• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MAQASHID SYARIAH INDEX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MAQASHID SYARIAH INDEX"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI Diajukan Kepada

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AYU INAYATURROHMAH NIM. 15.51.2.1.018

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii MOTTO

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)

( Q.S Ar-Rahman : 60)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(Q.S Al-Baqarah : 286)

Sesungguhnya besarnya pahala itu berbanding lurus dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka.

Siapa yang ridha, baginya ridha(Nya), namun siapa yang murka, baginya kemurkaan(Nya).

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirabbil’alamin

Rasa syukur senantiasa ku ucapkan kepada Allah Swt. Ku persembahkan karya sederhana ini,

Untuk Mamah dan Bapak yang selalu memberi dukungan, mendampingiku saat suka dan duka serta senantiasa memanjatkan doa untuku.

Untuk Teteh Arin, Dede Agni dan sahabat-sahabatku tercinta, Laila, Aisyah, Mita, Putri, Vina, Anisa dan Mbak Zizah serta teman-teman

akuntansi syariah A 2015

Yang selalu memberi semangat dan motivasi untukku.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Maqashid Syariah Index, Profitabilitas dan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak (Studi pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017)”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.

Penulis telah banyak mendapatkan dukungan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu dan tenaga dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Marita Kusuma Wardani S.E., M.Si., Ak. CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

4. Indriyana Puspitosari, SE., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak perhatian dan bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi.

(11)

xi

5. Biro skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis. 7. Mamah dan Bapakku, terimakasih atas doa, nasihat dan pengorbanan yang

telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

8. Teteh dan Dedeku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

9. Sahabat seperjuanganku Laila, Putri, Aisyah dan Mifta terimakasih atas dukungan dan motivasinya dalam pengerjaan karya ini.

10. Sahabat-sahabatku Akuntansi Syariah angkatan 2015 yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu yang telah berjasa dan membantu dalam penyusunan karya ini.

Teruntuk semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya do’a serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada semuanya. Amiin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 8 Mei 2019

(12)

xii

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of the Maqashid Syariah Index (MSI), profitability and Corporate Social Responsibility (CSR) to tax aggressiveness. Dependent variable in this study is the tax aggressiveness that measured using proxy Current Effective Tax Rate (CETR). The independent variables in this study are MSI, profitability and CSR.

The type of research is quantitative research. The population in this study was 13 Sharia Commercial Banks in Indonesia during the 2013-2017 observation period. This study used a purposive sampling method and obtained samples of 5 Islamic Commercial Banks that met the criteria. Data analysis to test hypotheses using PLS.

The results of this study showed that the independent variables in explaining the dependent variable are 23% and resolved by other factors outside the study. The results of the study showed that the profitability have a significant effect on tax aggressiveness. While MSI and CSR does not significant on tax aggressiveness.

Keywords: maqashid sharia index, tax aggressiveness, profitability, corporate social responsibility

(13)

xiii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Maqashid Syariah Index (MSI), profitabilitas dan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap agresivitas pajak. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak yang diukur dengan menggunakan proksi Current Effective Tax Rate (CETR). Variabel independen dalam penelitian ini adalah MSI, profitabilitas dan CSR.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini 13 Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia dengan periode pengamatan 2013-2017. Teknik pengambilan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sampel 5 Bank Umum Syariah yang memenuhi kritera. Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan PLS.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah 23% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Sedangkan MSI dan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Kata kunci : maqashid syariah index, agresivitas pajak, profitabilitas, corporate

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN BIRO SKRIPSI iii

HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI iv

HALAMAN SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN PENELITIAN v

HALAMAN NOTA DINAS vi

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH vii

HALAMAN MOTTO viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ix

KATA PENGANTAR x

ABSTRACT xii

ABSTRAK xiii

DAFTAR ISI xiv

DAFTAR TABEL xviii

DAFTAR GAMBAR xix

DAFTAR LAMPIRAN xx BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Identifikasi Masalah 7 1.3. Batasan Masalah 7 1.4. Rumusan Masalah 7 1.5. Tujuan Masalah 8

(15)

xv

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Jadwal Penelitian 9

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kajian Teori 10 2.1.1. Teori Agensi 10 2.1.2. Teori Legitimasi 11 2.1.3. Pengertian Pajak 11 2.1.4. Fungsi Pajak 12 2.1.5. Agresivitas Pajak 12 2.1.6. Maqashid Syariah 13 2.1.7. Profitabilitas 15

2.1.8. Corporate Social Responsibility 16

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan 17

2.3. Kerangka Berfikir 24

2.4. Hipotesis 25

2.4.1. Pengaruh Maqashid Syariah Index Terhadap Agresivitas

Pajak 25

2.4.2. Pengaruh ProfitabilitasTerhadap Agresivitas Pajak 25 2.4.3. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap

Agresivitas Pajak 26

BAB III METODE PENELITAN 28

(16)

xvi

3.2. Jenis Penelitian 28

3.3. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel 28

3.3.1. Populasi 28

3.3.2. Sampel 28

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel 29

3.4. Data dan Sumber Data 30

3.5. Teknik Pengumpulan Data 30

3.6. Variabel Penelitian 30

3.6.1. Variabel Dependen 30

3.6.2. Variabel Independen 30

3.7. Definisi Operasional Variabel 31

3.7.1. Variabel Dependen (Y) 31

3.7.2. Variabel Independen (X) 32

3.8. Teknik Analisis Data 38

3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif 38 3.8.2. Pengujian Model Struktural (Inner Model) 38

3.8.3. Uji Hipotesis 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40

4.1. Gambaran Umum 40

4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data 41

4.2.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif 41 4.2.2. Pengujian Nilai Struktural (Inner Model) 43

(17)

xvii

4.3. Pembahasan Hasil Analisis Data 47

4.3.1. Pengaruh Maqashid Syariah Index Terhadap Agresivitas

Pajak 47

4.3.2. Pengaruh ProfitabilitasTerhadap Agresivitas Pajak 49 4.3.3. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap

Agresivitas Pajak 51 BAB V PENUTUP 53 5.1. Kesimpulan 53 5.2. Keterbatasan Penelitian 54 5.3. Saran 54 DAFTAR PUSTAKA 55 LAMPIRAN 58

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 20

Tabel 3.1 Hasil Penentuan Sampel 29

Tabel 3.2 Operasional Variabel 31

Tabel 3.3 Operasional Rasio Pengukur Kinerja Maqashid Syariah 32 Tabel 3.4 Bobot Masing-Masing Tujuan dan Elemen 33

Tabel 4.1 Hasil Penentuan Sampel 40

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 42

Tabel 4.3 Hasil Uji R-Square Adjusted 44

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persentase Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2013-2017 1

Gambar 2.1 Maqashid Syariah 14

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir 24

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sampel Penelitian 58

Lampiran 2 : Tabulasi Current Effective Tax Rate 59 Lampiran 3 : Tabulasi Maqashid Syariah Index 60

Lampiran 4 : ROA 81

Lampiran 5 : Perhitungan Rasio Donasi 83

Lampiran 6 : Data Variabel 84

Lampiran 7 : Hasil Uji Statistik Deskriptif 85 Lampiran 8 : Hasil Model Struktural (Inner Model) 86

Lampiran 9 : Hasil Uji Hipotesis 87

Lampiran 10 : Jadwal Penelitian 88

Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup 89

(21)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara untuk membiayai pengeluaran negara (Sumarsan, 2017). Sehingga pajak memiliki peranan penting dalam bernegara. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 menargetkan pendapatan negara dapat mencapai Rp 1.894,7 triliun yang berasal dari penerimaan perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan hibah. Target pendapatan negara diharapkan tecapai dengan diperolehnya pendapatan dari perpajakan sebesar 1.618,1 triliun, PNBP sebesar 275,4 triliun dan hibah sebesar 1,2 triliun (kemenkeu.go.id).

Dari data diatas dapat diketahui bahwa pendapatan negara sebagian besar berasal dari penerimaan pajak atau 85,4% pendapatan negara berasal dari penerimaan pajak. Meskipun demikian, realisasi penerimaan pajak di Indonesia pada tahun 2013 sampai 2017 belum mencapai target. Jumlah realisasi penerimaan pajak yang lebih kecil dari target mengindikasikan bahwa penerimaan pajak belum optimal dan memunculkan dugaan adanya penghindaran pajak.

Gambar 1.1

Persentase Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2013-2017

Sumber: Laporan Kinerja DJP 2017

92,56% 91,56%

81,96% 81,59%

89,68%

(22)

Perusahaan merupakan wajib pajak sehingga memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara. Bagi negara pajak merupakan sumber pendapatan negara, namun bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan menurunkan laba. Oleh karena itu, perusahaan cenderung akan melakukan perlawanan pajak. perlawanan pajak berupa hambatan-hambatan yang terjadi dalam upaya pemungutan pajak (Mulyani & Suryarini, 2017).

Menurut Mardiasmo (2016), hambatan dalam upaya pemungutan pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu perlawanan aktif dan perlawanan pasif. Perlawanan pasif yaitu masyarakat tidak mau membayar pajak sedangkan perlawanan aktif berupa perilaku wajib pajak untuk menghindari pajak. Usaha penghindaran pajak atau perlawanan aktif dapat dilakukan dengan melanggar Undang-Undang (tax evasion) ataupun tidak melanggar Undang-Undang (tax avoidance).

Agresivitas pajak adalah tindakan untuk mengurangi pendapatan kena pajak dengan cara perencanaan pajak dengan menggunakan metode yang digolongkan sebagai penggelapan pajak ataupun bukan (Salman, Anshori, & Tjaraka, 2018b). Tindakan agresivitas pajak akan merugikan negara karena berdampak pada terhambatnya pembangunan dan pengadaan barang publik untuk masyarakat (Suprimarini & Suprasto, 2017).

Agresivitas pajak telah banyak mengundang perhatian peneliti dan menghasilkan temuan yang beragam. Terdapat beberapa faktor yang diindikasikan dapat mengukur tingkat agresivitas pajak, seperti profitabiltas, likuiditas, corporate

(23)

social resposibility, intensitas modal, intensitas persediaan, ukuran perusahaan dan

maqashid syariah index.

Maqashid syariah mengacu pada tujuan yang ingin dicapai oleh entitas syariah. Entitas syariah tidak boleh hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga dituntut untuk mencapai maqashid syariah (Salman et al., 2018b). Menurut Mu’ammar et al (2013), inti makna dari maqashid syariah adalah terciptanya kemaslahatan dan hilangnya kemafsadatan.

Menurut al-Syatibi seorang cendekiawan muslim, menyatakan bahwa kemaslahatan manusia dapat terwujud apabila memenuhi lima unsur pokok kehidupan manusia yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta (Chamid, 2010). Abu Zahrah mengklasifikasikan tujuan syariah menjadi tiga elemen yaitu pendidikan individu (tahdzibul fard), membangun keadilan (iqamatul ‘adl) dan mempromosikan kesejahteraan (jalbul maslahah) (Mohammed, Razak, & Taib, 2008).

Maqashid syariah index merupakan gagasan baru dalam dalam penelitian yang berkaitan dengan agresivitas pajak. Penelitian (Salman et al., 2018b) menguji pengaruh maqashid syariah index, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, intensitas modal dan intensitas persediaan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan yang terdaftar di Index Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hasil penelitiannya menemukan bahwa maqashid syariah indeks berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan Salman, Anshori, & Tjaraka, (2018a) meneliti pengaruh langsung dan tidak langsung maqashid syariah index terhadap

(24)

islamic social reporting index melalui tingkat agresivitas pajak pada bank syariah. Hasil penelitiannya berbeda dengan penelitian sebelumnya bahwa maqashid syariah indeks berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak.

Biaya iklan merupakan salah satu rasio dalam pengukuran maqashid syariah. Desai dan Dharmapala dalam Salman et al., (2018a) menyatakan bahwa perusahaan yang intensif dalam biaya iklan cenderung membangun ekuitas merek dan reputasi perusahaan sehingga kurang agresif terhadap pajak. Selain itu, perusahaan yang intensif dalam periklanan dan promosi memiliki lingkungan informasi yang lebih transparan yang dapat menghambat perencanaan pajak.

Profitabilitas merupakan rasio untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan perusahaan pada periode tertentu (Ardyansah & Zulaikha, 2014). Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan return on assets (ROA). ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari aset yang dimiliki perusahaan (Hanafi & Halim, 2016). Semakin tinggi ROA maka semakin baik performa perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh laba.

Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah, karena perusahaan berhasil memanfaatkan intensif pajak dan ketentuan pajak lainnya untuk mengurangi pendapatan kena pajak (Noor, Fadzillah, & Mastuki, 2010). UU no 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1b menyebutkan bahwa penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa

(25)

manfaat lebih dari satu tahun dapat digunakan sebagai pengurang pendapatan kena pajak.

Beberapa peneltian sebelumnya yang meneliti hubungan profitabilitas dengan agresivitas pajak mendapatkan temuan yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani & Suryarini (2017) dan Salman et al., (2018b) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan penelitian Noor et al., (2010) dan Darmawan & Sukartha (2014) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Penelitian Ardyansah & Zulaikha, (2014) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ETR.

Menurut Wibisono dalam Fauziah & Yudho (2013), corporate social responsibility (CSR) adalah komitmen berlanjut dalam dunia usaha untuk bertindak etis dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan kesejahteraan pekerja serta keluarganya. Perusahaan yang memiliki CSR yang tinggi akan memiliki citra yang baik, merek yang kuat dan meningkatkan nilai perusahaan (Sari & Tjen, 2016).

Menurut Mulyani & Suryarini (2017) legitimasi positif dari masyarakat dapat diperoleh melalui kegiatan CSR dan patuh terhadap ketentuan pajak. Biaya CSR dan biaya pajak adalah dua beban yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Sehingga perusahaan yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi maka kurang agresif terhadap pajak.

(26)

Sejauh ini, telah banyak penelitian yang menghubungkan CSR terhadap agresivitas pajak, seperti Lanis & Richardson (2015), Sari & Tjen, (2016), Pradnyadari & Rohman (2015), Mulyani & Suryarini (2017) dan Suprimarini & Suprasto (2017) menemukan bahwa CSR berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Anita (2015) menemukan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Penelitian ini termotivasi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukan hasil tidak konsisten mengenai maqashid syariah index, profitabilitas dan CSR terhadap agresivitas pajak. Bank Umum Syariah dipilih sebagai objek penelitian karena untuk menguji maqashid syariah index pada entitas syariah secara khusus serta masih jarangnya penelitian agresivitas pajak pada bank syariah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Salman et al., (2018a) yaitu pada teknik pengambilan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling sehingga diperoleh lima bank umum syariah yang sesuai dengan kriteria penelitian. Selain itu, penelitian ini menambah variabel CSR yang diukur dengan donasi yang disalurkan perusahaan melalui kegiatan CSR.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Maqashid Syariah Index, Profitabilitas, dan

Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak (Studi pada Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017)”.

(27)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan, terdapat beberapa masalah dalam agresivitas pajak yaitu:

1. Realisasi penerimaan pajak di Indonesia masih belum mencapai target.

2. Adanya perbedaan pandangan antara negara dengan perusahaan. Bagi negara pajak merupakan sumber pendapatan negara, namun bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan menurunkan laba

3. Adanya perbedaan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dibuat agar penelitian tidak menyimpang dengan sasaran penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah meneliti pengaruh maqashid syariah index, profitabilitas dan CSR terhadap agresivitas pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan pada periode 2013-2017. Pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Tindakan agresivitas pajak diukur dengan menggunakan Currenteffective tax rate

(Current ETR).

1.4. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Apakah maqashid syariah index berpengaruh terhadap tingkat agresivitas pajak?

(28)

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat agresivitas pajak? 3. Apakah CSR berpengaruh terhadap tingkat agresivitas pajak?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh maqashid syariah index terhadap agresivitas pajak.

2. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap agresivitas pajak.

3. Untuk menganalisis pengaruh corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. 1. Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan maqashid syariah index, profitabilitas,

corporate social responsibility serta tindakan agresivitas pajak. 2. Praktisi

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tindakan agresivitas pajak dan untuk menghindari tindakan agresivitas pajak. Bagi Direktorat Jendral Pajak, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perubahan dan pengembangan kebijakan pajak dimasa yang akan datang.

(29)

1.7. Jadwal Penelitian Terlampir

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang disusun secara berurutan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang kajian teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang waktu dan wilayah penelitian, jenis penelitian, populasi sampel, teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional variabel dan teknik analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum penelitian, pengujian dan hasil analisis data serta pembahasan hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori

2.1.1. Teori Agensi

Menurut Jensen dan Meckling dalam Mulyani & Suryarini (2017), teori agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara principal dengan agent

yang dapat menimbulkan asimetri informasi sehingga memicu adanya konflik kepentingan. Dalam teori agensi, dikehendaki adanya pemisahan antara agen dan

principal. Karena adanya pemisahan tersebut menimbulkan asimerti informasi antara agen dan principal. Agen mengetahui lebih banyak informasi perusahaan dibandingkan dengan principal.

Mulyani & Suryarini (2017) menyatakan bahwa munculnya konflik kepentingan antara agen dan principal karena adanya perbedaan kepentingan diantara keduanya. Agent atau pihak manajemen ingin meningkatkan kompensasi yang diterima, sedangkan principal ingin return yang optimal. Indikator dalam pengukuran kinerja manajemen dapat dilihat dari laba yang optimal.

Teori agensi akan memacu agent untuk meningkatkan laba perusahaan. Saat laba meningkat maka jumlah pajak penghasilan juga akan meningkat sesuai dengan peningkatan laba perusahaan. Agent dalam teori agensi akan mengelola beban pajaknya agar tidak mengurangi kompensasi kinerja agent karena berkurangnya laba perusahaan akibat beban pajak (Darmawan & Sukartha, 2014).

(31)

2.1.2. Teori Legitimasi

Teori legitimasi menjelaskan bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat (Mulyani & Suryarini, 2017). Perusahaan harus menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat (Anita, 2015). Masyarakat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha perusahaan. Jika masyarakat merasa perusahaan telah melanggar kontrak sosialnya maka kelangsungan usaha perusahaan akan terancam. Perusahaan selalu mengupayakan legitimasi positif dari masyarakat. Untuk mendapatkan legitimasi positif dari masyarakat, perusahaan melakukan tindakan yang adil, beretika dan bertanggung jawab terhadap sosial. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan corporate social responsibility (Mulyani & Suryarini, 2017).

2.1.3. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang No 28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan definisi pajak :

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Mardiasmo (2016), unsur-unsur pajak diantaranya: 1. Iuran (berupa uang) dari rakyat kepada negara.

2. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang serta aturan pelaksanaanya. 3. Tanpa jasa timbal balik (kontrapersepsi) dari negara yang secara langsung

(32)

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

2.1.4. Fungsi Pajak

Menurut Mardiasmo (2006), terdapat dua fungsi pajak yaitu fungsi anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur (regulerend).

1. Fungsi anggaran (budgetair) yaitu pajak berfungsi sebagai salah satu sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluarannya.

2. Fungsi mengatur (regulerend) yaitu pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.1.5. Agresivitas Pajak

Menurut Sumarsan (2017), perlawanan pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu perlawanan pasif dan perlawanan aktif. Perlawanan pasif yaitu berupa hambatan untuk mempersulit pemungutan pajak serta berhubungan erat dengan struktur ekonomi. Sedangkan perlawanan aktif merupakan usaha yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah (fiskus) yang bertujuan untuk menghindari pajak. Sumarsan (2017) menjelaskan bahwa perlawanan aktif terhadap pajak dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penghindaran pajak (tax avoidance), pengelakan pajak (tax evation) dan melalaikan pajak.

Agresivitas pajak adalah tindakan yang bertujuan untuk mengurangi pendapatan kena pajak melalui perencanaan pajak dengan menggunakan metode yang diklasifikasikan sebagai penggelapan pajak atau bukan (Salman et al., 2018b). Agresivitas pajak dapat dilakukan dengan tindakan yang tidak melanggar hukum

(33)

(tax avoidance) dan tindakan yang melanggar hukum (tax evasion). Sehingga dapat dipahami bahwa agresivitas pajak memiliki konsep yang sangat luas termasuk perencanaan pajak serta praktik penghindaran pajak (Salman et al., 2018b).

Terdapat beberapa proksi untuk menggambarkan agresivitas pajak yaitu

Effective Tax Rate (ETR), Current ETR dan Cash ETR. Penelitian ini menggunakan

Current ETR untuk mengukur tingkat agresivitas pajak, seperti penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Noor et al. (2010), Sari & Tjen (2016) dan Mulyani & Suryarini, (2017). Current ETR dianggap dapat menggambarkan agresivitas pajak perusahaan. Rendahnya Current ETR menggambarkan agresivitas pajak yang tinggi, begitupun sebaliknya tingginya Current ETR menggambarkan agresivitas pajak rendah (Sari & Tjen, 2016).

2.1.6. Maqashid Syariah

Maqashid berarti tujuan, maksud, objektif, prinsip, sasaran, tujuan akhir dan niat. Sedangkan syariah adalah hukum-hukum Allah untuk manusia yang mengandung kebijaksanaan dan kesejahteraan dalam kehidupan dunia maupun akhirat (Mu’ammar et al, 2013). Secara etimologi maqashid syariah berarti objek atau tujuan yang dituju oleh syariah. Konsep maqashid syariah adalah tujuan atau rahasia yang ditetapkan oleh syar’i (pembuat hukum) pada setiap hukum dari hukum syariah (Ismanto, 2016). Menurut Mu’ammar et al (2013), inti makna dari

maqashid syariah adalah terciptanya kemaslahatan dan hilangnya kemafsadatan. Menurut al-Syatibi seorang cendekiawan muslim, menyatakan bahwa kemaslahatan manusia dapat terwujud apabila memenuhi lima unsur pokok kehidupan manusia yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta (Chamid, 2010).

(34)

Abu Zahrah dalam Mohammed et al., (2008) mengklasifikasikan tujuan syariah menjadi tiga kategori yaitu pendidikan individu (tahdzibul fard), membangun keadilan (iqamatul ‘adl) dan mempromosikan kesejahteraan (jalbul maslahah).

Gambar 2.1

Maqashid Syariah

Sumber : Antonio, Sanrego, & Taufiq (2012)

Perusahaan dalam Islam tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba, tetapi juga mencapai maqashid syariah. Hasil penelitian Salman et al., (2018a), menemukan bahwa maqashid syariah index yang tinggi menghasilkan tingkat agresivitas yang rendah. Menurut Desai & Darmapala dalam Salman et al., (2018a), perusahaan yang intensif dengan biaya iklan akan membangun ekuitas merek dan reputasi perusahaan. Selain itu, perusahaan yang intensif dengan biaya iklan dan promosi memiliki lingkungan informasi yang lebih transparan sehingga dapat menghambat perencanaan pajak.

Maqashid Syariah Pendidikan - Hibah pendidikan - Penelitian - Pelatihan - Publisistas Keadilan - Fair Returns (PER) - Distribusi fungsional - Produk bebas bunga Kepentingan Umum - Profit returns - Pendapatan Pribadi - Rasio Investasi di Sektor Riil

(35)

Biaya iklan merupakan salah satu rasio kinerja untuk mengukur maqashid syariah untuk tujuan pendidikan. Oleh karena itu perusahaan yang membayar biaya tinggi untuk maqashid yang pertama yaitu tujuan pendidikan maka kurang agresif terhadap pajak.

2.1.7. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menggambarkan laba yang mampu diperoleh perusahaan yang berasal dari kegiatan usahanya pada periode tertentu (Ardyansah & Zulaikha, 2014). Menurut Hanafi & Halim (2016), terdapat tiga rasio profitabilitas yang sering dibahas yaitu:

1. Profit Margin yaitu rasio yang menghitung kemampuan perusahaan mendapatkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.

2. Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang menghitung kemampuan perusahaan mendapatkan laba bersih pada tingkat aset tertentu.

3. Return On Equity (ROE) yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba berdasarkan modal tertentu.

Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas dihitung menggunakan ROA. Dipilihnya ROA karena, ROA menunjukan besarnya laba perusahaan dari total aset yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh laba bersih (Darmawan & Sukartha, 2014). Menurut Noor et al., (2010), perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah, karena perusahaan berhasil

(36)

memanfaatkan keuntungan dari adanya intensif pajak dan ketentuan pajak untuk mengurangi pendapatan kena pajak.

2.1.8. Corporate Social Responsibility

Corporate social responsibility (CSR) adalah tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan (Anita, 2015). Kebijakan, strategi dan operasi yang dikembangkan perusahaan tidak hanya terpusat pada pemegang saham (shareholder), tetapi juga bagi para pemangku kepentingan (pemerintah, komunitas perdagangan, karyawan, pemasok, dan pelanggan) dan masyarakat umum.

Perusahaan yang memiliki CSR yang tinggi akan memiliki citra yang baik, merek yang kuat dan meningkatkan nilai perusahaan (Sari & Tjen, 2016). Kegiatan CSR dapat memberikan legitimasi positif dari masyarakat terhadap perusahaan. Selain melalui kegiatan CSR, legitimasi positif masyarakat juga dapat diperoleh melalui kepatuhan perusahaan dalam membayar pajak. Biaya CSR dan beban pajak merupakan beban yang dikeluarkan perusahaan dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki kepedulian yang tinggi cenderung kurang agresif terhadap pajak (Mulyani & Suryarini, 2017).

(37)

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Telah banyak penelitian yang meneliti mengenai agresivitas pajak, namun penelitian tersebut menunjukan hasil yang berbeda. Salman et al., (2018b) menguji pengaruh maqashid syariah index, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, intensitas modal dan intensitas persediaan terhadap agresivitas pajak. Salman et al., (2018b) meneliti pada perusahaan yang terdaftar di Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2011 sampai dengan 2014.

Maqashid syariah index merupakan gagasan baru dalam penelitian yang menghubungkannya dengan agresivitas pajak. Hasilnya menyatakan bahwa

maqashid syariah index berpengaruh negatif terhadap ETR, sehingga maqashid syariah index berpengaruh positif terhadap tingkat agresivitas pajak. Selain itu, Salman et al., (2018b) juga menemukan bahwa ukuran perusahan berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap agresifitas pajak. Sedangkan leverage, intensitas persediaan dan intensitas modal tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Penelitian selanjutnya Salman et al., (2018a) meneliti pengaruh langsung dan tidak langsung maqashid syariah index terhadap islamic social reporting index

(ISR) melalui tingkat agresivitas pajak pada bank syariah. Hasil penelitiannya berbeda dengan penelitian sebelumnya bahwa maqashid syariah indeks

berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Selain itu ditemukan bahwa

maqashid syariah index berpengaruh positif terhadap ISR. Namun tingkat agresivitas pajak tidak dapat memediasi pengaruh maqashid syariah index terhadap ISR.

(38)

Penelitian Mulyani & Suryarini, (2017) yang berjudul Analisis Determinan Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia meneliti tax avoidance

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Hasilnya menemukan bahwa CSR dan profitabilitas secara parsial berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, leverage berpengaruh positif terhadap tax avoidance, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Sari & Tjen, (2016) meneliti hubungan tingkat pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak dengan kinerja lingkungan sebagai variabel moderating. Hasilnya menemukan bahwa tingkat pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Selain itu, kinerja lingkungan yang baik akan memperkuat pengaruh negatif tingkat pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak.

Lanis & Richardson, (2015) menguji pengaruh kinerja CSR terhadap tax avoidance dengan sampel 434 perusahaan yang terdiri dari 217 perusahaan yang melakukan tax avoidance dan 217 perusahaan non-tax avoidance. Hasil penelitiannya menemukan bahwa semakin tinggi kinerja CSR maka semakin rendah kemungkinan persahaan melakukan tax avoidance.

Noor et al., (2010) melakukan penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia dari tahun 1993 sampai 2006 dengan menggunakan data sampel 316 perusahaan. hasil penelitiannya menemukan bahwa ukuran perusahaan dan intensitas persediaan berpengaruh positif terhadap ETR. Sedangkan profitabilitas,

leverage dan intensitas modal berpengaruh negatif terhadadap ETR.

Suprimarini & Suprasto, (2017) melakukan penelitian mengenai agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015

(39)

dengan 99 sampel. Hasil penelitiannya menemukan bahwa CSR berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak, sedangkan kualitas audit berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak. Selain itu ditemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Pradnyadari & Rohman (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Terdapat variabel kontrol dalam penelitian ini diantaranya profitabilitas, ukuran perusahaan,

leverage, capital intensity dan inventory intensity. Populasi penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.

Anita (2015) menguji pengaruh CSR, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak pada perusahaan real estate dan property

yang terdaftar di BEI tahun 2010 sampai dengan 2013. Dengan sampel 28 perusahaan sehingga terdapat 112 pool data. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa CSR, leverage, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Ardyansah & Zulaikha (2014) melakukan study pada perusahaan manufaktur yang terdafta di BEI pada tahun 2010-2012. Didapatkan sampel 75 perusahaan manufaktur dengan teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa size berpengaruh negatif signifikan terhadap ETR, dan komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap ETR. Sedangkan leverage, profitability dan capital intensity

(40)

Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan & Sukartha, (2014) menemukan pengaruh antara corporate governance, ROA dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak. Sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penelitian tersebut menggunakan populasi perusahaan yang terdaftar di BEI dan masuk dalam peringkat CGPI pada periode 2010-2012.

Penelitian Jessica & Toly, (2014) meneliti pengaruh pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak pada 56 perusahaan yang terdafar di BEI tahun 2012-2013. Hasil penelitiannya menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR dan agresivitas pajak. Namun jika pengungkapan CSR diuji bersama dengan variabel kontrol diantaranya ukuran perusahaan, leverage,

capital intensity, reseach & dev intensity dan ROA menunjukan adanya pengaruh. Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian

dan Nama Peneliti Identifikasi Variabel Hasil Penelitian 1. New Insight Of Shariah Maqashid Index As Determinant Of Tax Aggressiveness Level (Salman et al., 2018b) Variabel independen: maqashid syariah index, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, intensitas modal dan intensitas persediaan Variabel dependen : tingkat agresivitas pajak

Maqashid syariah index

dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat agresivitas pajak. profitabilitas berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak, sedangkan leverage,intensitas persediaan dan intensitas modal tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

(41)

Lanjutan Tabel 2.1

No Judul Penelitian

dan Nama Peneliti Identifikasi Variabel Hasil Penelitian 2. New Evidence On

The Direct an Indirect Influence of The Maqashid Sharia Index On The Islamic Social Reporting Index (Salman et al., 2018a) Variabel: Maqashid syariah index, agresivitas pajak dan islamic social reporting (ISR)

Maqashid syariah index

berpengaruh positif terhadap ISR. Maqashid syariah index

berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Namun tingkat agresivitas pajak tidak dapat memediasi pengaruh maqashid syariah index terhadap ISR.

2. Analisis Determinan

Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia (Mulyani & Suryarini, 2017) Variabel independen: corporate social responcibility (CSR), leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Variabel dependen: tax avoidance

Penelitian ini

menunjukan bahwa CSR dan profitabilitas secara parsial berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, leverage

berpengaruh positif terhadap tax avoidance, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

3. Corporate Social Responsibility Disclosure, Environmental Performance, and Tax Aggressiveness

(Sari & Tjen, 2016)

Variabel independen: tingkat pengungkapan CSR Variabel moderating: kinerja lingkungan Variabel dependen : tingkat penghindaran pajak. Variabel kontrol: ukuran perusahaan, utang jangka panjang (LEV), profitabilitas (ROA), periode perusahaan terdaftar,

block holder, investor intensity, market to book ratio Tingkat pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Kinerja lingkungan yang baik akan memperkuat pengaruh negatif tingkat pengungkapan CSR terhadap penghindaran pajak.

(42)

Lanjutan Tabel 2.1

No Judul Penelitian

dan Nama Peneliti Identifikasi Variabel Hasil Penelitian 4. Is Corporate Social

Responsibility Performance

Associated with Tax Avoidance (Lanis & Richardson, 2015) Variabel independen: kinerja CSR, Variabel dependen : Tax Avoidance Variabel control: Dewan direktur independen, kepemilikan saham manajemen dewan direksi, block held, age public, CEO tenur, CEO duality, big 4 auditor, ukuran perusahaan, leverage

dan intensitas modal.

Hasil dari regresi logit menunjukan bahwa semakin tinggi kinerja CSR perusahaan, semakin rendah kemungkinan penghindaran pajak. 5. Corporate Tax Planning: A Study On Corporate Effective Tax Rates of Malaysian Listed Companies (Noor et al., 2010) Variabel Independen: ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, intensitas modal dan intensitas persediaan. Variabel dependen:

corporate tax planing

Ukuran perusahaan dan intensitas persediaan berpengaruh positif terhadap ETR. Sedangkan

profitabilitas, leverage

dan intensitas modal berpengaruh negatif terhadadap ETR. 6. Pengaruh Corporate

Social

Responsibility, Kualitas Audit dan Kepemilikan Institusional pada Agresivitas Pajak (Suprimarini & Suprasto, 2017) Variable Independen: CSR, kualitas audit dan kepemilikan institusional Variabel dependen: agresivitas pajak CSR berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak, sedangkan kualitas audit berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak. kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Tabel berlanjut...

(43)

Lanjutan Tabel 2.1

No Judul Penelitian

dan Nama Peneliti Identifikasi Variabel Hasil Penelitian 7. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak (Pradnyadari & Rohman, 2015) Variabel independen: corporate social responsibility Variabel dependen : agresivitas pajak. Variabel control: profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, capital intensity, inventory intensity Penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. 8. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak (Anita, 2015) Variabel independen: corporate social responsibility, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan Variabel dependen: agresivitas pajak CSR, leverage, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap agresivitas pajak. 9. Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity Ratio dan Komisaris

Independen

Terhadap Effective Tax Rate (ETR) (Ardyansah & Zulaikha, 2014)

Variabel independen:

Size, leverage, profitability, capital intensity ratio, dan komisaris independen. Variabel dependen:

Effective Tax Rate

(ETR) Size berpengaruh signifikan negatif terhadap ETR, sedangkan komisaris independen berpengaruh signifikan positif terhadap ETR.

Leverage, profitability, dan capital intensity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap ETR 10. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, Return On Asset dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran Pajak (Darmawan & Sukartha, 2014) Variabel independen: corporate governance, leverage, ROA dan ukuran perusahaan. Variabel dependen: penghindaran pajak

Terdapat pengaruh

corporate governance,

ROA dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak. sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Tabel berlanjut...

(44)

Lanjutan Tabel 2.1

No Judul Penelitian

dan Nama Peneliti Identifikasi Variabel Hasil Penelitian 11. Pengaruh

Pengungkapan

Corporate Social Responsibility

terhadap Agresivitas pajak (Jessica & Toly, 2014) Variabel independen: CSR Variabel dependen: Agresivitas pajak Variabel kontrol : ukuran perusahaan, leverage, capital

intensity, reseach & dev intensity dan ROA

CSR tidak berpengaruh signifikan teradap agresivitas pajak

2.3. Kerangka Berfikir

Penelitian ini menguji maqashid syariah index, profitabilitas, corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak yang diukur dengan proksi current ETR, sedangkan variabel independennya adalah maqashid syariah index, profitabilitas,

corporate social responsibility.

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Maqashid Syariah Index

(X1) Profitabilitas (X2) Corporate Social Responsibility (X3)

(45)

2.4. Hipotesis

2.4.1. Pengaruh Maqashid Syariah Index Terhadap Agresivitas Pajak

Maqashid syariah mengacu pada tujuan yang ingin dicapai oleh entitas syariah. Entitas syariah tidak boleh hanya berorientasi pada keuntungan tetapi juga dituntut untuk mencapai maqashid syariah (Salman et al., 2018b). Salman et al. (2018a)meguji pengaruh maqashid syariah index terhadap agresivitas pajak pada bank umum syariah di Indonesia. Hasil penelitiannya menemukan bahwa maqashid syariah indeks berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak.

Biaya iklan atau promosi merupakan salah satu rasio dalam mengukur

maqashid syariah. Menurut Desai & Darmapala dalam Salman et al., (2018), perusahaan yang intensif dalam biaya iklan cenderung kurang agresif terhadap pajak karena perusahaan tersebut cenderung membangun ekuitas merek dan reputasi perusahaan. Selain itu, perusahaan yang intensif dalam periklanan dan promosi memiliki informasi yang lebih transparan sehingga dapat menghambat perencanaan pajak. Dari pemaparan tersebut diduga maqashid syariah index

berpengaruh terhadap agresivitas pajak, sehingga menurunkan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Maqashid syariah index berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

2.4.2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak

Menurut Darmawan & Sukharta (2014), ROA merupakan salah satu pendekatan yang dapat mencerminkan profitabilitas perusahaan. ROA menujukan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan total asetnya. ROA juga dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

(46)

terlepas dari pendanaan. Sehingga, semakin tinggi ROA maka semakin baik performa perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh laba.

Penelitian mengenai profitabilitas terhadap agresivitas pajak yang dilakukan oleh Noor et al., (2010) dan Darmawan & Sukartha, (2014) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Menurut Noor et al., (2010), perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang rendah, karena perusahaan berhasil memanfaatkan keuntungan dari adanya intensif pajak dan ketentuan pajak untuk mengurangi pendapatan kena pajak. Dari pemaparan tersebut maka diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap agresivitas pajak

2.4.3. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan yang memiliki CSR yang tinggi akan memiliki citra yang baik, merek yang kuat dan meningkatkan nilai perusahaan (Sari & Tjen, 2016). Menurut Mulyani & Suryarini (2017) legitimasi positif dari masyarakat dapat diperoleh melalui kegiatan CSR dan patuh terhadap ketentuan pajak. Biaya CSR dan biaya pajak adalah dua beban yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.

Perusahaan yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi akan kurang agresif terhadap pajak. Perusahaan yang menjalankan kegiatan CSR namun bertindak agresif terhadap pajak maka perusahaan tersebut akan kehilangan dampak positif terkait dengan kegiatan CSR yang telah dilakukan (Mulyani & Suryarini, 2017).

Penelitian yang menghubungkan CSR terhadap agresivitas pajak, seperti Lanis & Richardson (2015), Sari & Tjen, (2016), Pradnyadari & Rohman (2015),

(47)

Mulyani & Suryarini (2017) dan Suprimarini & Suprasto (2017) menemukan bahwa CSR berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Dari pemaparan tersebut, maka menurunkan hipotesis sebagai berikut:

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian

Objek penelitian ini adalah perbankan syariah di Indonesia. Periode pengamatan penelitian ini selama lima tahun yaitu pada tahun 2013-2017.

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sekaran dan Bougie (2017), data kuantitatif adalah data yang diperoleh melalui pernyataan tersruktur dan pada umumnya data kuantitatif berupa angka.

3.3. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017), populasi adalah wilayah penelitian secara umum yang akan dipelajari oleh peneliti yang pada akhirnya akan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia. Di Indonesia terdapat 13 Bank Umum Syariah.

Bank Umum Syariah dipilih sebagai populasi karena untuk menguji

maqashid syariah index pada entitas syariah secara khusus serta masih jarangnya penelitian agresivitas pajak pada bank syariah.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang menerbitkan laporan tahunan secara konsisten tahun 2013-2017.

(49)

Tabel 3.1

Hasil Penentuan Sampel

Kriteria Sampel Sampel

Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia 13 Dikurangi:

Belum terbentuk menjadi Bank Umum Syariah sampai tahun 2018

(2)

Mengalami kerugian dan tidak membayar pajak (5) Tidak menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian (1)

Jumlah sampel Bank Umum Syariah 5

Jumlah unit analisis 25

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2017).

Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini diantaranya: 1. Bank Umum Syariah (BUS) sudah terbentuk sejak tahun 2013

2. BUS yang menerbitkan laporan tahunan tahun 2013 sampai dengan 2017 dan dapat diakses pada masing-masing website bank syariah.

3. Laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. 4. Tidak mengalami kerugian.

(50)

3.4. Data dan Sumber Data

Jenis data yang dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan perbankan syariah tahun 2013-2017. Data diperoleh melalui laporan tahunan dan laporan keungan yang diterbitkan oleh bank syariah. Data berupa laporan tahunan dapat diperoleh dari website setiap bank syariah.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mendapatkan data dari dokumen yang telah tersedia, seperti data laporan tahunan dan laporan keuangan bank syariah.

3.6. Variabel Penelitian 3.6.1. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang menjadi fokus utama peneliti (Sekaran & Bougie, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak pada Bank Umum Syariah.

3.6.2. Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif (Sekaran & Bougie, 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah maqashid syariah index, profitabilitas dan CSR.

(51)

3.7. Definisi Operasional Variabel Tabel 3.2 Operasional Variabel

No Variabel Cara Pengukuran Sumber

1 Agresivitas pajak

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 ETR =Beban Pajak Penghasilan Kini Laba Sebelum Pajak (Mulyani & Suryarini, 2017)

Laporan Tahunan

2 Maqashid

Syariah

R1.Bantuan pendidikan =bantuan pendidikan total pendapatan R2. Penelitian =biaya penelitian

total biaya R3. Pelatihan =biaya peatihan

total biaya R4. Publikasi =biaya promosi

total biaya R5. 𝐹𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 = laba bersih

total pendapatan R6. 𝐹𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 = Kredit Macet

total 𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 R7. Produk bebas bunga = pendapatan bebas bunga

total pendapatan

R8. Rasio laba =laba bersih total aset

R9.Transfer pendapatan = zakat laba bersih R10.Rasio investasi sektor riil = Total investasi sektor riil

total investasi

(Mohammed et al., 2008)

Laporan Tahunan

3 Profitabilitas ROA =

Laba Sebelum Pajak Total Aset (Salman et al., 2018b) Laporan Tahunan 4 CSR Donasi = Donasi Total Aset (Pyo & Lee, 2013)

Laporan Tahunan

3.7.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak. Agresivitas pajak adalah tindakan yang bertujuan untuk mengurangi pendapatan kena pajak melalui perencanaan pajak dengan menggunakan metode yang diklasifikasikan

(52)

sebagai penggelapan pajak atau bukan (Salman et al., 2018b). Proksi untuk mengukur agresivitas pajak dalam penelitian ini mengacu pada Mulyani & Suryarini, (2017) dengan menggunakan Current Effective Tax Rate (Current ETR). Cara menghitung Current ETR yaitu:

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 ETR =Beban Pajak Penghasilan Kini Laba Sebelum Pajak

3.7.2. Variabel Independen (X) 1. Maqashid Syariah Index

Maqashidsyariah dalam penelitian ini diukur menggunakan indeks

maqashid syariah yang digunakan oleh (Mohammed et al., 2008) dengan menggunakan metode Sekaran yang membagi tiga tujuan bank syariah diantaranya mendidik individu, membangun keadilan, dan kepentingan publik. Setiap tujuan dibagi kembali kedalam beberapa dimensi dan akhirnya dapat diukur melalui rasio dari beberapa elemen.

Tabel 3.3

Operasional Rasio Pengukur Kinerja Maqashid Syariah

Konsep

(Tujuan) Dimensi Elemen Rasio Kinerja

Mendidik individu Kemajuan pengetahuan Bantuan pendidikan R1. bantuan pendidikan total pendapatan Penelitian R2. biaya penelitian

total biaya Peningkatan

keahlian

Pelatihan R3. biaya pelatihan total biaya Kesadaran

akan bank syariah

Publikasi R4. biaya promosi total biaya

(53)

Lanjutan tabel 3.3 Konsep

(Tujuan) Dimensi Elemen Rasio Kinerja

Membangun keadilan Kontrak yang adil Fair return R5. laba bersih total pendapatan Jasa dan produk yang terjangkau Harga yang terjangkau R6. Kredit macet Total investasi Menghilangk an ketidakadilan Produk bebas bunga

R7. pendapatan bebas bunga

total pendapatan

Kepentingan publik

Profitabilitas Rasio laba R8. laba bersih total aset Distribusi pendapatan dan kesejahteraan Pendapata n individu R9. zakat laba bersih Investasi dalam sektor riil Rasio investasi di sektor Riil

R10. Total investasi sektor riil total investasi

Sumber : (Mohammed et al., 2008)

Mohammed et al., (2008) melakukan verifikasi rasio-rasio pengukuran kinerja yang dikembangkan dari maqashid syariah kepada para ahli syariah di Timur Tengah dan Malaysia. Verifikasi dilakukan dengan dua tahapan yaitu wawancara dan kuisioner. Wawancara dilakukan kepada dua belas ahli dibidang perbankan islam, fiqh dan ekonomi Islam. Tahap kedua dalam bentuk kuisioner, enam belas ahli diminta untuk menetapkan bobot ke dalam komponen dan untuk menentukan apakah ukuran kinerja dapat diterima. Rata-rata bobot yang diberikan oleh enam belas ahli disajikan dalam tabel berikut:

(54)

Tabel 3.4

Bobot Masing-masing Tujuan dan Elemen

Tujuan Bobot Tujuan

(%) Elemen Bobot Elemen (%) T1. Pendidikan 30 E1. Bantuan pendidikan 24 E2. Penelitian 27 E3. Training 26 E4. Publikasi 23 Total 100 T2. Keadilan 41

E5. Fair return 30

E6. Fair price 32

E7. Produk bebas

bunga 38

Total 100

T3.

Kesejahteraan 29

E8. Rasio laba 33 E9. Transfer pendapatan 30 E10. Rasio investasi sektor riil 37 Total 100 Total 100

Sumber : (Mohammed et al., 2008)

Secara matematis, penilaian maqashid syariah dapat dibuat model berdasarkan indikator kinerja (IK) sebagai berikut:

a. Maqashid Pertama (Mendidik Individu) IK (T1) = IK11 + IK21 + IK31 + IK41 Dimana, IK11 = W11× E11× R11 IK21 = W11× E12× R12 IK31 = W11× E13× R13 IK41 = W11× E14× R14 Dimana,

(55)

IK (T1) adalah tujuan maqashid pertama yaitu mendidik individu W11 adalah bobot T1 seperti yang disajikan dalam tabel 3.4 E11 adalah bobot elemen pertama T1

E12 adalah bobot elemen kedua T1 E13 adalah bobot elemen ketiga T1 E14 adalah bobot elemen keempat T1

R11 adalah rasio yang sesuai dengan elemen pertama T1 R12 adalah rasio yang sesuai dengan elemen kedua T1 R13 adalah rasio yang sesuai dengan elemen ketiga T1 R14 adalah rasio yang sesuai dengan elemen keempat T1. b. Maqashid Kedua (Keadilan)

IK (T2) = IK12 + IK22 + IK32 Dimana,

IK12 = W22× E21× R21 IK22 = W22× E22× R22 IK32 = W22× E23× R23 Dimana,

IK (T2) adalah tujuan maqashid pertama yaitu mendidik individu W22 adalah bobot T2 seperti yang disajikan dalam tabel 3.4 E21 adalah bobot elemen pertama T2

E22 adalah bobot elemen kedua T2 E23 adalah bobot elemen ketiga T2

(56)

R21 adalah rasio yang sesuai dengan elemen pertama T2 R22 adalah rasio yang sesuai dengan elemen kedua T2 R23 adalah rasio yang sesuai dengan elemen ketiga T2 c. Maqashid Ketiga (Kesejahteraan)

IK (T3) = IK11 + IK21 + IK31 + IK41 Dimana, IK11 = W33× E31× R31 IK21 = W33× E32× R32 IK31 = W33× E33× R33 IK41 = W33× E34× R34 Dimana,

IK (T3) adalah tujuan maqashid pertama yaitu mendidik individu W33 adalah bobot T3 seperti yang disajikan dalam tabel 3.4 E31 adalah bobot elemen pertama T3

E32 adalah bobot elemen kedua T3 E33 adalah bobot elemen ketiga T3 E34 adalah bobot elemen keempat T3

R31 adalah rasio yang sesuai dengan elemen pertama T3 R32 adalah rasio yang sesuai dengan elemen kedua T3 R33 adalah rasio yang sesuai dengan elemen ketiga T3 R34 adalah rasio yang sesuai dengan elemen keempat T3.

(57)

d. MaqashidSyariah Index

Secara matematis model untuk menghitung maqashid syariah index

adalah sebagai berikut

MSI = IK (T1) + IK (T2) + IK (T3) 2. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Hanafi & Halim, 2016). Penelitian ini mengacu pada penelitian Salman et al., (2018) dengan menggunakan ROA sebagai proksi untuk mengukur profitabilitas. Cara menghitung ROA yaitu:

ROA =Laba Sebelum Pajak Total Aset

3. Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan (Anita, 2015).

Pengukuran CSR dalam penelitian ini mengacu pada Pyo & Lee, (2013) menggunakan pengeluaran donasi. Pengeluaran donasi atau sumbangan dapat menjadi ukuran paling langsung dari kesediaan manajer untuk melakukan kegiatan CSR.

Donasi = Donasi Total Aset

(58)

3.8. Teknik Analisis Data 3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Ghazali, 2016).

3.8.2. Pengujian Model Struktural (Inner Model)

Model struktural atau inner model digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel laten berdasarkan subtantive theory (Ghozali, 2014). Inner model

dievaluasi dengan melihat nilai R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-Square test untuk predictive relevance dan uji t beserta signifikansi dari koefisien jalur struktural. Pengujian model struktural dimulai dengan melihat nilai R-Square. Nilai R-Square digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen apakah mempunyai pengaruh yang subtantive (Ghozali, 2014).

Model PLS dievaluasi dengan menggunakan Q-Square predictive relevane

untuk model konstruk. Q-Square digunakan untuk melihat seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model serta estimasi parameternya. Jika nilai Q-Square

lebih besar dari 0 (nol) maka dapat dikatakan bahwa model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-Square kurang dari 0 (nol) maka model kurang memiliki predictive relevance (Ghazali, 2014).

Rumus untuk menghitung Q-Square adalah sebagai berikut: 𝑄2 = 1 − (1 − 𝑅12)(1 − 𝑅22) … (1 − 𝑅𝑝2)

(59)

3.8.3. Uji Hipotesis

Keterdukungan hipotesis dapat dilihat dengan membandingkan nilai t-tabel dengan T-statistic yang dapat dilihat dari path coefficient. Apabila nilai T-statistic

lebih tinggi dibandingakan nilai T-tabel maka hipotesis diterima. Untuk tingkat keyakinan 95% (alpha 5%) maka nilai T-tabel adalah 1,96 untuk hipotesis two-tailed (Jogiyanto & Abdillah, 2009).

(60)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum

Penelitian ini meneliti pengaruh dari maqashid syariah index, profitabilitas dan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang terdapat di Indonesia. Bank umum syariah digunakan sebagai populasi karena untuk melihat pengaruh maqashid syariah index terhadap agresivitas pajak di lembaga syariah secara khusus sesuai saran penelitian dari Salman et al., (2018b).

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan yang dipublikasi bank umum syariah yang dapat diunduh di masing-masing website

bank. Metode purposivesampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian dengan menggunakan beberapa kriteria.

Tabel 4.1

Hasil Penentuan Sampel

Kriteria Sampel Sampel

Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia 13 Dikurangi:

Tidak menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian (1) Belum terbentuk menjadi Bank Umum Syariah sampai

tahun 2017

(2)

Mengalami kerugian dan tidak membayar pajak (5)

Jumlah sampel Bank Umum Syariah 5

(61)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 13 Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia pada tahun 2019. Sampel ditentukan melalui beberapa kriteria sehingga diperoleh 5 sampel bank umum syariah dengan periode penelitian dari tahun 2013-2017 sehingga terdapat 25 unit analisis. Bank Umum Syariah yang terpilih menjadi sampel penelitian diantaranya:

1. Bank Muamalat Indonesia 2. Bank Central Asia Syariah 3. Bank Rakyat Indonesia Syariah 4. Bank Syariah Mandiri

5. Bank Nasional Indonesia Syariah

4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data 4.2.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menjelaskan mengenai deskripsi data yang digunakan dalam penelitian ini. Deskripsi data penelitian ini diantaranya nilai minimum, nilai

maximum, mean dan standar deviasi. Terdapat empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu satu variabel dependen dan tiga variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak (CETR), sedangkan variabel indepennya adalah maqashid syariah index (MSI), profitabilitas (ROA) dan corporate social responsibility (CSR). Berikut hasil uji statistik deskriptif:

Gambar

Gambar 2.1  Maqashid Syariah
Tabel berlanjut...
Gambar 2.2  Kerangka Berfikir
Tabel 4.4  Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani narapidana

Seseorang dengan minat belajar yang tinggi tidak akan menjadikan hambatan sebagai halangan atau kendala dalam belajar, mereka yang berminat tinggi tidak akan

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hariyani (2010) yang menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility dapat meningkatkan

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Mullen et al., 2014) yang menyatakan bahwa Peran penampilan (appearance) dalam memimpin suatu usaha

Cloud computing merupakan sebuah istilah baru dalam dunia teknologi informasi, cloud merupakan sebuah metode komputasi yang mengandalkan teknologi internet, cloud yang dalam

Bapak Ahmad Zanin Nu’man selaku guru mata pelajaran al-Qur’an Hadis yang dengan sabar meluangkan waktu pada saat observasi berlangsung, kepada keluarga besar SMK

Permasalahan rumit kerap dijumpai para praktisi teknologi informasi saat menghadapi tantangan dimana sejumlah sistem informasi yang berbeda harus

1) Proses pangembangan Media Animasi Gambar Sajrone proses pangembangan media, ana perangan-perangan langkah kang kudu ditindakake, wiwit analisis kabutuhan, nganti