bahwa untuk mengatur pelaksanaan penambahan penyertaan modal
Pemerintah Kota Mojokerto pada Badan Usaha Milik Daerah yang sesuai
dengan
kondisi dan
kemampuan daerah,
maka
perlu mengubah
Peraturan
Walikota
Mojokerto
Nomor
54
Tahun
2014
tentang
Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kota Mojokerto pada Badan
Usaha
Milik
Daerah yang
dituangkan
dalam
Peraturan Walikota
Mojokerto.
1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa
Tengah/Jawa
Barat
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan
Undang-Undang
Nomor
16
dan
17
Tahun
1950
tentang
Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Keeil di Jawa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551)
;
2.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);
3.
Undang-undang
Nomor
7
Tahun
1992
tentang
Perbankan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472)
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Undang-undang
Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3790);
WALIKOTA MOJOKERTO,
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
Mengingat
Menimbang
PERUBAHAN ATAS PERATURAN WAll KOTA MOJOKERTO NOMOR 54 TAHUN 2014
TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH
TENTANG
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO
NOMOR
S
6
TAHUN 2014
10.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234)
;
11.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
16
Tahun
2005
tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33,
Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4490)
;
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun
2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
13.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasaan Penyelenggaraan Pemerintah Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
4.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286)
;
5.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355)
;
6.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844)
;
7.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756)
;
8.
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867)
;
9.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 51,
19
.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Bank Pembiayaan Rakyat Mil
i
k Pemerintah Daerah
;
20
.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
;
21
.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah
;
22
.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomo
r
1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah
;
23.
Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000
tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum
;
24
.
Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/10/PBII2003
tentang Prinsip
Kehati-hatian Dalam Kegiatan Penyertaan Modal (
L
embaran N
e
g
a
r
a
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 66 DPNP)
;
25
.
Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/23/PBI/2009
tentang Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 101 DPBS)
;
18.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82
,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737)
;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi
Pemerintah
(Lembaran
Negara
Republik
Indoensia Tahun
2008 Nomor 14
,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomo
r
4812)
;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang
Milik Negara
1
Daerah (Lembaran
Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negar
a
Republik Indonesia Nomor 5533)
;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang
Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah
;
"
18. Tim Penasihat Investasi Pemerintah Daerah adalah tim yang
dibentuk oleh Walikota untuk membantu memberikan nasehat
dan
pertimbangan kepada Pengelola Investasi mengenai
pelaksanaan
penambahan
penyertaan
modal
Pemerintah
Daerah
."
1
.
Ketentuan Pasal 1, ditambah ketentuan baru
,
yaitu angka 18
berbunyi sebagai berikut
:
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 54
Tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kota
Mojokerto pada Badan Usaha Milik Daerah diubah sebagai berikut
:
Pasall
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 54 TAHUN 2014
TENTANG
PENAMBAHAN
PENYERTAAN
MODAL
PEMERINTAH
KOTA MOJOKERTO PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH
MEMUTUSKAN :
26. Peraturan Bank Indonesia Nomor
12/21/PBI/2010
tentang Rencana
Bisnis Bank (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 120 DPNP/DPbs, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5161)
;
27
.
Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 7 Tahun
2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah ;
28
.
Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Kota Mojokerto
;
29. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Penyertaan Modal Pemerintah Kota Mojokerto pada Perusahaan
Daerah Air Minum Maja Tirta dan Perseroan Terbatas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Kota Mojokerto.
1. Nama Badan Usaha
O
.
IOENTITAS BAOAN USAHA MILIK OAERAH
B
.
TUJUAN
(tujuan pengajuan penambahan penyertaan modal)
C
.
MANAJEMEN
(gambaran struktur manajemen organisasi)
1
.
Latar belakang
2
.
Visi
3. Misi
(1)
Usulan permintaan penambahan penyertaan modal pemerintah
daerah harus disampaikan secara tertulis oleh Oireksi BUMO
kepada Walikota dengan dilampir
i
proposal
,
RKAT
,
Renstrabis
BUMO, Laporan Keuangan BUMO satu Tahun terakhir yang
sudah diaudit Akuntan Publik
,
dan berita acara keputusan
RUPS bagi SUMO yang berbentuk badan hukum
Perseroan
Terbatas;
(2)
Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
sekurang-kurangnya terdiri dari
A.
PENOAHULUAN
"Pasal6
3
.
Ketentuan Pasal 6 diubah, sehingga secara keseluruhan Pasal 6
berbunyi sebagai berikut :
Penambahan penyertaan modal Pemerintah Oaerah pada BUMO
dapat dilaksanakan dalam hal
:
a
.
APBO diperkirakan surplus yang penggunaannya ditetapkan
dalam Peraturan Oaerah tentang APBO
;
b.
Terdapat barang milik daerah yang tidak digunakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan oleh
Kepala Oaerah
.
"
"Pasal5
2.
Ketentuan Pasal 5 diubah,
sehingga secara keseluruhan Pasal 5
berbunyisebagai berikut
:
4
.
Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga secara keseluruhan Pasal 7
berbunyi sebagai berikut
:
(4)
Proposal penyertaan modal sebagaimana dimaksud ayat (2)
untuk POAM ditandatangani oleh Oirektur dan disetujui Ketua
Dewan
Pengawas
,
sedangkan
untuk
PT
.
BPR
Syariah
ditandatangani Oirektur Utama dan disetujui Komisaris Utama
."
5.
Target pendapatan dan pagu belanja
,
disusun berbasis
kas dan per unit usaha yang dimiliki
.
6
.
Perkiraan biaya, disusun berbasis akrual dan per unit
usaha
;
7
.
Prakiraan maju pendapatan dan belanja 3 tahun ke depan
.
4.
Asumsi mikro
,
merupakan data dan/atau informasi atas
indikator ekonomi yang berhubungan dengan aktivitas
BUMO.
(3)
Renstrabis
BUMO sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun sekurang-kurangnya terdiri dari :
1
.
Gambaran seluruh program
,
kegiatan dan target kinerja
(output)
;
2
.
Kondisi kinerja BUMO tahun berjalan
;
3.
Asumsi makro
,
merupakan data dan/atau informasi atas
indikator ekonomi yang berhubungan dengan aktivitas
perekonomian
nasional
dan/atau
global
secara
keseluruhan
H.
ANALISIS SWOT
I.
KESIMPULAN
G
.
STRATEGI MARKETING
(strategi marketing
,
gambaran pasar
,
rencana penjualan)
E
.
DATA TENAGA KERJA
(nama
,
jumlah
,
waktu kerja
,
&job description)
F.
SARANA PRASARANA PERUSAHAAN
(bangunan
,
alat kantor, transportasi
,
)
3. No telepon
4.
Jenis usaha, kantor
,
kantor cabang, dll.
2. Alamat Badan Usaha
Penganggaran, pelaksanaan anggaran
,
penatausahaan anggaran dan
pertanggung jawaban
penambahan penyertaan
modal
Pemerintah
Oaerah pada SUMO berpedoman pada ketentuan peraturan perundang
-undangan."
Pasal 10A
PENGANGGARAN, PELAKSANAAN ANGGARAN,
PENATAUSAHAAN ANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
"BAB IVA