• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PROFIL LIPID ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPOT MEDROKSI PROGESTERON ASETAT DENGAN AKSEPTOR IMPLAN LEVONORGESTREL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PROFIL LIPID ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPOT MEDROKSI PROGESTERON ASETAT DENGAN AKSEPTOR IMPLAN LEVONORGESTREL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PROFIL LIPID

ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK DEPOT MEDROKSI PROGESTERON

ASETAT DENGAN AKSEPTOR IMPLAN LEVONORGESTREL

(COMPARISON OF BODY MASS INDEX BETWEEN HORMONAL

INJECTION DEPOT MEDROXYPROGESTERON ACETATE AND

LEVONORGESTREL IMLANT CONTRACEPTIVE ACCEPTORS)

Irwan Daido, Andi Mardiah Tahir, St Maisuri T Chalid

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi :

Irwan Daido

Jl. Pelita Raya Tengah I Blok A3/4 Makassar

HP. +62812-411-933-02

(2)

ABSTRAK

Indeks massa tubuh dan profil lipid pada akseptor KB suntik depot medroksiprogesteron asetat dan akseptor implant levonorgestrel diduga memiliki perbedaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) perbandingan indeks massa tubuh antara akseptor KB suntik depot medroksiprogesteron asetat (DMPA) dengan akseptor implan levonorgestrel selama 1 tahun (2) perbandingan profil lipid antara akseptor depot medroksiprogesteron asetat dengan implan levonorgestrel selama 1 tahun. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit pendidikan dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaring serta safari KB kerjasama antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dengan Bagian Obstetri dan Ginekologi Unhas. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan indeks massa tubuh akseptor implan levonorgestrel (1,25 kg/m2) lebih besar dibanding akseptor DMPA (0,74 kg/m2). Kolesterol HDL dan trigliserida tidak mengalami perubahan yang bermakna pada kedua kelompok akseptor. Kolesterol LDL mengalami peningkatan pada akseptor DMPA (9,63 mg/dl) dan penurunan pada akseptor implan (1,62 mg/dl). Kolesterol total meningkat pada akseptor DMPA sebesar 8,67 mg/dl sedang pada akseptor implan levonorgestrel mengalami penurunan sebesar 5,37 mg/dl. Peningkatan berat badan terjadi pada akseptor DMPA dan implan namun peningkatan berat badan lebih besar pada akseptor implan.

Kata Kunci : Indeks massa tubuh, pofil lipid, DMPA, Implan levonorgestrel

ABSTRACT

Body mass index and lipid profile between the acceptors of injectable depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) with levonorgestrel implant acceptors suggested to be different. This study aims to determine (1) the comparison of body mass index among family planning acceptors injectable depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) with levonorgestrel implant acceptors for 1 year (2) comparison of lipid profiles between depot medroxyprogesterone acetate acceptors with levonorgestrel implants for 1 year. This study was conducted at a teaching hospital dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar and networking and family planning social service cooperation between the National Family Planning Coordinating Board with the Department of Obstetrics and Gynecology Unhas. The results showed an increase in body mass index acceptor levonorgestrel implants (1.25 kg/m2) greater than DMPA acceptors (0.74 kg/m2). HDL cholesterol and triglycerides did not change significantly in either group acceptor. LDL cholesterol increased in DMPA acceptors (9.63 mg / dl) and a decrease in implant acceptors (1.62 mg / dl). Total cholesterol increased in DMPA acceptors at 8.67 mg / dl was the levonorgestrel implant acceptors decreased by 5.37 mg / dl. The increasing of weight occur among acceptor of DMPA and implant however the weight gain is more among the implant acceptors.

(3)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang bila dilihat dari jumlah penduduknya berada pada

posisi keempat di dunia dengan laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia tahun 2010

yaitu 237.641.326 orang atau bertambah sebanyak 31.373.731 orang dibanding tahun 2000.

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010 stagnan dikisaran 1,49% per tahun

sehingga apabila program keluarga berencana tidak digalakkan maka jumlah penduduk

Indonesia diprediksi berkisar 368 juta orang pada tahun 2020.(Badan Pusat Statistik, 2012)

Saat ini metode kontrasepsi yang paling sering digunakan adalah metode kontrasepsi

hormonal yaitu berupa suntikan depot medroksiprogesteron asetat (DMPA), suntikan KB

hormonal kombinasi serta pemasangan implan subkutan. (Baziad A, 2008b)

DMPA merupakan progesteron sintetik yang susunan kimianya menyerupai

progesteron yang memiliki sifat glukokortikoid sedangkan implan levonorgestrel merupakan

turunan testosterone yang memiliki efek mineralokortikoid. Hal ini berarti secara teori kedua

jenis metode kontrasepsi ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan.(Baziad A, 2008a)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fraser dan Dennerstein melaporkan

pertambahan berat badan terhadap pengguna DMPA. Namun sebuah penelitian komparatif

pemakaian DMPA jangka panjang oleh Surasak Taneepanichskul dkk., menyimpulkan tidak

ditemukan adanya perbedaan pertambahan berat badan antara pengguna DMPA dengan

kelompok kontrol. (Taneepanichskul S et al, 1998)

Perubahan berat badan terhadap pemakaian implan dilaporkan oleh sejumlah

percobaan klinis yang menyatakan bahwa akseptor implan di Amerika yang menggunakan

implan selama 1 tahun mengalami peningkatan berat badan sekitar 1,2 pon.

Dari rumusan teori dan beberapa penelitian diatas maka dipandang perlu untuk

melakukan penelitian tentang perbandingan perubahan indeks massa tubuh antara akseptor

DMPA dengan akseptor implan.

BAHAN DAN MODEL PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BLU RS Wahidin Sudirohusodo dan beberapa rumah

sakit pendidikan di Makassar serta dari peserta Safari KB yang dilaksanakan oleh BKKBN

yang bekerja sama dengan Bagian Obstetri dan Ginekologi Unhas. Waktu pelaksanaan

penelitian mulai bulan Desember 2011 sampai Desember 2012.

(4)

Desain dan Variabel Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan studi prospektif komparatif observasional

dengan membandingkan indeks massa tubuh dan profil lipid antara akseptor KB suntik

DMPA dan Implan levonorgestrel

Metode Pengumpulan Data

Sampel penelitian yaitu wanita akseptor DMPA atau implan levonorgestrel yang

selanjutnya dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan serta pengambilan sampel

darah per triwulan selama satu tahun.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah para akseptor KB Suntik DMPA dan implan

levonorgestrel di Poliklinik Keluarga Berencana RS Pendidikan di kota Makassar dan

akseptor KB pada Safari KB. Sampel penelitian adalah para akseptor KB suntik DMPA dan

implan 2 batang levonorgestrel yang telah menandatangani

informed consent.

Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan analisis bivariat, berupa uji T

independen dan uji T “sebelum/sesudah” yang digunakan untuk metode yang digunakan

untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen dan peneliti tidak

memiliki informasi mengenai ragam populasi. Independen maksudnya adalah bahwa populasi

yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain.

HASIL PENELITIAN

Pada tabel 1, sebaran umur akseptor DMPA dan implan berumur antara 20-35 tahun

dengan akseptor terbanyak pada jangkauan umur 30-34 tahun yaitu 13 akseptor DMPA

(61,9%) dan akseptor implan pada jangkauan umur 20-24 tahun sebanyak 9 akseptor

(81,8%). Pada tingkat pendidikan, akseptor KB suntik DMPA didominasi tingkat pendidikan

sekolah dasar (SD) sebanyak 9 akseptor (64,3%) dan tingkat pendidikan sekolah menengah

pertama (SMP) sebanyak 9 akseptor (50%) sedangkan pada akseptor implan lebih didominasi

tingkat pendidikan sekolah menengah atas sebanyak 10 akseptor (62,5%). Pada sebaran

pekerjaan, ada 2 akseptor DMPA yang bekerja sebagai pegawai swasta sedangkan pada

akseptor implan seluruhnya merupakan ibu rumah tangga.

Tabel 2 menunjukkan perubahan indeks massa tubuh yang dialami oleh 24 akseptor

DMPA per triwulan. Pada bulan ke-0 berat badan rata-rata akseptor DMPA adalah 55,15 kg

dengan IMT 22,76 kg/m

2

mengalami penurunan pada bulan ke-3 yaitu sebesar 0,16 kg

dengan IMT 22,70 kg/m

2

. Akseptor DMPA kembali mengalami kenaikan berat badan dan

(5)

IMT pada bulan ke-6. Kenaikan signifikan berat badan (p<0,05) dialami pada bulan ke-9

dengan nilai p=0,014 dengan IMT p=0,010. Secara keseluruhan perbandingan dari bulan ke-0

dengan bulan ke-12 yaitu terjadi peningkatan berat badan secara bermakna yaitu 1,79 kg

dengan nilai p=0,001 dan IMT dengan nilai p=0,000.

Tabel 2 menunjukkan pada bulan ke-0 berat badan awal akseptor implan yaitu 49,98

kg dengan IMT 21,31 kb/m

2

dan mengalami peningkatan berat badan secara bermakna pada

bulan ke-9 dengan p=0,008 dan IMT dengan nilai p=0,005. Secara keseluruhan bila

dibandingkan antara bulan ke-0 dengan bulan ke-12 maka akseptor implan mengalami

kenaikan berat badan sebesar 2,92 kg dengan nilai p=0,002 dan IMT 22,29 kg/m

2

dengan

nilai p=0,001.

Pada tabel 3 menunjukkan kadar kolesterol HDL bulan ke-0 rata-rata akseptor DMPA

adalah 47,29 yang berarti dalam batas normal (>40 mg/dl). Pada bulan ke-3 menunjukkan

kenaikan kadar kolesterol HDL sebesar 3,37 mg/dl namun tidak naik bermakna. Pada bulan

ke ke-6 dan 9 kadar kolesterol HDL cenderung mengalami penurunan dan pada bulan ke-12

terus mengalami penurunan ke tingkat 46,29 mg/dl.

Tabel 3 ini juga menunjukkan kadar kolesterol HDL awal rata-rata akseptor implan

dalam batas normal. Pada bulan ke-3, kadar kolesterol HDL mengalami penurunan 1,63

mg/dl dari kadar kolesterol HDL awal tetapi mengalami peningkatan kembali pada bulan ke 6

sampai bulan ke 12. Namun perubahan kadar kolesterol HDL ini tidak ada yang

menunjukkan perubahan yang bermakna.

Pada tabel 3 tampak kadar kolesterol LDL awal rata-rata akseptor DMPA berada

diatas normal (<100 mg/dl) yaitu 117,37. Pada bulan ke-3 kadar kolesterol LDL rata-rata

mengalami penurunan sebesar 3,87 mg/dl tetapi kembali mengalami kenaikan kadar

kolesterol LDL pada bulan ke 6 dan cenderung stabil sampai bulan ke-12.

Kadar kolesterol LDL awal rata-rata akseptor implan sebesar 112,62 mg/dl. Kadar

kolesterol LDL ini menunjukkan peningkatan pada bulan ke 3 dan peningkatan tertinggi pada

bulan ke 6, tetapi kembali mengalami penurunan kadar kolesterol LDL pada bulan ke 9 dan

12. Perubahan kadar kolesterol LDL pada akseptor DMPA dan implan mengalami perbedaan

kenaikan yang bermakna pada bulan ke-12 dengan nilai p=0,028.

Tabel 4 menunjukkan kadar trigliserida akseptor DMPA yang berada pada tingkat

yang normal (<150 mg/dl). Pada bulan ke-0, kadar trigliserida 121,67 mg/dl dan cenderung

mengalami penurunan sampai bulan ke-9 dan kembali mengalami kenaikan saat bulan ke-12.

Perubahan kadar trigliserida ini tidak ada yang menunjukkan perubahan yang bermakna.

Kadar trigliserida akseptor implan pada tabel 8 bulan ke-0 berada pada tingkat normal yaitu

(6)

122,25 mg/dl. Kadar trigliserida ini cenderung mengalami penurunan sampai bulan ke-9 dan

kemudian naik kembali pada bulan ke-12. Namun kenaikan trigliserida pada bulan ke-12

tidak melebihi kadar trigliserida bulan ke-0.

Kadar kolesterol total akseptor DMPA pada tabel 9 menunjukkan kadar yang normal

(<200 mg/dl) pada bulan ke-0 dan tidak mengalami perubahan pada bulan ke-3. Kenaikan

kolesterol total terjadi pada bulan ke-6. Pada bulan ke-12 kadar kolesterol total mengalami

kenaikan rata-rata 8,67 mg/dl namun tidak bermakna secara statistik.

Pada tabel 5 kadar kolesterol total akseptor implan pada bulan ke-0 berada pada

tingkat normal yaitu 181,37. Kadar kolesterol total ini cenderung mengalami penurunan

sampai pada bulan ke-12 walaupun pada bulan ke-6 sempat mengalami kenaikan kadar

kolesterol total sampai 5,13 mg/dl. Pada bulan ke-12 terjadi penurunan rata-rata kolesterol

total sebesar 5,37 mg/dl. Perbedaan signifikan perubahan kolesterol total antara akseptor

DMPA dan implan terjadi pada bulan ke-12 dengan nilai p=0,035.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa kenaikan berat badan dan indeks massa tubuh pada

akseptor implan lebih besar dibanding akseptor DMPA kemungkinan disebabkan karena sifat

levonorgestrel yang bersifat mineralokortikoid sehingga menyebabkan retensi cairan, namun

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh levonorgestrel terhadap

kenaikan berat badan sampai akhir masa pemakaian implan. Kemungkinan lain yang dapat

berpengaruh terhadap peningkatan berat badan yaitu pola genetik, psikologis, kegiatan fisik,

kebiasaan makan, minuman beralkohol dan merokok namun hal ini tidak diteliti. Secara

genetik, obesitas umumnya merupakan turunan dalam keluarga. Keluarga dan lingkungan

juga berpengaruh terhadap pola makan dan gaya hidup yang bisa berkontribusi terhadap

peningkatan berat badan. Faktor lain yang sangat penting terhadap peningkatan berat badan

adalah faktor psikologis seseorang karena dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang.

Sebagian orang makan lebih banyak sebagai respon terhadap keadaan psiologis negatif

seperti sedih, bosan atau marah namun ada pula yang bereaksi sebaliknya. Selain beberapa

faktor diatas , penyebab peningkatan berat badan bisa berupa penyakit atau penggunaan obat

tertentu.(Ikawati Z, 2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Marcia Pantoja dkk menunjukkan peningkatan indeks

massa tubuh 1,78 kg pada akseptor DMPA setelah pemakaian selama 1 tahun. Sebuah

penelitian lainnya melaporkan adanya peningkatan berat badan sebesar 5% dari berat badan

awal setelah pemakaian selama 6 bulan atau meningkat sbesar 0,35 kg per bulan. Penelitian

(7)

yang dilakukan oleh Balogun di Nigeria menunjukkan peningkatan berat badan akseptor KB

implan levonorgestrel sebesar 1,3 kg pada bulan ke-6 dan 2,4 kg pada 12 bulan pemakain

implan.(Pantoja M et al., 2010, O.R.Balogun, 2006)

Kolesterol HDL bersifat protektif karena melindungi manusia terhadap resiko PJK.

Kadar kolesterol HDL yang tinggi dapat ditemukan pada orang-orang yang aktif secara fisik

dan yang memiliki tubuh yang tidak gemuk.(Gibney MJ et al., 2005)

Pada penelitian ini, kadar kolesterol HDL akseptor DMPA mengalami penurunan

pada bulan ke-6 dan pada bulan ke-12 kadar kolesterol HDL mengalami penurunan rata-rata

sebesar 1 mg/dl dibandingkan dengan kadar kolesterol HDL awal. Pada akseptor implan,

kadar kolesterol HDL mengalami penurunan lebih awal yaitu pada bulan ke-3. Pada triwulan

berikutnya cenderung mengalami peningkatan hingga pada bulan ke-12 kadar kolesterol HDL

rata-rata akseptor implan mengalami kenaikan kadar kolesterol HDL sebesar 0,46 mg/dl

dibanding kadar kolesterol HDL awal. Namun perubahan kadar kolesterol HDL pada

akseptor DMPA maupun implan tidak ada yang mengalami perubahan yang bermakna.

Kadar levonorgestrel di dalam darah sekitar 80 µgr/24 jam setelah insersi implan dan

bertahan sampai bulan ke 6 dan mengalami penurunan konsentrasi sampai 30 µgr/24 jam

setelahnya. Penurunan kadar kolesterol HDL ini meningkat kembali pada bulan ke-6 sampai

bulan ke-12 seiring dengan menurunnya konsentrasi levonorgestrel dalam darah.

Kolesterol LDL merupakan lipoprotein yang bertanggung jawab membawa serum

kolesterol kedalam sel-sel pembuluh darah. Fungsi ini menyebabkan kolesterol LDL

merupakan salah satu petanda untuk penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung

koroner. (Araujo FF et al., 2006)

Pada akseptor DMPA, peningkatan kolesterol LDL sampai pada bulan ke-12 sebesar

6,5 mg/dl dibanding kadar kolesterol LDL awal. Pada akseptor implan, kadar kolesterol LDL

mengalami kenaikan maksimal pada bulan ke 9 yaitu pada tingkat 119,67 mg/dl. Setelah

bulan ke-9 kembali mengalami mengalami penurunan sampai bulan ke-12 yaitu mengalami

penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 1,62 mg/dl dibanding kadar kolesterol LDL awal.

Perbandingan perubahan kadar kolesterol LDL pada akseptor DMPA dan implan ini

mengalami perubahan yang signifikan secara statistik yaitu p=0,028 (nilai p<0,05) sehingga

dapat memberi gambaran bahwa akseptor DMPA cenderung mengalami peningkatan kadar

kolesterol LDL pada pemakaian jangka panjang dibanding akseptor implan.

Peningkatan maksimal kadar kolesterol LDL lebih cepat terjadi pada akseptor implan

yaitu pada bulan ke-6 dibanding pada akseptor DMPA. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

dosis levonorgestrel tertinggi ditemukan dalam darah sampai bulan ke-6 dan menurun

(8)

kembali sampai bulan ke-12. Pada akseptor DMPA, kadar medroksi progesteron asetat

cenderung stabil dalam darah sehingga penekanan terhadap estrogen endogen berlangsung

tetap. Penekanan aktifitas estrogen endogen oleh progestin menyebabkan peningkatan

ekskresi kolesterol VLDL di hati. LPL kemudian memediasi lipolisis kolesterol VLDL

menjadi VLDL remnant atau disebut juga IDL. Aktifitas lipase hepatik kemudian merubah

IDL menjadi kolesterol LDL. Hal inilah yang menyebabkan konsentrasi kolesterol LDL

meningkat dalam darah.

Penelitian oleh Carrie JB dkk terhadap akseptor DMPA menunjukkan kadar

kolesterol LDL tidak mengalami perubahan yang signifikan sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Fabio F Araujo dkk mendapatkan sedikit penurunan kadar kolesterol LDL

pada tahun pertama pemakaian implan levonorgestrel. (Araujo FF et al., 2006)

Trigliserida berfungsi mengangkut asam lemak yang diserap dalam usus atau yang

disekresikan oleh hati. Pada masa lalu peran trigliserida sering diabaikan namun bukti yang

ada sekarang menunjukkan trigliserida memberikan kontribusi terjadinya penyakit jantung

koroner.

Pada penelitian ini kadar trigliserida akseptor DMPA cenderung mengalami

penurunan terutama pada bulan ke-9 yaitu berada pada tingkat 101,79 mg/dl. Sedangkan pada

akseptor implan, kadar trigliserida juga cenderung pengalami penurunan. Penurunan

maksimal kadar trigliserida ditemukan pada bulan ke-9 yaitu sebesar 92,83 mg/dl. Penurunan

kadar trigliserida pada akseptor DMPA dan implan sama-sama mengalami penurunan

maksimal pada bulan ke-9 namun penurunan trigliserida ini lebih banyak dialami oleh

akseptor implan dibanding akseptor DMPA namun tidak bermakna.

Penurunan kadar trigliserida pada akseptor implan lebih rendah dibanding akseptor

DMPA kemungkinan akibat perbedaan usia rata-rata lebih muda pada akseptor implan.

Dengan semakin bertambahnya umur, aktifitas fisik seseorang cenderung berkurang sehingga

laju metabolisme juga semakin lambat sehingga kadar trigliserida juga meningkat seiring

dengan bertambahnya usia (Gibney MJ et al., 2005). Faktor lain yang berpengaruh terhadap

kadar trigliserida adalah asupan gizi dan pola makan, namun hal ini tidak diteliti pada

penelitian ini. Penelitian oleh Andrew M Kaunitz dkk tidak mendapatkan perbedaan yang

bermakna kadar trigliserida pada akseptor DMPA selama 96 minggu pemakaian. (Kaunitz

AM et al., 2006)

Kadar awal kolesterol total pada akseptor DMPA yaitu sebesar 183,7 mg/dl dan

cenderung mengalami peningkatan pada triwulan berikutnya. Pada bulan ke-12 peningkatan

kadar kolesterol total sebesar 8,67 mg/dl dan berada pada tingkat kolesterol rata-rata 192,37.

(9)

Pada akseptor implan, kadar kolesterol total awal yaitu sebesar 181,37 mg/dl dan meningkat

maksimal pada bulan ke-6. Kadar kolesterol total cenderung mengalami penurunan sampai

bulan ke-12 yaitu sebesar 5,37 mg/dl. Jika dinilai secara statistik maka terlihat perbedaan

yang signifikan perubahan kolesterol total antara akseptor DMPA dan implan pada bulan

ke-12 yaitu p=0,035 (p<0,05).

Peningkatan kadar kolesterol pada akseptor DMPA dan implan menurut teori

disebabkan oleh induksi diferensiasi sel pre adiposit, aktifitas LPL dan sintesis trigliserida

sehingga meningkatkan massa adiposa viseral.(Raalte V et al., 2009)

KESIMPULAN DAN SARAN

Peningkatan berat badan terjadi pada akseptor DMPA dan implan namun peningkatan

berat badan lebih besar pada akseptor implan. Penurunan kadar HDL terjadi pada kedua jenis

kontrasepsi namun pada akseptor implan penurunan kadar HDL hanya terjadi pada bulan

ke-3 dan kemudian naik kembali sampai bulan ke-12. Kadar LDL pada akseptor DMPA

mengalami peningkatan per triwulan sampai 12 bulan observasi sedangkan pada akseptor

implan peningkatan kadar LDL terjadi sampai bulan ke-9 kemudian cenderung turun pada

bulan ke-12. Kadar trigliserida pada akseptor DMPA dan implan cenderung mengalami

penurunan sampai bulan ke-12 namun tidak bermakna. Kadar kolesterol total pada akseptor

DMPA mengalami kenaikan sampai bulan ke-12 sedangkan pada akseptor implan hanya

mengalami kenaikan kadar kolesterol total pada bulan ke-6 selanjutnya mengalami penurunan

sampai bulan ke-12. Pada penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjut tentang perubahan

berat badan dan profil lipid pada akseptor DMPA dan implan sampai akhir masa efektif alat

KB maupun terhadap metode KB hormonal lainnya untuk meningkatkan wawasan para

klinisi yang berkecimpung dibidang Keluarga Berencana.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Araujo Ff, De Lima Gr, Caf G, Barbieri M, Vigorito Nm, Lindsey Pc Barakat Ec. (2006).

Long-term Evaluation of Lipid Profile and Oral Glucose Tolerance Test in Norplant

Users. Contraception, volume 76, 636-52

Badan Pusat Statistik. (2012). Laju Pertumbuhan Penduduk [online]. Available:

http://www.bps.go.id/

[accessed]

Baziad A. (2008b). Kontrasepsi Hormonal: Kontrasepsi Hormonal yang Mengandung

Gestagen saja. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Baziad A. (2008a). Endokrinologi Ginekologi: Estrogen dan Progestogen. Jakarta: Media

Aeskulapius Fakultas Kedokteran UI.

Gibney Mj, Margaretts Bm, Kearney Jm & Arab L. (2005). Public Health Nutrition, Oxford:

Blackwell Publishing

Ikawati Z. (2010). Resep Hidup Sehat: Menumpas Obesitas. Yogyakarta. Penerbit Kanisius

Kaunitz Am, Miller Pd, Rice Vm, Ross D & Mcclung Mr. (2006). Bone Mineral Density in

Women Aged 25-30 Years Receiving Depot Medroxyprogesterone Acetate: Recovery

Following Discontinuation. Contraception, volume 74, 90-9

O.R Balogun. (2006). Analisis of Weight, Packed Cell Volume Change and Menstrual

Pattern in Norplant Implant Acceptor in Ilorin, Nigeria. Nigerian Journal of Clinical

Practice, volume 102, 116-9

Pantoja M, Medeiros T, Maccarin Mc, Morais Ss, Bahamondes L & Fernandes Amds.

(2010). Variation in Body Mass Index of Users of Depot Medroxyprogesterone Acetate

as A Contraceptive. Contraception, volume 81, 31-45

Raalte V, Ouwens D & Diamant M. (2009). Novel Insight into Glucocorticoid-mediated

Diabetogenic Effects: Toward Expansion of Theraupetic Option. European Journal of

Clinical Investigation, volume 39, 81-9

Taneepanichskul S, Reinprayoon D & Khaosad P. (1998). Comparative Study of Weight

Change Between Long-term DMPA and IUD Acceptors. Contraception, volume 58,

149-5

(11)

Tabel 1. Karakteristik akseptor DMPA dan implan

Jumlah

No Karakteristik DMPA Implan

N % N % 1 Umur (tahun) 20-24 2 18,2% 9 81,8% 25-29 6 50,0% 6 50,0% 30-34 13 61,9% 8 38,1% 35 3 75,0% 1 25,0% 2 Pendidikan SD 9 64,3% 5 35,7% SMP 9 50,0% 9 50,0% SMA 6 37,5% 10 62,5% 3 Pekerjaan Pegawai swasta 2 100,0% 0 0,0% IRT 22 47,8% 24 52,2%

Tabel 2. Perubahan Indeks Massa Tubuh akseptor DMPA dan Implan per triwulan

selama 1tahun

Bulan n Mean BB (kg) P IMT P BB (kg) P IMT P 0 24 55,15 22,76 49,98 21,31 0,517 0,587 0,395 0,299 3 24 54,99 22,70 50,34 21,49 0,073 0,077 0,179 0,116 6 24 55,71 22,99 50,93 21,61 0,014 0,010 0,008 0,005 9 24 56,23 23,20 52,24 22,29 0,001 0,000 0,002 0,001 12 24 56,94 23,50 52,90 22,56

Tabel 3. Perubahan kadar kolesterol HDL dan LDL pada akseptor DMPA dan implan

per triwulan selama 1 tahun

Bulan N Mean

DMPA Implan P DMPA Implan P 0 24 117,37 112,62 0,580 47,29 50,54 0,265 3 24 113,50 116,79 0,680 50,66 48,91 0,756 6 24 121,62 119,67 0,795 48,41 51,66 0,357 9 24 128,79 114,46 0,062 48,08 51,42 0,370 12 24 127,00 111,00 0,028 46,29 51,00 0,142

(12)

Tabel 4. Perubahan kadar trigliserida pada akseptor DMPA dan implan per

triwulan selama 1 tahun

Bulan N Mean DMPA Implan P 0 24 121,67 122,25 0,806 3 24 120,96 111,50 0,805 6 24 116,46 110,45 0,993 9 24 101,79 92,83 0,655 12 24 112,33 107,33 0,481

Tabel 5. Perubahan kadar kolesterol total akseptor DMPA dan implan per

triwulan selama 1 tahun

Bulan N Mean DMPA Implan P 0 24 183,70 181,37 0,820 3 24 184,17 180,12 0,652 6 24 193,41 186,50 0,493 9 24 188,54 178,79 0,239 12 24 192,37 176,00 0,035

Gambar

Tabel 2. Perubahan Indeks Massa Tubuh akseptor DMPA dan Implan per triwulan  selama 1tahun  Bulan  n  Mean        BB (kg)  P  IMT  P  BB (kg)  P  IMT  P  0  24  55,15  22,76  49,98  21,31  0,517  0,587  0,395  0,299  3  24  54,99  22,70  50,34  21,49  0,073  0,077  0,179  0,116  6  24  55,71  22,99  50,93  21,61  0,014  0,010  0,008  0,005  9  24  56,23  23,20  52,24  22,29  0,001  0,000  0,002  0,001  12  24  56,94     23,50     52,90     22,56
Tabel 5. Perubahan kadar kolesterol total akseptor DMPA dan implan per                 triwulan selama 1 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Buku Putih Utilisasi Reaktor Riset BATAN 22 Fasilitas iradiasi yang ada di dalam teras reaktor Irradition Position (IP).. dapat digunakan untuk memproduksi

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Tyas pada tahun 2013 yang berjudul hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan ASI non eksklusif dengan pertumbuhan berat

The associated widget changes its view and then invokes another Tcl script (one of its configuration options) that tells the scrollbar exactly what information is now displayed in

Tanggapan subjek pada uji coba kelompok lapangan adalah pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan lancar dan menyenangkan, serta ditambah lagi bahan ajar

Karakteristik perilaku perjalanan, dalam hal komposisi maksud perjalanan didominasi oleh perjalanan bekerja, perjalanan kuliah dan perjalanan sekolah; dalam hal penggunaan

Berdasarkan informasi akuntansi diferensial dan perhitungan penilaian investasi, CV Nyiur Trans Kawanua Manado dapat mengambil keputusan yang baik diantara

Dalam komunikasi politik, media tidak saja menjadikan sarana diseminasi informasi dan citra, tetapi juga dapat memposisikan diri dalam siklus pembentukan opini publik

Sektor ini memiliki peranan penting dalam perekonomian Jawa Barat, yang dapat kita lihat dari kontribusinya, antara lain: (1) penciptaan lapangan kerja bagi sebagian