• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN ORGANISASI

DAN KEPEGAWAIAN

(2)

Program Percepatan Reformasi Birokrasi

(Ekstraksi dari Grand Design Reformasi Birokrasi sampai dengan tahun 2014 )

1. Penataan Struktur Birokrasi

.

2. Penataan Jumlah dan distribusi PNS

.

3. Sistem Seleksi CPNS & Promosi PNS Secara Terbuka

4. Profesionalisasi PNS.

5. Pengembangan sistem Elektronik Pemerintah

(E-Government).

6. Penyederhanaan Perizinan Usaha.

7. Peningkatan Transparasi dan Akuntabilitas Aparatur

8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri

9. Efisiensi Penggunaan Fasilitas, Sarana dan Prasaranan

Kerja PNS

.

(3)

Jabatan Administrasi

Jabatan

Fungsional

Jabatan

Pimpinan

Tinggi

Jabatan Administrator memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan

pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan Jafung keahlian: a) ahli utama; b) ahli madya; c) ahli muda; dan d) ahli pertama. Jafung keterampilan: a) penyelia; b) mahir; c) terampil; dan d) pemula Jabatan Pengawas mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana Jabatan Pelaksana melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan

Jabatan pimpinan tinggi utama;

Jabatan pimpinan tinggi madya; dan

Jabatan pimpinan tinggi pratama

D

IISI

D

ARI

PE

G

A

W

AI ASN

DII SI TN I, POLRI No n PN S

Jabatan

ASN

tertentu

JABATAN ASN

(4)

a. nilai dasar;

b. kode etik dan kode perilaku;

c. komitmen, integritas moral, dan

tanggung jawab pada pelayanan

publik;

d. kompetensi yang diperlukan

sesuai dengan bidang tugas;

e. kualifikasi akademik;

f. jaminan perlindungan hukum

dalam melaksanakan tugas; dan

g. profesionalitas jabatan

ASN SEBAGAI PROFESI

BERLANDASKAN PADA PRINSIP:

(5)

PENINGKATAN PROFESIONALISME PNS

KEBIJAKAN DAN RENCANA AKSI

• Penetapan standar kompetensi jabatan

• Peningkatan kompetensi PNS

• Pengukuran kinerja individu

• Penegakan etika dan disiplin pegawai negeri

• Pengembangan dan penguatan jabatan fungsional

HASIL

• Perubahan kurikulum diklat PIM dan diklat prajabatan oleh LAN

• Pola karier berdasarkan kompetensi

• Persiapan pengukuran kinerja individu (PP 46/2011)

• Penjatuhan sanksi bagi PNS yang melanggar disiplin

• Penambahan dan penguatan jabatan fungsional

(6)

MANAJEMEN

PNS

REKRUITMEN 1 PENGEMBANGAN PEGAWAI 2 PROMOSI 3 KESEJAHTERAAN 4 MANAJEMEN KINERJA 5

DISIPLIN & ETIKA

6

PENSIUN

7

BASED ON

KEBUTUHAN (ANJAB & ABK) untuk JANGKA WAKTU 5 THN

SEBAGAI HAK PEGAWAI ASN, BENTUK2

PENGEMBANGAN KOMPETENSI, PERTUKARAN PNS-SWASTA

BASIS KARIR TERBUKA DAN KOMPETISI BERDASARKAN BEBAN KERJA, TANGGUNG JAWAB, RESIKO PEKERJAAN & KINERJA

JPT MAKSIMAL DIJABAT 5 TAHUN, DIUKUR SETIAP TAHUN, SANKSI ATAS TDK TERCAPAINYA KINERJA SAMPAI PEMBERHENTIAN

RINCIAN KODE ETIK PROFESI DAN SANKSI SEMANGAT

FULLY FUNDED

(7)

PERUBAHAN KULTUR PNS

ZONA

NYAMAN

ZONA

(8)

menyelenggarakan urusan tertentu dalam

pemerintahan untuk membantu Presiden

dalam menyelenggarakan pemerintahan

negara

(9)

menyelenggarakan urusan

di bidang pertanian

dalam pemerintahan

untuk membantu Presiden

dalam menyelenggarakan

pemerintahan negara.

(10)

a. perumusan,

penetapan,

dan

pelaksanaan

kebijakan di bidang pertanian;

b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang

menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian;

c. pengawasan

atas

pelaksanaan

tugas

di

lingkungan Kementerian Pertanian;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas

pelaksanaan urusan Kementerian Pertanian di

daerah; dan

e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala

nasional.

(11)

Kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak

seorang PNS dalam suatu satuan organisasi

yang dalam pelaksanaan tugasnya

didasarkan pada

keahlian dan atau

ketrampilan tertentu

serta bersifat

mandiri

(12)

JABATAN PNS STRUKTURAL FUNGSIONAL PELAKSANA TUGAS POKOK : - Kegiatan teknis operasional - Pelaksanaan pengkajian Ditetapkan dengan Permenpan dan RB MEMIMPIN/ MENGKOORDINAIKAN PELAKSANAAN TUGAS PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBERIAN FASILITASI PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI

(13)

Mendukung pembentukan profesionalisme PNS;

Memberikan kejelasan peran yang harus

dijalankan dan produk yang harus dicapai oleh

setiap PNS yang mendudukinya;

Memberikan kejelasan dan kepastian karier

melalui jenjang yang ada;

Memberikan ukuran yang jelas terhadap kinerja

dengan penetapan bobot angka kreditnya.

(14)

1. PENYULUH PERTANIAN; 2. PENGENDALI OPT;

3. PENGAWAS BENIH TANAMAN; 4. PENGAWAS BIBIT TERNAK; 5. MEDIK VETERINER; DAN 6. PARAMEDIK VETERINER; 7. PENGAWAS MUTU PAKAN ; 8. PENGAWAS MUTU HASIL

PERTANIAN;

9. ANALIS PASAR HASIL PERTANIAN; 10.PEMERIKSA PVT;

11.ANALIS KETAHANAN PANGAN

RUMPUN ILMU HAYAT

1. PENELITI; 2. TEKNISI LITKAYASA; 3. PEREKAYASA; 4. PENGAWAS SEKOLAH; 5. G U R U; 6. DOSEN; 7. WIDYAISWARA; 8. AUDITOR; 9. INSTRUKTUR; 10. PUSTAKAWAN; 11. PRANATA KOMPUTER; 12. STATISTISI; 13. ARSIPARIS; 14. ANALIS KEPEGAWAIAN; 15. PERENCANA;

16. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN; 17. PRANATA HUMAS; 18. DOKTER; 19. DOKTER GIGI; 20. PERAWAT. 21. PERAWAT GIGI; 22. PRANATA LAB KES;

23. PRANATA LAB PENDIDIKAN;

24. PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA; 25. AUDITOR KEPEGAWAIAN.

NON RUMPUN ILMU HAYAT

JENIS JABATAN FUNGSIONAL

(15)

JABATAN STRUKTURAL

JABATAN FUNGSIONAL

 PENILAIAN KINERJA LEBIH

SUBYEKTIF;

 JENJANG PANGKAT TERBATAS

(SESUAI TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN);

 KENAIKAN PANGKAT REGULER (4

TAHUN);

 KENAIKAN GOLONGAN HARUS

MENGIKUTI UJIAN DINAS;

 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

TERBATAS;

 BESARAN TUNJANGAN ANTAR

JABATAN STRUKTURAL SAMA.

 PENILAIAN KINERJA LEBIH OBYEKTIF

(DENGAN ANGKA KREDIT);

 JENJANG PANGKAT LEBIH LUAS;

 KENAIKAN PANGKAT BISA KURANG

DARI 4 TAHUN;

 DIBEBASKAN DARI UJIAN DINAS

UNTUK KENAIKAN GOLONGAN;

 RUANG LINGKUP PEKERJAAN LEBIH

LUAS (MENEMBUS KISI-KISI

ORGANISASI);

 BESARAN TUNJANGAN ANTAR

JABATAN FUNGSIONAL BERBEDA-BEDA

(16)

MOTO

KEMENTERIAN

PERTANIAN

“PETANI SEJAHTERA,

BANGSA BERJAYA”

(17)

“MENGABDI UNTUK

KEMANDIRIAN PANGAN DAN

KESEJAHTERAAN PETANI”

MAKNA BEKERJA (

MEANING

)

KEMENTERIAN PERTANIAN

PEDOMAN NILAI-NILAI DAN MAKNA BEKERJA

BAGI PEGAWAI KEMENTERIAN PERTANIAN

(18)

VALUES KEMENTERIAN PERTANIAN

DISIPLIN

VALUES

(19)

Keteguhan hati, memiliki tekad yang

mantap

dan

menepati

janji

untuk

melakukan atau mewujudkan visi, misi, nilai

dan makna kerja.

HARUS DILAKUKAN

JANGAN DILAKUKAN

Taat pada aturan /kesepakatan;

Memenuhi

target

4

sukses

pembangunan pertanian;

Bekerja keras, tekun dan tidak mudah

menyerah;

Meningkatkan kepedulian;

Menyamakan persepsi dalam langkah

kerja;

Konsistensi

kualitas

dalam

pelaksanaan kegiatan;

Internalisasi visi misi terus menerus

kepada seluruh anggota organisasi.

Melanggar aturan/ kesepakatan;

Melalaikan

pencapaian

target

yang sudah ditetapkan;

Malas mengembangkan diri;

Bersikap acuh /ego subsektor;

Menolak melaksanakan langkah

kerja

antara

pimpinan

dan

bawahan.

KOMITMEN

(20)

Sikap, perilaku, dan kebiasaan yang secara

sadar dan tidak sadar dapat ditiru dan menjadi

teladan bagi orang lain.

HARUS DILAKUKAN

JANGAN DILAKUKAN

Mengerjakan

Pelayanan

Prima

dan

menerapkan nilai 5S (senyum, salam, sapa,

sopan dan santun);

Tepat jam kerja;

Saling menghargai (atasan dan bawahan);

Menjadi motivator;

Tegas, berani dan taat aturan;

Membangun keterbukaan dan komunikasi;

Berperan aktif dan memberi manfaat bagi

lingkungan kerja;

Mengutamakan konsumsi produk lokal.

Egois dan mau menang sendiri;

Menjadi provokator /penyebar isu dan

memecah belah persatuan tim;

Malas

dan

mudah

menyerah

menghadapi tantangan;

Mudah berubah dan goyah dalam

memegang prinsip;

Merendahkan orang lain dan merasa

paling benar sendiri;

Melakukan

hal

yang

hanya

menyenangkan atasan saja;

Permisif; memilih ikut setuju karena

tidak berani berkata tidak;

Bekerja sendiri dan tidak ingin terlibat

dalam menjaga semangat teamwork;

Melimpahkan kesalahan kepada pihak

lain, dan menolak bertanggungjawab

atas kelalaian yang terjadi.

(21)

Terampil, handal dan sangat bertanggungjawab

dalam menjalankan profesinya sebagai PNS

Kementerian Pertanian.

HARUS DILAKUKAN

JANGAN DILAKUKAN

Selalu meningkatkan keahlian

dan

keterampilan

yang

diperlukan dalam menyelesaikan

pekerjaan

sesuai

tupoksi

Kementan;

Menyelesaikan

seluruh

pekerjaan

maupun

tanggung

jawab yang diberikan hingga

tuntas,

tepat

waktu

dan

berkualitas serta mampu telusur

/tercatat melaksanakan tupoksi;

Mengerjakan segala hal sesuai

dengan kompetensinya;

Memastikan seluruh proses kerja

maupun keputusan yang telah

ditetapkan

dijalankan

sesuai

dengan target waktu (

quality

control

).

Melakukan pekerjaan yang tidak

sesuai dengan tupoksi;

Menunda pekerjaan yang dapat

diselesaikan segera;

Mengerjakan atau menugaskan

seseorang diluar kompetensinya;

Melaksanakan pekerjaan tanpa

perencanaan

sehingga

hasil

kerja tidak sesuai dengan yang

telah ditetapkan;

Mengabaikan

konsistensi

kualitas

kerja

dan

memilih

pekerjaan yang disukai

(22)

Selalu konsisten dalam perkataan dan perbuatan.

HARUS DILAKUKAN

JANGAN DILAKUKAN

Menyampaikan

data,

informasi secara terbuka

dan apa adanya;

Konsisten bekerja sesuai

SOP;

Bertindak sesuai nilai dan

norma yang berlaku;

Loyalitas terhadap tugas;

Keterpaduan dalam tugas;

Pelayanan

prima

setiap

waktu;

Berinisiatif

dan

berani

melaporkan kecurangan.

Memanipulasi data dan

informasi;

Melakukan KKN;

Mangkir dalam tugas;

Menyimpang dari SOP;

Ingkar dari tugas;

Ego sektoral;

Berbelit-belit.

(23)

Sikap yang selalu taat pada aturan, norma dan prinsip-prinsip tertentu, serta

mengikuti jadwal dan sistem kerja yang tersusun dan terencana dengan baik.

HARUS DILAKUKAN

JANGAN DILAKUKAN

Menepati janji;

Datang dan pulang tepat

waktu;

Pemakaian seragam kantor

dengan

rapih

sesuai

ketentuan;

Menggunakan

bahasa

nasional;

Menggunakan

fasilitas

kantor sesuai aturan dan

efisien;

Menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu;

Melaksanakan

ibadah

dengan benar.

Ingkar janji;

Lambat bertindak;

Mengabaikan/ pemakaian

seragam

dengan

sembrono;

Menggunakan

bahasa

daerah;

Boros dalam penggunaan

fasilitas negara;

Menunda-nunda pekerjaan;

Menunda

melaksanakan

ibadah.

(24)

KEWAJIBAN PNS

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain,

3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil, 4. Mengangkat dan menaati Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/Janji jabatan

berdasarkan peraturan perandang-undangan yang berlaku,

5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya,

6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah, baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum,

7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab,

8. Bekerja dengan jujur, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara, Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil, 9. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan

atau merugikan Negara atau Pemerintah, terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiel, 10. Menaati ketentuan jam kerja,

11. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik,

12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya,

13. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing,

14. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya, 15. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya,

(25)

LANJUTAN...

17. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja,

18. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan

kariernya,

19. Menaati ketentuan perundang-undangan tentang perpajakan,

20. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan

santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan terhadap

atasan,

21. Hormat menghormati antara sesama Warga Negara yang memeluk

agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlainan,

22. Menjadi teladan sebagai Warga Negara yang baik dalam masyarakat,

23. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan

yang berlaku,

24. Menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang,

25. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan

yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.

(26)

LARANGAN PNS

1. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat Negara,

Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil,

2. Menyalahgunakan wewenangnya,

3. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara Asing,

4. Menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik Negara

5. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan

barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah,

6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau

orang lain didalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk

keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak

langsung merugikan Negara,

7. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam

terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan

kerjanya,

8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja, dari siapapun juga

yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau

mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang

bersangkutan,

9. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemar-kan kehormatan atau martabat

Pegawai Negeri Sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan,

(27)

LANJUT...

11. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya, sehingga mengakibatkan kerugi-an bagi pihak yang dilayaninya,

12. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan,

13. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui karena kedudukan jabatannya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain,

14. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapat pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah,

15. Memiliki saham dalam suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya, yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa, sehingga pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan,

16. Memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya,

17. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi maupun sambilan, menjadi

direksi, pimpinan, atau komisaris perusahaan swasta, bagi yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku jabatan eselon I,

18. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.

(28)

58 (lima puluh delapan) tahun

bagi Pejabat Administrasi;

60 (enam puluh) tahun bagi

Pejabat Pimpinan Tinggi;

sesuai PP 21 Tahun 2014 bagi

Pejabat Fungsional Tertentu.

(29)

BATAS USIA PENSIUN PEJABAT FUNGSIONAL

a.

BUP 58 th

Pejabat Fungsional Ahli Muda, Ahli Pertama serta Pejabat

Fungsional Keterampilan

b.

BUP 60 th

Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya

Apoteker, dokter dan dokter gigi yang ditugaskan secara penuh

pada unit pelayanan kesehatan negeri, Dokter Pendidik Klinis Muda

dan Pertama, Medik Veteriner, Penilik, Pengawas Sekolah,

Widyaiswara Madya dan Muda; atau

Jabatan Fungsional lain yang ditentukan oleh presiden

c.

BUP 65 th

Peneliti Utama dan Peneliti Madya yang ditugaskan secara penuh

dibidang penelitian, Dokter Pendidik Klinis Utama dan Madya,

Widyaiswara Utama, Pengawas Radiasi Utama, Perekayasa Utama,

Pustakawan Utama, Pranata Nuklir Utama; atau

(30)

Dilakukan berdasarkan:

perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau

organisasi;

Memperhatikan

target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

Metode

objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang

kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan

pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.

Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja

PNS.

PENILAIAN KINERJA PNS

PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan

sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(31)

Penerapan Sistem Penilaian Kinerja PNS

Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

+

Perilaku Kerja

PP NOMOR 46 TAHUN 2011

PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PNS

31

(32)

PASAL 3 ANGKA 12 (KEWAJIBAN PNS) :

mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan

PASAL 9 ANGKA 12 (HUKUMAN DISIPLIN SEDANG) :

apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir

tahun hanya mencapai 25% (dua puluh lima

persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen)

PASAL 10 ANGKA 12 (HUKUMAN DISIPLIN BERAT) :

apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir

tahun kurang dari 25% (dua puluh lima persen)

PP NO 53 TAHUN 2010

TENTANG DISIPLIN PNS

(33)

HUKUMAN DISIPLIN

(PERMENTAN 45 TAHUN 2014) Hukuman Disiplin Ringan

teguran lisan 20% selama 1 bulan

teguran tertulis 20% selama 2 bulan

pernyataan tidak puas secara tertulis 20% selama 3 bulan

Sedang

penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun 40% selama 3 bulan penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun 40% selama 6 bulan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama

1 tahun 40% selama 9 bulan

Berat

penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama

3 tahun 80% selama 6 bulan

pemindahan dalam rangka penurunan jabatan

setingkat lebih rendah 80% selama 9 bulan pembebasan dari jabatan 80% selama 12 bulan pemberhentian dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat dan mengajukan banding

administratif

(34)

PENGIRIMAN DUPAK WAJIB SETAHUN SEKALI

DALAM

RANGKA

MELAKSANAKAN

PERATURAN

PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL,

BAHWA SETIAP PNS DIWAJIBKAN MENYUSUN SKP SETIAP

TAHUN, MAKA SETIAP PEJABAT FUNGSIONAL WAJIB

MENGIRIMKAN DUPAK SETIAP TAHUN SEBAGAI BAHAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA

PENGANGKATAN,

PEMBEBASAN

SEMENTARA,

PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DILAKUKAN

SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU

MEKANISME TERTIB ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL

(SURAT EDARAN KEPALA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

NO.1069/A2/KP.460/5/2013)

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Masalah ekonomi yang dihadapi Papua Barat adalah sangat rentan terhadap faktor eksternal. Demikian juga pada tahun 2015 yang mengalami perlambatan ekonomi sebesar

Responden mengalami kelelahan fisik yang tinggi selama bekerja di penginapan Allegria jawaban didukung dari hasil wawancara secara langsung terhadap

Praktičari geografskog profiliranja opisuju ga kao sustav za podršku u odlučivanju koji se koristi za identifikaciju mogućeg geografskog položaja boravišta ili

Berkaitan dengan kewirausahaan, tidak dapat dipungkiri bahwa jika guru ingin siswa-siswi mereka memiliki intensi berwirausaha yang kuat, maka guru juga perlu untuk

4.7.4 Siswa mampu menunjukkan hubungan dari unsur-unsur lingkaran seperi sudut pusat, sudut keliling, panjang busur serta luas juring lingkaran dengan tepat2.

Spermisida yang ideal harus mampu menghambat mobilisasi spermatozoa dengan cepat, tidak menyebabkan iritasi pada mukosa vagina dan penis, tidak memiliki efek samping

untuk tahap sebelum dilakukan pengoreksian, tahap setelah pengoreksian dengan memilih kata usulan yang bukan diharapkan, dan tahap setelah pengoreksian dengan kata

Implementasi ACFTA di Indonesia telah menyebabkan terpuruknya beberapa sektor industri dalam negeri akibat lonjakan impor produk-produk China yang membanjiri pasar dalam negeri