• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah BAB III"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah dalam RKPD

Tahun 2016 ini memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Tana Toraja

serta pengaruh perekonomian yang timbul. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber

pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan

anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan anggaran

berbasis kinerja.

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tana Toraja tahun 2009-2013 mengalami

pertumbuhan yang berfluktuasi, dimana tahun 2009 sebesar 6,10 %, tahun 2010

meningkat menjadi 6,31 %, kemudian terjadi peningkatan pada tahun-tahun berikutnya dan

pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu menjadi 8,02 % tetapi pada tahun

2013 mengalami penurunan menjadi 7,57 %. Selama 5 (lima) tahun terakhir rata-rata

pertumbuhan ekonomi sebesar 7,18 % per tahun. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi

tersebut disebabkan adanya peningkatan dari beberapa sektor yakni Sektor Pertambangan,

Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Restauran dan Hotel, Sektor Angkutan dan

Telekomunikasi dan Sektor Bank dan Lembaga Keuangan yang pertumbuhannya lebih dari

10 %. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tana Toraja dalam 5 (lima) tahun trakhir dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Sumber data : BPS Kab. Tana Toraja 2014

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Kabupaten Tana Toraja

dari tahun ke tahun terus membaik. Hal ini dapat terlihat dari angka PDRB atas dasar harga

berlaku yang selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2012 PDRB harga berlaku

mencapai 2.190.123,46 juta rupiah atau terjadi peningkatan sekitar 8,02 % dari tahun 2011

2009 2010 2011 2012 2013

6.10

6.31

7.88 8.02 7.57

Grafik 3.1

Pertumbuhan Ekonomi Kab. Tana Toraja

(2)

dari tahun ke tahun terus membaik, ditunjukkan dengan Angka Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang selalu mengalami peningkatan, terlihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Nilai PDRB Provinsi dan Tana Toraja Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 – 2013

Tahun PDRB Berlaku (juta) % Terhadap

Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan Tana Toraja

2009 99.954.589,75 1.259.215,83 1,26 2010 117.862.210,18 1.471.969,78 1,25 2011 137.519.771,93 1.794.453,29 1,30 2012 159.859.931,38 2.190.123,46 1,37 2013*) 184.783.059,05 2.568.003,03 1,39

Sumber Data : BPS Kab. Tana Toraja 2014

Karakteristik penting yang melekat dalam proses pertumbuhan ekonomi yaitu

tingkat perubahan struktural dan pergeseran sektoral. Komponen utama dari perubahan

struktural ini meliputi pergeseran secara bertahap kegiatan-kegiatan dari bidang pertanian

ke non pertanian. Berdasarkan data distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut

lapangan usaha terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Tana Toraja masih didominasi

oleh sektor pertanian dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009 -2013

NO LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 *

1 Pertanian 43,39 41,97 41,91 41,41 40,03 2 Pertambangan/ Penggalian 0,55 0,55 0,56 0,56 0,57 3 Industri Pengolahan 4,35 4,52 4,44 4,40 4,27 4 Listrik & Air bersih 0,55 0,57 0,57 0,57 0,58 5 Bangunan 4,57 4,65 4,87 4,95 5,13 6 Perdagangan, Hotel &

Restoran 16,46 17,28 17,42 18,20 18,98 7 Angkutan & Komunikasi 4,37 4,75 4,79 5,08 5,40 8 Bank & Lembaga Keuangan 6,19 6,60 6,78 7,17 7,69 9 Jasa-Jasa 19,57 19,10 18,66 17,66 17,36

Sumber Data : BPS Kab. Tana Toraja 2014 * angka sementara

Pertumbuhan riil ekonomi Kabupaten Tana Toraja dari 9 (sembilan) sektor

lapangan usaha dalam kurun waktu 2009–2013 menunjukkan sektor Akuntan dan

Komunikasi mencatat laju pertumbuhan rata-rata tertinggi 13,09 %, dan sektor Jasa-jasa

merupakan sektor yang pertumbuhan rata-ratanya terendah yaitu 4.01 %.

Perkembangan perekonomian sebagaimana tersebut diatas, baik langsung maupun

tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja pada segala bidang,

terutama yang terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi indikator

penilaian tingkat kesejahteraan manusia sebagai dampak pembangunan yang telah

(3)

Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan angka agregat yang

menggambarkan kemajuan pembangunan manusia disuatu daerah/wilayah. Angka ini juga

dapat digunakan untuk keterbandingan pembangunan manusia antar daerah, dalam hal ini

adalah antar kabupaten.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2013

mencapai 73,76 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 sebesar 72,90. Menurut

data statistik BPS, IPM Kabupaten Tana Toraja menduduki peringkat 10 dari 24 Kab/Kota

diwilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Posisi peringkat ini tidak berubah dibandingkan

tahun 2012, hal ini terjadi karena seluruh nilai IPM Kab/Kota di Sulawesi Selatan juga

mengalami peningkatan.

Walaupun ke-24 Kab/Kota di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan,

kemungkinan perbaikan kualitas manusia di Kab. Tana Toraja cenderung lebih cepat dari

kabupaten lainnya. Hal ini dapat dilihat dari angka shortfall, dimana angka ini mengukur

rasio pencapaian kesenjangan antara jarak yang telah ditempuh dengan yang harus

ditempuh untuk mencapai kondisi ideal (IPM=100). Bila dibandingkan dengan angka

shortfall kabupaten lain, angka shortfall Kab. Tana Toraja pada periode 2012-2013 sebesar

3,15 dan berada pada urutan ke-4 tercepat setelah Kab. Maros (3,41), Kota Makassar

(3,33) dan Kabupaten Bulukumba (3,17).

Berdasarkan kriteria UNDP nilai IPM Kabupaten Tana toraja pada tahun 2013

tergolong tingkat menengah (nilai IPM diantara 50 ≤ IPM ˂ 80), lebih lanjut lagi berdasarkan kajian aspek pembangunan manusia IPM Kabupaten Tana Toraja tergolong

tingkat menengah atas (nilai IPM diantara 66 ≤ IPM ˂ 80). Nilai IPM Kabupaten Tana

Toraja terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejalan dengan

perbaikan/perkembangan Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan rata-rata

lamanya sekolah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3 IPM Kabupaten Tana Toraja Menurut Komponennya Tahun 2011- 2013

No Indikator Satuan Tahun

2011 2012 2013

1 Kesehatan

a Angka Harapan Hidup Tahun 74,22 74,26 74,28

2 Pendidikan

a Angka Melek Huruf % 87,76 88,94 90,14 b Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 7,74 7,83 8,26

3 Hidup Layak

a Paritas Daya Beli Rp (ribu) 615,86 619,27 622,62

IPM 72,29 72,90 73,76

Sumber Data : BPS Kab. Tana Toraja 2014

Di samping itu pengukuran pembangunan manusia idealnya sangat erat kaitannya

(4)

pertumbuhan ekonomi erat kaitannya dengan masalah ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan

selain pengangguran, yang bekerja pun masih diperhadapkan pada masalah upah yang

masih di bawah Upah Minimun Regional (UMR), produktivitas rendah, tidak adanya

jaminan sosial dan sebagainya.

Melihat data-data tersebut di atas, tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah

Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Menjaga Stabilitas Ekonomi.

Perhatian akan diberikan pada langkah-langkah yang terpadu untuk menjaga

stabilitas perekonomian domestik, yang dihadapkan pada tingginya resiko harga

komoditi, serta pengendalian perdagangan yang dapat membahayakan perekonomian

sehingga tidak masuk dalam kondisi defisit.

2. Mendorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi.

Dorongan akan diberikan pada peningkatan investasi, pembangunan industri

pengolahan dan industri strategis berbasis pertanian, peningkatan daya saing daerah,

peningkatan efektivitas penerimaaan daerah, penguatan penyerapan belanja daerah,

serta pemantapan ketahanan pangan.

3. Mempercepat Pengurangan Pengangguran dan Kemiskinan.

Langkah-langkah akan dipusatkan pada upaya-upaya yang mampu menciptakan

lapangan kerja yang lebih besar serta menjangkau masyarakat yang masih hidup di

bawah garis kemiskinan dengan program-program pemberdayaan secara tepat.

3.2 Arah Kebijakan Keuangaan Daerah

Arah kebijakan keuangan daerah menguraikan kebijakan yang akan ditempuh oleh

Pemerintah Kabupaten Tana Toraja berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan

daerah, dan belanja daerah.

a. Proyeksi Keuangan Daerah dan Pendanaan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, pengelolaan keuangan daerah adalah

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Penyusunan

APBD sesuai dengan peraturan perundangan diawali dengan proses Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang hasilnya dituangkan dalam dokumen

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), selanjutnya dipergunakan sebagai dasar

penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran

Sementara (PPAS).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

(5)

Pusat dan Daerah dinyatakan bahwa anggaran pemerintah daerah bersumber dari

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan

Daerah yang sah. PAD Kabupaten Tana Toraja terdiri dari Hasil Pajak Daerah, Hasil

Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan

Lain-lain PAD yang sah. Dana Perimbangan bersumber dari Dana Bagi Hasil, Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Pengalokasian anggaran

yang dilakukan diharapkan efektif dengan memberi kepuasan kepada masyarakat

yang pro growth, pro job, pro poor dan pro environment, sehingga dalam

memproyeksikan pendapatan daerah pada tahun 2016 diperlukan beberapa asumsi

sebagai berikut :

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana Toraja dengan tingkat yang

moderat pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 8,20 – 8,40.

2. Tingkat inflasi Daerah pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 3,35 ± 1%;

3. Adanya pengalihan pajak dari pusat ke daerah akan meningkatkan pendapatan

asli daerah lebih dari 15% - 20%.

Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kab. Tana Toraja Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017

No. 1. PENDAPATAN DAERAH 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00

1.1 Pendapatan Asli Daerah 69.458.314.821,00 72.931.228.000,00 76.577.790.000,00

1.1.1 Pajak Daerah 4.980.454.000,00 5.229.476.000,00 5.490.950.000,00

1.1.2 Retribusi Daerah 50.381.825.600,00 52.900.916.000,00 55.545.962.000,00

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah 2.219.063.221,00 2.330.016.000,00 2.446.517.000,00 1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Sah 11.876.972.000,00 12.470.820.000,00 13.094.361.000,00

1.2 Dana Perimbangan 599.160.119.597,00 629.118.125.000,00 660.574.031.000,00

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan

Pajak 17.316.289.597,00 18.182.104.000,00 19.091.209.000,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 510.857.220.000,00 536.400.081.000,00 563.220.085.000,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 70.986.610.000,00 74.535.940.000,00 78.262.737.000,00

1.3 Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah 140.529.458.036,00 147.555.929.000,00 154.933.726.000,00

1.3.1 Hibah 0,00 0,00 0,00

1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00

1.3.3 Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya 22.575.201.036,00 23.703.961.000,00 24.889.159.000,00 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 93.259.516.000,00 97.922.491.000,00 102.818.616.000,00 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi

atau dana Pemerintah Lainnya 12.264.995.000,00 12.878.244.000,00 13.522.156.000,00 1.3.6 Bantuan Keuangan Pemerintah

Pusat kepada Pemerintah Desa/Lembang

12.429.746.000,00 13.051.233.000,00 13.703.795.000,00

Jumlah Pendapatan 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00

(6)

b. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2016 yang merupakan potensi

daerah dan sebagai penerimaan daerah Kabupaten Tana Toraja diarahkan melalui

upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan

dana perimbangan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk

meningkatkan pendapatan adalah :

1. Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah.

2. Intensifikasi pajak dan retribusi daerah terutama ditujukan untuk meningkatkan

kepatuhan.

3. Sosialisasi dan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat mengenai ketentuan

pajak dan retribusi.

4. Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi.

5. Peningkatan koordinasi dan kerja sama antar SKPD terkait serta peningkatan

kualitas aparat pajak dan retribusi daerah.

6. Penyempurnaan dan pemutakhiran data base pajak daerah serta optimalisasi data

perpajakan.

7. Ekstensifikasi dan Pengkajian jenis retribusi yang baru.

c. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah terdiri dari dua jenis belanja yaitu belanja tidak langsung dan

belanja langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga,

belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada

provinsi/kabupaten kota dan pemerintah desa, serta belanja bantuan keuangan kepada

provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa. Sedangkan belanja langsung

merupakan belanja yang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kebijakan untuk Tahun 2016 belanja langsung digunakan untuk belanja yang terkait

langsung dengan program dan kegiatan. Kebijakan pembangunan daerah untuk

Tahun 2016 berpedoman pada skala prioritas daerah. Pencapaian hasil-hasil

pembangunan dalam tahun anggaran sebelumnya akan terus ditingkatkan sesuai

kemampuan keuangan daerah.

Arah kebijakan belanja daerah Kabupaten Tana Toraja adalah sebagai berikut:

1. Penentuan dan penggunaan anggaran belanja daerah didasarkan pada hubungan

antara alokasi belanja tidak langsung dan belanja langsung serta memperhatikan

sinergitasnya dengan prioritas pembangunan Nasional dan prioritas

pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan;

2. Peningkatan alokasi belanja yang mengarah pada program yang berorientasi

(7)

3. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang

berbasis kinerja dengan pendekatan tematik pembangunan yang disertai sistem

pelaporan yang semakin akuntabel;

4. Peningkatan efektifitas penggunaan alokasi belanja daerah sesuai dengan

TUPOKSI dan fungsi masing-masing SKPD;

5. Mendayagunakan penggunaan belanja daerah untuk menstimulasi tumbuh

kembangnya partisipasi sektor swasta dan swadaya masyarakat dalam

pembangunan daerah.

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi/Target Belanja Daerah Kab. Tana Toraja Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017

No. 2. BELANJA DAERAH 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00 2.1 Belanja Tidak Langsung 511.949.517.260,00 537.550.742.000,00 564.422.029.000,00

2.1.1 Belanja Pegawai 427.410.289.025,00 448.780.803.000,00 471.219.843.000,00

2.1.2 Belanja Bunga 115.000.000,00 120.000.000,00 125.000.000,00

2.1.3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00

2.1.4 Belanja Hibah 14.702.500.000,00 15.437.625.000,00 16.209.506.000,00

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 210.000.000,00 220.000.000,00 230.000.000,00

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada

Propinsi/Kabupaten dan Lembang 2.100.000.000,00 2.210.000.000,00 2.320.000.000,00

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Propinsi/Kab./Lembang 65.911.728.235,00 69.207.314.000,00 72.667.680.000,00 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 1.575.000.000,00 1.650.000.000,00

2.2 Belanja Langsung 346.590.171.740,00 363.919.680.000,00 382.115.664.000,00

Jumlah Belanja 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00

Sumber Data : Bagian Ekonomi Bappeda Kab. Tana toraja, 2015

d. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah meliputi penerimaan daerah dan pengeluaran daerah.

Kebijakan pembiayaan yang timbul karena jumlah pengeluaran lebih besar daripada

penerimaan sehingga terdapat defisit. Sumber penerimaan daerah berasal dari sisa

lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman daerah, dan

penerimaaan piutang daerah. Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan

direncanakan antara lain terdiri dari pembayaran pokok pengeluaran pihak ketiga.

Kebijakan yang disepakati dalam pos pembiayaan berfungsi sebagai penunjang

terhadap pencapaian sasaran dan tujuan yang diinginkan serta disepakati dalam

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kebijakan Umum

Pembiayaan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi, efisiensi,

(8)

2. Mengoptimalkan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) yang bersumber dari

pelampauan penerimaan pendapatan daerah maupun sisa penghematan belanja;

3. Alokasi pengeluaran pembiayaan diprioritaskan untuk pembayaran utang pokok

yang jatuh tempo;

4. Apabila APBD dalam keadaan surplus, kebijakan yang diambil adalah

melakukan transfer ke persediaan Kas Daerah dalam bentuk Giro/Deposito,

Penyertaan Modal, atau sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan;

5. Apabila APBD dalam keadaan defisit, kebijakan yang diambil adalah

memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun

lalu, rasionalisasi belanja, pinjaman daerah, atau memperluas kemitraan.

Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Kab. Tana Toraja Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017

No. 3. PEMBIAYAAN DAERAH 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00

3.1 Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00

3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran

tahun sebelumnya (SILPA) 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00

3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman 0,00 0,00 0,00

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)

Daerah 1.500.000.000,00 1.600.000.000,00 1.700.000.000,00 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00

3.2.7 Pembayaran Utang Jangka Panjang

Lainnya 1.714.943.866,00 1.829.687.433,00 1.907.422.804,00

Jumlah Pengeluaran

Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00

Pembiayaan Netto 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00

Sumber Data : Bidang Ekonomi Bappeda Kaupaten Tana toraja, 2015

Untuk lebih jelasnya, perkembangan Keuangan dan Pembiayaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Tana Toraja dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.7 Perkembangan Keuangan Daerah dan Pembiayaan Pembangunan Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017

No.

1. PENDAPATAN DAERAH 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00

1.1 Pendapatan Asli Daerah 69.458.314.821,00 72.931.228.000,00 76.577.790.000,00

(9)

1.1.2 Retribusi Daerah 50.381.825.600,00 52.900.916.000,00 55.545.962.000,00

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah 2.219.063.221,00 2.330.016.000,00 2.446.517.000,00 1.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Sah 11.876.972.000,00 12.470.820.000,00 13.094.361.000,00

1.2 Dana Perimbangan 599.160.119.597,00 629.118.125.000,00 660.574.031.000,00

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan

Pajak 17.316.289.597,00 18.182.104.000,00 19.091.209.000,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 510.857.220.000,00 536.400.081.000,00 563.220.085.000,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 70.986.610.000,00 74.535.940.000,00 78.262.737.000,00

1.3 Lain-Lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah 140.529.458.036,00 147.555.929.000,00 154.933.726.000,00

1.3.1 Hibah 0,00 0,00 0,00

1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00

1.3.3 Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya 22.575.201.036,00 23.703.961.000,00 24.889.159.000,00 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 93.259.516.000,00 97.922.491.000,00 102.818.616.000,00 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi

atau dana Pemerintah Lainnya 12.264.995.000,00 12.878.244.000,00 13.522.156.000,00 1.3.6 Bantuan Keuangan Pemerintah

Pusat kepada Pemerintah Desa/Lembang

12.429.746.000,00 13.051.233.000,00 13.703.795.000,00

Jumlah Pendapatan 809.147.892.454,00 849.605.282.000,00 892.085.547.000,00

2. BELANJA DAERAH 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00

2.1 Belanja Tidak Langsung 511.949.517.260,00 537.550.742.000,00 564.422.029.000,00

2.1.1 Belanja Pegawai 427.410.289.025,00 448.780.803.000,00 471.219.843.000,00

2.1.2 Belanja Bunga 115.000.000,00 120.000.000,00 125.000.000,00

2.1.3 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00

2.1.4 Belanja Hibah 14.702.500.000,00 15.437.625.000,00 16.209.506.000,00

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 210.000.000,00 220.000.000,00 230.000.000,00

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada

Propinsi/Kabupaten dan Lembang 2.100.000.000,00 2.210.000.000,00 2.320.000.000,00

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Propinsi/Kab./Lembang 65.911.728.235,00 69.207.314.000,00 72.667.680.000,00 2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000,00 1.575.000.000,00 1.650.000.000,00

2.2 Belanja Langsung 346.590.171.740,00 363.919.680.000,00 382.115.664.000,00

Jumlah Belanja 858.539.689.000,00 901.470.422.000,00 946.537.693.000,00

SURPLUS/DEFISIT

Surplus / (Defisit) (49.446.796.546,00) (51.865.140.000,00) (54.452.146.000,00)

3. PEMBIAYAAN DAERAH 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00

3.1 Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00

3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran

tahun sebelumnya (SILPA) 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00

(10)

Pinjaman

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 52.661.740.412,00 55.294.827.433,00 58.059.568.804,00

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)

Daerah 1.500.000.000,00 1.600.000.000,00 1.700.000.000,00 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00

3.2.7 Pembayaran Utang Jangka Panjang

Lainnya 1.714.943.866,00 1.829.687.433,00 1.907.422.804,00

Jumlah Pengeluaran

Pembiayaan 3.214.943.866,00 3.429.687.433,00 3.607.422.804,00

Pembiayaan Netto 49.446.796.546,00 51.865.140.000,00 54.452.146.000,00

3.3 Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran Tahun Berkenaan 0.00 0,00 0,00

Gambar

Grafik 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Kab. Tana Toraja
Tabel 3.2  Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tabel 3.3  IPM Kabupaten Tana Toraja Menurut Komponennya
Tabel 3.4  Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kab. Tana Toraja Tahun 2015 – 2016 serta Proyeksi Tahun 2017
+3

Referensi

Dokumen terkait

maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Kecamatan Babat Toman

Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu untuk tidak melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak bank, antara lain menjual

• File jar tunggal tersebut dapat dijalankan di semua sistem operasi yang telah terinstall Java® 5.0 atau lebih baru. • Secara teknis, Anda dapat pula membundel Java® runtime

Usulan program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga

Tomogram Vs (Gambar 24c) memberikan anomali negatif pada daerah tersebut yang dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini memiliki temperatur yang lebih tinggi dan

Susunan tarian dalam tarian ini terinspirasi dari tarian Ballet dan tari Temuliling Bali, rias dan busana yang dipakai sesuai dengan karakter tarian yaitu seekor burung Merak

2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebagai pelaksanaan dari Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Penyertaan

Ternyata kisah spionase itu tidak berhenti sampai di situ. Muncullah Alexander Finenko, manajer Aeroflot Jakarta di Halim Perdana Kusuma. Ia diduga keras adalah