• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2013 sebesar 145,04 ribu ton. Dibandingkan tahun 2012, terjadi peningkatan produksi sebesar 14,91 ribu ton (11,46 persen). Kenaikan ini disebabkan kenaikan produktivitas sebesar 0,61 ton per hektar (10,70 persen) dan peningkatan luas panen sebesar 156 hektar (0,69 persen) dibandingkan tahun 2012.

B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2013 sebesar 85,36 ribu ton. Dibandingkan tahun 2012, terjadi kenaikan produksi sebesar 364 ton (0,43 persen). Kenaikan ini disebabkan kenaikan produktivitas sebesar 0,03 ton per hektar (0,61 persen), meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 29 hektar (0,18 persen) dibandingkan tahun 2012.

C. BAWANG MERAH

 Produksi umbi bawang merah dengan daun tahun 2013 sebesar 419,47 ribu ton. Dibandingkan tahun 2012, produksi meningkat sebesar 37,66 ribu ton (9,86 persen). Peningkatan disebabkan meningkatnya produktivitas sebesar 0,77 ton per hektar (7,21 persen) dan peningkatan luas panen seluas 887 hektar (2,48 persen) dibandingkan tahun 2012.

No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 419,47 RIBU TON

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit dan bawang merah. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dalam tahun 2013.

(2)

2 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 50/08/33/Th.VIII, 4 Agustus 2014 2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data produksi dan luas panen hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Daftar nama kecamatan yang digunakan keadaan pada bulan Desember 2012 dengan jumlah kecamatan di Jawa Tengah sebanyak 573 kecamatan. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pencatatan dan pengolahan baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat nasional.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 145,04 ribu ton, mengalami peningkatan sebesar 14,91 ribu ton (11,46 persen) dibandingkan tahun 2012. Peningkatan produksi cabai besar tahun 2013 tersebut terjadi di 7 (tujuh) kabupaten potensi cabai besar di Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Brebes, Temanggung, Banjarnegara, Semarang, Rembang dan Wonosobo) sebesar 4,37 ribu ton dan di 28 (dua puluh delapan) kabupaten/kota lainnya mengalami kenaikan sebesar 10,54 ribu ton.

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

(3)

Pada tahun 2013, sebesar 68,91 persen produksi cabai besar dihasilkan oleh 7 (tujuh) kabupaten potensi di Provinsi Jawa Tengah, sedangkan 31,09 persen tersebar di kabupaten/kota lain. Dalam periode tahun 2011-2013, produksi tertinggi di 7 (tujuh) kabupaten potensi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 99,95 ribu ton dan di 28 (dua puluh delapan) kabupaten/kota bukan potensi juga terjadi tahun 2013 sebesar 45,09 ribu ton. Luas panen tertinggi di 7 (tujuh) kabupaten potensi terjadi pada tahun 2012 yaitu seluas 15,06 ribu hektar dan di 28 (dua puluh delapan) kabupaten/kota bukan potensi, luas panen tertinggi pada tahun 2011 sebesar 9,47 ribu hektar. Produktivitas tertinggi di 7 (tujuh) kabupaten potensi dan di 28 (dua puluh delapan) terjadi pada tahun 2013 masing-masing sebesar 6,66 ton per hektar dan 6,34 ton per hektar. Perkembangan data ini disajikan pada Tabel 1.

Kenaikan terbesar produksi cabai besar tahun 2013 terjadi di Kabupaten Temanggung dan Blora, masing-masing sebesar 9,79 ribu ton dan 6,32 ribu ton. Sementara itu penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Magelang, masing-masing sebesar 4,21 ribu ton dan 2,83 ribu ton.

Tabel 1

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) 7 Kab. Potensi 78.366 95.576 99.950 17.210 21,96 4.374 4,58

28 Kab./Kota Bukan Potensi 40.763 34.551 45.087 -6.213 -15,24 10.536 30,49

Provinsi Jawa Tengah 119.130 130.127 145.037 10.997 9,23 14.910 11,46

Luas Panen (Ha)

7 Kab. Potensi 12.986 15.055 15.016 2.069 15,93 -39 -0,26

28 Kab./Kota Bukan Potensi 9.468 7.651 7.846 -1.817 -19,19 195 2,55

Provinsi Jawa Tengah 22.454 22.706 22.862 252 1,12 156 0,69

Produktivitas (ton/ha)

7 Kab. Potensi 6,03 6,35 6,66 0,31 5,20 0,31 4,85

28 Kab./Kota Bukan Potensi 4,31 4,52 5,75 0,21 4,89 1,23 27,25

Provinsi Jawa Tengah 5,31 5,73 6,34 0,43 8,02 0,61 10,70

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

(4)

4 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 50/08/33/Th.VIII, 4 Agustus 2014

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2011 sampai tahun 2013, disajikan pada Tabel 2. Pada periode tahun 2012-2013, peningkatan terjadi pada triwulan II sebesar 5,19 ribu ton (15,81 persen), triwulan III sebesar 6,45 ribu ton (20,48 persen) dan triwulan IV sebesar 5,01 ribu ton (25,41 persen), sedangkan penurunan produksi terjadi pada triwulan I sebesar 1,74 ribu ton (3,77 persen).

Pada tahun 2013, panen raya produksi cabai besar di Provinsi Jawa Tengah terjadi pada triwulan I yaitu mencapai 44,38 ribu ton, sama dengan tahun sebelumnya (tahun 2012), sedangkan tahun 2011 produksi tertinggi cabai besar terjadi pada triwulan III. Pola produksi cabai besar sejalan dengan pola luas panennya.

Tabel 2

Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Triwulan Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 23.764 46.118 44.382 22.354 94,07 -1.736 -3,77 Triwulan II 36.388 32.790 37.976 -3.597 -9,89 5.186 15,81 Triwulan III 36.678 31.504 37.955 -5.174 -14,11 6.451 20,48 Triwulan IV 22.300 19.715 24.725 -2.586 -11,59 5.010 25,41

Luas Panen (ha)

Triwulan I 7.171 9.642 8.466 2.471 34,46 -1.176 -12,20 Triwulan II 9.406 8.215 7.667 -1.191 -12,66 -548 -6,67 Triwulan III 8.692 7.819 8.189 -873 -10,04 370 4,73 Triwulan IV 5.518 5.604 5.531 86 1,56 -73 -1,30 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 3,31 4,78 5,24 1,47 44,33 0,46 9,60 Triwulan II 3,87 3,99 4,95 0,12 3,18 0,96 24,09 Triwulan III 4,22 4,03 4,63 -0,19 -4,52 0,61 15,03 Triwulan IV 4,04 3,52 4,47 -0,52 -12,95 0,95 27,07

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar, cabai merah keriting cabai hijau keriting

Perkembangan luas panen cabai besar pada periode 2011-2013 menunjukkan pola yang sedikit berbeda. Pola luas panen cabai besar pada tahun 2013 menunjukkan penurunan luas panen pada triwulan II kemudian mengalami peningkatan pada triwulan III dan kembali mengalami penurunan pada IV. Hal ini berbeda dengan pola luas panen pada tahun 2012 menunjukkan penurunan dari triwulan II sampai triwulan IV, sedangkan pada tahun 2011 menunjukkan peningkatan pada triwulan II dan triwulan III, meskipun mengalami penurunan pada triwulan IV.

(5)

Gambar 2

Pola Luas Panen Cabai Besar Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 mencapai 85,36 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 364 ton (0,43 persen) dibandingkan tahun 2012. Kenaikan produksi cabai rawit dari tahun 2012 ke tahun 2013 terjadi di 30 (tiga puluh) kabupaten/kota bukan potensi sebesar 8,03 ribu ton (31,17 persen) sedangkan di 5 (lima) kabupaten potensi yaitu Kabupaten Banjarnegara, Magelang, Boyolali, Rembang dan Brebes terjadi penurunan sebesar 7,66 ribu ton (12,93 persen).

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

(6)

6 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 50/08/33/Th.VIII, 4 Agustus 2014

Produksi cabai rawit di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 60,43 persen berada di 5 (lima) kabupaten potensi dan 39,57 persen di kabupaten/kota lain. Produksi cabai rawit tertinggi di 5 (lima) kabupaten potensi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 59,24 ribu ton, sedangkan di 30 (tiga puluh) kabupaten/kota bukan potensi terjadi tahun 2011 sebesar 33,81 ribu ton. Luas panen tertinggi pada tahun 2012, di 5 (lima) kabupaten potensi seluas 8,99 ribu hektar dan di 30 (tiga puluh) kabupaten/kota bukan potensi terjadi pada tahun 2011 dan 2013 seluas 7,95 ribu hektar. Produktivitas tertinggi di 5 (lima) kabupaten potensi terjadi pada tahun 2012 sebesar 6,59 ton per hektar, sedangkan di 30 (tiga puluh) kabupaten/kota bukan potensi pada tahun 2011 dan 2013 sebesar 4,25 ton per hektar. Perkembangan data ini disajikan pada Tabel 3.

Kenaikan terbesar produksi cabai rawit tahun 2013 terjadi di Kabupaten Temanggung dan Brebes, masing-masing sebesar 3,57 ribu ton dan 1,90 ribu ton. Sementara itu penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Banjarnegara, masing-masing sebesar 4,93 ribu ton dan 1,88 ribu ton.

Tabel 3

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) 5 Kab. Potensi 31.419 59.245 51.583 27.826 88,56 -7.662 -12,93

30 Kab./Kota Bukan Potensi 33.807 25.752 33.778 -8.055 -23,83 8.026 31,17

Provinsi Jawa Tengah 65.226 84.997 85.361 19.771 30,31 364 0,43

Luas Panen (Ha)

5 Kab. Potensi 6.167 8.986 8.209 2.819 45,71 -777 -8,65

30 Kab./Kota Bukan Potensi 7.951 7.203 7.951 -748 -9,41 748 10,38

Provinsi Jawa Tengah 14.118 16.189 16.160 2.071 14,67 -29 -0,18

Produktivitas (ton/ha)

5 Kab. Potensi 5,09 6,59 6,28 1,50 29,41 -0,31 -4,69

30 Kab./Kota Bukan Potensi 4,25 3,58 4,25 -0,68 -15,92 0,67 18,83

Provinsi Jawa Tengah 4,62 5,25 5,28 0,63 13,64 0,03 0,61

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai - Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

(7)

Perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 disajikan pada Tabel 4. Pada periode tahun 2012-2013, peningkatan terjadi dari triwulan III sampai dengan triwulan IV. Peningkatan tertinggi pada triwulan IV yaitu sebesar 5,67 ribu ton (50,43 persen). Berbeda pada triwulan I dan II, produksi cabai rawit mengalami penurunan yaitu sebesar 2,53 ribu ton (17,61 persen) dan 6,09 ribu ton (17,83 persen).

Pada tahun 2013, panen raya produksi cabai rawit di Provinsi Jawa Tengah terjadi pada triwulan III yaitu mencapai 28,54 ribu ton, berbeda pada tahun 2012 produksi tertinggi cabai rawit terjadi pada triwulan II. Pola produksi cabai rawit sejalan dengan pola luas panennya.

Tabel 4

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Triwulan Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 10.287 14.373 11.841 4,086 39,72 -2.532 -17,61 Triwulan II 18.824 34.147 28.061 15,324 81,41 -6.087 -17,83 Triwulan III 24.565 25.229 28.540 664 2,70 3.310 13,12 Triwulan IV 11.550 11.247 16.919 -303 -2,62 5.672 50,43

Luas Panen (ha)

Triwulan I 3.971 5.114 5.020 1,143 28,78 -94 -1,84 Triwulan II 7.640 9.144 7.582 1,504 19,69 -1.562 -17,08 Triwulan III 8.460 7.066 7.505 -1394 -16,48 439 6,21 Triwulan IV 4.321 3.788 5.036 -533 -12,34 1.248 32,95 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 2,59 2,81 2,36 0,22 8,49 -0,45 -16,07 Triwulan II 2,46 3,73 3,70 1,27 51,57 -0,03 -0,90 Triwulan III 2,90 3,57 3,80 0,67 22,96 0,23 6,50 Triwulan IV 2,67 2,97 3,36 0,30 11,08 0,39 13,15

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai - Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Pola luas panen cabai rawit pada tahun 2013 menunjukkan peningkatan luas panen dari triwulan I ke triwulan II, kemudian mengalami penurunan sampai triwulan IV. Hal ini sama dengan pola luas panen pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2011 menunjukkan pola luas panen yang berbeda yaitu mengalami peningkatan mulai triwulan I sampai triwulan III dan turun pada triwulan IV (Gambar 4).

(8)

8 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 50/08/33/Th.VIII, 4 Agustus 2014

Gambar 4

Pola Luas Panen Cabai Rawit Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

5. PRODUKSI BAWANG MERAH

Produksi bawang merah di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 419,47 ribu ton, mengalami peningkatan sebesar 37,66 ribu ton (9,86 persen) dibandingkan pada tahun 2012. Peningkatan produksi tersebut disebabkan meningkatnya luas panen di kabupaten potensi (Kabupaten Brebes) sebesar 1,78 ribu hektar (7,69 persen), meskipun di 34 (tiga puluh empat) kabupaten/kota lainnya terjadi penurunan sebesar 892 hektar atau sebesar 7,03 persen (Gambar 5).

Gambar 5

Perkembangan Produksi Bawang Merah Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011–2013

(9)

Persentase produksi bawang merah Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 untuk Kabupaten Brebes dan 34 (tiga puluh empat) kabupaten/kota lainnya masing-masing sebesar 72,65 persen dan 25,35 persen. Selama periode 2011-2013, produksi dan luas panen tertinggi di Kabupaten Brebes dicapai pada tahun 2013, dimana produksi mencapai 304,76 ribu ton dan luas panen mencapai 24,91 ribu hektar. Produksi tertinggi di 34 (tiga puluh empat) kabupaten/kota lainnya dicapai pada tahun 2012, dimana produksi mencapai 122,81 ribu ton dan luas panen tertinggi dicapai tahun 2012 mencapai 12,70 ribu hektar. Sementara produktivitas tertinggi untuk Kabupaten Brebes dan 34 (tiga puluh empat) kabupaten/kota lainnya dicapai pada tahun 2013 yaitu masing-masing sebesar 12,23 ton per hektar dan 9,72 ton per hektar.

Kenaikan terbesar produksi bawang merah tahun 2013 terjadi di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal, masing-masing sebesar 45,76 ribu ton dan 6,81 ribu ton. Sementara itu penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Demak dan Kabupaten Pati, masing-masing sebesar 8,20 ribu ton dan 4,34 ribu ton.

Tabel 5

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011-2012 2012-2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Kab. Brebes 278.864 259.000 304.757 -19.864 -7,12 45.757 17,67 34 Kab./Kota lainnya 93.392 122.813 114.715 29.421 31,50 -8.099 -6,59 Jawa Tengah 372.256 381.813 419.472 9.557 2,57 37.659 9,86

Luas Panen (ha)

Kab. Brebes 23.957 23.131 24.910 -826 -3,45 1.779 7,69 34 Kab./Kota lainnya 11.754 12.697 11.805 943 8,02 -892 -7,03 Jawa Tengah 35.711 35.828 36.715 117 0,33 887 2,48 Produktivitas (ton/ha) Kab. Brebes 11,64 11,20 12,23 -0,44 -3,81 1,04 9,26 34 Kab./Kota lainnya 7,95 9,67 9,72 1,73 21,74 0,04 0,46 Jawa Tengah 10,42 10,66 11,43 0,23 2,23 0,77 7,21

(10)

10 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 50/08/33/Th.VIII, 4 Agustus 2014

Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2011 ke tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 6. Pada periode 2012-2013, peningkatan produksi terjadi pada triwulan I, III dan IV masing-masing sebesar 14,53 ribu ton (14,60 persen), 10,82 ribu ton (9,76 persen) dan 26,38 ribu ton (40,27 persen), sedangkan penurunan produksi terjadi pada triwulan II sebesar 14,07 ribu ton (13,28 persen).

Pada periode tahun 2011-2013, panen raya produksi bawang merah di Provinsi Jawa Tengah terjadi pada triwulan III. Kondisi berbeda pada saat produksi terendah, pada tahun tahun 2013 terjadi pada triwulan II sedangkan pada tahun 2012 produksi terendah bawang merah terjadi pada triwulan IV dan pada tahun 2011 terjadi pada triwulan I.

Tabel 6

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Triwulan Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013 Perkembangan 2011−2012 2012−2013 Absolut (%) Absolut (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 51.310 99.533 114.063 48.223 93,98 14.530 14,60 Triwulan II 106.275 105.912 91.846 -363 -0,34 -14.066 -13,28 Triwulan III 116.234 110.869 121.685 -5.365 -4,62 10.816 9,76 Triwulan IV 98.438 65.500 91.879 -32.938 -33,46 26.379 40,27

Luas Panen (Ha)

Triwulan I 5.075 10.382 10.608 5.307 104,57 226 2,18 Triwulan II 10.691 9.937 8.573 -754 -7,05 -1.364 -13,73 Triwulan III 10.017 9.345 9.776 -672 -6,71 431 4,61 Triwulan IV 9.928 6.164 7.758 -3.764 -37,91 1.594 25,86 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 10,11 9,59 10,75 -0,52 -5,18 1,17 12,16 Triwulan II 9,94 10,66 10,71 0,72 7,22 0,06 0,52 Triwulan III 11,60 11,86 12,45 0,26 2,24 0,58 4,92 Triwulan IV 9,92 10,63 11,84 0,71 7,17 1,22 11,45

Keterangan: bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Pola luas panen bawang merah Provinsi Jawa Tengah pada periode 2011-2013 mengalami perubahan (Gambar 6). Pada tahun 2013 menunjukkan luas panen tertinggi terjadi pada triwulan I, menurun pada triwulan II kemudian meningkat pada triwulan III dan menurun kembali pada triwulan IV. Pada tahun 2012, pola luas panen berubah, mulai dari triwulan I sampai triwulan IV mengalami penurunan dan luas panen terendah terjadi pada

(11)

triwulan IV. Pada tahun 2011, luas panen terendah terjadi pada triwulan I, meningkat pada triwulan II dan mengalami penurunan pada triwulan III sampai triwulan IV.

Gambar 6

Pola Luas Panen Bawang Merah Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2011–2013

(12)

12 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 50/08/33/Th.VIII, 4 Agustus 2014

Tabel 7

Perkembangan Produksi Cabai Besar

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2012-2013 (Ton)

Kabupaten/Kota Cabai Besar 2012 2013 2012 - 2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) 1 Cilacap 345,2 441,0 95,8 27,75 2 Banyumas 318,7 261,3 -57,4 -18,01 3 Purbalingga 491,6 824,5 332,9 67,72 4 Banjarnegara 11.296,4 12.309,4 1.013,0 8,97 5 Kebumen 2.150,9 1.038,6 -1.112,3 -51,71 6 Purworejo 1.480,1 1.202,7 -277,4 -18,74 7 Wonosobo 8.170,1 8.518,1 348,0 4,26 8 Magelang 26.740,6 23.908,8 -2.831,8 -10,59 9 Boyolali 1.269,8 1.720,5 450,7 35,49 10 Klaten 1.239,0 955,8 -283,2 -22,86 11 Sukoharjo 247,0 141,8 -105,2 -42,59 12 Wonogiri 370,3 954,5 584,2 157,76 13 Karanganyar 1.616,9 2.383,2 766,3 47,39 14 Sragen 580,7 1.828,0 1.247,3 214,79 15 Grobogan 1.320,3 1.070,3 -250,0 -18,94 16 Blora 6.281,0 12.599,0 6.318,0 100,59 17 Rembang 9.223,7 5.014,9 -4.208,8 -45,63 18 Pati 1.993,8 1.737,4 -256,4 -12,86 19 Kudus 58,7 98,1 39,4 67,12 20 Jepara 38,6 44,9 6,3 16,32 21 Demak 2.860,1 3.246,4 386,3 13,51 22 Semarang 9.893,0 10.238,2 345,2 3,49 23 Temanggung 14.540,9 24.334,1 9.793,2 67,35 24 Kendal 817,2 1.405,2 588,0 71,95 25 Batang 1.941,1 1.762,1 -179,0 -9,22 26 Pekalongan 197,6 164,5 -33,1 -16,75 27 Pemalang 4.300,2 6.288,7 1.988,5 46,24 28 Tegal 4.593,2 4.913,9 320,7 6,98 29 Brebes 15.711,6 15.626,8 -84,8 -0,54 30 Kota Magelang 0,0 0,0 0,0 0,00 31 Kota Surakarta 0,0 0,0 0,0 0,00 32 Kota Salatiga 3,9 3,6 -0,3 -7,69 33 Kota Semarang 34,9 0,9 -34,0 -97,42 34 Kota Pekalongan 0,0 0,0 0,0 0,00 35 Kota Tegal 0,0 0,0 0,0 0,00 Jawa Tengah 130.127,1 145.037,2 14.910,1 11,46

(13)

Tabel 8

Perkembangan Produksi Cabai Rawit

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2012-2013 (Ton)

Kabupaten/Kota Cabai Rawit 2012 2013 2012 - 2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) 1 Cilacap 186,7 223,5 36,8 19,71 2 Banyumas 190,9 116,4 -74,5 -39,03 3 Purbalingga 523,3 480,2 -43,1 -8,24 4 Banjarnegara 8.135,0 6.259,0 -1.876,0 -23,06 5 Kebumen 934,5 630,7 -303,8 -32,51 6 Purworejo 815,6 360,5 -455,1 -55,80 7 Wonosobo 6.316,0 7.309,4 993,4 15,73 8 Magelang 7.660,9 6.379,8 -1.281,1 -16,72 9 Boyolali 28.758,0 23.832,2 -4.925,8 -17,13 10 Klaten 1.047,6 1.111,7 64,1 6,12 11 Sukoharjo 0,0 0,0 0,0 0,00 12 Wonogiri 1.080,1 2.460,3 1.380,2 127,78 13 Karanganyar 476,1 653,3 177,2 37,22 14 Sragen 102,4 35,5 -66,9 -65,33 15 Grobogan 1.830,1 1.670,1 -160,0 -8,74 16 Blora 977,4 2.066,1 1.088,7 111,39 17 Rembang 8.062,7 6.581,7 -1.481,0 -18,37 18 Pati 35,9 25,6 -10,3 -28,69 19 Kudus 3,4 19,0 15,6 458,82 20 Jepara 42,5 97,6 55,1 129,65 21 Demak 304,4 231,7 -72,7 -23,88 22 Semarang 2.347,1 3.028,1 681,0 29,01 23 Temanggung 3.508,4 7.077,3 3.568,9 101,72 24 Kendal 1.557,4 2.691,0 1.133,6 72,79 25 Batang 913,0 494,4 -418,6 -45,85 26 Pekalongan 100,9 52,0 -48,9 -48,46 27 Pemalang 2.007,4 2.289,2 281,8 14,04 28 Tegal 350,0 455,3 105,3 30,09 29 Brebes 6.628,3 8.530,2 1.901,9 28,69 30 Kota Magelang 0,0 0,0 0,0 0,00 31 Kota Surakarta 0,0 0,0 0,0 0,00 32 Kota Salatiga 85,2 197,9 112,7 132,28 33 Kota Semarang 15,9 1,2 -14,7 -92,45 34 Kota Pekalongan 0,0 0,0 0,0 0,00 35 Kota Tegal 0,0 0,0 0,0 0,00 Jawa Tengah 84.997,1 85.360,9 363,8 0,43

(14)

14 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 50/08/33/Th.VIII, 4 Agustus 2014

Tabel 9

Perkembangan Produksi Bawang Merah

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2012-2013 (Ton)

Kabupaten/Kota Bawang Merah 2012 2013 2012 - 2013 Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) 1 Cilacap 3,2 0,0 -3,2 -100,00 2 Banyumas 21,7 15,2 -6,5 -29,95 3 Purbalingga 0,0 0,0 0,0 0,00 4 Banjarnegara 1,4 0,0 -1,4 -100,00 5 Kebumen 4,0 4,0 0,0 0,00 6 Purworejo 0,0 0,0 0,0 0,00 7 Wonosobo 49,9 28,5 -21,4 -42,89 8 Magelang 93,8 103,1 9,3 9,91 9 Boyolali 3.012,9 2.279,1 -733,8 -24,36 10 Klaten 0,0 15,0 15,0 100,00 11 Sukoharjo 121,5 84,5 -37,0 -30,45 12 Wonogiri 206,0 186,4 -19,6 -9,51 13 Karanganyar 1.409,1 968,5 -440,6 -31,27 14 Sragen 433,4 282,6 -150,8 -34,79 15 Grobogan 1.923,2 2.913,3 990,1 51,48 16 Blora 769,5 1.102,8 333,3 43,31 17 Rembang 524,5 702,4 177,9 33,92 18 Pati 25.997,1 21.654,2 -4.342,9 -16,71 19 Kudus 0,0 0,0 0,0 0,00 20 Jepara 21,0 0,0 -21,0 -100,00 21 Demak 39.021,1 30.816,3 -8.204,8 -21,03 22 Semarang 185,4 99,0 -86,4 -46,60 23 Temanggung 6.693,2 6.509,6 -183,6 -2,74 24 Kendal 19.553,7 20.021,9 468,2 2,39 25 Batang 0,0 143,6 143,6 100,00 26 Pekalongan 40,0 7,5 -32,5 -81,25 27 Pemalang 4.662,4 1.964,9 -2.697,5 -57,86 28 Tegal 15.748,2 22.553,7 6.805,5 43,21 29 Brebes 259.000,0 304.757,0 45.757,0 17,67 30 Kota Magelang 0,0 0,0 0,0 0,00 31 Kota Surakarta 0,0 0,0 0,0 0,00 32 Kota Salatiga 0,0 0,0 0,0 0,00 33 Kota Semarang 0,0 0,0 0,0 0,00 34 Kota Pekalongan 0,0 0,0 0,0 0,00 35 Kota Tegal 2.316,9 2.258,5 -58,4 -2,52 Jawa Tengah 381.813,1 419.471,6 37.658,5 9,86

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan dosis penyiraman berbeda nyata pada tinggi tanaman ,jumlah daun, diameter batang, bobot kering akar, panjang akar, jumlah akar, bobot kering tajuk. Namun tidak berbeda

Hubungan Antara Waist-Hip Ratio dengan Derajat Nyeri Penyakit Osteoartritis Lutut pada Pasien di RSUP.H.Adam Malik.. NAMA :

Ari matéri poko mangrupa poko bahasan jeung subpoko bahasan tina kompeténsi dasar (KD) anu kudu dipimilik ku murid. Éta sababna, matéri pokok basa Sunda patali jeung

Métode déskriptif nya éta panalungtikan anu mangrupa akumulasi data dasar dina cara déskriptif wungkul, teu nguji hipotésis, teu nyieun ramalan, atawa teu meunangkeun

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala atau

Berdasarkan uraian pada sebelumnya maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pelaksanaan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan

Penelitian ini dilakukan pada PT.Bank BRI Syariah Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan

Berdasarkan hasil pengamatan pada sifat produksi dan kualitas telur yang dihasilkan dapat diketahui bahwa kestabilan dari sifat produksi itik Alabio cukup tinggi bahkan