BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah dalam RKPD
Tahun 2016 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Tana Toraja
serta pengaruh perekonomian yang timbul. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber
pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan
anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran
berbasis kinerja.
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tana Toraja tahun 2009-2013 mengalami
pertumbuhan yang berfluktuasi, dimana tahun 2009 sebesar 6,10 %, tahun 2010
meningkat menjadi 6,31 %, kemudian terjadi peningkatan pada tahun-tahun berikutnya dan
pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu menjadi 8,02 % tetapi pada tahun
2013 mengalami penurunan menjadi 7,57 %. Selama 5 (lima) tahun terakhir rata-rata
pertumbuhan ekonomi sebesar 7,18 % per tahun. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
tersebut disebabkan adanya peningkatan dari beberapa sektor yakni Sektor Pertambangan,
Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Restauran dan Hotel, Sektor Angkutan dan
Telekomunikasi dan Sektor Bank dan Lembaga Keuangan yang pertumbuhannya lebih dari
10 %. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tana Toraja dalam 5 (lima) tahun trakhir dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Sumber data : BPS Kab. Tana Toraja 2014
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Kabupaten Tana Toraja
dari tahun ke tahun terus membaik. Hal ini dapat terlihat dari angka PDRB atas dasar harga
berlaku yang selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2012 PDRB harga berlaku
mencapai 2.190.123,46 juta rupiah atau terjadi peningkatan sekitar 8,02 % dari tahun 2011
2009 2010 2011 2012 2013
6.10
6.31
7.88 8.02 7.57
Grafik 3.1
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Tana Toraja
dari tahun ke tahun terus membaik, ditunjukkan dengan Angka Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang selalu mengalami peningkatan, terlihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Nilai PDRB Provinsi dan Tana Toraja Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 – 2013
Tahun PDRB Berlaku (juta) % Terhadap
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan Tana Toraja
2009 99.954.589,75 1.259.215,83 1,26 2010 117.862.210,18 1.471.969,78 1,25 2011 137.519.771,93 1.794.453,29 1,30 2012 159.859.931,38 2.190.123,46 1,37 2013*) 184.783.059,05 2.568.003,03 1,39
Sumber Data : BPS Kab. Tana Toraja 2014
Karakteristik penting yang melekat dalam proses pertumbuhan ekonomi yaitu
tingkat perubahan struktural dan pergeseran sektoral. Komponen utama dari perubahan
struktural ini meliputi pergeseran secara bertahap kegiatan-kegiatan dari bidang pertanian
ke non pertanian. Berdasarkan data distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut
lapangan usaha terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Tana Toraja masih didominasi
oleh sektor pertanian dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009 -2013
NO LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 *
1 Pertanian 43,39 41,97 41,91 41,41 40,03 2 Pertambangan/ Penggalian 0,55 0,55 0,56 0,56 0,57 3 Industri Pengolahan 4,35 4,52 4,44 4,40 4,27 4 Listrik & Air bersih 0,55 0,57 0,57 0,57 0,58 5 Bangunan 4,57 4,65 4,87 4,95 5,13 6 Perdagangan, Hotel &
Restoran 16,46 17,28 17,42 18,20 18,98 7 Angkutan & Komunikasi 4,37 4,75 4,79 5,08 5,40 8 Bank & Lembaga Keuangan 6,19 6,60 6,78 7,17 7,69 9 Jasa-Jasa 19,57 19,10 18,66 17,66 17,36
Sumber Data : BPS Kab. Tana Toraja 2014 * angka sementara
Pertumbuhan riil ekonomi Kabupaten Tana Toraja dari 9 (sembilan) sektor
lapangan usaha dalam kurun waktu 2009–2013 menunjukkan sektor Akuntan dan
Komunikasi mencatat laju pertumbuhan rata-rata tertinggi 13,09 %, dan sektor Jasa-jasa
merupakan sektor yang pertumbuhan rata-ratanya terendah yaitu 4.01 %.
Perkembangan perekonomian sebagaimana tersebut diatas, baik langsung maupun
tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja pada segala bidang,
terutama yang terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi indikator
penilaian tingkat kesejahteraan manusia sebagai dampak pembangunan yang telah
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan angka agregat yang
menggambarkan kemajuan pembangunan manusia disuatu daerah/wilayah. Angka ini juga
dapat digunakan untuk keterbandingan pembangunan manusia antar daerah, dalam hal ini
adalah antar kabupaten.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2013
mencapai 73,76 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebesar 72,90. Menurut
data statistik BPS, IPM Kabupaten Tana Toraja menduduki peringkat 10 dari 24 Kab/Kota
diwilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Posisi peringkat ini tidak berubah dibandingkan
tahun 2012, hal ini terjadi karena seluruh nilai IPM Kab/Kota di Sulawesi Selatan juga
mengalami peningkatan.
Walaupun ke-24 Kab/Kota di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan,
kemungkinan perbaikan kualitas manusia di Kab. Tana Toraja cenderung lebih cepat dari
kabupaten lainnya. Hal ini dapat dilihat dari angka shortfall, dimana angka ini mengukur
rasio pencapaian kesenjangan antara jarak yang telah ditempuh dengan yang harus
ditempuh untuk mencapai kondisi ideal (IPM=100). Bila dibandingkan dengan angka
shortfall kabupaten lain, angka shortfall Kab. Tana Toraja pada periode 2012-2013 sebesar
3,15 dan berada pada urutan ke-4 tercepat setelah Kab. Maros (3,41), Kota Makassar
(3,33) dan Kabupaten Bulukumba (3,17).
Berdasarkan kriteria UNDP nilai IPM Kabupaten Tana toraja pada tahun 2013
tergolong tingkat menengah (nilai IPM diantara 50 ≤ IPM ˂ 80), lebih lanjut lagi berdasarkan kajian aspek pembangunan manusia IPM Kabupaten Tana Toraja tergolong
tingkat menengah atas (nilai IPM diantara 66 ≤ IPM ˂ 80). Nilai IPM Kabupaten Tana
Toraja terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejalan dengan
perbaikan/perkembangan Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan rata-rata
lamanya sekolah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.3 IPM Kabupaten Tana Toraja Menurut Komponennya Tahun 2011- 2013
No Indikator Satuan Tahun
2011 2012 2013
1 Kesehatan
a Angka Harapan Hidup Tahun 74,22 74,26 74,28
2 Pendidikan
a Angka Melek Huruf % 87,76 88,94 90,14 b Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 7,74 7,83 8,26
3 Hidup Layak
a Paritas Daya Beli Rp (ribu) 615,86 619,27 622,62
IPM 72,29 72,90 73,76
Sumber Data : BPS Kab. Tana Toraja 2014
Di samping itu pengukuran pembangunan manusia idealnya sangat erat kaitannya
pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan
selain pengangguran, yang bekerja pun masih diperhadapkan pada masalah upah yang
masih di bawah Upah Minimun Regional (UMR), produktivitas rendah, tidak adanya
jaminan sosial dan sebagainya.
Melihat data-data tersebut di atas, tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Menjaga Stabilitas Ekonomi.
Perhatian akan diberikan pada langkah-langkah yang terpadu untuk menjaga
stabilitas perekonomian domestik, yang dihadapkan pada tingginya resiko harga
komoditi, serta pengendalian perdagangan yang dapat membahayakan perekonomian
sehingga tidak masuk dalam kondisi defisit.
2. Mendorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi.
Dorongan akan diberikan pada peningkatan investasi, pembangunan industri
pengolahan dan industri strategis berbasis pertanian, peningkatan daya saing daerah,
peningkatan efektivitas penerimaaan daerah, penguatan penyerapan belanja daerah,
serta pemantapan ketahanan pangan.
3. Mempercepat Pengurangan Pengangguran dan Kemiskinan.
Langkah-langkah akan dipusatkan pada upaya-upaya yang mampu menciptakan
lapangan kerja yang lebih besar serta menjangkau masyarakat yang masih hidup di
bawah garis kemiskinan dengan program-program pemberdayaan secara tepat.
3.2 Arah Kebijakan Keuangaan Daerah
Arah kebijakan keuangan daerah menguraikan kebijakan yang akan ditempuh oleh
Pemerintah Kabupaten Tana Toraja berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan
daerah, dan belanja daerah.
a. Proyeksi Keuangan Daerah dan Pendanaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, pengelolaan keuangan daerah adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Penyusunan
APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali dengan proses Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang hasilnya dituangkan dalam dokumen
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), selanjutnya dipergunakan sebagai dasar
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Pusat dan Daerah dinyatakan bahwa anggaran pemerintah daerah bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang sah. PAD Kabupaten Tana Toraja terdiri dari Hasil Pajak Daerah, Hasil
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan
Lain-lain PAD yang sah. Dana Perimbangan bersumber dari Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pengalokasian anggaran
yang dilakukan diharapkan efektif dengan memberi kepuasan kepada masyarakat
yang pro growth, pro job, pro poor dan pro environment, sehingga dalam
memproyeksikan pendapatan daerah pada tahun 2016 diperlukan beberapa asumsi
sebagai berikut :
1. Tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana Toraja dengan tingkat yang
moderat pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 8,20 – 8,40.
2. Tingkat inflasi Daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 3,35 ± 1%;
3. Adanya pengalihan pajak dari pusat ke daerah akan meningkatkan pendapatan
asli daerah lebih dari 15% - 20%.
Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kab. Tana Toraja Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017
No. 1. PENDAPATAN DAERAH 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00
1.1 Pendapatan Asli Daerah 69.458.314.821,00 72.931.228.000,00 76.577.790.000,00
1.1.1 Pajak Daerah 4.980.454.000,00 5.229.476.000,00 5.490.950.000,00
1.1.2 Retribusi Daerah 50.381.825.600,00 52.900.916.000,00 55.545.962.000,00
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah 2.219.063.221,00 2.330.016.000,00 2.446.517.000,00 1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah 11.876.972.000,00 12.470.820.000,00 13.094.361.000,00
1.2 Dana Perimbangan 599.160.119.597,00 629.118.125.000,00 660.574.031.000,00
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak 17.316.289.597,00 18.182.104.000,00 19.091.209.000,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 510.857.220.000,00 536.400.081.000,00 563.220.085.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 70.986.610.000,00 74.535.940.000,00 78.262.737.000,00
1.3 Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah 140.529.458.036,00 147.555.929.000,00 154.933.726.000,00
1.3.1 Hibah 0,00 0,00 0,00
1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00
1.3.3 Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya 22.575.201.036,00 23.703.961.000,00 24.889.159.000,00 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus 93.259.516.000,00 97.922.491.000,00 102.818.616.000,00 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi
atau dana Pemerintah Lainnya 12.264.995.000,00 12.878.244.000,00 13.522.156.000,00 1.3.6 Bantuan Keuangan Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Desa/Lembang
12.429.746.000,00 13.051.233.000,00 13.703.795.000,00
Jumlah Pendapatan 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00
b. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2016 yang merupakan potensi
daerah dan sebagai penerimaan daerah Kabupaten Tana Toraja diarahkan melalui
upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan
dana perimbangan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan pendapatan adalah :
1. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah.
2. Intensifikasi pajak dan retribusi daerah terutama ditujukan untuk meningkatkan
kepatuhan.
3. Sosialisasi dan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat mengenai ketentuan
pajak dan retribusi.
4. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi.
5. Peningkatan koordinasi dan kerja sama antar SKPD terkait serta peningkatan
kualitas aparat pajak dan retribusi daerah.
6. Penyempurnaan dan pemutakhiran data base pajak daerah serta optimalisasi data
perpajakan.
7. Ekstensifikasi dan Pengkajian jenis retribusi yang baru.
c. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah terdiri dari dua jenis belanja yaitu belanja tidak langsung dan
belanja langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga,
belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada
provinsi/kabupaten kota dan pemerintah desa, serta belanja bantuan keuangan kepada
provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa. Sedangkan belanja langsung
merupakan belanja yang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kebijakan untuk Tahun 2016 belanja langsung digunakan untuk belanja yang terkait
langsung dengan program dan kegiatan. Kebijakan pembangunan daerah untuk
Tahun 2016 berpedoman pada skala prioritas daerah. Pencapaian hasil-hasil
pembangunan dalam tahun anggaran sebelumnya akan terus ditingkatkan sesuai
kemampuan keuangan daerah.
Arah kebijakan belanja daerah Kabupaten Tana Toraja adalah sebagai berikut:
1. Penentuan dan penggunaan anggaran belanja daerah didasarkan pada hubungan
antara alokasi belanja tidak langsung dan belanja langsung serta memperhatikan
sinergitasnya dengan prioritas pembangunan Nasional dan prioritas
pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan;
2. Peningkatan alokasi belanja yang mengarah pada program yang berorientasi
3. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang
berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai sistem
pelaporan yang semakin akuntabel;
4. Peningkatan efektifitas penggunaan alokasi belanja daerah sesuai dengan
TUPOKSI dan fungsi masing-masing SKPD;
5. Mendayagunakan penggunaan belanja daerah untuk menstimulasi tumbuh
kembangnya partisipasi sektor swasta dan swadaya masyarakat dalam
pembangunan daerah.
Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi/Target Belanja Daerah Kab. Tana Toraja Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017
No. 2. BELANJA DAERAH 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00 2.1 Belanja Tidak Langsung 511.949.517.260,00 537.550.742.000,00 564.422.029.000,00
2.1.1 Belanja Pegawai 427.410.289.025,00 448.780.803.000,00 471.219.843.000,00
2.1.2 Belanja Bunga 115.000.000,00 120.000.000,00 125.000.000,00
2.1.3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00
2.1.4 Belanja Hibah 14.702.500.000,00 15.437.625.000,00 16.209.506.000,00
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 210.000.000,00 220.000.000,00 230.000.000,00
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada
Propinsi/Kabupaten dan Lembang 2.100.000.000,00 2.210.000.000,00 2.320.000.000,00
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Propinsi/Kab./Lembang 65.911.728.235,00 69.207.314.000,00 72.667.680.000,00 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 1.575.000.000,00 1.650.000.000,00
2.2 Belanja Langsung 346.590.171.740,00 363.919.680.000,00 382.115.664.000,00
Jumlah Belanja 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00
Sumber Data : Bagian Ekonomi Bappeda Kab. Tana toraja, 2015
d. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi penerimaan daerah dan pengeluaran daerah.
Kebijakan pembiayaan yang timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar daripada
penerimaan sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan daerah berasal dari sisa
lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman daerah, dan
penerimaaan piutang daerah. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan
direncanakan antara lain terdiri dari pembayaran pokok pengeluaran pihak ketiga.
Kebijakan yang disepakati dalam pos pembiayaan berfungsi sebagai penunjang
terhadap pencapaian sasaran dan tujuan yang diinginkan serta disepakati dalam
Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kebijakan Umum
Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi, efisiensi,
2. Mengoptimalkan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) yang bersumber dari
pelampauan penerimaan pendapatan daerah maupun sisa penghematan belanja;
3. Alokasi pengeluaran pembiayaan diprioritaskan untuk pembayaran utang pokok
yang jatuh tempo;
4. Apabila APBD dalam keadaan surplus, kebijakan yang diambil adalah
melakukan transfer ke persediaan Kas Daerah dalam bentuk Giro/Deposito,
Penyertaan Modal, atau sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan;
5. Apabila APBD dalam keadaan defisit, kebijakan yang diambil adalah
memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun
lalu, rasionalisasi belanja, pinjaman daerah, atau memperluas kemitraan.
Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kab. Tana Toraja Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017
No. 3. PEMBIAYAAN DAERAH 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00
3.1 Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya (SILPA) 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman 0,00 0,00 0,00
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)
Daerah 1.500.000.000,00 1.600.000.000,00 1.700.000.000,00 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00
3.2.7 Pembayaran Utang Jangka Panjang
Lainnya 1.714.943.866,00 1.829.687.433,00 1.907.422.804,00
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00
Pembiayaan Netto 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00
Sumber Data : Bidang Ekonomi Bappeda Kaupaten Tana toraja, 2015
Untuk lebih jelasnya, perkembangan Keuangan dan Pembiayaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Tana Toraja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.7 Perkembangan Keuangan Daerah dan Pembiayaan Pembangunan Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017
No.
1. PENDAPATAN DAERAH 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00
1.1 Pendapatan Asli Daerah 69.458.314.821,00 72.931.228.000,00 76.577.790.000,00
1.1.2 Retribusi Daerah 50.381.825.600,00 52.900.916.000,00 55.545.962.000,00
1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah 2.219.063.221,00 2.330.016.000,00 2.446.517.000,00 1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah 11.876.972.000,00 12.470.820.000,00 13.094.361.000,00
1.2 Dana Perimbangan 599.160.119.597,00 629.118.125.000,00 660.574.031.000,00
1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan
Pajak 17.316.289.597,00 18.182.104.000,00 19.091.209.000,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 510.857.220.000,00 536.400.081.000,00 563.220.085.000,00
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 70.986.610.000,00 74.535.940.000,00 78.262.737.000,00
1.3 Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah 140.529.458.036,00 147.555.929.000,00 154.933.726.000,00
1.3.1 Hibah 0,00 0,00 0,00
1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00
1.3.3 Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya 22.575.201.036,00 23.703.961.000,00 24.889.159.000,00 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus 93.259.516.000,00 97.922.491.000,00 102.818.616.000,00 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi
atau dana Pemerintah Lainnya 12.264.995.000,00 12.878.244.000,00 13.522.156.000,00 1.3.6 Bantuan Keuangan Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Desa/Lembang
12.429.746.000,00 13.051.233.000,00 13.703.795.000,00
Jumlah Pendapatan 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00
2. BELANJA DAERAH 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00
2.1 Belanja Tidak Langsung 511.949.517.260,00 537.550.742.000,00 564.422.029.000,00
2.1.1 Belanja Pegawai 427.410.289.025,00 448.780.803.000,00 471.219.843.000,00
2.1.2 Belanja Bunga 115.000.000,00 120.000.000,00 125.000.000,00
2.1.3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00
2.1.4 Belanja Hibah 14.702.500.000,00 15.437.625.000,00 16.209.506.000,00
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 210.000.000,00 220.000.000,00 230.000.000,00
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada
Propinsi/Kabupaten dan Lembang 2.100.000.000,00 2.210.000.000,00 2.320.000.000,00
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Propinsi/Kab./Lembang 65.911.728.235,00 69.207.314.000,00 72.667.680.000,00 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 1.575.000.000,00 1.650.000.000,00
2.2 Belanja Langsung 346.590.171.740,00 363.919.680.000,00 382.115.664.000,00
Jumlah Belanja 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00
SURPLUS/DEFISIT
Surplus / (Defisit) (49.446.796.546,00) (51.865.140.000,00) (54.452.146.000,00)
3. PEMBIAYAAN DAERAH 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00
3.1 Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran
tahun sebelumnya (SILPA) 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00
Pinjaman
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)
Daerah 1.500.000.000,00 1.600.000.000,00 1.700.000.000,00 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00
3.2.7 Pembayaran Utang Jangka Panjang
Lainnya 1.714.943.866,00 1.829.687.433,00 1.907.422.804,00
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00
Pembiayaan Netto 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun Berkenaan 0.00 0,00 0,00