan Internasionalisasi Jurnal di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "2016 Policy Brief Kebijakan E Journal Akreditasi Sitasi dan Internasionalisasi Jurnal di Indonesia"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Policy Brief

Kebijakan E-Journal, Akreditasi, Indeksasi, Sitasi

dan Internasionalisasi Jurnal di Indonesia

(2)

1

Jurnal atau berkala ilmiah atau majalah ilmiah yang selanjutnya disebut sebagai jurnal adalah bentuk terbitan yang berfungsi meregistrasi kegiatan kecendekiaan, mensertifikasi hasil kegiatan yang memenuhi persyaratan ilmiah minimum, mendiseminasikannya secara meluas kepada khalayak ramai, dan mengarsipkan semua temuan hasil kegiatan kecendekiaan ilmuwan dan pandit yang dimuatnya. Salah satu output yang harus dicapai oleh perguruan tinggi menuju World Class University adalah jumlah publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi dan seberapa banyak publikasi jurnal tersebut dimanfaatkan oleh peneliti lain dan/atau jurnal lain dengan mensitasi tulisan yang dihasilkan.

Pada kenyataanya, publikasi ilmiah peneliti Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah, terutama publikasi di media jurnal ilmiah yang terindeks di pengindeks internasional bereputasi. Salah satu faktor penyebabnya adalah budaya menulis yang belum berkembang di masyarakat pada umumnya, perguruan tinggi khususnya, dan/atau rendahnya kemauan dan kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam terbitan berkala ilmiah bermutu. Tidak mengherankan jika kemudian diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui terbitan berkala ilmiah nasional dan internasional masih rendah. Pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi. Disamping itu, ketersediaan jurnal-jurnal ilmiah bermutu dan/atau bereputasi internasional di dalam negeri sendiri juga masih sangat kurang.

Pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi. Disamping itu, kewajiban publikasi ilmiah minimum di jurnal nasional terakreditasi bagi lulusan Program Magister dan minimum di jurnal internasional bagi lulusan Program Doktor berdasarkan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi harus segera disikapi dan disiapkan perangkatnya.

Kebutuhan untuk mempublikasikan hasil penelitian sudah sangat mendesak dan menjadi suatu hal yang wajib, seiring dengan keluarnya surat edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 152 tahun 2012, dimana setiap sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktor (S3) untuk dapat lulus harus mempublikasikan tugas akhirnya di Jurnal nasional, nasional terakreditasi dan Internasional. Selain dari itu kenaikan jenjang kepangkatan beberapa jabatan fungsional telah mempersyaratkan untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian dan pemikiran dalam jurnal ilmiah. Bahkan hibah-hibah penelitian yang

(3)

2

sudah dikeluarkan pemerintah juga menuntut untuk menghasilkan karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Berikut ini beberapa aturan dan persyaratan dari jabatan fungsional dosen dan peneliti yang mengatur publikasi di Jurnal Ilmiah

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan Akademik Profesor telah memberikan persyaratan kenaikan jenjang jabatan dalam fungsional dosen antara lain:

1.

Kenaikan jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor, sekurang-kurangnya telah 4 tahun dari jabatan Asisten Ahli, dimungkinkan kurang dari 4 tahun bagi dosen yg berprestasi apabila mempunyai

publikasi pada jurnal nasional terakreditasi sebagai penulis utama;

2.

Kenaikan jabatan dari Lektor ke Lektor Kepala sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam jabatan lektor, berpendidikan Magister (S2), harus memiliki karya ilmiah yang dimuat di jurnal

internasional bereputasi atau berpendidikan (S2) harus memiliki karya ilmiah yang dimuat di

jurnal nasional terakreditasi;

3.

Kenaikan Jabatan dari Lektor Kepala ke Guru Besar, sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam jabatan Lektor Kepala, harus memiliki publikasi karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi serta telah memiliki pengalaman kerja sebagai dosen minimal 10 (sepuluh) tahun.

Selain dari persyaratan di atas, dalam peraturan tersebut diatur juga persyaratan yang memungkinkan untuk dapat loncat jabatan dua tingkat lebih tingi dari Asisten Ahli ke Lektor Kepala dan Lektor ke Guru Besar, bobot pemberian angka kredit untuk publikasi ilmiah yang diterbitkan dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 1. Daftar Bobot Penilaian Angka Kredit Publikasi di Jurnal untuk Jabatan Fungsional Dosen

No Jenis Kegiatan Angka Kredit Maks.

Hasil penelitian atau hasil pemikiran yang dipublikasikan:

1. Jurnal internasional bereputasi (terindeks pada database internasional bereputasi dan berfaktor dampak)

40 2. Jurnal internasional terindeks pada database internasional

bereputasi

30 3. Jurnal internasional terindeks pada database internasional di luar

kategori 2

20

4. Jurnal nasional terakreditasi 25

5. Jurnal nasional tidak terakreditasi tetapi terindek pada DOAJ 15

6. Jurnal nasional tidak terakreditasi 10

7. Jurnal ilmiah yang ditulis dalam Bahasa Resmi PBB namun tidak memenuhi syarat-syarat sebagai jurnal ilmiah internasional

10

Jabatan Fungsional Peneliti

(4)

3

utama dalam pengusulan angka kredit unsur utama dalam penelitian harus menghasilkan publikasi ilmiah, dimana bobot penilaian angka kredit yang diberikan untuk setiap usulan dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 2 Daftar Bobot Penilaian Angka Kredit Publikasi di Jurnal untuk Jabatan Fungsional Peneliti

No Jenis Kegiatan Angka Kredit Maks.

1. Membuat karya tulish ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah internasional bereputasi termasuk agregator (Google Scholar, Ebsco, Proquest, Gale dan atau yang setara)

30

4. KTI yang terbit dalam majalah ilmiah nasional yang telah memenuhi persyaratan internasionalisasi menurut institusi yang berwenang

30 5. Membuat KTI yang terbit dalam majalah ilmiah nasional

terakreditasi

25 6. Membuat KTI dalam majalah ilmiah nasional tidak terakreditasi 5 7. Membuat makalah/komunikasi pendek hasil penelitian atau hasil

pemikiran ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah terakreditasi

3 8. Membuat makalah/komunikasi pendek hasil penelitian atau hasil

pemikiran ilmiah yang terbit dalam majalah ilmiah tidak terakreditasi

1

Keharusan mendaringkan artikel terbitan berkala ilmiah ini sudah diatur dalam Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 2050/E/T/2011 tentang Kebijakan Unggah Karya Ilmiah dan Jurnal. Dengan dipublikasi secara daring terhadap artikel dari terbitan berkala ilmiah, maka artikel tersebut akan sangat mudah diakses oleh pembaca baik di Indonesia maupun di dunia. Lebih menguntungkan lagi, dampak ilmiah berupa rujukan dari artikel jurnal lainnya bisa diperoleh dengan mudah karena adanya versi daring tersebut. Disamping itu, dengan didaringkannya semua artikel-artikel dari jurnal ilmiah, maka pendeteksian unsur-unsur plagiarism menjadi lebih mudah.

Peraturan Menpan No16 Tahun 2009 dan Permendikbud No 35 tahun 2010 yang keduanya mengatur tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Berdasarkan kedua aturan tersebut kenaikan pangkat dengan system PK Guru mempersyaratkan adanya unsur publikasi ilmiah bagi guru yang akan naik pangkat mulai dari golongan III b ke IIIc. Khusus untuk kenaikan pangkat golongan IIIc ke III d mempersyaratkan adanya laporan hasil penelitian, Sedangkan untuk kenaikan pangkat IVa ke IV b dan seterusnya selain adanya laporan hasil penelitian juga mempersyaratkan artikel yang dimuat di jurnal yang ber-ISSN atau buku pendidikan yang ber ISBN.

(5)

4

1. Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

2. Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 2050/E/T/2011 tentang Kebijakan Unggah Karya Ilmiah dan Jurnal 3. Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah S1 di Jurnal

Nasional, S2 di Jurnal Nasional terakreditasi dan S3 di Jurnal Internasional

4. Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 212/E/T/2012 tentang Panduan Pengelolaan Jurnal Terbitan Berkala Ilmiah Elektronik

5. Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

6. Peraturan kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti 7. Peraturan Menpan No16 Tahun 2009 dan Permendikbud No 35 tahun 2010 yang keduanya

mengatur tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan dan regulasi pentingnya publikasi di Jurnal yang sudah dijelaskan mengakibatkan pekembangan jurnal yang terus meningkat drastis, berdasarkan data yang diperoleh dari PDII LIPI (http://issn.pdii.lipi.go.id) permohonan Internastional Standar Serial Number (ISSN) terus meningkat siginifikan seperti dapat dilihat dalam gambar 1. Tahun 2009 permohonan ISSN sebanyak 12.772 sampai akhir 2016 sudah hampir mencapai 40.000, dan sebagian besar yang mengajukan ISSN adalah jurnal yang akan terbit dalam bentuk versi elektronik. Banyaknya jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia tidak diiringi dengan kualitas penerbitan sesuai dengan standar penerbitan apalagi terakreditasi nasional dan terindeks di lembaga pengindeks bereputasi internasional.

(6)

5

Pengelolaan terbitan berkala ilmiah bukan merupakan pekerjaan yang mudah, mengingat sebagain besar pengelola jurnal bukan pekerjaan utama melainkan pekerjaan tambahan. Permasalahan umum yang dihadapi para pengelola terbitan berkala ilmiah, yaitu:

1. Ketersediaan naskah bermutu, minimnya referensi primer dari artikel jurnal dan prosiding ilmiah dan kemutakhiran pustaka acuan;

2. Pengelolaan terbitan berkala ilmiah yang tidak standar sebagaimana yang diminta oleh akreditasi dan pengindeks, dan

3. Keberlanjutan pengelolaan terbitan berkala ilmiah.

Jumlah naskah bermutu sangat terbatas karena pada umumnya para peneliti belum mempunyai komitmen yang cukup untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui terbitan berkala ilmiah. Motivasi melakukan penelitian belum diimbangi dengan tanggung jawab moral sebagai peneliti untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya yang sangat berguna bagi masyarakat luas baik untuk kepentingan praktis maupun pengembangan teoritis. Dengan dipublikasikannya hasil penelitian pada terbitan berkala ilmiah, peneliti akan mendapatkan banyak masukan dan sekaligus kesempatan untuk lebih mengembangkan penelitian pada masa-masa mendatang.

Paradigma perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah berkembang begitu pesat merambah ke berbagai bidang untuk mempermudah pengelolaan termasuk jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah sebelumnya terbit dalam bentuk cetak dengan oplah dan tiras yang sangat terbatas sehingga sulit untuk diketahui dan dikenal oleh banyak calon penulis. Terbatasnya diseminasi berdampak pada rendahnya sitasi dari publikasi yang dihasilkan oleh peneliti maupun akademisi. Saat ini penerbitan jurnal ilmiah di tingkat internasional sudah dalam bentuk elektronik sehingga memudahkan penulis mengirimkan naskah, editor dalam melakukan editing, reviewer dalam melakukan penelaahan dan menjangkau pembaca ke seluruh belahan dunia, sehingga berdampak pada tingginya sitasi suatu artikel dan semakin dikenalnya suatu penelitian di seluruh dunia. Untuk menuju ke arah sana maka perlu disiapkan naskah yang baik, pengelolaan jurnal yang profesional dan mekanisme diseminasi yang efektif dari jurnal yang diterbitkan. Salah satu sarana diseminasi jurnal yang efektif saat ini yaitu melalui jurnal elektronik (e-journal) disamping jurnal cetak.

Di sisi lain, peningkatan aksesibilitas website jurnal-jurnal ilmiah di perguruan tingi menjadi sangat penting pada era global saat ini, terutama jurnal-jurnal yang terakreditasi DIKTI dan LIPI maupun jurnal-jurnal nasional yang belum terakreditasi dan rintisan jurnal bereputasi internasional. Hal ini sesuai dengan kewajiban

(7)

6

mendaringkan artikel ilmiah secara fulltext sebagaimana Surat Edaran Dirjen DIKTI. Peningkatan aksesibilitas website jurnal ini dapat ditandai dengan naiknya jumlah pengunjung website dari waktu ke waktu yang dapat diartikan sebagai jumlah oplah, sehingga visibility dan dampak ilmiah atau jumlah sitasi terdeteksi di mesin pencari, misalnya Google Scholar semakin banyak. Selain itu, peningkatan aksesibilitas ini juga diindikasi dari jumlah halaman website dan jumlah dokumen PDF artikel jurnal yang online yang ditangkap oleh mesin pencari. Dengan semakin banyaknya jurnal-jurnal di Indonesia yang mendaringkan artikel-artikelnya terutama yang terbit terdahulu (back issue), maka peluang untuk terindeksasinya jurnal-jurnal tersebut di mesin pengindeks jurnal semakin bertambah, misalnya Google Scholar, DOAJ, CABI, EBSCO, SCOPUS, dan lain-lain. Pada akhirnya, dengan penyediaan artikel ilmiah secara daring di website masing-masing jurnal ilmiah, maka akan meningkatkan jumlah sitasi terhadap hasil-hasil karya yang dihasilkan.

Berdasarkan hal tersebut, PDII-LIPI, Kemenristekditik, Ditlitabmas-Dikti dan Pusbindiklat Peneliti-LIPI telah berupaya untuk mengubah paradigma penerbitan jurnal cetak menjadi elektronik dimana sejak tahun 2009 telah melakukan beberapa program atau kegiatan, antara lain:

1. Penterjemahan dan adopsi Open Journal System di Indonesia sebagai aplikasi e-journal dilakukan oleh PDII-LIPI pada tahun 2009.

2. Pembuatan panduan Open Journal System, untuk bisa diimplementasikan oleh penngelola jurnal dilaksanakan oleh PDII-LIPI bekerjasama dengan kementerian riset dan teknologi pada tahun 2010.

3. Pelatihan Open Journal System (OJS) Dasar, dimana penerbit jurnal diperkenalkan aplikasi manajemen e-jurnal menggunakan aplikasi Open Journal System (OJS) oleh Dikti, Pusbindiklat Peneliti-LIPI dan PDII-LIPI untuk memudahkan pengelolaan. Kegiatan ini dilakukan tahun 2011-2012.

4. Pelatihan Pengelolaan Manajemen E-Jurnal Lanjut, dimana penerbit jurnal yang telah memiliki aplikasi e-jurnal diajarkan bagaimana menggunakan aplikasi tersebut secara lebih lanjut. (Kegiatan ini dilakukan tahun 2012 -2016) kegiatan ini dilaksanakan oleh: 1) Ditlitabmas Dikti melalui anggaran pemerintah; 2) Pusbindiklat Peneliti-LIPI dan PDII-LIPI dengan anggaran dari masing-masing instutusi pengelola jurnal yang masuk ke dalam PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Pelatihan seperti ini dilakukan secara mandiri pula oleh pihak swasta maupun perguruan tinggi yang memiliki jurnal.

5. Penyediaan Literatur E-Journal dengan Berlangganan, dimaksudkan untuk menyediakan referensi primer dan mutakhir bagi penulis sehingga dapat menghasilkan naskah ilmiah yang berkualitas dilaksankan oleh Dikti untuk melanggankan seluruh perguruan tinggi, kementerian ristek untuk LPNK dan perpustakaan nasional untuk seluruh masyarakat. (Kegiatan ini dilakukan tahun 2010 - 2016).

6. Pelatihan TOT Penulisan Artikel Ilmiah, dimaksudkan untuk melatih wakil dari setiap perguruan tinggi sehingga dapat mengajarkan kembali penulisan naskah baik untuk jurnal nasional maupun internasional. (Kegiatan ini dilakukan tahun 2009 -2016).

(8)

7

proses ini dilakukan mulai tahun 2012 dan ditetapkan pada tanggal 1 September 2014 melalui peraturan Dirjen Dikti no. 1 tahun 2014 tentang terbitan berkala ilmiah, dan peraturan kepala LIPI no. 3 tahun 2014.

8. Workshop Internasionalisasi Jurnal dan Pemberian Insentif Jurnal Terindeks, hal ini dilaksanakan mulai tahun 2013-2014 untuk membina jurnal ilmiah Indonesia sehingga terindeks di lembaga pengindeks bereputasi dan memberikan apresiasi atas upaya jurnal yang sudah terindeks di pengindeks internasional bereputasi. Insentif Jurnal Terindeks, meliputi tiga kategori, yaitu: kategori jurnal-jurnal yang sudah terindeks di Scopus; kategori jurnal-jurnal yang sudah terindeks di pengindeks bereputasi sedang dan berpotensi terindeks di pengindeks bereputasi tinggi, dan kategori jurnal-jurnal bereputasi internasional yang mampu mempunyai kinerja (faktor dampak Scimago Journal Ranking (SJR) dan/atau Impact Factor Thomson) tiga terbaik di Indonesia.

9. Penyiapan Sistem Informasi Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Nasional (ARJUNA, website: http://arjuna.dikti.go.id), yaitu sistem informasi akreditasi terbitan berkala ilmiah dengan mekanisme pengajuan secara daring, penilaian akreditasi jurnal secara daring, dan sistem database jurnal terakreditasi. Sistem ini telah dipersiapkan sejak tahun 2012 untuk membantu memudahkan pengusul, sekretariat dan tim penilai jurnal, namun demikian hingga kini sistem ini belum diselesaikan secara sempurna.

10. Pelatihan Pengajuan Akreditasi Jurnal menggunakan Sistem Informasi ARJUNA, pada tahun 2012 telah dilaksanakan pelatihan untuk pengelola jurnal yang akan mengajukan akreditasi secara daring.

11. Penyiapan Tim Nasional Akreditasi TBI dan Penyiapan Tim Asesor Substansi dan Asesor Tatakelola Akreditasi TBI, penyiapan tim ini dilaksanakan sejalan dengan berakhirnya tim nasional akreditasi lama dan dalam rangka diberlakukannya Peraturan Akreditasi TBI yang baru pada tahun 2015. Tim Nasional Akreditasi TBI ini direncanakan merupakan unsur gabungan dari Dikti dan LIPI, sementara itu Tim Asesor Substansi Akreditasi TBI diseleksi dari para pelamar dari para peneliti dan akademisi berdasarkan kriteria yang ditetapkan, terutama berdasarkan rekam jejak publikasi ilmiah dan/atau pengalaman pengelolaan terbitan berkala ilmiah. Penyiapan tim ini belum selesai dilakukan, namun proses rekrutmen dan seleksi sudah dilaksanakan.

12. Pelatihan TOT dan Penyamaan Persepsi Asesor Akreditasi TBI, setelah terbentuk Tim Akreditasi TBI maka pada tahun 2015 akan dilaksanakan pelatihan TOT (tentang cara-cara penilaian akreditasi jurnal secara daring) dan penyamaan persepsi asesor, sesuai dengan peraturan akreditasi TBI elektronik. Hingga Juli 2015, kegiatan ini belum dilakukan, dan direncanakan dilakukan setelah proses rekrutmen awal diselesaikan dan disahkan.

(9)

8

skema bantuan ini, akan dilakukan juga proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara on-site.

14. Proses Re-evaluasi dan Monitoring Terbitan Berkala Ilmiah Terakreditasi, kebijakan ini direncanakan dilaksanakan setiap dua tahun sekali bagi jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi, dengan tujuan agar terjaga mutunya. Proses re-evaluasi dan monitoring ini akan dilakukan oleh Tim Asesor Akreditasi Jurnal, dimana pengelola jurnal tidak perlu melakukan proses pendaftaran untuk evaluasi. Kegiatan ini direncakanan dimulai tahun 2017.

Berdasarkan pada upaya-upaya yang telah dilakukan di atas maka penerbitan jurnal di Indonesia paradigma beralih semua ke elektronik , hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah jurnal yang terbit menggunakan elektronik dari tahun ke tahun seperti dapat dilihat dalam gambar 2, contoh hasil implementasi OJS saat ini ada yang dilaksanakan secara multiple jurnal (terintegrasi) dimana universitas menyediakan infrastruktur dan pengelola jurnal tinggal menjalankan penerbitannya, seperti contoh yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) seperti terlihat dalam gambar 3 Selain itu ada universitas yang membebaskan penerbit jurnal yang secara mandiri (single journal) menyediakan infrastruktur dan pengembangan aplikasi dan universitas menyediakan insentif, seperti yang dilaksanakan oleh Universitas Indonesia seperti terlihat dalam gambar 4.

Gambar 2 Peningkatan Implementasi Open Journal System di Indonesia

(10)

9

Gambar 4 Contoh Tampilan Implementasi Single Jurnal di Universitas Indonesia

Perkembangaan Implementasi jurnal dalam bentuk elektronik yang sangat pesat saat ini tidak diiringi dengan peningkatan kualitas penerbitan jurnal ilmiah sesuai satandar tata keloa jurnal elektronik. Peningkatan kualitas manajemen penerbitan jurnal elektronik di dorong dua hal yaitu: 1) kualitas publikasi mencakup ruang lingkup jurnal, gaya selingkung dan manajemen referensi; dan 2) manajemen e-journal mencakup kelembagaan, infrastruktur, kinerja jurnal serta pendanaan, seperti digambarkan dalam gambar 5.

(11)

10

Akreditasi jurnal ilmiah bertujuan untuk mengontrol kualitas dari jurnal yang diterbitkan. Dimana dalam proses akreditasi diberikan penilaian terhadap jurnal dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Sampai tahun 2014 terdapat 2 lembaga yang mengakreditasi jurnal ilmiah, yaitu Pusbindiklat-LIPI untuk jurnal di bawah Lembaga Penelitian dan Kementrian, sedangkan DP2M-DIKTI untuk jurnal di bawah Perguruan Tinggi dan Asosiasi Profesi.

Perubahan paradigma terbitan berkala ilmiah cetak menjadi elektronik perlu diikuti oleh peraturan yang mendukung. Pusbindiklat Peneliti-LIPI dan Direktrorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat – Dikti selaku lembaga yang memiliki kewenangan untuk melakukan penilaian Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah pada tahun 2012 telah bersepakat untuk melakukan penyesuaian pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah yang berlaku saat ini, yaitu Peraturan Kepala LIPI Nomor 04/E/2011 tentang akreditasi majalah ilmiah dan Peraturan Dirjen Dikti nomor 49/DIKTI/Kep/2011 Tentang pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah.

Kesepakatan antara LIPI dan DIKTI menghasilkan pedoman akreditasi terbitan berkala ilmiah yang lebih menekankan pada penilaian atau akreditasi penerbitan jurnal ilmiah secara elektronik. Selanjutnya, LIPI menerbitkan Peraturan Kepala LIPI Nomor 3 Tahun 2014 dan DIKTI menerbitkan Peraturan Dirjen Dikti nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan berkala Ilmiah walaupun peraturan tersebut ditetapkan dengan nomor peraturan yang berbeda namun isi kedua peraturan tersebut sama. Peraturan baru tersebut akan diberlakukan efektif mulai 1 April tahun 2016, sedangkan tahun 2015 merupakan masa transisi penerapan pedoman terbitan berkala ilmiah yang baru. Skema implementasi akreditasi jurnal anatar peraturan lama dan baru dapat dilihat dalam gambar 6 Perbedaan instrumen lama dan baru dapat dilihat dalam Tabel 3.

Gambar 6 Skema Pemberlakukan Akreditasi Jurnal Ilmiah aturan lama ke Baru

(12)

11

Tabel 3 Perbedaan Akreditasi Instrumen lama dan baru

Instrumen Lama Baru pengelolaan secara daring penuh

paperless)

Konsisten secara manual Mempersyaratkan/menyarankan penggunaan aplikasi referensi

Manajemen

Pengelolaan (Review)

Penekanan Pada Hasil akhir Penekanan pada Proses

Alamat Unik artikel Tidak Ada Mempersyaratkan / menyarankan memiliki identitas unik artikel (Digital object identifier)

Indeks Tiap Jilid Manual Otomatis dengan E-Publishing

System Penyebarluasan dan

Dampak Ilmiah

Berbasis Oplah dan Tiras Penyebaran terbatas

Berbasis Akses dan Statistik penyebaran luas (global) dengan kunjungan unik

Indeksasi dan Internasionalisasi

Sulit dilaksanakan Lebih mudah dilaksanakan

Dengan telah diberlakukannya Pedoman Akreditasi Terbitan berkala Ilmiah tahun 2014, maka jurnal yang akan terbit harus dalam bentuk elektronik dengan persyaratan pengajuan sebagai berikut;

1. Memiliki ISSN baik dalam versi elektronik (e-ISSN) dan atau cetak (p-ISSN) apabila terbitan dalam dua versi;

2. Mencantumkan persyaratan etika publikasi (publication ethics statement) dalam laman website

jurnal;

3. Terbitan berkala ilmiah harus bersifat ilmiah, artinya memuat artikel yang secara nyata mengandung data dan informasi yang memajukan pengetahuan, ilmu, dan teknologi serta seni; 4. Terbitan berkala ilmiah telah terbit paling sedikit 2 tahun berurutan, terhitung mundur mulai

tanggal atau bulan pengajuan akreditasi;

(13)

12

7. Tercantum dalam salah satu lembaga pengindeks nasional (Indonesian Scientific Journal Database (ISJD), Portal Garuda, Pustaka Iptek dan/atau yang setara).

Point penilaian untuk jurnal dapat terakreditasi yaitu pengelola jurnal harus dapat memenuhi unsur penilaian seperti dalam tabel 4, dimana jurnal dapat terakreditasi setelah memperoleh nilai minimal 70, dimana unsur penilaian terbagi menjadi dua yaitu tata kelola dan substansi naskah.

Tabel 4 Perbedaan Unsur Penilaian Instrumen lama dan baru

Bagian Unsur Penilaian

Skor/ Bobot Lama

(2011)

Skor/ Bobot Baru

(2014)

A Penamaan Terbitan Berkala Ilmiah 3 3

B Kelembagaan Penerbit 9 4

C

Penyuntingan Dan Manajemen Pengelolaan Terbitan (Nama lama Penyuntingan Dan Mitra Bestari)

17 17

D Substansi Artikel 36 39

E Gaya Penulisan 15 12

F Penampilan 8 8

G Keberkalaan 8 6

H

Penyebarluasan

( Nama Lama : Layanan Tambahan) 4 11

Jumlah 100 100

Untuk lebih memudahkan dan mengoptimalkan pelayanan terhadap akreditasi jurnal ilmiah maka diperlukan sarana akreditasi secara on-line dimana penerbit jurnal ilmiah yang akan mengakreditasi bisa melakukan secara online, oleh karena itu mulai tahun 2014 Ditlitabmas Dikti menginisiasi adanya sistem pengajuan akreditasi jurnal secara online yang diberi nama “Arjuna, Akreditasi Jurnal Nasional”.

(14)

13

Jurnal terakreditasi nasional sampai 1 Desember 2016 berjumlah 442 jurnal dimana jurnal yang telah diakreditasi Kemenristekdikti sebanyak 247 jurnal dan diakreditasi oleh LIPI sebanyak 195 jurnal seperti ditunjukkan dalam Gambar 8.

Gambar 8 Komposisi Jurnal Terakreditasi Nasional.

Restrukturisasi organisasi Berdasarkan Keppres tahun 2015 tentang Kemenristekdikti, yang menggabungkan Pendidikan Tinggi dan Lembaga Penelitian, diharapkan menjadi angin segar untuk bersatunya Akreditasi jurnal di dua lembaga Menjadi satu Akreditasi Jurnal Nasional, Namun sampai saat ini belum terjadi, pengelola jurnal dan penulis masih berharap dapat segera terealisasi sehingga tidak menimbulkan perbedaan persepsi dan pengakuan untuk angka kredit kenaikan pangkat baik Dosen maupun peneliti.

(15)

14

Jurnal ilmiah dikategorikan bereputasi internasional jika berbahasa PBB, penulis, editor dan reviewer terdiri dari beberapa negara dan terindeks di pengindeks bereputasi internasional dengan kategori rendah seperti google scholar, sedang seperti DOAJ, proquest, ebsco, Pubmed dan tinggi seperti Scopus dan Web of Science. Indeksasi bertujuan menyebarluaskan penerbitan sehingga dapat diakses darimanapun perbedaan kategori pengindeks rendah sedang dan tinggi disebabkan oleh mekanisme pendaftaran jurnal yang harus memenuhi kriteria tertentu yang dipersyaratkan, seperti di google scholar hanya mengisi form pendaftaran maka jurnal akan otomatis terindeks di google setelah isian terisi. Untuk terindeks di DOAJ ada mekanisme pendaftaran, verifikasi terhadap keberadaan dan kesesuaian dengan apa yang sudah diisikan dalam form yang sudah dibuat, saat ini untuk dapat terindeks DOAJ harus menunggu 6-12 bulan setelah proses pendaftaran. Untuk bisa terindeks Scopus harus memenuhi kriteria yang ditetapkan sangat ketat, adapun kriteria yang diminta oleh scopus dapat dilihat dalam gambar 9, saat ini untuk dapat diterima jurnal terindeks scopus memerlukan waktu 9 bulan sampai 2 tahun.

Gambar 9 Kriteria seleksi Jurnal Sehingga terindeks di Scopus

(16)

15

Tabel 5 Peningkatan Jurnal Ilmiah Indonesia yang Terindeks di DOAJ Tahun Peningkatan Per

Tabel 6 Daftar Jurnal Ilmiah Indonesia Bereputasi Internasional terindeks di Scopus per Desember 2016

Nama Jurnal Ilmiah Penerbit

International Journal of Electrical Engineering and Informatics

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Journal of ICT Research and Applications Institut Teknologi Bandung (ITB) Journal of Mathematical and Fundamental Sciences Institut Teknologi Bandung (ITB) Journal of Engineering and Technological Sciences Institut Teknologi Bandung (ITB) Indonesian Journal of Chemistry Universitas Gadjah Mada (UGM) Gadjah Mada International Journal of Business Universitas Gadjah Mada (UGM)

International Journal of Power Electronics and Drive Systems Institute of Advanced Engineering and Science (IAES)

International Journal of Electrical and Computer Engineering Institute of Advanced Engineering and Science (IAES)

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis Universitas Diponegoro (UNDIP) International Journal of Technology Universitas Indonesia (UI)

Biodiversitas Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Indonesian Journal of Applied Linguistics Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Agrivita Universitas Brawijaya (UB)

Al-Jami’ah UIN Sunan Kalijaga

TELKOMNIKA Telecommunication Computing Electronics and Control

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Biotropia SEAMEO BIOTROP

Critical Care and Shock Indonesian Society of Critical Care Medicine Acta Medica Indonesiana Indonesian Society of Internal Medicine Kukila (Bulletin of Indonesian ornithology) Pusat Informasi Lingkungan Indonesia

Studia Islamika UIN Jakarta

Medical Journal of Indonesia Universitas Indonesia International Journal on Advanced Science, Engineering and

Information Technology

Indonesian Society for Knowledge and Human Development

Telkomnika: Indonesian Journal of Electrical Engineering Institute of Advanced Engineering and Science (IAES)

Media Peternakan Institut Pertanian Bogor

(17)

16

Jurnal ilmiah di Indonesia saat ini belum dikelola secara optimal dan terintegrasi, sehingga akses informasi ke jurnal ilmiah Indonesia baik dari dalam maupun luar negeri menjadi terbatas. Keterbatasan akses tersebut mengakibatkan banyak informasi penting hasil penelitian tidak sampai kepada masyarakat, dan banyak duplikasi kegiatan penelitian. Di tingkat internasional jurnal ilmiah sudah diintegrasikan dan diindeks dikelola secara professional dan terintegrasi sehingga memberikan kemudahan akses kepada pengguna melalui database (Pangkalan data jurnal ilmiah) seperti “Science direct, Ebsco, Proquest, Springer Link, Emerald, Directory Open acces journa; (DOAJ) dan pangkalan data jurnal ilmiah lainnya.

Perubahan paradigma dari terbitan berkala ilmiah cetak menjadi elektronik harus diikuti perkembangannya oleh penulis maupun penerbit di Indonesia, sehingga hasil karya yang dihasilkan dapat segera diketahui dan dikenal masyarakat baik nasional maupun internasional. Saat ini terbitan berkala ilmiah nasional belum memperhatikan pentingnya pengindeksan sebagai salah satu cara diseminasi global. Permasalahan utama pengelolaan terbitan berkala ilmiah di Indonesia yang belum terindeks di pengindeks bereputasi adalah:

1. visibilitas dan aksesibilitas terbitan berkala ilmiah belum baik karena belum menerapkan manajemen terbitan berkala ilmiah secara daring (online);

2. proses pengelolaan tulisan ilmiah belum menerapkan standar-standar ilmiah;

3. kualitas penerbitan terbitan berkala ilmiah sebagian besar masih kurang baik;

4. pengendalian kualitas terbitan berkala ilmiah melalui proses penelaahan oleh mitra bebestari dan pemapanan gaya selingkung belum konsisten;

5. kualitas substansi artikel belum dijaga dan dipertahankan dengan baik.

Indeksasi bertujuan untuk mendiseminasikan metadata artikel terbitan berkala ilmiah sehingga lebih mudah ditemukan dengan cara mencatatkan metadata tersebut di lembaga pengindeks. Lembaga pengindeks yang bereputasi selalu menerapkan seleksi yang ketat saat menerima pendaftaran terbitan berkala ilmiah supaya terindeks. Beberapa pengindeks menerapkan mekanisme pemeringkatan terbitan berkala ilmiah dalam bentuk perbandingan jumlah sitasi/acuan terhadap jumlah artikel yang dipublikasi dalam kurun waktu tertentu, misalnya Impact Factor (IF), Scimago Journal Ranking

(SJR), nilai h-index atau lainnya yang sejenis.

(18)

17

Kinerja dari suatu jurnal dilihat dari jumlah kunjungan terhadap website dan sitasi atas artikel yang diterbitkan. Banyaknya jumlah kunjungan unik rerata pelanggan per hari terhadap laman jurnal elektronik menunjukkan bahwa terbitan berkala ilmiah tersebut sangat diminati secara luas. Besarnya jumlah pengunjung unik menunjukkan besarnya pelanggan dan merupakan salah satu pengukur keluasan persebaran. Jumlah kunjungan unik rerata per hari ini dihitung berdasarkan kunjungan rerata harian selama kurun waktu tertentu (misalnya bulanan atau tahunan). Dampak ilmiah terbitan berkala ilmiah ini diukur dari tingginya frekuensi pengacuan terhadap tulisan yang dimuatnya, dan perannya untuk berfungsi sebagai pemacu kegiatan penelitian berikutnya. Untuk pengakreditasian terbitan berkala ilmiah harus dapat menunjukkan bukti dampak ilmiah yang meliputi rekaman jumlah sitasi oleh terbitan berkala ilmiah lainnya, faktor dampak dan/atau nilai h -index dan keterlibatannya dalam lembaga pengindeks terbitan berkala ilmiah internasional.

Inisiasi mengintegrasikan dan mengindeksan jurnal ilmiah sudah dimulai oleh PDII-LIIPI melalui indeks majalan Ilmiah Indonesia (IMMI) untuk jurnal tercetak dari tahun 1980 sampai 2009. Pada tanggal 22 Oktober 2009 Kepala LIPI dengan Dirjen Dikti meluncurkan Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) yang dikelola oleh PDII-LIPI. ISJD merupakan portal yang mengintegrasikan sistem pengelolaan jurnal ilmiah di Indonesia mulai pendaftaran jurnal baru untuk memperoleh ISSN, pengelolaan artikel jurnal, akreditasi jurnal secara on-line sampai pada sarana analisis jurnal. Analisis jurnal yang dikembangkan mencakup produktivitas dan efektifitas jurnal. Produktivitas dapat diketahui melalui sarana decision support system, dimana kita dapat mengetahui produktivitas dari penulis, lembaga penelitian, bidang keilmuan dan jurnal yang sering menghasilkan artikel. Sedangkan efektivitas jurnal diketahui melalui sarana indeks sitasi, dimana akan diketahui berapa banyak artikel yang telah disitir pihak lain.

Dengan adanya ISJD diharapkan memberikan kemudahan akses terhadap jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia, disamping sebagai sarana diseminasi jurnal yang lebih luas dan juga alat control (bibliographical control) jurnal yang terbit di Indonesia.Awal pengelolaan ISJD sudah memasukkan jurnal terakreditasi LIPI dan Dikti sebanyak 400 jurnal dengan 10.000 artikel melalui kegiatan prioritas LIPI, dengan kerjasama Dikti maka jurnal yang dikelola pada tahun 2010 menjadi 4.000 jurnal dengan 40.000 artikel.

Bisnis proses yang dilaksanakan sampat tahun 2016 yaitu jurnal yang telah melakukan kewajiban serah simpan dalam bentuk cetak ke PDII-LIPI, kemudian dilakukan proses entri data dan digitalisasi sehingga dapat diakses secara mudah dan terintegrasi. Dari tahun 2009-2011 akses ke ISJD terbuka dan dilakukan secara gratis untuk mengunduh full text setiap artikel, penerbit memberikan surat persetujuan kepada PDII-LIPI untuk menyebarluaskan artikel. Gambar 10 menampilkan ISJD awal diluncurkan sampai tahun 2016. ISJD mengembangkan sistem indeks sitasi yang dihentikan kegiatannya pada tahun 2011 karena penulisaan referensi dari setiap artikel beragam serta tidak konsisten, proses input data dilakukan secara manual, sehingga perhitungan sitasi menjadi lama dan tidak significant.

(19)

18

Gambar 10 Tampilan ISJD awal diluncurkan sampai Oktober 2016

Gambar 11 Tampilan ISJD Neo Mulai Oktober 2016

(20)

19

Gambar 12 Tampilan Garba Rujukan Digital, Garuda-Dikti.

Pada tahun 2012, Institute of Advanced Engineering and Science (IAES) yang merupakan Komitmen dari beberapa akademisi dan periset di Indonesia untuk memajukan publikasi serta meningkatkan jumlah karya ilmiah Indonesia di dunia internasional menginisiasi adanya portal Indonesian Publication Index (portalgaruda.org). Portal ini didirikan untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dapat mengakses jurnal secara terintegrasi dan tidak berbayar, pengambilan konten dari jurnal dilakukan secara harvesting setelah pengelola jurnal melakukan pendaftaran. Portal ini didirikan karena terbatas dan harus membayarnya akses artikel melalui ISJD dan portal garuda yang sudah tidak aktif lagi. Keberadaan IPI-Portalgaruda saat ini sangat membantu akademisi dan peneliti dalam menelusuri referensi jurnal ilmiah di Indonesia secara cepat dan mudah serta tidak berbayar. Pengelola dan penulis jurnal diuntungkan dengan penyebaran yang cepat sehingga sitasi dapat lebih meningkat. Perkembangan konten IPI meningkat cukup pesat seperti dapat dilihat dalam tabel 7, padahal IPI tidak memperoleh pendanaan dari pemerintah hanya dari sumbangan anggota yang terlibat dalam IPI.

Gambar 13 Tampilan Portal Indonesian Publication Index –IPI Portalgaruda.org.

(21)

20

Tabel 7 Perkembangan Konten Indonesian Publication Index

Indikator Jumlah

Jumlah Artikel 320,664

Ketersediaan Artikel 309,895

Jumlah Jurnal Terdaftar 6,060

Jurnal Aktif 3,446

Jumlah Reposiroti Institusi 706

Jumlah Penerbit 385

Jumlah PDF tersedia 244,966

Pada tahun 2012, Insitut Teknologi Bandung berdasarkan penugasan dari Dikti meluncurkan

Indonesian Citation Index (IDCI), sebagai portal untuk dapat melakukan pengindeks dan menghitung sitasi untuk menampilkan kinerja jurnal, penulis dan lembaga. Portal ini tidak berlangsung lama karena ITB tidak memiliki tugas dan fungsi terkait menjalankan sitasi dan pihak Dikti tidak mengeluarkan regulasi untuk mendukung IDCI serta sistem yang dikembangkan belum sepenuhnya selesai dan sebagian dalam input data referensi masih dilakukan secara manual.

Gambar 14 Tampilan Portal Indonesian Publication Index –IPI Portalgaruda.org.

(22)

21

. Gambar 15 Tampilan Portal Indonesian Publication Index –IPI Portalgaruda.org.

Pada tahun 2015 kedeputian Jasa Ilmiah –LIPI menginisiasi portal yang diberi nama Indonesian Science and Technologi Index (Inasti), dalam pengoperasiannya diserahkan kepada PDII-LIPI. Portal ini dikembangkan untuk melakukan pemeringkatan dan perbandingan kinerja jurnal, lembaga, penulis serta perkembangan bidang ilmu, sampai Desember 2016 portal ini masih berupa prototipe dengan data statis belum bisa beroperasi dan melihat kinerja dengan data yang dinamis dan terbit secara elektronik, tampilan portal Inasti dapat dilihat dalam gambar 16 sampai 18 .

(23)

22

Gambar 17 Tampilan Pemeringkatan Penulis dalam Portal Inasti: Indonesia Science and Technology Index - LIPI

Gambar 18 Tampilan Kompetensi Lembaga dalam Portal Inasti: Indonesia Science and Technology Index - LIPI

Pada bulan Desember 2016, karena desakan harus membuat jurnal metrik “Scopus Indonesia”, maka Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan menginisiasi portal dengan nama “SINTA: Sistem

INdeksasi dan siTAsi Indonesia, dengan pengembangan awal sistem melibatkan tim pengembang IAES

yang beranggotakan dari beberapa institusi, dan rencana akan melibatkan PDII-LIPI dalam pengembangan sistem dan manajemen konten untuk menjalankan bisnis proses dari SINTA, tampilan dari Sinta dapat dilihat dalam gambar 19 sampai 25, rencana kelembagaan SINTA dapat dilihat dalam gambar 26, perbandingan progres INASTI dan SINTA dapat dilihat dalam tabel 8.

(24)

23

Gambar 20 Tampilan Pemeringkatan Jurnal dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

Gambar 21 Tampilan Tampilan Profil Jurnal dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

(25)

24

Gambar 23 Tampilan Profil Institusi dalam SINTA: Sistem Indeksasi dan Sitasi

(26)

25

(27)

26

Gambar 26 Rencana Kelembagaan Sistem Indeksasi dan Sitasi Indonesia (SINTA)

Tabel 8 Perbandingan INASTI dan SINTA

Indikator INASTI SINTA

Jumlah Metadata Artikel 15.444 30.0660

Jumlah Peneliti Terdaftar 1.545 1,655

Jumlah Jurnal 501 394

Jurnal Institusi 9 600

Pemeringkatan Jurnal Belum Berjalan Sudah Berjalan Pemeringkatan Institusi/Lembaga Belum Berjalan Sudah Berjalan Pemeringkatan Penulis Belum Berjalan Sudah Berjalan Perhitungan Sitasi Belum Berjalan Sudah Berjalan

Komite

Pengarah

Garudascholar

Pengembang

Sistem

Manajemen

Konten dan Help

Desk

(28)

27

Berdasarkan pertimbangan kondisi dari perkembangan jurnal dan program kerja bersama yang sudah dilaksanakan oleh PDII-LIPI, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat –Dikti ,Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan –LIPI, kemudian adanya reorganisasi di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan adanya Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual dibawah Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan yang memfasilitasi adanya Subdit Fasilitasi Jurnal Ilmiah dan Subdit Publikasi Ilmiah, sehingga program dan kegiatan antara Pendidikan Tinggi dan Lembaga Litbang harus disinergikan dan menjadi program nasional, maka point penting sebagai arah kebijakan dalam pembinaan jurnal ilmiah secara nasional di Indonesia direkomendasikan sebagai berikut:

1. Tahun 2015 merupakan masa transisi akreditasi, dimana masih berlaku akreditasi berdasarkan instrumen lama dan instrumen baru sudah mulai diberlakukan, hingga batas waktu 31 Maret 2016. Tanggal 1 April Tahun 2016 adalah tanggal efektif masa berlaku instrumen yang baru sehingga instrumen lama sudah tidak akan diberlakukan lagi dan jurnal yang diterima untuk akreditasi adalah jurnal yang terbit secara elektronik.

2. Saat ini Tim Nasional Akreditasi TBI Dikti berdasarkan peraturan lama sudah habis masa berlakunya, sehingga harus dibentuk Tim Nasional Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah yang baru secara nasional yang akan melibatkan unsur dari Pendidikan Tinggi dan Lembaga Litbang yang akan ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Tim Nasional ini terdiri dari 14 orang anggota termasuk Ketua.

3. Saat ini belum ada kesepakatan terkait penyatuan akreditasi jurnal ilmiah sehingga berjalan masing-masing antara LIPI dan Kemenristekdikti untuk mengakreditasi jurnal ilmiah. Diharapkan segera ada kesepakatan terkait penggabungan akreditasi jurnal menjadi satu akreditasi jurnal nasional.

4. Saat ini belum ada pengakuan resmi dari pihak Kemenristekdikti untuk jurnal yang terakreditasi oleh pihak LIPI sehingga penulis dari perguruan tinggi ketakutan untuk menulis di jurnal terakreditasi LIPI, dan pengelola jurnal di bawah litbang mengeluhkan sulit sekali mendapatkan tulisan dari lingkungan perguruan tinggi khususnya dosen.

5. Tim Asesor Substansi dan Asesor Tata kelola Akreditasi TBI sudah diseleksi dari para pelamar dari para peneliti dan akademisi berdasarkan kriteria yang ditetapkan namun belum dilakukan pelatihan TOT penilaian akreditasi elektronik dan penyamaan persepsi. Pelatihan TOT dan Penyamaan Persepsi Asesor Akreditasi TBI, harus segera dilakukan (tentang cara-cara penilaian akreditasi jurnal secara daring) dan penyamaan persepsi asesor, sesuai dengan peraturan akreditasi TBI elektronik. Hal ini penting untuk menyiapkan proses penilaian akreditasi TBI elektronik yang sudah mulai banyak yang mengajukan.

6. Kelembagaan dan pendanaan untuk akreditasi jurnal melalui ARJUNA saat ini berada di Subdit Fasilitasi Jurnal Ilmiah Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kementerian Ristek dan Dikti, sehingga mekanisme pengajuan akreditasi secara nasional akan berada di dalam subdit yang sudah terbentuk.

7. Sistem Informasi Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Nasional (ARJUNA, website: http://arjuna.ristedikti.go.id), sudah mulai digunakan mulai tahun 2014 sampai 2016 perlu terus

(29)

28

dioptimalkan dalam pengembangan sistemnya, diharapkan sistem ini menjadi sistem yang dijadikan acuan bersama dalam proses akreditasi jurnal nasional.

8. Saat ini jumlah penerbit yang sudah implementasi e-journal untuk lembaga litbang lebih dari 16.000. Untuk memacu jurnal sehingga dapat terbit secara elektronik dan terakreditasi dengan instrumen baru melalui mekanisme pengajuan secara online dengan arjuna, maka pihak Ditlitabmas-DIkti pada tahun 2015 dan dilanjutkan oleh Subdit Fasilitasi Jurnal Ilmiah Direktorat Kekayaan Intelektual Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, telah menyiapkan beberapa program dan kegiatan diantaranya adalah hibah tata kelola jurnal elektronik, dimana setiap pengusul akan mendapatkan hibah antar 50 -125 Juta per penerbit, namun implementasinya baru untuk pengelola jurnal di lingkungan perguruan tinggi, diharapkan dapat diimplementasikan juga untuk jurnal dibawah koordinasi lembaga litbang.

9. Dengan adanya reorganisasi Kementerian Ristek dan Dikti maka perlu dipersiapkan revisi terhadap peraturan Dirjen Dikti No. 1 tahun 2014 dan Kepala LIPI No. 3 tahun 2014 tentang akreditasi terbitan berkala ilmiah, menjadi sebuah Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dimana dari sisi substansi tidak ada perbedaan hanya adanya penggabungan kewenangan yang sebelumnya untuk akreditasi terbitan berkala ilmiah di perguruan tinggi ada di Ditlitabmas-Dikti dan lembaga litbang di Pusbindiklat Peneliti-LIPI menjadi nasional dimana seluruh akreditasi terbitan berkala ilmiah akan melalui Kementerian Ristek dan Dikti dengan organisasi/Direktorat yang ditetapkan kemudian.

10. Sistem Indeksasi ISJD yang dikelola PDII-LIPI diharapkan memberikan kemudahan akses kepada pengguna dan dapat diberlakukan open acces karena sebagian besar penerbitan jurnal ilmiah Indonesia menerapkan open acces, saat ini mekanisme serah simpan PDII masih bentuk cetak dan soft file, mekanisme harvesting belum berjalan efektif padahal semua penerbitan jurnal sudah dalam bentuk elektronik, sehingga memudahkan untuk diambil metadanya seperti metoda yang dilakukan oleh Indonesian Publication Index-Portalgaruda.org.

Gambar

Tabel 1. Daftar Bobot Penilaian Angka Kredit Publikasi di Jurnal untuk Jabatan Fungsional Dosen
Tabel 2 Daftar Bobot Penilaian Angka Kredit Publikasi di Jurnal untuk Jabatan Fungsional Peneliti
Gambar 1 Grafik Permohan Terbitan untuk mendapatkan ISSN di PDII-LIPI
Gambar 2 Peningkatan Implementasi Open Journal System di Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan hasil akreditasi jurnal ilmiah yang ditetapkan oleh Tim Akreditasi Jurnal Ilmiah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada tanggal

Selanjutnya data-data teknis Tug Boat yang kami ajukan dalam Surat Penawaran, bilamana terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada waktu Tug Boat

adalah majalah ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai jurnal nasional dan mendapat status terakreditasi dari Kemristekdikti dengan masa berlaku hasil akreditasi yang sesuai.

The actual owner of the website does not have any more control over what appears on that website In a recent incident reported in the USA the owner of a hobby website for

bahwa berdasarkan hasil akreditasi jurnal ilmiah yang ditetapkan oleh Tim Akreditasi Jurnal Ilmiah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada tanggal 7 Mei 2019 dan

Dengan membandingkan analisis terhadap kebijakan- kebijakan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten tentang sistem perizinan pemanfaatan hutan oleh masyarakat adat

[r]

serangkaian ketentuan tentang akreditasi jurnal ilmiah pun ditetapkan untuk memastikan adanya perkembangan jurnal dari waktu ke waktu. Peraturan terakhir tampaknya