• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI GAS METANA BATUBARA PADA LAPANGAN AMAN, DAERAH CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI GAS METANA BATUBARA PADA LAPANGAN AMAN, DAERAH CEKUNGAN SUMATERA SELATAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI GAS METANA BATUBARA PADA LAPANGAN “AMAN”, DAERAH CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Amanda Putriyani P.1, Edy Sunardi2, Nurdrajat2, Bernad Sinaga3, Murthala Hatta3 1

Student at the Dept. Of Geological Engineering, Padjadjaran University, Jatinangor,Sumedang 2

Lecturer at the Dept. Of Geological Engineering, Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang 3

PT. Pertamina Hulu Energi

SARI

Daerah penelitian terletak pada lapangan “AMAN” yang berada pada Cekungan Sumatera Selatan, Propinsi Sumatera Selatan. Daerah penelitian memiliki luas area 173,4 km2. Target dalam studi Gas Metana Batubara ini adalah batubara Formasi Muara Enim, Cekungan Sumatera Selatan yang merupakan salah satu formasi pembawa batubara dengan variasi ketebalan lapisan batubara dari cm hingga lebih dari satu meter.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan mengidentifikasi litologi khususnya batubara pada well log dan laporan sumur, kemudian mengkorelasikan sumur-sumur daerah penelitian, mengkorelasi data well log dengan seismik, kemudian menghitung kandungan gas dari data lapangan dan core, kemudian menentukan luas area prospek dan menghitung sumberdaya Gas Metana Batubara.

Dari 5 (lima) sumur dalam daerah penelitian yaitu Sumur AM-1, Sumur AM-2, Sumur AM-3, Sumur AM-4, dan Sumur AM-5 terdapat 3 (tiga) zona batubara yaitu Coal Zone X, Coal Zone Y, dan Coal Zone Z. Coal Zone X menunjukkan ketebalan maksimum pada bagian selatan dan mulai menipis ke bagian utara lapangan “AMAN”, dan Coal Zone Y menunjukkan ketebalan maksimum pada bagian utara dan mulai menipis ke arah selatan lapangan “AMAN”, sedangkan Coal Zone Z menunjukan ketebalan yang hampir merata pada lapangan “AMAN”.

Coal Zone X dengan kandungan gas dari data lapangan sebesar 102.59 Scf/ton dan data core sebesar 103.02 Scf/ton memiliki luas area prospek 42.848 acre ; Coal Zone Y dengan kandungan gas dari data lapangan sebesar 109.69 Scf/ton dan data core sebesar 107.92 Scf/ton memiliki luas area prospek 42.848 acre; serta Coal Zone Z dengan kandungan gas dari data lapangan sebesar 149.76 Scf/ton dan data core sebesar 140.87 Scf/ton memiliki luas area prospek 42.848 acre .

Total Gas In Place (GIP) dari keempat zona batubara dengan cut-off pada kedalaman 300-1000 m pada Lapangan “AMAN” berdasarkan perhitungan Kim Formula,1999 adalah 1.49 Tcf, sedangkan berdasarkan data core adalah 1.3 Tcf.

Kata kunci : batubara, Gas Metana Batubara, Formasi Muara Enim, Cekungan Sumatera Selatan

ABSTRACT

The research area lies in the Field “AMAN”, that is located in South Sumatera Basin, South Sumatera Province. The research area has 173,4 km2. Target in this Coalbed Methane study is coal of Muara Enim Formation, South Sumatera Basin which is one of coal bearing formation with variations in coal seam thickness from cm to over one meter.

(2)

The methodology used in this research is to identify the particular coal lithology on well logs and well reports, then wells correlate of the study area,and then correlate the well logs data with seismic, and then calculate the gas content of the data field and core, then identify the sweetspot area and compute resource prospects Coalbed Methane reserves as Gas In Place (GIP).

According to 5 ( five ) wells in the study area are well AM-1 , well AM-2, well AM -3, well AM-4 and well AM-5, there are 3 ( three ) Coal Zones, namely Coal Zone X, Coal Zone W, and Coal Zone Z. Coal Zone X shows the maximum thickness at the south of the field and beome thin to the north, while Coal Zone Y shows the maximum thickness at the north of the field and beome thin to the south, and Coal Zone Z shows the maximum thickness of almost all over the field "AMAN" .

Coal Zone X with gas content of the data field is 102.59 SCF/ton and the data core is 103.02 SCF/ton has 42.848 acre of sweetspot area; Coal Zone Y with gas content of the data field is 109.69 Scf/ton and the data core is 107.92 Scf/ton has 42.848 acre of sweetspot area ; as well as Coal Zone Z with gas content of the data field is 149.76 Scf/ton and the data core is 140.87 Scf/ton has an 42.848 acre of sweetspot area.

Total Gas In Place ( GIP ) of the three coal zones with a cut-off at depths of 300-1000 m in the Field " AMAN " by Kim Formula,1999 calculation is 1.49 Tcf , while based on the data core is 1.3 Tcf .

Keywords : coal, Coalbed Methane, Muara Enim Formation, South Sumatera Basin

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki perkiraan cadangan Gas Metana Batubara (GMB) sekitar 453,3 triliun kaki kubik (Trilliun Cubic Feet (TCF)). Volume yang sangat besar tersebut tersebar di 11 cekungan (basin) batubara di berbagai lokasi di Indonesia, baik di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang memiliki potensi Gas Metana Batubara terbesar di Indonesia dan sangat memiliki prospek . Cekungan Sumatera Selatan yang merupakan cekungan penghasil batubara terbesar yang cukup signifikan, memiliki batubara yang cukup tebal dan juga menerus (continuous), serta terdapat pada

kedalaman yang optimal, sehingga batubaranya memliki potensi cukup besar untuk dikaji dan dikembangkan untuk memproduksi Gas Metana Batubara (GMB)

Target studi dalam Gas Metana Batubara ini termasuk dalam Formasi Muara Enim. Dalam upaya mengetahui berapa besar potensi sumberdaya Gas Metana Batubara pada formasi ini maka diperlukan studi untuk mengetahui seberapa besar potensi sumberdaya dan luas area prospektifnya.

METODE PENELITIAN

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengerjaan penelitian ini terdiri atas tahap persiapan, tahap pengumpulan data berupa

(3)

data primer dan sekunder, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan mengidentifikasi litologi khususnya batubara pada well log dan laporan sumur, kemudian mengkorelasikan sumur-sumur daerah penelitian, mengkorelasi data well log dengan seismik, kemudian menghitung kandungan gas dari data lapangan dan core, kemudian menentukan luas area prospek dan menghitung sumberdaya Gas Metana Batubara (CBM). Identifikasi litologi menggunakan data primer log sumur untuk mengetahui zona-zona batubara yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik litologi dan disebandingkan dengan penamaan stratigrafi batubara pada Anggota Formasi Muara Enim dan dihitung jumlah ketebalan batubara pada setiap coal zone tersebut. Selanjutnya sumur-sumur yang telah dikelompokkan coal zone-nya dilakukan korelasi untuk mengetahui distribusi secara lateral dan vertikal batubara. Kemudian untuk mengetahui distribusi horizon seismik coal zone tersebut maka dilakukanlah pengikatan data sumur dan data seismik. Selain itu data seismik juga digunakan dalam pembuatan peta ketebalan dari setiap zona batubara tersebut. Tahap selanjutnya yaitu menghitung Gas Content (Kandungan Gas) berdasarkan analisis proximate dan ultimate batubara di

lapangan menggunakan Kim Formula, 1999 dan juga secara langsung dari data core. Kemudian diperoleh Sweetspot area (area prospek) yang merupakan area penyebaran lapisan batubara di mana area prospek diperkirakan berkisar pada kedalaman antara 300-1000 m. Setelah tahap tersebut dilakukan maka dapat diketahui sumberdaya Initial Gas In Place (IGIP) dengan cut-off pada kedalaman 300-1000 m pada lapangan “AMAN” yang merupakan daerah penelitian.

HASIL PENELITIAN

Daerah penelitian terletak pada lapangan “AMAN” yang berada pada Cekungan Sumatera Selatan, Propinsi Sumatera Selatan. Daerah penelitian memiliki luas area 173,4 km2 . Target dalam studi Gas Metana Batubara ini adalah batubara yang terdapat pada Formasi Muara Enim pada Cekungan Sumatera Selatan yang merupakan salah satu formasi pembawa batubara dengan variasi ketebalan lapisan batubara dari cm hingga lebih puluhan meter. Secara stratigrafi, terdapat empat anggota yang termasuk pada Formasi Muara Enim yang terendapkan dalam fase pengendapan yaitu regresi. Urutan batuan diawali oleh Anggota M1 Formasi Muara Enim, kemudian dilanjutkan dengan pengendapan Anggota M2 Formasi Muara Enim, lalu Anggota M3 Formasi Muara

(4)

Enim, dan terakhir yaitu diendapkan Anggota M4 Formasi Muara Enim .

Properti dan Distribusi Batubara

Dalam mengetahui properti dan distribusi batubara dilakukan analisis litologi pada well-log dan laporan sumur baik data cutting ataupun data mudlog.

Sumur AM-1

Sumur AM-1 merupakan sumur yang terletak di luar daerah penelitian memiliki jarak 45,74 km terhadap

lapangan “AMAN”. Dalam

mengidentifikasi litologi menggunakan data log sumur, log GR dan Rhob cukup memadai di mana fungsi log GR dan Rhob secara umum menunjukkan nilai dari defleksi kurva pada jenis litologi tertentu.

Kedalaman data yang direkam pada log GR yaitu 300-1025 m. Nilai cut-off adalah 48,05 ditentukan setelah menentukan shale base line.

Dalam menentukan jenis litologi harus mengombinasikan penggunaan log GR dan log Rhob. Maka dapat disimpulkan bahwa batubara menunjukkan defleksi ke arah kiri pada log GR dan Rhob, memiliki nilai gamma ray yang rendah 0 – 60 API, dan density <1,6 gr/cm3 .

Zona batubara yang diidentifikasi ; Coal Zone X, Coal Zone Y, Coal Zone Z. Ketebalan batubara 1,6-13,86 m dengan jumlah total ketebalan adalah 70,24 m. Zona batubara pertama yaitu Coal Zone X yang terdapat pada kedalaman 476 m – 655 m dengan ketebalan batubara 4,9 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone X memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M3 Formasi Muara Enim.

Zona batubara yang kedua adalah Coal Zone Y yang terdapat pada kedalaman 655 m – 807 m dengan ketebalan batubara 41,2 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Y memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M2 Formasi Muara Enim.

Dan zona batubara yang ketiga adalah Coal Zone Z yang terdapat pada kedalaman 807 m – 982 m dengan ketebalan batubara 24,14 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Z memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M1 Formasi Muara Enim.

(5)

Sumur AM-3

Sumur AM-3 merupakan sumur yang terletak di bagian utara darah penelitian daerah penelitian. Sumur AM-3 memiliki data masterlog yang merupakan hasil dari deskripsi data di lapangan yang dirangkum dalam suatu laporan sumur. Zona batubara yang diidentifikasi; Coal Zone X, Coal Zone Y, dan Coal Zone Z. Ketebalan batubara 1,22-12,38 m dengan jumlah total ketebalan adalah 38,6 m.

Zona batubara pertama yaitu Coal Zone X yang terdapat pada kedalaman 385 m – 445 m dengan ketebalan batubara 11,34 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone X memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M3 Formasi Muara Enim.

Zona batubara yang kedua adalah Coal Zone Y yang terdapat pada kedalaman 445m–660m dengan ketebalan batubara 17,39 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Y memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M2 Formasi Muara Enim.

Dan zona batubara yang ketiga adalah Coal Zone Z yang terdapat pada kedalaman 660m–736m dengan ketebalan batubara 9,87 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Z

memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M1 Formasi Muara Enim.

Sumur AM-4

Sumur AM-4 memiliki zona batubara yang diidentifikasi; Coal Zone X, Coal Zone Y, Coal Zone Z. Ketebalan batubara 3,1-12,2 m dengan jumlah total ketebalan adalah 40,2 m .

Zona batubara pertama yaitu Coal Zone X yang terdapat pada kedalaman 385 m – 441 m dengan ketebalan batubara 14,9 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone X memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M3 Formasi Muara Enim.

Zona batubara yang kedua adalah Coal Zone Y yang terdapat pada kedalaman 441 m – 660 m dengan ketebalan batubara 17 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Y memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M2 Formasi Muara Enim.

Dan zona batubara yang ketiga adalah Coal Zone Z yang terdapat pada kedalaman 660 m – 676m dengan ketebalan batubara 8,3 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Z memliki ciri- ciri yang sama

(6)

dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M1 Formasi Muara Enim.

Sumur AM-5

Sumur AM-5 merupakan sumur yang terletak di dalam daerah penelitian. Zona batubara yang diidentifikasi yaitu; Coal Zone Y dan Coal Zone Z. Ketebalan batubara pada sumur AM-5 1,7-11,72 m dengan jumlah total ketebalan adalah 65,76 m.

Zona batubara yang pertama adalah Coal Zone Y yang terdapat pada kedalaman 383 m – 600 m dengan ketebalan batubara 53,59 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Y memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M2 Formasi Muara Enim.

Dan zona batubara yang kedua adalah Coal Zone Z yang terdapat pada kedalaman 600 m – 687 m dengan ketebalan batubara 12,17 m. Hasil dari identifikasi menunjukan batubara pada Coal Zone Z memliki ciri- ciri yang sama dengan seam – seam batubara yang termasuk kedalam anggota M1 Formasi Muara Enim.

Korelasi

Korelasi dilakukan pada lintasan korelasi yang melewati 4 sumur pada daerah penelitian ini yang relative berarah Utara-Selatan. Sumur AM-1, merupakan sumur kunci pada korelasi karena memiliki data log lengkap dan data sumur serta perhitungan Gas Content pada core. Korelasi ini dilakukan dengan menghubungkan coal zone pada setiap sumur dengan datum pada Top Formasi Air Benakat.

Berdasarkan coal zone yang diinterpretasi maka terdapat 3 (tiga) peta ketebalan batubara. Coal Zone X menunjukkan ketebalan maksimum pada bagian selatan dan mulai menipis ke bagian utara lapangan “AMAN”, dan Coal Zone Y menunjukkan ketebalan maksimum pada bagian utara dan mulai menipis ke arah selatan lapangan “AMAN”, sedangkan Coal Zone Z menunjukan ketebalan yang hampir merata pada lapangan “AMAN”.

Kandungan Gas (Gas Content)

Kandungan gas dengan dua cara yaitu melalui analisis proximate dan ultimate batubara pada sampel yang diperoleh dari pemetaan lapangan, dan secara langsung dari perhitungan gas pada core.Analisis proximate dan ultimate dilakukan untuk mengetahui komposisi pada batubara yaitu

(7)

Ash, Moisture, Volatile matter, dan Fixed carbon. Dari analisis tersebut maka diperoleh nilai Vitrinite Reflectance (Ro) pada Lapangan “AMAN” ini berkisar dari 0.26 % sampai dengan 0.38 % dengan demikian Lapangan “AMAN” masuk kedalam kategori batubara subbituminus. Perhitungan Gas Content berdasarkan data lapangan dengan Kim Formula,1999 menunjukkan adanya kenaikan kandungan pada kedalaman 300-1000 m yaitu Coal Zone X 109.69 Scf/ton, Coal Zone Y 113.96 Scf/ton, dan Coal Zone Z 149.76 Scf/ton. Perhitungan berdasarkan analisis tersebut tidak berbeda jauh dengan perhitungan langsung pada core yaitu Coal Zone X 107.92 Scf/ton, Coal Zone Y 113.22 Scf/ton, dan Coal Zone Z 140.87 Scf/ton.

Area Prospek Gas Metana Batubara (Sweetspot Area)

Area prospek merupakan area di mana penyebaran lapisan batubara pada daerah penelitian. diasumsikan mempunyai nilai secara ekonomis. Kedalaman yang baik untuk gas metana yaitu pada kedalaman 300-1000 m, sehingga dilakukan cut-off pada kedalaman tersebut pada setiap zona. Peta sweet spot area ini dibuat dengan meng-overlay peta struktur kedalaman batubara (depth structure map) dengan peta ketebalan batubara (isopach map).

Maka dapat diketahui luas area prospek pada Coal Zone X, Y, dan Z adalah 173,400,000.00 m2 atau 42,848.07 acre.

Kandungan Initial Gas In Place (IGIP) Dalam perhitungan Initial Gas In Place (IGIP), dihitung berdasarkan coal zone pada masing-masing sumur yang telah dibedakan menjadi 3 (tiga) zona yaitu ; Coal Zone X Coal Zone Y, dan Coal Zone Z. Perhitungan Initial Gas In Place ini dilakukan pada cut-off kedalaman 300-1000 m di mana High Grade Potential dengan penyimpanan kandungan gas yang cukup karena jika terlalu dalam gas tidak dapat tersimpan dengan baik.

Daerah penelitian lapangan “AMAN” dengan luas area 173,4 km2 dan area prospek dengan cut-off 300-1000 m memiliki total sumberdaya Gas Metana Batubara (Coalbed Methane) berdasarkan perhitungan data lapangan sebanyak 1.49 Tcf atau 1503.47 Bcf dan berdasarkan data core hole 1.3 Tcf atau 1410.66 Bcf.

KESIMPULAN

Daerah penelitian Lapangan “AMAN” dapat dibagi menjadi tiga zona batubara yaitu Coal Zone X, Coal Zone Y, dan Coal Zone Z. Distribusi zona batubara pada lapangan “AMAN” tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lipatan maupun sesar.

(8)

Coal Zone X menunjukkan ketebalan maksimum pada bagian selatan dan mulai menipis ke bagian utara lapangan “AMAN”, dan Coal Zone Y menunjukkan ketebalan maksimum pada bagian utara dan mulai menipis ke arah selatan lapangan “AMAN”, sedangkan Coal Zone Z menunjukan ketebalan yang hampir merata pada lapangan “AMAN”.

Berdasarkan data lapangan diperoleh nilai Vitrinite Reflectance (Ro) pada Lapangan “AMAN” berkisar dari 0.26 % sampai dengan 0.38 %, maka Lapangan “AMAN” masuk kedalam kategori batubara lignit – subbituminus .

Daerah Lapangan “AMAN” memiliki luas area prospek dengan cut-off 300-1000 m pada Coal Zone X, Y, dan Z adalah 173,400,000.00 m2 atau 42,848.07 acre dengan total sumberdaya Gas Metana Batubara (Coalbed Methane) berdasarkan perhitungan data lapangan sebanyak 1.49 Tcf atau 1503.47 Bcf dan berdasarkan data core hole 1.3 Tcf atau 1410.66 Bcf.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Indonesian Basin Summaries. Jakarta. Patra Nusa Data

ASTM, 2004. Annual Book of ASTM Standards, Vol. 05.06. American

Society for Testing and Materials, West Conshohocken, PA

Brooks, J. D., Smith, J. W.1969. The diagenesis of plant lipids during the formation of coal, petroleum and natural gas-II. Coalification and the 68 formation of oil and gas in the Gippsland Basin. Geochimica et Cosmochimica Acta, 33, 1183-1194.

Cook, A.,C.1982. The Origin and Petrology of Organic Matterin Coals, Oil Shalesand Petroleum Source Rocks. The University of Wollongong, Wollongong.

De Coster, G.L. 1974. The Geology of the Central and South Sumatera Basins. Proceeding of 3rd Annual Indonesian Petroleum Association Convention.

Diesel, C .F.K. 1992. Coal Bearing Depositional Systems. Springer Verlag. Germany.

Gafoer, S. et al, 1994. Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatera Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Heidrick, Tom.L and Karsani Aulia,1993. A Structural and Tectonic Model of The Coastal Plains Block, Central Sumatra Basin, Indonesia. Proceeding of The 22th Annual Indonesia Petroleum Association Convention, p285 – 317.

(9)

Horne, J.,C., 1978. Depositional Models in Coal Exploration and Mining Planning in Appalachian Region. AAPG Buletin. USA. 62. 2379-2411.

Koesoemadinata, R.P., 1978. Tertiary Coal Basin of Indonesia, United Nation Escap,CCOP, Technical Buletin Vol.2.

Lamberson, M.,N., Bustin, R.,M., & Kalkreuth, W. 1991. Lithotype (Maceral) Composition and Variation as Correlated with Paleowetland Environments, Gates Formations, Northeastern British Columbia, Canada. International Journal of Coal Geology 18, 87-124.

Rider, Malcolm. 2000. The Geological Interpretation of Well Logs. Second Edition. Scotland. Rider-French Consulting-Ltd.

Minjbouw, Shell N.V., 1978. Explanatory notes to the geological map of the South Sumatran Coal Province. 31pp (unpublished)

Sosrowidjojo, ib., and saghafi, a., 1996. Development of the First Coal Seam Gas Exploration in Indonesia: Reservoir Properties of the Muaraenim Formation, South Sumatra, Vol. 25, No.6.

Stevens, SC. dan Hadiyanto., 2004. Indonesia: Coalbed Methane

Indicators and Basin Evaluation, SPE Asia Pacific Oil and Gas Conference and Exhibition, Perth, Australia, 18-20 Oct 2004, pp 1-8. Sukandarrumidi. 1995. Batubara dan

Gambut. Fakultas Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Thomas, Larry.1972. Handbook of Practical Coal Geology. John Wiley dan Sons Ltd, Baffins Lane, Chiechester, England, 338 h.

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

Gambar 7. Korelasi sumur AM-1, AM-3, AM-4, dan AM-5 yang diratakan pada top Formasi Air Benakat.

AM-1 AM-3 AM-4 AM-5 South North A B A B

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Gambar 13. Peta Sweetspot untuk Coal Zone Z

Tabel 1. Luas High Grade Potential pada masing-masing Coal Zone.

No. Nama Area Luas Area (sq m) Luas Area (acre)

1 Coal Zone X 173,400,000.00 42,848.07

2 Coal Zone Y 173,400,000.00 42,848.07

(23)

Tabel 2. Perhitungan Gas In Place (GIP) High Grade Potential (300-1000m) berdasarkan data lapangan.

Tabel 3. Perhitungan Gas In Place (GIP) High Grade Potential (300-1000m) berdasarkan data core hole.

Zona Kedalaman 300 – 1000 m Coal Zone Gas Content (Scf/ton) Density Average Thickness (feet) Acreage (acre) IGIP (BCF) IGIP (TCF) X 109.69 1.3 29.626 42.848 263.36 0.26 Y 113.96 1.3 94.915 42.848 863.14 0.86 Z 149.76 1.3 33.235 42.848 376.97 0.37 Total 1503.47 1.49 Zona Kedalaman 300 – 1000 m Coal Zone Gas Content (Scf/ton) Density Average Thickness (feet) Acreage (acre) IGIP (BCF) IGIP (TCF) X 107.92 1.3 29.626 42.848 205.25 0.21 Y 113.22 1.3 94.915 42.848 762.26 0.76 Z 140.87 1.3 33.235 42.848 334.98 0.33 Total 1410.66 1.3

Gambar

Gambar 1. Lokasi Penelitian
Gambar 2. Ciri-ciri Formasi Muara Enim, Air Benakat dan Kasai. (Minjbouw, 1978).
Gambar 3. Litologi dan Zona Batubara pada Sumur AM-1
Gambar 4. Litologi dan Zona Batubara pada Sumur AM-3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pemetaan batubara dan korelasi pemboran inti sebanyak 16 titik didapatkan 9 (sembilan) lapisan batubara dan beberapa lapisan gantung batubara, mulai dari Anggota M1

Dari penyelidikan disimpulkan yang prospek mengandung lapisan batubara adalah pada Anggota M1, M2 dan M3 sedangkan M4 mengandung lapisan-lapisan batubara tipis tidak menerus yang

By comparing and analyzing data from various literature, the coal seam in South Sumatra has the potential to be utilized using UCG method.. The potential risks of implementing UCG

Pemodelan fisika batuan untuk coal seam tersaturasi gas dilakukan menggunakan beberapa pendekatan yaitu modulus matriks coal seam yang tersusun atas beberapa

Analisis ini memberikan gambaran bahwa semakin dalam batubara, maka akan semakin buruk permeabilitasnya, kandungan gas akan baik bila bukaan lebar, menerus, dan tidak terisi

Gambar 4.73 Grafik regresi berpangkat (power regression) yang menunjukkan hubungan antara Jarak Antar mesoklit Batubara seam A s/d seam G Formasi Sajau, dengan

Pada tahap ini dibutuhkan beberapa aspek yang digunakan untuk perhitungan menentukan nilai dari gas content dan gas in place diantaranya adalah nilai dari

Hasil dari pemetaan batubara dan korelasi pemboran inti sebanyak 16 titik didapatkan 9 (sembilan) lapisan batubara dan beberapa lapisan gantung batubara, mulai dari Anggota M1