BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam keberhasilan misi Indonesia, karena demi mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Faktor keberhasilan pendidikan salah satunya karena tenaga pengajar (guru) baik di jalur pendidikan formal maupun informal. Peran dan fungsi guru merupakan faktor yang sangat signifikan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi guru.
Kegagalan dalam sektor pendidikan sering ditujukan kepada guru, karena guru dipandang sebagai unsur yang paling penting dibandingkan unsur lainnya. Kurikulum yang baik dan sarana prasana yang tidak memadai mungkin akan menghasilkan pendidikan yang baik, apabila didukung oleh guru yang memiliki kualitas dan kinerja yang memadai.
tertentu.Berdasarkan Undang-undang tersebut menyatakan bahwa peserta didik dipersiapkan untuk bekerja agar bisa menghadapi persaingan yang terjadi pada era ini. Tantangan keberhasilan peserta didik dalam mempersiapkan keahlian dalam bidangnya ditujukan kepada kemampuan guru.
Kualitas pendidikan akan terwujud apabila proses belajar mengajar di kelas berlangsung dengan baik, guru yang melaksanakan proses belajar mengajar adalah yang telah melaksanakan proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaaan pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran.Proses kerja guru yang dicapai di sekolah dan dapat diukur disebut sebagai kinerja guru. Kinerja merupakan suatu perilaku yang secara aktual orang kerjakan dan dapat diobservasi, kinerja mencakup tindakan-tindakan dan perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi (Sudarmanto, 2009, hlm.9).Kinerja dapat diukur menjadi hasil kerja. Guru yang memiliki level kinerja tinggi merupakan guru yang memiliki produktivitas tinggi, hal ini akan mendukung peserta didik menjalankan perannya.
Berdasarkan obervasi terdahulu yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 Maret 2016 yaitu dengan melakukan wawancara kepada guru SMK Merdeka Bandung, diperoleh kesimpulan bahwa pada umumnya faktor budaya organisasi dan motivasi belum optimal. Belum optimalnya budaya organisasi dapat terlihat dari peraturan sekolah yang belum dilaksanakan oleh semua warga sekolah, seperti yang telah peneliti lihat langsung, masih banyak peserta didik yang terlambat masuk dan masih dengan sengaja melanggar tata tertib sekolah yang lain. Hal ini memicu adanya persepsi mengenai kurangnya perhatian guru terhadap peserta didiknya. Berdasarkan wawancara, pertemuan keluarga besar di sekolah masih dilakukan satu kali dalam setahun, hal ini dapat mempengaruhi terhadap kedekatan sesama rekan kerja. Selain itu, kesadaran guru dalam upaya perbaikan mutu di sekolah harus ditingkatkan kembali. Peneliti juga melakukan survey dengan melihat cara mengajar guru di dalam kelas, metode pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode konvensional karena fasilitas yang disediakan sekolah terbatas.
di SMK Merdeka Bandung masih banyak yang tidak konsisten dalam menyiapkan RPP sebelum pembelajaran berlangsung, tidak jarang guru yang mengajar tanpa membuat serta menyiapkan RPP terlebih dahulu.
Tabel 1. 1
Rekapitulasi Penilaian Kinerja Guru
Tahun Kategori Penilaian
Penilaian Kinerja Guru
Jumlah Guru Persentase
2013-2014
Amat Baik 1 orang 3 %
Baik 17 orang 53 %
Cukup 14 orang 44 %
Jumlah 32 orang 100 %
2014-2015
Amat Baik 1 orang 3 %
Baik 15 orang 47 %
Cukup 16 orang 50 %
Jumlah 32 orang 100 %
Sumber : SMK Merdeka Bandung ( data sudah di olah)
Berdasarkan pada kriteria penilaian kinerja guru dan dari hasil pra penelitian yang dilakukan, sangat jelas tertera dalam tabel di atas bahwa hasil kinerja guru SMK Merdeka Bandung masih belum optimal. Tabel tersebut menginformasikan bahwa dari tahun 2013-2014 sampai 2014-2015 hanya satu orang yang mempunyai nilai kategori “Amat Baik” sedangan untuk nilai kategori
“Baik” ada penurunan yang awalnya 53% menjadi 47%, berbeda dengan nilai
Merdeka Bandung belum mencapai setengah dari seluruh guru di SMK Merdeka Bandung.
Permasalahan kinerja guru ini memberikan peluang untuk melakukan studi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor budaya organisasi dan motivasi yang diduga kuat untuk mempengaruhi kinerja guru. Didukung oleh Gibson,et.al. (1985, hlm. 51-53)faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya: mekanisme individual (motivasi kerja, stres, motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan); karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan); mekanisme kelompok (karakteristik tim, proses tim, kekuasaan dan pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan dan perilaku kepemimpinan); dan mekanisme organisasi (struktur organisasi, budaya organisasi).
Berdasarkan kenyataan di lokasi penelitian, tepatnya di SMK Merdeka Bandung, bahwa faktorbudaya organisasi, motivasi serta kinerja guru menarik untuk diteliti di sekolah ini. Cara mengetahui budaya organisasi, motivasi serta kinerja guru di SMK Merdeka Bandung, maka pada penelitian ini akan dikaji secara mendalam. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi terhadap Kinerja Guru di SMK Merdeka
Bandung”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Penelitian ini mengidentifikasi masalah kinerja guru di SMK Merdeka Bandung. Masalah ini adalah aspek yang penting untuk dikembangkan untuk kelangsungan sekolah agar berjalan dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru.
diungkap dalam penelitian ini adalah berapa besar pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru.
Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: ”Budaya Organisasi dan Motivasi guru di SMK Merdeka Bandung masih rendah. Sehingga masalah yang dihadapi oleh SMK Merdeka Bandung adalah kinerja guru khususnya dalam mengajar yang masih rendah. Kinerja guru ini harus segera dibenahi, apabila masalah ini dibiarkan akan berdampak pada mutu pendidikan sekolah atau organisasi yang bersangkutan.”
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan dan keterbatasan waktu serta dana yang memungkinkan, maka penulis mengidentifikasikan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran kuat atau lemahnya budaya organisasi diSMK Merdeka Bandung?
2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi diSMK Merdeka Bandung? 3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja guru diSMK Merdeka Bandung?
4. Adakah pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru diSMK Merdeka Bandung?
5. Adakah pengaruh motivasi terhadap kinerja guru diSMK Merdeka Bandung? 6. Adakah pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru
diSMK Merdeka Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka secara umum, maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah mengenai perilaku organisasi dan menganalisis mengenai pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru di SMK Merdeka Bandung. Sedangkan secara khusus, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui:
1. Gambaran tingkat kuat atau lemahnya budaya organisasi di SMK Merdeka Bandung.
4. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru di SMK Merdeka Bandung. 5. Pengaruh motivasi terhadap kinerja guru di SMK Merdeka Bandung.
6. Pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru di SMK Merdeka Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Bila tujuan penulisan penelitian ini telah berhasil maka diharapkan penelitian ini dapat berguna baik secara teoritis maupun secara praktis. Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Keguanaan Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya konsep dan teori untuk mendukung perkembangan ilmu perilaku organisasi serta pada perilaku guru mengenai kinerja guru khususnya berkaitan dengan budaya organisasi dan motivasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi regerensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan.
2. Kegunaan Empirik