BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2014. Tempat penelitian dilaksanakan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdapat di wilayah Tangerang.
B. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara tertentu berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat (dependent variable), yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja audit judgment, sedangkan variabel tidak terikat atau bebas (independent variable) adalah Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, dan Persepsi Etis.
C. DEFINISI DAN OPERASIONALISASI VARIABEL
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikaji dan tinjauan pustaka, operasionalisasi variabel akan diurai dalam operasionalisasi dan pengukuran variabel yang menggambarkan pengaruh atau hubungan variabel independen dan variabel dependen.
1.Variabel Tidak Terikat (independent variable)
a). Pengalaman Auditor
Pengalaman auditor merupakan kemampuan teknis individu dan dianggap menjadi faktor penting dalam mengambil judgment. Pengalaman auditor ini dapat diukur menggunakan 5 pertanyaan dengan menggunakan 5 poin skala linkert. Semakin tinggi skor yang didapat maka semakin berpengaruhnya pengalaman auditor terhadap kualitas audit judgment. b). Kompleksitas Tugas
Kompleksitas tugas dalam penelitian ini adalah persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya informasi dan kejelasan informasi tentang tugas tersebut, terbatasnya daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh pembuat keputusan (Jamilah,dkk., 2007). Kompleksitas tugas diukur dengan instrumen yang terdiri dari enam (6) item pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Jamilah, dkk. (2007). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
c). Tekanan Ketaatan
Tekanan ketaatan dalam penelitian ini mengacu pada situasi konflik dimana auditor mendapat tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa untuk melakukan suatu tindakan yang menyimpang dari standar etika. Tekanan ketaatan diukur dengan instrumen yang terdiri dari enam
(6) item pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Jamilah, dkk. (2007). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
d) Pengetahuan
Pengetahuan menurut ruang lingkup audit yaitu kemampuan penguasaan auditor atau akuntan pemeriksa terhadap medan audit (penganalisaan terhadap laporan keuangan perusahaan). Pengetahuan didefinisikan dengan tingkat pemahaman auditor terhadap sebuah pekerjaan, secara konseptual atau teoritis. Variabel pengetahuan audit diukur dengan 14 item pertanyaaan. Empat belas pertanyaan ini mengukur pengetahuan auditor yang diperoleh dari program pelatihan yang pernah diikuti, buku-buku atau majalah-majalah audit dan keuangan yang di baca, pengalaman bekerja yaitu lamanya bekerja sebagai auditor diskusi audit dengan rekan sekerja dan tipe-tipe industri yang pernah diaudit.
e) Persepsi Etis
Persepsi etis merupakan suatau prinsip moral dan pelaksanaan aturan-aturan yang memberi pedoman dalam berhubungan dengan klien, masyarakat, anggota sesama profesi serta pihak yang berkepentingan lainnya. Variabel ini diukur dengan 15 item pertanyaan yang mengukur kedelapan kode etik yang termuat dalam Prinsip Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
2. Variabel Terikat (dependent variabel)
a) Auditor Judgment
Audit judgment merupakan kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu ada penentuan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, status atau peristiwa lainnya (Jamilah, dkk 2007). Judgment merupakan cara pandang auditor dlam menanggapi semua informasi yang berhubungan dengan tanggung jawab dan risiko audit yang dihadapi oleh auditor. Instrumen pengukuran variabel ini dilakukan dengan memberikan enam item pertanyaan lewat kuesioner yang digunakan oleh Jamilah, dkk (2007). Semua item pertanyaan diukur dengan skala likert 1 sampai dengan skala 5. Pilihan jawaban adalah 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju) dan 5 (sangat setuju).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran
Pengalaman Auditor (X1) (Ida Suraida, 2003 dalam Puspa, 2006) Lamanya auditor
bekerja dibidang audit
dan banyaknya
penugasan audit yang pernah ditangani
- Lamanya bekerja
sebagai auditor
- Banyaknya penugasan
yang pernah ditangani Skala Ordinal
Kompleksitas Tugas (X2) Siti Jamilah, dkk (2007)
Persepsi individu
tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan
oleh terbatasnya
kapabilitas dan daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat keputusan.
- Persepsi individu
tentang kesulitan suatu tugas
- Daya ingat serta
kemampuan
Skala Ordinal
Ketaatan (X3) Siti Jamilah, dkk (2007)
diterima oleh auditor
dalam menghadapi
atasan dan klien untuk
melakukan tindakan
menyimpang dari
standar etika
menyimpang dari
standar
- Perintah dari atasan
Skala Ordinal Pengetahuan (X4) Herawati dan Susanto (2008) Kemampuan
penguasaan auditor atau
akuntan pemeriksa
terhadap medan audit dalam hal penganalisaan
terhadap laporan
keuangan perusahaan.
- Pendidikan formal yang ditempuh
- Pengetahuan hukum
- Pengetahuan hukum
- Pengetahuan industri
klien
- Pelatihan, kursus, dan keahlian khusus
- Pengetahuan akan
prinsip standar auditing
Skala Ordinal Persepsi Etis (X5) (Sriwahjoeni, 2000, Murtanto, 2003)
Kedelapan kode etik
yang termuat dalam
Prinsip Kode Etik
Profesi Akuntan Publik
- Tanggung jawab Profesi - Kepentingan Publik - Integritas
- Objektivitas
- Kompetensi dan kehati-hatian profesional - Kerahasiaan - Perilaku profesional - Standar teknis Skala Ordinal Audit Judgment (Y) Jamilah, dkk (2007)
Kebijakan auditor dalam
menentukan pendapat
mengenai hasil auditnya
yang mengacu pada
pembentukan suatu
gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain
- Kewajiban Bersyarat - Kolektibilitas Piutang Dagang - Keinginan memperluas sampel bukti - Perekayasaan Transaksi Skala Ordinal
Sumber : Data diolah, 2015
Pengukuran Variabel
Semua variabel diatas diukur dengan menggunakan skala ordinal yaitu skala yang digunakan untuk mengukur jawaban setiap responden terhadap obyek penelitian dimana skala tersebut menggunakan skala penelitian dengan rentang skor 1-5, responden diminta untuk memberikan tanda (X) pada alternatif jawaban untuk masing-masing pertanyaan, tingkat pemberian skor
dilakukan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrument Skala Ordinal
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Data diolah, 2015 D. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Menurut Sekaran (2006), populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada KAP di wilayah kota Tangerang dan telah terdaftar di IAPI. Alasan pemilihan lokasi penelitian hanya di wilayah kota Tangerang adalah karena mudah dijangkau oleh peneliti.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak dimana informasinya diperoleh dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitan) (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 131) dengan kriteria sebagai berikut: a. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik
yang berada diwilayah Tangerang sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
b. Auditor yang berpartisipasi meliputi, partner, manajer, supervisor, auditor senior maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
c. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih mempunyai pengalaman kerja satu tahun, karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya.
Berdasarkan kriteria diatas maka peneliti mengambil 7 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Tangerang yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) yang menjadi sampel disajikan pada tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 data sampel
No. Nama Kantor Akuntan Publik Alamat Kantor Akuntan Publik
1 KAP Drs. MOCH. IMRANSYAH Komplek BPKP II No.1 A
Jl. H. Abdul Gani
Tangerang Selatan 15412
2 KAP NOOR SALIM, NURSEHAN,
SINARAHARDJA
Komplek Perumahan Larangan Indah Jl. Anggrek III No.28
RT 003 / 005 Ciledug Tangerang 15154
3 KAP Drs. NUNUK SARYADI Jl. Intan Raya CC 13
Villa Mutiara, Ciputat Tangerang Selatan 15413
4 KAP SUSIANTO Ruko Golden Eight Blok G.32
Jl. Ki Hajar Dewantara Summarecon Serpong Tangerang 15810
5 KAP Drs. SOEWARNO, Ak. Komplek BPKP II No.2 A
Jl. H. Abdul Gani
Kampung Utan, Ciputat Timur Tangerang 15412
6 KAP SUGANDA AKNA SUHRI &
REKAN
Ruko Vienna Blok B No.2 Lantai 2 Jl. Raya Kelapa Dua
Gading Serpong Tangerang 15820
7 KAP SUKARDI HASAN DAN
REKAN
Jl. Kavling Pemda II No.279
Panunggangan Barat, Cibodas, Karawaci Tangerang 15139
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah akuntan publik yang bekerja pada KAP di wilayah Tangerang. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada KAP secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari akuntan publik yang bekerja pada KAP di wilayah Tangerang sebagai responden dalaam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada akuntan publik yang bekerja pada KAP di wilayah Tangerang.
F. METODE ANALISIS a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi tentang responden penelitian. Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik diskripitif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Statistik deskriptif ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian. Informasinya antara lain nama, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, nama KAP, dan pengalaman bekerja.
b. Uji Kualitas Data a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2011: 52). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis butir, korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment.
Jika r hitung > r tabel, maka data dinyatakan valid Jika r hitung < r tabel, maka data dinyatakan tidak valid.
Jika koefisien korelasi (r) bernilai positif dan lebih besar dari r tabel (pada taraf signifikansi 5% atau 0,05), maka dinyatakan bahwa pertanyaan tersebut valid atau sah. Namun jika sebaliknya maka bernilai negatif atau positif tetapi lebih kecil dari r tabel (pada taraf signifikansi 5% atau 0,05), maka pertanyaan dinyatakan invalid atau harus dihapus.
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu kontruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47).
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2011).
c. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel dalam penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Pedomannya adalah sebagai berikut:
1) Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2) Nilai Sig. Atau signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka distribusi data adalah normal.
b) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas.
Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variable ortogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model regresi, digunakan (1) nilai tolerance dan (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variable independen (bebas) menjadi variable dependen (terikat) dan diregres terhadap
variable bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable bebas lainnya. Dengan kriteria pengambilan keputusan suatu model regresi bebas multikolinieritas adalah sebagai berikut:
2. Mempunyai nilai VIF dibawah 10 3. Mempunyai nilai tolerance diatas 0,10
Jika variable bebas dapat memenuhi kriteria tersebut maka variable bebas tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variable bebas lainnya.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain.
Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara lain prediksi variable terikat (ZPREID) dengan residualnya (SRESID). Jika ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
d) Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Dalam penelitian ini menggunakan uji linear Durbin Watson (Ghozali, 2007).
d. Analisis Data
a) Metode Regresi Linear Berganda
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Formula pada model regresi linear berganda yaitu:
= + + + + + +
Keterangan:
Y : Audit judgment
a : Konstanta
, , , , : Koefisien arah regresi X1 : Pengalaman auditor X2 : Tekanan Ketaatan X3 : Kompleksitas Tugas X4 : Pengetahuan X5 : Persepsi Etis e : Eror
Analisis Audit judgment (Y) yang dipengaruhi oleh pengalaman auditor (X1), kompleksitas tugas (X2), tekanan ketaatan (X3), pengetahuan (X4), dan persepsi etis (X5) menggunakan metoda statistik dengan tingkat taraf signifikansi α = 0,05 artinya derajat kesalahan sebesar 5 %.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti maka akan dilakukan analisis regresi linear berganda yang meliputi uji koefisien determinasi (R2), uji pengaruh simultan (uji statistik F), dan uji parsial (uji statistik t).
b) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel indpenden dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti varaibel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2011).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model (Ghozali, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan adjusted R2 berkisar antara 0 dan 1.
Jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 1 maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen.
e. Uji Hipotesis
a) Uji Simultan (uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan derajat kepercayaan 0.05 (Ghozali, 2013 : 98).
• Jika F hitung > Ftabel maka Ho di tolak. • Jika F hitung < Ftabel maka Ho di terima.
Dapat dilihat juga melalui besarnya probabilitas value(p value) di bandingkan dengan 0.05. kriterianya:
• Jika p value < 0.05 maka Ho ditolak.
• Jika p value > 0.05 maka Ho diterima.
Jika F hitung> Ftabel maka Ho di tolak, dapat di artikan secara
statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Sedangkan Jika F hitung< Ftabel maka Ho di terima, dapat di artikan
secara statistik data dapat digunakan untuk membuktikan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap nilai variabel dependen.
b) Uji Statistik (Uji t)
Uji statistik T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Selain itu digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (Ghozali, 2013 : 98).
• Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak. • Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima.
Dapat dilihat juga melalui besarnya probabilitas value(p value) di bandingkan dengan 0.05. kriterianya:
• Jika p value < 0.05 maka Ho ditolak.