Panduan Pengguna Untuk Sektor
Panduan Pengguna Untuk Sektor
Komersial
Komersial
Indonesia 2050 P
Daftar Isi
1.
Ikhtisar Konsumsi Energi di Sektor Komersial ... 3
2.
Metodologi ... 5
3.
Asumsi... 6
Daftar Tabel
Tabel
1.
Potensi
penghematan
energi ... 4
Tabel
2.
Struktur
model
sektor
komersial ... 5
Tabel 3. Produk domestik bruto atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha ... 6
Tabel 4. Asumsi konsumsi energi setiap pemanfaatan berdasarkan jenis bahan bakar ... 7
Tabel
5.
Asumsi
pengurangan
intensitas
energi... 7
Daftar Gambar
Gambar 1. Konsumsi energi final per jenis bahan bakar 2000-2011... 3
Gambar 2. Konsumsi energi di bangunan gedung (Green Building Council Indonesia, 2014)... 4
Gambar 3. Ilustrasi proyeksi konsumsi energi untuk pencahayaan ... 9
Gambar 4. Ilustrasi proyeksi konsumsi energi untuk memasak ... 10
Gambar 5. Ilustrasi proyeksi konsumsi energi untuk pendingin ... 12
1. Ikhtisar Konsumsi Energi di Sektor Komersial
Sektor komersial terdiri atas perdagangan, hotel, restoran, keuangan, badan pemerintah, sekolah,
rumah sakit, komunikasi dan lainnya. Data selama tahun 2004-2011 menunjukkan bahwa sektor ini
tumbuh rata-rata 8% per tahun. Namun pertumbuhan sektor tersebut tidak memiliki pola yang sama
dengan pertumbuhan konsumsi energi di sektor komersial. Pertumbuhan konsumsi energi di sektor
komersial pada periode 2004-2011 memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 4% per tahun. Pada
tahun 2014, sektor ini mengkonsumsi energi sebesar 34,1 Juta SBM , atau sekitar 3% dari total
konsumsi energi final. Sebagian besar (70.9%) dikonsumsi dalam bentuk listrik yang diikuti oleh
Automotive Diesel Oil
(ADO), biomasa, gas kota,
Liquid Petroleum Gas (LPG), minyak tanah, dan
Industrial Diesel Oil
(IDO), masing masing sebesar 16,0 % , 4,2 %, 3,9 %, 3,4 %,1,7%, dan 0,01%
(Ministry of Energy and Mineral Resources, 2012). Konsumsi energi final dari tahun 2000-2011
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Konsumsi energi final per jenis bahan bakar 2000-2011
(Ministry of Energy and Mineral Resources, 2012)
Gambar 1 jelas menggambarkan bahwa listrik merupakan jenis energi final yang paling banyak
dengan kecenderungan semakin meningkat tiap tahun. Pertumbuhan ekonomi adalah faktor utama
penentu konsumsi energi final di sektor ini. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi, semakin
meningkat pula aktivitas atau kegiatan ekonomi pada sektor perdagangan, hotel restoran, keuangan,
badan pemerintah, sekolah, rumah sakit, komunikasi dan lainnya yang pada akhirnya berimbas
kepada meningkatnya konsumsi energi pada sektor-sektor tersebut.
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1T
h
o
u
s
a
n
d
B
O
E
Electricity
LPG
IDO
ADO
Kerosene
Gas
Biomass
Berdasarkan data
Green Building Council Indonesia
(GBCI), proporsi konsumsi energi di sektor
bangunan gedung secara berturut-turut adalah untuk penggunaan AC, pencahayaan dan lainnya
(Gambar 2).
Gambar 2. Konsumsi energi di bangunan gedung (Green Building Council Indonesia, 2014)
Sektor komersial memiliki potensi untuk dilakukan penghematan energi. Berdasarkan rancangan
induk konservasi energi nasional (RIKEN) 2011, potensi penghematan energi yang dapat dicapai di
sektor komersial adalah sebesar 10-30% (Tabel 1).
Tabel 1. Potensi penghematan energi
Sektor
Konsumsi
Energi
Per
Sektor Tahun 2012 (Juta
SBM)
Potensi
Penghematan
Energi
Target Penghematan
Energi Sektoral (2025)
Industri
305 (39,7%)
10 – 30%
17%
Transportasi
311 (40,4%)
15 - 35%
20%
Rumah Tangga
92 (12%)
15-30%
15%
Bangunan/Komersial
34 (4.4%)
10-30%
15%
Lainnya
(Pertanian,Konstruksi,
dan Pertambangan)
26 (3.4%)
25%
-Sumber: Draft Rencana Induk Konservasi Energi Nasional (RIKEN) 2011 (Direktorat Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2014)
Dalam rangka mencapai target konservasi energi, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
konservasi energi dan secara garis besar, peraturan terkait konservasi energi di sektor komersial
adalah sebagai berikut:
Standar dan label peralatan penggunaan energi s ektor komersial dan rumah tangga
Standar kompetensi manajer dan auditor energi di bangunan komersial
Peraturan daerah/peraturan gubernur, standar nasional indonesia (SNI) terkait bangunan
hemat energi (pencahayaan, tata ruang dan selubung bangunan).
55%
22%
23%
AC
Lighting
Others
2. Metodologi
Konsumsi energi pada sektor komersial dihitung dengan menggunakan pendekatan
end-use
.
Penggunaan metode ini dimaksudkan agar model dapat mengakomodasi penurunan intensitas
energi dimasa yang akan datang akibat adanya penetrasi teknologi yang lebih efisien. Dengan
menggunakan metode ini, konsumsi energi dapat dihitung dengan mengalikan tingkat aktivitas
(activity level) dengan intensitas energi (intensity) s ebagai mana diilustrasikan pada persamaan (1)
=
×
(1)
Dari berbagai literatur, biasanya
activity level
pada sektor ini adalah luas lantai bangunan pada
sektor komersial (Swisher, Jannuzi, & Redlinger, 1997). Akan tetapi, mengingat data tersebut tidak
terdokumentasikan dengan baik di Indonesia, model ini menggunakan PDB sektor komersial sebagi
activity level
. Sebagaimana pada sektor rumah tangga, struktur model pada sektor ini dibagi menjadi
menjadi empat kategori penggunaan yaitu: pencahayaan, memasak, pendinginan, dan penggunaan
lainnya. Tabel 2 menunjukkan struktur model pada sektor komersial. Sementara itu, Tabel 3
menunjukkan nilai PDB sektor komersial yang digunakan dalam pengembangan model I2050 PC.
Tabel 2. Struktur model sektor komersial
Struktur
Aktivitas
Unit
intensitas
Pencahaayan
PDB Sektor Komersial
boe/IDR
Memasak
boe/IDR
Pendinginan/AC
boe/IDR
Lain-lain
boe/IDR
Tabel 3. Produk domestik bruto atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha
(Miliar Rupiah), 2004-2013
Sumber: Badan Pusat Statistik
Sementara itu, data tahun dasar dari intensitas energi untuk setiap jenis pemanfaatan
(pencahayaan, memasak, pendinginan, dan lain-lain) berasal dari
Handbook of Energy & Economic
Statistic Indonesia 2012 dan
expert judgment
dari
core team.
3. Asumsi
Penentuan asumsi untuk pertumbuhan sektor komersial dibagi beberapa periode yakni periode
2011-2020 menggunakan nilai 8%, periode 2025-2035 (9%), periode 2035-2050 (12%). Penentuan
nilai-nilai PDB tersebut diperoleh dengan menghitung rata-rata nilai PDB secara historical dan
membandingkan dengan rata-rata pertumbuhan industri. Elastisitas yang diperoleh antara
pertumbuhan sektor komersial dan industri adalah sebesar 1.5%. Pertumbuhan komersial mengikuti
1.5 kali pertumbuhan sektor industri. Sementara itu, struktur konsumsi energi sektor komersial
berdasarkan
Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2012
berbeda dengan struktur
di dalam pemodelan ini, sehingga
expert judgment
diperlukan untuk menentukan intensitas energi
setiap pemanfaatan dalam tahun dasar. Tabel 4 menyajikan asumsi
core team modeler
dalam
menentukan konsumsi energi untuk setiap pemanfaatan berdasarkan jenisnya bahan bakar.
Sektor
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 2013** 1. Trade, Hotel & Restaurants 2 71 14 2. 20 2 93 65 4. 00 3 12 51 8. 70 3 40 43 7. 10 3 63 81 8. 20 36 84 63 .0 0 4 00 47 4. 90 4 37 47 2. 90 4 73 11 0. 60 5 01 15 8. 40 a. Wholesale & Retail Trade 2 22 29 0. 00 2 41 88 7. 10 2 57 84 5. 00 2 82 11 5. 80 3 01 94 1. 30 30 20 28 .4 0 3 31 31 2. 90 3 64 47 2. 10 3 9 6 11 1. 50 4 19 45 8. 00 b. Hotels 1 15 90 .7 0 1 23 13 .2 0 1 29 50 .5 0 1 36 45 .6 0 1 42 61 .5 0 1 52 00 .8 0 1 62 30 .9 0 1 78 68 .6 0 1 95 40 .0 0 2 12 32 .4 0 c. Restaurants 3 72 61 .5 0 3 94 53 .7 0 4 17 23 .2 0 44 67 5.7 0 4 76 15 .4 0 5 12 33 .8 0 5 29 31 .1 0 5 51 32 .2 0 5 74 59 .1 0 60 46 8.0 02. Communication 3 44 01 .0 0 4 28 56 .8 0 5 40 12 .9 0 6 95 35 .6 0 9 11 18 .6 0 1 12 62 7. 30 1 3 26 87 .0 0 1 4 94 56 .2 0 1 67 50 4. 90 1 87 63 3. 80 b. Communication 3 44 01 .0 0 4 28 56 .8 0 5 40 12 .9 0 6 95 35 .6 0 9 11 18 .6 0 1 12 62 7. 30 1 3 26 87 .0 0 1 4 94 56 .2 0 1 67 50 4. 90 1 87 63 3. 80
3. Finance, Real Estate and Business Services 1 51 12 3. 30 1 61 25 2. 20 1 70 07 4. 30 1 83 65 9. 30 1 98 79 9. 60 2 09 16 3. 00 2 21 02 4. 20 2 36 14 6. 60 2 53 02 2. 70 2 72 15 1. 90 a. Bank 6 82 95 .0 0 7 13 66 .9 0 7 24 74 .4 0 78 24 1. 00 8 40 39 .5 0 8 60 57 .5 0 9 01 67 .8 0 9 63 93 .1 0 1 04 39 1.0 0 1 13 98 3.6 0 b. Non-Bank Financial Institutions 1 20 67 .3 0 1 30 74 .9 0 1 40 09 .2 0 1 51 49 .8 0 1 65 18 .1 0 1 81 47 .6 0 1 93 33 .5 0 2 07 45 .1 0 2 22 22 .8 0 2 37 80 .5 0 c. Services Allied to Finance 1057.80 1128.30 1213.50 1331.00 1376.30 1424.60 1508.50 1627.20 1729.80 1817.30 d. Real Estate 4 41 11 .7 0 4 77 14 .6 0 5 17 55 .3 0 55 81 9. 10 6 07 75 .4 0 6 39 57 .6 0 6 74 97 .1 0 7 17 60 .2 0 7 61 00 .3 0 80 68 4.7 0 e. Business Services 2 55 91 .5 0 2 79 67 .5 0 3 06 21 .9 0 3 31 18 .4 0 3 60 90 .3 0 3 95 75 .7 0 4 25 17 .3 0 4 56 21 .0 0 48 57 8.8 0 5 18 85 .8 0
4. Services 1 52 90 6. 10 1 60 79 9. 30 1 70 70 5. 40 1 81 70 6. 00 1 93 04 9. 00 2 05 43 4. 20 2 17 84 2. 20 2 32 65 9. 10 2 44 86 9. 90 2 58 23 7. 90 a. General Government 7 23 23 .6 0 7 37 00 .1 0 7 66 18 .4 0 8 07 78 .2 0 8 43 77 .9 0 88 68 3.2 0 9 28 02 .6 0 9 78 06 .0 0 9 9 59 0.9 0 1 01 03 1.8 0 1). Government Administration and Defence 4 60 55 .1 0 4 68 89 .6 0 4 86 44 .3 0 5 11 48 .9 0 5 32 30 .7 0 5 58 45 .8 0 5 83 95 .7 0 6 15 10 .9 0 6 25 53 .2 0 6 34 07 .2 0 2). Other Government Services 2 62 68 .5 0 2 68 10 .5 0 2 79 74 .1 0 2 96 29 .3 0 3 11 47 .2 0 3 28 37 .4 0 3 44 06 .9 0 3 62 95 .1 0 3 70 37 .7 0 3 76 24 .6 0 b. Private 8 05 82 .5 0 8 70 99 .2 0 9 40 87 .0 0 1 00 92 7. 80 1 08 67 1. 10 1 16 75 1. 00 1 25 03 9. 60 1 3 48 53 .1 0 1 45 27 9. 00 1 57 20 6. 10 1). Social and Community Services 2 10 82 .7 0 2 26 04 .5 0 2 41 78 .0 0 2 57 77 .4 0 2 76 59 .0 0 2 96 88 .7 0 3 15 91 .1 0 3 38 00 .1 0 3 62 53 .2 0 3 88 98 .2 0 2). Amusement and Recreational Services 6302.10 6713.10 7246.70 7751.80 8345.20 9000.10 9671.60 10461.70 11265.90 12237.50 3). Personal and Household Services 5 31 97 .7 0 5 77 81 .6 0 6 26 62 .3 0 6 73 98 .6 0 7 26 66 .9 0 7 80 62 .2 0 8 37 76 .9 0 9 05 91 .3 0 9 77 59 .9 0 10 60 70 .4 0 Note:
* Preliminary figures ** Very preliminary figures