• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN JUNI 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PROBOLINGGO BULAN JUNI 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 06/07/74/Th. VII, 01 Juli 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/

I

NFLASI KOTA PROBOLINGGO

B

ULAN

JUNI

2015

Bulan Juni 2015 Kota Probolinggo mengalami Inflasi sebesar 0,44 persen

 Pada Bulan Juni 2015, Kota Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,44 persen. Inflasi Kota Probolinggo bulan Juni 2015 terjadi karena dari 7 ( tujuh ) kelompok pengeluaran, semuanya mengalami inflasi. Hal ini dapat dilihat adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar

0,78 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,26 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23 persen, kelompok sandang sebesar 1,17 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,49 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,00 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,29 persen

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah beras, ikan tongkol, telur ayam ras, gula pasir, sepeda, daging ayam ras, rempela hati ayam, emas perhiasan, tempe, pasir dan lain-lain.

 Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah tahu mentah, tomat sayur, bawang merah, sawi hijau, bayam, sabun detergen bubuk/cair, semen, teri, wafer, telur ayam kampung dan lain-lain.

 Dari 8 kota di Jawa Timur yang menjadi Kota IHK Nasional, semuanya mengalami inflasi.Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0,54 persen disusul kota Probolinggo sebesar 0,44 persen, kota Malang dan Sumenep masing-masing sebesar 0,38 persen, Madiun sebesar 0,32 persen, Banyuwangi dan kota Kediri masing-masing sebesar 0,26

persen, dan inflasi terendah terjadi di Jember sebesar 0,20 persen.

 Dari 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Bandung sebesar

0,72 persen, Serang sebesar 0,71 persen, kota Semarang sebesar 0,64 persen, kota Surabaya sebesar 0,54persen, dan inflasi terendah terjadi DKI Jakarta dan kota Yogyakarta masing-masing sebesar 0,35 persen.

 Laju inflasi tahun kalender (s/d Juni 2015) Kota Probolinggo mengalami inflasi 0,66 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juni 2015 terhadap Juni 2014) Kota Probolinggo sebesar 5,78 persen.

 Bulan Juni 2015 Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,45 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Juni 2015) Jawa Timur mengalami inflasi 1,23 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juni 2015 terhadap Juni 2014) Jawa Timur sebesar 6,78 persen.

 Bulan Juni 2015 Nasional mengalami inflasisebesar 0,54 persen, laju inflasi tahun kalender (s/d Juni 2015) Nasional mengalami inflasi 0,96 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Juni 2015 terhadap Juni 2014) Nasional sebesar

(2)

0,47 0,98 0,34 0,88 0,93 0,47 0,44 Persentase B u la n J u n i

Series Data Inflasi Kota Probolinggo Bulan Juni 2009 - 2015

2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009

1. Inflasi Probolinggo

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Penghitungan inflasi Probolinggo tahun 2015 (IHK Tahun Dasar 2012 = 100) didasarkan pada hasil pemantauan/pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada pasar tradisional dan pasar modern di Probolinggo yaitu;: Pasar Baru, Pasar Wonoasih dan Giant Hypermart.

Secara umum, Kota Probolinggo pada bulan Juni 2015 mengalami inflasi. Kenaikan harga bahan bakar pertamax (oktan 92) dari Rp. 8.800 (rata-rata bulan Mei) naik menjadi Rp. 9400,- (rata-rata bulan Juni) serta kenaikan harga beberapa komoditas lainnya seperti beras, ikan tongkol, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, dan lain-lain yang cukup signifikan mendorong laju inflasi, sementara disisi yang lain, penurunan beberapa komoditas tidak cukup signifikan untuk menghambat laju inflasi seperti turunnya tahu mentah, tomat sayur, bawang merah, sawi hijau, bayam dan lain-lain.

Dari hasil pemantauan harga pada bulan Juni 2015 Probolinggo mengalami inflasi sebesar 0,44 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,89 pada bulan Mei 2015 naik menjadi 119,50 pada bulan Juni 2015. Perjalanan series data inflasi selama tahun 2009 sampai dengan 2015 ( tujuh tahun), pada bulan Juni terjadi tujuh kali inflasi dan belum sekalipun mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 0,98 persen, diikuti tahun 2013 sebesar 0,93 persen, tahun 2012 sebesar 0,88 persen, tahun 2009 dan tahun 2014 sebesar 0,47 persen, tahun 2015 sebesar 0,44 persen dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,34 persen.

(3)

Penyebab utama inflasi Probolinggo bulan Juni 2015 sebesar 0,44 persen terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok Bahan Makanan sebesar 0,78 persen dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0747 persen. Hal ini terjadi akibat adanya kenaikan harga beras sebesar 1,1383 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0589 persen, ikan tongkol naik sebesar 11,1359 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0520 persen, telur ayam ras naik sebesar 6,7178 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0516 persen, daging ayam ras naik sebesar 3,6600 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0327 persen, rampela hati ayam naik 6,0015 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0324 dan lain-lain.

Meskipun kelompok bahan makanan mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, namun banyak juga komoditas mengalami penurunan harga sehingga sedikit banyak dapat menghambat laju inflasi, seperti turunnya harga tahu mentah sebesar 11,7457 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0888 persen, tomat sayur turun sebesar 25,4730 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0693, bawang merah juga mengalami penurunan harga sebesar 7,1712 persen dan turut menyumbang deflasi sebesar 0,0384 persen, sawi hijau turun sebesar 36,4444 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0227 persen, bayam juga mengalami penurunan sebesar 12,3197 persen dan ikut menghambat laju inflasi sebesar 0,0124 persen dan masih banyak lagi. IHK Desember 2014 IHK Mei 2015 IHK Juni 2015 Andil Inflasi Juni 2015 Inflasi Juni 2015 1) Tingkat Inflasi Tahun Kalender 20152) Inflasi Year on Year3) (2) (3) (4) (5) (6) (7) UMUM 118,72 118,98 119,50 0,44 0,44 0,66 5,81 1 Bahan Makanan 121,73 120,30 121,24 0,20 0,78 -0,38 3,61 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

118,86 120,88 120,88 0,04 0,26 2,40 3,91

3 Perumahan, Air, Listrik,

Gas, dan Bahan Bakar 116,22 118,79 118,79 0,04 0,23 2,44 8,72

4 Sandang 104,50 109,79 109,79 0,07 1,17 6,23 11,08

5 Kesehatan 110,06 112,50 112,50 0,02 0,49 2,72 5,35

6 Pendidikan, Rekreasi,

dan Olah raga 116,65 117,57 117,57 0,00 0,00 0,79 3,34

7 Transpor, Komunikasi,

dan Jasa Keuangan 126,00 121,54 121,54 0,06 0,29 -3,26 7,37

1) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 3) Persentase perubahan IHK bulan Juni 2015 terhadap IHK bulan Juni 2014

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Juni 2015, Inflasi Tahun Kalender 2015 dan Inflasi Year on Year

menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran

(1)

Dorongan inflasi semakin kuat akibat naiknya indeks harga pada kelompok makanan jadi sebesar 0,26 persen dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0445 persen. Adapun komoditas yang turut andil menyumbang inflasi antara lain : gula pasir yang mengalami kenaikan harga sebesar 4,6826 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0407 persen, rokok kretek naik sebesar 0,2303 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0031 persen, rokok kretek filter naik sebesar 0,1156 persen dan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0020 persen, biskuit naik sebesar 0,7700 dan turut menyumbang inflasi sebesar 0,0012, teh

(4)

naik sebesar 0,5732 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0007 persen dan lain-lain. Adapun komoditas yang menghambat laju inflasi adalah wafer yang mengalami penurunan harga sebesar 2,1378 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0033 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar juga mengalami inflasi sebesar 0,23 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0427 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini antara lain pasir naik sebesar 4,5316 persen dengan kontribusi sumbangan inflasi sebesar 0,0189 persen, lemari pakaian mengalami kenaikan sebesar 3,3334 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0164 persen, sabun cream detergen naik sebesar 7,4449 persen dan ikut menyumbang inflasi sebesar 0,0090 persen, tarip listrik naik sebesar 0,1978 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0056 persen, upah pembantu rumah tangga naik sebesar 0,4600 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0044 persen dan lain-lain.

Meskipun kelompok ini mengalami inflasi namun ada beberapa komoditas yang ikut andil menghambat laju inflasi, yaitu sabun detergen bubuk/cair yang mengalami penurunan harga sebesar 0,9088 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0049 persen, semen juga turun sebesar 0,5000 dan menyumbang deflasi 0,0036 persen, kipas angin mengalami penurunan sebesar 1,6429 dan turut menyumbang deflasi sebesar 0,0020 persen, mesin cuci turun sebesar 0,9804 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0016 persen, cat tembok juga mengalami penurunan sebesar 0,2273 persen dan menyumbang deflasi sebesar 0,0009 persen dan lain-lain.

Kelompok Sandang juga mengalami indeks atau inflasi, yaitu sebesar 1,17 persen dan menyumbang laju inflasi sebesar 0,0747 persen. Komoditas penyumbang inflasi antara lain emas perhiasan yang mengalami kenaikan sebesar 1,8341 persen dan menyumbang inflasi 0,0298 persen, baju kaos tanpa kerah/t-shirt naik sebesar 16,1484 dan turut menyumbang inflasi sebesar 0,0089 persen, kerudung/jilbab juga mengalami kenaikan sebesar 4,2719 dan menyumbang inflasi sebesar 0,0063 persen, sandal kulit wanita naik sebesar 6,4170 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0061 persen, celana panjang jeans juga mengalami kenaikan sebesar 2,6588 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0056 persen dan lain-lain.Tidak ada satupun komoditas pada kelompok pengeluaran ini yang mengalami penurunan harga.

Kelompok lain yang juga mengalami inflasi adalah kelompok Kesehatan, yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,49 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0231 persen. Komoditas yang mempunyai andil mendorong laju inflasi antara lain dokter spesialis yang mengalami kenaikan sebesar 4,1669 persen dan menyumbang inflasi sebsar 0,0104 persen, jamu juga naik sebesar 3,1250 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0051 persen, hand body lotion juga mengalami kenaikan sebesar 1,5208 persen dan ikut andil menyumbang inflasi sebesar 0,0018 persen, lipstik naik sebesar 2,3486 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0014 persen, sikat gigi naik sebesar 4,6273 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0012 persen dan lain-lain. Adapun komoditas yang mengalami penurunan harga dan menghambat laju inflasi adalah sabun mandi turun sebesar 0,3612 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0011 persen serta sabun wajah turun sebesar 0,4861 dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0002 persen.

Kelompok pengeluaran Pendidikan, rekreasi dan olahraga juga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,0001 persen dan ikut menyumbang inflasi sebesar 0,0001 persen. Adapun komoditas yang menyumbang inflasi pada kelompok ini adalah biaya jaringan saluran televisi mengalami kenaikan sebesar 0,1775 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0003 persen. Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi hanya televisi berwarna yang mengalami penurunan harga sebesar 0,0256 persen dan menghambat laju inflasi sebesar 0,0002 persen.

Kelompok pengeluaran Transpor, komunikasi dan jasa keuangan juga mengalami kenaikan indeks harga atau mengalami inflasi sebesar 0,29 persen dan turut menyumbang inflasi sebesar 0,0557 persen.

(5)

Gambar 3.

Inflasi y-o-y 8 Kota di Jawa Timur (Juni 2014 - Juni 2015) 4,85 5,69 6,49 5,78 7,16 5,81 6,1 7,19

Jbr. Smnp. Kdr. Mlg. Prob. Mdn. Sby. B.W angi

Adapun komoditas-komoditas yang turut menyumbang inflasi antara lain sepeda yang mengalami kenaikan harga sebesar 3,6586 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0357 persen, bensin pertamax juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,1900 persen dan turut menyumbang inflasi sebesar 0,0095 persen, selain itu mobil juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,2013 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,0046 persen, telepon seluler naik sebesar 0,7015 persen dan menyumbang inflasi 0,0033 persen serta cuci kendaraan bermotor naik sebesar 3,6696 persen dan turut menyumbang inflasi sebesar 0,0026 persen. 2. Inflasi 8 Kota di Jawa Timur

Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Juni 2015, semuanya mengalami inflasi. inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0,54 persen diikuti kota Probolinggo sebesar 0,44 persen, kota Malang dan Sumenep masing-masing sebesar 0,38 persen, kota Madiun sebesar 0,32 persen, Banyuwangi dan Kediri masing-masing sebesar 0,26 persen dan inflasi terendah terjadi di Jember yaitu sebesar 0,20 persen, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.

Dari semua kota, inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 7,19 persen, diikuti kota Malang sebesar 7,16 persen, Sumenep sebesar 6,49 persen, Madiun sebesar 6,10 persen, kota Probolinggo sebesar 5,81 persen, kota Kediri sebesar 5,78 persen, Jember sebesar 5,69 persen. Inflasi terendah terjadi di Banyuwangi sebesar 4,85 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 3.

Gambar 2

Inflasi 8 Kota di Jawa Timur bulan Juni 2015 0,20 0,38 0,26 0,38 0,44 0,32 0,54 0,26 B.Wangi Sby Madiun Prob. Malang Kediri Sumenep Jember

(6)

Gambar 4. Inf lasi ibukota Prov insi di Pulau Jawa Bulan Juni 2015 0,35 0,71 0,72 0,64 0,35 0,54

Jakarta Serang Bandung Semarang Y ogy akarta Surabay a 3. Inflasi/deflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa

Dari 6 (enam) kota ibukota provinsi di pulau Jawa, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Bandung sebesar 0,72 persen diikuti kota Serang 0,71 persen, kota Semarang sebesar 0,64 persen, kota Surabaya sebesar 0,54 persen dan terendah terjadi di dua kota yaitu DKI Jakarta dan Yogyakarta masing-masing sebesar 0,35 sebagaimana terlihat pada Gambar 4.

Inflasi y-o-y bulan Juni 2015 pada 6 ibukota provinsi di pulau Jawa, inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 9,63 persen, diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 7,59 persen, Bandung sebesar 7,31 persen, Surabaya sebesar 7,19 persen, Semarang sebesar 6,34 persen dan terendah terjadi di Yogyakarta sebesar 5,68 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Inflasi YoY Ibukota Provinsi Di Pulau Jawa (Juni 2014 - Juni 2015) 7,59 9,63 7,31 6,34 5,68 7,19

Jakarta Serang Bandung Semarang Y ogy akarta Surabay a

Gambar

Tabel 1. Andil dan Tingkat Inflasi Juni 2015, Inflasi Tahun Kalender 2015 dan Inflasi  Year on Year               menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Gambar 4.  Inf lasi ibukota Prov insi di Pulau  Jawa           Bulan Juni 2015    0,35 0,71 0,72 0,64 0,35 0,54

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini lebih merupakan suatu alternatif, mengingat bahwa suatu endapan turbidit juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang akan memberikan ciri yang

Merupakan suatu kondisi Polis ini bahwa tidak menjamin setiap harta benda yang dalam lingkup secara langsung atau tidak langsung dijamin oleh asuransi lain (baik Polis

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Menurut Bernadin et.al, (2016:46), kinerja adalah kelakuan atau kegiatan yang berhubungan dengan tujuan organisasi, dimana organisasi tersebut merupakan keputusan dari

Dan dari hasil wawancara didapatkan bahwa sebagian besar anak yang belum mengalami menarche cendrung mempunyai persepsi yang negative terhadap mensruasi,

Sebuah akuarium berbentuk kubus, jika akuarium tersebut berisi air penuh 729 dm 3 , maka panjang rusuk bagian dalam akuarium adalah ….. Andi membawa dua utas tali dalam kegiatan