1
PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI DAN SKRIPSI (Penegasan dan tambahan atas Tata Tulis di STT GKE) 1
Oleh Pdt. Sanon, M.Th2
Pengantar
Dalam Penulisan Proposal Skripsi dan Skripsi di STT GKE, mahasiswa sudah dilengkapi dengan pedoman tata tulis yang baku. Sebenarnya tata tulis tersebut sudah sangat memadai. Panduannya mengacu kepada format Turabian style. Hanya saja, mahasiswa sering mengalami kesulitan menerapkannya dalam
penulisan proposal skripsi dan skripsi. Indikasinya, masih banyak yang keliru dalam beberapa hal seperti teknik mengutif, teknik menulis rujukan pada footnote dan daftar pustaka. Oleh karena itu, tulisan ini ingin menegaskan kembali beberapa hal yang sudah ada dalam tata tulis STT GKE yakni batas tepi, tata letak judul bab, sub judul dan anak subjudul, penomoran halaman, kutipan langsung dan tidak langsung, catatan kaki, daftar pustaka dan sistematika penulisan. Karena penegasan atas tata tulis STT GKE, maka sumber dalam tulisan ini semuanya diambil dari Tata Tulis STT GKE dalam Katalog 2014 edisi revisi. Pada saat yang sama, memang perlu penambahan dalam tata tulis tersebut. Terutama menyangkut penomoran pada sistematika penulisan.
1
Di sampaikan di kalangan mahasiswa STT GKE untuk melengkapi mereka yang sedang menulis skripsi, 3 November 2016.
2 Dosen Tetap di STT GKE. Bidang Keahlian Misiologi. Juga mengajar mata kuliah
2 Penegasan atas Tata Tulis STT GKE
Pada bagian ini hanya ditegaskan beberapa hal saja terkait tata tulis STT GKE. Terutama terkait beberapa hal yang sering salah dalam penulisan proposal skripsi dan skripsi.
A.Jumlah Proposal Skripsi dan Skripsi3
No Ketentuan Jumlah Warna sampul Jlh hlm
1 Proposal Skripsi 4 jilid spiral/clip Putih, kwarto 80 grm
10-15 hlm
2 Skripsi yang akan diuji
4 jilid spiral/clip Putih 80-120 hlm
3 Skripsi yang dinyatakan lulus
5 jilid hardcover Ungu, 200 gram
B.Batang Tubuh Proposal Skripsi dan Skripsi4 1. Batang tubuh proposal skripsi
a. Latar Belakang Masalah b. Rumusan Masalah c. Tujuan Penulisan d. Batasan masalah e. Asumsi dan Hipotesa f. Signifikansi Penulisan
g. Tinjauan Pustaka
i. Metode Penelitian 1).Sifat Penelitian 2). Jenis Penelitian 3). Tipe Pendekatan 4). Satuan Pengamatan 5). Tempat & waktu
6.Teknik & alat pengumpulan data
3 Tim Penyusun, Katalog 2014 (Edisi Revisi) (Banjarmasin: Unit Publikasi dan Informasi
3 h. Kerangka Teoritis 7. Teknis analisis
j. Kerangka Penulisan
2. Batang tubuh skripsi Pendahuluan (Proposal Skripsi) BAB I. KERANGKA TEORI BAB II. HASIL PENELITIAN BAB III. ANALISIS
BAB IV. HASIL TEMUAN, REFLEKSI TEOLOGIS PENUTUP
C.Tata Tulis Pengetikan5 1. Batas tepi
Batas Kiri: 4 cm, Batas atas: 4 cm, batas bawah dan kanan@ 3 cm. 2. Judul Bab, sub judul, anak subjudul
Judul bab: Huruf besar semua, simetris di tengah, Bold, 4 cm dari tepi atas, tanpa titik.
Sub judul: semua kata dimulai dengan huruf besar (kecuali penghubung, kata depan), bold, simetris di tengah.
Anak sub judul: batas tepi kiri, bold, huruf pertama kapital, tanpa titik. Sub anak sub judul: masuk tab 1,0 cm, diberi garis bawah atau dicetak tebal. Kalimat selanjutnya diketik ke belakang dalam satu baris dengan sub anak sub judul.
4 Perhatikan contoh di bawah ini:
BAB I
FENOMENA IBADAH DI KUBURAN A.Gambaran Umum Lokus 1. Kondisi geografis desa Kedomba
2. Kondisi demografi desa Kedomba
a. Penduduk berdasarkan Jenis kelamin b. Penduduk berdasarkan usia
c. Penduduk berdasarkan agama 1). Penganut agama Islam
2). Penganut agama Kristen Protestan 3). Penganut agama Kristen Katolik 4). Penganut agama Hindu
5). Penganut agama Budha
6). Penganut agama Kong Hu Chu d. Penduduk berdasarkan pendidikan 3. Kondisi sosial budaya desa kedomba 3. Penomoran Halaman
Nomor halaman pada awal bab ditempatkan di tengah bawah. Halaman selanjutnya ditempatkan di kanan bawah. Cara membuatnya:
a. Klik insertpada header&footer, klik page number bottom of page plain number 3.
b. Akan muncul menu design, lalu centang (klik) pada different first page.
Judul bab
Sub Judul
Anak sub Judul
Sub Anak sub Judul
5 c. Lalu klik ganda pada lembaran kerja
d. Tempatkan kursor di halaman 1, kemudian klik insert pada header&footer, klik page number bottom of page plain number 2.
D.Aturan Tata Tulis6 1. Kutipan7
Dalam PERMENDIKNAS Nomor 17 tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi disebutkan bahwa Plagiat dipahami sebagai tindakan mengutif sebagian atau seluruh karya orang lain tanpa memuat sumber yang tepat dan memadai. Setidaknya ada tiga bentuk plagiat. Pertama, mengutip karya orang lain tapi tidak mencantumkan sumber. Kedua, mengutip karya orang lain dan mencantumkan sumber tapi salah rujukannya. Ketiga, Mengutip karya orang lain dan mencantumkan sumbernya dengan benar, tetapi salah cara mengutifnya. Seharusnya kutipan langsung tetapi dibuat tidak langsung. Ada dua jenis kutipan yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
e. Kutipan langsung: jika kutipan tersebut persis atau sama dengan sumber yang dikutip. Cara mengutifnya: Jika kurang dari dua kalimat dan 8 baris, maka cukup di dalam teks dengan cara memberi tanda kutip ganda (“...”). Pada akhir kutipan diberi footnote. Jika terdiri atas dua kalimat
6
Ibid.,218-227.
7 Bagian ini telah saya muat dalam makalah yang saya sampaikan tahun 2015 dalam diskusi
6 dan 8 baris atau lebih, maka dibuat paragraf tersendiri dengan jarak 1 spasi dan 4 ketuk dari batas kiri.
Berikut contoh kutipan langsung yang salah:
Makalah Mahasiswa Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Sumber internet
7 Tommy Syatriadi menjelaskan tentang Eksekutif demikian “Kekuasaan
Suprastruktur Politik eksekutif berada di tangan presiden, kalau di Indonesia adalah [K]epala Negara dan sekaligus sebagai [K]epala [P]emerintahan.
Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari....”.8
Contoh 2:
Fridolin Ukur mengatakan “Lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis (selanjutnya GKE) ini adalah hasil dari abad ke-19, Abad Pekabaran Injil itu. Di tahun 1830, tersiarlah berita-berita mengenai Pulau Kalimantan di tanah Jerman, dengan cerita mengenai ratusan ribu suku Dayak yang masih jauh tertinggal dalam peradaban dan yang tak pernah mendengar tentang Terang Injil itu”.9
pendapat tersebut menegaskan bahwa GKE merupakan produk misi. Contoh kutipan langsung yang terdiri atas 8 baris atau lebih:
Fridolin Ukur mengatakan:
Lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis (selanjutnya GKE) ini adalah hasil dari abad ke-19, Abad Pekabaran Injil itu. Di tahun 1830, tersiarlah berita-berita mengenai Pulau Kalimantan di tanah Jerman, dengan cerita mengenai ratusan ribu suku Dayak yang masih jauh tertinggal dalam peradaban dan yang tak pernah mendengar tentang Terang Injil itu. Berita ini telah membakar kerinduan orang-orang Kristen di tanah Jerman, untuk pergi-pergi menemui saudara-saudaranya suku bangsa Dayak serta membawa Terang yang besar itu, Berita keselamatan dalam Kristus Yesus, bagi mereka yang masih duduk di dalam kegelapan. Empat tahun kemudian, dalam suatu sidang umum dari
8Tommy Syatriadi, “Suprastruktur dan infrastruktur Politik”, dari
http://tommysyatriadi.blogspot.com , diakses pada hari kamis, 7 April 2016.
9 Fridolin Ukur, Tuaiannya Sungguh Banyak: Sejarah Gereja Kalimantan Evangelis Sejak
8 Rheinischen Mission tanggal 4 Juni 1834, diputuskanlah untuk menjadikan Pulau Kalimantan sebagai suatu daerah pekabaran Injil yang baru....10
Jika ada kalimat atau kata yang mau dihilangkan, beri tanda titik tiga: ... Contoh:
Lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis (selanjutnya GKE) ini adalah hasil dari abad ke-19, Abad Pekabaran Injil itu. Di tahun 1830, tersiarlah berita-berita ... di tanah Jerman, dengan cerita mengenai ratusan ribu suku Dayak yang masih jauh tertinggal dalam peradaban dan yang tak pernah mendengar tentang Terang Injil itu. Berita ini telah membakar kerinduan orang-orang Kristen di tanah Jerman, untuk pergi-pergi menemui saudara-saudaranya suku bangsa Dayak serta membawa Terang yang besar itu, Berita keselamatan dalam Kristus Yesus, bagi mereka yang masih duduk di dalam kegelapan. Empat tahun kemudian, dalam suatu sidang umum dari Rheinischen Mission tanggal 4 Juni 1834, diputuskanlah untuk menjadikan Pulau Kalimantan sebagai suatu daerah pekabaran Injil yang baru....11
Jika ada kata atau kalimat yang mau ditambah atau diperbaiki, beri dalam tanda siku “[ ].
Contoh:
Lahirnya Gereja Kalimantan Evangelis (selanjutnya GKE) ini adalah hasil dari abad ke-19, Abad Pekabaran Injil itu. Di tahun 1830, tersiarlah [kabar] di tanah Jerman, dengan cerita mengenai ratusan ribu suku Dayak yang masih jauh tertinggal dalam peradaban dan yang tak pernah mendengar tentang
9 Terang Injil itu. Berita ini telah membakar kerinduan orang-orang Kristen di tanah Jerman, untuk pergi-pergi menemui saudara-saudaranya suku bangsa Dayak serta membawa Terang yang besar itu, Berita keselamatan dalam Kristus Yesus, bagi mereka yang masih duduk di dalam kegelapan. Empat tahun kemudian, dalam suatu sidang umum dari Rheinischen Mission tanggal 4 Juni 1834, diputuskanlah untuk menjadikan Pulau Kalimantan sebagai suatu daerah pekabaran Injil yang baru....12
f. Kutipan tidak langsung
Sementara itu, kutipan dikategorikan sebagai kutipan tidak langsung jika seseorang mengutip ide dan karya orang lain, tetapi dijelaskan dengan bahasa atau kata-katanya sendiri. Cara menulisnya dibuat dalam paragraf biasa dan diakhir paragraf dibuat footnote.
Contoh kutipan tidak langsung
Dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia, para ahli tata negara membagi struktur politik ke dalam dua jenis yakni suprastruktur dan infrastruktur. Salah satu unsur yang termasuk suprastruktur adalah eksekutif. Tommy Syatriadi menyebutnya sebagai “simbol resmi negara Indonesia di dunia”. Badan ini dijabat
oleh presiden sebagai kepala pemerintah yang menjabat selama lima tahun. Menurut peraturan perundang-undangan, Presiden hanya boleh menjabat sebagai presiden selama dua periode.13
12 Ibid.
13Tommy Syatriadi, “Suprastruktur dan infrastruktur Politik”, dari
10 2. Catatan kaki
a. Sumber rujukan mesti dicantumkan pada footnote atau catatan kaki. Skemanya: Penulis, Judul (Tempat Terbit:Penerbit, tahun terbit), halaman yang dikutip.
Contoh: Ernest T.Stringer, Action Research (London: SAGE Publications,1996), 5.
b. Jika penulis lebih dari tiga orang, maka disingkat et.al., artinya dan lain-lain.
Contoh: Sugiyono et.al.,Metodologi Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabet, 2013), 3-7.
c. Artikel dalam tulisan (bunga rampai) mesti cantumkan keduanya. Skemanya: penulis artikel, “Judul Artikel”, dalam Penulis buku sumber
artikel, Judul (Tempat:Penerbit, tahun terbit), halaman. Contoh:
Max Weber, “Teori Tindakan”, dalam Tom Campbell, Tujuh Teori Sosial
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), 199-219.
d. Sumber dari jurnal ditulis dengan skema berikut: Penulis, “Judul Artikel” Nama Jurnal Volum dan Nomor (Tempat:Penerbit, waktu), halaman.
11 e. Terkait Majalah dan Surat Kabar, yang terpenting adalah nama surat kabar
dan tanggal terbit.
f. Catatan dari penulis yang sama, halaman sama atau beda, menggunakan Ibid. (Ibidem) artinya sama dengan di atas.
Contoh: 1
Lexy L.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rosdakarya, 201534), 199-219.
2
Ibid.,36. 3
Ibid.
g. Penulis yang sama, tetapi judul buku beda segera pada footnote selanjutnya, gunakan kata idem.
Contoh:
1.Max Weber, “Teori Tindakan”, dalam Tom Campbell, Tujuh Teori
Sosial (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 199-219. 2
.Idem, Agama Jawa (Jakarta: LkiS, 1995), 32.
h. Penulis dan judul yang sama pernah dikutif di halaman sebelumnya, maka cukup tulis penulis dan sebagian atau seluruh judul, diikuti tanda titik tiga (...) lalu koma (,) dan halaman yang dijadikan rujukan.
Contoh: Lexy L.Moleong, Metodologi Penelitian..., 212.
3. Daftar pustaka
a. Referensi di daftar pustaka adalah semua yang menjadi rujukan dalam footnote
12 c. Susunan referensi dalam daftar pustaka dibuat alfabet. Nama keluarga lebih dahulu (nama penulis dibalik). Jarak 1 spasi, baris kedua dan seterusnya menjorok ke kanan 5 ketuk dari tepi kiri.
d. Pada pengarang yang sama, buku kedua tidak perlu ditulis nama, melainkan diganti dengan tanda garis delapan ketuk ke kanan.
e. Tiap buku atau referensi ditulis 1 spasi, tetapi jarak antar buku dienter 1 kali ke bawah (2 spasi).
f. Dalam penulisan referensi pada daftar pustaka, perlu dipisahkan antara buku dan bukan buku.
Contoh: Buku
Warren, Rick. The Purpose Driven Church: Gereja Yang di Gerakkan Oleh Tujuan (terjemahan „ The Purpose Driven Church‟). Malang: Gandum Mas,52005.
Weber, Max, “Beberapa Pokok Mengenai Agama Dunia” dalam Roland
Robertson (ed). Agama:Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (terjemahan „Sosiology of religion‟). Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 3
1993. . Etika Protsetan dan Semangat Kapitalisme, (terjemahan „Die
Protestantische Ethik und der Geist des Kapitalismus’). Surabaya: Pustaka Promethea, 2000.
. “Konsep-Konsep Dasar Dalam Sosiologi”, dalam Soerjono Soekanto, Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 20026.
Sumber sekunder:Metode Penelitian, Skripsi, Majalah, Jurnal, Kamus, Ebook
Abdurrahman dan Soejono. Metode Penelitian: Suatu Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: Rineka Cipta, 22005.
13 Faisal, Sanafiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 52001.
Sumber yang tidak dipublikasi
Wardinan, “PKB Dalam Sejarah Penginjilan di GKE (Pendekatan
Historis-Organisatoris)”, Makalah dalam Seminar PKB GKE tanggal 29 Mei 2015 di Banjarmasin.
Internet
Tommy Syatriadi, “Suprastruktur dan Infrastruktur Politik”, dari
http://tommysyatriadi.blogspot.com , diakses pada hari kamis, 7 April 2016.
Latihan: Temukan kesalahan dalam daftar pustaka di bawah ini dan perbaikilah.
Peters, George W. A Blibical Theology of Missions (Teologi Alkitabiah tentang Pekabaran Injil). Malang: Gandum Mas, 2006.
Atmojo, Subronto K. Memimpin Paduan Suara. Jakarta & Yogyakarta: BPK GM & Kanisius, 1985.
Sagala, Mangapul. Pemimpin Pujian yang Kreatif: Petunjuk Praktis Untuk Pemimpin Pujian dan Pemusik. Jakarta: Perkantas, 1995.
Faisal, Sanafiah, Format-format Penelitian Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001).
Tim Penyusun. Katalog 2014 STT GKE. Banjarmasin: Unit Publikasi dan Informasi STT GKE, 2014.
Bosch, David J. Transformasi Misi Kristen: Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.
Abineno, J.L.Ch. Unsur-unsur Liturgia yang Dipakai Oleh Gereja-Gereja di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001).
Venema, Henk. Injil Untuk Semua Orang (Pembimbing ke dalam Ilmu Misiologi). Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2006
Barth, Christoph. Theologia Perjanjian Lama 3, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
Woga, Edmund. Dasar-dasar Misiologi. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Brata Atmaja, Heru Kasida, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1991.
Kuiper, Arie de. Missiologia: Ilmu Pekabaran Injil. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Campbell, Tom. Tujuh Teori Sosial: Sketsa, Penilaian, Perbandingan. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
14 Format penomoran pada sistematika Penulisan: Tambahan tata Tulis STT GKE
Poin ini tidak diatur dalam tata tulis STT GKE. Akibatnya format penomoran pada sistematika penulisan tiap mahasiswa cenderung tidak seragam. Karena itu, perlu penyeragaman. Secara eksplisit, sebenarnya penomoran pada sistematika penulisan sudah ditunjukkan dalam tata tulis tersebut yakni dalam sistematika penulisannya. Oleh karena itu, penomoran tersebut bisa dijadikan dasar dalam penyeragaman format sistematika penulisan. Berikut format penomoran pada sistematika penulisan proposal skripsi dan skripsi:
PENDAHULUAN...1
BAB I. KERANGKA TEORITIS...16
A. Sub Judul...16
B. Sub Judul...23
1. Anak sub judul... 56
2. Anak sub judul ...76
a. Sub anak judul ...76
b. Sub anak judul...91
1). Anak sub anak judul ...91
2). Anak sub anak judul ...102
C. Sub Judul ...110
D. Sub Judul ...121
BAB II. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ...122