DAFTAR ISI
Pernyataan Direksi
Exhiibit
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
A
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
B
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
C
Laporan Arus Kas Konsolidasian
D
Catatan
30 September 2015 31 Desember 2014
A S E T
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
6
2.766.362.585
12.803.454.184
Piutang usaha
7,25
Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai sejumlah Rp 8.325.600.792
pada tahun 2015 dan 2014
85.764.886.790
82.433.750.018
Pihak berelasi
70.140.058.852
50.569.307.208
Aset keuangan lancar lainnya
8,25
Pihak ketiga
120.966.368.044
147.190.096.767
Pihak lain-lain - pihak berelasi
7.182.191.652
1.399.940.217
Pajak dibayar di muka
22.070.413.496
12.961.737.497
Beban dibayar di muka dan uang muka
9
66.559.934.321
37.181.118.107
Aset lancar lainnya
28.146.538
1.925.218.334
Total Aset Lancar
375.478.362.278
346.464.622.332
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan
10
sejumlah Rp 8.141.605.801 pada tahun 2015,
Rp 7.688.338.782 pada tahun 2014
1.433.592.230
1.886.859.229
Aset pajak tangguhan
14e
12.285.428.724
11.883.706.823
Aset tidak lancar lainnya
11
262.430.826
1.455.082.144
Total Aset Tidak Lancar
13.981.451.780
15.225.648.196
TOTAL ASET
389.459.814.058
361.690.270.528
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Catatan
30 September 2015 31 Desember 2014
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha
12,25
Pihak ketiga
116.533.254.746
174.505.052.054
Pihak berelasi
5.057.985.407
9.508.218.299
Beban masih harus dibayar
68.238.870.407
12.784.486.023
Uang muka penjualan
29.962.621.835
3.266.498.724
Utang pajak
14b
1.379.906.790
3.465.611.684
Liabilitas keuangan lancar lainnya
13,25
Pihak ketiga
15.537.678.266
1.724.832.954
Pihak berelasi
9.693.528.493
6.562.294.959
Liabilitas lancar lainnya
363.019.000
320.914.000
Total Liabilitas Jangka Pendek
246.766.864.944
212.137.908.697
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas diestimasi imbalan kerja karyawan
15
3.277.957.577
4.214.398.830
Total Liabilitas
250.044.822.521
216.352.307.527
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 1.400.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh - 585.000.000
saham
16
58.500.000.000
58.500.000.000
Agio saham, neto
61.046.441.861
61.046.441.861
Saldo laba - belum ditentukan penggunaannya
4.683.719.360
9.133.039.911
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
124.230.161.221
128.679.481.772
Kepentingan non-pengendali
15.184.830.316
16.658.481.229
Total Ekuitas
139.414.991.537
145.337.963.001
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
389.459.814.058
361.690.270.528
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Catatan
2 0 15
2 0 1 4
PENDAPATAN
19
57.335.582.721
542.248.710.110
BEBAN POKOK PENDAPATAN
20
(
56.362.409.024)
(
532.006.393.793)
LABA KOTOR
973.173.697
10.242.316.317
Beban umum dan administrasi
21
(
6.408.687.833)
(
24.302.769.819)
Beban penjualan dan pemasaran
21
(
8.440.014)
(
475.655.802)
Beban keuangan
(
2.306.242)
(
969.525.660)
Pendapatan keuangan
83.476.392
509.367.787
Pendapatan operasi lain
22
440.638.050
7.399.353.476
Beban operasi lain
23
(
1.402.548.180)
(
19.132.885.329)
RUGI SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK PENGHASILAN
(
6.324.694.130)
(
26.729.799.030)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
14e
401.721.901
-RUGI NETO TAHUN BERJALAN
(
5.922.972.229)
(
26.729.799.030)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
-
-TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
(
5.922.972.229)
(
26.729.799.030)
Laba (Rugi) neto/ total (rugi) pendapatan komprehensif
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
(
4.449.320.551)
(
27.284.897.884)
Kepentingan non-pengendali
(
1.473.651.678)
555.098.854
T o t a l
(
5.922.972.229)
(
26.729.799.030)
LABA NETO PER SAHAM DASAR
(
8)
(
47)
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Modal saham Saldo laba
-Ditempatkan Agio saham, belum Kepentingan
dan disetor bersih ditentukan non-pengendali Total ekuitas
penuh Penggunaannya
Saldo 1 Januari 2014 / 31 Desember 2013 58.500.000.000 61.046.441.861 46.417.375.408 47.577.495.585 213.541.312.854
Kepentingan non-pengendali penjualan entitas anak ( 23.083.976.062 ) ( 23.083.976.062 )
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan - - ( 27.284.897.884) ( 555.098.854 ) ( 26.729.799.030 )
Saldo 30 September 2014 58.500.000.000 61.046.441.861 19.132.477.524 25.048.618.377 163.727.537.762
Saldo 1 Januari 2015 / 31 Desember 2014 58.500.000.000 61.046.441.861 9.133.039.911 16.658.481.229 145.337.963.001
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan - - ( 4,449,320,551
) (
1,473,651,680)(
5,922,972,231)Saldo 30 September 2015 58.500.000.000 61.046.441.861 4,683,719,360 15,184,829,549 139,414,990,770
Catatan 16 Catatan 17 Catatan 18
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
2 0 1 5
2 0 1 4
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan (pembayaran) dari dan untuk pelanggan
(
15.452.994.193)
772.741.836.271
Pembayaran kas kepada pemasok dan lainnya
(
63.741.447.001)
(
505.437.842.292)
Penerimaan (pembayaran) kas dari dan untuk operasi lainnya
69.117.846.113
(
191.180.045.768)
Penghasilan bunga
39.503.482
-Arus kas bersih diperoleh (digunakan)dari aktivitas operasi
(
10.037.091.599)
76.123.948.211
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan entitas anak
-
5.140.485.600
Perolehan aset tetap
-
(
29.957.220)
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi
-
5.110.528.380
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pelunasan utang bank
-
(
87.953.416.907)
PENURUNAN BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS
(
10.037.091.599)
(
6.718.940.316)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
12.803.454.184
25.496.495.477
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
2.766.362.585
18.777.555.161
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Skybee Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Kreatip Komunikacitra pada tanggal 10 Juni 1995 berdasarkan akta Notaris Liliana I. Tanuwidjaja, S.H., No. 12. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2 5662.HT.01.01.TH.96 tanggal 6 Maret 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 2 Agustus 1996, Tambahan No. 6819. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 67 tanggal 20 Juni 2014, tentang perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-20777.40.22.2014 tanggal 18 Juli 2014.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang perdagangan telpon selular dan produk penunjang operator selular. Perusahaan terletak di Jl. Kebon Sirih No. 63, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1996.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Berdasarkan Surat Pernyataan Efektif yang diterbitkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) No. S-5887/BL/20104 tanggal 29 Juni 2010, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat sebanyak 235.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran sebesar Rp 375 per saham. Pada tanggal 7 Juli 2010, seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
c. Struktur Entitas Anak
Entitas beserta entitas-entitas anak selanjutnya disebut sebagai “Kelompok Usaha”.
Persentase kepemilikan Perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan total aset entitas anak adalah sebagai berikut:
Nama entitas anak Domisili Jenis usaha
Mulai beroperasi
secara komersial
Persentase
kepemilikan (%) Total aset (dalamjutaan Rupiah)
2015 2014 2015 2014
Kepemilikan langsung:
PT Sinergitama
Komindo (STK) Jakarta Perdagangandan jasa 2000 55,00 55,00 92.232 92.284 PT Kaswall Dinamika
Indonesia (KDI) Jakarta Manajemenperiklanan 2009 60,00 60,00 114.604 97.046
Kepemilikan tidak langsung:
Melalui KDI: PT Media World
Indonesia (MWI) Jakarta Perdagangandan jasa 2007 99,00 99,00 55.782 60.983 PT Media One
Indonesia (MOI) Jakarta Perdagangandan jasa 2010 99,00 99,00 19.492 15.498 PT Iklania (IKL) Jakarta Jasa periklanan
dan lain-lain 2012 50,00 50,00 633 634
PT Optima Kaswall
1. U M U M(Lanjutan)
Berdasarkan akta Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn. No. 11 tanggal 6 Mei 2011, KDI meningkatkan kepemilikan saham di MOI sebesar Rp 24.000.000 sehingga pemilikan saham di MOI sebesar 99%.
PT Iklania (IKL)
Berdasarkan akta Notaris No. 9 dari Notaris Nana Zaenah, S.H., tanggal 25 Pebruari 2011, KDI mendirikan PT Iklania (IKL) dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 500.000.000. Jumlah penyertaan modal KDI pada IKL adalah sebesar Rp 250.000.000 yang mewakili 50% kepemilikan.
PT Optima Kaswall (OK)
Berdasarkan akta Notaris No. 26 dari Notaris Edwar S.H., tanggal 27 November 2011, KDI mendirikan PT Optima Kaswall (OK) dengan jumlah modal disetor sebesar Rp 300.000.000. Jumlah penyertaan modal KDI pada OK adalah sebesar Rp 153.000.000 yang mewakili 51% kepemilikan.
* PT Skye Sab Indonesia di divestasi pada tanggal 21 Mei 2014
** PT Intouch Innovate Indonesia di divestasi pada tanggal 19 Desember 2014
c
.
Struktur Entitas Anak
(Lanjutan)
PT Sinergitama Komindo (STK)
Pada tanggal 21 Desember 2010, Perusahaan menjual sebagian penyertaan sahamnya kepada PT Sinergitama Mandiri (pihak ketiga), sejumlah 18.244 saham atau sebesar Rp 4.556.000.000. Dengan demikian pemilikan saham Perusahaan pada PT Sinergitama Komindo (STK) menjadi sebesar 55%.
PT Intouch Innovate Indonesia (INO) **)
Berdasarkan akta Notaris No. 07 dari Notaris Leolin Jayayanti, S.H., tanggal 27 Januari 2010, Perusahaan mengakuisisi 700 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham), yang mewakili 70% kepemilikan di PT Intouch Innovate Indonesia (INO) dengan biaya perolehan sebesar Rp 350.000.000. Pada tahun 2014, Perusahaan telah menjual INO kepada pihak ketiga (Catatan 5).
PT Kaswall Dinamika Indonesia (KDI)
Berdasarkan akta Notaris No. 55 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H., tanggal 17 Juni 2011, Perusahaan mengakuisisi 3.000 saham (dengan nilai nominal Rp 100.000 per saham), yang mewakili 60% kepemilikan di PT Kaswall Dinamika Indonesia (KDI) dari PT Mazeltov Putra Kaswall (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 7.000.000.000.
PT Skye Sab Indonesia (SSI) *)
Berdasarkan akta Notaris No. 170 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn tanggal 22 Oktober 2012, Perusahaan mengakuisisi 1.071 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham), yang mewakili 51% kepemilikan di PT Skye Sab Indonesia (SSI) dari PT Prima Andalan Mulia (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 12.000.000.000. Perusahaan mencatat transaksi tersebut menggunakan metode akuisisi (Catatan 4). Pada tahun 2014, Perusahaan telah menjual SSI kepada pihak ketiga (Catatan 5).
PT Media World Indonesia (MWI)
Berdasarkan akta No. 14 dari Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., tanggal 6 Mei 2011, KDI mengakuisisi 99 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham) yang mewakili 99% kepemilikan PT Media World Indonesia (MWI) dari Apink Widyasmoko dan Nadia Natalia (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 99.000.000. PT Media One Indonesia (MOI)
Berdasarkan akta Notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn. No. 1 tanggal 1 Desember 2010, KDI mendirikan PT Media One Indonesia (MOI) dengan jumlah 75 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham) atau sejumlah Rp 75.000.000, yang mewakili 75% kepemilikan.
1. U M U M(Lanjutan)
d.Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan
Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Hindrata Lengkey
Komisaris Independen : Novica Mulia Komala
Direksi
Direktur Utama : Sugiono Wiyono Sugialam
Direktur : Juliana Julianti Samudro
Direktur Independen : Meiliana Widjaja
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Ketua : Novica Mulia Komala
Anggota : Silvyanna Nagasastra
Anggota : Dody Setiabudi
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 65/SB/ DIR/VII/11 tentang pengangkatan sekretaris Perusahaan tanggal 6 Juli 2011, Perusahaan menetapkan Saudari Meiliana Widjaja sebagai Sekretaris Perusahaan terhitung sejak tanggal tersebut.
Jumlah beban kompensasi bruto bagi manajemen kunci (termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi) Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sejumlah Rp 495.000.000 dan Rp 2.420.620.000.
Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014, Kelompok Usaha mempunyai pegawai tetap masing-masing sejumlah 10 dan 51 orang (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis (historical cost concept), dengan pengecualian seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
Laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2015 untuk anak usaha KDI memakai angka Laporan Keuangan per 30 Juni 2015.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Kelompok Usaha.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Kelompok Usaha yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan kepemilikan saham lebih dari 50%.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING(Lanjutan)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasian(Lanjutan)
Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.
Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Kelompok Usaha memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada kepentingan non-pengendali (“KNP”) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan:
menghentikan pengakuan aset (termasuk setiapgoodwill) dan liabilitas entitas anak; menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke
laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
c. Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi (acquisition method). Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban-beban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi. Hal ini termasuk pengelompokan derivatif melekat dalam kontrak utama oleh pihak yang diakuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laporan laba rugi.
Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui pada nilai wajar tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasi sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada biaya perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING(Lanjutan)
c. Kombinasi Bisnis(Lanjutan)
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Kelompok Usaha yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
d. Aset dan Liabilitas Keuangan 1. Aset dan Liabilitas Keuangan
a. Aset Keuangan Pengakuan awal
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, asset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif.
Aset keuangan Kelompok Usaha terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya dan aset tidak lancar lainnya.
Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari aset keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan aset keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif (effective hedge). Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
i. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
ii. Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Kelompok Usaha mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual.
iii. Tersedia untuk Dijual Aset Keuangan
Kategori tersedia untuk dijual (available-for-sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING d. Aset dan Liabilitas Keuangan(Lanjutan)
1. Aset dan Liabilitas Keuangan(Lanjutan)
b. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kelompok Usaha menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
i. Liabilitas keuangan diukur melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terdiri dari liabilitas keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kelompok Usaha tidak memiliki liabilitas keuangan diukur melalui laporan laba rugi.
ii. Pinjaman dan utang
Pinjaman adalah liabilitas keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Kelompok Usaha tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
c. Pengakuan
Pada saat pengakuan awal, aset atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar, kecuali aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset dan liabilitas keuangan tersebut.
2. Pengukuran Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Kelompok Usaha menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi(option pricing model).
Jika tersedia, Kelompok Usaha mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
2.IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING(Lanjutan)
d. Aset dan Liabilitas Keuangan(Lanjutan)
3. Hirarki Nilai Wajar
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:
Tingkat 1: Kuotasi pasar (belum disesuaikan) di dalam pasar aktif bagi aset maupun liabilitas yang dapat diidentifikasi.
Tingkat 2: Input selain kuotasi pasar yang termasuk di dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi bagi aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivatif harga).
Tingkat 3: Input bagi aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).
4. Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset dan liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate method) yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai.
5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi adalah sebagai berikut:
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Kelompok Usaha pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jumlah kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
d. Aset dan Liabilitas Keuangan(Lanjutan)
5. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan(Lanjutan)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
6. Penghentian Pengakuan
Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa atau Kelompok Usaha mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Kelompok Usaha secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Kelompok Usaha diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Kelompok Usaha menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Dalam transaksi di mana Kelompok Usaha secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Kelompok Usaha menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Kelompok Usaha tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Kelompok Usaha tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
7. Saling hapus
Aset dan liabilitas keuangan saling hapus (set-off) dan nilai neto yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Kelompok Usaha ada hak hukum saat ini dilaksanakan untuk mengimbangi jumlah yang diakui dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
e. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
f. Dana yang dibatasi Pengunaannya
2.IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
g. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Berelasi
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Kelompok Usaha jika:
a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama,dengan Kelompok Usaha; atau (ii) memiliki kepentingan dalam Kelompok Usaha yang memberikan pengaruh signifikan atas Kelompok Usaha; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Kelompok Usaha;
b. suatu pihak yang berelasi dengan Kelompok Usaha;
c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Kelompok Usaha sebagai ventura; d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Kelompok Usaha atau induk; e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d);
f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk di mana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Kelompok Usaha atau entitas yang terkait dengan Kelompok Usaha.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
h. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan untuk persediaan usang, jika diperlukan, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan fisik persediaan pada akhir tahun.
i. Beban Dibayar Di Muka
Beban dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
j. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud terdiri dari hak operasional yang berasal dari akuisisi entitas anak dan pembelian program komputer dan biaya penerapannya dan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian. Aset tak berwujud diakui jika Kelompok Usaha kemungkinan besar akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tak berwujud tersebut dan biaya aset tersebut dapat diukur dengan andal.
Hak operasional berasal dari kombinasi bisnis dicatat pada nilai wajar pada tanggal akuisisi. Hak operasional mempunyai umur manfaat yang tidak terbatas dan dicatat pada nilai perolehan dikurangi dengan cadangan penurunan nilai, jika ada. Program komputer dicatat pada harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan penurunan nilai, jika ada. Program komputer diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaat. Kelompok Usaha harus mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tak berwujud. Apabila nilai tercatat aset tak berwujud melebihi estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali, maka nilai tercatat aset tersebut diturunkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
k. Aset Tetap
Pada pengakuan awal, aset tetap dinilai sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi harga pembelian dan semua biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset tersebut ke suatu kondisi kerja dan kondisi lokasi bagi tujuan penggunaannya.
Kelompok Usaha menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya bagi aset tetap. Aset tetap selain tanah, diakui sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, jika ada.
k. Aset Tetap(Lanjutan)
Penyusutan pada umumnya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan, dengan rincian sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20
Kendaraan 8
Peralatan dan perabotan kantor 4
Sarana dan prasarana 4
Beban perbaikan dan pemeliharaan rutin dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun berjalan.
Nilai aset ditelaah kembali atas kemungkinan penurunan pada nilai wajarnya yang disebabkan oleh peristiwa dan/atau perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan.
Pada saat akhir tahun buku, nilai sisa aset, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan disesuaikan secara prospektif, jika diperlukan, sesuai dengan keadaan.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika aset tetap tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
l. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria pengakuan berikut khusus juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Kelompok Usaha dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”). Kriteria pengakuan berikut khusus juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.
Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman produk-produk Kelompok Usaha diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya.
Pendapatan Bagi Hasil
Pendapatan dengan bentuk bagi hasil disajikan secara neto, setelah memperhitungkan semua beban langsung yang terkait.
Penjualan Jasa
Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan sesuai kontrak dimana jumlah tersebut dapat diukur dengan andal.
2.IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING(Lanjutan)
l. Pengakuan Pendapatan dan Beban(Lanjutan)
Pendapatan Bunga
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
Pendapatan Jasa
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
m. S e w a
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Kelompok Usaha mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Kelompok Usaha sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
n. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Kelompok Usaha diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan berdasarkan kurs tengah yang dipublikasikan Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi pada bulan dan periode tersebut, laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014, nilai tukar kurs yang digunakan masing-masing adalah Rp 14.657 dan Rp 12.440 per USD 1.
o. Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan Pajak Kini
Aset dan atau liabilitas pajak kini terdiri dari liabilitas kepada, atau klaim dari Kantor Pelayanan Pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan, yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pendapatan aset dan atau liabilitas pajak dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pajak Tangguhan
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komersial dan basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING o. Beban (Manfaat) Pajak Penghasilan(Lanjutan)
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai ulang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dan diakui sejauh yang telah menjadi kemungkinan penghasilan kena pajak di masa depan bahwa akan memungkinkan aset pajak tangguhan untuk dipulihkan.
Jumlah aset atau liabilitas yang ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat liabilitas pajak tangguhan/ (aset) yang telah diselesaikan/ (dipulihkan).
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disaling hapus apabila Kelompok Usaha memiliki hak legal yang dapat dipaksakan untuk men-saling hapus aset dan liabilitas pajak kini.
Perpajakan lainnya
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
p. Provisi
Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya besar penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.
q. Imbalan Kerja Karyawan
Imbalan kerja jangka pendek diakui dengan metode akrual, sedangkan imbalan pasca-kerja dan pesangon pemutusan hubungan kerja dihitung dengan menggunakan metode actuarial, berdasarkan jasa yang diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-Undang-Undang-Undang Tenaga Kerja) dan telah sesuai dengan standar tersebut di atas. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan imbalan pasca-kerja ini.
Perhitungan imbalan pasca-kerja menggunakan Metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Beban jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan beban jasa lalu yang belum diakui
Kelompok Usaha mengakui laba atau rugi dari kurtailmen atas program pensiun manfaat pasti pada saat kurtailmen terjadi (apabila terdapat komitmen untuk melakukan pengurangan material terhadap jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun atau apabila terdapat perubahan terhadap ketentuan-ketentuan program pensiun manfaat pasti dimana bagian yang material untuk jasa yang diberikan oleh karyawan aktif pada masa depan tidak lagi memenuhi ketentuan dari program pensiun, atau akan memenuhi ketentuan untuk manfaat yang lebih rendah). Laba atau rugi dari kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai wajar aset dana pensiun, perubahan yang terjadi dalam nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti dan keuntungan atau kerugian aktuarial dan beban jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.
2.IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING(Lanjutan)
r. Rugi Neto Per Saham Dasar
Rugi per saham dihitung dengan membagi rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun setelah mempertimbangkan efek pemecahan saham.
Rugi per saham dilusi dihitung dengan membagi laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama periode/tahun setelah mempertimbangkan efek pemecahan saham ditambah jumlah saham rata-rata tertimbang yang akan dikeluarkan pada saat obligasi konversi dikonversi menjadi saham biasa.
s. Informasi Segmen
Segmen adalah bagian khusus dari Kelompok Usaha yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
t. Kontinjensi
Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil.
Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.
u. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan konsolidasian.
Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian bila material.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2d.
3. PERTIMBANGAN ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN Pertimbangan
Alokasi Harga Beli dan PenurunanGoodwill
Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ektensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset tak berwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh perusahaan menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK No. 22 (Revisi 2009), ”Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya.
Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai.
Penentuan mata uang fungsional
Kelompok Usaha mengukur transaksi mata uang asing di dalam mata uang fungsional masing-masing Entitas dan Entitas Anak. Di dalam menentukan mata uang fungsional Entitas Kelompok Usaha, pertimbangan diperlukan untuk menentukan mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa dan negara di mana kekuatan persaingan dan regulasi paling menentukan harga jual barang dan jasa. Mata uang fungsional entitas di dalam Kelompok Usaha ditentukan berdasarkan penilaian manajemen terhadap lingkungan ekonomi di mana Entitas beroperasi dan proses entitas di dalam menentukan harga jual.
Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang
Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak berbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak berbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu.
Nilai tercatat dari piutang usaha dan piutang lain-lain Kelompok Usaha sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 30 September 2015 adalah sebesar Rp 164.230.546.434 dan Rp 160.971.747.494 (31 Desember 2014 adalah Rp 141.328.658.018 dan Rp 148.590.036.984). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 7 dan 8.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Estimasi dan Asumsi(Lanjutan)
Pensiun dan Imbalan Kerja
Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja bersih.
Nilai tercatat atas liabilitas diestimasi imbalan kerja Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 3.277.957.577dan Rp 4.214.398.830. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16.
Penyusutan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Nilai tercatat bersih atas aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 1.433.592.230 dan Rp 1.886.859.229. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.
Instrumen Keuangan
Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi komprehensif Kelompok Usaha.
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diisyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat laba kena pajak dan strategi perencanaan pajak masa depan.
Nilai tercatat atas aset pajak tangguhan Kelompok Usaha pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 12,282,693,348 dan Rp 11.883.706.823. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 15e.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau UPK melebihi nilai terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas diproyeksikan untuk sepuluh tahun ke depan dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkannya kinerja dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.
4. AKUISISI
Berdasarkan akta Notaris No. 170 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn pada tanggal 22 Oktober 2012, Perusahaan mengakuisisi 1.071 saham (dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham), yang mewakili 51% kepemilikan di SSI dari PT Prima Andalan Mulia (pihak ketiga) dengan biaya perolehan sebesar Rp 12.000.000.000 (Catatan 1c). Perusahaan mengakui goodwill negatif yang termasuk dalam perhitungan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian seperti yang dirinci dibawah ini:
Biaya perolehan
12.000.000.000
Alokasi harga perolehan:
Aset lancar
488.456.000
Aset tetap
1.143.658.000
Aset tidak lancar lainnya
77.830.000
Aset tidak berwujud
78.067.068.000
Liabilitas jangka pendek
(
2.147.519.000)
Liabilitas jangka panjang
(
252.336.000)
Kewajiban pajak tangguhan
(
19.516.767.000)
Kepentingan non-pengendali
(
28.351.590.000)
Sub-total
29.508.800.000
Negative
goodwill
(
17.508.800.000)
5. PELEPASAN ENTITAS ANAK
Berdasarkan akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn No. 142, tanggal 21 Mei 2014, Perusahaan menandatangani Akta Jual Beli Saham untuk menjual seluruh kepemilikan di PT Skye Sab Indonesia, kepada PT Saberro Skye Mandiri, pihak ketiga, dengan harga penjualan sebesar Rp 5.140.486.000.
Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 19 Desember 2014, Perusahaan menandatangani Akta Jual Beli Saham untuk menjual seluruh kepemilikan di PT Intouch Innovate Indonesia, kepada Tuan Hendra Kendro, pihak ketiga, dengan harga penjualan sebesar Rp 335.000.000.
Jumlah aset dan liabilitas yang terindentifikasi yang dilepas atas kedua transaksi di atas adalah masing-masing sebesar Rp 92.205.865.265 dan Rp 41.575.257.454. Kerugian yang timbul sebesar Rp 21.036.116.268 telah diakui sebagai “Kerugian Penjualan Saham Entitas Anak” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
PT Skye SAB PT Intouch
Indonesia Innovate Indonesia Total
Harga jual entitas anak 5.140.486.000 335.000.000 5.475.486.000
Nilai buku pada tanggal penjualan:
Total aset ( 81.210.593.569) ( 10.995.271.696 ) ( 92.205.865.265)
Total liabilitas 34.030.084.028 7.545.173.426 41.575.257.454
Total aset neto ( 47.180.509.541) ( 3.450.098.270 ) ( 50.630.607.811)
Bagian kepentingan non-pengendali 23.083.976.062 1.035.029.481 24.119.005.543
6. KAS DAN SETARA KAS
30 September 2015 31 Desember 2014
Kas 6,372,371 6,350,534
Bank, Pihak ketiga Dalam Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 820,443,223 1,008,758,845
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 599,707,672 10,319,410,210
PT Bank M uamalat Tbk 162,898,938 162,898,938
PT Bank M andiri (Persero) Tbk 162,954,730 156,944,037
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 125,045,032 124,699,824
PT Bank M ega Tbk 7,162,030 151,786,118
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1,293,075 1,383,541
PT Bank M utiara Tbk 85,831 598,831
PT Bank Negara Indonesia Syariah - 682,864
Dalam Dolar AS
PT Bank Central Asia Tbk 78,428,903 67,663,424
PT Bank M utiara Tbk 1,970,780 2,277,018
Sub-total 1,959,990,214 11,997,103,650
Deposito berjangka, Pihak ketiga Dalam Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 800,000,000 800,000,000
T o t a l 2,766,362,585 12,803,454,184
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun adalah sebagai berikut:
30 September 2015 31 Desember 2014
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 4,25% 4,25%
Kelompok usaha tidak mempunyai saldo kas dan setara kas kepada pihak berelasi pada tanggal 30 September 2015 dan 31 Desember 2014.
30 September 2015 31 Desember 2014 Pihak berelasi(Catatan 25) 70.140.058.852 50.569.307.208
Pihak ketiga Dalam Rupiah PT Adriwara Krida 16.727.789.114 16.727.789.114 PT M PG Indonesia 11.952.839.103 11.952.839.103 PT Lenovo Indonesia 10.071.599.324 10.187.937.063 PT Bakrie Telecom Tbk 3.645.692.837 5.277.430.908
PT Trigema Bangun Insani 1.821.755.126 6.884.941.932
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 5 miliar) 49.870.812.078 39.728.412.690
Sub-total 94.090.487.582 90.759.350.810
Cadangan kerugian penurunan nilai ( 8.325.600.792) ( 8.325.600.792)
Total 155.904.945.642 133.003.057.226
Analisa umur piutang adalah sebagai berikut:
30 September 2015 31 Desember 2014
Belum jatuh tempo 7.988.180.636 29.001.379.840
Lewat jatuh tempo
1 - 30 hari 5.205.154.659 15.094.364.107
31 - 60 hari 3.666.113.465 8.957.085.302
61 - 90 hari 6.493.084.983 10.125.436.972
Lebih dari 90 hari 132.552.411.899 69.824.791.005
T o t a l 155.904.945.642 133.003.057.226
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
30 September 2015 31 Desember 2014
Saldo awal tahun 8,325,600,792 6,891,039,036
Perubahaan selama tahun berjalan - 1,434,561,756
Saldo akhir tahun 8,325,600,792 8,325,600,792
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen
berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas cukup untuk menutup
kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
8.
ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA
30 September 2015 31 Desember 2014 Pihak ketiga
Dalam Rupiah
Brightpoint Singapore Pte Ltd 78.052.043.200 78.052.043.200
PT M edia Network Indonesia 7.371.758.028
-Karyawan 4.857.592.758 4.894.642.758
PT Cakrawala Innovate Indonesia 1.695.978.134
-PT Lativi M ediakarya 1.209.178.259
-PT Intouch Innovate Indonesia - 1.375.782.565
PT Karyamegah Adijaya - 23.036.444.359
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 27.779.817.665 39.831.183.885
Sub-total 120.966.368.044 147.190.096.767
Pihak berelasi 7.182.191.652 1.399.940.217
T o t a l 128.148.559.696 148.590.036.984
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun,
manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas piutang tersebut.
9.
BEBAN DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA
30 September 2015 31 Desember 2014
Beban dibayar dimuka 182.390.167 7.944.064.282
Uang muka
PT Kompas M edia Nusantara 38.001.373.458 4.352.037.333
PT Duta Visual Nusantara Tivi 7 2.814.644.091 5.934.145.621
PT Televisi Transformasi Indonesia 6.316.754.941
PT Rajawali Citra Televisi 1.572.516.587 1.767.735.360
PT Asia M edia Network 3.784.114.884 3.784.114.884
PT Jawa Pos 1.834.445.786
-PT Nusantara Sejahtera Raya 1.267.087.924
-Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 17.103.361.424 7.082.265.686
Total Uang Muka 66.377.544.154 29.237.053.825