• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI OPTIMASI LEPASAN BERDASARKAN TAMPUNGAN OPERASI WADUK KLAMPIS DI KABUPATEN SAMPANG UNTUK IRIGASI DENGAN ALGORITMA GENETIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI OPTIMASI LEPASAN BERDASARKAN TAMPUNGAN OPERASI WADUK KLAMPIS DI KABUPATEN SAMPANG UNTUK IRIGASI DENGAN ALGORITMA GENETIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI OPTIMASI LEPASAN BERDASARKAN TAMPUNGAN OPERASI WADUK KLAMPIS DI KABUPATEN SAMPANG UNTUK IRIGASI DENGAN

ALGORITMA GENETIK

Yusuf Randy1, Widandi Soetopo2, Lily Montarcih Limantara2

1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

1[email protected]

ABSTRACT

Waduk Klampis adalah waduk yang berada di Kabupaten Sampang yang di fungsikan untuk memenuhi kebutuhan irigasi di D.I. Klampis seluas 2.603 Ha. Tetapi sejauh ini Dinas Pengairan Kabupaten Sampang sebagai instansi yang berwenang atas pengelolaan Waduk Klampis dan jaringan irigasinya saat ini tidak memiliki informasi dan data yang menunjang untuk keperluan monitoring, evaluasi dan perencanaan yang berkesinambungan dalam rangka menjamin kelangsungan operasional Waduk Klampis, dengan melakukan optimasi pengoperasian berdasarkan Tampungan Waduk diharapkan mendapatkan aturan lepasan berdasarkan Tampungan Waduk yang optimal. Studi ini difokuskan pada upaya meningkatkan kinerja waduk berdasarkan Tampungan Waduk menggunakan metode Algoritma Genetik, dengan fungsi tujuan meningkatkan nilai rata-rata produksi panen.

Dari hasil simulasi operasi berdasarkan Tampungan Waduk selama 11 tahun dari tahun 2004-2014 didapatkan rata-rata pemenuhan Irigasi Klampis seluas 2603 Ha yaitu 80,40% dan nilai produksi rata-rata 12,94 milyar rupiah. Proses optimasi Algoritma Genetik ini berpusat pada aturan lepasan berdasarkan Tampungan Waduk sebagai kromosom dan nilai rata-rata produksi sebagai fungsi kinerja/fungsi tujuan. Setelah dilakukan optimasi didapatkan peningkatan nilai minimum pemenuhan irigasi yaitu 80,70% dan rata-rata produksi 14,05 milyar rupaih.

Kata Kunci: Lepasan Berdasarkan Tampungan Waduk, Algoritma Genetik, Optimasi ABSTRACT

Klampis Reservoir is the reservoir in Sampang Regency with the main objective of providing Irrigation Area with coverage area of 2.603 acre. But so far the Water Resources Official Kabupaten Sampang as the authorized institution for the management of the Klampis Reservoir and its irrigation network currently has no information and data to support continuous monitoring, evaluation and planning in order to ensure continuity operation of the Klampis Reservoir, by performing optimization operation based on reservoir storage, expected to obtain the optimal realese rule based on storage reservoir. This study focusing to improve reservoir performance based on reservoir storage use Genetic Algorithm method, with objective function to increasing the production value of planting.

From the results of operation based on reservoir storage simulation which is simulated during 11 years from 2004-2014, it obtained the average of Klampis irrigation fulfillment is 80,40 % fulfillment with coverage irrigation area is 2603 acre, and the average production value is 12.94 billion rupiah. This optimization process centers on release rule based on Reservoir Storage as a chromosoms and the average production value as the objective/performance function. After finishing the optimization, the minimum irrigation demand fulfillment increase to 80.70% and the average production increase to 14.05 billion rupiah.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Masalah utama yang dihadapi dalam pendistribusian air adalah tempat, jumlah, waktu, dan mutu air. Sehingga perlu adanya pengelolaan pengoperasian dan perencanaan yang optimal agar keadaan air terjaga pada saat musim kemarau dan pada musim hujan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Dalam pemanfaatan tampungan

waduk dengan kuantitas air yang terbatas. Maka perlu adanya optimasi agar penggunaan air waduk bisa benar-benar

optimal guna memenuhi berbagai

kebutuhan yang direncanakan. Dalam penelitian ini akan diterapkan model optimasi dengan metode Algoritma Genetik yang merupakan salah satu metode program Stokastik.

Identifikasi Masalah

Kebutuhan air pada areal irigasi di hilir waduk selama ini mendapatkan suplai air dari Bendung Klampis atau dengan mengandalkan air hujan. Oleh karena itu Waduk Klampis berfungsi

meningkatkan efisiensi lahan dan

pemanfaatan sumber daya air yang merupakan sumber daya alam terbarukan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat.

Mengingat sejauh ini Dinas

Pengairan Kabupaten Sampang sebagai instansi yang berwenang atas pengelolaan Waduk Klampis dan jaringan irigasinya saat ini tidak memiliki informasi dan data

yang menunjang untuk keperluan

monitoring, evaluasi dan perencanaan yang berkesinambungan dalam rangka

menjamin kelangsungan operasional

jaringan irigasi Waduk Klampis, maka dalam penetapan pedoman operasi perlu adanya kajian berupa optimasi. Kajian ini difokuskan pada pencarian alternatif lepasan berdasarkan Tampungan Waduk

guna memenuhi kebutuhan irigasi

Klampis menggunakan metode Algoritma Genetik yang merupakan salah satu

metode simulasi untuk optimasi prosedur Stokastik.

Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam studi ini adalah sebagai berikut :

1. Studi dilakukan di Waduk Klampis Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur.

2. Daerah irigasi yang akan dialiri adalah D.I Klampis seluas 2.603 ha. 3. Tidak membahas perencanaan desain

bangunan, biaya konstruksi, operasi pintu, analisa ekonomi, masalah usia guna waduk dan analisis sedimentasi.

4. Tidak membahas perencanaan

kebutuhan air irigasi.

5. Lepasan waduk berdasarkan

Tampungan diperuntukkan untuk irigasi.

6. Membahas operasi dan optimasi

waduk berdasarkan Tampungan

Waduk.

7. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode simulasi stokastik model Algoritma Genetik.

8. Menggunakan program Visual-Basic dari MS-Exel 2007 untuk membuat simulasi stokastik model Algoritma Genetik.

Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam studi ini adalah :

1. Bagaimana simulasi lepasan

berdasarkan Tampungan waduk di waduk Klampis ?

2. Bagaimana rumusan model optimasi

untuk Waduk Klampis dan

penyelesaiannya dengan model

optimasi Algoritma Genetik ?

3. Bagaimana hasil peningkatan

produksi tanam dengan simulasi optimasi Algoritma Genetik ?

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari studi ini adalah untuk memaksimalkan kinerja operasi Waduk Klampis berdasarkan Tampungan dan

(3)

mencapai kondisi yang optimal dalam

peruntukan kebutuhan irigasi D.I

Klampis.

Manfaat dari studi ini adalah untuk

memberikan pedoman lepasan

berdasarkan Tampungan dan untuk

meningkatkan produksi panen D.I.

Klampis.

TINJAUAN PUSTAKA Umum

Fungsi utama waduk secara prinsip adalah menampung kelebihan air pada periode debit tinggi untuk digunakan pada saat debit rendah. Disamping menampung air untuk pemanfaatan dikemudiaan hari, penampungan air dapat memperkecil kerusakan akibat banjir di bagian hilirnya.

Ciri Fisik Waduk

Ciri fisik suatu waduk atau bagian-bagian pokok waduk adalah sebagai berikut :

1. Tampungan efektif atau Kapasitas Berguna (useful storage), adalah volume tampungan diantara Muka air Minimum (Low Water Level/LWL) dan muka air normal (Normally

Water Level/NWL).

2. Tampungan banjir (Surcharge

storage), adalah volume air diatas muka air normal selama banjir. Untuk beberapa saat debit meluap melalui pelimpah kapasitas tambahan

ini umumnya tidak terkendali,

dengan pengertian adanya hanya pada waktu banjir dan tidak dapat dipertahankan untuk penggunaan selanjutnya.

3. Tampungan Mati (dead storage) adalah volume air yang terletak di bawah muka air minimum dan air ini

tidak dimanfaatkan dalam

pengoperasian waduk.

4. Muka Air Minimum(Low Water

Level/LWL) adalah elevasi

maksimum yang dicapai oleh

permukaan air waduk

5. Muka Air Minimum (Low Water Level/ LWL) adalah elevasi air terendah bila tampungan dilepaskan pada kondisi normal, permukaan ini dapat dtentukan oleh elevasi dari bangunan pelepas yang terendah. 6. Muka air pada banjir rencana adalah

elevasi air selama banjir maksimum drencanakan terjadi (Flood Water level/ FWL).

7. Pelepasan (release) adalah volume air yang dilepaskan secara terkendali dari suatu waduk selama kurun waktu tertentu.

8. Limpasan (spillout), danggap aliran tdak terkendal dari waduk dan hanya terjadi kalau air yang ditampung dalam waduk melebihi tinggi muka air maksmum.

9. Periode Kritis (critical perode)

adalah perode dimana sebuah waduk berubah dari kondisi penuh ke kondisi kosong tanpa melimpah selama periode tersebut.

Gambar 1. Macam Zona Tampungan Waduk

Sumber : Sudjarwadi, 1988:4

Aturan Operasi Waduk

Aturan Lepasan Operasi Waduk merupakan pedoman dalam melepaskan jumlah air dari waduk untuk memenuhi

berbagai kebutuhan sesuai dengan

(4)

Gambar 2. Lepasan Tergantung Tampungan

Sumber: Soetopo W, 2010:14

Parameter yang digunakan dalam penerapan pedoman lepasan operasi waduk berdasarkan tampungan adalah sebagai berikut :

1. Tampungan Waduk (%)

Besarnya tampungan waduk diukur

dengan prosentase tampungan

terhadap kapasitas tampungan aktif 2. Lepasan Kebutuhan (%)

Besarnya pemenuhan diukur dengan melihat kondisi/status tampungan waduk. Artinya apabila kondisi tampungan waduk menurun maka prosentase lepasan sesuai kebutuhan juga menurun.

Penerapan Model Sinus Perkalian Pada Rumusan Kinerja Irigasi

Pada penerapan metode ini, maka fungsi tujuannya adalah nilai produksi panen relatif (dinotasikan sebagai Yr) yaitu perbandingan produksi panen aktual

terhadap produksi panen potensial.

Apabila Yr ini dihubungkan dengan

pemberian air relative (dinotasikan

sebagai Awr, yaitu perbandingan antara pemberian air actual terhadap pemberian air optimum) maka muncul bentuk umum dari hubungan antara pemberian air dan

produksi panen (English, 2002).

Pemberian air yang melampaui batas

optimum justru akan menurunkan

produksi panen. Bentuk umum antara

Awr dan Yr ini ditampilkan pada gambar

2.3 dibawah ini.

Gambar 3. Bentuk Umum hubungan Awr dan Yr

Sumber : English et.al.,2002

Optimasi dengan Algoritma Genetik (AG)

Algoritma Genetik adalah salah satu metode dari kelompok Simulasi untuk optimasi. Prosedur jenis ini cenderung

untuk efektif terutama dalam

mengekplorasi berbagai bagian-bagian daripada wilayah yang layak (feasible) dan secara gradual bergerak menuju solusi-solusi layak yang terbaik.

Model AG berpusat pada struktur daripada kromosom yang mewakili alternatif solusi. Jadi sebuah kromosom merupakan sekumpulan variabel-variabel keputusan sebagai gambar berikut.

VAR-1 VAR-2 VAR-3 VAR-4 VAR-P

Gambar 2.3. Kromosom sebagai Alternatif Solusi Sumber: Soetopo W, 2012:85

Kromosom adalah alternatif solusi, maka setiap kromosom mempunyai nilai kinerja. Karenanya model otimasi AG bertujuan untuk mendapatkan kromosom terbaik yang mempunyai nilai kinerja terbaik pula.

Model optimasi AG adalah proses

optimasi yang secara iteratif

mengembangkan suatu populasi daripada

kromosom-kromosom

(alternatif-alternatif solusi) sehingga tercapailah

suatu populasi homogen daripada

kromosom (alternatif solusi) yang

terbaik.

Secara garis besar maka proses

pengembangan populasi kromosom

dengan cara AG itu terdiri dari pada 3 komponen berikut ini.

1. Reproduksi 2. Crossover 3. Mutasi

Reproduksi adalah proses seleksi terhadap kromosom yang terdapat pada suatu populasi berdasarkan nilai kinerja dari masing-masing kromosom.

Crossover adalah persilangan

diantara kromosom-kromosom yang ada pada suatu generasi turunan. Hasil persilangan ini membentuk populasi dari

(5)

generasi berikutnya. Pada contoh kasus

ini, maka persilangan antara dua

kromosom generasi turunan akan

menghasilkan satu kromosom baru. Pada persilangan ini, maka setiap variabel dari kromosom baru merupakan gabungan antara dua variabel dari kedua kromosom generasi turunan. Untuk variabel ke~I, maka rumus stokastik penggabungan adalah sebagai berikut.

Vi = V1i . U [0,1] + V2i . (1-U [0,1]) (2-20)

Dengan Vi adalah variabel dari

kromosom baru gabungan, V1i dan V2i

adalah varibel masing-masing dari kedua kromosom generasi turunan, dan U [0,1] adalah bilangan acak uniform antara 0 dan 1.

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Studi

Waduk Klampis terletak di Sungai

Klampis, Desa Kramat, Kecamatan

Kedungdung Kabupaten Sampang.

Secara geografis Waduk Klampis terletak

pada koordinat 07o06’28” LS dan

113o13’14” BT.

Data-data yang Diperlukan

Data-data yang diperlukan dalam studi ini meliputi :

1. Data Debit Inflow

Data ini digunakan untuk mengetahui besarnya debit inflow di Waduk Klampis. Data ini digunakan dalam pengoptimalan Lepasan dengan metode Algoritma Genetik. 2. Data Kebutuhan Air Irigasi

Data Kebutuhan air irigasi yang digunakan pada studi ini adalah

kebutuhan irigasi di D.I.Klampis. Data ini digunakan untuk mengetahui besarnya debit lepasan waduk yang diperlukan.

3. Data Evaporasi Waduk

Data evaporasi waduk digunakan untuk mengetahui besarnya kehilangan air yang terjadi di Waduk Klampis. Data ini kemudian diolah dalam

pengoptimalan Lepasan dengan

metode Algoritma Genetik 4. Data Karakteristik Waduk

Data karakterisitik waduk yang

digunakan adalah data tampungan aktif , tampungan mati, luas genangan waduk, volume waduk, dan tinggi waduk.

Tahapan Penyelesaian

Gambar 4. Diagram Alir Pengerjaan Algoritma Genetik Mulai Perumusan Parameter Algoritma Genetik Inisialisasi Populasi Crossover (Kawin Silang) Reproduksi Hasil Optimasi Homogen (Seragam) Selesai Tidak Ya

(6)

Gambar 5. Diagram Alir Pengerjaan Skripsi

HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Produksi Tanam

Nilai produksi tanam akan

menggunakan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian untuk tanaman padi dan palawija. Data tersebut digunakan untuk membandingkan hasil produksi setelah dilakukan optimasi dengan Algoritma Genetik.

Tabel 1. Nilai Produksi

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sampang Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Produksi Tahun 2004-2014

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Sampang

Simulasi Fungsi Produksi Panen

Tabel 3. Perhitungan Simulasi Nilai Produksi Tahun 2004

Sumber : Perhitungan

Hasil produksi setelah dilakukan simulasi pada tahun 2004 nilai produksi menjadi 14,14 milyar rupiah dan rata-rata

produksi 4,71 milyar rupiah.

Mulai Simulasi Operasi Waduk Berdasarkan Tampungan Perumusan Fungsi Model Perumusan Parameter Simulasi Berdasarkan Tampungan Optimasi Lepasan berdasarkan Tampungan dengan Algoritma Genetik Homogen Kesimpulan Selesai Ya Tidak Debit Inflow Evaporasi Waduk Kebutuhan Irigasi Data Karakteristik Waduk Padi MT 1 1.599 4.995 Palawija MT 1 704 Palawija MT 2 1.454 5.778 Palawija MT 3 7.011.000 925 4.947 1.895.000 2.791.500 3.974.000 Rp/ha ha [Juta Rp] Produksi Luasan Riil Produksi MT

Produksi Produksi Maks. Riil [juta Rp] [milyar Rp] [1] [2] [3] 2004 15.720 14,10 2005 15.720 14,68 2006 15.720 13,80 2007 15.720 12,19 2008 15.720 14,33 2009 15.720 14,56 2010 15.720 14,86 2011 15.720 14,78 2012 15.720 14,55 2013 15.720 14,79 2014 15.720 11,73 Periode Produksi Produksi Awri Yri Yr Maks. Riil

[juta Rp] [milyar Rp] [1] [2] [3] [4] [5] [6] Jan-1 1,0000 1,0000 Jan-2 1,0000 1,0000 Jan-3 1,0000 1,0000 Feb-1 1,0000 1,0000 MT Feb-2 1,0000 1,0000 I Feb-3 1,0000 1,0000 0,95152 4.995,32 4,75 Mar-1 1,0000 1,0000 Mar-2 1,0000 1,0000 Mar-3 1,0000 1,0000 Apr-1 1,0000 1,0000 Apr-2 1,0000 1,0000 Apr-3 1,0000 1,0000 Mei-1 0,8088 0,9976 Mei-2 1,0000 1,0000 Mei-3 1,0000 1,0000 Jun-1 0,7365 0,9950 MT Jun-2 0,7218 0,9943 II Jun-3 0,6773 0,9920 0,97911 5.778,20 5,66 Jul-1 1,0000 1,0000 Jul-2 0,6388 0,9896 Jul-3 0,6140 0,9879 Ags-1 0,5967 0,9865 Ags-2 1,0000 1,0000 Ags-3 0,5621 0,9836 Sep-1 0,5152 0,9789 Sep-2 0,4571 0,9719 Sep-3 0,3686 0,9579 Okt-1 0,2902 0,9404 MT Okt-2 0,2471 0,9278 III Okt-3 1,0000 1,0000 0,75430 4.946,70 3,73 Nov-1 1,0000 1,0000 Nov-2 1,0000 1,0000 Nov-3 1,0000 1,0000 Des-1 0,1586 0,8926 Des-2 0,5404 0,9815 MT Des-3 0,6100 0,9876 I Periode

(7)

Perhitungan Simulasi Waduk Klampis Berdasarkan Tampungan Waduk

Aturan lepasan ditetapkan dengan cara coba-coba, dan pada aturan lepasan pada simulasi berdasarkan Tampungan Waduk di waduk Klampis kali ini ditetapkan dengan interval 2%, mulai dari 0 – 100%. Dalam kondisi penuh waduk Klampis memiliki tampungan

maksimum operasi sebesar 10 juta m3, dengan tampungan aktif sebesar 7 juta m3 dan tampungan mati sebesar 3 juta m3.

Tabel 4. Simulasi Waduk Klampis Berdasarkan Tampungan Waduk

Dari perhitungan simulasi waduk Klampis berdasarkan Tampungan Waduk dari tahun 2004 – 2014 didapatkan rata-rata pemenuhan waduk terhadap kebutuhan irigasi 80,70%. Ditinjau dari kinerja waduk Klampis terhadap pemenuhan irigasi D.I. Klampis dengan pedoman lepasan waduk berdasarkan Tampungan Waduk yang ada sudah baik. Dengan dilakukan optimasi menggunakan metode Algoritma Genetik akan dicoba meningkatkan produksi rata-rata dan meningkatkan fungsi kinerja waduk dengan menaikkan nilai produksi

rata-rata, yang akan menjadi fungsi tujuan dari optimasi dengan metode Algoritma Genetik.

Pct. Pct. No. Tamp. Kebutuhan

[%] [%] 1 0,00 3,00 2 2,00 8,00 3 4,00 12,00 4 6,00 15,50 5 8,00 17,50 6 10,00 22,00 7 12,00 25,50 8 14,00 27,50 9 16,00 30,25 10 18,00 34,40 11 20,00 37,65 12 22,00 40,50 13 24,00 41,78 14 26,00 46,00 15 28,00 47,80 16 30,00 50,00 17 32,00 51,68 18 34,00 53,00 19 36,00 54,76 20 38,00 56,33 21 40,00 58,00 22 42,00 60,00 23 44,00 61,00 24 46,00 62,50 25 48,00 63,09 26 50,00 65,25 27 52,00 66,55 28 54,00 68,00 29 56,00 70,00 30 58,00 71,25 31 60,00 72,87 32 62,00 73,66 33 64,00 75,00 34 66,00 76,00 35 68,00 77,60 36 70,00 78,50 37 72,00 79,80 38 74,00 82,87 39 76,00 83,10 40 78,00 85,70 41 80,00 86,50 42 82,00 87,25 43 84,00 88,90 44 86,00 89,50 45 88,00 90,00 46 90,00 91,00 47 92,00 92,35 48 94,00 97,80 49 96,00 98,00 50 98,00 99,00 51 100,00 100,00 7 juta m3 2004 ave 80,40 3 juta m3 86400 min 3,00

Pct. Cek Cek Cek Tampungan Aktif Waduk OUTFLOW PASOKAN IRIGASI Tahun No. Periode Banyak INFLOW KEBUTUHAN INFLOW KEBUTUHAN Luas MAW Tinggi Volume Tamp.Aktif tamp. pasokan Ada SPILLOUT

hari IRIGASI IRIGASI awal evaporasi kehilangan mati cukup Limpahan Awal Akhir Volume Persen Defisit [m³/dt] [m³/dt] [juta m³] [juta m³] [km²] [mm/hari] [juta m³] [%] [%] [juta m³] [0/1] [0/1] [0/1] periode periode [juta m³] [%] [0/1] [juta m³] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] 1 1 Jan-1 10 4,683 0,000 4,04611 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 3,89889 1 2 Jan-2 10 4,781 0,591 4,13078 0,51041 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,51041 0 0 0 7,000 7,000 0,51041 100,00 0 3,47315 1 3 Jan-3 11 4,886 3,863 4,64365 3,67185 2,45363 6,0 0,16194 100,00 100,00 3,67185 0 0 0 7,000 7,000 3,67185 100,00 0 0,80987 1 4 Feb-1 10 3,953 1,989 3,41539 1,71828 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 1,71828 0 0 0 7,000 7,000 1,71828 100,00 0 1,54990 1 5 Feb-2 10 3,887 1,403 3,35837 1,21177 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 1,21177 0 0 0 7,000 7,000 1,21177 100,00 0 1,99938 1 6 Feb-3 9 3,956 1,348 3,07619 1,04857 2,45363 6,0 0,13250 100,00 100,00 1,04857 0 0 0 7,000 7,000 1,04857 100,00 0 1,89512 1 7 Mar-1 10 3,198 0,000 2,76307 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 2,61585 1 8 Mar-2 10 3,168 0,925 2,73715 0,79961 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,79961 0 0 0 7,000 7,000 0,79961 100,00 0 1,79032 1 9 Mar-3 11 3,218 2,309 3,05839 2,19423 2,45363 6,0 0,16194 100,00 100,00 2,19423 0 0 0 7,000 7,000 2,19423 100,00 0 0,70221 1 10 Apr-1 10 0,380 0,000 0,32832 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 0,18110 1 11 Apr-2 10 0,180 0,000 0,15552 0,00000 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 0,00000 0 0 0 7,000 7,000 0,00000 100,00 0 0,00830 1 12 Apr-3 10 0,120 2,242 0,10368 1,93750 2,45363 6,0 0,14722 100,00 100,00 1,93750 0 0 1 7,000 5,019 1,93750 100,00 0 0,00000 1 13 Mei-1 10 0,016 0,623 0,01382 0,53829 2,04373 6,0 0,12262 71,70 79,60 0,42850 0 0 1 5,019 4,482 0,42850 79,60 1 0,00000 1 14 Mei-2 10 0,004 0,000 0,00346 0,00000 1,92951 6,0 0,11577 64,02 75,01 0,00000 0 0 1 4,482 4,369 0,00000 100,00 0 0,00000 1 15 Mei-3 11 0,001 0,000 0,00095 0,00000 1,90475 6,0 0,12571 62,42 73,94 0,00000 0 0 1 4,369 4,245 0,00000 100,00 0 0,00000 1 16 Jun-1 10 0,000 0,080 0,00000 0,06945 1,87775 6,0 0,11266 60,64 73,12 0,05078 0 0 1 4,245 4,081 0,05078 73,12 1 0,00000 1 17 Jun-2 10 0,000 0,439 0,00000 0,37936 1,84306 6,0 0,11058 58,30 71,49 0,27122 0 0 1 4,081 3,699 0,27122 71,49 1 0,00000 1 1 18 Jun-3 10 0,000 0,382 0,00000 0,33014 1,75899 6,0 0,10554 52,85 67,16 0,22174 0 0 1 3,699 3,372 0,22174 67,16 1 0,00000 2004 1 19 Jul-1 10 0,000 0,000 0,00000 0,00000 1,68737 6,0 0,10124 48,17 63,28 0,00000 0 0 1 3,372 3,271 0,00000 100,00 0 0,00000 1 20 Jul-2 10 0,000 0,149 0,00000 0,12849 1,66521 6,0 0,09991 46,73 62,71 0,08058 0 0 1 3,271 3,090 0,08058 62,71 1 0,00000 1 21 Jul-3 11 0,000 0,137 0,00000 0,13013 1,62518 6,0 0,10726 44,15 61,11 0,07953 0 0 1 3,090 2,904 0,07953 61,11 1 0,00000 1 22 Ags-1 10 0,000 0,257 0,00000 0,22165 1,58272 6,0 0,09496 41,48 59,48 0,13183 0 0 1 2,904 2,677 0,13183 59,48 1 0,00000 1 23 Ags-2 10 0,000 0,000 0,00000 0,00000 1,53217 6,0 0,09193 38,24 56,53 0,00000 0 0 1 2,677 2,585 0,00000 100,00 0 0,00000 1 24 Ags-3 11 0,000 0,560 0,00000 0,53201 1,51074 6,0 0,09971 36,93 55,49 0,29520 0 0 1 2,585 2,190 0,29520 55,49 1 0,00000 1 25 Sep-1 10 0,000 0,811 0,00000 0,70100 1,42107 6,0 0,08526 31,28 51,08 0,35806 0 0 1 2,190 1,747 0,35806 51,08 1 0,00000 1 26 Sep-2 10 0,000 0,839 0,00000 0,72483 1,32010 6,0 0,07921 24,95 43,79 0,31738 0 0 1 1,747 1,350 0,31738 43,79 1 0,00000 1 27 Sep-3 10 0,000 0,778 0,00000 0,67199 1,22730 6,0 0,07364 19,29 36,49 0,24520 0 0 1 1,350 1,031 0,24520 36,49 1 0,00000 1 28 Okt-1 10 0,000 0,627 0,00000 0,54158 1,15353 6,0 0,06921 14,73 28,50 0,15438 0 0 1 1,031 0,808 0,15438 28,50 1 0,00000 1 29 Okt-2 10 0,000 0,511 0,00000 0,44192 1,10046 6,0 0,06603 11,54 24,69 0,10911 0 0 1 0,808 0,632 0,10911 24,69 1 0,00000 1 30 Okt-3 11 0,000 0,000 0,00000 0,00000 1,05896 6,0 0,06989 9,03 19,83 0,00000 0 0 1 0,632 0,563 0,00000 100,00 0 0,00000 1 31 Nov-1 10 0,057 0,000 0,04925 0,00000 1,04230 6,0 0,06254 8,04 17,58 0,00000 0 0 1 0,563 0,549 0,00000 100,00 0 0,00000 1 32 Nov-2 10 0,017 0,000 0,01469 0,00000 1,03873 6,0 0,06232 7,85 17,35 0,00000 0 0 1 0,549 0,502 0,00000 100,00 0 0,00000 1 33 Nov-3 10 0,005 0,000 0,00432 0,00000 1,02800 6,0 0,06168 7,17 16,67 0,00000 0 0 1 0,502 0,444 0,00000 100,00 0 0,00000 1 34 Des-1 10 2,536 1,020 2,19110 0,88118 1,01368 6,0 0,06082 6,35 15,85 0,13963 0 0 1 0,444 2,435 0,13963 15,85 1 0,00000 1 35 Des-2 10 2,695 3,449 2,32848 2,98030 1,47680 6,0 0,08861 34,78 53,69 1,60012 0 0 1 2,435 3,075 1,60012 53,69 1 0,00000 1 36 Des-3 11 2,781 1,382 2,64306 1,31320 1,62072 6,0 0,10697 43,92 60,96 0,80055 0 0 1 3,075 4,810 0,80055 60,96 1 0,00000 Sumber : Perhitungan

Keterangan: 1. tahun 7. Inflow Waduk (juta m3) 13. Persen Keb.+ Slope * ([12] - Persen Tamp.) 19. Jika [15]<>0; maka 0; jika [17]<>0; maka [7]+[18]-[11]-[14]; jika tidak Kapasitas Tamp. Aktif 2. No 8. Keb. Irigasi (juta m3) 14. [13]*[8]/100 20. Jika [15]<>0; maka 0; jika tidak [16]<>0; maka [7]+[18]-[11]-[19]; jika tidak [14] 3. Periode 9. Data Teknis Waduk 15. Jika [7]+[18]-[11] >= 0; maka 0; jika tidak 1 21. Jika [6]=0; maka 100; jika [20]-[8]<=0; maka 0; Round (100*[20]/[8]) 4. Banyak Hari 10. Perhitungan Penman Modifikasi 16. Jika [7]+[18]-[11]-[14] >= 0; maka 0; jika tidak 1 22. Jika [21]>=100; maka 0; jika tidak 1

5. Inflow Waduk 11. [4]*[9]*[10]/1000 17. Jika [7]+[18]-[11]-[14] > 7, maka 0; jika tidak 1 23. Jika [17] = 0 maka 0; jika tidak ([5]+[18]-[11]-[19]-[20]) 6. Keb. Irigasi 12. 100*[18]/Tampungan Aktif 18. Kapasitas Tampungan Awal Waduk

[1]

Detik per hari

EVAPORASI

[juta m³] PCT

Kebutuhan Kapasitas Tamp. Aktif Tahun Awal

(8)

Model Simulasi Optimasi Algoritma Genetik

Umum

Model Algoritma Genetik berpusat

pada kromosom-kromosom yang

mewakili alternatif solusi, alternatif solusi pada studi kali ini yaitu berupa

aturan lepasan waduk berdasarkan

Tampungan Waduk. Dengan fungsi

tujuan memaksimalkan kebutuhan

minimum untuk irigasi. Cara kerja Algoritma Genetik pada studi kali ini

dengan mensimulasikan waduk

berdasarkan Tampungan Waduk selama

11 tahun (2004-2014) dengan

meningkatkan rata-rata produksi panen (fungsi tujuan).

Tabel 5. Contoh Alternatif Aturan Lepasan Berdasarkan Tampungan Pada Optimasi Algortima Genetik

Sumber : Perhitungan

Model optimasi Algoritma Genetika adalah proses optimasi yang secara

iteratif mengembangkan dari suatu

populasi (kromosom-kromosom)

daripada kromosom (alternatif lepasan

waduk) sehingga tercapailah suatu

kumpulan variabel lepasan waduk yang homogen (seragam) daripada variabel lepasan waduk yang terbaik.

Reproduksi

Reproduksi adalah proses seleksi terhadap kromosom yang terdapat pada suatu populasi berdasarkan nilai kinerja

dari masing-masing kromosom. Dalam

penentuan nilai kinerja (ranking),

semakin besar nilai fungsi tujuan maka semakin baik kinerja dari kromosom tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan proses copy, proses copy atau proses pemilihan generasi terbaik ini akan menjadi generasi turunan yang berikutnya . Proses seleksi disini memilih 16

variabel lepasan waduk terbaik

(diranking) dari kumpulan variabel aturan lepasan waduk yang berjumlah 120. Tabel 6. Contoh 120 Kromosom Beserta Fungsi Kinerja Algoritma Genetik

Sumber : Perhitungan

Dari 120 kromosom tersebut pada

satu generasi populasi, tiap-tiap

kromosom memiliki nilai kinerja

terhadap fungsi tujuan. Berdasarkan fungsi kinerja tersebut akan di seleksi menjadi 16 kromosom terpilih yang memiliki kinerja terbaik pada suatu populasi.

(9)

Tabel 7. Contoh Kromosom Hasil Seleksi

Sumber : Perhitungan

Dalam proses optimasi dari 16 kromosom diatas akan dijadikan generasi turunan selanjutnya dengan melalui proses crossover, berhenti ketika antar kromosom homogen.

Crossover

Crossover adalah persilangan antara

kromosom yang ada pada suatu generasi turunan. Crossover merupakan bagian dari proses reproduksi. Hasil persilangan ini membentuk populasi dari generasi berikutnya (dalam studi ini sebanyak 120 kromosom). Pada studi ini persilangan antara dua kromosom generasi turunan akan menghasilkan satu kromosom baru.

Vi = V1i . U [0,1] + V2i . (1-U [0,1])

Tabel 8. Tabel Proses Crossover

Sumber : Perhitungan

Vi = 11,5976 . 0,0437 + 11,5731 .

(1-0,0437)

Vi = 11,5926

Dengan Vi adalah variabel dari kromosom baru gabungan, V1i dan V2i adalah varibel masing-masing dari kedua kromosom generasi turunan, dan U [0,1] adalah bilangan acak uniform antara 0 dan 1.

Model Optimasi Lepasan Waduk Klampis dengan Algoritma Genetik

Proses optimasi Algoritma Genetik ini berlangsung secara iteratif dengan menghitung secara langsung kinerja kromosom (alternatif aturan lepasan) pada simulasi waduk selama 12 tahun.

Berikut adalah tahapan optimasi

Algoritma Genetik : 1. Proses Inisialisasi

Pada proses Inisialisasi maka

dibangkitkan secara stokastik

populasi pertama sebanyak 16

kromosom (Alternatif Aturan

Lepasan). Satu kromosom

dibangkitkan melalui dua tahap yaitu :

 20 Iterasi awal

 200 Iterasi lanjutan dengan

kisaran acak 2 – 0,0001 2. Crossover

Setelah terbentuk 16 kromosom pada generasi pertama hasil bangkitan dari

proses Inisialisasi, kemudian

dilakukan proses Crossover. Proses ini merupakan persilangan antara kromosom pada suatu generasi turunan. Pada proses ini maka ada

prioritas bagi kromosom hasil

Crossover adanya perbaikan minimal 1 kali. Proses Crossover ini akan menghasilkan 120 kromosom baru hasil kombinasi antar generasi. 3. Proses Perbaikan

Dari 120 kromosom hasil Crossover kemudian dipilihlah 16 kromosom

terbaik berdasarkan fungsi

kinerja/fungsi tujuan. Generasi

populasi 16 kromosom hasil seleksi inilah yang akan menjadi generasi turunan berikutnya. No 1 2 3 4 5 6 -- 16 Posisi 6 18 83 31 80 1 -- 23 Kinerja 4,6839 4,6839 4,6839 4,6839 4,6839 4,6839 -- 4,6839 1 2 3 4 5 6 -- 16 0,00 0,952 0,951 0,951 0,951 0,951 0,951 -- 0,951 2,00 0,974 0,974 0,972 0,973 0,973 0,968 -- 0,970 4,00 0,976 0,980 0,980 0,980 0,979 0,981 -- 0,979 6,00 0,928 0,930 0,929 0,928 0,930 0,930 -- 0,928 8,00 0,736 0,738 0,738 0,737 0,737 0,735 -- 0,738 10,00 0,868 0,866 0,866 0,868 0,868 0,867 -- 0,866 12,00 0,843 0,845 0,845 0,844 0,845 0,843 -- 0,845 14,00 0,518 0,515 0,516 0,516 0,518 0,518 -- 0,516 16,00 0,737 0,737 0,737 0,738 0,737 0,737 -- 0,737 18,00 0,858 0,856 0,857 0,858 0,858 0,856 -- 0,858 20,00 0,855 0,854 0,854 0,856 0,854 0,855 -- 0,854 22,00 0,732 0,731 0,729 0,721 0,729 0,734 -- 0,729 24,00 0,705 0,709 0,709 0,708 0,706 0,707 -- 0,707 26,00 0,457 0,455 0,455 0,455 0,455 0,455 -- 0,455 28,00 0,411 0,411 0,409 0,406 0,408 0,409 -- 0,409 30,00 0,453 0,447 0,450 0,448 0,448 0,448 -- 0,447 32,00 0,404 0,405 0,405 0,405 0,404 0,405 -- 0,405 -- -- -- -- -- -- -- -- --78,00 0,292 0,290 0,290 0,290 0,293 0,290 -- 0,290 80,00 0,281 0,277 0,275 0,281 0,287 0,297 -- 0,289 82,00 0,371 0,374 0,370 0,372 0,364 0,371 -- 0,364 84,00 0,209 0,212 0,216 0,211 0,210 0,210 -- 0,214 86,00 0,180 0,178 0,183 0,178 0,175 0,188 -- 0,177 88,00 0,258 0,260 0,263 0,261 0,257 0,259 -- 0,260 90,00 0,258 0,269 0,257 0,266 0,266 0,263 -- 0,270 92,00 0,427 0,434 0,441 0,434 0,444 0,427 -- 0,429 94,00 0,555 0,549 0,552 0,554 0,546 0,552 -- 0,548 96,00 0,431 0,431 0,431 0,431 0,430 0,431 -- 0,431 98,00 0,341 0,345 0,341 0,344 0,341 0,340 -- 0,337 100,00 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 -- 1,000 Tampungan Waduk (%) Kromosom (Lepasan Waduk %)

1 2 3 4 -- 14 15 16 4,01 4,01 4,01 4,01 -- 4,01 4,01 4,02 8,12 8,12 8,11 8,11 -- 8,11 8,11 8,12 12,24 12,25 12,24 12,25 -- 12,25 12,23 12,26 16,15 16,17 16,16 16,16 -- 16,17 16,14 16,18 19,26 19,28 19,27 19,27 -- 19,28 19,25 19,29 22,92 22,93 22,92 22,93 -- 22,93 22,91 22,96 26,47 26,50 26,48 26,49 -- 26,49 26,47 26,52 28,66 28,67 28,66 28,67 -- 28,67 28,64 28,70 31,76 31,78 31,77 31,78 -- 31,78 31,75 31,82 35,38 35,39 35,38 35,40 -- 35,40 35,36 35,44 38,99 38,99 38,98 39,00 -- 39,00 38,97 39,05 42,08 42,07 42,06 42,05 -- 42,03 42,04 42,13 45,05 45,06 45,05 45,03 -- 45,01 45,02 45,12 46,98 46,98 46,97 46,95 -- 46,95 46,95 47,04 48,71 48,71 48,69 48,66 -- 48,67 48,68 48,77 50,62 50,60 50,59 50,55 -- 50,56 50,57 50,66 52,33 52,31 52,29 52,26 -- 52,26 52,27 52,38 53,77 53,71 53,74 53,68 -- 53,69 53,69 53,80 -- -- -- -- -- -- -- --86,04 85,96 85,96 85,95 -- 85,91 85,97 85,98 87,23 87,13 87,12 87,14 -- 87,08 87,18 87,20 88,79 88,71 88,68 88,71 -- 88,65 88,73 88,74 89,67 89,60 89,59 89,60 -- 89,56 89,62 89,64 90,43 90,35 90,36 90,35 -- 90,32 90,38 90,39 91,52 91,45 91,47 91,44 -- 91,38 91,47 91,49 92,60 92,59 92,55 92,56 -- 92,51 92,57 92,63 94,40 94,42 94,41 94,40 -- 94,41 94,41 94,44 96,74 96,73 96,74 96,73 -- 96,73 96,74 96,76 98,56 98,55 98,56 98,55 -- 98,56 98,56 98,58 100,00 100,00 100,00 100,00 -- 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -- 100,00 100,00 100,00 94 96 98 100 % 84 86 88 90 92 78 80 82 34 --24 26 28 30 32

Tampungan Waduk Lepasan Waduk (%) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

(10)

4. Kondisi Optimal

Proses perbaikan ini akan berhenti hingga antara kromosom satu dengan lainnya sudah identik satu sama lain atau seragam. Seragam (homogen) dalam hal ini menandakan pada sebuah populasi sudah didominasi oleh satu jenis kromosom terbaik

saja. Maka sudah tidak

memungkinkan lagi untuk

melakukan perbaikan nilai kinerja.

Rekapitulasi Hasil Optimasi Algoritma Genetik

Secara umum hasil perhitungan iteratif dari optimasi Algoritma Genetika yang telah optimal berdasarkan fungsi tujuan disajikan pada tabel berikut: Tabel 9. Rekap Hasil Iterasi Optimasi Metode Algoritma Genetik

Dari Tabel Rekap Hasil Iterasi Optimasi Metode Algotitma Genetik dapat dilihat bahwa kondisi populasi mengacu pada hasil fungsi tujuan sudah

seragam(homogen) tercapai pada

generasi turunan ke 10. Dapat

diasumsikan bahwa nilai dari 51 lepasan pada tiap-tiap kondisi tampungan waduk

(aturan lepasan waduk berdasarkan

Tampungan Waduk) sudah optimal dengan nilai kinerja 4,6839. Nilai tersebut merupakan nilai dari nilai minimum produksi rata-rata daerah

irigasi Klampis. Seiring dengan

homogennya fungsi tujuan maka aturan

lepasan yang menjadi gen/variabel

menjadi homogen pula. Berikut Tabel hasil optimasi dalam pencarian alternatif aturan lepasan berdasarkan Tampungan Waduk.

Tabel 9. Aturan Lepasan Berdasarkan Tampungan Waduk Hasil Optimasi Algortima Genetik

Sumber : Perhitungan

Berdasarkan hasil fungsi tujuan dan alternatif aturan lepasan waduk yang

sudah homogen (seragam) maka

ditetapkan aturan lepasan pada waduk Klampis berdasarkan Tampungan Waduk yang dianggap paling optimal dengan menggunakan metode Algoritma Genetik adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Pedoman Lepasan Hasil Optimasi Metode Algoritma Genetik

Sumber : Perhitungan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II 0,59 0,52 0,21 0,23 0,28 0,38 0,59 0,53 0,36 0,46 0,04 0,38 III 3,86 3,56 1,87 1,91 2,01 3,48 3,85 3,80 2,25 2,97 0,20 2,71 I 1,99 1,41 0,64 0,62 0,58 1,78 1,32 1,52 0,39 1,03 0,08 1,03 II 1,40 1,12 0,65 0,44 0,61 1,40 1,14 0,92 0,74 0,62 0,20 0,84 III 1,35 1,09 0,65 0,42 0,70 1,20 1,20 0,69 0,93 0,47 0,25 0,81 I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II 0,93 0,93 0,79 0,50 0,68 0,93 0,93 0,62 0,93 0,59 0,38 0,74 III 2,54 2,50 2,54 1,58 2,14 2,54 2,51 1,92 2,54 2,08 1,25 2,19 I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III 2,04 2,04 2,04 1,25 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 2,04 1,64 1,93 I 0,50 0,62 0,62 0,29 0,62 0,62 0,56 0,62 0,62 0,62 0,50 0,56 II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 I 0,06 0,08 0,08 0,03 0,08 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 0,07 II 0,32 0,44 0,41 0,22 0,41 0,44 0,36 0,39 0,44 0,44 0,44 0,39 III 0,24 0,33 0,31 0,19 0,31 0,35 0,27 0,30 0,35 0,32 0,35 0,30 I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II 0,09 0,13 0,12 0,09 0,12 0,15 0,11 0,12 0,15 0,13 0,15 0,12 III 0,09 0,13 0,12 0,09 0,12 0,15 0,11 0,12 0,15 0,13 0,14 0,12 I 0,15 0,22 0,20 0,15 0,20 0,24 0,17 0,19 0,26 0,22 0,24 0,20 II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III 0,31 0,45 0,42 0,31 0,42 0,50 0,36 0,40 0,55 0,44 0,50 0,42 I 0,42 0,62 0,56 0,41 0,56 0,69 0,49 0,54 0,73 0,60 0,66 0,57 II 0,38 0,58 0,53 0,37 0,53 0,64 0,45 0,51 0,70 0,56 0,63 0,54 III 0,29 0,49 0,45 0,27 0,45 0,55 0,37 0,43 0,59 0,48 0,53 0,44 I 0,18 0,36 0,32 0,17 0,32 0,40 0,26 0,31 0,44 0,35 0,39 0,32 II 0,13 0,27 0,27 0,12 0,24 0,30 0,20 0,23 0,42 0,26 0,34 0,25 III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 I 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 I 0,16 0,46 0,58 0,81 0,39 1,01 0,57 0,33 1,02 0,42 0,76 0,59 II 1,86 1,39 1,81 2,53 1,18 3,45 2,36 1,80 3,45 1,06 2,30 2,11 III 0,84 0,22 0,36 0,67 0,21 1,36 0,91 0,70 1,06 0,03 0,56 0,63 Desember Tahun Juli Agustus September Oktober Nopember Februari Maret April Mei Juni

Bulan Periode Rata-rata

Januari

Pct. Pct. No. Tamp. Kebutuhan

[%] [%] 1 0,00 4,01 2 2,00 8,12 3 4,00 12,24 4 6,00 16,15 5 8,00 19,26 6 10,00 22,92 7 12,00 26,47 8 14,00 28,66 9 16,00 31,76 10 18,00 35,38 11 20,00 38,99 12 22,00 42,08 13 24,00 45,05 14 26,00 46,98 15 28,00 48,71 16 30,00 50,62 17 32,00 52,33 18 34,00 53,77 19 36,00 55,64 20 38,00 57,17 21 40,00 58,61 22 42,00 60,25 23 44,00 61,42 24 46,00 63,49 25 48,00 64,86 26 50,00 66,35 27 52,00 67,13 28 54,00 68,81 29 56,00 70,59 30 58,00 72,06 31 60,00 73,24 32 62,00 74,76 33 64,00 76,05 34 66,00 76,87 35 68,00 78,89 36 70,00 79,75 37 72,00 81,09 38 74,00 82,87 39 76,00 84,81 40 78,00 86,04 41 80,00 87,23 42 82,00 88,79 43 84,00 89,67 44 86,00 90,43 45 88,00 91,52 46 90,00 92,60 47 92,00 94,40 48 94,00 96,74 49 96,00 98,56 50 98,00 100,00 51 100,00 100,00

(11)

Gambar 5. Grafik Hasil Optimasi Aturan Lepasan Berdasarkan Tampungan Waduk Sumber : Perhitungan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisa pada bab-bab

sebelum dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari simulasi operasi waduk dengan

menggunakan aturan lepasan

berdasarkan Tampungan Waduk,

maka dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

 Dari 432 periode operasi telah

terjadi 329 periode limpahan.

 Dari perhitungan simulasi waduk

Klampis berdasarkan Tampungan Waduk selama 11 tahun, mulai dari

2004-2014 didapatkan rata-rata

pemenuhan Irigasi sebesar 80,40% dan nilai produksi rata-rata yaitu 12,94 milyar rupiah.

2. Dari simulasi waduk Klampis

berdasarkan Tampungan Waduk akan dilakukan peningkatan nilai minimum

penuhan irigasi, nilai minimum

pemenuhan irigasi ini menjadi fungsi tujuan optimasi Algoritma Genetik. Rumusan model optimasi dengan Algortima Genetik langkah awal yaitu dengan melakukan proses Inisialisasi. Dari proses Inisialisasi dibangkitkan 16 kromosom dengan cara stokastik sebagai populasi awal dari kromosom yang akan dikembangkan, pada tiap-tiap kromosom memiliki 21 gen dan

setiap kromosom memiliki nilai

kinerja berdasarkan fungsi tujuan optimasi. Setelah proses Inisialisasi dilakukan, kemudian populasi tersebut

dikembangkan memalalui proses

crossover atau persilangan antar

generasi, terbentuklah 120 kromosom hasil crossover. Berikutnya adalah proses reproduksi yaitu proses seleksi, memilih 16 kromosom terbaik dari 120 kromosom berdasarkan fungsi kinerja. Selain dilakukan berdasarkan ranking terhadap nilai kinerja setiap kromosom, juga ada prioritas bagi kromosom yang ada perbaikannya (minimal 1 kali). Selanjutnya dari 16

kromosom hasil seleksi tersebut

dijadikan generasi turunan selanjutnya

dan dilakukan proses crossover

kembali dengan mekanisme yang sama. Proses reproduksi tersebut akan berhenti jika antar kromosom pada suatu populasi sudah homogen. Hal tersebut menandakan pada proses perbaikan antar kromosom sudah identik satu sama lain, jadi proses perbaikan sudah tidak memungkinkan lagi dilakukan. Pada proses crossover dalam studi ini generasi turunan terbentuk hingga 10 turunan untuk mecapai kondisi homogen.

3. Dari hasil optimasi dengan Algoritma

Genetik dapat dikemukakan hasil

optimasi lepasan berdasarkan Tampungan Waduk selama 11 tahun (2004-2014) didapatkan peningkatan nilai minimum pemenuhan irigasi yaitu 80,70% dan peningkatan nilai produksi rata-rata yaitu 14,05 milyar rupiah.

Saran

1. Pada proses Inisialisasi, sebaiknya populasi awal dan iterasi diperbanyak sehingga akan menghasilkan solusi yang lebih baik lagi yang mempunyai nilai kinerja lebih baik pula.

2. Perlu adanya evaluasi terhadap PPT

rencana DI Pacal-Kerjo, dengan

meninjau kondisi existing terkini. 3. Pada pola operasi aktual, perlu adanya

peninjauan agar lepasan bisa

terkontrol menyesuaikan kondisi

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan

Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

2000. Panduan Penulisan

Skripsi. Malang : Jogja

Mediautama

Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Novianto, Imansyah. 2004. Studi Pola

Operasi dan Optimasi Sebagai

Alternatif Untuk Mengatasi

Masalah Keterbatasan Air Pada Daerah Irigasi Waduk Klampis Di Pulau Madura Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur.

Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Jurusan Teknik Pengairan

Universitas Brawijaya Malang. Limantara. L.M. 2010. Hidrologi Praktis.

Bandung: Lubuk Agung.

Limantara. L.M. 2010. Hidrologi Teknik

Dasar. Malang: Citra Malang.

Mc. Mahon, T.A, Mein, R.G. 1978.

Reservoir Capacity and Yield.

Amsterdam: Elvesier Scientific Publishing Company.

Dinas Pengairan Kabupaten Sampang Dinas Pertanian Kabupaten Sampang

Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

Sumberdaya Air Wilayah Sungai Madura. Pamekasan

Soetopo, Widandi. 2012. Model-model

Simulasi Stokastik untuk Sistem

Sumberdaya Air. Malang:

Asrori.

Soetopo, Widandi. 2010. Operasi Waduk

Tunggal. Malang: Citra Malang.

Soetopo,Widandi, 2007. Penerapan

Model Sinus-Perkalian Pada

Rumusan Fungsi Kinerja Irigasi

Untuk Optimasi Dengan

Program Dinamik. Jurnal

Teknik. ISSN 0854 – 2139.

Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik

Edisi I. Surabaya: Penerbit

Usaha Nasional.

Soewarno , 2000. Hidrologi Operasional

Jilid kesatu. Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti

Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1987.

Hidrologi Untuk Pengairan.

Jakarta: Paradnya Paramita.

Sudjarwadi. 1988. Operasi Waduk.

Yogyakarta: KMTS Universitas Gajah Mada.

Suhardjono,1994. Kebutuhan Air

Tanaman. Malang : ITN Malang

Gambar

Gambar 2. Lepasan  Tergantung  Tampungan
Gambar 4. Diagram Alir Pengerjaan  Algoritma Genetik MulaiPerumusan Parameter Algoritma GenetikInisialisasi PopulasiCrossover(Kawin Silang)ReproduksiHasil Optimasi Homogen(Seragam)SelesaiTidakYa
Tabel 1. Nilai Produksi
Tabel 4. Simulasi Waduk Klampis Berdasarkan Tampungan Waduk
+5

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan kasih dan sayang-Nya untuk kami, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan

a) Pembicaraan yang berkaitan dengan layanan psikologi hanya dilakukan dengan mereka yang secara jelas terlibat dalam permasalahan atau kepentingan tersebut. b) Keterangan atau

serta physical evidence (lingkungan fisik) dapat memaksimalkan proses pemasaran sehingga dapat membuat konsumen melakukan pembelian ulang pada Transmart Carrefour

Hal ini dibuktikan karena masih terdapat beberapa kalimat penjelas yang dituliskan oleh beberapa siswa dari kedua sekolah tersebut yang kurang mendukung ide pokok serta

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan atara lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen pada usia remaja akhir dalam memilih

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan

Proses pembelajaran tersebut dapat membuat seseorang untuk lebih bisa bekerja sama dengan baik, dan lebih peduli dengan teman dan lingkungannya.Berdasarkan latar

• Bila anda berhadapan dengan orang yang ragu-ragu apakah ia akan berjabat tangan atau tidak, atau terlihat akan menjabat tangan anda, maka sikap yang sopan