DEFINISI
-
Obesitas adalah kelebihan berat badan
sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh
yang berlebihan.
- Perbandingan yang normal antara lemak
tubuh dengan berat badan adalah sekitar
25 -30 % pada wanita dan 18 – 23 % pada
pria.
KLASIFIKASI
• Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok : 1. Obesitas Ringan : kelebihan berat badan
20-40%
2. Obesitas Sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas Berat : kelebihan berat badan
>100% (Obesitas berat ditemukan 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Penyebab Obesitas
1. Faktor Genetik
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan
seseorang.
2. Faktor Gaya Hidup / Lingkungan
ketidakseimbangan antara asupan dan
pembakaran kalori ini merupakan penyebab utama.
Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
3. Faktor Psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap
4. Faktor Kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
1. Hipotiroidisme
2. Sindroma Cushing
3. Sindroma Prader-Willi
4. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
5. Faktor Obat - Obatan
Obat-obat tertentu ( misalnya steroid dan beberapa anti-depresi ) bisa menyebabkan penambahan berat badan.
6. Faktor Perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak ( atau keduanya ) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.
7. Faktor Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan
merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di
Gejala Obesitas
1. Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah
diafragma dan di dalam dinding dada bisa
menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.
2. Penderita sering merasa ngantuk.
3. Ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah
dan memperburuk osteoartritis ( terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki ).
4. Permasalahan kulit, seperti streatmarck maupun varises.
5. Sering ditemukan edema ( pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan ) di
Bentuk Tubuh Obesitas
1. Gynoid (Bentuk Peer)
• Lemak disimpan di sekitar pinggul dan bokong Tipe ini cenderung dimiliki wanita. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil, kecuali resiko
terhadap penyakit arthritis dan varises vena (varicose veins).
2. Apple Shape (Android)
Biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko
kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam pembuluh darah
dibandingkan dengan sel-sel lemak di tempat lain. Lemak yang masuk ke dalam
pembuluh darah dapat
menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakit gallbladder, stroke, dan jenis kanker tertentu
3. Ovid ( Bentuk Kotak
Buah ) • Ciri dari tipe ini adalah
“besar di seluruh bagian badan”.
• Tipe Ovid umumnya
terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik.
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah
penyakit menahun seperti :
1. Diabetes tipe 2 2. Hipertensi
3. Hiperkolesterolemia
4. Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah 5. Gangguan Fungsi Paru
6. Gangguan Sendi ( Osteoathritis )
7. Gangguan Sistem Hormon dan Infertilitas 8. Penyakit Keganasan ( Kanker )
9. Stroke
10. Penyakit Batu Empedu 11. Gangguan Psikologi
1. Obesitas dengan DM type 2
• Obesitas memiliki faktor resiko 2,9 > dari non obesitas untuk menderita DM
• Obesitas menyebabkan hiperglikemi dan hiperinsulinemia
2. Obesitas dengan Hipertensi
• Obesitas merupakan suatu faktor utama (bersifat fleksibel ) yang mempengaruhi tekanan darah dan juga perkembangan hipertensi.
• Framingham Studi telah menemukan bahwa peningkatan 15% BB dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 18%.
3. Obesitas dengan
Hiperkolesterolemia
• Kadar abnormal lipid darah erat kaitannya dengan obesitas.
• Pada kondisi ini , perbandingan antara HDL
dengan LDL cenderung menurun ( dimana kadar trigliserida secara umum meningkat ) sehingga memperbesar resiko Atherogenesis.
• Framingham Studi memperlihatkan bahwa untuk setiap 10% kenaikan BB terjadi peningkatan
4. Obesitas dengan Gangguan Jantung dan Pembuluh Darah
- Obesitas merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah
( kardiovaskuler ).
- Obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja
jantung karena terjadinya daerah penyumbatan yang semakin lebar di pembuluh darah menuju jantung. - dengan bertambah besarnya tubuh seseorang maka
jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja
jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung.
5.
Obesitas dengan Gangguan
Fungsi
Paru
• Pada pengidap obesitas, timbunan lemak dapat menekan saluran pernafasan.
• Ini bisa menyebabkan terjadinya henti nafas saat tidur (sleep apnea) karena sumbatan pada bronkus.
• Bila ini terjadi terus – menerus maka akan mengakibatkan kematian.
6. Obesitas dengan Gangguan
Sendi
• Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat.
• Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis).
• Gejalanya antara lain, nyeri pada sendi dengan pembengkakan. Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan, kadang penderita tidak dapat berjalan lagi.
7. Obesitas dengan Gangguan
Sistem
Hormon dan Infertilitas
• Pada Wanita :
1. Pada gadis, obesitas menyebabkan haid pertama( menstruasi ) datang lebih awal.
2. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme) dan gangguan siklus menstruasi.
• Pada Laki – laki :
1. Gangguan pada metabolisme androgen yang berkaitan dengan spermatogenesis, sehingga sperma dihasilkan sedikit bahkan tidak ada yang meningkatkan resiko
kemandulan.
2. Penumpukan lemak yang berlebihan di daerah pubis sering menyebabkan penis
seakan-akan tidak menonjol, kelihatan lebih pendek dan kecil sehingga pria ini sangat pasif dalam berhubungan suami – istri.
8. Obesitas dengan Penyakit Keganasan (
Kanker )
- Pada Wanita :
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan resiko timbulnya kanker rahim ( endometrium ) dan kanker payudara.
- Pada Pria :
kegemukan dapat meningkatkan resiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar .
9. Obesitas dengan STROKE
• Stroke merupakan gangguan fungsional otak yang bersifat: fokal dan atau global, akut,
berlangsung antara 24 jam atau lebih,
disebabkan gangguan aliran darah ke otak, tidak disebabkan karena tumor/infeksi.
• Obesitas merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya stroke, karena obesitas dapat mengganggu sistem sirkulasi darah yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah yang terdesak oleh lemak.
10. Obesitas dengan Penyakit Batu
Empedu
• Pada wanita, obesitas juga meningkatkan resiko
timbulnya batu empedu. Ini terjadi karena cairan
empedu menjadi lebih kental.
10. Obesitas dengan Gangguan
Psikologis
Orang dengan obesitas juga seringkali mengalami
gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, depresi. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak
memberikan dukungan, melainkan malah
Diagnosa
Mengukur lemak tubuh
Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih :
1. Underwater weight,
pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung
2. BOD POD
Merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa
digunakan untuk mengukur lemak tubuh. 3. DEXA (dual energy X-ray absorptiometry),
Menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari
lemak tubuh.
2 Cara yang lebih sederhana untuk menghitung adalah dengan :
1. Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan
jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
2. Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
Penatalaksanaan :
1. Hitung nilai BMI pada penderita
- BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
- Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.
- BMI merupakan rumus matematika dimana berat badan ( dalam kilogram ) dibagi dengan tinggi badan ( dalam meter ) pangkat dua.
Klasifikasi Berat Badan yang diusulkan berdasarkan BMI pada
1. Resiko rendah : BMI < 27
2. Resiko menengah : BMI 27-30 3. Resiko tinggi : BMI 30-35
4. Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
5. Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.
2. Setelah menentukan hal tersebut diatas, tentukan jenis dan beratnya latihan, serta
jumlah pembatasan kalori dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
a. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang
(1200-1500 kalori/hari untuk wanita ), (1400-2000 kalori/hari untuk pria )
b. Penderita dengan resiko kesehatan
menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita ),
(1000-1400 kalori/hari untuk pria ) disertai olah raga.
c. Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.
Bagaimana mekanisme aksi obat anti
obesitas?
1. Menekan nafsu makan.
2. Meningkatkan metabolisme tubuh.
3. Menurunkan kemampuan tubuh untuk mengabsorpsi nutrien tertentu dari
makanan, utamanya lemak, misalnya dengan cara menghambat peruraian lemak sehingga tidak dapat diserap oleh tubuh.
1. Orlistat ( Xenical )
Obat ini menggurangi penyerapan lemak di usus dengan cara menghambat enzim lipase dari pankreas. Lipase adalah enzim yang
bertugas menguraikan lemak. Obat ini bisa menyebabkan feses menjadi berlemak,
2. Sibutramin ( Meridia, Reductil )
Obat ini bekerja secara sentral menekan nafsu makan, dengan mengatur
ketersediaan neurotransmiter di otak, yaitu menghambat re-uptake serotonin dan
norepinefrin. Namun obat ini harus
digunakan secara hati-hati karena dapat
meningkatkan tekanan darah, menyebabkan mulut kering, konstipasi, sakit kepala dan
3. Obat-obat Laksatif
Dengan melancarkan BAB (buang air besar) diharapkan berat badan juga relatif
terkontrol. Banyak sediaan suplemen yang mengandung high-fiber yang ”diindikasikan” untuk melangsingkan tubuh dan dapat
diperoleh secara bebas. Serat tinggi tadi diharapkan mengembang di saluran cerna dan memicu gerakan peristaltik usus
4. Diuretik
Obat-obat diuretik sering dipakai sebagai obat
pelangsing, efeknya tidaklah signifikan dalam mengurangi berat badan, penggunaannya harus
diperhatikan karena dapat mengganggu keseimbangan
elektrolit.
5. Obat-obat herbal pelangsing
Salah satu herbal yang terkenal sebagai pelangsing
adalah Jati Belanda. Senyawa tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus.
Syarat Pemilihan Program Diet :
1. Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori, tinggi vitamin, mineral dan protein.
2. Penurunan berat badan harus secara perlahan dan stabil.
3. Program yang dipilih harus meliputi
perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong