S I S T E M P E N D U K U N G K E P U T U S A N P E M I L I H A N
K A R Y A W A N T E R B A I K M E N G G U N A K A N
M E T O D E
SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) DI PT. ELTRAN INDONESIA
DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE BEST EMPLOYEE
SELECTION USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
(SAW) METHOD IN PT. ELTRAN INDONESIA
Wahyu Adam.,M.Eng.Sc. 1, Asep Rohaendi 2
Konsentrasi Teknik Informatika, Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Komputer Niaga LPKIA Jl. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +6222-75642823, Fax. +6222-7564282
1
wahyuadam90@yahoo.com 2 aseprohaendi92@gmail.com
Abstrak
Pemilihan karyawan terbaik merupakan salah satu proses evaluasi seberapa baik kinerja dari karyawan disesuaikan dengan standar yang telah di tentukan oleh perusahaan, khususnya di PT. Eltran Indonesia. Maksud dari adanya proses pemilihan karyawan terbaik adalah untuk mengetahui seberapai baik kinerja dari karyawan dalam menjalankan proses operasional dalam perusahaan.
Sistem Pendukung Keputusan pemilihan karyawan terbaik ini dilengkapi dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). SAW secara garis besar SAW merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria. Pada metode ini hasil dari penilaian yang telah dilakukan akan dihitung, kemudian di bandingkan dengan tiap karyawan yang telah dinilai, sehingga didapatkan perangkingan yang dapat digunakan sebagai pendukung keputusan.
Model prototype (prototyping model) adalah metodologi perangkat lunak yang digunakan pada sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik ini, dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak hingga pembuatan program agar perusahaan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan.
Dengan adanya Sistem Pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik ini dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). ini diharapkan bisa membantu perusahaan dalam memberikan penghargaan kepada pegawai serta bisa melakukan evaluasi untuk memajukan perusahaan menjadi lebih baik.
.
Kata kunci : Simple Additive Weighting
I.1 Latar Belakang Masalah
PT. Eltran Indonesia merupakan salah satu anak perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bidang elektronika insfratuktur di kota bandung yaitu PT. Len Industri (Persero)
Di dalam perusahaan tersebut terdapat banyak sumber daya manusia yang disebut sebagai karyawan. Perubahan dan peningkatan peran fungsi dari sumber daya manusia, khususnya karyawan sangat berpengaruh untuk meningkatkan produktivitas dan mendukung dalam kemajuan dari pencapaian atau target sesuai perusahaan.
Maka dari itu pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus yaitu mencari karyawan terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan metode Simple Additive
memilih judul “Sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada PT. Eltran Indonesia.
I.2 Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijlaskan, rumusan masalah yang akan dibahas dalam hal ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pendukung keputusan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja karyawan, sehingga Kepala Sumber Daya Manusia dapat melakukan pengambilan keputusan berdasarkan rekomendasi sistem yang dibuat?
2. Bagaimana aplikasi ini dapat menampilkan peringkat karyawan berprestasi pada proses penilaian kinerja karyawan?
I.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Dalam permasalahan yang dikaji adapun ruang lingkup dan batasan yang digunakan dalam proses perancangan, yaitu mencakup :
1. Sistem ini hanya menangani penilaian karyawan dengan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan oleh perusahaan.
2. Informasi penilaian yang dicantumkan untuk diolah merupakan hal yang berkaitan dengan absensi, kinerja, kompetisi, organisasi kerja dan kerjasama tim yang telah dilakukan oleh karyawan.
3. Perhitungan penilaian kinerja karyawan dilakukan dengan menggunakan
metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan membandingkan kompetisi individu dan kompetisi kinerja sehingga diketahui perbedaan kompetensinya.
I.4 Tujuan Perancangan
1. Menghasilkan informasi yang akurat tanpa memikirkan proses perhitungan dengan data yang sangat banyak dalam proses pengambilan keputusan.
2. Membangun aplikasi yang dapat membantu proses penilaian kinerja karyawan sehingga dapat menghasilkan alternatif keputusan yang cepat walaupun banyak kriteria yang diperhitungkan.
II.1 Teori Tentang Permasalahan II.1.1. Penilaian Kinerja Karyawan
“Penilaian Kinerja merupakan suatu proses yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk mengevaluasi atau menilai keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang dicapai karyawan dengan standar pekerjaan, bila hasil kerja ang diperoleh sampai atau melebihi standar pekerjaan dapat dikatakan kinerja
seseorang termasuk dalam kategori baik, dan apabila tidak mencapai standar maka termasuk pada kinerja yang tidak baik atau berkinerja rendah” [1] Penilaian kinerja karyawan dapat dirasakan manfaatnya oleh ketiga pihak, yaitu karyawan, penilai dan perusahaan. Manfaat yang terutama dirasakan oleh karyawan dari penilaian kinerja adalah :
1. Karyawan dapat termotivasi untuk lebih baik lagi.
2. Dapat meningkatkan kepuasan kerja. 3. Karyawan dapat mengetahui kelebihan
dan kelemahannya serta dapat memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kelebihan.
4. Dapat mengetahui standard hasil yang ditetapkan
5. Terjadinya komunikasi yang baik antara atasan dengan karyawannya.
6. Dapat berdiskusi mengenai masalah pekerjaan dan cara atasan dalam
II.1.2. Penilaian Kinerja Konvensional Permasalahan dalam penilaian kinerja karyawan masih belum optimal dikarenakan masih manual yaitu menggunakan alat tulis dan kertas sehingga tidak adanya basis data yang mempunyai peranan sebagai tempat penyimpanan data-data. Adapun cara penilaian kinerja secara konvensional sebagai berikut : 1. HRD mengisi formulir penilaian yang telah
dilakukan, hasil perolehan penilaian yang dilakukan oleh karyawan lalu dikumpulkan kemudian dihitung kembali dengan mengisi formulir penilaian untuk mendapatkan hasil penentuan nilai akhir sesuai dengan kriteria yang ditentukan. 2. HRD merekap kembali data hasil akhir
penilaian terhadap karyawan.
3. Sistem dengan cara manual memerlukan banyak waktu dikarenakan banyaknya data karyawan, sehingga kurang optimal dikarenakan sering terjadi kesalahan dalam pencatatan dan keterlambatan dalam penyampaian informasinya.
yang semi terstruktur dan tidak terstruktur, dimana tidak seorang pun tahu secara umum bagaimana keputusan tersebut dibuat.” [2]
II.1.4. Simple Additive Weighting (SAW) “Simple Additive Weighting (SAW)
merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria”.[3]
Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya adalah:
1. Menentukan alternatif, yaitu Ai.
2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan, yaitu Cj
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria.
W = [ W1,W2,W3,…,WJ] (2.1)
5. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria.
6. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) dari alternatif Aipada kriteria Cj.
Keterangan :
a. Kriteria keuntungan apabila nilai memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan. b. Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai dibagi dengan nilai dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai dari setiap kolom dibagi dengan nilai
7. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi (R)
8. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian eleman kolom matrik (W).
Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan alternatif terbaik.
II.1.5. Bahasa Pemograman Yang Digunakan Basa Pemrograman yang digunakan yaitu Bahasa pemrograman PHP dan menggunakan pemrograman Codelgniter. Dengan xampp, database yang digunakan yaitu mengunakan MySQL, dan webserver Apache.
II.1.8. Pemrograman Code Igniter
“Code Igniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP dibanding jika menulis semua kode program dari awal.”[5]
II.1.11 Pengertian Database
“Basis data sebagai himpunan kelompok
data yang saling berhubungan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan
kembali dengan cepat dan mudah”. [15]
Sedangkan menurut [16] menyatakan “Basis
data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.
II.1.12 Pengertian MySQL
MySQL adalah Relational Database Management Sistem ( RDBMS ) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi General Public license ( GPL ).
III.1 Analisis
III.1.1 Profile Perusahaan
PT. Eltran Indonesia didirikan pada tahun 1997 oleh beberapa anggota Koperasi Karyawan dan Pensiunan PT. Len Industri (KOPKARPENLEN).
Pada tahun 2006 PT Eltran Indonesia resmi menjadi anak perusahaan PT. Len Industri (Persero) dengan porsi kepemilikan saham sebesar 75% dan KOPKARPENLEN memiliki porsi saham 25%. Sumber Daya Manusia PT. Eltran Indonesia telah mengembangkan kapabilitas dan kompetensi SDM yang tinggi sebagai modal utama perusahaan, khususnya dalam bidang engineering dan project management. Kualitas SDM yang memadai dengan kualifikasi System Engineer, Control Engineer, IT Engineer, Power System Engineer, dan Project Manager merupakan kekuatan perusahaan.
Visi
total dalam bidang sarana dan prasarana transportasi serta minyak dan gas. Misi
Menyediakan Produk dan jasa terbaik pada pelanggan
Memberikan nilai tambah terbaik pada
stakeholder
III.1.1.1 Usecase Diagram
Gambar III.1 Use Case Diagram Aplikasi Pendataan Pegawai [20] UML 2.0
III.1.1.2 Usecase Description
Tabel III.1 Use Case Description Login
Tabel III.2 Use Case Description Kelola Data
III.1.1.3 Activity Diagram
Gambar III.2 Activity Diagram Login
Gambar III.3 Activity Diagram Data Pegawai <<include>>
Mengelola Divisi Mengelola Jabatan Mengelola Karyawan Mengelola Kriteria
Melihat Dashboard
Melakukan Penilaian
Melihat Hasil Penilaian
Melihat Stastitik Kinerja Karyawan
Mengelola Riwayat Pendidikan Karyawan HRD
Mengelola Data Kepegawaian <<extend>>
<<extend>> <<extend>>
Login <<include>>
<<include>> <<include>> <<include>>
<<include>>
<<include>>
jika validasi benar Memilih Menu
Kepegwaian
Memilih Sub Menu Divisi Memilih Aksi
Tambah
Menekan Tombol Simpan mengisi Form
Menampilkan Halaman Utama Divisi
Menampilkan Form Tambah Divisi
Menyimapan Data dan Kembali Pada Halaman Utama
jika salah
III.1.2 Structural Modeling
Sebuah struktural, atau konseptual, model yang menggambarkan struktur data yang mendukung proses bisnis dalam sebuah organisasi. Selama analisis, model struktural menyajikan logis organisasi data tanpa menunjukkan bagaimana data disimpan, dibuat, atau dimanipulasi sehingga analis dapat fokus pada bisnis, tanpa terganggu oleh rincian teknis . Kemudian selama desain, model struktural diperbarui untuk mencerminkan persis bagaimana data akan disimpan dalam database dan file. Bab ini menjelaskan kartu class-responsibility-collaboration (CRC), diagram kelas, dan diagram objek, yang digunakan untuk membuat model struktural. Setiap kali analis sistem menemukan masalah baru untuk memecahkan, analis harus mempelajari mendasari masalah domain
.
III.1.2.1 Class Diagram
Gambar III.6 Class Diagram Pendataan Pegawai
III.1.3 Behavioral Modeling
Ketika seorang analis berusaha untuk memahami domain aplikasi yang mendasari masalah, ia harus mempertimbangkan aspek struktural dan perilaku dari masalah. Tidak seperti pendekatan lain untuk pengembangan sistem informasi, pendekatan berorientasi objek mencoba untuk melihat domain aplikasi yang mendasari secara holistik. Dengan melihat masalah domain sebagai satu set kasus penggunaan yang didukung oleh satu set objek berkolaborasi, pendekatan berorientasi objek memungkinkan seorang analis untuk meminimalkan kesenjangan semantik antara set dunia nyata objek dan model berorientasi objek berkembang dari domain masalah. Namun, seperti yang kita tunjukkan dalam bab sebelumnya, dunia nyata cenderung berantakan, yang membuat sempurna pemodelan domain aplikasi praktis tidak mungkin dalam perangkat lunak. Ini karena perangkat lunak harus rapi dan logis untuk bekerja. Salah satu tujuan utama dari model perilaku adalah untuk menunjukkan bagaimana mendasari objek dalam
domain masalah akan bekerja sama untuk membentuk kerjasama untuk mendukung masing-masing kasus penggunaan. Sedangkan model struktural mewakili objek dan hubungan di antara mereka, model perilaku menggambarkan pandangan internal proses bisnis yang penggunaan Kasus menjelaskan. Proses ini dapat ditunjukkan oleh interaksi yang terjadi antara objek yang berkolaborasi untuk mendukung kasus penggunaan melalui penggunaan interaksi (urutan dan komunikasi) diagram.
III.1.3.1 Sequence Diagram
Gambar III.8 Sequence Diagram Login [20] UML 2.0
Gambar III.9 Sequence Diagram Data Pegawai
III.2 Perancangan
III.2.1 Perancangan Antarmuka
Gambar III.15 Rancangan Antarmuka Menu Utama
IV.1 Implementasi
IV.1.1 Implemetasi Antarmuka
Sub bab ini memperlihatkan hasil dari implementasi yang telah dilakukan. Hasil implementasi ini diperlihatkan per dialog screen. Berikut adalah hasil dari implementasi menu utama :
Gambar IV.2 Menu Utama
V.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan membangun perangkat lunak yang dibuat serta mengimplementasikan juga melakukan pengujian, berikut ini adalah hasil kesimpulan yang dapat dijabarkan:
1.
Sistem pendukung keputusan dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi atas kinerja karyawan yaitu dengan menggunakan salah satu metode dalam sistem pendukung keputusan. Metode yang digunakan yaitu Simple Additive Weighting (SAW).2. Aplikasi ini dapat menampilkan hasil nilai karyawan berprestasi melalui grafik yang di tampilkan dalam aplikasi.
V.2 Saran
Adapun saran-saran untuk pengembangan perangkat lunak sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan ini adalah :
1. Dalam melakukan penilaian kinerja karyawan Kepala Sumber Daya Manusia harus memberikan penilaian yang akurat, agar hasil penilaian sesuai dengan kinerja karyawan.
2. Pada sistem pendukung keputusan ada beberapa metode, anda dapat mengembangkan
kasus ini dengan metode yang lainnya sebagai bahan perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA Buku :
[1] Prof. Dr. Wilson Bangun, S.E., M.Si. 2012.
Manajemen Sumberdaya manusia, Erlangga, Jakarta. [2] Kusrini. 2007, Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi Offset, Yogyakarta.
[5] Priyanto Hidayatulloh & Jauhari Khairul Kawistara. 2017, Pemrograman Web, Informatika, Bandung.
[7] Alan, Dennis, Barbara, Haley, Wikom, David, Tegarden. 2009, System Analysis and Design With UML., Don Fowley, United States.
[ [8] Roger S. Pressman, Ph.D. 2009, Rekayasa Perangkat Lunak, i Offset, Yogyakarta.
Jurnal :
[5]
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/526/jbptunikompp-intanapr 26258-6-unikom_i-i.pdf, Diakses pada tanggal 08-05-17ul 23.07 WIB Internet :
[3] http://www.yiiframework.com/doc/guide/1.1/id/basics.mvc, Diakses pada tanggal 04-04-17 pukul 15.07 WIB