SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam IlmuTarbiyah.
Oleh:
NIA ZAINIAH NPM: 1411010353
Jurusan Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DI TINJAU DARI ASPEK MOTIVASI SISWA
SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam ILmu Tarbiyah.
Oleh:
NIA ZAINIAH NPM: 1411010353
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Dr. H. Sofyan M. Soleh, S.H, M.Ag
Pembimbing II : Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
iii
SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUNG
Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Banyak dari masyarakat mengira bahwa yang namanya sistem pendidikan sehari penuh atau full day School itu berasal dari Amerikat Serikat dan merupakan model atau sistem pendidikan yang baru dan untuk pertama kalinya diterapkan diindonesia. Namun kenyataannya sistem ini sudah ada sejak lama yaitu sistemyang digunakan di pondok pesantren. Pada umumnya siswa-siswi pada pondok pesantren akan belajar seharian penuh untuk mempelajari pengetahuan agama islam selain pengetahuan agama lainnya. Sekolah Full day School merupakan sistem atau program yang baik untuk melindungi anak-anak dari pergaulan serta berbagai pengaruh perkembangan zaman terutama dalam hal teknologi, Banyak nilai plus dari adanya program full day school sendiri dengan adanya berbagai macam kegiatan di dalamnya. Berbagai keunggulan dalam pelaksanaan program ini membuat penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan rumusan masalah, bagaimana implementasi Pendidikan Agama Islam pada program Full day school di tinjau dari aspek motivasi siswa di SMA 03 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendiskripsikan Implementasi Pendidikan Agama Islam pada program pendidikan full day school di tinjau dari aspek motivasi siswa yang di terapkan pada SMA N 03 pada kelas XI Bandar Lampung
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research) dan sifat penelitian ini di golongkan kedalam kualitatif deskripstif. Adapun dalam teknik pengambilan data yang di gunakan oleh penulis adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam proses analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang terkumpul melalui ketiga tekhnik tersebut dianalisis secara berulang-ulang. Keabsahan data menggunakan trianggulasi, trianggulasinya adalah trianggulasi sumber
Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah Implementasi Pendidikan Agama Islam pada program Full day school ditinjau dari aspek Motivasi siswa di SMAN 3 khususnya kelas XI IPA terlaksana melalui 3 tahap yaitu : 1) perencanaan kegaiatan 2) pelaksanaan kegiatan 3) Hasil. program ini berjalan dengan baik sehingga pembentukan karakter di SMA N 03 sudah berhasil.
iv
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131 Telp (0721) 703260
PERSETUJUAN
Nama : NIA ZAINIAH
NPM : 1411010353
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah
Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Program Full Day School Ditinjau Dari Aspek Motivasi Siswa Di SMA N 03 Siswa Kelas IPA XI Bandar Lampung.
MENYETUJUI
Untuk dimunaqasahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasah Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Sofyan M. Soleh, S.H.M,Ag Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd
NIP. 195608161982031001 NIP. 196604021995031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
v
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131 Telp (0721) 703260
PENGESAHAN
judul: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM
PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DITINJAU DARI ASPEK MOTIVASI SISWA SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUNG. Disusun oleh NIA ZAINIAH, NPM: 1411010353, Jurusan: Pendidikan Agama Islam. Telah disidang munaqosah pada hari/tanggal: Rabu, 30 Mei 2018.
TIM SIDANG MUNAQOSAH
Ketua : Dr. Imam Syafe’i, M.Ag (...)
Sekretaris : M. Indra Saputra, M.Pd.I ( ...)
Pembahas Utama : Dr. Rijal Firdaos, M.Pd ( ...)
Pembahas Pendamping I : Dr. H. Sofyan M. Soleh, S.H,M.Ag ( ...)
Pembahas Pendamping II : Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd ( ...)
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Dr. Imam Syafe’i, M. Ag
vi
MOTTO
Artinya : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.(Q.S.AS-SAFFAT 100-101 )1
vii
selesaikan. Maka dengan penuh rasa syukur dan tulus ikhlas Skripsi ini penulis
persembahkan kepada:
1. Kedua Orang tua tercinta, Ayahanda Mukri dan Ibundaku tercinta Suranti, atas
ketulusannya dalam mendidik akhlak, membesarkan jiwa dan membimbing
penulis dengan penuh perhatian dan kasih sayang serta keikhlasan dalam do’a
sehingga menghantarkan penulis menyelesaikan pendidikan di UIN Raden
Intan Lampung.
2. Adikku tersayang Syarifatul Muafifah Saudara penulis yang selalu memberi
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gula Putih Mataram (GPM) Kab. Lampung Tengah pada
tanggal 23 Juni 1996, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan
Bapak Mukri dan Ibu Suranti.
Riwayat Pendidikan Pendidikan Dasar di SD N Gula Putih Mataram lampung
Tengah, lulus dan berijazah pada tahun 2008., kemudian melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah Pon-Pes Darussalam Tegineneng lampung Selatan, lulus dan
berijazah pada tahun 2011, kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
atas di MAN Poncowati Lampung Tengah, lulus dan berijazah pada tahun 2014,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden
Intan Lampung Program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam.
Bandar Lampung, Mei 2018 Penulis
ix
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat serta salam senantiasa
selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Berkat petunjuk dari Allah jualah
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Proposal ini
merupakan salah satu tugas terstruktural mata kuliah Bimbingan Penulisan Proposal.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H.Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Imam Syafe’I, M.Agselaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Agama Islam dan Bapak Dr. RijalFirdaos, M.Pd selaku Sekertaris
Jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam.
3. Bapak Dr.H.Sofyan, S.H,M.Ag selaku pembimbing I dalam Penyusunan
Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya dan Bapak
Dr.H.Ruhban Masykur, M.Pd selaku pembimbing II dalam Penyusunan
Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya.
4. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
bimbingan dan ilmunya selama ini, terlebih khusus untuk Bapak M. Indra
x
5. Sahabat ku Nurma Indayani dan Rian Saputra yang sudah banyak
membantu penulis.
6. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,
tempat menempuh studi dan menimba ilmu pengetahuan, semoga menjadi
Perguruan Tinggi yang lebih baik kedepannya.
7. Himpunan Mahasiswa PAI Kelas G Angkatan 2014 UIN Raden Intan
Lampung.
8. Semua piihak yang telah turut memberikan dukungan sehingga
terselsaikannya skripsi ini dengan lancar.
Penulis berharap kepada Allah SWT semoga apa yang telah mereka
berikan dengan segala kemudahan dan keikhlasannya akan menjadikan pahala
dan amal yang barokah serta mendapat kemudahan dari Allah SWT. Amin.
Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada
Program Full Day School Ditinjau Dari Aspek Motivasi Siswa Di Sma N 03
Pada Kelas IpaX I Bandar Lampung”. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
xi
Bandar Lampung, 20 April 2018
Penulis,
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ...iii
HALAMAN PERSETUJUAN... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
RIWAYAT HIDUP ...viii
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 14
C. Fokus Masalah ... 15
D. Alasan Memilih Judul ... 15
E. Rumusan Masalah ... 17
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 16
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam ... 18
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 18
2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam ... 21
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 22
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 22
B. Full Day School ... 24
1. Pengertian Full Day School ... 24
2. Tujuan Full Day School ... 27
3. Pelaksanaan Ful Day School ... 28
4. Kelebihan Full Day School ... 30
5. Kelemahan Full Day School ... 31
C. Motivasi ... 33
1. Pengertian Motivasi ... 33
2. Fungsi Motivasi ... 35
3. Macam-macam ... 37
xiii
E. Metode Pengumpulan Data ... 42 F. Teknik AnalisisData ... 44 G. Uji Keabsahan Data ... 46
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.Penyajian Data ... 49 B.Pembahasan ... 59
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ... 84 B. Saran ... 85
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-Kisi Observasi... 89
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara... 94
Lampiran 3 : Jadwal Kegiatan Tahun Ajaran 2017/2018 ... 97
Lampiran 4 : Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2017/2018... 99
Lampiran 5 : Jadwal Pembelajaran SMA N o3 Bandar Lampung. ... 100
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian ... 104
Lampiran 7 : Surat keterangan Penelitian... 105
Lampiran 8 : Konsultasi ... 106
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek penting keberhasilan suatu negara. Kualitas
pendidikan suatu negara merupakan indikator maju atau tidaknya negara tersebut.
Negara yang maju tentunya memiliki pendidikan yang baik sehingga dapat
menghasilkan SDM yang berkualitas, sementara itu negara yang kurang maju
memiliki pendidikan yang kurang maju dan menghasilkan output yang kurang
berkualitas.
Pendidikan yang maju dan bermutu tentunya juga didukung dengan
komponen-komponen sebagai berikut: proses pembelajaran, tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, sarana prasarana, lingkungan dan sebagainya. Dengan
terpenuhinya komponen-komponen tersebut tentunya kegiatan pendidikan yang di
laksanakan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Pendidikan bermutu
tentu tak lepas dari mata pelajaran yang mendukung pembentukan karakter anak,
Karena itu pendidikan karakter bangsa yang dicanangkan tersebut tentulah dalam
arti pendidikan yang menginginkan agar umat bangsa ini berkehidupan yang
agamis, berimtak, dan berakhlakul karimah yang benar.1 Sebab itulah sebenarnya
antara lain inti dari pendidikankarakter bangsa yang kita inginkan, Berbicara
pembentukan karakter anak hal ini tentunya berkaitan dengan mata pelajaran
1
2
agama Indonesia memiliki enam agama yang diakui oleh negara yaitu: Islam,
Kristen, Katolik, Hindhu, Budha dan Konghucu. Sebagai wahyu terakhir, agama
Islam merupakan satu sistem akidah dan Syari’ah serta akhlak yang mengatur
hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan.2
Agama Islam merupakan agama universal yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia.Berdasarkan agama Islam inilah diberikan pendidikan agama
Islam untuk membentuk karakter siswa beradab yang berlandaskan Al-Qur’an dan
As-sunah. Pendidikan agama Islam di Indonesia seolah tiada habisnya untuk
dikupas, hal ini dikarenakan negara Indonesia merupakan negara dengan
penduduk Islam terbesar di dunia, padahal fakta mengatakan bahwa Indonesia
bukanlah negara Islam. Pendidikan agama Islam sangatlah penting , hal ini
dikarenakan pada usia inilah penanaman agama pada anak akan terbawa
dikehidupannya mendatang.
Pembelajaran PAI tidak dapat berhasil dengan baik sesuai dengan misinya
bila hanya transfer atau pemberian ilmu pengetahuan agama sebanyak-banyaknya
kepada anak didik, atau lebih menekankan pada aspek kognitif. Pembelajaran PAI
justru harus dikembangkan pada internalisasi nilai afektif dan yang dibarengi
dengan aspek kognitif sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk
mengamalkan dan menaati ajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah
2
diinternalisasikan dalam diri anak psikomotorik yang dapat memberikan
pemahaman yang terbangun dari dalam diri siswa.
Menurut konteks historik-sosiologik, Pendidikan Islam pernah dimaknai
sebagai pendidikan/pengajaran keagamaan atau atau keislaman (tarbiyah
al-diniyah, ta’lim al-din, al-ta’lim al-dini, dan al-ta’lim al-islami), dalam rangka
tarbiyah al-muslimin (mendidik orang-orang islam), untuk melengkapi dan
membedakannya dengan pendidikan sekuler3. Misalnya, adanya sistem
pendidikan sekolah agama sore hari yang didirikan sebagai wahana panggilan,
kajian dan penguasaan ilmu-ilmu keagamaan serta pengalaman ajaran agama
Islam bagi para peserta didik muslim yang pada pagi harinya sedang menempuh
pendidikan atau sekolah sekuler yang didirikan oleh pemerintah Kolonial. Karena
itulah, pendidikan dalam persepektif Islam dapat mengandung pengertian
pendidikan atau pengajaran keagamaan atau keislaman, pendidikan atau
pengajaran agama (Islam).
Setiap kegiatan pendidikan yang dilaksankan tentunya memiliki tujuan
masing-masing, Negara Indonesia memiliki tujuan pendidikan nasional yang
tercantum pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi:4
“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuandan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.
3
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,2012) h. 38. 4
4
Berdasarkan UU di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri
kompetensi output pendidikan di Indonesia adalah menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Manusia merupakan mahluk yang paling tinggi dan paling mulia yang
diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, sebagai
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 70:
Artinya:Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.5
Untuk mewujudkan hal tersebut banyak sekali usaha-usaha yang
dilakukan para civitas akademika di Indonesia baik dari lembaga pemerintahan
maupun lembaga swasta. Salah satu yang dilakukan adalah dengan
menggunakan kurikulum yang dirasa tepat untuk mewujudkan pendidikan
nasional tersebut, salah satunya dengan penggunaaan model full day school.
Pada Pendidikan selain pengembangan intelektualitas, pengembangan
karakter peserta didik sangatlah penting dalam sistem pendidikan nasional
5
Indonesia. Dikatakan demikian karena pada dasarnya pendidikan bertujuan
mengembangkan potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik6.
Sekolah merupakan lembaga formal tempat setiap anak menerima
pendidikan baik pendidikan secara ilmu pengetahuan maupun pendidikan nilai
nilai moral serta pembentukan karakter dari setiap peserta didik.Sekolah salah
satu tempat yang dianggap aman oleh para orang tua serta sebagai tempat yang
dijadikan sebagai pembinaan karakter dan tempat memperoleh adanya
pendidikan yang layak yang tentunnya tidak dalam hal akademik atau
pendidikan formal semata. Maka tidak jarang banyak orang tua senantiasa
berlomba-lomba menyekolahkan putra-putri mereka ke sekolah-sekolah yang
menawarkan berbagai program pendidikan unggulan dengan biaya yang tidak
murah juga. Hal ini dilakukan tentunya demi kebaikan para putranya untuk
mendapatkan pendidikan yang baik.
Pendidikan tidak hanya sekedar dari segi pendidikan formal saja namun
dengan adanya program full day school ini yang di dalamnya banyak kegiatan
yang dapat membentuk sikap dan perilaku anak-anak menjadi lebih baik.
Terlebih didalam sekolah tentunya dengan adanya program full day school
membuat siswa menjadi pribadi yang baik dan berperilaku sesuai dengan
tuntunan agama. Melalui berbagai pembiasaan perilaku islami dan
6Yetri, Rijal Firdaos, “ Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada Sekolah
6
pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Sebagai upaya perbaikan-perbaikan serta peningkatan mutu pendidikan
yang ada maka banyaklah program-program pendidikan yang ditawarkan
sebagai alternatif untuk peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Salah satu
program unggulan yang ditawarkan didalam sekolah-sekolah yang menjadi
tujuan utama para orang tua yaitu adanya program Full day school yang mana
dengan adanya program ini maka siswa akan lebih banyak berada di sekolah.
Full day school sebagai alternatif dan jawaban dari permasalahan yang
ada membuat siswa akan berada disekolah dengan waktu yang lebih lama dari
pagi hingga sore hari dengan berbagai kegiatan serta pelajaran yang diterima.
Dan tentunya dengan adanya hal ini membuat sosialisasi dan interaksi siswa
terhadap sesama teman sebayanya akan semakin terbangun. Serta dengan social
skill yang dimiliki peserta didik ini akan membuat setiap individu menjadi lebih
survive dalam menghadapi masa depannya. Namun, tidak selamanya, hal ini
membuat hal positif karena dengan waktu yang lebih banyak digunakan
disekolah akan menciptakan peserta didik yang bersifat individualistis serta
kurang bersosialisasi dengan teman sebaya di rumahnya. Serta kognitif sosial
peserta didik tidak terasah dengan baik karena tidak beragamnya ruang interaksi
anak.
Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan
sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk
pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah mulai pagi hingga sore
hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya.
pendalamannya.
Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran Full Day School, perlu
diketahui makna sistem pembelajaran itu sendiri. Sistem adalah seperangkat
elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistem pembelajaran
adalah suatu sistem karena merupakan perpaduan berbagai elemen yang
berhubungan satu sama lain. Tujuannya agar siswa belajar dan berhasil, yaitu
bertambah pengetahuan dan keterampilan serta memiliki sikap benar. Dari
sistem pembelajaran inilah akan menghasilkan sejumlah siswa dan lulusan yang
telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dan berubah sikapnya
menjadi lebih baik.
Penerapan full day school mengembangkan kreativitas yang mencakup
tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, yang
diwujudkan dalam program-programnya yang dikemas sebagaimana berikut:
1. Pada jam sekolah, sesuai dengan alokasi waktu dalam standar nasional
tetap di lakukan pemberian materi pelajaran sesuai kurikulum standar
8
2. Di luar jam sekolah (sebelum jam tujuh dan setelah jam 12) dilakukan
kegiatan seperti pengayaan materi pelajaran umum, penambahan kegiatan
yang bersifat pengembangan diri seperti musik, dan keagamaan seperti
praktek ibadah dan sholat berjama’ah. Namun siswa tetap diberi
kesempatan untuk istirahat siang sebagaimana dilakukan di rumah. Pola
hubungan antara guru dan siswa (vertical) dan guru dengan guru
(horizontal) dilandasi dengan bangunan akhlak yang diciptakan dan dalam
konteks pendidikan serta suasana kekeluargaan.
Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal
moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat
mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang
menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orang
tuamemilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi
edukasi siswa.7
Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan di antaranya:
1. Meningkatnya jumlah orangtua yang bekerja (parent-career) yang kurang
memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan dengan
aktivitas anak setelah pulang dari sekolah.
7
2. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris
menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada
pola pikir dan cara pandang masyarakat. Kemajuan sains dan teknologi
yang begitu cepat perkembangannya, terutama teknologi komunikasi dan
informasi lingkungan kehidupan perkotaan yang menjurus kearah
individualisme.
3. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang
masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur
keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola
kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran.
Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan
tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman
sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang ibu
juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah.
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak
dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi
komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di dunia
komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world), dengan
banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi membuat
anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain play
station (PS). Adanya perubahan-perubahan di atas merupakan suatu sinyal
10
akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu
paradigma baru dalam dunia pendidikan.
Full day school merupakan modernisasi pendidikan pesantren, dengan
menerapkan sekolah sehari penuh yang mengaitkan setiap pembelajaran dengan
ilmu agama serta penambahan mata pelajaran agama seperti Bahasa Arab. Selain
memberikan pendidikan agama Islam SMA N 03 Bandar Lampung juga
mengajarkan siswa untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan. Penerapan
tersebut diberikan melalui kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di SMA N 03
Bandar Lampung agama yang disampaikan tentunya disesuaikan dengan kondisi
dan perkembangan siswa, dan munculnya Full day School di SMA N 03 pada
tahun ini. Perencanaan pembelajaran full day school meliputi pembuatan
kurikulum yang telah ditetapkan oleh Depag (Departemen Agama), dengan
materi inti dan umum. Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu
pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu
upaya pembinaan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif.
Sekolah dengan system Full day school, didirikan karena beberapa
tuntutan, diantaranya adalah: Pertama, minimnya waktu orang tua di rumah,
lebih-lebih karena kesibukan di luar rumahyang tinggi (tuntutan kerja). Kedua,
perlunya formalisasi jam tambahan keagamaan karena dengan minimnya waktu
orang tua dirumah maka secara otomatis pengawasan terhadap hal tersebutjuga
untuk mengatasi problematika pendidikan. Peningkatan mutu tidak akan
tercapai tanpaterciptanya suasana dan proses pendidikan yang representative
dan professional8.
Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “
Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum” dan berorientasi pada prestasi belajar
siswa yang mencakup 3 ranah, kogitif, afektif dan psikomotorik. Proses sistem
pembelajaran full day school berlangsung secara aktif, kreatif, transformatif
sekaligus intensif, namun dikemas dengan system yang relaks dengan jadwal
yang tidak membosankan. Intinya masyarakat berharap setiap keputusan
pemerintah benar-benar murni untuk kepentingan kemajuan pendidikan
Indonesia, sehingga nantinya Indonesia dapat bersaing dengan bangsa-bangsa
lain di era yang semakin global ini.
SMA N 03 juga menawarkan keunggulan tertentu, yakni mempunyai visi
terbentuknya siswa-siswi yang berkepribadian Islami, berprestasi optimal,
kreatif dan mandiri, sehingga tiap tahunnya siswa yang mendaftarkan diri di
SMA N 03 Bandar Lampung bertambah.
Dengan memasukkan anak mereka ke full day school,mereka berharap
dapat memperbaiki nilai akademik anak-anak mereka sebagai persiapan untuk
melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan sukses, juga masalah-masalah
tersebut di atas dapat teratasi. Sistem baru full day school sebagai bentuk
8
12
alternatif dalam upaya memperbaiki manajemen pendidikan,khususnya dalam
manajemen pembelajaran dan juga merupakantuntutan kebutuhan masyarakat
yang menghendaki anak dapat belajar dengan baik di sekolah dengan waktu
yang lebih lama.Sekolah yang menambah waktu belajar peserta didik lebih
lama itu tentu beresiko menimbulkan kejenuhan bagi pesertadidiknya. Dengan
demikian sekolah harus pandai-pandai menciptakan metode pembelajaran yang
menyenangkan agar peserta didik termotivasi dan mampu menerima mata
pelajaran dengan baik sehingga prestasi belajar mereka maksimal dan Perlunya
sistem pembelajaran yang mampu menanamkan kebiasaan hidup mandiri,
terampil dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas,SMA N 03 merupakan
salah satu sekolah yang menerapkan program pembelajaran sistem 1 hari penuh
disekolah, namun dalam penerapannya apakah sudah mencapai tujuan yang
optimal sehingga problem inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti
implementasi pelaksanaan pembelajaran sistem full day school yang berkaitan
dengan pembelajaran Agama Islam di SMA N 03 Bandar Lampung.
Sedangkan kurikulum yang dipakai dalam program full day school
menggunakan Integrated Curriculum. Integrated Curriculum merupakan
pengorganisasian kurikulum, yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang
studi harus di sajikan di depan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh
tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan serta cara
mengevaluasinya. Dalam Integrated Curriculum, suatu topik atau
yang sejenis maupun dari bidang studi lain yang relevan. Integrated
Currikulum juga meniadakan batasan-batasan antara berbagai mata pelajaran
dan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan
kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid
yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan di
sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah. Tetapi masih saja
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, jarang sekali seorang guru
mengetahui siswanya mempunyai motivasi atau tidak dalam mempelajari mata
pelajaran pendidikan Agama Islam yang sedang diajarkannya. Sehingga pada
saat ujian berlangsung terdapat beberapa siswa yang belum mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Jika
terdapat siswa yang kurang termotivasi belajar maka secara langsung dapat
mempengaruhi kepada hasil belajarnya.
Program pembelajaran Full Day School merupakan program pendidikan
ditingkat lembaga. Setiap lembaga pendidikan memiliki Pendidikan tersendiri
yang di sebut dengan tujuan Intruksional ( tujuan lembaga), di samping harus
mensukseskan Pendidikan Nasional sebagai mana termaktup dalam PPRI
nomer 19 Tahun 2005 tentang tujuan Pendidikan Nasional.
Sekolah Menengah Atas Negri (SMA N 03 Bandar Lampung) adalah
salah satu lembaga yang menerapkan adanya program Full Day School sebagai
lembagai yang Favorit, alternatif dan teladan yang dapat memberikan wahana
14
Dengan demikian, SMA N 03 Bandar Lampung, bisa dikatakan sekolah yang
favorit, yang mana bisa dilihat dari semakin bertambahnya jumlah siswa yang
masuk di setiap Tahunnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas penulis tertarik
untuk melakukan penulisan tentang Implementasi Pendidikan Agama Islam
pada Program Full day school di tinjau dari aspek Motivasi Siswa di SMA N 3
pada kelas XI IPA Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018 Dari hasil
penulisan yang akan penulis peroleh setelah melakukan penulisan, penulis akan
menuangkannya ke dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi, untuk itu penulis
mengangkat judul “Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Program
Full Day School Ditinjau Dari Aspek Motivasi Siswa di SMA N 03 Kelas
IPA XI Bandar Lampung”.
B. Identifikasi sMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diperoleh identifikasi masalah antara lain:
1. Perlunya system pembelajaran yang mampu menanamkan kebiasaan
hidup mandiri, terampil dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas.
2. Kesibukan orang tua terutama di daerah perkotaan menyebabkan sekolah
umum dirasa belum dapat mengatasi kebutuhan pendidikan di masa
3. Tidak semua sekolah menerapkan system pembelajaran program full day
school sehingga tidak semua orang mengetahui pengelolaan pembelajaran
program full day school.
C. Fokus Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dikemukakan bahwa
permasalahan tersebut sangat luas dan karena keterbatasan waktu,biaya dan
kemampuan peneliti, maka permasalahan ini akan peneliti batasi mengenai
Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada program full day school ditinjau dari
aspek Motivasi Siswa SMA N 3 pada kelas XI IPA Bandar Lampung yang
mencakup pelaksanaan proses pembelajaran.
D. Alasan Memilih Judul
Alasan memilih judul “ Implementasi Pendidikan Agama Islam pada
Program Pendidikan Full Day School di tinjau dari Aspek Motivasi Siswa di
SMA N 03 Bandar Lampung yaitu:
1. Karena Pendidikan Agama Islam Sangat penting untuk diamalkan, maka
dengan adanya program pendidikan Full Day school ini dapat meningkatkan
kreativitas anak didik lebih cepat karena waktu di sekolah lebih panjang.
2. Alasan objek penelitian di SMA N 03 Bandar Lampung yang lembaganya
menggunakan Program Full Day School dalam mengembangkan
16
E. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah“ pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan
masalah yang harus jawabannya melalui pengumpulan data di lapangan9.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat dipahami bahwa rumusan masalah
perlu ditunjukan dengan data di lapangan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka
yang menjadi rumusan masalah nya adalah:Bagaimana Implementasi Pendidikan
Agama Islam Pada Program Full day school di tinjau dari Aspek Motivasi siswa
di SMA N 03 pada kelas XI IPA Bandar Lampung?”
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai brikut:
Untuk mendiskripsikan Implementasi Pendidikan Agama Islam pada program
Full Day School mulai dari, tujuan, materi, metode, sampai dengan evaluasi hasil
program full day school yang sudah dicapai SMA N 03 Bandar Lampung.
Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini sebagai upaya untuk menyumbangkan pemikiran
dalam rangka mengimplementasi pendidikan Agama Islam pada Program Full
day School untuk mendapatkan informasi Pendidikan Agama Islam pada
sekolah Full day School.
9
2. Secara praktis penelitian ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Agama pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam sebagaimana yang tertuang dalam GBPP PAI
disekolah umum, Pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang
dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunanan tarutama
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional1.
Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan bagian dari pendidikan Islam dan
pendidikan Nasional, yang menjadi mata pelajaran wajib di setiap lembaga
pendidikan Islam. Dalam Bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata
“`didik”dengan memberinya awalan “pe” danakhiran “an”, mengandung arti
“perbuatan” (hal, cara, atau sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal
dari bahasa Yunani “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan
kepada anak.Istilah ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris
“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.
1
Kata pendidikan umum kita gunakan sekarang. Kata pendidikan, dalam
bahasa Arab adalah tarbiyah, dengan kata kerja rabba, sedangkan pendidikan
Islam dalam bahasa arab adalah tarbiyatul islamiyah2
Menurut Muhammad Fadil al-Djamaly, pendidikan Islam adalah “proses
yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat
derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan
kemampuan ajarnya”.
Pendapat ini di dasarkan atas firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 30
sebagai berikut:
Artinya:Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.3
Menurut Zakiyah Darajat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh.Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
2
Baharudin, Pendidikandan Psikologi Perkembangan, ( Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.2016), h.195
3
20
Mata pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhannya dalam
lingkup Al-Qur’an dan Al-hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, sejarah,
ibadah, dan muamalah4. Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup
pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama
manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu berikut ini :
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu
kegiatanbimbingan, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara
berencana dansadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti
adayang dibimbing, diajari atau dilatih dalam peningkatan
keyakinan,pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran
Islam.
4
3. Pendidikan atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan
kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan secara sadar terhadap
peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
4. Kegiatan (pembelajaran) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk
kesalehan pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial5
2. Dasar-dasarpendidikan agama islam
Pendidikan agama islam harus bersumber dari alquran dan hadists
ebagaimana dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba bahwa: alquran adalah
sumber kebenaran dalam islam kebenarannya tidak dapat diragukan lagi
sedangkan sunnah rosulullah ialah perilaku, ajaran-ajaran, dan
perkenan-perkenan rosulullah sebagai pelaksanaan hukum-hukum yang terkandung dalam
alquran6
Adapun firman allah swt surat al-ahzab ayat 21:
5Ibid, h. 76 6
22
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.7
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Untuk mencapai tujua ntersebut maka ruang lingkup materi pendidikan
agama islam pada dasarnya mencakup tujuan subpokok, yaitu al quran hadist,
keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh atau sejarah islam
yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999
dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: alquran, keimanan, akhlak, fiqih,
dan bimbingan ibadah, serta tarkh atau sejarah yang lebih menekankan pada
perkembangan ajaran agama ilmu pengetahuan dankebudayaan.
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud” secara umum istilah-istilah
itu mengandung pengertian yang sama yaitu arah suatu perbuatan atau yang
hendak dicapai melalui upaya ataua ktifitas.8
Menurut GBPP PAI, 1994 Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta
didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertakwa kepada Allah Swt serta berahlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara9. Tujuan Pendidikan agama Islam
7
Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Penerbit di Ponogoro,2005), h. 336
8
Ramayulis, IlmuPendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia,2002), h. 208. 9
pada hakikatnya sama dan sesuai dengan tujuan di turunkan agama Islam, yaitu
untuk membentuk manusia yang muttaqin tidak terbatas menurut jangkauan
manusia. Dalam merumuskan tujuan tentunya tidak boleh menyimpang dari
ajaran Islam. Sebagaimana yang telah diungkapkan Zakiyah Darajat dalam
bukunya Metodologi Pengajaran Agama Islam menyebutkan tiga prinsip dalam
merumuskan tujuan yaitu:
1.Memelihara kebutuhan pokok hidup yang vital, seperti agama, jiwa, dan
raga,keturunan, harta, akal dan kehormatan.
2.Menyempurnakan dan melengkapi kebutuhan hidup sehingga yang diperlukan
mudah didapat, kesulitan dapat diatasi dan dihilangkan.
3.Mewujudkan keindahan dan kesempurnaan dalam suatu kebutuhan.
Penekanan terpenting dari ajaran agama Islam pada dasarnya adalah
hubungan antar sesame manusia yang sarata dengan nilai-nilai yang berkaitan
dengan moralitas sosial. Sejalan dengan hal ini, arah pelajaran etika di dalam
al-Qur’an dan secara tegas di dalam hadis Nabi mengenai diutusnya Nabi adalah
untuk memperbaiki moralitas bangsa Arab waktu itu.
Oleh karena itu, berbicara pendidikan agama islam, baik makna maupun
tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak
dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai
ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak
didik yang kemudian akan mempu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat
24
Tujuan pendidikan agama islam mengandung pengertian bahwa proses
pendidikan agama islam yang dilalui dan dialami oleh siswa disekolah dimulai
dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran
dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam, untuk selanjutnya menuju
ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama
ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi
ini terkait erat dengan koknisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa
menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap
ajaran dan nilai agama islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat
tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan
menaati ajaran islam atau tahapan psikomotorik yang telah di internalisasikan
dalam dirinya. Dengan demikian akan terbentuknya manusia muslim yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
B. Full Day School
1. Pengertian Full Day School
Full day School sendiri secara etimologi, berasal dari Bahasa Inggris.
Terdiri dari kata full mengandung arti penuh10, dan day artinya hari11. Maka
fullday mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk.
Sedangkan School artinya Sekolah. Jadi, arti dari Full day school jika dilihat
dari segi etimologinya berarti kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh
10Jhon Echlos, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, Cet XXIII, 1996), h. 325. 11
disekolah. Dilihat dari makna dan pelaksanaan full day school diatas Sukur
Basuki, berpendapat bahwa sekolah, sebagian waktunya digunakan untuk
program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi
siswa, dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur,
berdasarkan hasil penelitian yang mengatakan bahwa belajar efektif bagi anak
itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam (dalam suasana
informal).12
Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan
menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an13, yang banyak
dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel
Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus
pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya.
Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system pembelajarannya.
Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal,
fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain dari pada yang lain, serta
tenaga-tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini sebenarnya
tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan.
Banyak dari masyarakat mengira bahwa yang namanya sistem pendidikan
sehari penuh atau full day School itu merupakan model atau sistem pendidikan
yang baru dan untuk pertama kalinya diterapkan diindonesia. Namun
12SalimBasuki,” Full day School harus Propisional sesuai dengan jenis dan jenjang
Sekolah”, Dalam http:/ / www. SMKN I1mj.Sch. Id/ ?.Diakses 6 April 2008.
13
26
kenyataannya sistem ini sudah ada sejak lama yaitu sistemyang digunakan di
pondok pesantren. Pada umumnya siswa-siswi pada pondok pesantren akan
belajar seharian penuh untuk mempelajari pengetahuan agama islam selain
pengetahuan agama lainnya. Diindonesia sendiri sebenarnya sekolah yang
menggunakan sistem seperti ini adalah sekolah-sekolah yang berbasis agama
dan sekolah Internasional maupun sekolah nasional yang mengharuskan
siswanya untuk tinggal diasrama.
Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan
pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan
sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk
pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah mulai pagi hingga sore
hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya.
pendalamannya.
Metode pembelajaran full day school tidak selalu dilakukan didalam kelas
namun juga siswa juga diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar.Artinya,
siswa bisa belajar dimana saja seperti dihalaman, diperpustakaan, laboratorium,
dan lain-lain.
Pertanyaan kemudian, adakah pengaruh sistem full day school terhadap
peningkatan mutu pendidikan? Jika dilihat dari proses pelaksanaannya, sistem
full day school ini mampu menyedot perhatian masyarakat untuk melanjutkan
favorit banyak siswa dan dambaan banyak orang tua. Kiranya, tidak berlebihan
jika sistem full day school ini cukup siknifikan dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
2. Tujuan Pembelajaran Full Day Shcool
Alasan memilih danmemasukkan anaknya ke full day school, salah satu
pertimbangannya adalah dari segi eduka sisiswa. Banyak alasan mengapa full
day school menjadi pilihan14.pertama, meningkatnya jumlah orang tua tungal
dan banyaknya aktivitas orang tua yang kurang memberikan perhatian pada
anaknya, terutama yang berhubungan dangan aktivitas anak setelah pulang dari
sekolah.Kedua, perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat dari
masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Pebubahan tersebut jelas
berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat. Ketiga, perubahan
sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang akhirnya
berdampak pada perubahan peran. Keempat, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati maka kita akan menjadi
korban, terutama korban teknologi komunikasi.
Kurikulum program full day school di desain untuk menjangkau
masing-masing bagian dari perkembangan anak.
14
28
3. Pelaksanaan Full Day School
Full day school adalah program sekolah di mana proses pembelajaran
dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan kebijakan seperti ini maka waktu
dan kesibukan anak-anak lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah dari
pada di rumah. Anak-anak dapat berada di rumah lagi setelah menjelang
sore.Dalam full day school,pelajaran yang dianggap sulit diletakkan di awal
masuk sekolah dan pelajaran yang cukup mudah diletakkan pada sore hari.
Karena pada saat sore hari, siswa lebih segar dan bersemangat dengan demikian
pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa akan mudah dicerna, karena
menerimanya dalam keadaan otak masih segar, namun jika dalam sore hari
siswa akan merasa lemas dan tidak bersemangat karena sudah beraktifitas
seharian, karena itulah biasanya dalam penerapan full day school diterapkan
dengan istirahat dua jam sekali15.
Menurut Fahmi Alaidroes format full day school meliputi beberapa aspek
yaitu:
a. Kurikulum yaitu mengintegrasikan atau pemaduan program pendidikan
umum dan agama. Dengan memadukan kurikulum umum dan agama dalam
suatu jalinan kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat
memahami esensi ilmu dalam perspektif yang utuh.
15
b. Kegiatan belajar mengajar yaitu dengan mengoptimalisasikan pendekatan
belajar berbasis Active Learning siswa mesti dirangsang untuk aktif terlibat
dalam setiap aktivitas.
c. Peran serta, yakni melibatkan pihak orang tua dan kalangan eksternal
(masyarakat) sekolah untuk berperan serta menjadi fasilitator pendidikan
para peserta didik.
d. Iklim sekolah, yaitu lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola perilaku
dan segenap peraturan yang diwujudkan dalam kerangka nilai-nilai islam
yang sar’i maupun kaum, nilai islam yang syar’i melandasi segala aspek
perilaku dan peraturan yang mencerminkan akhlakul karimah. Sedangkan
nilai islam yang kaumi berwujud dalam pola penataan lingkungan yang
sesuai dengan hukum-hukum alam.
Sekolah yang menerapkan full day school, program yang diberikan di
sekolah perlu disesuaikan dengan apa yang seharusnya diperoleh di rumah, baik
kebutuhan belajar, pembinaan hubungan dengan orang lain dan kebutuhan
beristirahat. Hal ini tentunya akan memerlukan kreativitas dan inovasi dari guru
sehingga akan membantu memperlancar pelaksanaan dari full day school itu
sendiri.
Dengan menggunakan sistem full day school memungkinkan bimbingan
dan pengawasan yang lebih terarah dan maksimal serta mampu menjawab
30
kualitas kecerdasan intelegensi semata, namun juga kualitas kecerdasan emosi
dan spiritual siswa.
4. Kelebihan Full Day School
Sistem full day school mempunyai sisi keunggulan antara lain:
a. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh.
Benyamin S. Blom menyatakan bahwa sasaran (obyectivitas) pendidikan
meliputi tiga bidang yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Karena
melalui sistem asrama dan pola full day school tendensi ke arah penguatan
pada sisi kognitif saja dapat lebih dihindarikan, dalam artiaspek afektif siswa
dapat lebih diarahkan demikian juga pada aspek psikomotoriknya.
b. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan
efektivitas proses edukasi. Full day school dengan pola asrama yang
tersentralisir dan sistem pengawasan 24 jam sangat memungkinkan bagi
terwujudnya intensifikasi proses pendidikan dalam arti siswa lebih mudah
diarahkan dan dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi lembaga
bersangkutan, sebab aktivitas siswa lebih mudah terpantau karena sejak awal
sudah diarahkan.
c. Sistem full day school merupakan lembaga yang terbukti efektif dalam
Pendidikan Agama Islam yang mencakup semua ranah baik kognitif,
afektifmaupun psikomotorik dan juga kemampuan bahasa asing16.
5. Kekurangan Full Day School
Namun demikian,sistem pembelajaran full day school ini tidak terlepas
dari kelemahan atau kekurangan antara lain:
a. Sistem full day school acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa.Sistem
pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik
fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan
pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten dalam batas
tertentu akan meyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun bagi mereka yang
telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru akan
mendatangkan keasyikan tersendiri, oleh karenanya kejelian dan
improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Keahlian dalam
merancang full day school sehingga tidak membosankan.
b. Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan manajemen
bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikanyang
berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian
dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolaannya, bahkan pengorbanan
baik fisik, psikologis, material dan lainnya.Tanpa hal demikian, full day
16
32
schooltidak akan mencapai hasil optimal bahkan boleh jadi hanya sekedar
rutinitas yang tanpa makna.17
Dengan diterapkanya sistem full day school diharapkan peserta didik
dapat memperoleh.
1. Pendidikan umum yang antisipatif terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Pendidikan keIslaman (al-Qur’an, Hukum Islam, Aqidah dan wawasan
lain) secara layak dan proposional.
3. Pendidikan kepribadian yang antisipatif terhadap perkembangan sosial
budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi.
4. Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler.
5. Perkembangan bakat, minat dan kecerdasananak terantisipasi sejak dini
melalui pemantauan psikologis.
6. Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal
mungkin kerena waktu pendidikan anak disekolah lebih lama, terencana
dan terarah
7. Anak mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis (doa-doa
keseharian, sholat, mengaji al-Qur’an).18
17
Ibid., 116 18
Agus Eko Sujianto, Penerapan Full day School Dalam Lembaga Pendidikan Islam. (Jurnal
C. Motivasi.
1. Pengertian Motivasi
Secara harfiah Motivasi merupakan dorongan yang muncul dan
mempengaruhi seseorang, sehingga individu tersebut melakukan suatu aktivitas
atau kegiatan, tanpa adanya motivasi maka manusia tidak akan mampu
melakukan kegiatan apapun. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan
bahwa “Motivasi yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu”.19
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc.
Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan20.
Motivasi menurut M. Ngalim Purwanto, “ Segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu,21 dan motivasi menurut Siti
Partini Suardiman, “ Dorongan dari dalam yang menimbulkan kekuatan
individu untuk bertindak atau bertingkah laku guna memenuhi kebutuhan.22
19
Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001),h. 756
20
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar,( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 73 21
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 1992), h. 60 22
34
Selanjutnya dikatakan Siti Partini Sudirman, Motivasi dapat dilihat
sebagai suatu proses, yaitu: membawa anak kepada pengalaman yang terjadi
menimbulkan tenaga dan aktivitas anak. Memusatkan perhatian mereka pada
satu arah suatu waktu23
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
suatu dorongan yang dapat menimbulkan atau membangkitkan motif, dalam
kegiatan belajar. Jadi, peranannya dapat menimbulkan gairah, merasa senang
dan semangat melakukan aktivitas belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi kuat akan mempunyai energi untuk
melakukan aktifitas belajarnya, maka kehendaknya guru sedapat mungkin
berupaya menimbulkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang
bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Persoalan motivasi ini,
dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara
situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
23
2. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Sebagaiman diketahui setiap motivasi berkait erat dengan suatu tujuan
atau cita-cita makin berharga tujuan itu bagiyang bersangkutan maka makin kuat
pula motivasinya. Motivasi dilihat dari fungsinya seperti dikatakan Napitulu,
adalah:
a. Motivasi berfungsi sebagai motivator/motor penggerak dan pendorong
berlangsungnya proses belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai penggerak kegiatan sehingga proses belajar dapat
bermakna dan dilaksanakan secara berkelanjutan.
c. Motivasi yang berfungsi memberi tekanan atau membuat warga belajar itu
lebih efektif didalam melaksanakan proses belajar yang disenanginya.24
Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, dengan demikian motivasi itu
mempengaruhi adanya kegiatan. Berikut tiga fungsi motivasi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.25
24
36
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu
usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik.
Jadi jelas bahwa motivasi sebagaimana pendapat tersebut di atas,
merupakan motor penggerak bagi seseorang untuk berbuat yang menimbulkan
suatu aktivitas yang berorientasi kepada tujuan, yakni tujuan dalam belajar,
karena itu individu dituntut untuk mengadakan perubahan kepada kebaikan
sebagaimana hasil dari Motivasi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
Al-Qur”an Surat Arra’du ayat 11
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.26
Dari pengert