• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Klimat alat-alat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Klimat alat-alat"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN FIELD TRIP PRAKTIKUM KLIMATOLOGI

(Di Stasiun BMKG Karang Ploso Kabupaten Malang)

Disusun Oleh :

1. Rahmawati Farida (201410210311059)

2. Fatkur Rohman (201410210311066)

3. Rinta Nianta Sari (201410210311081) 4. Septiana Nur Untari (201410210311093)

LABORATURIUM AGRONOMI JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Field Trip Klimatologi disusun berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2015, oleh :

Nama / NIM : 1. Rahmawati Farida (201410210311059) 2. Fatkhur Rohman Siregar (201410210311066) 3. Rinta Nianta Sari (201410210311081) 4. Septiana Nur Untari (201410210311093) Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian - Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

Telah disahkan dan disetujui,

Malang, 11 November 2015

Asisten I Asisten II

(Evada Aulia Azhari) (Rovis Salsabyla Saladin)

Mengetahui, Instruktur

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimphkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan fieldtrip praktikum Klimatologi.

Adapun penyusunan laporan ini tidak lepas dari semua pihak, baik secara moril maupun materiil. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dosen, selaku instruktur dosen mata kuliah praktikum Klimatologi yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan laporan ini. 2. Asisten laboraturium Klimatologi yang telah memberi saran dan kritik

yang membangun kepada kami.

Kami sadar bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini pada cetakan berikutnya.

Malang, 11 November 2015

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...v BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN PUSTAKA...3 BAB III...4

HASIL DAN PEMBAHASAN...4

3.1 Hasil dan Pembahasan...4

BAB IV...17 PENUTUP...17 4.1 Kesimpulan...17 4.2 Saran...17 DAFTAR PUSTAKA...18 LAMPIRAN...19

(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

Gambar 1. Pan evaporasi/ panci penguapan terbuka 5 Gambar 2. Sangakar meteorologi 120 cm 6 Gambar 3. Bagian dalam sangakar meteorologi 120 cm 7

Gambar 4. Aktinograf 8

Gambar 5. Anemometer 10 meter 9

Gambar 6. Anemometer 2 meter 9

Gambar 7. Automatic Run Water Sampler 10 Gambar 8. Bagian dalam alat High Volume Sampler. 11 Gambar 9. Bagian dalam alat penakar hujan tipe Hellman 11

Gambar 10. Campbell stokes 12

Gambar 11. Ombrometer 13

Gambar 12. Pyranometer 14

Gambar 13. Termometer tanah gundul 15

Gambar 14. Termometer tanah berumput 15

Gambar 15. Gun bellani 16

(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cuaca merupakan keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek. Unsur-unsur cuaca antara lain radiasi matahari, suhu, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah hujan, angin,awan dan lain-lain.

Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.

Stasiun meteorologi adalah tempat yang mengadakan pengamatan terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer). Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama sepuluh tahun berturut-turut sehingga akan mendapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim, batas-batas ekstrim, dan pola siklusnya. Tugas BMKG adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sasaran BMKG dalam menyebarkan informasi yaitu penanggulangan atau antisipasi bencana meliputi banjir, angin kencang, kekeringan, tsunami dan gempa. BMKG mempunyai tujuan dan manfaat untuk mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.

(7)

1.2 Tujuan

Adapun Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :

a. Untuk mengetahui, memahami dan mempelajari bentuk dan komponen dari alat-alat klimatologi yang ada di Stasiun Klimatologi Karangploso. b. Mengetahui serta mempelajari fungsi, cara kerja dan tujuan dibuatnya

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pengukuran mengenai cuaca dan iklim ini dibagi menjadi dua ilmu, yaitu meteorologi dan klimatologi. Meteorologi adalah kajian ilmiah mengenai kondisi cuaca di atmosfer bumi setiap hari dan prediksinya. Biasanya jangka waktunya dari menit sampai jam. Sedangkan klimatologi adalah kajian mengenai perubahan iklim di atmosfer dalam jangka panjang di daerah tertentu. Klimatologi ini biasanya mengukur rata-rata temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan atmosfer, dan curah hujan. Jangka waktu klimatologi biasanya dari hari sampai ke tahun (Suci, 2010).

Sifat-sifat alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Budairi, 2010).

Aktifitas pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan secara eksak dan obyektif dari suatu obyek yang diukur, kegiatan pengukuran dijumpai diberbagai bidang kehidupan, antara lain dalam pengukuran gejala-gejala alam seperti misalnya angin. Tugas pengukuran dan pencatatan gejala gejala yang berkaitan dengan cuaca merupakan kegiatan utama Stasiun Meteorologi Maritim, yang sudah menggunakan komputer namun tidak semua stasiun menggunakan komputer. Untuk itu dibutuhkan alat pengukur kecepatan dan arah angin yang murah, handal, dan mampu mengirimkan data ke komputer secara Real Time (Suci, 2010).

Berdirinya stasiun klimatologi pada suatu daerah didasari pada kebutuhan masyarakat akan perlunya pengamatan iklim untuk diinformasikan pada masyarak luas agar dalam melakukan kegiatan bercocok tanam mereka mengetahui masa

(9)

tanam dan masa panen yang baik.. Kebutuhan pokok stasiun klimatologi agar mendapatkan data yang benar diperlukan yaitu:

1. Letak stasiun klimatologi harus memiliki hubungan tanah, air dan iklim dimana data tersebut diperoleh.

2. Masing-masing instrument harus menghasilkan data-data meteorology yang benar dan alat-alat tesebut tidak mudah rusak dan mudah dipelihara. 3. Pembacaan alat mudah dilaksanakan dan mudah dicatat

4. Pengamat cukup tersedia dan terlatih dengan baik serta bertempat tinggal tidak jauh dari stasiun klimatologi demi kelancaran pengamatan (Marcelina, 2015).

Curah hujan adalah salah satu indikator perubahan iklim (Ahrens, 1988 dalam Slamet dan Berliana, 2006). fluktuasi curah hujan dari rata-rata baik bulanan maupun tahunan serta intensitas hujannya dapat menggambarkan perubahan iklim. Perubahan iklim adalah berubahnya intensitas unsur-unsur iklim (atau unsur cuaca) dalam jangka panjang ( ± 100 tahun). Oleh karena itu, variabilitas iklim musiman (musim hujan dan kemarau yang berubah mendadak), tahunan (musim kemarau atau hujan yang berubah periodisitasnya) dan dekadal (kejadian iklim ekstrim seperti El Nino dan La Nina) tidak termasuk dalam kategori perubahan iklim (Marcelina, 2015).

Sebaran hujan yang tidak selalu merata baik menurut ruang dan waktu menyebabkan kondisi ketersediaan air tanah berbeda pada setiap ruang dan waktunya. Faktor iklim yang berperan dalam ketersediaan air tanaman adalah curah hujan dan evapotranspirasi. Evapotranspirasi merupakan gabungan evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi tanaman yang menguap melalui akar tumbuhan ke batang daun menuju atmosfer yang berpengaruh terhadap ketersediaan air tanah (Marcelina, 2015).

(10)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil dan Pembahasan

Berikut dijelaskan berbagai macam alat klimatologi yang berada di stasiun BMKG karangploso.

A. Pan Evaporasi (Panci Penguapan Terbuka)

Gambar 1. Pan evaporasi/ panci penguapan terbuka (Sumber : data primer)

Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi.

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.

Cup counter anemometer Pan Evaporasi

(11)

Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :

1. Panci Bundar Besar

2. Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.

3. Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki.

4. Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum 5. Cup Counter Anemometer

6. Pondasi/ Alas 7. Penakar hujan biasa B. Sangkar Meteorologi

Gambar 2. Sangakar meteorologi 120 cm (Sumber data primer)

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 ,

(12)

dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.

Termometer Bola Basah dan Bola Kering Termometer maksimum dan termometer minimum

Thermohigrograf Tabung Piche Evaporimeter

Gambar 3. Bagian dalam sangakar meteorologi 120 cm (Sumber : data primer) Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara. Alat-alat meteorologi yang ada didalam sangkar meteorologi, yaitu :

1. Psychrometer (termometer bola basah dan termometer bola kering) berfungsi mengetahui suhu suatu tempat dari data pengamatan dapat diketahui nilai kelembaban udara. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada jam 06.30 dan jam 14.00.

2. Termometer maksimum berisi air raksa dan berfungsi untuk mengukur suhu maksimum pada hari tersebut, sedangkan termometer minimum berisi alkohol dan dipakai untuk mengukur suhu yang rendah.

(13)

3. Thermohigrograph adalah gabungan dari thermograph dan hygrograph, berefungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis yang digambarkan melalui kertas grafik.

4. Tabung piche evaporimeter berfungsi untuk mengukur penguapan secara tidak langsung.

C. Aktinograf

Logam Bimetal Jarum Penulis Kertas Grafik

Gambar 4. Aktinograf (Sumber : data primer)

Aktinograf memiliki fungsi untuk mengukur intensitas penyinaran. Pengukuran terhadap jumlah radiasi matahari total antara lain dilakukan dengan alat aktinograf dwi logam. Kelebihan dari alat ini adalah dapat dipergunakan untuk keperluan pencatatan rutin, relatif tidak mahal, dan dapat dijinjing. Kekurangannya, aktinograf dwi logam hanya merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total, sehingga sensor yang disungkup dengan kubah kaca yang disyaratkan kedap terhadap radiasi gelombang panjang serta kelambanan dalam pembacaan sekitar 5 menit dengan nilai kesalahan sekitar 10-15%. Cara kerja alat ini adalah logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kepermukaan, sedang logam hitam bersifat menerimanya

(14)

sehingga perbedaan murni akan dapat menunjukkan besarnya intensitas radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor.

D. Anemometer

Gambar 5. Anemometer 10 meter Gambar 6. Anemometer 2 meter (Sumber : data primer) (Sumber : data primer)

Alat ini berfungsi untuk mengukur kecepatan angin dan arah angin. Alat pengukur kecepatan angin berupa baling-baling gas yang dihubungan kan dengan listrk.. Apa bila angin bertiup baling-baling akan berputar dan memutar dinamo dan akan diperoleh arus listrik. Alat ini memiliki tinggi yang berbeda-beda dari permukaan tanah ,ada yang tinggi nya setengah meter dan ada yang sepuluh meter dari tanah. Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu:cup – propeller sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan,Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi).

Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang

(15)

anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.

E. ARWS (Automatic Run Water Sampler)

Gambar 7. Automatic Run Water Sampler (Sumber : data primer)

Fungsinya adalah untuk mengambil sampel air hujan yang akan diukur konsentrasi kimianya. Automatic Rain Sampler adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil sampel air hujan Wet dan Dry. Prinsip kerjanya jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan trigger kepada sistem kontrol untuk membuka tutup tempat penampungan air yang digerakkan oleh motor listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka kemudian setelah hujan berhenti maka penutup akan bergerak ke posisi semula. Sehingga air hujan yang di tempat penampungan tak terkena kotoran lain karena tertutup rapat. Kemudian sampel air hujan tersebut dikirim ke Laboratorium Kualitas Udara BMKG Jakarta untuk dianalisa.

(16)

F. HVS (High Volume Sampler

Gambar 8. Bagian dalam alat High Volume Sampler (Sumber : data primer) Fungsinya untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter). Prinsip kerjanya yaitu: udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut. Pengambilan sampling nya dilakukan dalam waktu 24 jam secara digital.

G. Penakar Hujan Hellman

Penangkap sampel udara sebagai penyaring polusi

(17)

Corong penangkap air hujan

Kertas Grafik

Gambar 9. Bagian dalam alat penakar hujan tipe hellman (Sumber : data primer)

Penangkar hujan tipe Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung. Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias. Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong penakar, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curah hujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm.

H. Campbell Stokes

(18)

Gambar 10. Campbell stokes (Sumber : data primer)

Alat ini berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari . Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 – 15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung (konvex) yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akanterlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari.

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.

Kertas pias Penyangga

(19)

I. Ombrometer

Corong Penangkap air hujan Tabung penampung air hujan Kran tempat mengambil sampel air hujan

Gambar 11. Ombrometer (Sumber : data primer) Alat ini berfungsi sebagai pengukur serta penampung curah hujan dalam satu hari. Alat di tempatkan dilapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut. Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan di pasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah , dan luas permukaan 100 cm2.

J. Pyranometer

Gambar 12. Pyranometer (Sumber : data primer)

Phyranometer berfungsi untuk mengukur radiasi matahari. Satuannya adalah W/m2. Alat ini mempunyai cara kerja sebagai berikut, alat dipasang pada suatu permukaan bidang. Setelah itu, dengan adanya cahaya yang sampai tepat

Solar cell Piranometer

(20)

pada sensor cahaya maka sinar tersebut diteruskan pada tampilan computer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan oleh cahaya tersebut.

K. Termometer Tanah

Gambar 13. Termometer tanah gundul (Sumber : data primer) Termometer tanah kedalaman 0 cm Termometer Tanah Kedalaman 2 cm Termometer Tanah Kedalaman 5 cm Termometer Tanah Kedalaman 10 cm Termometer tanah kedalaman 20 cm Termometer tanah kedalaman 20 cm

(21)

Gambar 14. Termometer tanah berumput (Sumber :

data primer)

Termometer tanah gundul dan berumput digunakan untuk menyelidiki temperatur/suhu tanah. Suhu tanah terkait dengan perubahan lingkungan dimana tanah berada. Di samping itu pula, perubahan suhu tanah dapat dipengaruhi oleh proses-proses ; aktivitas mikroiraganisme seperti proses penguraian, fermentasi, pelapukan, perubahan kadar air, kadar udara, jenis mineral, faktor biologi, dan lain-lain perubahan fisik biologi lainnya. Bagian-bagian termometer tanah terdiri atas pipa pelindung (mounting), ujung besi penusuk, penekan tusukan, termometer tahap-1 dan termometer tahap-2. Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.

L. Gun Bellani Termometer Tanah Kedalaman 10 cm Termometer Tanah Kedalaman 5 cm Termometer Tanah Kedalaman 2 cm Termometer tanah kedalaman 0 cm

(22)

Gambar 15. Gun bellani (Sumber : data primer) Fungsi alat ini sama dengan

alat aktinograf yaitu untuk

mengukur total radiasi matahari selama satu hari sejak matahari terbit hinga terbenam. Alat ini tidak secara langsung mengukur radiasi matahari, tetapi melalui suatu proses penguapan zat cair terlebih dahulu. Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding lurus dengan total radiasi matahari yang diterima. Alat Gun Bellani ini terdiri dari bagian sensor berbentuk bulat hitam yang berisikan air dan dihubungkan dengan tabung buret yang berskala dalam satuan milimeter. Radiasi yang diterima oleh sensor mengakibatkan sensor menjadi panas sehingga zat cair yang ada dalam sensor menguap, kemudian uap air ini akan mengkondensasi dibagian bawah tabung buret. Pengamatan dilakukan dengan membaca jumlah air yang terkondensasi pada tabung buret, kemudian alat dibalik sehingga posisi bola hitam berada dibagian bawah dan air akan masuk ke dalam sensor. Selanjutnya alat dibalik kembali, sensor ada dibagian atas dan zat cair tetap berada dalam bola hitam. Sedikit zat cair yang tumpah kedalam tabung buret dibaca sebagai skala awal kemudian alat diletakkan kembali kedalam silinder pelindung.

M. Lysimeter

(23)

Kran Air

Tempat Penampung Air

Gambar 16. Lysimeter (Sumber : data primer)

Lysimeter adalah alat yang dipakai untuk mengukur evaporasi dari permukaan tanah secara langsung (termasuk tanaman di atasnya). Permukaan tanah yang tidak berhubungan dengan air tanah kemungkinan evaporasinya sangat kecil, karena hanya tergantung dari air hujan saja. Lysimeter berfungsi untuk mengukur penguapan air didalam tanah yang terdapat tanaman. Cara perlakuan dari alat ini adalah disiram dengan air sebanyak 8 liter dan sisa air yang telah melewati tanah akan masuk kedalam tempat atau wadah penampung.

(24)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan field trip, dan berdasarkan penjelasan yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa:

a. Alat – alat yang dipakai pada kegiatan praktikum klimatologi dasar yang bertempat di BMKG Karang Ploso dapat meningkatkan kebutuhan umum mengenai perhitungan dan perkiraan yang diteliti dan dapat memberikan contoh data penelitian yang bisa lebih akurat terhadap perubahan cuaca dan iklim didaerah yang di jangkau oleh sistem BMKG di Karang Ploso b. Alat – alat yang dipakai pada kegiatan pratikum klimatologi dasar yang

bertempat di BMKG Karang Ploso telah ditempatkan di tempat yang telah sesuai pada tempatnya, sehingga bisa melakukan penelitian secara benar dan tepat.

c. Alat – alat yang dipakai pada kegiatan pratikum klimatologi dasar yang bertempat di BMKG Karang Ploso di tempatkan sesuai kebutuhan agar pada saat penilitian cuaca dan iklim dapat menghasilkan data yang lebih akurat.

d. Alat – alat yang dipakai pada kegiatan pratikum klimatologi dasar yang bertempat di BMKG Karang Ploso tata letak dan posisinya pun di sesuaikan berdasakan dengan pantauan dan arahan BMKG pusat.

4.2 Saran

Adapun saran yang diberikan kepada pihak lab. Klimatologi setelah pelaksanaan kegiatan field trip adalah :

a. Sebelum proses kegiatan field trip ke instansi pemerintahan seperti BMKG Karang ploso, sebaiknya dilakukan briefing atau hendaknya asisten lab. Klimatologi menjelaskan mengenai aturan yang berlaku saat diadakan nya

(25)

fieldtrip. Hal ini dilakukan demi menjaga tata tertib dan etika ketika pelaksanaan field trip.

b. Sebaiknya instruktur dan asisten lab. Klimatologi menjelaskan terlebih dahulu apa saja data yang harus di ambil di BMKG Karang ploso demi menunjang penulisan laporan fieldtrip ini.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Budairi,A. 2010. Alatalat Meteorologi. Online (http://www.budairi.com/2010/12/p

engenalan-alat-alat-meteorologi.html#ixzz2kQ9XRcim). Diakses pada

tanggal 08 November 2015.

Marcelina, Dewi Shinta. 2015. Laporan Praktikum Klimatologi Pertanian. Online ( http://shintadewimarcelina.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-klimatologi-pertanian.html). Diakses pada tanggal 08 November 2015. Suci, Harni. 2010. Laporan Klimatologi Pengenalan Alat . Online

( http://harnisuci06.blogspot.co.id/2015/01/laporan-klimatologi-pengenalan-alat.html). Diakses pada tanggal 08 November 2015.

(27)

LAMPIRAN

Keterangan : Ketika pemandu Keterangan : Ketika pemandu menjelaskan menjelaskan tentang cara kerja tentang termometer tanah 100 cm.

penakar hujan hellman.

Keterangan : Atlas awan Keterangan : Ketika pemandu sedang menjelaskan mengenai cara kerja ombrometer.

(28)

Keterangan : Ketika pemandu menjelas Keterangan : Pemandu menjelaskan kan tentang cara kerja aktinograf. cara kerja Gunn Bellani.

Keterangan : Pemandu menjelaskan bagian alat apa-apa saja yang terdapat di Pan Evaporasi.

Gambar

Gambar 1. Pan evaporasi/ panci penguapan terbuka (Sumber : data primer)
Gambar 2. Sangakar meteorologi 120 cm (Sumber data primer)
Gambar 3. Bagian dalam sangakar meteorologi 120 cm (Sumber : data primer)
Gambar 4. Aktinograf (Sumber : data primer)
+7

Referensi

Dokumen terkait

menyebutkan pengertian Muqodimah anggaran dasar Muqodimah anggaran dasar Muhammadiyah Muhammadiyah 12 12 2.2 Menjelaskan sejarah 2.2 Menjelaskan sejarah  perumusan Muqodimah

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi optimal pada deteksi gen resisten bla NDM-1 dari spesimen klinis Klebsiella pneumoniae yang

Karakteristik yang paling sering ditemukan secara konsisten pada anak berbakat berprestasi kurang ialah rasa harga diri yang rendah (Rimm, 1985: Whitmore, 1980) yang

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen legalitas bahan baku yang diterima dari pengrajin, penerimaan barang setengah jadi yang diterima Auditee bahan bakunya

Banyak fraktur subkondilar mandibular bilateral dan kebanyakan fraktur kondilar pada orang dewasa memerlukan reduksi terbuka. Pada kasus fraktur

tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari

Dalam ketentuan pasal 43 Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 dinyatakan ³6HWLDS ZDUJD QHJDUD EHUKDN XQWXN GLSLOLK GDQ PHPLOLK GDODP pemilihan umum berdasarkan persamaan hak