• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DI TINJAU DARI ASPEK MOTIVASI SISWA SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUN - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DI TINJAU DARI ASPEK MOTIVASI SISWA SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUN - Raden Intan Repository"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam IlmuTarbiyah.

Oleh:

NIA ZAINIAH NPM: 1411010353

Jurusan Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(2)

ii

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM FULL DAY SCHOOL DI TINJAU DARI ASPEK MOTIVASI SISWA

SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam ILmu Tarbiyah.

Oleh:

NIA ZAINIAH NPM: 1411010353

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Dr. H. Sofyan M. Soleh, S.H, M.Ag

Pembimbing II : Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(3)

iii

SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUNG

Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Banyak dari masyarakat mengira bahwa yang namanya sistem pendidikan sehari penuh atau full day School itu berasal dari Amerikat Serikat dan merupakan model atau sistem pendidikan yang baru dan untuk pertama kalinya diterapkan diindonesia. Namun kenyataannya sistem ini sudah ada sejak lama yaitu sistemyang digunakan di pondok pesantren. Pada umumnya siswa-siswi pada pondok pesantren akan belajar seharian penuh untuk mempelajari pengetahuan agama islam selain pengetahuan agama lainnya. Sekolah Full day School merupakan sistem atau program yang baik untuk melindungi anak-anak dari pergaulan serta berbagai pengaruh perkembangan zaman terutama dalam hal teknologi, Banyak nilai plus dari adanya program full day school sendiri dengan adanya berbagai macam kegiatan di dalamnya. Berbagai keunggulan dalam pelaksanaan program ini membuat penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan rumusan masalah, bagaimana implementasi Pendidikan Agama Islam pada program Full day school di tinjau dari aspek motivasi siswa di SMA 03 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018.Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendiskripsikan Implementasi Pendidikan Agama Islam pada program pendidikan full day school di tinjau dari aspek motivasi siswa yang di terapkan pada SMA N 03 pada kelas XI Bandar Lampung

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research) dan sifat penelitian ini di golongkan kedalam kualitatif deskripstif. Adapun dalam teknik pengambilan data yang di gunakan oleh penulis adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam proses analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang terkumpul melalui ketiga tekhnik tersebut dianalisis secara berulang-ulang. Keabsahan data menggunakan trianggulasi, trianggulasinya adalah trianggulasi sumber

Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah Implementasi Pendidikan Agama Islam pada program Full day school ditinjau dari aspek Motivasi siswa di SMAN 3 khususnya kelas XI IPA terlaksana melalui 3 tahap yaitu : 1) perencanaan kegaiatan 2) pelaksanaan kegiatan 3) Hasil. program ini berjalan dengan baik sehingga pembentukan karakter di SMA N 03 sudah berhasil.

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131 Telp (0721) 703260

PERSETUJUAN

Nama : NIA ZAINIAH

NPM : 1411010353

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah

Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Program Full Day School Ditinjau Dari Aspek Motivasi Siswa Di SMA N 03 Siswa Kelas IPA XI Bandar Lampung.

MENYETUJUI

Untuk dimunaqasahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasah Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Sofyan M. Soleh, S.H.M,Ag Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd

NIP. 195608161982031001 NIP. 196604021995031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(5)

v

Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131 Telp (0721) 703260

PENGESAHAN

judul: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM

PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DITINJAU DARI ASPEK MOTIVASI SISWA SMA N 03 KELAS IPA XI BANDAR LAMPUNG. Disusun oleh NIA ZAINIAH, NPM: 1411010353, Jurusan: Pendidikan Agama Islam. Telah disidang munaqosah pada hari/tanggal: Rabu, 30 Mei 2018.

TIM SIDANG MUNAQOSAH

Ketua : Dr. Imam Syafe’i, M.Ag (...)

Sekretaris : M. Indra Saputra, M.Pd.I ( ...)

Pembahas Utama : Dr. Rijal Firdaos, M.Pd ( ...)

Pembahas Pendamping I : Dr. H. Sofyan M. Soleh, S.H,M.Ag ( ...)

Pembahas Pendamping II : Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd ( ...)

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dr. Imam Syafe’i, M. Ag

(6)

vi

MOTTO

















Artinya : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.(Q.S.AS-SAFFAT 100-101 )1

(7)

vii

selesaikan. Maka dengan penuh rasa syukur dan tulus ikhlas Skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

1. Kedua Orang tua tercinta, Ayahanda Mukri dan Ibundaku tercinta Suranti, atas

ketulusannya dalam mendidik akhlak, membesarkan jiwa dan membimbing

penulis dengan penuh perhatian dan kasih sayang serta keikhlasan dalam do’a

sehingga menghantarkan penulis menyelesaikan pendidikan di UIN Raden

Intan Lampung.

2. Adikku tersayang Syarifatul Muafifah Saudara penulis yang selalu memberi

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gula Putih Mataram (GPM) Kab. Lampung Tengah pada

tanggal 23 Juni 1996, merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan

Bapak Mukri dan Ibu Suranti.

Riwayat Pendidikan Pendidikan Dasar di SD N Gula Putih Mataram lampung

Tengah, lulus dan berijazah pada tahun 2008., kemudian melanjutkan ke jenjang

pendidikan menengah Pon-Pes Darussalam Tegineneng lampung Selatan, lulus dan

berijazah pada tahun 2011, kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah

atas di MAN Poncowati Lampung Tengah, lulus dan berijazah pada tahun 2014,

kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden

Intan Lampung Program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Agama Islam.

Bandar Lampung, Mei 2018 Penulis

(9)

ix

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat serta salam senantiasa

selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Berkat petunjuk dari Allah jualah

akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini. Proposal ini

merupakan salah satu tugas terstruktural mata kuliah Bimbingan Penulisan Proposal.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H.Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Imam Syafe’I, M.Agselaku Ketua Jurusan Program Studi

Pendidikan Agama Islam dan Bapak Dr. RijalFirdaos, M.Pd selaku Sekertaris

Jurusan Program Studi Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Dr.H.Sofyan, S.H,M.Ag selaku pembimbing I dalam Penyusunan

Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya dan Bapak

Dr.H.Ruhban Masykur, M.Pd selaku pembimbing II dalam Penyusunan

Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya.

4. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

bimbingan dan ilmunya selama ini, terlebih khusus untuk Bapak M. Indra

(10)

x

5. Sahabat ku Nurma Indayani dan Rian Saputra yang sudah banyak

membantu penulis.

6. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,

tempat menempuh studi dan menimba ilmu pengetahuan, semoga menjadi

Perguruan Tinggi yang lebih baik kedepannya.

7. Himpunan Mahasiswa PAI Kelas G Angkatan 2014 UIN Raden Intan

Lampung.

8. Semua piihak yang telah turut memberikan dukungan sehingga

terselsaikannya skripsi ini dengan lancar.

Penulis berharap kepada Allah SWT semoga apa yang telah mereka

berikan dengan segala kemudahan dan keikhlasannya akan menjadikan pahala

dan amal yang barokah serta mendapat kemudahan dari Allah SWT. Amin.

Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada

Program Full Day School Ditinjau Dari Aspek Motivasi Siswa Di Sma N 03

Pada Kelas IpaX I Bandar Lampung”. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

(11)

xi

Bandar Lampung, 20 April 2018

Penulis,

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ...iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ...viii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 14

C. Fokus Masalah ... 15

D. Alasan Memilih Judul ... 15

E. Rumusan Masalah ... 17

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam ... 18

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 18

2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam ... 21

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 22

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 22

B. Full Day School ... 24

1. Pengertian Full Day School ... 24

2. Tujuan Full Day School ... 27

3. Pelaksanaan Ful Day School ... 28

4. Kelebihan Full Day School ... 30

5. Kelemahan Full Day School ... 31

C. Motivasi ... 33

1. Pengertian Motivasi ... 33

2. Fungsi Motivasi ... 35

3. Macam-macam ... 37

(13)

xiii

E. Metode Pengumpulan Data ... 42 F. Teknik AnalisisData ... 44 G. Uji Keabsahan Data ... 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Penyajian Data ... 49 B.Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ... 84 B. Saran ... 85

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-Kisi Observasi... 89

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara... 94

Lampiran 3 : Jadwal Kegiatan Tahun Ajaran 2017/2018 ... 97

Lampiran 4 : Kalender Pendidikan Tahun Ajaran 2017/2018... 99

Lampiran 5 : Jadwal Pembelajaran SMA N o3 Bandar Lampung. ... 100

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian ... 104

Lampiran 7 : Surat keterangan Penelitian... 105

Lampiran 8 : Konsultasi ... 106

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek penting keberhasilan suatu negara. Kualitas

pendidikan suatu negara merupakan indikator maju atau tidaknya negara tersebut.

Negara yang maju tentunya memiliki pendidikan yang baik sehingga dapat

menghasilkan SDM yang berkualitas, sementara itu negara yang kurang maju

memiliki pendidikan yang kurang maju dan menghasilkan output yang kurang

berkualitas.

Pendidikan yang maju dan bermutu tentunya juga didukung dengan

komponen-komponen sebagai berikut: proses pembelajaran, tenaga pendidik,

tenaga kependidikan, sarana prasarana, lingkungan dan sebagainya. Dengan

terpenuhinya komponen-komponen tersebut tentunya kegiatan pendidikan yang di

laksanakan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Pendidikan bermutu

tentu tak lepas dari mata pelajaran yang mendukung pembentukan karakter anak,

Karena itu pendidikan karakter bangsa yang dicanangkan tersebut tentulah dalam

arti pendidikan yang menginginkan agar umat bangsa ini berkehidupan yang

agamis, berimtak, dan berakhlakul karimah yang benar.1 Sebab itulah sebenarnya

antara lain inti dari pendidikankarakter bangsa yang kita inginkan, Berbicara

pembentukan karakter anak hal ini tentunya berkaitan dengan mata pelajaran

1

(16)

2

agama Indonesia memiliki enam agama yang diakui oleh negara yaitu: Islam,

Kristen, Katolik, Hindhu, Budha dan Konghucu. Sebagai wahyu terakhir, agama

Islam merupakan satu sistem akidah dan Syari’ah serta akhlak yang mengatur

hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan.2

Agama Islam merupakan agama universal yang mengatur seluruh aspek

kehidupan manusia.Berdasarkan agama Islam inilah diberikan pendidikan agama

Islam untuk membentuk karakter siswa beradab yang berlandaskan Al-Qur’an dan

As-sunah. Pendidikan agama Islam di Indonesia seolah tiada habisnya untuk

dikupas, hal ini dikarenakan negara Indonesia merupakan negara dengan

penduduk Islam terbesar di dunia, padahal fakta mengatakan bahwa Indonesia

bukanlah negara Islam. Pendidikan agama Islam sangatlah penting , hal ini

dikarenakan pada usia inilah penanaman agama pada anak akan terbawa

dikehidupannya mendatang.

Pembelajaran PAI tidak dapat berhasil dengan baik sesuai dengan misinya

bila hanya transfer atau pemberian ilmu pengetahuan agama sebanyak-banyaknya

kepada anak didik, atau lebih menekankan pada aspek kognitif. Pembelajaran PAI

justru harus dikembangkan pada internalisasi nilai afektif dan yang dibarengi

dengan aspek kognitif sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk

mengamalkan dan menaati ajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah

2

(17)

diinternalisasikan dalam diri anak psikomotorik yang dapat memberikan

pemahaman yang terbangun dari dalam diri siswa.

Menurut konteks historik-sosiologik, Pendidikan Islam pernah dimaknai

sebagai pendidikan/pengajaran keagamaan atau atau keislaman (tarbiyah

al-diniyah, ta’lim al-din, al-ta’lim al-dini, dan al-ta’lim al-islami), dalam rangka

tarbiyah al-muslimin (mendidik orang-orang islam), untuk melengkapi dan

membedakannya dengan pendidikan sekuler3. Misalnya, adanya sistem

pendidikan sekolah agama sore hari yang didirikan sebagai wahana panggilan,

kajian dan penguasaan ilmu-ilmu keagamaan serta pengalaman ajaran agama

Islam bagi para peserta didik muslim yang pada pagi harinya sedang menempuh

pendidikan atau sekolah sekuler yang didirikan oleh pemerintah Kolonial. Karena

itulah, pendidikan dalam persepektif Islam dapat mengandung pengertian

pendidikan atau pengajaran keagamaan atau keislaman, pendidikan atau

pengajaran agama (Islam).

Setiap kegiatan pendidikan yang dilaksankan tentunya memiliki tujuan

masing-masing, Negara Indonesia memiliki tujuan pendidikan nasional yang

tercantum pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi:4

“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuandan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

3

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, ( Bandung: Remaja Rosdakarya,2012) h. 38. 4

(18)

4

Berdasarkan UU di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri

kompetensi output pendidikan di Indonesia adalah menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Manusia merupakan mahluk yang paling tinggi dan paling mulia yang

diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, sebagai

firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 70:





















Artinya:

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.5

Untuk mewujudkan hal tersebut banyak sekali usaha-usaha yang

dilakukan para civitas akademika di Indonesia baik dari lembaga pemerintahan

maupun lembaga swasta. Salah satu yang dilakukan adalah dengan

menggunakan kurikulum yang dirasa tepat untuk mewujudkan pendidikan

nasional tersebut, salah satunya dengan penggunaaan model full day school.

Pada Pendidikan selain pengembangan intelektualitas, pengembangan

karakter peserta didik sangatlah penting dalam sistem pendidikan nasional

5

(19)

Indonesia. Dikatakan demikian karena pada dasarnya pendidikan bertujuan

mengembangkan potensi-potensi intelektual dan karakter peserta didik6.

Sekolah merupakan lembaga formal tempat setiap anak menerima

pendidikan baik pendidikan secara ilmu pengetahuan maupun pendidikan nilai

nilai moral serta pembentukan karakter dari setiap peserta didik.Sekolah salah

satu tempat yang dianggap aman oleh para orang tua serta sebagai tempat yang

dijadikan sebagai pembinaan karakter dan tempat memperoleh adanya

pendidikan yang layak yang tentunnya tidak dalam hal akademik atau

pendidikan formal semata. Maka tidak jarang banyak orang tua senantiasa

berlomba-lomba menyekolahkan putra-putri mereka ke sekolah-sekolah yang

menawarkan berbagai program pendidikan unggulan dengan biaya yang tidak

murah juga. Hal ini dilakukan tentunya demi kebaikan para putranya untuk

mendapatkan pendidikan yang baik.

Pendidikan tidak hanya sekedar dari segi pendidikan formal saja namun

dengan adanya program full day school ini yang di dalamnya banyak kegiatan

yang dapat membentuk sikap dan perilaku anak-anak menjadi lebih baik.

Terlebih didalam sekolah tentunya dengan adanya program full day school

membuat siswa menjadi pribadi yang baik dan berperilaku sesuai dengan

tuntunan agama. Melalui berbagai pembiasaan perilaku islami dan

6Yetri, Rijal Firdaos, “ Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pada Sekolah

(20)

6

pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, keluarga dan

masyarakat.

Sebagai upaya perbaikan-perbaikan serta peningkatan mutu pendidikan

yang ada maka banyaklah program-program pendidikan yang ditawarkan

sebagai alternatif untuk peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Salah satu

program unggulan yang ditawarkan didalam sekolah-sekolah yang menjadi

tujuan utama para orang tua yaitu adanya program Full day school yang mana

dengan adanya program ini maka siswa akan lebih banyak berada di sekolah.

Full day school sebagai alternatif dan jawaban dari permasalahan yang

ada membuat siswa akan berada disekolah dengan waktu yang lebih lama dari

pagi hingga sore hari dengan berbagai kegiatan serta pelajaran yang diterima.

Dan tentunya dengan adanya hal ini membuat sosialisasi dan interaksi siswa

terhadap sesama teman sebayanya akan semakin terbangun. Serta dengan social

skill yang dimiliki peserta didik ini akan membuat setiap individu menjadi lebih

survive dalam menghadapi masa depannya. Namun, tidak selamanya, hal ini

membuat hal positif karena dengan waktu yang lebih banyak digunakan

disekolah akan menciptakan peserta didik yang bersifat individualistis serta

kurang bersosialisasi dengan teman sebaya di rumahnya. Serta kognitif sosial

peserta didik tidak terasah dengan baik karena tidak beragamnya ruang interaksi

anak.

Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan

(21)

sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk

pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah mulai pagi hingga sore

hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya.

pendalamannya.

Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran Full Day School, perlu

diketahui makna sistem pembelajaran itu sendiri. Sistem adalah seperangkat

elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistem pembelajaran

adalah suatu sistem karena merupakan perpaduan berbagai elemen yang

berhubungan satu sama lain. Tujuannya agar siswa belajar dan berhasil, yaitu

bertambah pengetahuan dan keterampilan serta memiliki sikap benar. Dari

sistem pembelajaran inilah akan menghasilkan sejumlah siswa dan lulusan yang

telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dan berubah sikapnya

menjadi lebih baik.

Penerapan full day school mengembangkan kreativitas yang mencakup

tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, yang

diwujudkan dalam program-programnya yang dikemas sebagaimana berikut:

1. Pada jam sekolah, sesuai dengan alokasi waktu dalam standar nasional

tetap di lakukan pemberian materi pelajaran sesuai kurikulum standar

(22)

8

2. Di luar jam sekolah (sebelum jam tujuh dan setelah jam 12) dilakukan

kegiatan seperti pengayaan materi pelajaran umum, penambahan kegiatan

yang bersifat pengembangan diri seperti musik, dan keagamaan seperti

praktek ibadah dan sholat berjama’ah. Namun siswa tetap diberi

kesempatan untuk istirahat siang sebagaimana dilakukan di rumah. Pola

hubungan antara guru dan siswa (vertical) dan guru dengan guru

(horizontal) dilandasi dengan bangunan akhlak yang diciptakan dan dalam

konteks pendidikan serta suasana kekeluargaan.

Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal

moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat

mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang

menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orang

tuamemilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi

edukasi siswa.7

Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan di antaranya:

1. Meningkatnya jumlah orangtua yang bekerja (parent-career) yang kurang

memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan dengan

aktivitas anak setelah pulang dari sekolah.

7

(23)

2. Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris

menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada

pola pikir dan cara pandang masyarakat. Kemajuan sains dan teknologi

yang begitu cepat perkembangannya, terutama teknologi komunikasi dan

informasi lingkungan kehidupan perkotaan yang menjurus kearah

individualisme.

3. Perubahan sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang

masyarakat. Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur

keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola

kehidupan masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran.

Peran ibu yang dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan

tugas utamanya mendidik anak, mulai bergeser. Peran ibu di zaman

sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu rumah tangga, namun seorang ibu

juga dituntut untuk dapat berkarier di luar rumah.

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tidak

dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi

komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di dunia

komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world), dengan

banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi membuat

anak-anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain play

station (PS). Adanya perubahan-perubahan di atas merupakan suatu sinyal

(24)

10

akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu

paradigma baru dalam dunia pendidikan.

Full day school merupakan modernisasi pendidikan pesantren, dengan

menerapkan sekolah sehari penuh yang mengaitkan setiap pembelajaran dengan

ilmu agama serta penambahan mata pelajaran agama seperti Bahasa Arab. Selain

memberikan pendidikan agama Islam SMA N 03 Bandar Lampung juga

mengajarkan siswa untuk menerapkan ilmu yang sudah didapatkan. Penerapan

tersebut diberikan melalui kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di SMA N 03

Bandar Lampung agama yang disampaikan tentunya disesuaikan dengan kondisi

dan perkembangan siswa, dan munculnya Full day School di SMA N 03 pada

tahun ini. Perencanaan pembelajaran full day school meliputi pembuatan

kurikulum yang telah ditetapkan oleh Depag (Departemen Agama), dengan

materi inti dan umum. Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu

pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu

upaya pembinaan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif.

Sekolah dengan system Full day school, didirikan karena beberapa

tuntutan, diantaranya adalah: Pertama, minimnya waktu orang tua di rumah,

lebih-lebih karena kesibukan di luar rumahyang tinggi (tuntutan kerja). Kedua,

perlunya formalisasi jam tambahan keagamaan karena dengan minimnya waktu

orang tua dirumah maka secara otomatis pengawasan terhadap hal tersebutjuga

(25)

untuk mengatasi problematika pendidikan. Peningkatan mutu tidak akan

tercapai tanpaterciptanya suasana dan proses pendidikan yang representative

dan professional8.

Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “

Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum” dan berorientasi pada prestasi belajar

siswa yang mencakup 3 ranah, kogitif, afektif dan psikomotorik. Proses sistem

pembelajaran full day school berlangsung secara aktif, kreatif, transformatif

sekaligus intensif, namun dikemas dengan system yang relaks dengan jadwal

yang tidak membosankan. Intinya masyarakat berharap setiap keputusan

pemerintah benar-benar murni untuk kepentingan kemajuan pendidikan

Indonesia, sehingga nantinya Indonesia dapat bersaing dengan bangsa-bangsa

lain di era yang semakin global ini.

SMA N 03 juga menawarkan keunggulan tertentu, yakni mempunyai visi

terbentuknya siswa-siswi yang berkepribadian Islami, berprestasi optimal,

kreatif dan mandiri, sehingga tiap tahunnya siswa yang mendaftarkan diri di

SMA N 03 Bandar Lampung bertambah.

Dengan memasukkan anak mereka ke full day school,mereka berharap

dapat memperbaiki nilai akademik anak-anak mereka sebagai persiapan untuk

melanjutkan ke jenjang berikutnya dengan sukses, juga masalah-masalah

tersebut di atas dapat teratasi. Sistem baru full day school sebagai bentuk

8

(26)

12

alternatif dalam upaya memperbaiki manajemen pendidikan,khususnya dalam

manajemen pembelajaran dan juga merupakantuntutan kebutuhan masyarakat

yang menghendaki anak dapat belajar dengan baik di sekolah dengan waktu

yang lebih lama.Sekolah yang menambah waktu belajar peserta didik lebih

lama itu tentu beresiko menimbulkan kejenuhan bagi pesertadidiknya. Dengan

demikian sekolah harus pandai-pandai menciptakan metode pembelajaran yang

menyenangkan agar peserta didik termotivasi dan mampu menerima mata

pelajaran dengan baik sehingga prestasi belajar mereka maksimal dan Perlunya

sistem pembelajaran yang mampu menanamkan kebiasaan hidup mandiri,

terampil dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas,SMA N 03 merupakan

salah satu sekolah yang menerapkan program pembelajaran sistem 1 hari penuh

disekolah, namun dalam penerapannya apakah sudah mencapai tujuan yang

optimal sehingga problem inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti

implementasi pelaksanaan pembelajaran sistem full day school yang berkaitan

dengan pembelajaran Agama Islam di SMA N 03 Bandar Lampung.

Sedangkan kurikulum yang dipakai dalam program full day school

menggunakan Integrated Curriculum. Integrated Curriculum merupakan

pengorganisasian kurikulum, yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang

studi harus di sajikan di depan kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh

tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar dan cara menyajikan serta cara

mengevaluasinya. Dalam Integrated Curriculum, suatu topik atau

(27)

yang sejenis maupun dari bidang studi lain yang relevan. Integrated

Currikulum juga meniadakan batasan-batasan antara berbagai mata pelajaran

dan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan

kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid

yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan di

sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah. Tetapi masih saja

ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, jarang sekali seorang guru

mengetahui siswanya mempunyai motivasi atau tidak dalam mempelajari mata

pelajaran pendidikan Agama Islam yang sedang diajarkannya. Sehingga pada

saat ujian berlangsung terdapat beberapa siswa yang belum mampu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Jika

terdapat siswa yang kurang termotivasi belajar maka secara langsung dapat

mempengaruhi kepada hasil belajarnya.

Program pembelajaran Full Day School merupakan program pendidikan

ditingkat lembaga. Setiap lembaga pendidikan memiliki Pendidikan tersendiri

yang di sebut dengan tujuan Intruksional ( tujuan lembaga), di samping harus

mensukseskan Pendidikan Nasional sebagai mana termaktup dalam PPRI

nomer 19 Tahun 2005 tentang tujuan Pendidikan Nasional.

Sekolah Menengah Atas Negri (SMA N 03 Bandar Lampung) adalah

salah satu lembaga yang menerapkan adanya program Full Day School sebagai

lembagai yang Favorit, alternatif dan teladan yang dapat memberikan wahana

(28)

14

Dengan demikian, SMA N 03 Bandar Lampung, bisa dikatakan sekolah yang

favorit, yang mana bisa dilihat dari semakin bertambahnya jumlah siswa yang

masuk di setiap Tahunnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas penulis tertarik

untuk melakukan penulisan tentang Implementasi Pendidikan Agama Islam

pada Program Full day school di tinjau dari aspek Motivasi Siswa di SMA N 3

pada kelas XI IPA Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018 Dari hasil

penulisan yang akan penulis peroleh setelah melakukan penulisan, penulis akan

menuangkannya ke dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi, untuk itu penulis

mengangkat judul “Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Program

Full Day School Ditinjau Dari Aspek Motivasi Siswa di SMA N 03 Kelas

IPA XI Bandar Lampung”.

B. Identifikasi sMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diperoleh identifikasi masalah antara lain:

1. Perlunya system pembelajaran yang mampu menanamkan kebiasaan

hidup mandiri, terampil dan menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas.

2. Kesibukan orang tua terutama di daerah perkotaan menyebabkan sekolah

umum dirasa belum dapat mengatasi kebutuhan pendidikan di masa

(29)

3. Tidak semua sekolah menerapkan system pembelajaran program full day

school sehingga tidak semua orang mengetahui pengelolaan pembelajaran

program full day school.

C. Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dikemukakan bahwa

permasalahan tersebut sangat luas dan karena keterbatasan waktu,biaya dan

kemampuan peneliti, maka permasalahan ini akan peneliti batasi mengenai

Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada program full day school ditinjau dari

aspek Motivasi Siswa SMA N 3 pada kelas XI IPA Bandar Lampung yang

mencakup pelaksanaan proses pembelajaran.

D. Alasan Memilih Judul

Alasan memilih judul “ Implementasi Pendidikan Agama Islam pada

Program Pendidikan Full Day School di tinjau dari Aspek Motivasi Siswa di

SMA N 03 Bandar Lampung yaitu:

1. Karena Pendidikan Agama Islam Sangat penting untuk diamalkan, maka

dengan adanya program pendidikan Full Day school ini dapat meningkatkan

kreativitas anak didik lebih cepat karena waktu di sekolah lebih panjang.

2. Alasan objek penelitian di SMA N 03 Bandar Lampung yang lembaganya

menggunakan Program Full Day School dalam mengembangkan

(30)

16

E. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah adalah“ pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan

masalah yang harus jawabannya melalui pengumpulan data di lapangan9.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat dipahami bahwa rumusan masalah

perlu ditunjukan dengan data di lapangan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah nya adalah:Bagaimana Implementasi Pendidikan

Agama Islam Pada Program Full day school di tinjau dari Aspek Motivasi siswa

di SMA N 03 pada kelas XI IPA Bandar Lampung?”

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai brikut:

Untuk mendiskripsikan Implementasi Pendidikan Agama Islam pada program

Full Day School mulai dari, tujuan, materi, metode, sampai dengan evaluasi hasil

program full day school yang sudah dicapai SMA N 03 Bandar Lampung.

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini sebagai upaya untuk menyumbangkan pemikiran

dalam rangka mengimplementasi pendidikan Agama Islam pada Program Full

day School untuk mendapatkan informasi Pendidikan Agama Islam pada

sekolah Full day School.

9

(31)

2. Secara praktis penelitian ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Agama pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam sebagaimana yang tertuang dalam GBPP PAI

disekolah umum, Pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman

dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang

dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunanan tarutama

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional1.

Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan bagian dari pendidikan Islam dan

pendidikan Nasional, yang menjadi mata pelajaran wajib di setiap lembaga

pendidikan Islam. Dalam Bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata

“`didik”dengan memberinya awalan “pe” danakhiran “an”, mengandung arti

“perbuatan” (hal, cara, atau sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal

dari bahasa Yunani “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan

kepada anak.Istilah ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris

education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.

1

(33)

Kata pendidikan umum kita gunakan sekarang. Kata pendidikan, dalam

bahasa Arab adalah tarbiyah, dengan kata kerja rabba, sedangkan pendidikan

Islam dalam bahasa arab adalah tarbiyatul islamiyah2

Menurut Muhammad Fadil al-Djamaly, pendidikan Islam adalah “proses

yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat

derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan

kemampuan ajarnya”.

Pendapat ini di dasarkan atas firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 30

sebagai berikut:



















































 Artinya:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.3

Menurut Zakiyah Darajat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

ajaran Islam secara menyeluruh.Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya

dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

2

Baharudin, Pendidikandan Psikologi Perkembangan, ( Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.2016), h.195

3

(34)

20

Mata pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhannya dalam

lingkup Al-Qur’an dan Al-hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, sejarah,

ibadah, dan muamalah4. Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup

pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan

keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama

manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.

Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan

pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu berikut ini :

1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu

kegiatanbimbingan, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara

berencana dansadar atas tujuan yang hendak dicapai.

2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti

adayang dibimbing, diajari atau dilatih dalam peningkatan

keyakinan,pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran

Islam.

4

(35)

3. Pendidikan atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan

kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan secara sadar terhadap

peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

4. Kegiatan (pembelajaran) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

ajaran agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk

kesalehan pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial5

2. Dasar-dasarpendidikan agama islam

Pendidikan agama islam harus bersumber dari alquran dan hadists

ebagaimana dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba bahwa: alquran adalah

sumber kebenaran dalam islam kebenarannya tidak dapat diragukan lagi

sedangkan sunnah rosulullah ialah perilaku, ajaran-ajaran, dan

perkenan-perkenan rosulullah sebagai pelaksanaan hukum-hukum yang terkandung dalam

alquran6

Adapun firman allah swt surat al-ahzab ayat 21:



























5

Ibid, h. 76 6

(36)

22

Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.7

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Untuk mencapai tujua ntersebut maka ruang lingkup materi pendidikan

agama islam pada dasarnya mencakup tujuan subpokok, yaitu al quran hadist,

keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh atau sejarah islam

yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999

dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: alquran, keimanan, akhlak, fiqih,

dan bimbingan ibadah, serta tarkh atau sejarah yang lebih menekankan pada

perkembangan ajaran agama ilmu pengetahuan dankebudayaan.

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud” secara umum istilah-istilah

itu mengandung pengertian yang sama yaitu arah suatu perbuatan atau yang

hendak dicapai melalui upaya ataua ktifitas.8

Menurut GBPP PAI, 1994 Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta

didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman

dan bertakwa kepada Allah Swt serta berahlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara9. Tujuan Pendidikan agama Islam

7

Dapartemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Penerbit di Ponogoro,2005), h. 336

8

Ramayulis, IlmuPendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia,2002), h. 208. 9

(37)

pada hakikatnya sama dan sesuai dengan tujuan di turunkan agama Islam, yaitu

untuk membentuk manusia yang muttaqin tidak terbatas menurut jangkauan

manusia. Dalam merumuskan tujuan tentunya tidak boleh menyimpang dari

ajaran Islam. Sebagaimana yang telah diungkapkan Zakiyah Darajat dalam

bukunya Metodologi Pengajaran Agama Islam menyebutkan tiga prinsip dalam

merumuskan tujuan yaitu:

1.Memelihara kebutuhan pokok hidup yang vital, seperti agama, jiwa, dan

raga,keturunan, harta, akal dan kehormatan.

2.Menyempurnakan dan melengkapi kebutuhan hidup sehingga yang diperlukan

mudah didapat, kesulitan dapat diatasi dan dihilangkan.

3.Mewujudkan keindahan dan kesempurnaan dalam suatu kebutuhan.

Penekanan terpenting dari ajaran agama Islam pada dasarnya adalah

hubungan antar sesame manusia yang sarata dengan nilai-nilai yang berkaitan

dengan moralitas sosial. Sejalan dengan hal ini, arah pelajaran etika di dalam

al-Qur’an dan secara tegas di dalam hadis Nabi mengenai diutusnya Nabi adalah

untuk memperbaiki moralitas bangsa Arab waktu itu.

Oleh karena itu, berbicara pendidikan agama islam, baik makna maupun

tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak

dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai

ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak

didik yang kemudian akan mempu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat

(38)

24

Tujuan pendidikan agama islam mengandung pengertian bahwa proses

pendidikan agama islam yang dilalui dan dialami oleh siswa disekolah dimulai

dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran

dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam, untuk selanjutnya menuju

ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama

ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi

ini terkait erat dengan koknisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa

menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap

ajaran dan nilai agama islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat

tumbuh motivasi dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan

menaati ajaran islam atau tahapan psikomotorik yang telah di internalisasikan

dalam dirinya. Dengan demikian akan terbentuknya manusia muslim yang

beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

B. Full Day School

1. Pengertian Full Day School

Full day School sendiri secara etimologi, berasal dari Bahasa Inggris.

Terdiri dari kata full mengandung arti penuh10, dan day artinya hari11. Maka

fullday mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk.

Sedangkan School artinya Sekolah. Jadi, arti dari Full day school jika dilihat

dari segi etimologinya berarti kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh

10Jhon Echlos, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, Cet XXIII, 1996), h. 325. 11

(39)

disekolah. Dilihat dari makna dan pelaksanaan full day school diatas Sukur

Basuki, berpendapat bahwa sekolah, sebagian waktunya digunakan untuk

program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi

siswa, dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur,

berdasarkan hasil penelitian yang mengatakan bahwa belajar efektif bagi anak

itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam (dalam suasana

informal).12

Munculnya sistem pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan

menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an13, yang banyak

dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel

Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus

pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya.

Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system pembelajarannya.

Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal,

fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain dari pada yang lain, serta

tenaga-tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini sebenarnya

tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Banyak dari masyarakat mengira bahwa yang namanya sistem pendidikan

sehari penuh atau full day School itu merupakan model atau sistem pendidikan

yang baru dan untuk pertama kalinya diterapkan diindonesia. Namun

12SalimBasuki,” Full day School harus Propisional sesuai dengan jenis dan jenjang

Sekolah”, Dalam http:/ / www. SMKN I1mj.Sch. Id/ ?.Diakses 6 April 2008.

13

(40)

26

kenyataannya sistem ini sudah ada sejak lama yaitu sistemyang digunakan di

pondok pesantren. Pada umumnya siswa-siswi pada pondok pesantren akan

belajar seharian penuh untuk mempelajari pengetahuan agama islam selain

pengetahuan agama lainnya. Diindonesia sendiri sebenarnya sekolah yang

menggunakan sistem seperti ini adalah sekolah-sekolah yang berbasis agama

dan sekolah Internasional maupun sekolah nasional yang mengharuskan

siswanya untuk tinggal diasrama.

Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan

pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan

sistem pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk

pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah mulai pagi hingga sore

hari, secara rutin sesuai dengan program pada tiap jenjang pendidikannya.

pendalamannya.

Metode pembelajaran full day school tidak selalu dilakukan didalam kelas

namun juga siswa juga diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar.Artinya,

siswa bisa belajar dimana saja seperti dihalaman, diperpustakaan, laboratorium,

dan lain-lain.

Pertanyaan kemudian, adakah pengaruh sistem full day school terhadap

peningkatan mutu pendidikan? Jika dilihat dari proses pelaksanaannya, sistem

full day school ini mampu menyedot perhatian masyarakat untuk melanjutkan

(41)

favorit banyak siswa dan dambaan banyak orang tua. Kiranya, tidak berlebihan

jika sistem full day school ini cukup siknifikan dalam meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia.

2. Tujuan Pembelajaran Full Day Shcool

Alasan memilih danmemasukkan anaknya ke full day school, salah satu

pertimbangannya adalah dari segi eduka sisiswa. Banyak alasan mengapa full

day school menjadi pilihan14.pertama, meningkatnya jumlah orang tua tungal

dan banyaknya aktivitas orang tua yang kurang memberikan perhatian pada

anaknya, terutama yang berhubungan dangan aktivitas anak setelah pulang dari

sekolah.Kedua, perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat dari

masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Pebubahan tersebut jelas

berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat. Ketiga, perubahan

sosial budaya memengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Hal ini

sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat yang akhirnya

berdampak pada perubahan peran. Keempat, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi begitu cepat sehingga jika tidak dicermati maka kita akan menjadi

korban, terutama korban teknologi komunikasi.

Kurikulum program full day school di desain untuk menjangkau

masing-masing bagian dari perkembangan anak.

14

(42)

28

3. Pelaksanaan Full Day School

Full day school adalah program sekolah di mana proses pembelajaran

dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan kebijakan seperti ini maka waktu

dan kesibukan anak-anak lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah dari

pada di rumah. Anak-anak dapat berada di rumah lagi setelah menjelang

sore.Dalam full day school,pelajaran yang dianggap sulit diletakkan di awal

masuk sekolah dan pelajaran yang cukup mudah diletakkan pada sore hari.

Karena pada saat sore hari, siswa lebih segar dan bersemangat dengan demikian

pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa akan mudah dicerna, karena

menerimanya dalam keadaan otak masih segar, namun jika dalam sore hari

siswa akan merasa lemas dan tidak bersemangat karena sudah beraktifitas

seharian, karena itulah biasanya dalam penerapan full day school diterapkan

dengan istirahat dua jam sekali15.

Menurut Fahmi Alaidroes format full day school meliputi beberapa aspek

yaitu:

a. Kurikulum yaitu mengintegrasikan atau pemaduan program pendidikan

umum dan agama. Dengan memadukan kurikulum umum dan agama dalam

suatu jalinan kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat

memahami esensi ilmu dalam perspektif yang utuh.

15

(43)

b. Kegiatan belajar mengajar yaitu dengan mengoptimalisasikan pendekatan

belajar berbasis Active Learning siswa mesti dirangsang untuk aktif terlibat

dalam setiap aktivitas.

c. Peran serta, yakni melibatkan pihak orang tua dan kalangan eksternal

(masyarakat) sekolah untuk berperan serta menjadi fasilitator pendidikan

para peserta didik.

d. Iklim sekolah, yaitu lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola perilaku

dan segenap peraturan yang diwujudkan dalam kerangka nilai-nilai islam

yang sar’i maupun kaum, nilai islam yang syar’i melandasi segala aspek

perilaku dan peraturan yang mencerminkan akhlakul karimah. Sedangkan

nilai islam yang kaumi berwujud dalam pola penataan lingkungan yang

sesuai dengan hukum-hukum alam.

Sekolah yang menerapkan full day school, program yang diberikan di

sekolah perlu disesuaikan dengan apa yang seharusnya diperoleh di rumah, baik

kebutuhan belajar, pembinaan hubungan dengan orang lain dan kebutuhan

beristirahat. Hal ini tentunya akan memerlukan kreativitas dan inovasi dari guru

sehingga akan membantu memperlancar pelaksanaan dari full day school itu

sendiri.

Dengan menggunakan sistem full day school memungkinkan bimbingan

dan pengawasan yang lebih terarah dan maksimal serta mampu menjawab

(44)

30

kualitas kecerdasan intelegensi semata, namun juga kualitas kecerdasan emosi

dan spiritual siswa.

4. Kelebihan Full Day School

Sistem full day school mempunyai sisi keunggulan antara lain:

a. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh.

Benyamin S. Blom menyatakan bahwa sasaran (obyectivitas) pendidikan

meliputi tiga bidang yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Karena

melalui sistem asrama dan pola full day school tendensi ke arah penguatan

pada sisi kognitif saja dapat lebih dihindarikan, dalam artiaspek afektif siswa

dapat lebih diarahkan demikian juga pada aspek psikomotoriknya.

b. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan

efektivitas proses edukasi. Full day school dengan pola asrama yang

tersentralisir dan sistem pengawasan 24 jam sangat memungkinkan bagi

terwujudnya intensifikasi proses pendidikan dalam arti siswa lebih mudah

diarahkan dan dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi lembaga

bersangkutan, sebab aktivitas siswa lebih mudah terpantau karena sejak awal

sudah diarahkan.

c. Sistem full day school merupakan lembaga yang terbukti efektif dalam

(45)

Pendidikan Agama Islam yang mencakup semua ranah baik kognitif,

afektifmaupun psikomotorik dan juga kemampuan bahasa asing16.

5. Kekurangan Full Day School

Namun demikian,sistem pembelajaran full day school ini tidak terlepas

dari kelemahan atau kekurangan antara lain:

a. Sistem full day school acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa.Sistem

pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik

fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan

pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten dalam batas

tertentu akan meyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun bagi mereka yang

telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru akan

mendatangkan keasyikan tersendiri, oleh karenanya kejelian dan

improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Keahlian dalam

merancang full day school sehingga tidak membosankan.

b. Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan manajemen

bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikanyang

berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian

dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolaannya, bahkan pengorbanan

baik fisik, psikologis, material dan lainnya.Tanpa hal demikian, full day

16

(46)

32

schooltidak akan mencapai hasil optimal bahkan boleh jadi hanya sekedar

rutinitas yang tanpa makna.17

Dengan diterapkanya sistem full day school diharapkan peserta didik

dapat memperoleh.

1. Pendidikan umum yang antisipatif terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Pendidikan keIslaman (al-Qur’an, Hukum Islam, Aqidah dan wawasan

lain) secara layak dan proposional.

3. Pendidikan kepribadian yang antisipatif terhadap perkembangan sosial

budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi.

4. Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler.

5. Perkembangan bakat, minat dan kecerdasananak terantisipasi sejak dini

melalui pemantauan psikologis.

6. Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal

mungkin kerena waktu pendidikan anak disekolah lebih lama, terencana

dan terarah

7. Anak mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis (doa-doa

keseharian, sholat, mengaji al-Qur’an).18

17

Ibid., 116 18

Agus Eko Sujianto, Penerapan Full day School Dalam Lembaga Pendidikan Islam. (Jurnal

(47)

C. Motivasi.

1. Pengertian Motivasi

Secara harfiah Motivasi merupakan dorongan yang muncul dan

mempengaruhi seseorang, sehingga individu tersebut melakukan suatu aktivitas

atau kegiatan, tanpa adanya motivasi maka manusia tidak akan mampu

melakukan kegiatan apapun. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan

bahwa “Motivasi yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu”.19

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc.

Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan20.

Motivasi menurut M. Ngalim Purwanto, “ Segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu,21 dan motivasi menurut Siti

Partini Suardiman, “ Dorongan dari dalam yang menimbulkan kekuatan

individu untuk bertindak atau bertingkah laku guna memenuhi kebutuhan.22

19

Dapertemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001),h. 756

20

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar,( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 73 21

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 1992), h. 60 22

(48)

34

Selanjutnya dikatakan Siti Partini Sudirman, Motivasi dapat dilihat

sebagai suatu proses, yaitu: membawa anak kepada pengalaman yang terjadi

menimbulkan tenaga dan aktivitas anak. Memusatkan perhatian mereka pada

satu arah suatu waktu23

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

suatu dorongan yang dapat menimbulkan atau membangkitkan motif, dalam

kegiatan belajar. Jadi, peranannya dapat menimbulkan gairah, merasa senang

dan semangat melakukan aktivitas belajar.

Siswa yang mempunyai motivasi kuat akan mempunyai energi untuk

melakukan aktifitas belajarnya, maka kehendaknya guru sedapat mungkin

berupaya menimbulkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang

bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Persoalan motivasi ini,

dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara

situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

23

(49)

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Sebagaiman diketahui setiap motivasi berkait erat dengan suatu tujuan

atau cita-cita makin berharga tujuan itu bagiyang bersangkutan maka makin kuat

pula motivasinya. Motivasi dilihat dari fungsinya seperti dikatakan Napitulu,

adalah:

a. Motivasi berfungsi sebagai motivator/motor penggerak dan pendorong

berlangsungnya proses belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai penggerak kegiatan sehingga proses belajar dapat

bermakna dan dilaksanakan secara berkelanjutan.

c. Motivasi yang berfungsi memberi tekanan atau membuat warga belajar itu

lebih efektif didalam melaksanakan proses belajar yang disenanginya.24

Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, dengan demikian motivasi itu

mempengaruhi adanya kegiatan. Berikut tiga fungsi motivasi:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.25

24

(50)

36

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi

sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu

usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik.

Jadi jelas bahwa motivasi sebagaimana pendapat tersebut di atas,

merupakan motor penggerak bagi seseorang untuk berbuat yang menimbulkan

suatu aktivitas yang berorientasi kepada tujuan, yakni tujuan dalam belajar,

karena itu individu dituntut untuk mengadakan perubahan kepada kebaikan

sebagaimana hasil dari Motivasi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam

Al-Qur”an Surat Arra’du ayat 11





































































Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.26

Dari pengert

Gambar

Table 1. DAFTAR KODE DAN NAMA GURU BIDANG STUDI
Table 2. Rekapitulasi Keadaan Guru
Tabel 3. Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 4. Tidak Naik Kelas/ Putus Sekolah
+6

Referensi

Dokumen terkait